T1 652011007 Full text

KARAKTERISASI DAN KOMPOSISI KIMIA MINYAK BIJI SEMANGKA
(Citrulus lanatus L) VARIETAS SENGKALING

CHARACTERIZATION AND CHEMICAL COMPOSITION OF
WATERMELON (Citrulus lanatus L) VAR. SENGKALING SEED OIL

Oleh,
PURWASIWI WAHYU ARIANI
NIM : 652011007

TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Matematika
guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains
(Kimia)

Program Studi Kimia

u

Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga
2015

KARAKTERISASI DAN KOMPOSISI KIMIA MINYAK BIJI SEMANGKA
(Citrulus lanatus L) VARIETAS SENGKALING

CHARACTERIZATION AND CHEMICAL COMPOSITION OF
WATERMELON (Citrulus lanatus L) VAR. SENGKALING SEED OIL

Oleh :
PURWASIWI WAHYU ARIANI
NIM : 652011007
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Matematika Guna
Memenuhi Sebagian Dari Prasyarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Sains
(Kimia)

Disetujui oleh,
Pembimbing Utama


Pembimbing Pendamping

Dra. Hartati Soetjipto, M.Sc

Silvia Andini, S.Si., M.Sc

Diketahui oleh,

Disahkan oleh,

Kepala Program Studi

Dekan

Ir. Sri Hartini, M.Sc

Dr. Suryasatriya Trihandaru, M.Sc.nat
ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama
: Purwasiwi Wahyu Ariani
NIM
: 652011007
Program Studi : Kimia
Fakultas
: Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir, judul:
KARAKTERISASI DAN KOMPOSISI KIMIA MINYAK BIJI SEMANGKA
(Citrulus lanatus L) VARIETAS SENGKALING

Yang dibimbing oleh :
1. Dra. Hartati Soetjipto, M.Sc
2. Silvia Andini, S.Si., M.Sc
adalah benar-benar hasil karya saya.
Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau
gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk
rangkaian kalimat atau gambar serta simbol yang saya akui seolah-olah sebagai karya
saya sendiri tanpa memberikan pengakuan kepada penulis atau sumber aslinya.


Salatiga, 29 Mei 2015
Yang memberikan pernyataan,

Purwasiwi Wahyu Ariani

iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMI

Sebagai sivitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya yang
bertanda tangan di bawah ini :
Nama
NIM
Program Studi
Fakultas
Jenis Karya

: Purwasiwi Wahyu Ariani

: 652011007
: Kimia
: Sains dan Matematika
: Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada UKSW
hak bebas royalti non-eksklusif (non-exclusive royalty free right) atas karya ilmiah yang
berjudul:
KARAKTERISASI DAN KOMPOSISI KIMIA MINYAK BIJI SEMANGKA
(Citrulus lanatus L) VARIETAS SENGKALING

Beserta perangkat yang ada (jika perlu)
Dengan hak bebas royalti non-eksklusif ini, UKSW berhak menyimpan, mengalih
media / mengalih formatkan, mengolah dalam bentuk pangkalan data, merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis atau pencipta.
Demikan pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya,
Dibuat di
: Salatiga
Pada tanggal : Mei 2015

Yang menyatakan,

Purwasiwi Wahyu Ariani
Mengetahui,
Pembimbing Utama

Pembimbing Pendamping

Dra. Hartati Soetjipto, M.Sc

Silvia Andini, S.Si., M.Sc

iv

1

KARAKTERISASI DAN KOMPOSISI KIMIA MINYAK BIJI SEMANGKA
(Citrulus lanatus L) VARIETAS SENGKALING
CHARACTERIZATION AND CHEMICAL COMPOSITION OF
WATERMELON (Citrulus lanatus L) VAR. SENGKALING SEED OIL

Purwasiwi Wahyu Ariani*, Hartati Soetjipto**, dan Silvia Andini**
*
Mahasiswa Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Matematika
**
Dosen Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga
Jln. Diponegoro no 52-60 Salatiga 50711 Jawa Tengah – Indonesia
[email protected]
ABSTRACT
The objectives of the research are: Firstly, to determine the optimal yield of
watermelon (Citrulus lanatus L) seed oil revealed by the length of extraction time.
Secondly, to characterize the physico-chemical characteristic of watermelon seed oil.
Thirdly, to identification of chemical composition of watermelon seed oil was done using
Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS). The extraction time had been done
in between 10 until 20 hours using n-hexane as the solvent. Data of yield and physicochemical of watermelon seed oil were analyzed by Randomized Completely Block
Design (RCBD), 6 treatments and 4 replications. As the treatment is the extraction time
which are (10; 12; 14; 16; 18; and 20 hours, respectively) and as the group is the time
analysis. The result of the study shows that the length of time extraction of watermelon
seed oil optimal at 18 hours is 16,79 ± 0,82 %. Long time extraction effect on yield,
moisture content of oil, density, peroxide and saponification value. The contrary, there

is no effect on the acid value of watermelon seed oil. GCMS analysis result, the
watermelon seed oil ingredients content of 3 chemical components, they are 9,12octadecadienoic acid 75,71%, hexadecanoic acid 18,10%, and octadecanoic acid
6,19%.
Key words: Extraction time, GC-MS, physico-chemical characteristic, watermelon seed,
watermelon seed oil,

2

PENDAHULUAN
Konsumsi minyak nabati dunia pada tahun 2011-2012 mencapai ± 150 juta ton,
dimana 114,2 juta ton digunakan dalam bidang pangan dan 35,8 juta ton di bidang non
pangan (Gunstone, 2013). Berdasarkan data dari Oil World, total produksi 17 jenis
minyak nabati dan lemak dunia akan mencapai 236 juta ton pada tahun 2020, angka ini
bertambah dari tahun 2013 yang berjumlah 189,5 juta ton (Amri, 2013). Diperkirakan
produksi minyak nabati akan terus naik secara linear tetapi kebutuhan tumbuh secara
eksponensial, sehingga permintaan akan kebutuhan lebih banyak daripada produksi.
Dalam hal penyediaan minyak nabati, pemanfaatan sumber daya cenderung
terpusat pada satu jenis komoditas saja, misalnya sawit. Pada tahun 2000-2009, 141.000
hektar lahan hutan Kalimantan telah dialihguna menjadi perkebunan sawit. Ternyata
penanaman sawit sebagai sumber minyak nabati sangat merusak ekosistem alam

(Rambe, 2014).
Kurangnya suplai minyak nabati menyebabkan kebutuhan minyak nabati yang
sangat besar menjadi tidak terpenuhi. Oleh karena itu, penelitian mengenai sumbersumber minyak nabati masih sangat dibutuhkan. Penelitian tersebut diharapkan dapat
menemukan sumber minyak nabati baru yang dapat bermanfaat sebagai salah satu usaha
pemenuhan kebutuhan akan minyak nabati dalam jumlah banyak dan mudah diperoleh
tanpa harus merusak lingkungan.
Semangka (Citrulus lanatus L) merupakan buah yang terdapat di daerah tropik
dan subtropik Afrika bagian selatan (Kehinde et al., 2013). Di Indonesia, buah
semangka banyak juga dikonsumsi masyarakat, namun hanya memanfaatkan daging
buahnya saja. Dengan jumlah produksi 30 ton/ha/tahun, maka bisa diperkirakan limbah
biji semangka banyak terbuang percuma (Erin, 2012).
Beberapa penelitian tentang minyak biji semangka sudah

dilaporkan

(Sabahelkhier et al., 2011; Acar et al., 2012; Kehinde et al., 2013) dan beberapa
diaplikasikan menjadi produk untuk kesehatan kulit dan kosmetik. Namun di Indonesia
penelitian tentang minyak biji semangka masih sedikit dilakukan, walaupun Indonesia
merupakan negara tropik dan penghasil semangka juga. Oleh karena itu penelitian ini
bertujuan untuk :

1. Menentukan rendemen minyak biji semangka yang optimal ditinjau dari lama waktu
ekstraksi.

3

2. Mengkarakterisasi sifat fisiko-kimia minyak biji semangka.
3. Mengidentifikasi komposisi kimia minyak biji semangka menggunakan Gas
Chromatography–Mass Spectrometery (GC-MS).

METODOLOGI
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2014 hingga Januari 2015 di
Laboratorium Kimia Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana,
Salatiga.
Bahan dan Piranti
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji semangka yang diperoleh
dari kota Kudus, sedangkan bahan kimiawi yang digunakan adalah n-heksana (teknis),
etanol (teknis), kloroform (pro analysis, Merck, Jerman), asam asetat glaseial (Merck,
Jerman), asam klorida (Merck, Jerman), akuades, kanji, natrium tiosulfat (Merck,
Jerman), indikator fenolftalein (Merck, Jerman), natrium hidroksida (Merck, Jerman),

kalium iodida (pra kristal, Merck, Jerman), kalium hidroksida (Merck, Jerman).
Piranti yang digunakan antara lain: neraca analitis 4 digit (Mettler H 80, USA),
neraca analitis 2 digit (Ohaus TAJ602, USA), moisturizer balance (Ohaus TAJ602,
USA), soxhlet, penangas air (Memmert WNB 14, Jerman), rotary evaporator (Buchi
R0114, Swiss), grinder (Philips, Belanda), buret dan peralatan gelas.
METODE PENELITIAN
Preparasi Sampel Pembuatan Serbuk Biji Semangka (Aderibigbe et al., 2011)
Biji semangka yang sudah dicuci dikering-anginkan, kemudian dihaluskan
dengan grinder .
Ekstraksi Minyak Biji Semangka (Kehinde et al., 2013 yang dimodifikasi)
Sebanyak 50 gram biji semangka yang telah dihaluskan, diekstrak dengan
pelarut n-heksana sebanyak 250 mL pada suhu 60-650C menggunakan peralatan soxhlet
selama 10; 12; 14; 16; 18; dan 20 jam (sampai bening). Hasil ekstraksi dipekatkan
dengan rotary evaporator pada suhu 60ºC. kemudian minyak hasil ekstraksi dianalisis.

4

Karakterisasi Sifat Fisiko-Kimia Minyak
Aroma dan Warna
Penentuan aroma dan warna ditentukan secara deskriptif.
Kadar Air
Sebanyak 1 gram minyak biji semangka ditimbang dan diukur kadar airnya
menggunakan moisturizer balance dengan tiga kali pengulangan.
Rendemen (Sudarmadji dkk, 1997)
Penentuan rendemen dilakukan secara gravimetri dengan menggunakan neraca 4
digit.
Massa Jenis (Sudarmadji dkk, 1997)
Sebanyak 1 mL minyak diukur seksama dan ditimbang dengan ketelitian 0,0001
g. Massa jenis dinyatakan dalam g/mL.
Bilangan Asam (SNI 01-3555-1998)
Sebanyak 2-5 gram minyak ditambahkan dengan 50 mL etanol 95%.
Ditambahkan sebanyak 3–5 tetes indikator fenolftalein dan dititrasi dengan NaOH
0,1 M hingga warna merah muda tetap (tidak berubah selama 15 detik).
Bilangan Peroksida (SNI 01-3555-1998)
Minyak ditambah 30 mL campuran kloroform, asam asetat glasial dan etanol
95% dengan perbandingan 11:4:5. Satu gram kristal KI ditambahkan dalam
campuran tersebut. Penentuan dilakukan dengan mengukur jumlah KI yang
teroksidasi melalui titrasi dengan Na2S2O3 0,1 M.
Bilangan Penyabunan (SNI 01-3555-1998)
Sebanyak 2 gram minyak ditambah dengan 25 mL KOH 0,5 M berlebih lalu
direfluks selama satu jam. Ditambahkan sebanyak 0,5-1 mL indikator fenolftalein.
Jumlah KOH yang tidak bereaksi dititrasi dengan HCl 0,5 M.

5

Analisis Komposisi Kimia Minyak Biji Semangka
Analisa GC dilaksanakan di Laboratorium Terpadu, Fakultas MIPA Universitas
Islam Indonesia, Sleman Yogyakarta, pada kondisi operasional:
Kolom

:

Egilent J&W DB-5

Panjang

:

30 meter x 0,25 mm

Gas Pembawa

:

Helium

Flowrate

:

0,75 mL/min

Temperatur Injektor

:

200ºC
60ºC (selama 5 menit awal)

Gradien Suhu

:

meningkat sampai 300ºC dengan
kecepatan 10ºC/min

Pengionan MS

:

Electron impact (EI)

Elektron Multiplier Energy

:

0,80 Kv

Monitoring Unit Mass (m/z)

:

30,00 sampai 400,00

Temperatur Interface

:

300ºC

Temperatur Sumber Pengionan :

200ºC

Detektor GC

:

FID-TCD

Detektor MS

:

Mass spectrometer

Analisis Data
Data rendemen dan sifat fisiko-kimia minyak biji semangka dianalisis
menggunakan rancangan dasar RAK (Rancangan Acak Kelompok), dengan 6 perlakuan
dan 4 kali ulangan. Sebagai perlakuan adalah lama waktu ekstraksi 10; 12; 14; 16; 18;
dan 20 jam, sedangkan sebagai kelompok adalah waktu analisis. Pengujian antar rataan
perlakuan dilakukan dengan menggunakan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan tingkat
kebermaknaan 5% (Steel dan Torrie, 1980).

6

HASIL DAN PEMBAHASAN
Minyak biji semangka yang dihasilkan berwarna oranye dengan aroma yang
khas. Hasil rataan rendemen minyak biji semangka yang dihasilkan antar lama waktu
ekstraksi disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Rataan Rendemen (% ± SE) Minyak Biji Semangka antar
Lama Waktu Ekstraksi
Waktu Ekstraksi

Rendemen
(% ± SE)

10

12

11,17±
0,63

12,26 ±
0,25

(a)

(b)

14
13,30 ±
0,59

16

18

20

14,71 ±
0,71

16,79 ±
0,82

16,46 ±
0,67

(d)

(e)

(e)

(c)
0,9084

W

Keterangan :
*SE = Simpangan Baku Taksiran
*W = BNJ 5 %
*Angka-angka yang diikuti huruf yang tidak sama menunjukkan antar perlakuan berbeda nyata
sedangkan angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan antar perlakuan tidak berbeda
nyata (keterangan ini juga berlaku untuk tabel 2).

Sedangkan hasil analisis sifat fisiko-kimia minyak biji semangka yang
dihasilkan antar lama waktu ekstraksi disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Rataan Sifat Fisiko-Kimia Minyak Biji Semangka antar Lama Waktu Ekstraksi
Bilangan
Bilangan
Bilangan
Asam
Penyabunan
Peroksida
(mg KOH/g minyak (mg KOH/g minyak
mgek
( /kg ± SE)
± SE)
± SE)

Waktu
Ekstraksi
(Jam)

Kadar Air
Minyak
(% ± SE)

Berat Jenis
(g/mL ± SE )

10

1,00 ± 0,00a

0,8697 ± 0,0025d

73,50 ± 1,59a

5,05 ± 0,00a

77,83 ± 2,26c

12

1,50 ± 0,92a

0,8472 ± 0,0026a

83,00 ± 1,84b

5,19 ± 0,45a

65,22 ± 2,23b

14

1,75 ± 1,52ab

0,8533 ± 0,0045b

86,50 ± 1,59c

5,33 ± 0,52a

57,50 ± 2,58a

16

2,76 ± 0,80bc

0,8585 ± 0,0019b

100,0 ± 0,00d

5,05 ± 0,00a

66,62 ± 2,23b

18

3,00 ± 0,00c

0,8650 ± 0,0059cd

104,5 ± 1,59e

5,05 ± 0,00a

56,80 ± 2,23a

20

3,00 ± 0,00c

0,8625 ± 0,0009c

107,0 ± 1,84f

5,33 ± 0,52a

89,76 ± 3,64d

W

1,1628

0,0052

2,095

0,5035

4,022

Rendemen
Tabel 1- menunjukkan rendemen minyak biji semangka waktu ekstraksi 10-18
jam mengalami peningkatan. Rendemen minyak yang diperoleh berkisar dari

7

11,17±0,63 - 16,79±0,82 %, sedangkan waktu ekstraksi yang diperpanjang hingga 20
jam hasilnya tidak meningkatkan rendemen minyak. Hal ini diduga pada awal ekstraksi
disebabkan karena waktu papar dengan pelarut relatif masih singkat dan molekul
minyak masih banyak yang terperangkap dalam jaringan sel, sehingga sedikit minyak
yang terekstrak (Handajani dkk., 2010). Dengan bertambahnya lama waktu ekstraksi
sampai 18 jam diduga semua minyak telah terekstrak, sehingga penambahan waktu
ekstraksi hingga 20 jam hasilnya tidak berbeda.
Kadar Air
Tabel 2- menunjukkan bahwa kadar air minyak biji semangka yang diekstrak
selama 10-20 jam berkisar antara 1,00-3,00%. Seiring dengan lama waktu ekstraksi
kadar air dalam minyak biji semangka mengalami peningkatan. Kandungan air dalam
minyak merupakan salah satu parameter penentu kualitas minyak (Ketaren, 1986).
Semakin tinggi kadar air dalam minyak maka kualitas minyaknya semakin rendah
(Handajani dkk., 2010).
Berat Jenis
Minyak biji semangka hasil penelitian ini, memiliki berat jenis 0,8472 - 0,8697
g/mL. Menurut Handajani dkk. (2010), berat jenis minyak dipengaruhi oleh berat
molekul (BM) rata-rata asam lemak penyusunnya, sehingga pada setiap jenis minyak
mempunyai berat jenis yang berbeda.
Bilangan Peroksida
Bilangan peroksida merupakan jumlah miligram ekuivalen oksigen untuk
mengoksidasi satu gram minyak dan bilangan ini merupakan indikator yang
menandakan minyak akan berbau tengik (Ketaren, 1986). Tabel 2- menunjukkan bahwa
bilangan peroksida semakin meningkat sejalan dengan lama waktu ekstraksi. Nilai
bilangan peroksida yang diperoleh berkisar antara 73,50±1,59 – 107±1,84

mgek

/kg. Nilai

ini jauh lebih besar jika dibandingkan dengan bilangan peroksida minyak biji semangka
hasil penelitian Sabahelkhier et al. (2011), yang besarnya 9-12

mgek

/kg. Adanya

perbedaan bilangan peroksida yang tinggi ini diduga karena dalam penelitian ini,
ekstraksi minyak biji semangka dilakukan dengan waktu pemanasan yang relatif
panjang yaitu sampai dengan 20 jam, sehingga peluang terjadinya proses autooksidasi
sangat besar. Autooksidasi merupakan pembentukan radikal bebas pada asam lemak

8

tidak jenuh yang disebabkan oleh faktor-faktor yang mempercepat reaksi seperti suhu,
cahaya, dan kelembaban (Winarno, 2004).
Bilangan Asam
Tabel 2- menunjukkan bahwa bilangan asam minyak biji semangka yang
berkisar antara 5,05±0,00 - 5,33±0,52 mg KOH/g minyak, dan sama karena tidak terpengaruh
oleh lama waktu ekstraksi. Bilangan asam merupakan ukuran dari jumlah asam lemak
bebas (Ketaren, 1986). Nilai bilangan asam minyak biji semangka penelitian ini relatif
kecil dibandingkan nilai bilangan asam minyak biji semangka penelitian Sabahelkhier et
al. (2011),

yang berkisar antara 16-32

mg KOH

/g

minyak.

Bilangan asam yang kecil

menunjukkan kandungan asam lemak bebas yang kecil (Handayani dkk., 2008).
Bilangan Penyabunan
Tabel 2- menunjukkan bahwa bilangan penyabunan minyak biji semangka antar
perlakuan waktu ekstraksi berfluktuasi. Besar kecilnya bilangan penyabunan
menunjukkan jumlah asam lemak yang ada dalam sampel (Ketaren, 1986). Nilai
bilangan penyabunan yang diperoleh berkisar antara 56,80±2,23 – 89,76±3,64
minyak.

mg KOH

/g

Hasil bilangan penyabunan yang diperoleh dari penelitian ini lebih kecil daripada

penelitian Kehinde et al. (2013), yaitu sebesar 183 mg KOH/g minyak. Bilangan penyabunan
yang kecil menunjukkan proporsi asam lemak berantai panjang lebih banyak daripada
asam lemak yang berantai pendek (Arain et al., 2012). Tingginya kandungan asam
lemak

rantai panjang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat sabun maupun

sebagai pelembab dalam sediaan kosmetik.
Analisis Komposisi Kimia Minyak Biji Semangka
Hasil spektrum analisa GC-MS ekstrak minyak biji semangka disajikan dalam
Gambar 1.

Gambar 1. Spektrum Kromatografi Gas Minyak Biji Semangka (Citrulus lanatus L)

9

Analisa minyak biji semangka dengan GC-MS menunjukkan adanya 3 puncak
yang muncul pada kromatogram GC diatas. Sedangkan analisa data hasil spektroskopi
massa tiap puncak dilakukan dengan membandingan spectra data base Wiley yang
disajikan pada Gambar 2.

A1

A2
Gambar 2. Perbandingan Spektrum Minyak Biji Semangka dengan data base Wiley
(A1) Asam Heksadekanoat Minyak Biji Semangka
(A2) Asam Heksadekanoat Wiley

Spektrum A1 (sampel) merupakan spektrum dari puncak nomor 1 (Gambar 1),
dan memiliki fragmentasi yang serupa dengan spektrum A2 (Wiley), yang teridentifikasi
sebagai asam heksadekanoat, sehingga dapat disimpulkan bahwa puncak nomor 1
(Gambar 1) merupakan puncak dari asam heksadekanoat.
Dengan cara yang sama spektrum

B1 (sampel) yang merupakan puncak

nomor 2 (Gambar 1) serupa dengan spektrum B2 (Wiley) (Gambar 3), yang
teridentifikasi sebagai asam 9,12-oktadekadienoat, sehingga dapat disimpulkan bahwa
puncak nomor 2 (Gambar 1) adalah asam 9,12-oktadekadienoat.

B1

10

B2
Gambar 3. Perbandingan Spektrum Minyak Biji Semangka dengan data base Wiley
(B1) Asam 9,12-oktadekadienoat Minyak Biji Semangka
(B2) Asam 9,12-oktadekadienoat Wiley

Demikian pula untuk spektrum puncak nomor 3 serupa dengan spektrum C2
(Wiley) (Gambar 4), yang teridentifikasi sebagai asam oktadekanoat, sehingga dapat
disimpulkan bahwa puncak nomor 3 (Gambar 1) adalah asam oktadekanoat.

C1

C2
Gambar 4. Perbandingan Spektrum Minyak Biji Semangka dengan data base Wiley
(C1) Asam Oktadekanoat Minyak Biji Semangka
(C2) Asam Oktadekanoat Wiley

11

Berdasarkan perbandingan spektrum minyak biji semangka dengan data base
Wiley, maka komposisi kimiawi penyusun minyak biji semangka disajikan pada Tabel
3.
Tabel 3. Komposisi Kimiawi Penyusun Minyak Biji Semangka
No
Puncak

Indeks
Retensi

Komponen Kimia

Rumus
Molekul

BM

Kandungan
(%)

1

17,671

Asam Heksadekanoat
(Asam Palmitat)

C17H34O2

270

18,10

2

19,444

Asam 9,12oktadekadienoat
(Asam Linoleat)

C19H34O2

294

75,71

3

19,699

Asam Oktadekanoat
(Asam Stearat)

C19H38O2

298

6,19

Tabel 3- menunjukkan kandungan komponen dominan asam lemak yang
berantai panjang, dan hasil ini sesuai dengan nilai bilangan penyabunan yang kecil.
Bilangan penyabunan yang kecil menunjukkan proporsi asam lemak berantai panjang
lebih banyak daripada asam lemak yang berantai pendek (Arain et al., 2012). Tingginya
kandungan asam lemak berantai panjang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat
sabun maupun sebagai pelembab dalam sediaan kosmetik.
Komposisi asam lemak minyak biji semangka didominasi oleh asam linoleat
dengan kadar 75,71 %. Kandungan asam linoleat ini lebih besar daripada asam linoleat
minyak biji semangka hasil penelitian Sabahelkhier et al. (2011), yang besarnya 68 %.
Asam linoleat merupakan asam lemak tak jenuh dan termasuk dari asam lemak esensial
(Nainggolan, 2010). Kandungan asam linoleat dalam minyak dapat berfungsi untuk
menghaluskan kulit dan merangsang pertumbuhan rambut (O’ Brien et al., 2009).
Selain itu asam linoleat juga dapat digunakan sebagai bahan baku untuk membuat sabun
(Nainggolan, 2010).
Kandungan asam palmitat sebagai asam lemak jenuh dapat digunakan sebagai
bahan baku pembuatan sabun (Oghome et al., 2012). Selain itu asam palmitat juga
dapat digunakan sebagai bahan baku surfaktan (Asadov et al., 2012). Sama halnya
dengan asam palmitat, asam stearat yang merupakan asam lemak jenuh juga dapat
digunakan sebagai bahan pembuatan sabun (Nainggolan, 2010). Selain itu asam stearat

12

juga digunakan sebagai bahan baku surfaktan dan bahan pengisi dalam sediaan
kosmetik (Nave, 2014).
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Hasil rendemen minyak biji semangka paling optimal sebesar 16,79 ± 0,82 % dalam
waktu ekstraksi 18 jam.
2. Lama waktu ekstraksi berpengaruh terhadap rendemen, kadar air minyak, massa
jenis, bilangan peroksida, dan bilangan penyabunan, namun tidak berpengaruh
terhadap bilangan asam minyak biji semangka. Sifat fisiko-kimia minyak yang
dihasilkan paling optimal pada perlakuan 10 jam dengan massa jenis 0,8697 ±
0,00025 g/mL; kadar air 1,00 ± 0,00 %; bilangan peroksida 73,50 ± 1,59 mgrek/kg minyak;
bilangan asam 5,05 ± 0,00 mg KOH/g minyak; dan bilangan penyabunan 77,87 ± 2,26 mg
KOH

/g minyak.

3. Komposisi penyusun minyak biji semangka tersusun atas 3 komponen kimiawi yaitu
asam 9,12-oktadekadienoat 75,71 %, asam heksadekanoat 18,10 %,

dan asam

oktadekanoat 6,19 %.

SARAN
Dari penelitian yang telah dilakukan, saran untuk pengembangan penelitian ini
selanjutnya adalah:
1. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai jenis pelarut yang dipakai dalam
ekstraksi serta volume pelarut yang digunakan dalam ekstraksi untuk mencapai
kondisi ekstraksi yang optimal.
2. Meninjau manfaat dari ketiga senyawa yang terkandung dalam minyak biji semangka
maka, minyak ini dapat digunakan sebagai bahan baku dalam bidang kosmetik
maupun pangan. Namun, dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menentukan
apakah minyak tersebut layak digunakan sebagai minyak konsumsi.

13

Daftar Pustaka :
Acar, R., Ozcan, M. M., & Dursun, N. S. 2012. Some Physico-Chemical Properties of
Edible and Forage Watermelon Seeds. Iran Journal of Chemistry, 31 (4), pp 4147.
Aderibigbe, S., Adetunji, O., Odeniyi, M. 2011. Antimicrobial and Pharmaceutical
Properties of The Seed Oil of Leucaena leucocephala (Lam.) De Wit
(Leguminosae). African Journal of Biomedical Research, pp. 63-68.

Amri, Q. 2013. 2020, Kebutuhan Minyak Nabati Dunia Bergantung kepada CPO
Indonesia.

Sawit

Indonesia.

Diunduh

http://www.sawitindonesia.com/kinerja/2020-kebutuhan-minyak-nabati-

dari
[04

Oktober 2014].
Arain, S., N. Memon, M.T. Rajput, S.T.H. Sherazi, M.I. Bhanger & S.A. Mahesar.
2012. Physico-chemical Characteristics of Oil and Seed Residues of Bauhinia
variegata and Bauhinia linnaei. Pak. J. Anal. Environ. Chem. Vol.13, pp.16-21.

Asadov, Z.H., A.H. Tantawy, I.A. Zarbaliyeva, R.A. Rahimov dan G.A. Ahmadova.
2012. Surfactans Based on Palmitic Acid and Nitrogenous Bases for Removing
Thin Oil Slicks from Water Surface. Chemistry Journal, vol. 2, pp. 136-145.
Badan Standarisasi Nasional Indonesia. SNI 01-3555-1998: Cara Uji Lemak dan
Minyak. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional Indonesia.

Erin.

2012.

Manfaat

Gizi

Biji

Semangka .

Diunduh

dari

http://sharingdisini.com/2012/12/11/manfaat-gizi-biji-semangka/ [17 September
2014].
Gunstone, F., D. 2013. Oils and Fats in The Marketplace Non Food Uses. Diunduh dari
http://lipidlibrary.aocs.org/market/nonfood.htm [18 September 2014].
Handajani, S., Godras dan Baskara. 2010. Pengaruh Suhu Ekstraksi Terhadap
Karakteristik Fisik, Kimia, dan Sensoris Minyak Wijen (Sesamum indicum L.).
Agritech, vol. 30, No. 2, pp.116-122.

14

Kehinde, 0., Duduyemi, Oladejo. 2013. Extraction And Determination Of PhysicoChemical Properties Of Watermelon Seed Oil (Citrullus Lanatus L) For Relevant
Uses. International Journal of Scientific & Tecnology Research, 2 (8), pp. 66-68.
Ketaren, S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan, Ed. 1. Jakarta: UI-Press.
Nainggolan, M.H. 2010. Pra Rancangan Pabrik Pembuataun Noodle Soap dari
Netralisasi Asam Stearat dan NAOH dengan Kapasitas 40.000 Ton/Tahun .

Skripsi. Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Nave,

R.

2014.

Stearic

Acid.

Dinduh

dari

http://hyperphysics.phy-

astr.gsu.edu/hbase/organic/stearic.html [11 Mei 2015].
O’ Brien, R.D. 2009. Fat and Oils: Formulating and Processing for Application 3rd
Edition. Boca Raton. Florida: CRC Press.

Oghome, P., M.U. Eke dan C.I.O. Kamalu. 2012. Characterization of Fatty Acid used in
Soap Manufacturing in Nigeria: Laundry, Toilet, Medicated and Antiseptic Soap.
Int. J. of Modern Eng. Research., vol.2, pp. 2930-2934.

Rambe, L. 2014. Kerusakan Hutan Kalimantann Terkini akibat Ekspansi Perkebunan
Sawit.

Diunduh dari http://www.mongabay.co.id/2014/03/09/foto-kerusakan-

hutan-kalimantan-terkini-akibat-ekspansi-perkebunan-sawit/

[18

September

2014].
Sabahelkhier, M. K., Ishag K. E., Ali, S. 2011. Fatty acid Profile, Ash Composition and
Oil Characteristics of Seeds of Watermelon Grown in Sudan. British Journal of
Science, 1 (2), pp. 76-80.

Steel, R., and J.H, Torie. 1980. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan
Biometrik. Jakarta: Gramedia.

Sudarmadji, S., B. Haryono dan Suhardi. 1997. Prosedur untuk Analisa Bahan
Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Penerbit Liberty.

Winarno F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

15

LAMPIRAN I
MAKALAH SEMINAR I
SN-KPK VII 2015
UNS, SURAKARTA
18 APRIL 2015

16

PENGARUH LAMA EKSTRAKSI TERHADAP RENDEMEN DAN
PARAMETER FISIKO-KIMIAWI MINYAK BIJI SEMANGKA
(Citrulus lanatus L) LOKAL VARIETAS SENGKALING
;Purwasiwi Wahyu Ariani, Hartati Soetjipto, Silvia Andini
Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana,
Salatiga, Indonesia
Telp: 085-726-870-901, email: [email protected]

ABSTRAK
Studi pengaruh lama waktu ekstraksi terhadap rendemen dan parameter fisiko-kimiawi
minyak biji Semangka (Citrulus lanatus L) telah dilakukan di Laboratorium Kimia Bahan Alam
FSM UKSW, Salatiga. Tujuan dari penelitian adalah untuk menentukan rendemen minyak biji
semangka yang optimal ditinjau dari lama waktu ekstraksi dan menentukan pengaruh lama
waktu ekstraksi terhadap rendemen serta sifat fisiko-kimiawi minyak biji semangka. Ekstraksi
dilakukan selama 10 sampai 20 jam dengan pelarut heksana kemudian minyak yang diperoleh
dikarakterisasi parameter fisiko-kimiawi. Data dianalisis dengan menggunakan Rancangan
Acak Kelompok (RAK), 6 perlakuan dan 4 ulangan. Sebagai perlakuan adalah lama waktu
ekstraksi (10; 12; 14; 16; 18 dan 20 jam) dan sebagai kelompok adalah waktu analisis.
Pengujian antar rataan perlakuan dilakukan dengan menggunakan uji Beda Nyata Jujur (BNJ)
dengan tingkat kebermaknaan 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen minyak biji
semangka paling optimal sebesar 16,79 ± 0,82 % dalam waktu ekstraksi 18 jam. Lama waktu
ekstraksi juga berpengaruh terhadap rendemen, kadar air minyak, massa jenis, bilangan
peroksida, dan bilangan penyabunan, namun tidak berpengaruh terhadap bilangan asam
minyak biji semangka.
Kata kunci: biji semangka, minyak biji semangka, waktu ekstraksi, fisiko-kimiawi.

17

mudah diperoleh tanpa harus merusak

asam asetat glaseial (Merck), asam klorida

lingkungan.

(Merck),

Semangka
merupakan
daerah

tropik

yang

dan

banyak

masyarakat,

natrium

tiosulfat

L)

(Merck), indikator fenolftalein (Merck), natrium

terdapat

di

hidroksida (Merck), kalium iodida (pra kristal,

subtropik

Afrika

Merck), kalium hidroksida (Merck).

bagian selatan [4]. Di Indonesia, buah
semangka

kanji,

lanatus

(Citrulus

buah

akuades,

juga

dikonsumsi

namun

hanya

Piranti yang digunakan antara lain: neraca
analitis 4 digit (Mettler H 80, USA), neraca
analitis

2

digit

(Ohaus

TAJ602,

USA),

memanfaatkan daging buahnya saja.

moisturizer balance (Ohaus TAJ602, USA),

Dengan

30

soxhlet, penangas air (Memmert WNB 14,

ton/ha/tahun, maka bisa diperkirakan

Germany), rotary evaporator (Buchi R0114,

limbah biji semangka banyak terbuang

Swiss),

percuma [5].

pendingin tegak, dan peralatan gelas.

jumlah

Beberapa

produksi

penelitian

tentang

minyak biji semangka sudah dilaporkan

grinder

(Philips,

Belanda),

buret,

Preparasi Sampel Pembuatan Serbuk Biji
Semangka [8]

([4], [6], [7]) dan beberapa diaplikasikan

Biji semangka yang sudah dicuci dikering-

menjadi produk untuk kesehatan kulit

anginkan, kemudian dihaluskan dengan grinder.

dan kosmetik. Namun di Indonesia

Ekstraksi Minyak Biji Semangka ([4] yang

penelitian tentang minyak biji semangka
masih

sedikit

dilakukan,

Indonesia merupakan negara tropik dan
penghasil semangka juga. Maka dari itu
penelitian ini bertujuan untuk :
semangka (Citrulus lanatus L) yang
ditinjau

dari

lama

Sebanyak 50 gram biji semangka yang
telah

dihaluskan,

diekstrak

waktu

ekstraksi.

pelarut
0

heksana sebanyak 250 mL pada suhu 60-65 C

14; 16; 18; dan 20 jam (sampai bening). Hasil
ekstraksi dipekatkan dengan rotary evaporator
pada suhu 60ºC. Selanjutnya minyak hasil
ekstraksi dianalisis.

2. Menentukan pengaruh lama waktu
ekstraksi terhadap sifat fisiko-kimiawi

Karakterisasi Sifat Fisiko-Kimiawi Minyak
Penentuan aroma dan warna ditentukan

minyak biji semangka (Citrulus lanatus

secara deskriptif.

L).

Penentuan Kadar Air Sampel

METODE PENELITIAN

Sebanyak 1 gram minyak biji semangka

Bahan dan alat
Bahan

dengan

menggunakan peralatan soxhlet selama 10; 12;

1. Menentukan rendemen minyak biji

optimal

dimodifikasi)

walaupun

yang

ditimbang dan diukur kadar airnya menggunakan
digunakan

dalam

moisturizer

balance

dengan

penelitian ini adalah biji semangka yang

pengulangan.

diperoleh dari kota Kudus, sedangkan

Penentuan Rendemen [9]

tiga

kali

bahan kimiawi yang digunakan adalah

Penentuan rendemen dilakukan secara

heksana (teknis), etanol (pro analysis,

gravimetri dengan menggunakan timbangan 4

Merck), kloroform (pro analysis, Merck),

digit.

18

Penentuan Massa Jenis [9]

dilakukan dengan menggunakan uji Beda Nyata

Sebanyak 1 mL minyak diukur
seksama
ketelitian

dan

ditimbang

0,0001

g.

dengan

Massa

Jujur (BNJ) dengan tingkat kebermaknaan 5%
[11].

jenis

dinyatakan dalam g/mL.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penentuan Bilangan Asam [10]

Analisis Pengaruh Lama Waktu Ekstraksi

Sebanyak

2-5

gram

minyak

ditambahkan dengan 50 mL etanol 95%.
Ditambahkan

sebanyak

3–5

terhadap Sifat Fisiko-Kimiawi Minyak Biji
Semangka
Minyak

tetes

biji semangka yang dihasilkan

indikator fenolftalein dan dititrasi dengan

berwarna oranye dengan aroma yang khas.

NaOH 0,1 M hingga warna merah muda

Hasil rataan rendemen dan sifat fisiko-kimiawi

tetap (tidak berubah selama 15 detik).

minyak biji semangka (Citrulus lanatus L) yang

Penentuan Bilangan Peroksida [10]

dihasilkan antar lama waktu ekstraksi disajikan

Minyak ditambah 30 mL campuran
kloroform, asam asetat glasial dan
etanol

95%

11:4:5.

dengan

Satu

pada Tabel 1 dan 2.
Rendemen

perbandingan

gram

kristal

KI

Tabel 1- menunjukkan rendemen minyak
biji

semangka

waktu

ekstraksi

10-18

jam

ditambahkan dalam campuran tersebut.

meningkat sejalan dengan lama waktu ekstraksi.

Penentuan dilakukan dengan mengukur

Rendemen minyak yang diperoleh berkisar dari

jumlah KI yang teroksidasi melalui titrasi

11,17±0,63

dengan Na2S2O3.

ekstraksi 18 dan 20 jam berkisar 16,46±0,67 -

Penentuan Bilangan Penyabunan [10]

16,79±0,82 % hasilnya tidak berbeda. Hal ini

Sebanyak 2 gram minyak ditambah

diduga disebabkan karena waktu ekstraksi yang

-

16,79±0,82

%.

Lama

waktu

dengan 25 mL KOH 0,5 M berlebih lalu

singkat,

direfluks selama satu jam. Ditambahkan

terperangkap dalam jaringan sel, sehingga relatif

sebanyak 0,5-1 mL indikator fenolftalein.

sedikit yang terekstrak [12]. Sampai lama waktu

Jumlah KOH yang tidak bereaksi dititrasi

ekstraksi 18 jam diduga semua minyak telah

dengan HCl 0,5 M.

terekstrak,

molekul minyak masih banyak yang

sehingga

penambahan

waktu

ekstraksi hingga 20 jam hasilnya tidak berbeda.

Analisis Data

Kadar Air
Data

rendemen

biji

Tabel 2- menunjukkan seiring dengan lama

menggunakan

waktu ekstraksi kadar air dalam minyak biji

(Rancangan

semangka mengalami peningkatan. Kadar air

Acak Kelompok), dengan 6 perlakuan

minyak biji semangka yang diekstrak selama 10-

dan 4 kali ulangan. Sebagai perlakuan

20 jam memiliki kadar air berkisar 1,00-3,00%.

adalah lama waktu ekstraksi 10; 12; 14;

Kandungan air dalam minyak merupakan salah

16; 18; dan 20 jam, sedangkan sebagai

satu parameter penentu kualitas minyak [13].

kelompok

adalah

Semakin tinggi kadar air dalam minyak maka

Pengujian

antar

semangka

dianalisis

rancangan

dasar

minyak

RAK

waktu
rataan

analisis.
perlakuan

kualitas minyaknya semakin rendah [12].

19

Berat Jenis

Besarnya bilangan peroksida minyak biji

Mnyak

biji

semangka

hasil

penelitian yang dilakukan, memiliki berat
jenis

0,8472 - 0,8697 g/mL. Menurut

Handajani dkk. (2010),

berat jenis

minyak dipengaruhi oleh berat molekul
(BM)

rata-rata

asam

lemak

semangka

asam lemak tidak jenuh memungkinkan minyak
mudah mengalami autooksidasi membentuk
senyawa peroksida dan hiperperoksida [13].
Bilangan Asam

asam minyak biji semangka yang berkisar antara

peroksida

merupakan

jumlah miligram ekuivalen oksigen untuk
mengoksidasi satu gram minyak dan
bilangan ini merupakan indikator yang
tengik

minyak

[13].

bahwa

Tabel

bilangan

mengindikasikan

Tabel 2- menunjukkan bahwa bilangan

Bilangan Peroksida

menandakan

penelitian

adanya asam lemak tidak jenuh [10]. Kehadiran

penyusunnya [12].

Bilangan

hasil

akan

2-

berbau

menunjukkan

peroksida

semakin

meningkat sejalan dengan lama waktu

5,05±0,00 - 5,33±0,52

mg KOH

/g minyak, dan nilai ini

tidak terpengaruh oleh lama waktu ekstraksi.
Bilangan asam merupakan ukuran dari jumlah
asam lemak bebas [13]. Nilai bilangan asam
minyak biji semangka penelitian ini relatif kecil
dibandingkan nilai bilangan asam minyak biji
semangka penelitian Sabahelkhier et al. (2011),
yang berkisar antara 16-32

[7].

diperoleh berkisar antara 73,50±1,59 –

kandungan asam lemak bebas yang kecil [15].

besar

/kg. Nilai ini jauh lebih

jika

bilangan

dibandingkan
peroksida

biji

semangka hasil penelitian Sabahelkhier

menunjukkan

Bilangan Penyabunan
Tabel 2- menunjukkan bahwa bilangan

dengan

minyak

kecil

minyak

Bilangan

mgek

yang

/g

ekstraksi. Nilai bilangan peroksida yang

107±1,84

asam

mg KOH

penyabunan

minyak

biji

semangka

antar

perlakuan waktu ekstraksi berfluktuasi. Besar

/kg

kecilnya bilangan penyabunan menunjukkan

bilangan

jumlah asam lemak yang ada dalam sampel

peroksida yang tinggi ini diduga karena

[13]. Nilai bilangan penyabunan yang diperoleh

dalam penelitian ini, ekstraksi minyak biji

berkisar antara 56,80±2,23 –89,76±3,64

et al. (2011), yang besarnya 9-12
[7].

Adanya

semangka

perbedaan

dilakukan

dengan

mgek

waktu

pemanasan yang relatif panjang yaitu
sampai

dengan

20

jam,

sehingga

peluang terjadinya proses autooksidasi
sangat besar. Autooksidasi merupakan
pembentukan radikal bebas pada asam
lemak tidak jenuh yang disebabkan oleh
faktor-faktor yang mempercepat reaksi
seperti suhu, cahaya dan kelembaban
[14].

minyak.

mg KOH

/g

Hasil bilangan penyabunan yang diperoleh

dari penelitian ini lebih kecil daripada penelitian
Kehinde et al. (2013), yaitu sebesar 183
minyak

mg KOH

/g

[4]. Bilangan penyabunan yang kecil

menunjukkan proporsi triasilgliserol asam lemak
berantai

panjang

lebih

banyak

daripada

triasilgliserol asam lemak yang berantai pendek
[16]. Tingginya kandungan asam lemak rantai
panjang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pembuat sabun maupun sebagai pelembab
dalam sediaan lotion.

20

Indonesia. Diakses pada 4 Oktober 2014.

KESIMPULAN

Diunduh

Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan

maka

dapat

http://www.sawitindonesia.com/kinerja/202

disimpulkan

0-kebutuhan-minyak-nabati-dunia-

bahwa:
1. Hasil

dari

rendemen

minyak

bergantung-kepada-cpo-indonesia.

biji

semangka (Citrulus lanatus L) paling

[3]

Rambe,

L.

2014.

Kalimantann

dalam waktu ekstraksi 18 jam.

Perkebunan Sawit. Diakses 18 September
2014.

2. Lama waktu ekstraksi berpengaruh

minyak,

rendemen,
massa

peroksida,

kadar

jenis,
dan

penyabunan,

terhadap

Ekspansi

Diunduh

dari

http://www.mongabay.co.id/2014/03/09/fot

air

bilangan

o-kerusakan-hutan-kalimantan-terkini-

bilangan

akibat-ekspansi-perkebunan-sawit/.

namun

berpengaruh

akibat

Hutan

optimal sebesar 16,79 ± 0,82 %

terhadap

Terkini

Kerusakan

tidak

[4]

Kehinde, 0., Duduyemi, Oladejo. 2013.
Extraction And Determination Of Physico-

bilangan

Chemical Properties Of Watermelon Seed

asam minyak biji semangka.
3. Kadar air terendah pada lama waktu

Oil (Citrullus Lanatus L) For Relevant

ekstraksi ke 10 jam yaitu sebesar

Uses. International Journal of Scientific &

1,00±0,00 %, Massa jenis tertinggi

Tecnology Research, 2 (8), pp. 66-68.

terdapat pada lama waktu ekstraksi

[5]

g

ke 10 jam sebesar 0,8697±0,0025 /mL,

Diakses 17 September 2014. Diunduh dari

bilangan peroksida terendah pada lama

http://sharingdisini.com/2012/12/11/manfa

ekstraksi ke 10 jam sebesar 73,50±1,59

at-gizi-biji-semangka/.

mgek

/kg, bilangan asam terendah pada

[6]

lama waktu ekstraksi ke 10; 16; dan 18
mg KOH

jam sebesar 5,05±0,00

/g

lama ekstraksi
89,76±3,64

ke

20

jam

of Edible and Forage Watermelon Seeds.
Iran Journal of Chemistry, 31 (4), pp 41-

sebesar

47.

mg KOH

/g minyak.

[7]

and Oil Characteristics of Seeds of

Gunstone, F., D. 2013. Oils and

Watermelon Grown in Sudan.

Fats in The Marketplace Non
Uses.

Diakses

18

September 2014. Diunduh dari
http://lipidlibrary.aocs.org/market/
nonfood.htm.
[2]

Sabahelkhier, M. K., Ishag K. E., Ali, S.
2011. Fatty acid Profile, Ash Composition

DAFTAR RUJUKAN

Food

Acar, R., Ozcan, M. M., & Dursun, N. S.
2012. Some Physico-Chemical Properties

minyak,

dan bilangan penyabunan tertinggi pada

[1]

Erin. 2012. Manfaat Gizi Biji Semangka.

Amri, Q. 2013. 2020, Kebutuhan
Minyak Nabati Dunia Bergantung
kepada CPO Indonesia. Sawit

British

Journal of Science, 1 (2), pp. 76-80.
[8]

Aderibigbe, S., Adetunji, O., Odeniyi, M.
2011. Antimicrobial and Pharmaceutical
Properties of The Seed Oil of Leucaena
leucocephala

(Lam.)

(Leguminosae).

African

De
Journal

Biomedical Research, pp. 63-68.

Wit
of

21

[9]

Sudarmadji, S., B. Haryono dan

variegata and Bauhinia linnaei. Pak. J.

Suhardi. 1997. Prosedur untuk

Anal. Environ. Chem. Vol.13, pp.16-21.

Analisa

Bahan

Makanan

dan

Pertanian. Yogyakarta: Penerbit
Liberty.
[10]

Badan

Standarisasi

Indonesia.

SNI

Nasional

01-3555-1998:

Cara Uji Lemak dan Minyak.
Jakarta:

Badan

Standarisasi

Nasional Indonesia.
[11]

Steel, R., and J.H, Torie. 1980.
Prinsip dan Prosedur Statistika
Suatu

Pendekatan

Biometrik.

Jakarta: Gramedia.
[12]

Handajani,

S.,

Godras

dan

Baskara. 2010. Pengaruh Suhu
Ekstraksi Terhadap Karakteristik
Fisik, Kimia, dan Sensoris Minyak
Wijen (Sesamum

indicum L.).

Agritech, Vol. 30, No. 2, pp.116122.
[13]

Ketaren, S. 1986. Minyak dan
Lemak Pangan, Ed. 1. Jakarta:
UI-Press.

[14]

Winarno

F.G.

2004.

Kimia

Pangan dan Gizi. PT Gramedia
Pustaka Utama.Jakarta.
[15]

Handayani,

M,

Putri.,

dan

Subagus, W. 2008. Analisis Biji
Ketapang (Terminalia catappa L.)
sebagai suatu Alternatif Sumber
Minyak

Nabati.

Majalah

Obat

Tradisional, Vol. 13, No. 45.
[16] Arain, S., N. Memon, M.T. Rajput,
S.T.H. Sherazi, M.I. Bhanger &
S.A. Mahesar. 2012. Physicochemical Characteristics of Oil
and Seed Residues of Bauhinia

22

Lampiran 1
Tabel 1. Rataan Rendemen (% ± SE) Minyak Biji Semangka antar Lama Waktu Ekstraksi
Waktu Ekstraksi

Rendemen

10

12

14

11,17± 0,63

12,26± 0,25

13,30± 0,59

14,71 ± 0,71

16,79 ± 0,82

16,46 ± 0,67

(a)

(b)

(c)

(d)

(e)

(e)

W

16

18

20

0,9084

Tabel 2. Sifat Fisiko-Kimia Minyak Biji Semangka antar Lama Waktu Ekstraksi

Bilangan
Asam

Bilangan
Penyabunan

(mgek/kg ± SE)

(mg KOH/g minyak
± SE)

(mg KOH/g minyak ±
SE)

0,8697 ± 0,0025d

73,50 ± 1,59a

5,05 ± 0,00a

77,83 ± 2,26c

1,50 ± 0,92a

0,8472 ± 0,0026a

83,00 ± 1,84b

5,19 ± 0,45a

65,22 ± 2,23b

14

1,75 ± 1,52ab

0,8533 ± 0,0045b

86,50 ± 1,59c

5,33 ± 0,52a

57,50 ± 2,58a

16

2,76 ± 0,80bc

0,8585 ± 0,0019b

100,0 ± 0,00d

5,05 ± 0,00a

66,62 ± 2,23b

18

3,00 ± 0,00c

0,8650 ± 0,0059cd

104,5 ± 1,59e

5,05 ± 0,00a

56,80 ± 2,23a

20

3,00 ± 0,00c

0,8625 ± 0,0009c

107,0 ± 1,84f

5,33 ± 0,52a

89,76 ± 3,64d

W

1,1628

0,0052

2,095

0,5035

4,022

Ekstraksi

Kadar Air
Minyak

Berat Jenis

Bilangan
Peroksida

(Jam)

(% ± SE)

(g/mL ± SE )

10

1,00 ± 0,00a

12

Waktu

Keterangan : *SE = Simpangan Baku Taksiran
*W = BNJ 5 %
*Angka-angka yang diikuti huruf yang tidak sama menunjukkan antar perlakuan
berbeda nyata sedangkan angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan
antar perlakuan tidak berbeda nyata.

23