IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEM’s POTENSIAL KATEGORI DOSIS PADA PASIEN PEDIATRIK DI POLIKLINIK BAGIAN ANAK RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN PERIODE JANUARI–JUNI 2007.
IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEM’s POTENSIAL
KATEGORI DOSIS PADA PASIEN PEDIATRIK DI POLIKLINIK
BAGIAN ANAK RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN
PERIODE JANUARI–JUNI 2007
SKRIPSI
Oleh :
AZIZ MUTAQIN
K 100040223
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2008
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat pasien menjalani suatu pengobatan beberapa memperoleh hasil yang tepat
atau berhasil menyembuhkan penyakit yang dideritanya. Namun tidak sedikit yang
gagal dalam menjalani terapi, sehingga mengakibatkan biaya pengobatan semakin
mahal hingga berujung pada kematian. Penyimpangan-penyimpangan dalam terapi
tersebut disebut sebagai Drug Related Problems (DRPs) (Ernst dan Grizzle, 2001).
Suatu studi di Amerika Serikat melaporkan bahwa pada tahun 1995 penggunaan
obat untuk mencegah Drug Related Problems (DRPs) menghabiskan biaya $76,6
milyar, sedangkan pada tahun 2000 menghabiskan biaya $177,4 milyar. Sehingga
dapat disimpulkan dari tahun 1995-2000 biaya yang diakibatkan oleh DRPs
berkembang menjadi lebih dari dua kali lipat (Cerruli, 2001). Sebuah penelitian di
Inggris yang dilakukan pada salah satu unit perawatan umum menemukan 8,8%
kejadian Drug Related Problems (DRPs) pada 93% pasien darurat. Dapat dilihat juga
dari catatan sejarah bahwa di Amerika pada tahun 1971 terjadi 140.000 kematian dan
1 juta pasien yang dirawat di rumah sakit akibat adanya DRPs dari obat yang
diresepkan (Strand, dkk., 1992). Di Eropa kasus DRPs kategori dosis masuk pada
enam besar dibandingkan kategori DRPs yang lain (Bouvy, 2004). Sebuah penelitian
yang dilakukan di Stockholm Swedia, menyatakan dari 249 kasus DRPs pada
pediatrik angka kejadian DRPs kategori dosis masuk pada 2 besar yaitu sebesar 85
kasus atau 34% (Kimland, 2006).
1
2
Sedangkan pada penelitian yang dilakukan di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit
Panti Rapih Yogyakarta juga menunjukkan tingginya angka kejadian DRPs potensial
kategori dosis pada pasien pediatrik yaitu dosis kurang yang masuk dalam peringkat
pertama untuk DRPs yang sering terjadi, yaitu sebesar 60% dan dosis lebih sebesar
11.5% (Wijayanti, 2005). Pasien Pediatrik menempati peringkat kedua sebagai
spesialis medis yang sering dilibatkan dalam tindakan legal yang dihasilkan dari
Drug Related Events (Cohen, 1999). Pasien pediatrik harus diprioritaskan dalam
penanganan Drug Related Problems (DRPs) karena kondisi fisiologisnya masih
belum sempurna sehingga faktor-faktor metabolisme dan absorbsi obat tidak bisa
disamakan begitu saja dengan pasien dewasa (Ladymotts, 2005). Kejadian kesalahan
dalam pengobatan serta resiko kesalahan yang serius pada pediatrik lebih sering
terjadi dibandingkan pada orang dewasa dan mungkin terkait dengan masalah
perhitungan dosis, tidak adanya standar dosis bagi pediatrik, tidak terdapat bentuk
sediaan dan formulasi yang sesuai serta penggunaan indikasi maupun dosis obat
secara “off-licence” (Aslam, 2003).
Uraian mengenai tingginya kasus Drug Related Problems (DRPs) pada pasien
pediatrik melatarbelakangi dilakukannya penelitian mengenai Drug Related
Problems (DRPs) potensial kategori dosis pada pasien pediatri. Dipilihnya Instalasi
Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten karena
merupakan satu-satunya Rumah Sakit Umum pemerintah daerah kabupaten klaten,
sehingga kemungkinan terjadinya Drug Related Problems (DRPs) cukup besar. Hal
ini dapat dilihat dari kunjungan pasien di instalasi rawat jalan periode Januari–Juni
3
2007 sebanyak 58.943 pasien diantaranya terdapat 3.204 pasien pediatrik atau
sebesar 5,44% dari total kunjungan pasien di instalasi rawat jalan.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: apakah
terjadi DRPs potensial kategori dosis pada pasien pediatrik di Poliklinik Bagian
Anak Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Periode Januari
sampai dengan Juni 2007 ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya DRPs potensial kategori
dosis pada pasien pediatrik di Poliklinik Bagian Anak Rumah Sakit Umum Pusat Dr.
Soeradji Tirtonegoro Klaten Periode Januari - Juni 2007.
D. Tinjauan Pustaka
1. Drug Related Problems
a. Definisi
Drug Related Problems (DRPs) merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan
dari pengalaman pasien akibat atau diduga akibat terapi obat sehingga kenyataannya
potensial mengganggu keberhasilan penyembuhan yang diharapkan (Strand, dkk.,
1992). Suatu kejadian dapat disebut (DRPs) bila memenuhi dua komponen berikut:
1) Kejadian tidak diinginkan yang dialami pasien.
4
Kejadian ini dapat berupa keluhan medis, gejala, diagnosis, penyakit,
ketidakmampuan (disability), atau sindrom dapat merupakan efek dan kondisi
psikologis, fisiologis, sosiokultural atau ekonomi.
2) Ada hubungan antara kejadian tersebut dengan terapi obat.
Bentuk hubungan ini dapat berupa konsekuensi dari terapi obat mapun kejadian
yang memerlukan terapi obat sebagai solusi maupun preventif (Ladymotts,
2005).
Drug related problems (DRPs) terdiri dari DRPs aktual dan DRPs potensial.
DRPs aktual adalah problem yang sedang terjadi berkaitan dengan terapi obat yang
sedang diberikan pada penderita. Sedangkan DRPs potensial adalah problem yang
diperkirakan akan terjadi yang berkaitan dengan terapi obat yang sedang digunakan
oleh penderita (Seto, dkk., 2004).
b. Jenis Drug Related Problems
Jenis-jenis Drug Related Problems yang sering ditemukan diantaranya adalah
(Strand, dkk., 1998):
1) Terapi obat tambahan
2) Terapi obat yang tidak perlu
3) Salah obat
4) Dosis terlalu rendah
5) Reaksi obat yang merugikan
6) Dosis terlalu tinggi
7) Kepatuhan
Jenis-jenis DRPs dan penyakit yang mungkin terjadi dapat dilihat pada tabel 1.
5
Tabel 1. Jenis –jenis Drug Related Problems dan penyakit yang mungkin terjadi
DRPs
Terapi obat tambahan
Terapi obat yang tidak
perlu
Salah obat
Dosis terlalu rendah
Reaksi
obat
merugikan
Dosis terlalu tinggi
Kepatuhan
yang
Kemungkinan kasus pada DRPs
Pasien dengan kondisi terbaru membutuhkan terapi obat yang terbaru
Pasien yang kronik membutuhkan lanjutan terapi obat.
Pasien dengan kondisi kesehatan yang membutuhkan kombinasi
farmakoterapi untuk mencapai efek sinergis atau potensiasi.
Pasien dengan resiko pengembangan kondisi kesehatan baru dapat dicegah
dengan penggunaan terapi prophylactic drug atau premedication.
Pasien yang mendapatkan obat yang tidak tepat indikasi.
Pasien yang toksik karena obat atau hasil pengobatan.
Pengobatan pada pasien pengkonsumsi obat, alkohol dan rokok.
Pasien dalam kondisi pengobatan yang lebih baik diobati dengan non drug
theraphy.
Pasien dengan multiple drugs untuk kondisi dimana hanya single drug therapy dapat digunakan.
Pasien dengan terapi obat untuk penyembuhan dapat menghindari reaksi
yang merugikan dengan pengobatan lainnya.
Pasien dimana obatnya tidak efektif.
Pasien alergi.
Pasien menerima obat yang paling tidak efektif untuk indikasi pengobatan.
Pasien dengan faktor resiko pada kontraindikasi penggunaan obat.
Pasien menerima obat efektif tetapi least costly.
Pasien menerima obat efektif tetapi tidak aman.
Pasien yang terkena infeksi resistensi terhadap obat yang digunakan.
Pasien menjadi sulit disembuhkan dengan terapi obat yang digunakan.
Pasien menerima kombinasi produk yang tidak perlu dimana single drugs
dapat memberikan pengobatan yang tepat.
Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk menimbulkan respon.
Konsentrasi obat dalam serum pasien di bawah range terapeutik yang
diharapkan.
Waktu prophylaksis (presugikal) antibiotik diberikan terlalu cepat.
Dosis dan flexibility tidak cukup untuk pasien.
Terapi obat berubah sebelum terapeutik percobaan cukup untuk pasien.
Pemberian obat terlalu cepat.
Pasien alergi
Pasien dengan faktor resiko yang berbahaya bila obat digunakan.
Ketersediaan dari obat dapat menyebabkan interaksi dengan obat lain atau
makanan pasien.
Efek dari obat dapat diubah oleh substansi makanan pasien.
Efek dari obat diubah oleh enzym inhibitor atau induktor dari obat lain.
Efek dari obat diubah dengan pemindahan obat dari binding site oleh obat
lain.
Hasil laboratorium dapat berubah karena gangguan obat lain.
Dosis terlalu tinggi.
Konsentrasi obat dalam serum pasien diatas therapeutic range obat yang
diharapkan.
Dosis obat meningkat terlalu cepat.
Obat, dosis, rute, perubahan formulasi yang tidak tepat.
Dosis dan interval flexibility tidak tepat.
Pasien tidak menerima aturan pemakaian obat yang tepat (penulisan, obat,
pemberian, pemakaian).
Pasien tidak menuruti (ketaatan) rekomendasi yang diberikan untuk
pengobatan.
Pasien tidak mengambil obat yang diresepkan karena harganya mahal.
Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan karena kurang
mengerti.
Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan secara konsisten
karena merasa sudah sehat.
(Strand, dkk., 1998).
6
2. Dosis
a. Definisi
Dosis (takaran) suatu obat ialah banyaknya suatu obat yang dapat dipergunakan
atau diberikan kepada seorang penderita baik untuk dipakai sebagai obat dalam
maupun luar (Anonim, 2003).
b. Macam-Macam Dosis
1) Dosis terapi adalah sejumlah dosis yang memberikan efek terapetik pada
penderita dewasa (Joenoes, 2004).
2) Dosis maksimum adalah dosis yang terbesar yang dapat diberikan kepada orang
dewasa untuk pemakaian sekali dan sehari tanpa membahayakan (Anonim,
2003).
3) Dosis toksik adalah dosis obat yang diberikan melebihi dosis terapi, terutama
obat yang tergolong racun dan ada kemungkinan terjadi keracunan.
4) Dosis letal adalah dosis toksik yang sampai mengakibatkan kematian (Joenoes,
2004).
Dosis obat yang diberikan kepada penderita dipengaruhi oleh beberapa faktor
meliputi: faktor obat, cara pemberian obat tersebut dan penderita. Terutama faktor
penderita seringkali kompleks sekali, karena perbedaan individual terhadap respon
obat tidak selalu diprakirakan (Joenoes, 2004).
Di bidang pediatrik dalam menentukan dosis obat untuk terapi sering ditemukan
kesulitan-kesulitan, terutama bila menyangkut pengobatan anak prematur, anak baru
lahir, dan juga yang masih bayi. Alasannya ialah karena organ-organ pada penderita
ini masih belum berfungsi secara sempurna, antara lain hepar, ginjal, dan susunan
7
saraf pusat (Joenoes, 2004). Kegagalan mengenali bahwa farmakokinetika pada
pediatrik berbeda dibandingkan dengan orang dewasa dapat menimbulkan kesalahan
yang tragis pada pengobatan (Aslam, 2003).
Perhitungan dosis pada pediatrik didasarkan pada umur, berat badan atau body
surface area (Hughes, 1998). Perhitungan dosis pada pediatrik berdasarkan rumus
sebagai berikut:
1) Perhitungan berdasarkan berat badan :
Rumus Clark :
a)
Berat badan pediatrik (pound)
× D dewasa
150
1 pound = ½ kg
b)
Berat badan pediatrik (kg)
× D dewasa
70
2) Perhitungan berdasarkan umur :
a) Umur < 1 tahun
Rumus Fried ( m dalam bulan )
Da =
m
× D dewasa
150
b) Rumus Young
Da =
n
× D dewasa
n + 12
n = 1-8 tahun
c) Rumus Dilling
Da =
n
× D dewasa
20
8
n = 8-12 tahun ( Anonim, 2003).
3) Perhitungan menurut luas permukaan tubuh :
Rumus Crawford Terry Rouke
Da =
LPT pediatrik
× D dewasa
1,73
LPT =
tinggi ( cm ) x BB
× D dewasa ( Joenoes, 2004 ).
3600
DRPs kategori dosis terbagi menjadi dua bagian yaitu dosis terlalu rendah dan
dosis terlalu tinggi. Dosis kurang atau dosis terlalu rendah adalah apabila dosis yang
diterima pasien adalah berada di bawah 20% rentang dosis terapi pada pasien
pediatrik dari buku standar yang digunakan (FDA, 2004).
Drug Related Problems kategori dosis terlalu rendah disebabkan oleh :
a. Dosis obat salah
b. Frekuensi pemberian tidak tepat
c. Durasi pemberian obat tidak tepat
d. Penyimpanan obat yang tidak tepat
e. Pemberian obat tidak tepat
f. Interaksi obat
Dosis lebih atau dosis terlalu tinggi adalah apabila dosis yang diterima pasien
adalah berada di atas 20% rentang dosis terapi pada pasien pediatrik dari buku
standar yang digunakan (FDA, 2004).
Drug Related Problems kategori dosis terlalu tinggi disebabkan oleh :
a. Dosis obat salah
b. Frekuensi pemberian tidak tepat
9
c. Durasi pemberian obat tidak tepat
d. Interaksi obat (Rovers, dkk., 2003)
3. Pasien Pediatrik
Masa
kanak-kanak
menggambarkan
suatu
periode
pertumbuhan
dan
perkembangan yang cepat. Penggunaan obat untuk pediatrik merupakan hal khusus
yang berkaitan dengan perbedaan laju perkembangan organ, sistem dalam tubuh
maupun enzim yang bertanggung jawab terhadap metabolisme dan ekskresi obat.
Sesuai dengan alasan tersebut maka dosis obat, formulasi, hasil pengobatan dan efek
samping obat yang timbul sangat beragam sepanjang masa anak-anak. Oleh karena
itu, anggapan bahwa pediatrik sama dengan orang dewasa dalam ukuran kecil
tidaklah tepat (Aslam, 2003).
Agar dapat menentukan dosis obat disarankan beberapa penggolongan untuk
membagi
masa
anak-anak.
The
British
Paediatric
Association
(BPA)
mengelompokkan usia anak didasarkan pada saat terjadinya perubahan-perubahan
biologis sebagai berikut:
a. Neonatus : awal kelahiran sampai usia 1 bulan
b. Bayi
: usia 1 bulan sampai 2 tahun
c. Anak
: usia 2 tahun sampai 12 tahun
d. Remaja
: usia 12 tahun sampai 18 tahun (Aslam, 2003).
Penggunaan dosis obat pada anak-anak bisanya berdasarkan pada dosis dewasa
dengan menyesuaikan usia pasien, berat badan atau body surface area, tanpa
memperhatikan perbedaan pada perubahan maturasi komposisi lemak tubuh, renal,
fungsi hepar dan absorpsi obat pada masing-masing pasien pediatrik. Dosis pada
10
anak-anak bervariasi dan bersifat individual tergantung pada faktor-faktor seperti
keadaan premature, usia dan berat badan. Perbedaan farmakokinetik dan
farmakodinamik di antara pasien dewasa dan anak-anak sering kali tidak
mempertimbangkan ketika obat diresepkan, sehingga berujung pada terjadinya
medication error (Cohen, 1999). Fungsi ginjal anak yang baru lahir belum sempurna.
Ini disebabkan jaringan ginjal masih mengalami diferensiasi yang mengakibatkan
berkurangnya filtrasi glomerulus. Baru pada umur di atas satu tahun pediatrik
menghasilkan urine dengan konsentrasi seperti orang dewasa, sampai umur satu
tahun pediatrik membutuhkan empat sampai enam kali air dibanding dengan orang
dewasa bila diperhitungkan per satuan berat badan. Susunan Saraf Pusat (SSP) belum
berkembang sempurna pada anak baru lahir. Biar pun besarnya otak seorang anak
umur satu tahun telah mencapai 2/3 dari besar otak orang dewasa, tetapi koordinasi
SSP dengan saraf autonomik masih belum sempurna. Pediatrik baru lahir mempunyai
29,7% lebih cairan tubuh dari orang dewasa, bila dihitung per satuan berat badan.
Pada umur 6 bulan seluruh cairan tubuh masih 20,7% lebih tinggi, dan pediatrik
sampai umur 7 tahun pun masih mempunyai 5,5% lebih cairan tubuh (Joenoes,
2004).
4. Rekam medik
Perkembangan suatu penyakit pada seorang penderita dan terapi yang diarahkan
untuk menyembuhkannya perlu ditulis lengkap di dalam suatu dokumen yang disebut
rekam medis. Rekam medis ini digunakan untuk dokumentasi. Dokumentasi berguna
untuk pengelolaan penderita, pendidikan dan riset. Rekam medis harus diperlakukan
secara khusus. Menurut peraturan Menteri Kesehatan, rekam medis merupakan
11
dokumen milik rumah sakit, tetapi data dan isinya adalah milik penderita. Oleh
karena itu kerahasiaan isinya harus dilindungi dan dijaga oleh rumah sakit. Tindakan
atau kelalaian yang mengakibatkan bocornya kerahasiaan ini merupakan tindakan
pidana. Isi yang shahih dan benar dalam suatu rekam medis sangat menentukan
kegunaannya sebagai alat bantu dalam proses pelayanan kesehatan (Sjamsuhidayat
dan Jong, 1997).
Rekam medik merupakan bukti tertulis tentang proses pelayanan yang diberikan
oleh dokter dan tenaga kesehatan lainnya kepada pasien, hal ini merupakan cerminan
kerjasama lebih dari satu orang tenaga kesehatan untuk menyembuhkan pasien. Bukti
tertulis pelayanan dilakukan setelah pemeriksaan, tindakan pengobatan, sehingga
dapat dipertanggungjawabkan (Sjamsuhidayat dan Jong, 1997).
Manfaat rekam medik (Sabarguna, 2003) adalah sebagai berikut :
a. Administrasi:
Sebagai dasar pemeliharaan dan pengobatan pasien rekam
medik dapat dipakai sebagai sumber informasi, alat komunikasi medik antar
tenaga medik, alat komunikasi medik antar rumah sakit (rujukan).
b. Hukum:
Sebagai bahan pembuktian dalam perkara hukum, sebagai
bukti tertulis untuk melindungi kepentingan pasien, dokter, dan rumah sakit.
c. Keuangan:
Sebagai dasar perhitungan biaya layanan kesehatan sekaligus
dasar analisa biaya pelayanan kesehatan.
d. Riset dan edukasi: Sebagai bahan penelitian kesehatan dan pendidikan.
e. Dokumentasi:
dipakai
sebagai
manajemen.
Bahan-bahan yang berasal dari catatan rekam medik dapat
bahan
pertimbangan
untuk
pengambilan
kepentingan
R/
R/
26
471387
L
7th,4bl
19kg
Fever
R/
27
527307
L
10th,3bl
23kg
Dermatitis
R/
28
378580
L
5th,9bl
16,5kg
PKTB
R/
29
427687
L
3th,8bl
16kg
ISPA
R/
R/
Vitamin B6
Rifampisin
130mg
Salbutamol
3x0,8mg
Paracetamol
200mg
Sanmol 3x250mg
INH 165mg
Vitamin B6
Rifampisin
250mg
Cetrizine 3,5mg
Sanmol 3x1½cth
_
130mg
0.8mg
2,4mg
200mg
600mg
250mg
750mg
165mg
_
250mg
3,5mg
4½cth
1½cth
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
1-2mg/kgBB/hr tiap3-4jam(IONI)
10-15mg/kgBB/hr tiap 4-6jam
(PDH)
10-15mg/kgBB/hr tiap 4-6jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
5-10mg/hr (DIH)
10-15mg/kgBB/hr tiap 4-6jam
(PDH)
8-24mg
0.8-2.4mg
v
8-18mg
v
8-18mg
v
8-24mg
8-24mg
4-12mg
8-18mg
v
v
Lampiran 3.
NO
30
31
NO
REKAM
MEDIK
427687
526524
JK
(L/P)
L
L
USIA
BB
5th,8bl
(KG)
16kg
8th
24kg
DIAGNOSIS
Faringitis
PKTB
RESEP
R/
R/
R/
R/
R/
32
354473
P
8th,10bl
14kg
PKTB
R/
R/
R/
33
516123
P
15bl
9,9kg
PKTB
R/
Salbutamol
1,5mg
Ambroxol 7,5mg
INH 240mg
Vitamin B6
Rifampisin
360mg
Pirazinamide
2x300mg
Cefixime
2x120mg
INH 140mg
Vitamin B6
Rifampisin
210mg
Salbutamol
1,5mg
INH 100mg
DOSIS RESEP
1-2mg/kgBB/hr tiap3-4jam(IONI)
RANGE
DOSIS
± 20%
0.8-2.4mg
7,5mg
7,5-22,5mg/hr (DOI)
6-27mg
240mg
_
360mg
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
20-40mg/kg/hr tiap 1224jam(PDH)
1,5-3mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
SEKALI
1,5mg
SEHARI
300mg
600mg
120mg
240mg
140mg
_
210mg
DOSIS STANDART
BESARAN
lebih
kurang
v
v
16-48mg
1.2-3.6mg
v
8-24mg
1,5mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
1-2mg/kgBB/hr tiap3-4jam(IONI)
8-24mg
0.8-2.4mg
100mg
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
v
FREKUENSI
lebih
kurang
R/
34
522808
P
23bl
9,7kg
PKTB
R/
35
513920
P
3th,5bl
13,9kg
PKTB
R/
R/
36
514052
L
17bl
9,2kg
PKTB
R/
R/
37
526585
L
7th
18,5kg
PKTB
R/
R/
R/
38
518036
P
3th,3bl
11kg
PKTB
R/
R/
39
519262
L
1th,10bl
8,7kg
PKTB
R/
R/
40
513406
L
10th,1bl
PKTB
R/
R/
41
530005
P
2th,9bl
PKTB
R/
R/
42
531138
P
2th,10bl
14kg
11,5kg
Fever
R/
R/
R/
43
531094
P
12,5bl
6,8kg
PKTB
R/
Vitamin B6
Rifampisin
150mg
INH 100mg
Rifampisin
150mg
INH 130mg
Rifampisin
195mg
INH 90mg
Rifampisin
135mg
INH 180mg
Rifampisin
270mg
Pirazinamide
2x225mg
INH 110mg
Rifampisin
165mg
INH 85mg
Rifampisin
130mg
INH 300mg
Rifampisin
450mg
INH 140mg
Rifampisin
200mg
Pirazinamide
2x175mg
Amoxicilin
3x200mg
Paracetamol
3x1cth
Diazepam 3x1mg
INH 70mg
Rifampisin
100mg
_
150mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
100mg
150mg
130mg
195mg
90mg
135mg
180mg
270mg
225mg
450mg
110mg
165mg
85mg
130mg
300mg
450mg
140mg
200mg
175mg
350mg
200mg
600mg
1cth
3cth
1mg
3mg
70mg
100mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
20-40mg/kg/hr tiap 1224jam(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
20-40mg/kg/hr tiap 1224jam(PDH)
25-50mg/kgBB/hr tiap 8jam
(PDH)
10-15mg/kgBB/hr tiap 4-6jam
(PDH)
0,2-0,3mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
8-24mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
16-48mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
16-48mg
20-60mg
8-18mg
0.16-0.36mg
8-24mg
8-24mg
v
R/
44
45
531158
531126
L
P
1th,4bl
6th,6bl
10kg
10kg
Konstipasi
PKTB
R/
R/
R/
R/
Pirazinamide
2x90mg
Micholax 5ml
INH 160mg
Rifampisin
240mg
Pirazinamide
2x200mg
90mg
180mg
_
160mg
240mg
200mg
400mg
20-40mg/kg/hr tiap 1224jam(PDH)
16-48mg
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
20-40mg/kg/hr tiap 1224jam(PDH)
8-24mg
8-24mg
16-48mg
Lampiran 4.
NO
46
NO
REKAM
MEDIK
523457
JK
USIA
BB
DIAGNOSIS
(L/P)
L
12th
(KG)
24,5kg
Tonsilitis
RESEP
R/
R/
47
515122
L
6th,8bl
19kg
PKTB
R/
R/
48
354473
P
5th,8bl
14,1kg
PKTB
R/
R/
49
522808
P
2th
13kg
PKTB
R/
R/
50
51
513920
526585
P
L
3th,6bl
7th,2bl
13,4kg
19kg
PKTB
PKTB
R/
R/
R/
R/
52
530005
P
2th,10bl
15kg
PKTB
R/
R/
53
496054
L
24bl
10,5kg
PKTB
R/
R/
Pamol®
3x250mg
Amoxicilin
3x250mg
INH 190mg
Rifampisin
290mg
INH 140mg
Rifampisin
210mg
INH 100mg
Rifampisin
160mg
INH 140mg
Rifampisin
100mg
INH 190mg
Rifampisin
270mg
INH 150mg
Rifampisin
320mg
INH 110mg
Rifampisin
160mg
DOSIS RESEP
SEKALI
250mg
SEHARI
750mg
250mg
750mg
190mg
290mg
140mg
210mg
100mg
160mg
480mg
140mg
100mg
420mg
300mg
190mg
270mg
570mg
810mg
150mg
320mg
450mg
960mg
110mg
160mg
330mg
320mg
DOSIS STANDART
10-15mg/kgBB/hr tiap 4-6jam
(PDH)
25-50mg/kgBB/hr tiap 8jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
RANGE
DOSIS
± 20%
8-18mg
BESARAN
lebih
v
kurang
FREKUENSI
lebih
20-60mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
v
v
8-24mg
8-24mg
v
8-24mg
8-24mg
v
v
8-24mg
8-24mg
v
v
8-24mg
8-24mg
v
v
v
v
v
kurang
54
531094
P
12,5bl
6,8kg
PKTB
R/
R/
R/
55
56
515122
535324
L
P
6th,9bl
5th,6bl
20kg
15kg
PKTB
Faringitis
R/
R/
R/
R/
57
535221
L
17bl
10,9kg
PKTB
R/
R/
R/
58
535208
P
8th,7bl
20kg
PKTB
R/
R/
R/
59
508272
L
23bl
14,9kg
PKTB
R/
R/
60
531494
L
2th,6bl
11,2kh
PKTB
R/
R/
R/
61
517090
L
17bl
9,6kg
PKTB
R/
R/
62
530826
P
10th,4bl
25kg
PKTB
R/
R/
INH 80mg
Rifampisin
100mg
Pirazinamide
2x90mg
INH 3x200mg
Rifampisin
3x300mg
Amoxicilin
3x225mg
Salbutamol
3x15mg
Ambroxol
3x60mg
Paracetamol
3x100mg
INH 3x110mg
Rifampisin
3x165mg
Pirazinamide
2x125mg
INH 3x200mg
Rifampisin
3x300mg
Pirazinamide
2x250mg
INH 150mg
Rifampisin
215mg
INH 115mg
Rifampisin
165mg
Pirazinamide
2x115mg
INH 3x100mg
Rifampisin
2x150mg
INH 3x250mg
Rifampisin
3x350mg
80mg
100mg
90mg
180mg
200mg
300mg
600mg
900mg
225mg
675mg
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
20-40mg/kg/hr tiap 1224jam(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
25-50mg/kgBB/hr tiap8jam (PDH)
15mg
45mg
1-2mg/kgBB/hr tiap3-4jam(IONI)
0.8-2.4mg
60mg
180mg
7,5-22,5mg/hr (DOI)
6-27mg
100mg
300mg
8-18mg
v
110mg
165mg
330mg
495mg
8-24mg
8-24mg
v
v
v
125mg
250mg
200mg
300mg
600mg
900mg
v
v
v
250mg
500mg
10-15mg/kgBB/hr tiap 4-6jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
20-40mg/kg/hr tiap 1224jam(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
20-40mg/kg/hr tiap 1224jam(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
20-40mg/kg/hr tiap 1224jam(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
150mg
215mg
115mg
165mg
115mg
230mg
100mg
150mg
300mg
300mg
250mg
350mg
750mg
1050mg
8-24mg
8-24mg
16-48mg
8-24mg
8-24mg
20-60mg
v
v
v
v
16-48mg
8-24mg
8-24mg
16-48mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
16-48mg
8-24mg
8-24mg
v
v
8-24mg
8-24mg
v
v
v
R/
Pirazinamide
2x300mg
300mg
600mg
20-40mg/kg/hr tiap 1224jam(PDH)
16-48mg
DOSIS STANDART
RANGE
DOSIS
± 20%
8-24mg
lebih
v
8-24mg
v
Lampiran 5.
NO
63
NO
REKAM
MEDIK
518687
JK
USIA
BB
DIAGNOSIS
(L/P)
P
17bl
(KG)
8,5th
PKTB
RESEP
R/
INH 3x90mg
R/
Rifampisin
3x130mg
Salbutamol
3x0,8mg
Antasida 3x5ml
INH 120mg
R/
64
532988
L
3th,8bl
11,9kg
PKTB
R/
R/
66
354473
P
5th,9bl
14,1kg
PKTB
R/
67
455374
P
2th,6bl
11,7kg
fever
R/
R/
Rifampisin
150mg
Pirazinamide
2x150mg
INH 220mg
Rifampisin
300mg
Pirazinamide
2x250mg
Rifampisin
250mg
INH 150mg
Ampicilin 150mg
R/
Paracetamol 1cth
R/
Rifampisin
150mg
INH 100mg
Vitamin B6
10mg
Rifampisin
200mg
INH 150mg
R/
65
533009
L
8th
22,5kg
PKTB
R/
R/
R/
68
522808
P
2th,1bl
10,8kg
PKTB
R/
69
513920
P
3th,7bl
13,4kg
PKTB
R/
R/
DOSIS RESEP
SEKALI
90mg
SEHARI
270mg
130mg
390mg
0,8mg
2,4mg
5ml
120mg
15ml
150mg
150mg
300mg
220mg
300mg
250mg
250mg
150mg
150mg
1cth
150mg
100mg
10mg
200mg
150mg
500mg
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
BESARAN
kurang
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
1-2mg/kgBB/hr tiap3-4jam(IONI)
0.8-2.4mg
v
5-15ml/3-6jam (PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
4-18mg
8-24mg
v
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
20-40mg/kg/hr tiap 1224jam(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
20-40mg/kg/hr tiap 1224jam(PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
50-100mg/kgBB/hr tiap
6jam(PDH)
10-15mg/kgBB/hr tiap 4-6jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
8-24mg
16-48mg
8-24mg
8-18mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
lebih
v
16-48mg
8-24mg
40-120mg
FREKUENSI
v
kurang
70
514052
L
19bl
9,5kg
PKTB
R/
R/
71
524543
P
9th,10bl
23,5kg
PKTB
R/
R/
72
513406
L
11th,1bl
30kg
PKTB
R/
R/
73
528836
P
10bl
6,5kg
fever
R/
R/
R/
74
519849
L
25bl
8,9kg
PKTB
R/
R/
75
530005
P
2th,11bl
15,5kg
PKTB
R/
R/
Vitamin B6
20mg
Rifampisin
150mg
INH 100mg
Vitamin B6
10mg
INH 230mg
Vitamin B6
10mg
Rifampisin
345mg
Biolicin
Rifampisin
450mg
INH 300mg
Vitamin B6
Amoxicilin
200mg
Ampicilin
Efedrin
Paracetamol
3x1/2cth
INH 90mg
Vitamin B6
10mg
Rifampisin
135mg
Multivitamin
Rifampisin
200mg
INH 150mg
Vitamin B6
10mg
20mg
150mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
230mg
10mg
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
345mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
8-24mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
100mg
10mg
_
450mg
300mg
_
200mg
_
_
1/2cth/60ml
25-50mg/kgBB/hr tiap 8jam
(PDH)
50-100mg/kg/hr tiap 6jam (PDH)
1½cth/180mg
90mg
10mg
135mg
1cth
200mg
150mg
10mg
10-15mg/kgBB/hr tiap 4-6jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
8-24mg
20-60mg
40-120mg
8-18mg
v
8-24mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
8-24mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
v
8-24mg
Lampiran 6.
NO
NO
REKAM
JK
USIA
BB
DIAGNOSIS
RESEP
DOSIS RESEP
DOSIS STANDART
RANGE
DOSIS
BESARAN
FREKUENSI
76
MEDIK
516392
(L/P)
P
23bl
(KG)
9,1kg
PKTB
R/
R/
R/
77
515122
P
6th,10bl
19,5kg
PKTB
R/
R/
78
535221
L
18bl
11,4kg
PKTB
R/
R/
R/
R/
79
535208
L
8th,8bl
20kg
PKTB
R/
R/
R/
80
508272
L
24bl
13,7kg
PKTB
R/
R/
81
531494
L
2th,7bl
11,5kg
PKTB
R/
R/
82
533863
L
10bl
9kg
Faringitis
R/
R/
Rifampisin
150mg
INH 100mg
Vitamin B6
10mg
Ampicilin
Efedrin
INH 200mg
Vitamin B6
10mg
Rifampisin
300mg
Biolicin
Rifampisin
120mg
INH 100mg
Vitamin B6
10mg
Pirazinamide
2x125mg
Rifampisin
300mg
INH 200mg
Vitamin B6
10mg
Pirazinamide
2x250mg
INH 140mg
Rifampisin
210mg
INH 115mg
Vitamin B6
Rifampisin
170mg
Amoxicilin
120mg
Trimenza
Dexametazon
0,2mg
SEKALI
150mg
SEHARI
100mg
10mg
_
_
200mg
10mg
300mg
_
120mg
100mg
10mg
125mg
250mg
300mg
200mg
10mg
250mg
140mg
210mg
115mg
_
170mg
120mg
1/6tab
0,2mg
500mg
± 20%
8-24mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
8-24mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
kurang
8-24mg
20-40mg/kg/hr tiap 1224jam(PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
16-48mg
20-40mg/kg/hr tiap 1224jam(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
16-48mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
25-50mg/kgBB/hr tiap 8jam
(PDH)
8-24mg
0,2-0,5mg/kgBB/hr (PDH)
lebih
8-24mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
20-60mg
v
v
lebih
kurang
83
84
517090
354473
L
P
18bl
5th,10bl
10kg
14kg
antelmintikum
PKTB
R/
R/
R/
R/
85
522808
P
2th,2bl
11,1kg
PKTB
R/
R/
86
513920
P
3th,2bl
13,3kg
PKTB
R/
R/
Salbutamol
0,8mg
Ambroxol 50mg
Paracetamol
100mg
Apialys syrp
Combantrin
100mg
INH 120mg
Vitamin B6
10mg
Rifampisin
150mg
Paracetamol
INH 120mg
Vitamin B6
10mg
Rifampisin
150mg
INH 130mg
Vitamin B6
Rifampisin
200mg
0,8mg
1-2mg/kgBB/hr tiap3-4jam(IONI)
0.8-2.4mg
50mg
100mg
7,5-22,5mg/hr (DOI)
10-15mg/kgBB/hr tiap 4-6jam
(PDH)
6-27mg
8-18mg
11mg/kgBB (ISO)
8.8-13.2mg
120mg
10mg
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
150mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-15mg/kgBB/hr tiap 4-6jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
_
100mg
_
120mg
10mg
150mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
130mg
_
200mg
v
8-18mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
8-24mg
DOSIS STANDART
RANGE
DOSIS
± 20%
8-24mg
Lampiran 7.
NO
87
NO
REKAM
MEDIK
514052
JK
USIA
BB
DIAGNOSIS
(L/P)
L
20bl
(KG)
9,6kg
PKTB
RESEP
R/
R/
88
519849
L
26bl
9kg
PKTB
R/
DOSIS RESEP
INH 130mg
Vitamin B6
Rifampisin
SEKALI
130mg
_
_
Multivitamin
INH 90mg
Vitamin B6
_
90mg
10mg
SEHARI
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
8-24mg
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
BESARAN
lebih
kurang
FREKUENSI
lebih
kurang
R/
89
530005
P
3th
15,5kg
PKTB
R/
R/
90
516392
P
2th
9,3kg
PKTB
R/
R/
91
508272
L
2th,1bl
14,8mg
PKTB
R/
R/
R/
R/
92
531494
L
2th,8bl
11,9kg
PKTB
R/
R/
93
94
533881
530826
L
P
2th,6bl
10th
13,4kg
27,5kg
GI
R/
PKTB
R/
R/
R/
532988
L
3th,10bl
13kg
PKTB
Rifampisin
150mg
Salbutamol
Multivitamin
INH 150mg
Vitamin B6
10mg
Rifampisin
225mg
INH 120mg
Vitamin B6
10mg
Rifampisin
180mg
Multivitamin
Sanmol
135mg
_
230mg
155mg
_
100mg
_
150mg
_
_
150mg
10mg
225mg
120mg
10mg
180mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
8-24mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
8-24mg
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
8-24mg
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
8-24mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
8-24mg
10-15mg/kgBB/hr tiap 4-6jam
(PDH)
5-15ml/kgBB/hr tiap3-6jam (PDH)
8-18mg
_
R/
R/
Antasida
Ampicilin
Rifampisin
350mg
INH 225mg
Vitamin B6
10mg
INH 130mg
Rifampisin
130mg
_
R/
R/
Salbutamol
CTM
_
_
R/
95
10mg
Rifampisin
135mg
Multivitamin
Rifampisin
230mg
INH 155mg
Vitamin B6
INH 100mg
Vitamin B6
350mg
225mg
10mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
4-18mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
96
533009
L
8th,2bl
24kg
PKTB
R/
R/
97
541343
L
11bl
9,2kg
PKTB
R/
R/
R/
R/
Vitamin B6
INH 240mg
Vitamin B6
10mg
Rifampisin
360mg
INH 90mg
Vitamin B6
10mg
Rifampisin
140mg
Pirazinamide
115mg
Multivitamin
_
240mg
10mg
360mg
90mg
10mg
140mg
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
20-40mg/kg/hr tiap 1224jam(PDH)
115mg
8-24mg
8-24mg
16-48mg
v
_
Lampiran 8.
NO
98
NO
REKAM
MEDIK
508243
JK
USIA
BB
DIAGNOSIS
(L/P)
P
2th1/2bl
(KG)
9,1kg
PKTB
RESEP
R/
R/
R/
99
508243
P
2th,1bl
9,2kg
PKTB
R/
R/
R/
100
525171
P
1th,1bl
11kg
PKTB
R/
R/
INH 90mg
Vitamin B6
10mg
Rifampisin
140mg
Pirazinamide
110mg
INH 90mg
Vitamin B6
Rifampisin
140mg
Pirazinamide
110mg
Salbutamol
1,6mg
Ambroxol 8mg
Cetrizine 4mg
DOSIS RESEP
SEKALI
90mg
10mg
SEHARI
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
140mg
110mg
DOSIS STANDART
220mg
90mg
_
140mg
110mg
220mg
1,6mg
4,8mg
8mg
4mg
24mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
20-40mg/kg/hr tiap 1224jam(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
RANGE
DOSIS
± 20%
8-24mg
BESARAN
lebih
kurang
8-24mg
16-48mg
8-24mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
20-40mg/kgBB/hr tiap 1224jam(PDH)
1-2mg/kgBB/hr tiap3-4jam(IONI)
8-24mg
0.8-2.4mg
v
7,5-22,5mg/hr (DOI)
5-10mg/hr (DIH)
6-27mg
4-12mg
v
v
16-48mg
FREKUENSI
lebih
kurang
KATEGORI DOSIS PADA PASIEN PEDIATRIK DI POLIKLINIK
BAGIAN ANAK RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN
PERIODE JANUARI–JUNI 2007
SKRIPSI
Oleh :
AZIZ MUTAQIN
K 100040223
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2008
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat pasien menjalani suatu pengobatan beberapa memperoleh hasil yang tepat
atau berhasil menyembuhkan penyakit yang dideritanya. Namun tidak sedikit yang
gagal dalam menjalani terapi, sehingga mengakibatkan biaya pengobatan semakin
mahal hingga berujung pada kematian. Penyimpangan-penyimpangan dalam terapi
tersebut disebut sebagai Drug Related Problems (DRPs) (Ernst dan Grizzle, 2001).
Suatu studi di Amerika Serikat melaporkan bahwa pada tahun 1995 penggunaan
obat untuk mencegah Drug Related Problems (DRPs) menghabiskan biaya $76,6
milyar, sedangkan pada tahun 2000 menghabiskan biaya $177,4 milyar. Sehingga
dapat disimpulkan dari tahun 1995-2000 biaya yang diakibatkan oleh DRPs
berkembang menjadi lebih dari dua kali lipat (Cerruli, 2001). Sebuah penelitian di
Inggris yang dilakukan pada salah satu unit perawatan umum menemukan 8,8%
kejadian Drug Related Problems (DRPs) pada 93% pasien darurat. Dapat dilihat juga
dari catatan sejarah bahwa di Amerika pada tahun 1971 terjadi 140.000 kematian dan
1 juta pasien yang dirawat di rumah sakit akibat adanya DRPs dari obat yang
diresepkan (Strand, dkk., 1992). Di Eropa kasus DRPs kategori dosis masuk pada
enam besar dibandingkan kategori DRPs yang lain (Bouvy, 2004). Sebuah penelitian
yang dilakukan di Stockholm Swedia, menyatakan dari 249 kasus DRPs pada
pediatrik angka kejadian DRPs kategori dosis masuk pada 2 besar yaitu sebesar 85
kasus atau 34% (Kimland, 2006).
1
2
Sedangkan pada penelitian yang dilakukan di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit
Panti Rapih Yogyakarta juga menunjukkan tingginya angka kejadian DRPs potensial
kategori dosis pada pasien pediatrik yaitu dosis kurang yang masuk dalam peringkat
pertama untuk DRPs yang sering terjadi, yaitu sebesar 60% dan dosis lebih sebesar
11.5% (Wijayanti, 2005). Pasien Pediatrik menempati peringkat kedua sebagai
spesialis medis yang sering dilibatkan dalam tindakan legal yang dihasilkan dari
Drug Related Events (Cohen, 1999). Pasien pediatrik harus diprioritaskan dalam
penanganan Drug Related Problems (DRPs) karena kondisi fisiologisnya masih
belum sempurna sehingga faktor-faktor metabolisme dan absorbsi obat tidak bisa
disamakan begitu saja dengan pasien dewasa (Ladymotts, 2005). Kejadian kesalahan
dalam pengobatan serta resiko kesalahan yang serius pada pediatrik lebih sering
terjadi dibandingkan pada orang dewasa dan mungkin terkait dengan masalah
perhitungan dosis, tidak adanya standar dosis bagi pediatrik, tidak terdapat bentuk
sediaan dan formulasi yang sesuai serta penggunaan indikasi maupun dosis obat
secara “off-licence” (Aslam, 2003).
Uraian mengenai tingginya kasus Drug Related Problems (DRPs) pada pasien
pediatrik melatarbelakangi dilakukannya penelitian mengenai Drug Related
Problems (DRPs) potensial kategori dosis pada pasien pediatri. Dipilihnya Instalasi
Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten karena
merupakan satu-satunya Rumah Sakit Umum pemerintah daerah kabupaten klaten,
sehingga kemungkinan terjadinya Drug Related Problems (DRPs) cukup besar. Hal
ini dapat dilihat dari kunjungan pasien di instalasi rawat jalan periode Januari–Juni
3
2007 sebanyak 58.943 pasien diantaranya terdapat 3.204 pasien pediatrik atau
sebesar 5,44% dari total kunjungan pasien di instalasi rawat jalan.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: apakah
terjadi DRPs potensial kategori dosis pada pasien pediatrik di Poliklinik Bagian
Anak Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Periode Januari
sampai dengan Juni 2007 ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya DRPs potensial kategori
dosis pada pasien pediatrik di Poliklinik Bagian Anak Rumah Sakit Umum Pusat Dr.
Soeradji Tirtonegoro Klaten Periode Januari - Juni 2007.
D. Tinjauan Pustaka
1. Drug Related Problems
a. Definisi
Drug Related Problems (DRPs) merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan
dari pengalaman pasien akibat atau diduga akibat terapi obat sehingga kenyataannya
potensial mengganggu keberhasilan penyembuhan yang diharapkan (Strand, dkk.,
1992). Suatu kejadian dapat disebut (DRPs) bila memenuhi dua komponen berikut:
1) Kejadian tidak diinginkan yang dialami pasien.
4
Kejadian ini dapat berupa keluhan medis, gejala, diagnosis, penyakit,
ketidakmampuan (disability), atau sindrom dapat merupakan efek dan kondisi
psikologis, fisiologis, sosiokultural atau ekonomi.
2) Ada hubungan antara kejadian tersebut dengan terapi obat.
Bentuk hubungan ini dapat berupa konsekuensi dari terapi obat mapun kejadian
yang memerlukan terapi obat sebagai solusi maupun preventif (Ladymotts,
2005).
Drug related problems (DRPs) terdiri dari DRPs aktual dan DRPs potensial.
DRPs aktual adalah problem yang sedang terjadi berkaitan dengan terapi obat yang
sedang diberikan pada penderita. Sedangkan DRPs potensial adalah problem yang
diperkirakan akan terjadi yang berkaitan dengan terapi obat yang sedang digunakan
oleh penderita (Seto, dkk., 2004).
b. Jenis Drug Related Problems
Jenis-jenis Drug Related Problems yang sering ditemukan diantaranya adalah
(Strand, dkk., 1998):
1) Terapi obat tambahan
2) Terapi obat yang tidak perlu
3) Salah obat
4) Dosis terlalu rendah
5) Reaksi obat yang merugikan
6) Dosis terlalu tinggi
7) Kepatuhan
Jenis-jenis DRPs dan penyakit yang mungkin terjadi dapat dilihat pada tabel 1.
5
Tabel 1. Jenis –jenis Drug Related Problems dan penyakit yang mungkin terjadi
DRPs
Terapi obat tambahan
Terapi obat yang tidak
perlu
Salah obat
Dosis terlalu rendah
Reaksi
obat
merugikan
Dosis terlalu tinggi
Kepatuhan
yang
Kemungkinan kasus pada DRPs
Pasien dengan kondisi terbaru membutuhkan terapi obat yang terbaru
Pasien yang kronik membutuhkan lanjutan terapi obat.
Pasien dengan kondisi kesehatan yang membutuhkan kombinasi
farmakoterapi untuk mencapai efek sinergis atau potensiasi.
Pasien dengan resiko pengembangan kondisi kesehatan baru dapat dicegah
dengan penggunaan terapi prophylactic drug atau premedication.
Pasien yang mendapatkan obat yang tidak tepat indikasi.
Pasien yang toksik karena obat atau hasil pengobatan.
Pengobatan pada pasien pengkonsumsi obat, alkohol dan rokok.
Pasien dalam kondisi pengobatan yang lebih baik diobati dengan non drug
theraphy.
Pasien dengan multiple drugs untuk kondisi dimana hanya single drug therapy dapat digunakan.
Pasien dengan terapi obat untuk penyembuhan dapat menghindari reaksi
yang merugikan dengan pengobatan lainnya.
Pasien dimana obatnya tidak efektif.
Pasien alergi.
Pasien menerima obat yang paling tidak efektif untuk indikasi pengobatan.
Pasien dengan faktor resiko pada kontraindikasi penggunaan obat.
Pasien menerima obat efektif tetapi least costly.
Pasien menerima obat efektif tetapi tidak aman.
Pasien yang terkena infeksi resistensi terhadap obat yang digunakan.
Pasien menjadi sulit disembuhkan dengan terapi obat yang digunakan.
Pasien menerima kombinasi produk yang tidak perlu dimana single drugs
dapat memberikan pengobatan yang tepat.
Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk menimbulkan respon.
Konsentrasi obat dalam serum pasien di bawah range terapeutik yang
diharapkan.
Waktu prophylaksis (presugikal) antibiotik diberikan terlalu cepat.
Dosis dan flexibility tidak cukup untuk pasien.
Terapi obat berubah sebelum terapeutik percobaan cukup untuk pasien.
Pemberian obat terlalu cepat.
Pasien alergi
Pasien dengan faktor resiko yang berbahaya bila obat digunakan.
Ketersediaan dari obat dapat menyebabkan interaksi dengan obat lain atau
makanan pasien.
Efek dari obat dapat diubah oleh substansi makanan pasien.
Efek dari obat diubah oleh enzym inhibitor atau induktor dari obat lain.
Efek dari obat diubah dengan pemindahan obat dari binding site oleh obat
lain.
Hasil laboratorium dapat berubah karena gangguan obat lain.
Dosis terlalu tinggi.
Konsentrasi obat dalam serum pasien diatas therapeutic range obat yang
diharapkan.
Dosis obat meningkat terlalu cepat.
Obat, dosis, rute, perubahan formulasi yang tidak tepat.
Dosis dan interval flexibility tidak tepat.
Pasien tidak menerima aturan pemakaian obat yang tepat (penulisan, obat,
pemberian, pemakaian).
Pasien tidak menuruti (ketaatan) rekomendasi yang diberikan untuk
pengobatan.
Pasien tidak mengambil obat yang diresepkan karena harganya mahal.
Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan karena kurang
mengerti.
Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan secara konsisten
karena merasa sudah sehat.
(Strand, dkk., 1998).
6
2. Dosis
a. Definisi
Dosis (takaran) suatu obat ialah banyaknya suatu obat yang dapat dipergunakan
atau diberikan kepada seorang penderita baik untuk dipakai sebagai obat dalam
maupun luar (Anonim, 2003).
b. Macam-Macam Dosis
1) Dosis terapi adalah sejumlah dosis yang memberikan efek terapetik pada
penderita dewasa (Joenoes, 2004).
2) Dosis maksimum adalah dosis yang terbesar yang dapat diberikan kepada orang
dewasa untuk pemakaian sekali dan sehari tanpa membahayakan (Anonim,
2003).
3) Dosis toksik adalah dosis obat yang diberikan melebihi dosis terapi, terutama
obat yang tergolong racun dan ada kemungkinan terjadi keracunan.
4) Dosis letal adalah dosis toksik yang sampai mengakibatkan kematian (Joenoes,
2004).
Dosis obat yang diberikan kepada penderita dipengaruhi oleh beberapa faktor
meliputi: faktor obat, cara pemberian obat tersebut dan penderita. Terutama faktor
penderita seringkali kompleks sekali, karena perbedaan individual terhadap respon
obat tidak selalu diprakirakan (Joenoes, 2004).
Di bidang pediatrik dalam menentukan dosis obat untuk terapi sering ditemukan
kesulitan-kesulitan, terutama bila menyangkut pengobatan anak prematur, anak baru
lahir, dan juga yang masih bayi. Alasannya ialah karena organ-organ pada penderita
ini masih belum berfungsi secara sempurna, antara lain hepar, ginjal, dan susunan
7
saraf pusat (Joenoes, 2004). Kegagalan mengenali bahwa farmakokinetika pada
pediatrik berbeda dibandingkan dengan orang dewasa dapat menimbulkan kesalahan
yang tragis pada pengobatan (Aslam, 2003).
Perhitungan dosis pada pediatrik didasarkan pada umur, berat badan atau body
surface area (Hughes, 1998). Perhitungan dosis pada pediatrik berdasarkan rumus
sebagai berikut:
1) Perhitungan berdasarkan berat badan :
Rumus Clark :
a)
Berat badan pediatrik (pound)
× D dewasa
150
1 pound = ½ kg
b)
Berat badan pediatrik (kg)
× D dewasa
70
2) Perhitungan berdasarkan umur :
a) Umur < 1 tahun
Rumus Fried ( m dalam bulan )
Da =
m
× D dewasa
150
b) Rumus Young
Da =
n
× D dewasa
n + 12
n = 1-8 tahun
c) Rumus Dilling
Da =
n
× D dewasa
20
8
n = 8-12 tahun ( Anonim, 2003).
3) Perhitungan menurut luas permukaan tubuh :
Rumus Crawford Terry Rouke
Da =
LPT pediatrik
× D dewasa
1,73
LPT =
tinggi ( cm ) x BB
× D dewasa ( Joenoes, 2004 ).
3600
DRPs kategori dosis terbagi menjadi dua bagian yaitu dosis terlalu rendah dan
dosis terlalu tinggi. Dosis kurang atau dosis terlalu rendah adalah apabila dosis yang
diterima pasien adalah berada di bawah 20% rentang dosis terapi pada pasien
pediatrik dari buku standar yang digunakan (FDA, 2004).
Drug Related Problems kategori dosis terlalu rendah disebabkan oleh :
a. Dosis obat salah
b. Frekuensi pemberian tidak tepat
c. Durasi pemberian obat tidak tepat
d. Penyimpanan obat yang tidak tepat
e. Pemberian obat tidak tepat
f. Interaksi obat
Dosis lebih atau dosis terlalu tinggi adalah apabila dosis yang diterima pasien
adalah berada di atas 20% rentang dosis terapi pada pasien pediatrik dari buku
standar yang digunakan (FDA, 2004).
Drug Related Problems kategori dosis terlalu tinggi disebabkan oleh :
a. Dosis obat salah
b. Frekuensi pemberian tidak tepat
9
c. Durasi pemberian obat tidak tepat
d. Interaksi obat (Rovers, dkk., 2003)
3. Pasien Pediatrik
Masa
kanak-kanak
menggambarkan
suatu
periode
pertumbuhan
dan
perkembangan yang cepat. Penggunaan obat untuk pediatrik merupakan hal khusus
yang berkaitan dengan perbedaan laju perkembangan organ, sistem dalam tubuh
maupun enzim yang bertanggung jawab terhadap metabolisme dan ekskresi obat.
Sesuai dengan alasan tersebut maka dosis obat, formulasi, hasil pengobatan dan efek
samping obat yang timbul sangat beragam sepanjang masa anak-anak. Oleh karena
itu, anggapan bahwa pediatrik sama dengan orang dewasa dalam ukuran kecil
tidaklah tepat (Aslam, 2003).
Agar dapat menentukan dosis obat disarankan beberapa penggolongan untuk
membagi
masa
anak-anak.
The
British
Paediatric
Association
(BPA)
mengelompokkan usia anak didasarkan pada saat terjadinya perubahan-perubahan
biologis sebagai berikut:
a. Neonatus : awal kelahiran sampai usia 1 bulan
b. Bayi
: usia 1 bulan sampai 2 tahun
c. Anak
: usia 2 tahun sampai 12 tahun
d. Remaja
: usia 12 tahun sampai 18 tahun (Aslam, 2003).
Penggunaan dosis obat pada anak-anak bisanya berdasarkan pada dosis dewasa
dengan menyesuaikan usia pasien, berat badan atau body surface area, tanpa
memperhatikan perbedaan pada perubahan maturasi komposisi lemak tubuh, renal,
fungsi hepar dan absorpsi obat pada masing-masing pasien pediatrik. Dosis pada
10
anak-anak bervariasi dan bersifat individual tergantung pada faktor-faktor seperti
keadaan premature, usia dan berat badan. Perbedaan farmakokinetik dan
farmakodinamik di antara pasien dewasa dan anak-anak sering kali tidak
mempertimbangkan ketika obat diresepkan, sehingga berujung pada terjadinya
medication error (Cohen, 1999). Fungsi ginjal anak yang baru lahir belum sempurna.
Ini disebabkan jaringan ginjal masih mengalami diferensiasi yang mengakibatkan
berkurangnya filtrasi glomerulus. Baru pada umur di atas satu tahun pediatrik
menghasilkan urine dengan konsentrasi seperti orang dewasa, sampai umur satu
tahun pediatrik membutuhkan empat sampai enam kali air dibanding dengan orang
dewasa bila diperhitungkan per satuan berat badan. Susunan Saraf Pusat (SSP) belum
berkembang sempurna pada anak baru lahir. Biar pun besarnya otak seorang anak
umur satu tahun telah mencapai 2/3 dari besar otak orang dewasa, tetapi koordinasi
SSP dengan saraf autonomik masih belum sempurna. Pediatrik baru lahir mempunyai
29,7% lebih cairan tubuh dari orang dewasa, bila dihitung per satuan berat badan.
Pada umur 6 bulan seluruh cairan tubuh masih 20,7% lebih tinggi, dan pediatrik
sampai umur 7 tahun pun masih mempunyai 5,5% lebih cairan tubuh (Joenoes,
2004).
4. Rekam medik
Perkembangan suatu penyakit pada seorang penderita dan terapi yang diarahkan
untuk menyembuhkannya perlu ditulis lengkap di dalam suatu dokumen yang disebut
rekam medis. Rekam medis ini digunakan untuk dokumentasi. Dokumentasi berguna
untuk pengelolaan penderita, pendidikan dan riset. Rekam medis harus diperlakukan
secara khusus. Menurut peraturan Menteri Kesehatan, rekam medis merupakan
11
dokumen milik rumah sakit, tetapi data dan isinya adalah milik penderita. Oleh
karena itu kerahasiaan isinya harus dilindungi dan dijaga oleh rumah sakit. Tindakan
atau kelalaian yang mengakibatkan bocornya kerahasiaan ini merupakan tindakan
pidana. Isi yang shahih dan benar dalam suatu rekam medis sangat menentukan
kegunaannya sebagai alat bantu dalam proses pelayanan kesehatan (Sjamsuhidayat
dan Jong, 1997).
Rekam medik merupakan bukti tertulis tentang proses pelayanan yang diberikan
oleh dokter dan tenaga kesehatan lainnya kepada pasien, hal ini merupakan cerminan
kerjasama lebih dari satu orang tenaga kesehatan untuk menyembuhkan pasien. Bukti
tertulis pelayanan dilakukan setelah pemeriksaan, tindakan pengobatan, sehingga
dapat dipertanggungjawabkan (Sjamsuhidayat dan Jong, 1997).
Manfaat rekam medik (Sabarguna, 2003) adalah sebagai berikut :
a. Administrasi:
Sebagai dasar pemeliharaan dan pengobatan pasien rekam
medik dapat dipakai sebagai sumber informasi, alat komunikasi medik antar
tenaga medik, alat komunikasi medik antar rumah sakit (rujukan).
b. Hukum:
Sebagai bahan pembuktian dalam perkara hukum, sebagai
bukti tertulis untuk melindungi kepentingan pasien, dokter, dan rumah sakit.
c. Keuangan:
Sebagai dasar perhitungan biaya layanan kesehatan sekaligus
dasar analisa biaya pelayanan kesehatan.
d. Riset dan edukasi: Sebagai bahan penelitian kesehatan dan pendidikan.
e. Dokumentasi:
dipakai
sebagai
manajemen.
Bahan-bahan yang berasal dari catatan rekam medik dapat
bahan
pertimbangan
untuk
pengambilan
kepentingan
R/
R/
26
471387
L
7th,4bl
19kg
Fever
R/
27
527307
L
10th,3bl
23kg
Dermatitis
R/
28
378580
L
5th,9bl
16,5kg
PKTB
R/
29
427687
L
3th,8bl
16kg
ISPA
R/
R/
Vitamin B6
Rifampisin
130mg
Salbutamol
3x0,8mg
Paracetamol
200mg
Sanmol 3x250mg
INH 165mg
Vitamin B6
Rifampisin
250mg
Cetrizine 3,5mg
Sanmol 3x1½cth
_
130mg
0.8mg
2,4mg
200mg
600mg
250mg
750mg
165mg
_
250mg
3,5mg
4½cth
1½cth
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
1-2mg/kgBB/hr tiap3-4jam(IONI)
10-15mg/kgBB/hr tiap 4-6jam
(PDH)
10-15mg/kgBB/hr tiap 4-6jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
5-10mg/hr (DIH)
10-15mg/kgBB/hr tiap 4-6jam
(PDH)
8-24mg
0.8-2.4mg
v
8-18mg
v
8-18mg
v
8-24mg
8-24mg
4-12mg
8-18mg
v
v
Lampiran 3.
NO
30
31
NO
REKAM
MEDIK
427687
526524
JK
(L/P)
L
L
USIA
BB
5th,8bl
(KG)
16kg
8th
24kg
DIAGNOSIS
Faringitis
PKTB
RESEP
R/
R/
R/
R/
R/
32
354473
P
8th,10bl
14kg
PKTB
R/
R/
R/
33
516123
P
15bl
9,9kg
PKTB
R/
Salbutamol
1,5mg
Ambroxol 7,5mg
INH 240mg
Vitamin B6
Rifampisin
360mg
Pirazinamide
2x300mg
Cefixime
2x120mg
INH 140mg
Vitamin B6
Rifampisin
210mg
Salbutamol
1,5mg
INH 100mg
DOSIS RESEP
1-2mg/kgBB/hr tiap3-4jam(IONI)
RANGE
DOSIS
± 20%
0.8-2.4mg
7,5mg
7,5-22,5mg/hr (DOI)
6-27mg
240mg
_
360mg
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
20-40mg/kg/hr tiap 1224jam(PDH)
1,5-3mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
SEKALI
1,5mg
SEHARI
300mg
600mg
120mg
240mg
140mg
_
210mg
DOSIS STANDART
BESARAN
lebih
kurang
v
v
16-48mg
1.2-3.6mg
v
8-24mg
1,5mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
1-2mg/kgBB/hr tiap3-4jam(IONI)
8-24mg
0.8-2.4mg
100mg
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
v
FREKUENSI
lebih
kurang
R/
34
522808
P
23bl
9,7kg
PKTB
R/
35
513920
P
3th,5bl
13,9kg
PKTB
R/
R/
36
514052
L
17bl
9,2kg
PKTB
R/
R/
37
526585
L
7th
18,5kg
PKTB
R/
R/
R/
38
518036
P
3th,3bl
11kg
PKTB
R/
R/
39
519262
L
1th,10bl
8,7kg
PKTB
R/
R/
40
513406
L
10th,1bl
PKTB
R/
R/
41
530005
P
2th,9bl
PKTB
R/
R/
42
531138
P
2th,10bl
14kg
11,5kg
Fever
R/
R/
R/
43
531094
P
12,5bl
6,8kg
PKTB
R/
Vitamin B6
Rifampisin
150mg
INH 100mg
Rifampisin
150mg
INH 130mg
Rifampisin
195mg
INH 90mg
Rifampisin
135mg
INH 180mg
Rifampisin
270mg
Pirazinamide
2x225mg
INH 110mg
Rifampisin
165mg
INH 85mg
Rifampisin
130mg
INH 300mg
Rifampisin
450mg
INH 140mg
Rifampisin
200mg
Pirazinamide
2x175mg
Amoxicilin
3x200mg
Paracetamol
3x1cth
Diazepam 3x1mg
INH 70mg
Rifampisin
100mg
_
150mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
100mg
150mg
130mg
195mg
90mg
135mg
180mg
270mg
225mg
450mg
110mg
165mg
85mg
130mg
300mg
450mg
140mg
200mg
175mg
350mg
200mg
600mg
1cth
3cth
1mg
3mg
70mg
100mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
20-40mg/kg/hr tiap 1224jam(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
20-40mg/kg/hr tiap 1224jam(PDH)
25-50mg/kgBB/hr tiap 8jam
(PDH)
10-15mg/kgBB/hr tiap 4-6jam
(PDH)
0,2-0,3mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
8-24mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
16-48mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
16-48mg
20-60mg
8-18mg
0.16-0.36mg
8-24mg
8-24mg
v
R/
44
45
531158
531126
L
P
1th,4bl
6th,6bl
10kg
10kg
Konstipasi
PKTB
R/
R/
R/
R/
Pirazinamide
2x90mg
Micholax 5ml
INH 160mg
Rifampisin
240mg
Pirazinamide
2x200mg
90mg
180mg
_
160mg
240mg
200mg
400mg
20-40mg/kg/hr tiap 1224jam(PDH)
16-48mg
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
20-40mg/kg/hr tiap 1224jam(PDH)
8-24mg
8-24mg
16-48mg
Lampiran 4.
NO
46
NO
REKAM
MEDIK
523457
JK
USIA
BB
DIAGNOSIS
(L/P)
L
12th
(KG)
24,5kg
Tonsilitis
RESEP
R/
R/
47
515122
L
6th,8bl
19kg
PKTB
R/
R/
48
354473
P
5th,8bl
14,1kg
PKTB
R/
R/
49
522808
P
2th
13kg
PKTB
R/
R/
50
51
513920
526585
P
L
3th,6bl
7th,2bl
13,4kg
19kg
PKTB
PKTB
R/
R/
R/
R/
52
530005
P
2th,10bl
15kg
PKTB
R/
R/
53
496054
L
24bl
10,5kg
PKTB
R/
R/
Pamol®
3x250mg
Amoxicilin
3x250mg
INH 190mg
Rifampisin
290mg
INH 140mg
Rifampisin
210mg
INH 100mg
Rifampisin
160mg
INH 140mg
Rifampisin
100mg
INH 190mg
Rifampisin
270mg
INH 150mg
Rifampisin
320mg
INH 110mg
Rifampisin
160mg
DOSIS RESEP
SEKALI
250mg
SEHARI
750mg
250mg
750mg
190mg
290mg
140mg
210mg
100mg
160mg
480mg
140mg
100mg
420mg
300mg
190mg
270mg
570mg
810mg
150mg
320mg
450mg
960mg
110mg
160mg
330mg
320mg
DOSIS STANDART
10-15mg/kgBB/hr tiap 4-6jam
(PDH)
25-50mg/kgBB/hr tiap 8jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
RANGE
DOSIS
± 20%
8-18mg
BESARAN
lebih
v
kurang
FREKUENSI
lebih
20-60mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
v
v
8-24mg
8-24mg
v
8-24mg
8-24mg
v
v
8-24mg
8-24mg
v
v
8-24mg
8-24mg
v
v
v
v
v
kurang
54
531094
P
12,5bl
6,8kg
PKTB
R/
R/
R/
55
56
515122
535324
L
P
6th,9bl
5th,6bl
20kg
15kg
PKTB
Faringitis
R/
R/
R/
R/
57
535221
L
17bl
10,9kg
PKTB
R/
R/
R/
58
535208
P
8th,7bl
20kg
PKTB
R/
R/
R/
59
508272
L
23bl
14,9kg
PKTB
R/
R/
60
531494
L
2th,6bl
11,2kh
PKTB
R/
R/
R/
61
517090
L
17bl
9,6kg
PKTB
R/
R/
62
530826
P
10th,4bl
25kg
PKTB
R/
R/
INH 80mg
Rifampisin
100mg
Pirazinamide
2x90mg
INH 3x200mg
Rifampisin
3x300mg
Amoxicilin
3x225mg
Salbutamol
3x15mg
Ambroxol
3x60mg
Paracetamol
3x100mg
INH 3x110mg
Rifampisin
3x165mg
Pirazinamide
2x125mg
INH 3x200mg
Rifampisin
3x300mg
Pirazinamide
2x250mg
INH 150mg
Rifampisin
215mg
INH 115mg
Rifampisin
165mg
Pirazinamide
2x115mg
INH 3x100mg
Rifampisin
2x150mg
INH 3x250mg
Rifampisin
3x350mg
80mg
100mg
90mg
180mg
200mg
300mg
600mg
900mg
225mg
675mg
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
20-40mg/kg/hr tiap 1224jam(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
25-50mg/kgBB/hr tiap8jam (PDH)
15mg
45mg
1-2mg/kgBB/hr tiap3-4jam(IONI)
0.8-2.4mg
60mg
180mg
7,5-22,5mg/hr (DOI)
6-27mg
100mg
300mg
8-18mg
v
110mg
165mg
330mg
495mg
8-24mg
8-24mg
v
v
v
125mg
250mg
200mg
300mg
600mg
900mg
v
v
v
250mg
500mg
10-15mg/kgBB/hr tiap 4-6jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
20-40mg/kg/hr tiap 1224jam(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
20-40mg/kg/hr tiap 1224jam(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
20-40mg/kg/hr tiap 1224jam(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
150mg
215mg
115mg
165mg
115mg
230mg
100mg
150mg
300mg
300mg
250mg
350mg
750mg
1050mg
8-24mg
8-24mg
16-48mg
8-24mg
8-24mg
20-60mg
v
v
v
v
16-48mg
8-24mg
8-24mg
16-48mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
16-48mg
8-24mg
8-24mg
v
v
8-24mg
8-24mg
v
v
v
R/
Pirazinamide
2x300mg
300mg
600mg
20-40mg/kg/hr tiap 1224jam(PDH)
16-48mg
DOSIS STANDART
RANGE
DOSIS
± 20%
8-24mg
lebih
v
8-24mg
v
Lampiran 5.
NO
63
NO
REKAM
MEDIK
518687
JK
USIA
BB
DIAGNOSIS
(L/P)
P
17bl
(KG)
8,5th
PKTB
RESEP
R/
INH 3x90mg
R/
Rifampisin
3x130mg
Salbutamol
3x0,8mg
Antasida 3x5ml
INH 120mg
R/
64
532988
L
3th,8bl
11,9kg
PKTB
R/
R/
66
354473
P
5th,9bl
14,1kg
PKTB
R/
67
455374
P
2th,6bl
11,7kg
fever
R/
R/
Rifampisin
150mg
Pirazinamide
2x150mg
INH 220mg
Rifampisin
300mg
Pirazinamide
2x250mg
Rifampisin
250mg
INH 150mg
Ampicilin 150mg
R/
Paracetamol 1cth
R/
Rifampisin
150mg
INH 100mg
Vitamin B6
10mg
Rifampisin
200mg
INH 150mg
R/
65
533009
L
8th
22,5kg
PKTB
R/
R/
R/
68
522808
P
2th,1bl
10,8kg
PKTB
R/
69
513920
P
3th,7bl
13,4kg
PKTB
R/
R/
DOSIS RESEP
SEKALI
90mg
SEHARI
270mg
130mg
390mg
0,8mg
2,4mg
5ml
120mg
15ml
150mg
150mg
300mg
220mg
300mg
250mg
250mg
150mg
150mg
1cth
150mg
100mg
10mg
200mg
150mg
500mg
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
BESARAN
kurang
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
1-2mg/kgBB/hr tiap3-4jam(IONI)
0.8-2.4mg
v
5-15ml/3-6jam (PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
4-18mg
8-24mg
v
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
20-40mg/kg/hr tiap 1224jam(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
20-40mg/kg/hr tiap 1224jam(PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
50-100mg/kgBB/hr tiap
6jam(PDH)
10-15mg/kgBB/hr tiap 4-6jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
8-24mg
16-48mg
8-24mg
8-18mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
lebih
v
16-48mg
8-24mg
40-120mg
FREKUENSI
v
kurang
70
514052
L
19bl
9,5kg
PKTB
R/
R/
71
524543
P
9th,10bl
23,5kg
PKTB
R/
R/
72
513406
L
11th,1bl
30kg
PKTB
R/
R/
73
528836
P
10bl
6,5kg
fever
R/
R/
R/
74
519849
L
25bl
8,9kg
PKTB
R/
R/
75
530005
P
2th,11bl
15,5kg
PKTB
R/
R/
Vitamin B6
20mg
Rifampisin
150mg
INH 100mg
Vitamin B6
10mg
INH 230mg
Vitamin B6
10mg
Rifampisin
345mg
Biolicin
Rifampisin
450mg
INH 300mg
Vitamin B6
Amoxicilin
200mg
Ampicilin
Efedrin
Paracetamol
3x1/2cth
INH 90mg
Vitamin B6
10mg
Rifampisin
135mg
Multivitamin
Rifampisin
200mg
INH 150mg
Vitamin B6
10mg
20mg
150mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
230mg
10mg
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
345mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
8-24mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
100mg
10mg
_
450mg
300mg
_
200mg
_
_
1/2cth/60ml
25-50mg/kgBB/hr tiap 8jam
(PDH)
50-100mg/kg/hr tiap 6jam (PDH)
1½cth/180mg
90mg
10mg
135mg
1cth
200mg
150mg
10mg
10-15mg/kgBB/hr tiap 4-6jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
8-24mg
20-60mg
40-120mg
8-18mg
v
8-24mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
8-24mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
v
8-24mg
Lampiran 6.
NO
NO
REKAM
JK
USIA
BB
DIAGNOSIS
RESEP
DOSIS RESEP
DOSIS STANDART
RANGE
DOSIS
BESARAN
FREKUENSI
76
MEDIK
516392
(L/P)
P
23bl
(KG)
9,1kg
PKTB
R/
R/
R/
77
515122
P
6th,10bl
19,5kg
PKTB
R/
R/
78
535221
L
18bl
11,4kg
PKTB
R/
R/
R/
R/
79
535208
L
8th,8bl
20kg
PKTB
R/
R/
R/
80
508272
L
24bl
13,7kg
PKTB
R/
R/
81
531494
L
2th,7bl
11,5kg
PKTB
R/
R/
82
533863
L
10bl
9kg
Faringitis
R/
R/
Rifampisin
150mg
INH 100mg
Vitamin B6
10mg
Ampicilin
Efedrin
INH 200mg
Vitamin B6
10mg
Rifampisin
300mg
Biolicin
Rifampisin
120mg
INH 100mg
Vitamin B6
10mg
Pirazinamide
2x125mg
Rifampisin
300mg
INH 200mg
Vitamin B6
10mg
Pirazinamide
2x250mg
INH 140mg
Rifampisin
210mg
INH 115mg
Vitamin B6
Rifampisin
170mg
Amoxicilin
120mg
Trimenza
Dexametazon
0,2mg
SEKALI
150mg
SEHARI
100mg
10mg
_
_
200mg
10mg
300mg
_
120mg
100mg
10mg
125mg
250mg
300mg
200mg
10mg
250mg
140mg
210mg
115mg
_
170mg
120mg
1/6tab
0,2mg
500mg
± 20%
8-24mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
8-24mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
kurang
8-24mg
20-40mg/kg/hr tiap 1224jam(PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
16-48mg
20-40mg/kg/hr tiap 1224jam(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
16-48mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
25-50mg/kgBB/hr tiap 8jam
(PDH)
8-24mg
0,2-0,5mg/kgBB/hr (PDH)
lebih
8-24mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
20-60mg
v
v
lebih
kurang
83
84
517090
354473
L
P
18bl
5th,10bl
10kg
14kg
antelmintikum
PKTB
R/
R/
R/
R/
85
522808
P
2th,2bl
11,1kg
PKTB
R/
R/
86
513920
P
3th,2bl
13,3kg
PKTB
R/
R/
Salbutamol
0,8mg
Ambroxol 50mg
Paracetamol
100mg
Apialys syrp
Combantrin
100mg
INH 120mg
Vitamin B6
10mg
Rifampisin
150mg
Paracetamol
INH 120mg
Vitamin B6
10mg
Rifampisin
150mg
INH 130mg
Vitamin B6
Rifampisin
200mg
0,8mg
1-2mg/kgBB/hr tiap3-4jam(IONI)
0.8-2.4mg
50mg
100mg
7,5-22,5mg/hr (DOI)
10-15mg/kgBB/hr tiap 4-6jam
(PDH)
6-27mg
8-18mg
11mg/kgBB (ISO)
8.8-13.2mg
120mg
10mg
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
150mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-15mg/kgBB/hr tiap 4-6jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
_
100mg
_
120mg
10mg
150mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
130mg
_
200mg
v
8-18mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
8-24mg
DOSIS STANDART
RANGE
DOSIS
± 20%
8-24mg
Lampiran 7.
NO
87
NO
REKAM
MEDIK
514052
JK
USIA
BB
DIAGNOSIS
(L/P)
L
20bl
(KG)
9,6kg
PKTB
RESEP
R/
R/
88
519849
L
26bl
9kg
PKTB
R/
DOSIS RESEP
INH 130mg
Vitamin B6
Rifampisin
SEKALI
130mg
_
_
Multivitamin
INH 90mg
Vitamin B6
_
90mg
10mg
SEHARI
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
8-24mg
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
BESARAN
lebih
kurang
FREKUENSI
lebih
kurang
R/
89
530005
P
3th
15,5kg
PKTB
R/
R/
90
516392
P
2th
9,3kg
PKTB
R/
R/
91
508272
L
2th,1bl
14,8mg
PKTB
R/
R/
R/
R/
92
531494
L
2th,8bl
11,9kg
PKTB
R/
R/
93
94
533881
530826
L
P
2th,6bl
10th
13,4kg
27,5kg
GI
R/
PKTB
R/
R/
R/
532988
L
3th,10bl
13kg
PKTB
Rifampisin
150mg
Salbutamol
Multivitamin
INH 150mg
Vitamin B6
10mg
Rifampisin
225mg
INH 120mg
Vitamin B6
10mg
Rifampisin
180mg
Multivitamin
Sanmol
135mg
_
230mg
155mg
_
100mg
_
150mg
_
_
150mg
10mg
225mg
120mg
10mg
180mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
8-24mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
8-24mg
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
8-24mg
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
8-24mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
8-24mg
10-15mg/kgBB/hr tiap 4-6jam
(PDH)
5-15ml/kgBB/hr tiap3-6jam (PDH)
8-18mg
_
R/
R/
Antasida
Ampicilin
Rifampisin
350mg
INH 225mg
Vitamin B6
10mg
INH 130mg
Rifampisin
130mg
_
R/
R/
Salbutamol
CTM
_
_
R/
95
10mg
Rifampisin
135mg
Multivitamin
Rifampisin
230mg
INH 155mg
Vitamin B6
INH 100mg
Vitamin B6
350mg
225mg
10mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
4-18mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
8-24mg
96
533009
L
8th,2bl
24kg
PKTB
R/
R/
97
541343
L
11bl
9,2kg
PKTB
R/
R/
R/
R/
Vitamin B6
INH 240mg
Vitamin B6
10mg
Rifampisin
360mg
INH 90mg
Vitamin B6
10mg
Rifampisin
140mg
Pirazinamide
115mg
Multivitamin
_
240mg
10mg
360mg
90mg
10mg
140mg
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
8-24mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
20-40mg/kg/hr tiap 1224jam(PDH)
115mg
8-24mg
8-24mg
16-48mg
v
_
Lampiran 8.
NO
98
NO
REKAM
MEDIK
508243
JK
USIA
BB
DIAGNOSIS
(L/P)
P
2th1/2bl
(KG)
9,1kg
PKTB
RESEP
R/
R/
R/
99
508243
P
2th,1bl
9,2kg
PKTB
R/
R/
R/
100
525171
P
1th,1bl
11kg
PKTB
R/
R/
INH 90mg
Vitamin B6
10mg
Rifampisin
140mg
Pirazinamide
110mg
INH 90mg
Vitamin B6
Rifampisin
140mg
Pirazinamide
110mg
Salbutamol
1,6mg
Ambroxol 8mg
Cetrizine 4mg
DOSIS RESEP
SEKALI
90mg
10mg
SEHARI
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
140mg
110mg
DOSIS STANDART
220mg
90mg
_
140mg
110mg
220mg
1,6mg
4,8mg
8mg
4mg
24mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
20-40mg/kg/hr tiap 1224jam(PDH)
10-20mg/kgBB/hr (PDH)
RANGE
DOSIS
± 20%
8-24mg
BESARAN
lebih
kurang
8-24mg
16-48mg
8-24mg
10-20mg/kgBB/hr tiap12-24jam
(PDH)
20-40mg/kgBB/hr tiap 1224jam(PDH)
1-2mg/kgBB/hr tiap3-4jam(IONI)
8-24mg
0.8-2.4mg
v
7,5-22,5mg/hr (DOI)
5-10mg/hr (DIH)
6-27mg
4-12mg
v
v
16-48mg
FREKUENSI
lebih
kurang