NASKAH PUBLIKASI Hubungan Antara Insomnia dengan Prestasi Belajar Pada Santri Di Madrasah Aliyah Tahfidzhul Quran Isy-Karima Karanganyar.

NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA INSOMNIA DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA
SANTRI DI MADRASAH ALIYAH TAHFIDZHUL QURAN ISY-KARIMA
KARANGANYAR

Diajukan Kepada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat
Sarjana Kedokteran

Diajukan Oleh :
AYU WULAN SARI
J 500 080 070

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2011

ABSTRAK
Ayu Wulan Sari, J500080070. 2011. Hubungan antara Insomnia dengan Prestasi
Belajar pada santri di Madrasah Aliyah Tahfidzhul Quran Isy-Karima
Karanganyar. Skripsi. Fakultas Kedokteran UMS.

Insomnia adalah gangguan tidur paling sering terjadi dan paling dikenal.
Survey yang dilakukan National Sleep Foundation pada tahun 1999 didapatkan
hampir 25 % dewasa muda sering terlambat masuk kelas atau bekerja karena sulit
bangun. Empat persen dewasa muda mengeluhkan kantuk saat bekerja sekurangnya
dua hari dalam seminggu atau lebih. Aktivitas di pondok pesantren Tahfidzhul Quran
sangat padat. Hal ini dapat dilihat dari jadwal kegiatannya dari jam 03.00-22.00.
Aktivitas lebih pada seseorang menyebabkan berkurangnya waktu tidur. Saat
seseorang mengalami kurang tidur, hal pertama yang terimbas adalah masalah ingatan
dan konsentrasi serta penurunan produktivitas, bahkan dapat menyebabkan kematian.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara
insomnia dengan prestasi belajar pada santri di Madrasah Aliyah Tahfidzhul Quran
Isy-Karima Karanganyar. Desain penelitian adalah observasional analitik dengan
metode pendekatan cross sectional. Subjek penelitian adalah santri di Madrasah
Aliyah Tahfidzhul Quran Isy-Karima Karanganyar. Teknik sampling dengan
pendekatan total sampling. Keseluruhan sampel berjumlah 97 orang, tetapi yang
memenuhi kriteria restriksi dan bersedia mengikuti penelitian berjumlah 83 santri.
Hasil analisis data dengan menggunakan Rank Spearman didapatkan hasil p =
0,765. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan antara insomnia dengan prestasi belajar
santri pondok pesantren Tahfidzhul Quran Isy-Karima Karanganyar.
Kata kunci : Insomnia, Prestasi Belajar, Rank Spearman



 

Latar Belakang
Para santri di pondok pesantren Tahfidzhul Quran dari dahulu hingga saat ini
tidak hanya ditargetkan memahami kurikulum agama dan kurikulum umum yang
telah ditetapkan tetapi juga dalam kesehariannya harus dapat menghafal Al-Quran
dan mengikuti kegiatan ekstrakulikuler yang ada. Maka dari itu para santri harus
dapat membagi waktunya dengan efisien dan maksimal. Agar dapat membagi waktu
dengan baik salah satunya adalah dengan istirahat yang baik pula. Dalam hal ini tidur
yang sehat sangat diperlukan.
Tiap orang memerlukan tidur dalam porsi cukup. Sebagian orang butuh enam
jam dan sebagian lainnya sembilan jam. Namun, penelitian lain juga menunjukkan
bahwa kebanyakan orang membutuhkan tidur antara tujuh sampai delapan jam.
Penelitian

lain

juga


menunjukkan

bahwa

tidur

lebih

lelap

dan

lebih

berkesinambungan bila tidur dalam periode waktu yang relatif teratur dan kontinyu
(Rafknowledge, 2004).
Salah saru cara untuk menghilangkan kelelahan fisik dan mental adalah
dengan tidur. Dengan tidur semua keluhan hilang atau berkurang dan akan kembali
mendapatkan tenaga serta semangat untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi

(Priharjo, 1993).
Sebuah jajak pendapat yang dilakukan di Amerika oleh National Sleep
Foundation pada tahun 1999 didapatkan bahwa Lebih dari sepertiga (36%) dewasa
muda usia 18-29 tahun dilaporkan mengalami kesulitan untuk bangun pagi
(dibandingkan dengan 20% pada usia 30-64 tahun dan 9% di atas usia 65 tahun).
Hampir seperempat dewasa muda (22%) sering terlambat masuk kelas atau bekerja
karena sulit bangun (dibandingkan dengan 11% pada pekerja usia 30-64 tahun dan
5% di atas usia 65 tahun). Empat persen dewasa muda mengeluhkan kantuk saat
bekerja sekurangnya 2 hari dalam seminggu atau lebih (dibandingkan dengan 23%
pada usia 30-64 tahun dan 19% di atas usia 65 tahun).


 

Sepertiga dari semua orang dewasa di Amerika mengalami satu jenis
gangguan tidur selama hidupnya. Insomnia adalah gangguan tidur paling sering
terjadi dan paling dikenal, tetapi banyak terdapat gangguan tidur lainnya (Kaplan dan
Sadock, 2010).
Insomnia adalah kesukaran dalam memulai atau mempertahankan tidur.
Keadaan ini adalah keluhan tidur yang paling sering. Insomnia mungkin sementara

atau persisten. Periode singkat insomnia paling sering berhubungan dengan
kecemasan, baik sebagai sekuela terhadap pengalaman yang mencemaskan atau
dalam menghadapi pengalaman yang menimbulkan kecemasan (sebagai contohnya,
akan menghadapi ujian sekolah) (Kaplan dan Sadock, 2010).
Saat kita mengalami kurang tidur, hal pertama yang terimbas adalah masalah
ingatan dan konsentrasi. Misalnya kesulitan menemukan suatu kata atau ungkapan
untuk sesuatu yang sedang dipikirkan (Rafknowledge, 2004).
Faktor yang menghambat dalam belajar salah satunya adalah faktor endogen,
yang dibagi lagi menjadi sebab-sebab yang bersifat biologis yaitu sebab yang
berhubungan

dengan

jasmaniah

misalnya

faktor

kesehatan


yang

sangat

mempengaruhi diri anak dan prestasi belajar, sebab anak yang sakit atau lemah
karena kurang tidur akan sukar belajar (Kartono, 1985).
Dari jadwal kegiatan Madrasah Aliyah Tahfidzhul Quran Isy-Karima
Karanganyar diketahui bahwa jadwal tidur para santri adalah selama empat jam. Dari
pemaparan dan data-data diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti hubungan
insomnia dengan prestasi balajar pada santri di Madrasah Aliyah tahfidzhul Quran
Isy-Karima Karanganyar.

Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara insomnia dengan prestasi belajar pada santri di
Madrasah Aliyah Tahfidzhul Quran Isy-Karima Karanganyar?


 


Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah membuktikan adanya hubungan
antara insomnia dengan prestasi belajar pada santri di Madrasah Aliyah
Tahfidzhul Quran Isy-Karima Karanganyar.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui tentang insomnia pada santri di Madrasah Aliyah Tahfidzhul
Quran Isy-Karima Karanganyar.
b. Mengetahui tentang prestasi belajar pada santri di Madrasah Aliyah
Tahfidzhul Quran Isy-Karima Karanganyar.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Mengetahui adanya hubungan antara insomnia dengan prestasi belajar
pada santri di Madrasah Aliyah Tahfidzhul Quran Isy-Karima Karanganyar.
2. Manfaat praktis
a. Memberikan informasi ilmiah kepada pembaca mengenai hubungan antara
insomnia dengan prestasi belajar.
b. Memberikan informasi ilmiah kepada Madrasah Aliyah Tahfidzhul Quran
Isy-Karima Karanganyar mengenai hubungan antara insomnia dengan
prestasi belajar santri.

c. Sebagai sumber pemikiran dan acuan untuk penelitian selanjutnya.

Desain Penelitian
Desain penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
metode pendekatan cross sectional. Pengukuran terhadap variabel bebas (faktor
risiko) dan variabel tergantung (efek) dilakukan sekali dan dalam waktu yang
bersamaan. (Sastroasmoro dan Ismael, 2008).


 

Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Tahfidzhul Quran Isy-Karima
Karanganyar. Waktu penelitian pada bulan Oktober 2011.
Populasi Penelitian
Populasi atau universe adalah sejumlah besar subjek yang mempunyai
karakteristik tertentu (Sastroasmoro dan Ismael, 2008). Populasi dalam penelitian ini
adalah santri di Madrasah Aliyah Tahfidzhul Quran Isy-Karima Karanganyar.
Sampel Dan Teknik Sampling
Sampel merupakan hasil pemilihan subjek dari populasi untuk memperoleh

karakteristik populasi (Taufiqurrahman, 2008). Teknik sampling yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pendekatan total sampling.
Estimasi Besar Sampel
Menurut Dahlan tahun 2009, yang digunakan dalam metode cross
sectional antara lain dapat menggunakan total sampling. Total sampling di
Madrasah Aliyah Tahfidzhul Quran Isy-Karima Karanganyar sebanyak 97 santri.
Kriteria Restriksi
1. Kriteria Inklusi
a. Santri di Madrasah Aliyah Tahfidzhul Quran Isy-Karima Karanganyar.
b. Masih aktif dalam kegiatan belajar di Madrasah Aliyah Tahfidzhul Quran
Isy-Karima Karanganyar.
c. Skor L-MMPI < 10
2. Kriteria Eksklusi
a. Tidak bersedia menjadi responden.
b. Menderita penyakit kronis


 

Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel didefinisikan sebagai karakteristik subjek penelitian yang berubah
dari satu subjek ke subjek lain (Sastroasmoro dan Ismael, 2008).
1. Variabel bebas (independent) adalah variabel yang bila ia berubah akan
mengakibatkan perubahan pada variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah insomnia.
2. Variabel tergantung (dependen) adalah variabel yang berubah akibat perubahan
variabel bebas. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah indeks prestasi
komulatif santri.
3. Variabel perancu adalah variabel yang berhubungan dengan variabel bebas dan
tergantung tetapi bukan merupakan variabel perantara. Variable perancu dalam
penelitian ini adalah penyakit kronis.

Definisi Operasional
1. Insomnia
a. Definisi Insomnia merupakan gangguan tidur yang dapat ditentukan dengan
kuesioner Insomnia Rating Scale yang telah dibakukan oleh KSPBJ
(Kelompok Studi Psikiatri Biologi Jakarta).
b. Skala pengukuran merupakan skala interval.
2. Prestasi Belajar Santri
a. Definisi prestasi belajar santri merupakan hasil belajar yang telah dicapai

santri yang ditentukan oleh prestasi akademis pada Madrasah Aliyah
Tahfidzhul Quran Isy-Karima Karanganyar melalui Indeks prestasi komulatif
rata-rata dari 13 mata pelajaran.
b. Skala pengukuran merupakan skala interval.


 

Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini ada beberapa instrumen yang akan digunakan yaitu :
1. Lembar Persetujuan Responden
2. Data Identitas Responden
3. Skala L-MMPI (Lie-Minesota Multiphasic Personality Inventory)
Merupakan skala untuk menilai kejujuran dalam menjawab instrumen yang
diberikan. Berisi 15 butir pernyataan. Bila jawaban “tidak” lebih dari 10
pernyataan, maka responden dinyatakan invalid dari sampel penelitian (Yul
Iskandar, 1985)
4. Insomnia Rating Scale
Sebagai alat ukur tergantung yaitu Insomnia adalah Insomnia Rating Scale yang
telah dibakukan oleh KSPBJ yang terdiri dari 8 butir keluhan gangguan tidur yang
dianggap cukup untuk melengkapi semua keluhan tidur (Yul Iskandar, 1985)
5. Nilai rapor santri pada bidang akademik.

Teknik Pengumpulan Data
1. Responden mengisi biodata yang diperlukan.
2. Responden mengisi kuesioner L-MMPI untuk mengetahui angka kebohongan
sampel. Bila keseluruhan hasil penjumlahan didapatkan angka lebih besar 10
maka responden invalid dan dikeluarkan dari sampel penelitian.
3. Responden mengisi kuesioner insomnia untuk mengetahui sampel yang
mengalami insomnia dan derajat insomnia. Pengukuran insomnia adalah dengan
menggunakan pengukuran Insomnia Rating Scale.


 

S
Skema
Peneelitian

Gambaar 2. Skema penelitian
p
R
Rencana
An
nalisis Dataa
Anallisis data diilakukan unttuk tujuan menjawab
m
h
hipotesis
pennelitian. Maaka
d
digunakan
uji
u statistik yang
y
sesuai dengan varriabel penelitian. Dalam
m penelitian ini
d
digunakan
teknik
t
Uji Rank Speaarman untukk menguji hubungan antar
a
variabbel
(
(Dahlan,
200
09)

H
Hasil
Peneliitian
Peneelitian telahh dilaksanakkan pada bulan
b
Oktobber tahun 2011. Subjek
p
penelitian
ini
i
adalah santri Maadrasah Aliyah Tahfiddzhul Qurann Isy-Karim
ma
K
Karanganyar
r. Sebanyakk 14 keluar dari peneliitian karenaa masuk kriteria ekskluusi,
s
sehingga
dip
peroleh 83 saantri yang memenuhi
m
syaarat penelitiaan.


 

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) diperoleh dari nilai rapor pada akhir semester
genap pada masing-masing tahun angkatan yaitu santri angkatan 2008 (IPK akhir
kelas XI), santri angkatan 2009 (IPK akhir kelas X), santri angkatan 2010 (IPK akhir
kelas takhosus). Data dianalisis menggunakan uji statistik Rank Spearman untuk
mengetahui hubungan antar insomnia dengan prestasi belajar. Dari analisis data
diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Subyek
Santri yang memenuhi persyaratan inklusi penelitian adalah 83 santri
meliputi 18 santri yang dinyatakan insomnia yaitu santri yang memiliki skor
Insomnia Rating Scale > 8, sedangkan 65 Santri lainnya dinyatakan tidak
insomnia karena skor Insomnia Rating Scale yang diperoleh < 8.
Tabel 2. Distribusi rerata skor Insomnia Rating Scale
No 


Skor 
Insomnia Rating Scale 

Rata‐rata 


Minimal 


Maksimal 
11 

Berdasarkan tabel diatas, jumlah rata-rata Insomnia Rating Scale adalah 6
dengan skor minimal satu dan skor maksimal 11.

2. Prestasi belajar
Prestasi belajar yang dilihat dalam hal ini adalah rata-rata dari jumlah nilai
13 mata pelajaran yaitu Sejarah Kebudayaan Islam, Pendidikan kewarganegaraan,
Bahasa Indonesia, Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Bahasa Jawa, Matematika,
Fisika, Kimia, Biologi, Sejarah, Pendidikan jasmani dan kesehatan, dan Tehnik
ilmu komputer.
Tabel 3. Distribusi rerata skor Prestasi Belajar
No 
Skor 
1  Prestasi belajar 

Rata‐rata 
7,43 


 

Minimal
5,92 

Maksimal 
9,10 

Berdasarkan data diatas, jumlah rata-rata prestasi belajar adalah 7,43
dengan skor minimal 5,92 dan skor maksimal 9,10.

3. Teknik analisis data
Hasil pengolahan data dengan uji normalitas dengan bantuan SPSS 16 for
Windows diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4. Uji Normalitas Insomnia Rating Scale dan Prestasi Belajar
No 
Data 
1  Insomnia Rating Scale 
2  Prestasi belajar 

nilai ρ 
0,000 
0,000 

keterangan 
Distribusi tidak nomal 
Distribusi tidak nomal 

Tabel di atas menunjukkan sebaran data yang di uji normalitas datanya
dilakukan dengan Kolmogorov Smirnov Test. Dengan ketentuan bila signifikan
hitung > 0,05 menunjukkan data terdistribusi normal. Dari tabel diatas maka
dapat diambil kesimpulan bahwa data Insomnia Rating Scale dan Prestasi Belajar
tersebut terdistribusi secara tidak normal.
Setelah dilakukan uji normalitas, maka pengolahan data dilakukan dengan
uji Rank Spearman dengan bantuan SPSS 16 for Windows diperoleh hasil sebagai
berikut
Table 5. Korelasi Insomnia dengan Prestasi belajar
Correlations

Spearman's rho Insomnia Rating Scale

Correlation Coefficient

Scale

Belajar
.033

.

.765

83

83

Correlation Coefficient

.033

1.000

Sig. (2-tailed)

.765

.

83

83

N

N

10 
 

Prestasi

1.000

Sig. (2-tailed)

Prestasi Belajar

Insomnia Rating

Dari hasil analisis korelasi sederhana ρ (rho) didapat korelasi antara
insomnia dengan prestasi belajar sebesar ρ = 0,033. Tetapi dari hasil analisis
signifikansi p = 0,765 menunjukkan tidak signifikan atau tidak berhubungan
maka besar korelasi tidak dihitung karena p > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
tidak terdapat hubungan antara insomnia dengan prestasi belajar pada santri di
Madrasah Aliyah Tahfidzhul Quran Isy-Karima Karanganyar.

Pembahasan
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa insomnia atau tidak insomnia tidak
berpengaruh

terhadap

prestasi

belajar

karena

keabnormalitasan

data.

Keabnormalitasan data dalam penelitian ini mungkin dipengaruhi beberapa faktor.
Beberapa faktor kemungkinan diantaranya adalah diterapkannya sistem penilaian
dengan menggunakan standar minimal, kesalahan teknis dalam penelitian, sampel
yang homogen, kebutuhan tidur dipondok pesantren tidak terpenuhi dari kebutuhan
tidur normal, faktor prestasi belajar yang menyebabkan keabnormalitasan data.
Pondok pesantren Tahfidzhul Quran Isy-Karima Karanganyar menerapkan
standar nilai minimal (KKM) enam dalam sistem penilaiannya. Santri yang mendapat
nilai dibawah enam, harus melalui proses remidi atau perbaikan nilai hingga
mencapai nilai standar minimal (enam).
Kesalahan teknis dalam penelitian ini adalah kesalahan isi dari kuesioner
identitas data diri. Dalam kuesioner data diri dicantumkan nama responden yang
sebaiknya hanya berupa inisial responden. Hal ini mungkin menyebabkan responden
merasa kurang nyaman atau kurang bebas dalam menyampaikan pendapatnya.
Sampel yang homogen dalam penelitian ini adalah sampel yang semua
merupakan santri pondok pesantren Tahfidzhul Quran Isy-Karima Karanganyar yang
memiliki jadwal kegiatan dan jadwal tidur yang sama. Kemungkinan hal ini

11 
 

menyebabkan kuesioner insomnia rating scale mempunyai hasil yang keseluruhan
mendekati atau hampir sama. Apabila angka kejadian insomnia rendah, maka akan
semakin sulit ditemukan
Sistem pembelajaran di pondok pesantren sangat berbeda dengan sistem
pembelajaran diluar pondok pesantren atau di sekolah umum. Hal ini menuntut santri
untuk dapat segera beradaptasi dengan lingkungan pondok pesantren. Hal yang paling
mendasar adalah beradaptasi dengan lingkungan pondok pesantren Tahfidzhul Quran
Isy-Karima Karanganyar yang bersuhu dingin karena berada di dataran tinggi. Karena
kemungkinan cuaca yang mendukung, jadi kebutuhan tidur yang dibawah rata-rata
dapat digantikan oleh cuaca yang mendukung untuk tetap terjaga sehingga waktu
dapat digunakan untuk belajar.
Kualitas tidur dapat dipengaruhi berbagai hal di lingkungan sekitar.
Rangsangan sensorik dari lingkungan seperti bunyi, cahaya, pergerakan, dan bau
dapat mempengaruhi inisiasi dan kualitas tidur. Lokasi tidur juga mempengaruhi
kualitas tidur seperti dikamar atau pada transportasi umum. Hal lain yang juga perlu
dipertimbangkan adalah keadaan sosial ekonomi dan lingkungan sekitar seperti
kelembaban, suhu dingin, kepadatan dan bising (Kaplan dan Sadock, 2010). Hal ini
sesuai dengan yang diungkapkan oleh Purwanto (1990) bahwa faktor eksternal yang
mempengaruhi proses belajar pada siswa adalah lingkungan fisik seperti iklim.
Kebutuhan tidur seseorang bervariasi, antara 4-6 jam sehari. Kebutuhan ini
sangat relatif tergantung pada umur, status mental, status fisik, dan status sosial
individu (Soejono, 1990). Makin muda usia, makin banyak kebutuhan akan tidur.
Pada bayi membutuhkan tidur sekitar 16 jam. Sedangkan pada orang dewasa berkisar
antara 4-8 jam sehari (Kaplan dan Sadock, 2010).
Pondok pesantren Tahfidzhul Quran Isy-Karima Karanganyar memberikan
jadwal istirahat malam atau jadwal tidur antara empat sampai lima jam pada santri.

12 
 

Hal ini mengharuskan santri untuk dapat segera beradaptasi dengan jadwal tidur yang
singkat.
Kualitas dan kuantitas tidur yang kurang pada santri dapat mengakibatkan
terjadinya rasa kantuk yang berlebihan di siang hari dan penurunan tingkat atensi di
siang hari. Gangguan pola tidur berupa pola tidur yang berlebihan dapat menimbulkan
efek negatif pada performa di sekolah, fungsi kognitif, dan mood sehingga dapat
menimbulkan konsekuensi serius lainnya seperti peningkatan angka kejadian
kecelakaan mobil dan motor (Suzanne M, Steven G, 2009).
Beberapa orang secara normal adalah petidur singkat (short sleeper) yang
memerlukan tidur kurang dari enam jam setiap malam dan yang berfungsi secara
adekuat. Petidur lama adalah mereka yang tidur lebih dari sembilan jam setiap
malamnya untuk dapat berfungsi secara adekuat (Kaplan dan Sadock, 2010).
Beberapa santri yang termasuk tipe short sleeper tentu tidak bermasalah
dengan jadwal tidur singkat yang diberikan, tetapi hal ini berbeda dengan santri yang
termasuk long sleeper karena mereka membutuhkan jam tidur yang lebih lama agar
dapat berfungsi secara adekuat. Hal ini dapat mempengaruhi proses belajar mereka
yang kemudian berdampak pada prestasi belajar mereka.
Tidur yang lelap akan memberi efek penting dalam kehidupan manusia. Kalau
hal ini tercapai, maka tidurnya berpotensi untuk berkualitas. Kualitas tidur adalah
suatu keadaan di mana tidur yang dijalani seorang individu menghasilkan kesegaran
dan kebugaran saat terbangun. Tetapi peningkatan kebutuhan tidur dapat terjadi pada
kerja fisik, latihan, penyakit, kehamilan, stres mental, dan peningkatan aktivitas
mental (Kaplan dan Sadock, 2010). Jadwal kegiatan pada aktivitas belajar di pondok
pesantren Isy-Karima Karanganyar diketahui bahwa aktivitas belajar berlangsung dari
jam 03.00-22.00. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya terjadi peningkatan
kebutuhan tidur pada santri karena peningkatan aktivita fisik dan mental.

13 
 

Unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan,
motivasi, emosi, dan penyesuaian diri juga berpengaruh terhadap prestasi belajar
(Kartono, 1985). Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus
menerus yang disertai dengan rasa sayang. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar
atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat santri lebih mudah dipelajari dan
disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Minat belajar yang telah dimiliki
siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya.
Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan
terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai
sesuai dengan keinginannya (Kartono, 1985).
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut
merupakan keadaan yang mendorong keadaan santri untuk melakukan belajar.
Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar
motivasi dapat ditingkatkan. Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu (a)
motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi
yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk
melakukan sesuatu pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi
yang datangnya dari luar diri seseorang santri yang menyebabkan santri tersebut
melakukan kegiatan belajar. Dengan adanya dorongan ini dalam diri santri akan
timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran (Kartono, 1985).
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis statistik maka dapat disimpulkan bahwa korelasi
positif tetapi nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka tidak berhubungan atau besar
korelasi tidak dihitung. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan antara insomnia
dengan prestasi belajar santri pondok pesantren Tahfidzhul Quran Isy-Karima
Karanganyar.
14 
 

Saran
Bagi peneliti selanjutnya, apabila tertarik meneliti tema yang sama dengan
penelitian ini hendaknya memilih sampel penelitian yang heterogen dan populasi
yang luas serta dapat mengetahui penyebab pasti dari insomnia dan faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar.

15 
 

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. 1999. Psikologi Intelegensi. Yogyakarta : Pusat Pelajar Offset.
Dahlan, M, S. 2009. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel. Jakarta :
Salemba Medika.
Efendi, Agus. 2005. Revolusi Kecerdasan Abad 21. Bandung : Alfabeta.
Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, edisi 11. Jakata : EGC.
Ibrahim, N. 2001. Symptomatologi Psikiatri Surakarta. Surakarta : Fakultas
Kedokteran UNS.
Japardi, Iskandar. 2002. GangguanTidur.
http://www.library.usu.ic/download/japardi12.pdf. (29 Januari 2011).
Kamus Besar Bahasa Indonesia Cetakan III. 2005. Jakarta : Balai Pustaka.
Kaplan, H.I. dan Sadock, B.J. 2010. Sinopsis Psikiatri. Jilid 2, edisi VII. Jakarta :
Binarupa Aksara.
Kartono, Kartini. 1985. Bimbingan belajar di SMA dan Perguruan Tinggi.
Jakarta : Rajawali.
Maramis. 1998. Gangguan Psikiatrik yang Khusus, dalam Catatan Ilmu
kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University Press.
Maslim, Rusdi. 2003. Diagnosis Gangguan Jiwa. Jakarta : PT Nuh Jaya.
Murti, Bhisma. 2006. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Nabili pada tahun 2010 dalam artikelnya pada internet medical health.
www.emedicalhealth.com (29 Januari 2011).
Priharjo, Robert. 1993. Perawatan Nyeri : Pemenuhan Aktivitas Istirahat Pasien.
Jakarta : EGC.
Puspito, Y.D Figur. 2009. Hubungan Insomnia dengan Prestasi Belajar pada
Mahasiswa Angkatan 2005-2007 Fakultas Kedokteran Universitas

35
16 
 

Muhammadiyah Surakarta. Surakarta : Fakultas Kedokteran UMS.
Rafknowledge. 2004. Insomnia dan Gangguan Tidur lainnya. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo.
Saey TH. Dying to Sleep : Getting too little sleep can impair body and brain and
could even be deadly. Availabe from : http://www.emedicine.medsacpe.com.
Salan, R. 1988. Terapi Medisinal pada Insomnia. Cermin Dunia Kedokteran 53.
Jakarta.
Sastroasmoro dan Ismael. 2008. Dasar-dasar Metodelogi Penelitian Klinis.
Jakarta : Bina Rupa Aksara.
Suzanne M, Steven G. Normal Sleep, Sleep Physiology, and Sleep Deprivation.
Available from: http://emedicine.medline.com.
Taufiqurrahman, M. A. 2007. Pengantar Metodelogi Penelitian untuk Ilmu
Kesehatan. Surakarta : Sebelas Maret University Press.
Turana, Yudha. 2007. Gangguan Tidur:Insomnia. http://www.medikaholistik.com
(2 Februari 2011).
Tyrer, Peter. 1993. Mengatasi Insomnia. Jakarta : Penerbit Arcan.
Widyaningrum, J. Rachmawati, M.A. 2007. Adversity Intelligence dan Prestasi
Belajar Siswa. Jurnal Psikologi Proyeksi, 2, 2.
Yul, Iskandar. 1985. Insomnia, Anxietas, dan Depresi. Dalam : psikiari Biologi,
Vol II. Jakarta : Yayasan Dharma Graha.

17 
 

Dokumen yang terkait

Naskah Publikasi Hubungan antara Kedengkian dan Kebosanan dengan Perilaku Bergosip pada Santri.

0 4 30

PENDAHULUAN Manajemen Kurikulum Sekolah Tahfizh dengan Memadukan Kurikulum Formal dan Kurikulum Tahfizh Pada Madrasah Aliyah Tahfizhul Qur’an Isy Karima Pakel Gerdu Karangpandan Karanganyar Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 21

KEPEMIMPINAN MADRASAH ALIYAH BERMUTU (Studi Situs Madrasah Aliyah Tahfizhul Qur’an Isy Karima Karangpandan).

0 0 15

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN SIRAH NABAWIYAH (Studi Eksperimen di Madrasah Aliyah Tahfizhul Qur’an Program Takhassus Ma’had Isy Karima Gerdu Karangpandan Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2007/2008.

0 2 19

HUBUNGAN ANTARA INSOMNIA DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SANTRI DI MADRASAH ALIYAH TAHFIDZHUL QURAN ISY-KARIMA Hubungan Antara Insomnia dengan Prestasi Belajar Pada Santri Di Madrasah Aliyah Tahfidzhul Quran Isy-Karima Karanganyar.

1 1 15

Penerapan Kurikulum dalam Pembelajaran Tahfidzul Qur’an Di Madrasah Aliyah Tahfidzul Qur`an (MATIQ) Isy Karima Penerapan Kurikulum dalam Pembelajaran Tahfidzul Qur’an Di Madrasah Aliyah Tahfidzul Qur`an (MATIQ) Isy Karima Pakel Gerdu Karangpandan Kara

0 5 14

PENDAHULUAN Penerapan Kurikulum dalam Pembelajaran Tahfidzul Qur’an Di Madrasah Aliyah Tahfidzul Qur`an (MATIQ) Isy Karima Pakel Gerdu Karangpandan Karanganyar Jawa Tengah.

0 1 22

BACA DULU cara membuka KTI Skripsi kode074

0 0 3

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT RELIGIUSITAS DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA KELAS X DI MADRASAH ALIYAH ALI MAKSUM PONDOK PESANTREN KRAPYAK YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan antara Tingkat Religiusitas dengan Konsep Diri pada Remaja Kelas X di Madrasah Aliyah

0 1 19

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DAN INSOMNIA DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

0 1 15