STUDI TENTANG HUBUNGAN MANAJEMEN STRATEGIK DAN PEMBERDAYAAN TENAGA EDUKATIF YAYASAN DENGAN MUTU PENDIDIKAN DI AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (AMIK) SERANG.
STUDI TENTANG HUBUNGAN MANAJEMEN STRATEGIK DAN
PEMBERDAYAAN TENAGA EDUKATIF YAYASAN DENGAN MUTU
PENDIDIKAN Dl AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA
DAN KOMPUTER (AMIK) SERANG
TESIS
Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis
PPS Universitas Pendidikan Indonesia Bandung
Untuk memenuhi sebagian dari persyaratan program S-2
Bidang Studi Administrasi Pendidikan
Oleh:
RIZQl MULYANA
MM. 989543
aT
•z
o
o
^
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2000
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis dengan judul : "Studi tentang
Hubungan Manajemen Strategik dan Pemberdayaan Tenaga Edukatif Yayasan
dengan Mutu Pendidikan di Akademi Manajemen Informatika dan Komputer
(AMIK) Serang" ini beserta seluruh isinya adaiah benar-benar karya saya sendiri, dan
saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etikayang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan
kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran atas etika keilmuan
dalam karya saya ini, atau ada klaim terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, 4 Nopember2000
Yang membuat pernyataan,
RIZQI MULYANA
STUDI TENTANG HUBUNGAN MANAJEMEN STRATEGIK DAN
PEMBERDAYAAN TENAGA EDUKATIF YAYASAN DENGAN MUTU
PENDIDIKAN Dl AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA
DAN KOMPUTER (AMIK) SERANG
Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis
PPS Universitas Pendidikan Indonesia Bandung
Untuk memenuhi sebagian dari persyaratan program S-2
Bidang Studi Administrasi Pendidikan
DISFTUJUI DAN DISAHKAN TIM PEMBIMBING,
Prof. Dr. H. MOTH, IDQCHI ANWAR
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Tb. ABWSYAMSUDIN MA'MUN, MA
Perfit5imbing II
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2000
ABSTRAK
Manajemen strategi merupakan salah satu teknik manajemen yang terencana
dan terkendali serta berorientasi pada peningkatan kemampuan organisasi dalam
menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Bagi AMIK Serang, perubahan
lingkungan dimaksud adalah mengenai pemberlakuan pasar bebas tahun 2003 dan
2020. Dalam kondisi seperti itu dituntut sumberdaya manusia yang berkualitas.
Salah satu upaya untuk mengantisipasi kondisi tersebut adalah melalui
pemberdayaan tenaga edukatifyayasan. Upaya ini diharapkan mampu meningkatkan
mutu pendidikan, sehingga pada gilirannya AMIK Serang mampu menghasilkan
lulusan yang berkualitas
Hasil analisis data menunjukkan bahwa : terdapat hubungan positif dan
signifikan antara variabel manajemen strategi dengan variabel pemberdayaan tenaga
edukatif yayasan dengan tingkat keeratan hubungan "agak rendah"; terdapat
hubungan positif dan signifikan antara variabel manajemen strategi dengan variabel
mutu pendidikan dengan tingkat keeratan "cukup"; terdapat hubungan positif dan
signifikan antara variabel pemberdayaan tenaga edukatif yayasan dengan variabel
mutu pendidikan dengan tingkat keeratan "agak rendah", serta secara bersama-sama
terdapat hubungan positif dan signifikan antara variabel manajemen stratejik dan
pemberdayaan tenaga edukatifyayasan dengan mutu pendidikan diAMIK Serang.
Sejalan dengan hasil penelitian, maka direkomendasikan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Sebaiknya diupayakan peningkatan penggalian teknologi-teknologi informatika
baru melalui seminar, internet, brosur-brosur atau informasi lainnya sehingga
teknologi yang diajarkan tidak terlalu ketinggalan dibandingkan dengan
kemampuan mahasiswa yang mempunyai pengalaman praktek.
2. Dalam rangka meningkatkan materi pelajaran yang berkaitan dengan teknologi
baru, sebaiknya dilakukan penambahan muatan lokal, sehingga para mahasiswa
dapat memperoleh pengetahuan tersebut.
3. Secara bertahap dosen non-yayasan ditertibkan sesuai dengan standar yang
berlaku. Bilamemungkinkan mereka bekerjasepenuhnya di AMIK Serang.
4. Disarankan agar AMIK Serang menyelenggarakan kerjasama dengan praktisi
(perusahana-perusahaan) dan akademisi (lembaga-lembaga pendidikan tinggi)
dalam rangka pengembangan mutu pendidikan.
DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
»
»
1V
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
vi
vii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Rumusan Masalah
8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
9
D. Kerangka Pemikiran
1°
E. Hipotesis
F. Definisi Operasional Variabel
18
19
G. Pendekatan Masalah
23
H. Sistematika Tesis
25
MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PEMBERDAYAAN
TENAGA EDUKATIF UNTUK MENINGKATKAN MUTU
BAB III
PENDIDIKAN
27
A. Konsep Manajemen Strategik
B. Konsep Pemberdayaan
C. Konsep Mutu Pendidikan
27
34
38
D. Telaahan Terhadap Karya Penelitian Terdahulu yang Relevan. .
40
PROSEDUR PENELITIAN
43
A. Metode Penelitian
43
B. Teknik Pengumpulan Data
43
C. Populasi dan Sampel
44
D. SumberData
44
IV
BAB IV
BABV
BAB VI
E. Metode Analisis
45
F. Teknik Analisis Data
46
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
50
A. Data Responden
50
B. Data Hasil Penelitian
53
C. Pengujian Hipotesis
84
D. Interpretasi Data
89
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
94
A. Manajemen Strategik
94
B. Pemberdayaan Tenaga Edukatif
96
C. Mutu Pendidikan
97
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
99
A. Kesimpulan
99
B. Implikasi
101
C. Rekomendasi
101
KEPUSTAKAAN
103
LAMPIRAN-LAMPIRAN
106
DAFTAR GAM BAR
Nomor
Halaman
1.
Kerangka Berpikir
12
2.
Peran Visi dalam Jalinan Unsur-unsur dan Faktor-faktor Manajemen
Strategik
14
3.
Lima Kegiatan Utama dalam Manajemen Strategik
15
4.
Kerangka Teoritis
18
5.
Implikasi Korelasi Sederhana dan Ganda Antara Manajemen Strategik,
Pemberdayaan Tenaga Edukatif Yayasan, serta Mutu Pendidikan
88
c
VI
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1. Jadwal Penelitian
25
2. Interpretasi Nilai "r"
49
3. Data Responden Berdasarkan Usia
50
4. DataResponden Berdasarkan Status Pekerjaan
51
5. Data Responden Berdasarkan Status Keluarga
52
VI1
BAB I
P E N D A H I L I A N
A. Later Beiakang Masalah
Secara formal dan konsepsional, pendidikan merupakan suatu sistem dan
sekaligus sebagai suatu usaha sadar, meskipun bukan selalu berkonotasi dan
bermakna bisnis. Menurut Wardiman Djojonegoro (1996), palingtidak terdapat tiga
fungsi utama dari sistem pendidikan nasional, yaitu (1) mencerdaskan seluruh
rakyat; (2) menyiapkan tenaga kerja; (3) membina dan mengembangkan IPTEK dan
melestarikan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Implikasinya, indikator dan kriteria
penilaian keberhasilan manajemen sistem pendidikan nasional bukan semata-mata
berorientasi pada ptofit making (monetary rate of run), melainkan juga nilai-nilai
keuntungan sosial dan kultural.
Nilai-nilai sosial dan kultural yang diperoleh dari pendidikan nasional suatu
bangsa merupakan salah satu modal dasar dalam membangun dan mengembangkan
kehidupan masyakarat yang lebih baik. Melalui sistem pendidikan tersebut dapat
diperoleh nilai tambah bagi sumberdaya manusia yang ada dalam rangka
pemberdayaan kemampuannya. Kondisi ini akan semakin terasa tatkala masyarakat
tadi dihadapkan pada persaingan dengan bangsa-bangsa lain untuk meraih
kehidupan yang lebih baik.
Persaingan global yang semakin ketat dewasa ini sangat menuntut kualitas
sumberdaya manusia yang memadai. Sejalan dengan itu kemampuan bersaing juga
perlu dipupuk dan dikembangkan, sehingga pada gilirannya mereka mampu
mengantisipasi dan memenangkan persaingan, paling tidak mampu bertahan dalam
persaingan tersebut. Upaya ini tentu tidaklah mudah, melainkan melalui suatu proses
panjang dan sistematis. Salah satu upaya ke arah itu adalah melalui implementasi
sistem pendidikan nasional secara optimal, khususnya melalui perguruan tinggi.
Perguruan tinggi adalah lembaga ilmiah, lembaga pendidikan tinggi, dan
komunitas ilmiah sebagai agent of change yang mengemban misi sosial budaya,
misi nasional dan modernisasi. Perguruan tinggi juga merupakan sub sistem dari
sistem pendidikan nasional di dalam masyarakat dan kebudayaan yang senantiasa
mengalami perubahan. Perguruan tinggi di Indonesia sebagai lembaga ilmiah
memiliki sifat universal. Namun demikian juga memiliki ciri-ciri khas nasional
berdasarkan falsafah Pancasila, UUD 1945, UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, dan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang
Pendidikan Tinggi.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tersebut antara lain
dinyatakan bahwatujuan pendidikan tinggi adalah :
1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademik, dan / atau profesional yang dapat menerapkan,
mengembangkan dan/atau memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, teknologi
dan/atau kesenian.
2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau
keseman serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf
kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. (pasal 2 ayat 1).
Sejalan dengan perubahan global, tantangan yang dihadapi pendidikan tinggi
sejak tahun 1970 adalah peningkatan : (1) pemerataan atau daya tampung dan
asimetris penyebaran; (2) mutu dan relevansi; (3) manajemen penyelenggaraan
pendidikan tinggi. Dalam menghadapi tantangan tersebut perlu dipacu upaya
peningkatan mutu sumberdaya manusia karena sumberdaya manusia semakin
penting perannya. Memasuki abad ke-21, Indonesia membutuhkan lulusan
perguruan tinggi yang mampu mengikuti setiap pembahan dan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni yang sangat cepat, mampu menghadapi persaingan
yang ketat untuk mendapatkan peluang kerja dalam tingkat intemasional. Dalam
konferensi APEC di Bogor tahun 1994 telah direncanakan bahwa pada tahun 2003
Indonesia mulai mengikuti sistem pasar terbuka antar negara ASEAN (AFTA) dan
pada tahun 2020 akan sepenuhnya mengikuti sistem pasar terbuka antar negara
anggota APEC.
Sehubungan dengan itu pendidikan tinggi di Indonesia harus segera dibenahi
untuk meningkatkan mutu lulusannya sehingga mampu memenuhi kebutuhan tenaga
kerja dan atau profesional di dalam negeri. Sejalan dengan itu perguruan tinggi juga
dituntut mampu mandiri dalam pertumbuhan maupun operasinya. Dengan demikian
perguruan tinggi dihadapkan pada tuntutan perwujudan peningkatan mutu,
4
kemampuan, kemandirian dan kerjasama, serta persaingan secara sehat dalam era
global isasi.
Makna yang tersirat dalam rumusan tujuan pendidikan tinggi menunjukkan
bahwa pendidikantinggi dituntut untukmenghasilkan manusia terdidik yang mampu
meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dalam konteks itulah perguruan tinggi
diasumsikan mempunyai kedudukan dan peranan penting dalam pembangunan
nasional. Dalam hubungan ini Kerr (1982) menggambarkan bahwa perguran tinggi
sebagai institusi yang di dalamnya terdiri atas masyarakat ilmuwan, masyarakat
humanis, masyarakat profesional, masyarakat profesional non-akademik dan
masyarakat administrator. Berbagai kegiatan akan terdapat dalam institusi tersebut
mulai dari pengajaran, memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi, penelitian dan
pengembangan, perluasan kesadaran nasional, dan intemasional hingga pengabdian
dan pelayanan sosial kepada masyarakat
Peranan perguruan tinggi dalam pembangunan nasional sekurang-kurangnya
dapat dilihat dari tiga sudut yaitu :
1. Sebagai penghasil agen-agen perubahan yang mampu merancang, mendorong,
dan memelopori perubahan dalam berbagai aspeknya menuju masyarakat modem.
2. Pencipta dan pendukung ide-ide baru yang selalu hidup, dan
3. Pemberi sumbangan bagi kemajuan intelektualdan sosial di masyarakat. (Sonhaji,
1990).
Oleh sebab itu perlu dipertimbangkan alternatif penerapan sistem atau model
manajemen pendidikan tinggi yang handal dan sesuai dalam upaya peningkatan
mutu terpadu lulusan program perguruan tinggi. Upaya ini dinilai sangat mendesak
mengingat tantangan yang dihadapi tahun 2020 mendatang ialah pasar terbuka antar
negara Asia - Pasifik. Jawaban atas tantangan seperti ini sangat diperlukan agar
pembinaan lembaga-lembaga kependidikan yang kini sedang digalakkan mampu
mencapai tingkat stabilitas dan tingkat mutu pendidikan yang diharapkan. Para
peserta didik di perguruan tinggi dengan demikian dibekali pengetahuan yang
memiliki keunggulan komparatif
Sesungguhya setiap pendidikan merupakan proses penyerapan pengetahuan
dan keterampilan aplikatif melalui dinamika kegiatan yang diselenggarakan secara
formal (sekolah) atau non formal (penyuluhan), guna mendukung kemampuan
dalam menghadapi tuntutan dan tantangan di kemudian hari. Oleh karena itu
peranan perguruan tinggi dalam menyelenggarakan proses pendidikan tersebut
sangat dituntut untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas. Para
lulusan yang dihasilkan diharapkan benar-benar mampu bersaing dengan berbagai
pihak untuk meraih masa depan yang lebih baik.
Ketiga peran perguruan tinggi sebagaimana dikemukakan di atas
mengisyaratkan perannya sebagai pusat pengembangan sumberdaya manusia, ilmu
pengetahuan dan teknologi serta perwujudan dinamika masyarakat sehinggga
memberikan sumbangan yang berarti bagi keberhasilan pembangunan nasional.
Sebagai konsekuensinya perguman tinggi dituntut mampu menyelenggarakan
pendidikan, melakukan penelitian dan pengkajian di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi serta melaksanakan pengabdian kepada masyarakat yang bermanfaat bagi
kemanusiaan dan sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Untuk itu upaya
meningkatkan mutu pendidikan tinggi hendaknya ditelusuri dari keteladanan
perguruan tinggi dalam melakukan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam kaitannya
dengan tujuan pembangunan nasional.
Banyak faktor yang berpengaruh terhadap mutu pendidikan. Misalnya
kebijakan tentang pendidikan, partisipasi masyarakat dan dunia usaha, manajemen
pendidikan, metode belajar mengajar, dan sumberdaya manusia. Dengan demikian
salah satu faktor dominan yang mempengaruhi mutu pendidikan tinggi terletak pada
pemberdayaan sumberdaya manusia terutama tenaga edukatif atau tenaga
profesional. Oleh sebab itu peningkatan mutu, relevansi dan produktivitas tenaga
edukatif di perguman tinggi perlu dikembangkan secara terencana, terpola dan
terpadu dalamsatu sistem pengelolaan perguruan tinggi.
Upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu tenaga edukatif di perguruan
tinggi telah banyak dilakukan. Upaya tersebut antara lain berupa penataran dan
lokakarya, program pencangkokan, pendidikan lanjutan ke S2 dan S3 baik di dalam
maupun di luar negeri, akta mengajar, applied approach dan pusat antar universitas
untuk sistem instruksional. Demikian pula halnya dengan Akademi Manajemen
Informatika dan Komputer (AMIK) Serang telah bempaya meningkatkan mutu
pendidikan melalui pemberdayaan tenaga edukatif yayasan dengan konsep
pengembangan manajemen strategik.
Sejak didirikan tahun 1992, Akademi Manajemen Informatika dan Komputer
(AMIK) Serang telah menghasilkan 240 lulusan program D3. Sebagian di antara
para lulusan tersebut sudah bekerja baik di instansi pemerintah maupun swasta.
Walaupun belum diperoleh data secara kuantitatif, diperoleh keterangan bahwa
mereka antara lain bekerja di Pemda Kabupaten Serang, Rumah Sakit Umum
Serang, Bank Mandin, Bank Danamon, Bank BCA, Bank BII, PLTU, Krakatau
Steel, PT Indah Kiat PT Sumi Magnet, PT Sanyu, PT Ganesha, PT Peni, PT
Chandra Asri, PT Ricad Basali, PT Pan Brother, dan PT Sinar Duma. Pekerjaan
tersebut tentunya berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan lulusan di bidang
manajemen informatika dan komputer.
Bagi AMIK Serang, hal ini mempakan suatu prestasi tersendiri karena
lulusannya mampu memasuki pasar kerja. Proses belajar mengajar yang telah
berjalan selama ini dinilai cukup mampu mempersiapkan peserta didik dengan
pengetahuan dan keterampilan yang relatif cukup memadai. Secara akademis,
lembaga pendidikan tinggi ini didukung dengan 12 tenaga edukatif yayasan dan 10
tenaga edukatif yang berasal dari luar yayasan. Tetapi apakah para lulusan yang
mampu diserap pasar kerja ini mempakan produk pendidikan yang bennutu dengan
dukungan pemberdayaan tenaga edukatif yayasan, atau justru sebaliknya para
lulusan tadi mempakan produk pendidikan tinggi yang kurang bermutu, adalah
pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini. Pertanyaan dinilai sangat
penting untuk menindaklanjuti kondisi ini, khususnya dalam rangka perbaikanperbaikan di masayangakan datang.
Sejalan dengan pertanyaan tersebut penulis tertarik untuk menelitinya lebih
jauh dalam bentuk tesis dengan judul : "STUDI TENTANG HUBUNGAN
MANAJEMEN
STRATEGIK
DAN
PEMBERDAYAAN
TENAGA
EDUKATIF YAYASAN DENGAN MUTU PENDIDIKAN DI AKADEMI
MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (AMIK) SERANG".
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah sebagaimana dikemukakan tadi,
pokok masalah penelitian ini dirumuskan dalam rumusan masalah sebagai berikut:
1. Adakah hubungan yang positifdan signifikan antara manajemen strategik dengan
pemberdayaan tenaga edukatif yayasan pada Akademi Manajemen Informatika
dan Komputer (AMIK) Serang?
2. Adakah hubungan yang positifdan signifikan antara manajemen strategik dengan
mutu pendidikan di Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK)
Serang?
3. Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara pemberdayaan tenaga
edukatif yayasan dengan mutu pendidikan di Akademi Manajemen Informatika
dan Komputer (AMIK) Serang?
4. Sejauhmana hubungan antara manajemen strategi dan pemberdayaan tenaga
edukatif yayasan dengan mutu pendidikan di Akademi Manajemen Informatika
dan Komputer (AMIK) Serang?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan
fungsional antara manajemen strategik dengan pemberdayaan tenaga edukatif,
hubungan antara manajemen strategik dengan mutu pendidikan, serta hubungan
antara pemberdayaan tenaga edukatif dengan mutu pendidikan pada Akademi
Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Serang. Secara khusus penelitian ini
bertujuan :
a. Memperoleh gambaran tentang hubungan antara manajemen strategik dengan
pemberdayaan tenaga edukatif yayasan pada Akademi Manajemen Informatika
dan Komputer (AMIK) Serang.
b. Mengkaji hubungan manajemen strategik dengan mutu pendidikan di Akademi
Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Serang.
c. Menelaah hubungan pemberdayaan tenaga edukatif yayasan dengan mutu
pendidikan di Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Serang.
d. Menganalisis hubungan antara manajemen strategi dan pemberdayaan tenaga
edukatif yayasan dengan mutu pendidikan di Akademi Manajemen Informatika
dan Komputer (AMIK) Serang.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
10
a. Dapat menjelaskan hubungan fungsional antara manajemen strategik dengan
pemberdayaan tenaga edukatif, hubungan antara manajemen strategik dengan
mutu pendidikan, serta hubungan antara pemberdayaan tenaga edukatif dengan
mutu pendidikan pada Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK)
Serang.
b. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan manajemen strategik dan
pemberdayaan tenaga edukatif yayasan dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan pada Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK)
Serang.
c. Hasil ini dapat dijadikan rujukan bagi peneliti lain yang berminat pada obyek
yang sama dengan kajian yang berbeda.
D. Kerangka Pemikiran
Dalam melakukan penelitian, kerangka acuan penelitian ini berdasarkan pada
konsep teoritis yang berkaitan dengan obyek penelitian yang dalam hal ini
manajemen secara umum, manajemen strategik, pemberdayaan masyarakat
(empowering people), dan mutu pendidikan.
Sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan tinggi, AMIK
Serang mempunyai landasan filosofis yang terungkap dalam visi organisasi. Visi
tersebut kemudian dijabarkan dalam misi yang diorientasikan pada pencapaian
tujuan organisasi. AMIK Serang sendiri mempunyai dua sisi lingkungan, yaitu
lingkungan dalam (internal) dan lingkungan luar (ekstemal).
Lingkungan internal terdiri atas sumberdaya manusia (tenaga edukatif dan
administratif), anggaran, metode-metode, material, dan mesin-mesin. Sedangkan
lingkungan luar antara lain mencakup praktisi yang bergerak dalam bidang
manajemen informatika dan komputer, akademisi, orang tua mahasiswa dan calon
mahasiswa, serta dunia usaha.
Salah satu aspek penting dalam meningkatkan mutu pendidikan AMIK
Serang adalah melalui pemberdayaan sumberdaya manusia, yang dalam hal ini para
tenaga edukatif yayasan. Pemberdayaan ini dimaksudkan agar para tenaga edukatif
yayasan mampu mclaksanakan tugasnya secara optimal, sehingga para gilirannya
dapat menunjang terwujudnya pendidikan yang bermutu. Upaya pemberdayaan
tenaga edukatif yayasan tersebut antara lain dilakukan melalui pemanfaatan potensi,
learning to be, semakin mengenal terhadap visi dan misi organisasi, serta senantiasa
berpikir untuk kepentingan masa depan.
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dijelaskan dengan gambar
pada halaman berikut.
1. Pengertian Manajemen Strategik
Para ahli mendefmisikan manajemen secara berbeda, tetapi secara esensial
definisi-definisi tersebut mempunyai makna yang sama. Misalnya Terry (1964)
mengemukakan bahwa management is distinc process consisting of planing,
organizing, actuating, and controlling, performed to determine and accomplish the
objectives. Sedangkan Komaruddin (1994) mengemukakan bahwa manajemen
adalah :
Gambar 1 : Kerangka Berpihir
a. Suatu ilmu yang mempelajari usaha manusia untuk mencapai tujuan yang telah
dikalkulasikan dengan bantuan sejumlah sumber dengan cara yang efisien dan
efektif.
b. Pengorganisasian dan pengawasan terhadap usaha manusia untuk mencapai
tujuan tertentu.
c. Salah satu dari faktor-faktor produksi yang mencakup organisasi dan koordinasi
terhadap faktor produksi lainnya.
d. Para pemimpin, pengawas dan eksekutif yang mengendalikan urusan bersama
secara kolektif.
e. Pemilik atau direktur suatu organisasi.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas terlihat bahwa manajemen mempakan
suatu ilmu, proses kegiatan, dan status bagi penyelenggaranya. Sebagai suatu proses,
manajemen mempunyai ruang lingkup yang relatif luas mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian.
Salah satu teknik manajemen adalah manajemen strategik (strategic
management). Dalam hubungan ini Samuel C. Certo dan J. Paul Peter (1995)
mengemukakan bahwa strategic management is continuous, iterative, cross-
functional process aimed at keeping an organization as a whole appropriately
matched to its environment. Dengan demikian tampak bahwa manajemen strategik
adalah suatu proses yang berulang dan berkelanjutan yang bertujuan agar dapat
memeliharaorganisasi senantiasa sepadan dengan lingkungannya.
Manajemen strategik dapat dikatakan sebagai ilmu dan kiat tentang
pemmusan, pelaksanaan dan evaluasi keputusan-keputusan strategik antar fungsifungsi manajemen yang memungkinkan organiasi mencapai tujuan masa depan
secara efektif dan efisien. Unsur-unsur dasar yang berisi faktor-faktor penting dalam
proses manajemen strategik adalah : (1) analisis lingkungan internal dan eksternal
organisasi; (2) pemmusan strategi, baik visi, misi tujuan dan sasaran serta strategi
dan kebijakan; (3) pelaksanaan strategi yang mencakup program, sumberdaya dan
u
prosedur; (4) evaluasi dan pengendalian terhadap kinerja dan hasil pelaksanaan
program (Hunger dan Wheelen, 1996).
Peran visi dalam jalinan unsur-unsur dan faktor-faktor manajemen strategik
dapat dijelaskan pada gambar 2 sebagai berikut.
Gambar 2: Peran visi dalam jalinan unsur-unsur dan faktor-faktor manajemen
strategik
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa manajemen
strategik adalah :
1 Manajemen strategik mempakan model pengelolaan yang bempaya menciptakan
keunggulan kompetitif guna meraih masa depan yang berhasil.
2. Menciptakan keputusan yang akurat dan tindakan manajerial yang tepat untuk
memperoleh kinerja jangka panjang yang memuaskan.
3. Unsur-unsur dasar yang dikembangkan adalah perekaman
lingkungan,
perencanaan strategi, implementasi strategi serta evaluasi dan pengendalian
kinerja organisasi.
4. Fokus pengkajiannya diarahkan pada pemantauan dan evaluasi peluang dan
ancaman yang dihadapi dikaitkan dengan kekuatan dan kelemahan yang melekat
pada organisasi.
5. Faktor-faktor yang menjadi fokus pengkajian tersebut disebut faktor strategik
sedangkan model analisisnya disebut analisis SWOT.
Lima kegiatan utama dalam manajemen strategik dapat dijelaskan pada
gambar berikut:
Kegiatan 1
Kegiatan 2
Pengembangan visi
dan misi organisasi
sasaran (tujuan)
Re visi jika
diperiukan
Revisijika
diperiukan
Penentuan
Kegiatan 3
y
Permnusan strategi
pencapaian sasaran
K
Kegiatan 4
Penerapan dan
pelaksanaan
strategi
Kegiatan 5
Pengevaluasian
pengendalian
penyesuaian kinerja j
Ubah dan/atau
Ubah dan/atau
tingkatkan jika
tingkatkan jika
Kriteria kinerja
yang diinginkan
diperiukan
diperiukan
(dinamis)
—a
Umpan balik
Gambar 3 : LimaKegiatan Utamadalam Manajemen Strategik
Dalam penelitian ini manajemen strategik yang diterapkan dalam
pemberdayaan tenaga edukatif dipandang sebagai faktor penting dan determinan
dalam pengembangan mutu pendidikan di AMIK Serang.
2. Pengertian Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah cara yang amat praktis dan produktif untuk
mendapatkan yang terbaik dan diri kita sendiri dan dari staf kita (Aileen Mitchell
Stewart, 1998). Dalam konteks yang lebih luas, Ginanjar Kartasasmita (1996)
mengemukakan bahwa keberdayaan dalam konteks masyarakat adalah kemampuan
individu yang bersenyawa dalam masyarakat dan membangun keberdayaan
masyarakat yang bersangkutan. Dalam hal ini pemberdayaan masyarakat adalah
upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam
kondisi sekarang tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan
keterbelakangan.
Dengan demikian pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep
pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini
mencerminkan paradigma bam pembangunan, yakni yang bersifat people centered,
participatory, empowering, and substansiable.
Mengacu kepada pemikiran-pemikiran tadi dapat disimpulkan bahwa
pemberdayaan adalah suatu upaya menggali potensi baik yang bersifat individu
maupun kolektif, untuk dikembangkan sehingga menghasilkan sesuatu yang berguna
bagi mereka.
Aileen
Mitchell
Stewart (1998)
mengemukakan
delapan
langkah
pemberdayaan, yaitu : (1) mengembangkan visi bersama, (2) mendidik, (3)
menyingkirkan rintangan-rintangan, (4) mengungkapkan, (5) menyemangati, (6)
memperlengkapi, (7) menilai, dan (8) mengharapkan. Kedelapan komponen ini
17
merupakan satu kesatuan (integrated) yang dijalankan oleh manajer guna
mewujudkan kinerja organisasi yang optimal.
3. Pengertian Mutu Pendidikan
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 pasal 2 ayat 1 antara lain
dinyatakan bahwa tujuan pendidikan tinggi adalah menyiapkan peserta didik
menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik, dan / atau
profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau memperkaya
khasanah ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian serta mengembangkan dan
menyebarluaskan
ilmu
pengetahuan,
teknologi
dan/atau
kesenian
serta
mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat
dan memperkaya kebudayaan nasional.
Secara garis besar dapat dijelaskan bahwa output dari pendidikan tinggi
adalah : (1) menerapkan pengetahuan, (2) mengembangkan ilmu pengetahuan, (3)
memperkaya pengetahuan, dan (4) menyebarluaskan pengetahuan. Batasan atau
tolok ukur atas output pendidikan tinggi ini sangat relatif. Oleh karenanya cukup
sulit untuk menilai pendidikan yang bermutu (berkualitas) dengan pendidikan yang
kurang atau tidak bermutu.
Pengertian mutu atau kualitas dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
(Poerwadarminta, 1987) adalah : (1) ukuran ketulenan emas, (2) karat; baik buruk
sesuatu, kualitas; taraf atau derajat. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa mutu
pendidikan adalah ukuran atau derajat kehandalan pendidikan untuk mewujudkan
18
tujuannya. Sebagaimana dikemukakan di atas, mutu pendidikan diukur dengan
kemampuan alumni institusi pendidikan dalam : menerapkan, mengembangkan,
memperkaya, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan*
Berdasarkan konsep teoritis tadi, dapat digambarkan kerangka teoritis dalam
penelitian ini sebagai berikut:
MANAJEMEN
STRATEGIK
1.Analisis lingkungan
2.Pemmusan strategi
3.Pelaksanaan strategi
4.Evalusai dan pengendalian
MUTU PENDIDIKAN
1. Menerapkan pengetahuan
2. Mengembangkan penge
tahuan
PEMBERDAYAAN
1.Mengembangkan visi
3. Memperkaya pengetahuan
4. Menyebarluaskan
pengetahuan
2.Mendidik
3.Menyingkirkan rintangan
4. Mengungkapkan
5.Menyemangati
6.Memperlengkapi
7 .Menilai
8.Mengungkapkan
Gambar 4 : Kerangka Teoritis
E. Hipotesis
Bertitik tolak dari kerangka pemikiran di atas, penulis mengajukan hipotesis
sebagai dugaan sementara dalam penelitian ini. Adapun hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara manajemen strategik dengan
pemberdayaan tenaga edukatif yayasan pada Akademi Manajemen Informatika
dan Komputer (AMIK) Serang.
2. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara manajemen strategik dengan
mutu pendidikan di Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK)
Serang.
3. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara pemberdayaan tenaga edukatif
yayasan dengan mutu pendidikan di Akademi Manajemen Informatika dan
Komputer (AMIK) Serang.
4. Secara bersama-sama terdapat hubungan positif dan signifikan antara manajemen
strategik dan pemberdayaan tenaga edukatif yayasan dengan mutu pendidikan di
Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Serang.
F. Definisi Operasional Variabel
Mengacu pada kerangka pemikiran dan hipotesis tersebut di atas, penulis
menetapkan definisi operasional variabel sebagai berikut:
1. Manajemen strategik adalah satu teknik manajemen melalui proses yang berulang
dan berkelanjutan yang bertujuan agar dapat memelihara organisasi sehingga
mampu mengantisipasi perubahan lingkungan, dengan indikatomya:
a. Analisis lingkungan internal dan eksternal organisasi, yang diukurdengan :
1) Penilaian dan pengkajian terhadap sumber-sumber organisasi;
20
2) Penilaian dan pengkajian terhadap calon mahasiswa
3) Penilaian dan pengkajian terhadap pasar kerja
b. Perumusan strategi, baik visi, misi, tujuan dan sasaran serta strategi dan
kebijakan, yang diukur dengan :
1) Penetapan strategi jangka panjang
2) Penetapan strategi jangka pendek
3) Penetapan visi organisasi
4) Penetapan misi organisasi
5) Penetapan tujuan organisasi
6) Penetapan sasaran organisasi
7) Penetapan strategi organisasi
8) Penetapan kebijakan umum organisasi
c. Pelaksanaan strategi yang mencakup program, sumberdaya dan prosedur, yang
diukur dengan:
1) Penetapan program kerja
2) Pendayagunaan sumberdaya manusia
3) Pendayagunaan material
4) Penetapan prosedur kerja
d. Evaluasi dan pengendalian terhadap kinerja dan hasil pelaksanaan program,
yang diukur dengan:
1) Penetapan standar kerja
2) Pengukuran pelaksanaan kerja
?!
3) Pengukuran hasil kerja
4) Penetapan tindakan koreksi terhadap penyimpangan atas standar kerja.
2. Pemberdayaan adalah cara yang amat praktis dan produktif untuk mendapatkan
yang terbaik dari seorang pimpinan dan para tenaga edukatif pada Akademi
Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Serang, dengan indikatornya :
a. Mengembangkan visi bersama, yang diukur dengan :
1) Identifikasi visi individu
2) Identifikasi visi kolektif
b. Mendidik, yang diukur dengan :
1) Proses on thejob training
2) Proses pelatihan fungsional
3) Perubahan sikap tenaga edukatif
c. Menyingkirkan rintangan-rintangan, yang diukur dengan :
1) Meminimalisasikan rintangan-rintangan individu
2) Meminimalisasikan rintangan-rintangan kolektif
d. Mengungkapkan, yang diukur dengan :
1) Proses komunikasi formal/impersonal
2) Proses komunikasi informal/personal
e. Menyemangati, yang diukur dengan :
1) Penerapan reward bagi tenaga edukatifyang berprestasi
2) Penerapan sanksi bagi tenaga edukatifyang tidak sesuai standar
f. Memperlengkapi, yang diukur dengan :
22
1) Pemenuhan kebutuhan kelengkapan/fasilitas kerja
2) Pemenuhan imbalan yang layak bagi tenaga edukatif
g. Menilai, yang diukur dengan :
1) Penetapan kewajiban membuat laporan bagi tenaga edukatif
2) Penilaian terhadap prestasi kerja tenaga edukatif
h. Mengharapkan, yang diukur dengan :
1)Penetapan kewajiban membuat program kerja bagi tenaga edukatif
2) Harapan atas kinerja yang berprestasi
3. Mutu Pendidikan adalah penyelenggaraan pendidikan tinggi yang berkualitas di
Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Serang, dengan
indikatornya:
a. Menerapkan pengetahuan, yang diukur dengan :
1) Pemahaman pengetahuan yang telah diperoleh alumni.
2) Penerapan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Mengembangkan ilmu pengetahuan, yang diukur dengan :
1) Kemampuan untuk memberitahu orang lain
2) Kemampuan mengajarkan kepada orang lain
3) Kemampuan untuk menggali pengetahuan
c. Memperkaya pengetahuan, yang diukur dengan :
1)Aktivitas membaca pengetahuan tentang yang sesuai dengan bidangnya.
2) Aktivitas pengkajian dan pengembangan pengetahuan
d. Menyebarluaskan pengetahuan, yang diukurdengan :
23
1) Aktivitas dalam kelompok-kelompok ilmiah
2) Menerbitkan/membuat karya ilmiah
3) Membantu pihak lain dalam rangka pemanfaatan pengetahuan.
G. Pendekatan Masalah
Kajian tentang mutu pendidikan bagi suatu lembaga pendidikan tinggi
merupakan obyek yang mempunyai dimensi relatif luas. la bisa dilihat dari berbagai
sudut pandang. Tetapi semua pemikiran cendemng mengarah pada output atau
lulusan yang mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Bagaimanapun,
pendidikan yang bermutu pada umumnya menghasilkan lulusan yang berguna atau
dapat digunakan lingkungan.
Upaya mewujudkan pendidikan yang bermutu, khususnya bagi AMIK Serang
tentunya melibatkan banyak variabel yang relevan. Variabel tersebut antara lain
adalah manajemen strategik dan pemberdayaan tenaga edukatif yayasan. Variabel
manajemen strategik secara garis besar merupakan suatu upaya berkesinambungan
untuk
memelihara
organisasi
sehingga
mampu
mengantisipasi
perubahan
lingkungan. Melalui teknik manajemen ini dilakukan analisis terhadap lingkungan
internal dan ekstemal, perumusan strategi, pelaksanaan strategi, serta evaluasi dan
pengendalian.
Sedangkan
Variabel pemberdayaan tenaga edukatif yayasan
merupakan suatu upaya meningkatkan efektivitas dan kemampuan tenaga edukatif
dalam melaksankaan tugas dan fungsinya. Pemberdayaan tenaga edukatif dinilai
24
cukup penting untuk mendukung terselenggaranya proses transformasi pengetahuan
(kegiatan belajar mengajar) sesuai dengan standar yang ditetapkan serta kebutuhan
lingkungan yang selalu berubah-ubah. Kedua variabel ini mempunyai kaitan satu
sama lain, sehingga menjadi salah satu faktor penentu bagi terwujudnya pendidikan
yang bermutu di AMIK Serang.
Guna mengkaji masing-masing variabel yang diamati, diperiukan profil
sumber data (responden) yang mempunyai kompetensi terhadap variabel-variabel
tersebut. Oleh karena itu populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 240 lulusan
(alumni) AMIK Serang yang didirikan sejak tahun 1992. Namun mengingat
perhitungan waktu, biaya, dan tenaga, maka ditetapkan sampel sebanyak 148 orang
dengan teknik simple random sampling. Sikap dan pendapat sampel tersebut
diharapkan dapat mewakili kondisi populasi secara keseluruhan.
Sikap dan pendapat responden tersebut dijaring dengan instrumen penelitian
yang disusun secara sistematis. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan mempakan
indikator atau sub indikator dari masing-masing variabel yang diamati. Sedangkan
jenis instmmen bersifat tertutup, dalam arti responden tidak diberi kesempatan
memberikan jawaban lain selain alternatifjawaban yang telah disediakan.
Datayangdiperoleh dari masing-masing variabel kemudian dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis korelasi Pearson Product Moment. Teknik analisis ini
digunakan untuk mencari hubungan antara masing-masing variabel yang diamati.
Untuk melengkapi analisis korelasi tersebut, dihitung pula koefisien determinasi
25
(derajat keterikatan). sehingga dapat diperoleh gambaran kontribusi satu variabel
terhadap variabel yang lainnya.
Tahapan proses penelitian dan penyusunan hasil penelitian, dapat dijelaskan
pada tabel berikut:
Tabel 1
JADWAL PENELITIAN
Tahun 2000
No
KEGIATAN
A
Mj J
J
A
S
0
N
A
P
E IU
u
G
E
K
0
R
R
I iN
L
T
P
T
P
P
M
E
B
i
1
1
STUDI PENDAHULUAN
2
STUDI KEPUSTAKAAN
3
STUDI LAPANGAN
4
PENGOLAHAN DATA
5
PENULISAN TESIS
i
I
i
i
1
t
i
H. Sistematika Tesis
Guna memudahkan pembahasan serta alur pikir penelitian, tesis ini
diorganisasikan dalam beberapa bab dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN, merupakan penjelasan latar belakang penulisan tesis
ini yang kemudian dirangkum dalam rumusan masalah. Pada bab mi
dijelaskan pula tujuan dan manfaat penelitian, kerangka pemikiran.
26
hipotesis, definisi operasional variabel, pendekatan masalah, serta
sistematika tesis.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, merupakan kajian teoritis atas variabel-variabel
yang diamati. Pembahasan berkisar pada konsep manajemen strategik,
konsep pemberdayaan, konsep mutu pendidikan, serta telaahan terhadap
karya penelitian terdahulu.
BAB ffl PROSEDUR PENELITIAN, menjelaskan langkah-langkah yang ditempuh
dalam melakukan penelitian. Penjelasan pada bab ini antara lain meliputi :
metode penelitia, teknik pengumpulan data, penetapan populasi dan
sampel, sumber data, metode analisis, serta teknik analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN, menggambarkan kondisi data responden, data hasil
penelitian, pengujian hipotesis, dan interpretasi data.
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN, menjelaskan analisis terhadap
data hasil penelitian dengan mengacu kepada teori-teori sebagaimana
dikemukakan pada Bab II.
BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI,
DAN REKOMENDASI, menjelaskan
tentang kesimpulan hasil penelitian, implikasi, serta rekomendasi sebagai
alternatif pemecahan masalah.
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Menumt Winamo Surakhmad (1994) metode ini tertuju pada pemecahan
masalahyang ada pada masa sekarang, dengan ciri-ciri:
1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa
sekarang, pada masalah-masalah yang aktual.
2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis
(karena itu metode ini sering pula disebut metode analitik).
B. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang diigunakan dalam penelitian ini
adalah :
1. Observasi, yaitu dengan cara pengamatan langsung ke lokasi penelitian untuk
memperoleh informasi yang berhubungan dengan masalah penelitian.
2. Wawancara mendalam terhadap sejumlah informan yaitu dengan mengajukan
pertanyaan untuk memperoleh infirmasi yang aktual berkaitan dengan masalah
yang diangkat dalam penelitian ini.
44
3. Wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner terhadap sejumlah
responden.
4. Teknik dokumentasi, yaitu dengan mengkaji dokumen-dokumen yang ada
relevansinya dengan masalah yang diteliti.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Polulasi dalam penelitian ini adalah
alumni Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Serang sebanyak
240 orang. Sedangkan sampel ditetapkan sebanyak 148 orang yang ditentukan
berdasarkan tabel ukuran sampel terlampir (Sugiyono, 2000). Adapun teknik
sampling yang digunakan adalah simple random sampling, karena carapengambilan
sampel dari anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam anggota populasi itu karena anggota populasi relatifhomogen.
D. Sumber Data
Data primer diperoleh dari responden yang dalam hal ini para alumni
Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Serang yang ditetapkan
sebagai sampel sebanyak 148 orang, serta dari informan yang dalam hal ini tenaga
edukatif yayasan sebanyak 12 orang.
45
Data sekunder diperoleh dari berbagai catatan dan laporan yang telah diolah
pihak lain khususnya Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK)
Serang. Data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dan data kuantitatif
E. Metode Analisis
Untuk menguji hipotesis digunakan metode analisis naturalistik. Metode
analisis dimaksudkan sebagai proses pemikiran dan telaahan terhadap data
penelitian. Menumt Nasution (1996), metode analisis ini dilakukan dalam situasi
yang wajar dan data yang dikumpulkan bersifat kualitatif Namun demikian Noeng
Muhadjir (1996) berpendapat bahwa paradigma naturalistik menggunakan konsep
grounded research dan ethnometodologi yang tidak mengabaikan kerangka pikir
kuantitatif.
Menumt Nasution, penelitian kualitatif pada hakekatnya mengamati orang
dalam lingkungan hidupnya, berintreaksi dengan mereka, berusaha memahami
bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitamya. Penelitian ini bukanlah
mencari "kebenaran" mutlak, karena hal itu mempakan pekerjaan ahli filsafat atau
teologi. Paling tidak, hasil yang didapat dari penelitian ini akan mendekati
kebenaran relatif.
46
F. Teknik Analisis Data
Menumt Nasution (1996), analisis adalah proses menyusun data agar dapat
ditafsirkan. Menyusun data berarti menggolongkannya dalam pola, tema atau
katagori. Tanpa katagorisasi atau klasifikasi akan terjadi chaos. Tafsiran atau
interpretasi artinya memberikan makna kepada analisis, menjelaskan pola atau
katagori, mencari hubungan antara berbagai konsep. Interpretasi menggambarkan
perspektif atau pandangan peneliti bukan kebenaran. Kebenaran hasil penelitian
masih hams dinilai oleh orang lain dan diuji dalam berbagai situasi.
Berkaitan dengan penelitian ini, teknik analisis yang digunakan adalah
induksi analitik. Noeng Muhadjoir (1996) mengatakan bahwa : " induksi analitik
merupakan suatu pendekatan untuk mengumpulkan dan menganalisis data baik
untuk mengembangkan maupun untuk menguji teori". Teknik ini bertolak dari
problem atau pertanyaan atau isu spesifik yang dijadikan fokus penelitian. Data
dikumpulkan dikumpulkan dengan wawancara bebas, observasi partisipan dan
analisis dokumentasi.
Langkah yang ditempuh dalam pengelolaan data adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan data, artinya memeriksa setiap jawaban responden terhadap
pertanyaan yang diajukan
2. Klasifikasi data, artinya menggolongkan setiap jawaban responden terhadap
pertanyaan yang diajukan berdasarkan masalah dan variabel penelitian
47
3. Tabulasi dan interpretasi data sebagaimana adanya berasarkan kepentingan
penelitian.
4. Analisis dan interpretasi data sebagaimana adaniya berdasarkan kepentingan
penelitian
5. Merumuskan hasil-hasil atau temuan penelitian disesuaikan dan atau didasarkan
kepada masalah dan tujuan penelitian.
Dalam kaitannya dengan analisis statistik, maka data yang digunakan adalah
berdasarkan angket yang disebarkan kepada responden. Hasil jawaban angket
tersebut kemudian dianalisisdengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menetapkan nilai (skor) atasjawaban yangtelah diberikan olehresponden. Sesuai
dengan jenis skalaLikert yang menunjukkan gradasi altematifjawabanresponden
dari yang paling ideal kepada yang paling tidak ideal, maka data yang diperoleh
adalah jenis data interval atau ratio. Data tersebut masing-masing mempunyai
jarak yang sama. Karena itu kriteria pemberian skor tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
SS (Sangat Setuju)
=5
S (Setuju)
=4
R (Ragu-ragu)
=3
TS (Tidak Setuju)
=2
STS (Sangat Tidak Setuju)
=1
b. Mentabulasikan datajawaban responden, yakni memindahkan jawaban responden
yang merupakan datakuantitatifke dalam sebuah tabel.
48
Sesuai dengan hipotesis yang diajukan yaitu untuk mencari hubungan antar
variabel, dalam menganalisis data penulis menggunakan analisis statistik Korelasi
Ganda (Multiple Correlation) dengan rumus
rVxi
aJ
,,
_ ,. . +rV2 - 2ryxi ryx2
. _rxiX2
' ! _ r^x;x2"
Ryxtx2 = V
*
1 - r2x,x2
(Sugiyono, 2000 : 148)
Ryxjx2 = Koerlasi ganda antara Xi dan X2 secara bersama-sama dengan
variabel Y.
ryxi
=
Korelasi sederhana antaraXi dengan Y
ryx2
=
Korelasi sederhana antara X2 dengan Y
rx2
-
Korelasi sederhana antara Xi dengan X2
Untuk menguji koefisien korelasi ganda dihitung dengan rumus :
R2
k
F=
O-R2)
(n-k-l)
R2
= koefisien korelasi ganda yang telah ditemukan
k
= Jumlah variabel independen
n
= Jumlah sampel
F
= F hitung yang selanjutnya dibandingkan dengan F tabel
49
Untuk mencari nilai r, digunakan rumus
Sxy
rXv
V(Ix2)( Ly2)
Sedangkan untuk menguji koefisien determinasinya (derajat keterikatan)
digunakan rumus :
kd
=r2xl00%
kd
= koefisien determinasi (derajat keterikatan)
r
= koefisien korelasi
Selanjutnya untuk penetapan standar penilaian terhadap koefisien korelasi (nilai r),
digunakan skala interpretasi nilai r sebagaimana dikemukakan Suharsimi Arikunto
pada tabel berikut:
Tabel 2
INTERPRETASI NILAI "r"
INTERPRETASI
BESARNYA NILAU'r"
Antara 0,800 sampai dengan 1,000
Sangat Tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup
Antara 0,400 sampai dengan 0,600
Agak Rendah
Antara 0,200 sampai dengan 0,400
Rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat Rendah
Sumber : Suharsimi Arikunto, 1993 : 223
BAB XT
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Bern* tolak dan pembahasan has,, penelitian dapatlah kiranya d.simpulkan
beberapa hal sebagai berikut ini:
,. Manajemen strategikmerupakansa.ah satu tenkik manajemen yangterencana dan
terkendati serta beronentasi pada peningkatan kemampuan organisasi dalam
menyesuaikan din dengan perubahan Hngkungan. Dalam hubungannya dengan
peranan organisas, AMIK Serang, perubahan lingkungan dunaksud adalah
tentang penerapan pasar bebas tahun 2003 dan 2020 yang sangat menuntut
sumberdaya manusia yang berkualitas
2. Salah satu upaya yang d.laksanakan berkaitan dengan manajemen strategic
tersebut adalah melalui pemberdayaan tenaga edukat.fyayasan. Upaya ini antara
Wn dilakukan dengan memanfaatkan potensi tenaga edukat.f yayasan secara
maksunal melalui program kerja yang jelas, pemlaian, pengendalian dan evaluasi,
serta pembenan fastl.tas yang cukup senmgga diharapkan dapat berperan sebagai
faktor pendorong peningkatan kmerjanya. Pada gilirannya d.harapkan mereka
mampu mendukung program pendidikan yang bermutu.
3. Hasil analisis data menunjukkan bahwa
99
100
a. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara variabel manajemen strategik
dengan variabel pemberdayaan tenaga edukatif yayasan dengan tingkat
keeratan hubungan "agak rendah". Hal itu berarti bahwa hipotesis pertama
diterima, sehingga atau menurunnya variabel pemberdayaan tenaga edukatif
yayasan sebagian di antaranya ditentukan oleh variabel manajemen strategik.
b. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara variabel manajemen strategik
dengan variabel mutu pendidikan dengan tingkat keeratan "cukup". Hal mi
berarti bahwa hipotesis kedua diterima, sehingga meningkat atau menurunnya
variabel mutu pendidikan sebgian di antaranya ditentukan oleh variabel
manajemen strategik.
c. Terdapat hubungan positifdan signifikan antara variabel pemberdayaan tenaga
edukatif yayasan dengan variabel mutu pendidikan dengan tingkat keeratan
"agak rendah". Hal ini berarti hipotesis ketiga diterima, sehingga meningkat
atau menumnnya variabel mutu pendidikan sebagian di antaranya ditentukan
oleh variabel pemberdayaan tenaga edukatifyayasan.
d. Secara bersama-sama terdapat hubungan positif dan signifikan antara variabel
manajemen strategik dan pemberdayaan tenaga edukatif yayasan dengan
variabel mutu pendidikan di AMIK Serang. Hal ini berarti hipotesis ke empat
diterima, sehingga meningkat atau menumnnya variabel mutu pendidikan,
sebagian di antaranya secara bersama-sama ditentukan oleh variabel
manajemen strategik dan pemberdayaan tenaga edukatifyayasan.
101
B. Implikasi
Hasil penelitian ini memunculkan implikasi bahwa semakin optimal
penerapan manajemen strategik, semakin meningkatkan efektivitas pemberdayaan
tenaga edukatif yayasan dan sekaligus mutu pendidikan di AMIK Serang. Dengan
perkataan lain, mutu pendidikan di AMIK Serang sebagian di antaranya ditentukan
oleh manajemen strategik dan pemberdayaan tenaga edukatif yayasan, baik secara
tunggal (sederhana atau parsial), maupun secara bersama-sama (multiple
correlation). Temuan penelitian ini dapat direfleksikan bagi perguman tinggi
lainnya guna meningkatkan mutu pendidikan tinggi, yakni melalui teknik
manajemen strategik dan pemberdayaan tenaga edukatif.
C. Rekomendasi
Sejalan dengan kesimpulan di atas, maka penulis merekomendasikan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Sebaiknya diupayakan peningkatan penggalian teknologi-teknologi informatika
bam melalui seminar, internet, brosur-brosur atau informasi lainnya sehingga
teknologi yang diajarkan tidak terlalu ketinggalan dibandingkan dengan
kemampuan mahasiswa yang mempunyai pengalaman praktek.
2. Dalam rangka meningkatkan materi pelajaran yang berkaitan dengan teknologi
bam, sebaiknya dilakukan penambahan muatan lokal, sehingga para mahasiswa
dapat memperoleh pengetahuan tersebut.
102
3. Secara bertahap dosen non-yayasan ditertibkan sesuai dengan standar yang
berlaku. Bila memungkinkan mereka bekerja sepenuhnya di AMIK Serang.
4. Disarankan agar AMIK Serang menyelenggarakan kerjasama dengan praktisi
(pemsahana-pemsahaan) dan akademisi (lembaga-lembaga pendidikan tinggi)
dalam rangka pengembangan mutu pendidikan.
KEPUSTAKAAN
Boyan, Norman J. (1988). Handbook ofResearch ofEducational Administration.
Longman, New York.
Bogdan C. Robert, Biklen C. Knop (1982). Qualitative Research for Education : an
Introduction to Theory and Methods. Boston : Allyn and Sons, Inc.
Certo, Samuel C. and Peter, J. Paul, (1995). Strategikc Management, Concepts and
Applications, Homewood Illionis, Richard D. Irwin Inc.
Djodjonegoro, Wardiman (1996). Visi dan Strategik Pembangunan Pendidikan
untuk Tahun 2020: Tuntutan Kualitas. Jakarta : Depa
PEMBERDAYAAN TENAGA EDUKATIF YAYASAN DENGAN MUTU
PENDIDIKAN Dl AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA
DAN KOMPUTER (AMIK) SERANG
TESIS
Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis
PPS Universitas Pendidikan Indonesia Bandung
Untuk memenuhi sebagian dari persyaratan program S-2
Bidang Studi Administrasi Pendidikan
Oleh:
RIZQl MULYANA
MM. 989543
aT
•z
o
o
^
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2000
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis dengan judul : "Studi tentang
Hubungan Manajemen Strategik dan Pemberdayaan Tenaga Edukatif Yayasan
dengan Mutu Pendidikan di Akademi Manajemen Informatika dan Komputer
(AMIK) Serang" ini beserta seluruh isinya adaiah benar-benar karya saya sendiri, dan
saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etikayang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan
kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran atas etika keilmuan
dalam karya saya ini, atau ada klaim terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, 4 Nopember2000
Yang membuat pernyataan,
RIZQI MULYANA
STUDI TENTANG HUBUNGAN MANAJEMEN STRATEGIK DAN
PEMBERDAYAAN TENAGA EDUKATIF YAYASAN DENGAN MUTU
PENDIDIKAN Dl AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA
DAN KOMPUTER (AMIK) SERANG
Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis
PPS Universitas Pendidikan Indonesia Bandung
Untuk memenuhi sebagian dari persyaratan program S-2
Bidang Studi Administrasi Pendidikan
DISFTUJUI DAN DISAHKAN TIM PEMBIMBING,
Prof. Dr. H. MOTH, IDQCHI ANWAR
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Tb. ABWSYAMSUDIN MA'MUN, MA
Perfit5imbing II
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2000
ABSTRAK
Manajemen strategi merupakan salah satu teknik manajemen yang terencana
dan terkendali serta berorientasi pada peningkatan kemampuan organisasi dalam
menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Bagi AMIK Serang, perubahan
lingkungan dimaksud adalah mengenai pemberlakuan pasar bebas tahun 2003 dan
2020. Dalam kondisi seperti itu dituntut sumberdaya manusia yang berkualitas.
Salah satu upaya untuk mengantisipasi kondisi tersebut adalah melalui
pemberdayaan tenaga edukatifyayasan. Upaya ini diharapkan mampu meningkatkan
mutu pendidikan, sehingga pada gilirannya AMIK Serang mampu menghasilkan
lulusan yang berkualitas
Hasil analisis data menunjukkan bahwa : terdapat hubungan positif dan
signifikan antara variabel manajemen strategi dengan variabel pemberdayaan tenaga
edukatif yayasan dengan tingkat keeratan hubungan "agak rendah"; terdapat
hubungan positif dan signifikan antara variabel manajemen strategi dengan variabel
mutu pendidikan dengan tingkat keeratan "cukup"; terdapat hubungan positif dan
signifikan antara variabel pemberdayaan tenaga edukatif yayasan dengan variabel
mutu pendidikan dengan tingkat keeratan "agak rendah", serta secara bersama-sama
terdapat hubungan positif dan signifikan antara variabel manajemen stratejik dan
pemberdayaan tenaga edukatifyayasan dengan mutu pendidikan diAMIK Serang.
Sejalan dengan hasil penelitian, maka direkomendasikan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Sebaiknya diupayakan peningkatan penggalian teknologi-teknologi informatika
baru melalui seminar, internet, brosur-brosur atau informasi lainnya sehingga
teknologi yang diajarkan tidak terlalu ketinggalan dibandingkan dengan
kemampuan mahasiswa yang mempunyai pengalaman praktek.
2. Dalam rangka meningkatkan materi pelajaran yang berkaitan dengan teknologi
baru, sebaiknya dilakukan penambahan muatan lokal, sehingga para mahasiswa
dapat memperoleh pengetahuan tersebut.
3. Secara bertahap dosen non-yayasan ditertibkan sesuai dengan standar yang
berlaku. Bilamemungkinkan mereka bekerjasepenuhnya di AMIK Serang.
4. Disarankan agar AMIK Serang menyelenggarakan kerjasama dengan praktisi
(perusahana-perusahaan) dan akademisi (lembaga-lembaga pendidikan tinggi)
dalam rangka pengembangan mutu pendidikan.
DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
»
»
1V
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
vi
vii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Rumusan Masalah
8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
9
D. Kerangka Pemikiran
1°
E. Hipotesis
F. Definisi Operasional Variabel
18
19
G. Pendekatan Masalah
23
H. Sistematika Tesis
25
MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PEMBERDAYAAN
TENAGA EDUKATIF UNTUK MENINGKATKAN MUTU
BAB III
PENDIDIKAN
27
A. Konsep Manajemen Strategik
B. Konsep Pemberdayaan
C. Konsep Mutu Pendidikan
27
34
38
D. Telaahan Terhadap Karya Penelitian Terdahulu yang Relevan. .
40
PROSEDUR PENELITIAN
43
A. Metode Penelitian
43
B. Teknik Pengumpulan Data
43
C. Populasi dan Sampel
44
D. SumberData
44
IV
BAB IV
BABV
BAB VI
E. Metode Analisis
45
F. Teknik Analisis Data
46
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
50
A. Data Responden
50
B. Data Hasil Penelitian
53
C. Pengujian Hipotesis
84
D. Interpretasi Data
89
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
94
A. Manajemen Strategik
94
B. Pemberdayaan Tenaga Edukatif
96
C. Mutu Pendidikan
97
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
99
A. Kesimpulan
99
B. Implikasi
101
C. Rekomendasi
101
KEPUSTAKAAN
103
LAMPIRAN-LAMPIRAN
106
DAFTAR GAM BAR
Nomor
Halaman
1.
Kerangka Berpikir
12
2.
Peran Visi dalam Jalinan Unsur-unsur dan Faktor-faktor Manajemen
Strategik
14
3.
Lima Kegiatan Utama dalam Manajemen Strategik
15
4.
Kerangka Teoritis
18
5.
Implikasi Korelasi Sederhana dan Ganda Antara Manajemen Strategik,
Pemberdayaan Tenaga Edukatif Yayasan, serta Mutu Pendidikan
88
c
VI
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1. Jadwal Penelitian
25
2. Interpretasi Nilai "r"
49
3. Data Responden Berdasarkan Usia
50
4. DataResponden Berdasarkan Status Pekerjaan
51
5. Data Responden Berdasarkan Status Keluarga
52
VI1
BAB I
P E N D A H I L I A N
A. Later Beiakang Masalah
Secara formal dan konsepsional, pendidikan merupakan suatu sistem dan
sekaligus sebagai suatu usaha sadar, meskipun bukan selalu berkonotasi dan
bermakna bisnis. Menurut Wardiman Djojonegoro (1996), palingtidak terdapat tiga
fungsi utama dari sistem pendidikan nasional, yaitu (1) mencerdaskan seluruh
rakyat; (2) menyiapkan tenaga kerja; (3) membina dan mengembangkan IPTEK dan
melestarikan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Implikasinya, indikator dan kriteria
penilaian keberhasilan manajemen sistem pendidikan nasional bukan semata-mata
berorientasi pada ptofit making (monetary rate of run), melainkan juga nilai-nilai
keuntungan sosial dan kultural.
Nilai-nilai sosial dan kultural yang diperoleh dari pendidikan nasional suatu
bangsa merupakan salah satu modal dasar dalam membangun dan mengembangkan
kehidupan masyakarat yang lebih baik. Melalui sistem pendidikan tersebut dapat
diperoleh nilai tambah bagi sumberdaya manusia yang ada dalam rangka
pemberdayaan kemampuannya. Kondisi ini akan semakin terasa tatkala masyarakat
tadi dihadapkan pada persaingan dengan bangsa-bangsa lain untuk meraih
kehidupan yang lebih baik.
Persaingan global yang semakin ketat dewasa ini sangat menuntut kualitas
sumberdaya manusia yang memadai. Sejalan dengan itu kemampuan bersaing juga
perlu dipupuk dan dikembangkan, sehingga pada gilirannya mereka mampu
mengantisipasi dan memenangkan persaingan, paling tidak mampu bertahan dalam
persaingan tersebut. Upaya ini tentu tidaklah mudah, melainkan melalui suatu proses
panjang dan sistematis. Salah satu upaya ke arah itu adalah melalui implementasi
sistem pendidikan nasional secara optimal, khususnya melalui perguruan tinggi.
Perguruan tinggi adalah lembaga ilmiah, lembaga pendidikan tinggi, dan
komunitas ilmiah sebagai agent of change yang mengemban misi sosial budaya,
misi nasional dan modernisasi. Perguruan tinggi juga merupakan sub sistem dari
sistem pendidikan nasional di dalam masyarakat dan kebudayaan yang senantiasa
mengalami perubahan. Perguruan tinggi di Indonesia sebagai lembaga ilmiah
memiliki sifat universal. Namun demikian juga memiliki ciri-ciri khas nasional
berdasarkan falsafah Pancasila, UUD 1945, UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, dan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang
Pendidikan Tinggi.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tersebut antara lain
dinyatakan bahwatujuan pendidikan tinggi adalah :
1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademik, dan / atau profesional yang dapat menerapkan,
mengembangkan dan/atau memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, teknologi
dan/atau kesenian.
2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau
keseman serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf
kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. (pasal 2 ayat 1).
Sejalan dengan perubahan global, tantangan yang dihadapi pendidikan tinggi
sejak tahun 1970 adalah peningkatan : (1) pemerataan atau daya tampung dan
asimetris penyebaran; (2) mutu dan relevansi; (3) manajemen penyelenggaraan
pendidikan tinggi. Dalam menghadapi tantangan tersebut perlu dipacu upaya
peningkatan mutu sumberdaya manusia karena sumberdaya manusia semakin
penting perannya. Memasuki abad ke-21, Indonesia membutuhkan lulusan
perguruan tinggi yang mampu mengikuti setiap pembahan dan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni yang sangat cepat, mampu menghadapi persaingan
yang ketat untuk mendapatkan peluang kerja dalam tingkat intemasional. Dalam
konferensi APEC di Bogor tahun 1994 telah direncanakan bahwa pada tahun 2003
Indonesia mulai mengikuti sistem pasar terbuka antar negara ASEAN (AFTA) dan
pada tahun 2020 akan sepenuhnya mengikuti sistem pasar terbuka antar negara
anggota APEC.
Sehubungan dengan itu pendidikan tinggi di Indonesia harus segera dibenahi
untuk meningkatkan mutu lulusannya sehingga mampu memenuhi kebutuhan tenaga
kerja dan atau profesional di dalam negeri. Sejalan dengan itu perguruan tinggi juga
dituntut mampu mandiri dalam pertumbuhan maupun operasinya. Dengan demikian
perguruan tinggi dihadapkan pada tuntutan perwujudan peningkatan mutu,
4
kemampuan, kemandirian dan kerjasama, serta persaingan secara sehat dalam era
global isasi.
Makna yang tersirat dalam rumusan tujuan pendidikan tinggi menunjukkan
bahwa pendidikantinggi dituntut untukmenghasilkan manusia terdidik yang mampu
meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dalam konteks itulah perguruan tinggi
diasumsikan mempunyai kedudukan dan peranan penting dalam pembangunan
nasional. Dalam hubungan ini Kerr (1982) menggambarkan bahwa perguran tinggi
sebagai institusi yang di dalamnya terdiri atas masyarakat ilmuwan, masyarakat
humanis, masyarakat profesional, masyarakat profesional non-akademik dan
masyarakat administrator. Berbagai kegiatan akan terdapat dalam institusi tersebut
mulai dari pengajaran, memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi, penelitian dan
pengembangan, perluasan kesadaran nasional, dan intemasional hingga pengabdian
dan pelayanan sosial kepada masyarakat
Peranan perguruan tinggi dalam pembangunan nasional sekurang-kurangnya
dapat dilihat dari tiga sudut yaitu :
1. Sebagai penghasil agen-agen perubahan yang mampu merancang, mendorong,
dan memelopori perubahan dalam berbagai aspeknya menuju masyarakat modem.
2. Pencipta dan pendukung ide-ide baru yang selalu hidup, dan
3. Pemberi sumbangan bagi kemajuan intelektualdan sosial di masyarakat. (Sonhaji,
1990).
Oleh sebab itu perlu dipertimbangkan alternatif penerapan sistem atau model
manajemen pendidikan tinggi yang handal dan sesuai dalam upaya peningkatan
mutu terpadu lulusan program perguruan tinggi. Upaya ini dinilai sangat mendesak
mengingat tantangan yang dihadapi tahun 2020 mendatang ialah pasar terbuka antar
negara Asia - Pasifik. Jawaban atas tantangan seperti ini sangat diperlukan agar
pembinaan lembaga-lembaga kependidikan yang kini sedang digalakkan mampu
mencapai tingkat stabilitas dan tingkat mutu pendidikan yang diharapkan. Para
peserta didik di perguruan tinggi dengan demikian dibekali pengetahuan yang
memiliki keunggulan komparatif
Sesungguhya setiap pendidikan merupakan proses penyerapan pengetahuan
dan keterampilan aplikatif melalui dinamika kegiatan yang diselenggarakan secara
formal (sekolah) atau non formal (penyuluhan), guna mendukung kemampuan
dalam menghadapi tuntutan dan tantangan di kemudian hari. Oleh karena itu
peranan perguruan tinggi dalam menyelenggarakan proses pendidikan tersebut
sangat dituntut untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas. Para
lulusan yang dihasilkan diharapkan benar-benar mampu bersaing dengan berbagai
pihak untuk meraih masa depan yang lebih baik.
Ketiga peran perguruan tinggi sebagaimana dikemukakan di atas
mengisyaratkan perannya sebagai pusat pengembangan sumberdaya manusia, ilmu
pengetahuan dan teknologi serta perwujudan dinamika masyarakat sehinggga
memberikan sumbangan yang berarti bagi keberhasilan pembangunan nasional.
Sebagai konsekuensinya perguman tinggi dituntut mampu menyelenggarakan
pendidikan, melakukan penelitian dan pengkajian di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi serta melaksanakan pengabdian kepada masyarakat yang bermanfaat bagi
kemanusiaan dan sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Untuk itu upaya
meningkatkan mutu pendidikan tinggi hendaknya ditelusuri dari keteladanan
perguruan tinggi dalam melakukan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam kaitannya
dengan tujuan pembangunan nasional.
Banyak faktor yang berpengaruh terhadap mutu pendidikan. Misalnya
kebijakan tentang pendidikan, partisipasi masyarakat dan dunia usaha, manajemen
pendidikan, metode belajar mengajar, dan sumberdaya manusia. Dengan demikian
salah satu faktor dominan yang mempengaruhi mutu pendidikan tinggi terletak pada
pemberdayaan sumberdaya manusia terutama tenaga edukatif atau tenaga
profesional. Oleh sebab itu peningkatan mutu, relevansi dan produktivitas tenaga
edukatif di perguman tinggi perlu dikembangkan secara terencana, terpola dan
terpadu dalamsatu sistem pengelolaan perguruan tinggi.
Upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu tenaga edukatif di perguruan
tinggi telah banyak dilakukan. Upaya tersebut antara lain berupa penataran dan
lokakarya, program pencangkokan, pendidikan lanjutan ke S2 dan S3 baik di dalam
maupun di luar negeri, akta mengajar, applied approach dan pusat antar universitas
untuk sistem instruksional. Demikian pula halnya dengan Akademi Manajemen
Informatika dan Komputer (AMIK) Serang telah bempaya meningkatkan mutu
pendidikan melalui pemberdayaan tenaga edukatif yayasan dengan konsep
pengembangan manajemen strategik.
Sejak didirikan tahun 1992, Akademi Manajemen Informatika dan Komputer
(AMIK) Serang telah menghasilkan 240 lulusan program D3. Sebagian di antara
para lulusan tersebut sudah bekerja baik di instansi pemerintah maupun swasta.
Walaupun belum diperoleh data secara kuantitatif, diperoleh keterangan bahwa
mereka antara lain bekerja di Pemda Kabupaten Serang, Rumah Sakit Umum
Serang, Bank Mandin, Bank Danamon, Bank BCA, Bank BII, PLTU, Krakatau
Steel, PT Indah Kiat PT Sumi Magnet, PT Sanyu, PT Ganesha, PT Peni, PT
Chandra Asri, PT Ricad Basali, PT Pan Brother, dan PT Sinar Duma. Pekerjaan
tersebut tentunya berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan lulusan di bidang
manajemen informatika dan komputer.
Bagi AMIK Serang, hal ini mempakan suatu prestasi tersendiri karena
lulusannya mampu memasuki pasar kerja. Proses belajar mengajar yang telah
berjalan selama ini dinilai cukup mampu mempersiapkan peserta didik dengan
pengetahuan dan keterampilan yang relatif cukup memadai. Secara akademis,
lembaga pendidikan tinggi ini didukung dengan 12 tenaga edukatif yayasan dan 10
tenaga edukatif yang berasal dari luar yayasan. Tetapi apakah para lulusan yang
mampu diserap pasar kerja ini mempakan produk pendidikan yang bennutu dengan
dukungan pemberdayaan tenaga edukatif yayasan, atau justru sebaliknya para
lulusan tadi mempakan produk pendidikan tinggi yang kurang bermutu, adalah
pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini. Pertanyaan dinilai sangat
penting untuk menindaklanjuti kondisi ini, khususnya dalam rangka perbaikanperbaikan di masayangakan datang.
Sejalan dengan pertanyaan tersebut penulis tertarik untuk menelitinya lebih
jauh dalam bentuk tesis dengan judul : "STUDI TENTANG HUBUNGAN
MANAJEMEN
STRATEGIK
DAN
PEMBERDAYAAN
TENAGA
EDUKATIF YAYASAN DENGAN MUTU PENDIDIKAN DI AKADEMI
MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (AMIK) SERANG".
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah sebagaimana dikemukakan tadi,
pokok masalah penelitian ini dirumuskan dalam rumusan masalah sebagai berikut:
1. Adakah hubungan yang positifdan signifikan antara manajemen strategik dengan
pemberdayaan tenaga edukatif yayasan pada Akademi Manajemen Informatika
dan Komputer (AMIK) Serang?
2. Adakah hubungan yang positifdan signifikan antara manajemen strategik dengan
mutu pendidikan di Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK)
Serang?
3. Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara pemberdayaan tenaga
edukatif yayasan dengan mutu pendidikan di Akademi Manajemen Informatika
dan Komputer (AMIK) Serang?
4. Sejauhmana hubungan antara manajemen strategi dan pemberdayaan tenaga
edukatif yayasan dengan mutu pendidikan di Akademi Manajemen Informatika
dan Komputer (AMIK) Serang?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan
fungsional antara manajemen strategik dengan pemberdayaan tenaga edukatif,
hubungan antara manajemen strategik dengan mutu pendidikan, serta hubungan
antara pemberdayaan tenaga edukatif dengan mutu pendidikan pada Akademi
Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Serang. Secara khusus penelitian ini
bertujuan :
a. Memperoleh gambaran tentang hubungan antara manajemen strategik dengan
pemberdayaan tenaga edukatif yayasan pada Akademi Manajemen Informatika
dan Komputer (AMIK) Serang.
b. Mengkaji hubungan manajemen strategik dengan mutu pendidikan di Akademi
Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Serang.
c. Menelaah hubungan pemberdayaan tenaga edukatif yayasan dengan mutu
pendidikan di Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Serang.
d. Menganalisis hubungan antara manajemen strategi dan pemberdayaan tenaga
edukatif yayasan dengan mutu pendidikan di Akademi Manajemen Informatika
dan Komputer (AMIK) Serang.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
10
a. Dapat menjelaskan hubungan fungsional antara manajemen strategik dengan
pemberdayaan tenaga edukatif, hubungan antara manajemen strategik dengan
mutu pendidikan, serta hubungan antara pemberdayaan tenaga edukatif dengan
mutu pendidikan pada Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK)
Serang.
b. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan manajemen strategik dan
pemberdayaan tenaga edukatif yayasan dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan pada Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK)
Serang.
c. Hasil ini dapat dijadikan rujukan bagi peneliti lain yang berminat pada obyek
yang sama dengan kajian yang berbeda.
D. Kerangka Pemikiran
Dalam melakukan penelitian, kerangka acuan penelitian ini berdasarkan pada
konsep teoritis yang berkaitan dengan obyek penelitian yang dalam hal ini
manajemen secara umum, manajemen strategik, pemberdayaan masyarakat
(empowering people), dan mutu pendidikan.
Sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan tinggi, AMIK
Serang mempunyai landasan filosofis yang terungkap dalam visi organisasi. Visi
tersebut kemudian dijabarkan dalam misi yang diorientasikan pada pencapaian
tujuan organisasi. AMIK Serang sendiri mempunyai dua sisi lingkungan, yaitu
lingkungan dalam (internal) dan lingkungan luar (ekstemal).
Lingkungan internal terdiri atas sumberdaya manusia (tenaga edukatif dan
administratif), anggaran, metode-metode, material, dan mesin-mesin. Sedangkan
lingkungan luar antara lain mencakup praktisi yang bergerak dalam bidang
manajemen informatika dan komputer, akademisi, orang tua mahasiswa dan calon
mahasiswa, serta dunia usaha.
Salah satu aspek penting dalam meningkatkan mutu pendidikan AMIK
Serang adalah melalui pemberdayaan sumberdaya manusia, yang dalam hal ini para
tenaga edukatif yayasan. Pemberdayaan ini dimaksudkan agar para tenaga edukatif
yayasan mampu mclaksanakan tugasnya secara optimal, sehingga para gilirannya
dapat menunjang terwujudnya pendidikan yang bermutu. Upaya pemberdayaan
tenaga edukatif yayasan tersebut antara lain dilakukan melalui pemanfaatan potensi,
learning to be, semakin mengenal terhadap visi dan misi organisasi, serta senantiasa
berpikir untuk kepentingan masa depan.
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dijelaskan dengan gambar
pada halaman berikut.
1. Pengertian Manajemen Strategik
Para ahli mendefmisikan manajemen secara berbeda, tetapi secara esensial
definisi-definisi tersebut mempunyai makna yang sama. Misalnya Terry (1964)
mengemukakan bahwa management is distinc process consisting of planing,
organizing, actuating, and controlling, performed to determine and accomplish the
objectives. Sedangkan Komaruddin (1994) mengemukakan bahwa manajemen
adalah :
Gambar 1 : Kerangka Berpihir
a. Suatu ilmu yang mempelajari usaha manusia untuk mencapai tujuan yang telah
dikalkulasikan dengan bantuan sejumlah sumber dengan cara yang efisien dan
efektif.
b. Pengorganisasian dan pengawasan terhadap usaha manusia untuk mencapai
tujuan tertentu.
c. Salah satu dari faktor-faktor produksi yang mencakup organisasi dan koordinasi
terhadap faktor produksi lainnya.
d. Para pemimpin, pengawas dan eksekutif yang mengendalikan urusan bersama
secara kolektif.
e. Pemilik atau direktur suatu organisasi.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas terlihat bahwa manajemen mempakan
suatu ilmu, proses kegiatan, dan status bagi penyelenggaranya. Sebagai suatu proses,
manajemen mempunyai ruang lingkup yang relatif luas mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian.
Salah satu teknik manajemen adalah manajemen strategik (strategic
management). Dalam hubungan ini Samuel C. Certo dan J. Paul Peter (1995)
mengemukakan bahwa strategic management is continuous, iterative, cross-
functional process aimed at keeping an organization as a whole appropriately
matched to its environment. Dengan demikian tampak bahwa manajemen strategik
adalah suatu proses yang berulang dan berkelanjutan yang bertujuan agar dapat
memeliharaorganisasi senantiasa sepadan dengan lingkungannya.
Manajemen strategik dapat dikatakan sebagai ilmu dan kiat tentang
pemmusan, pelaksanaan dan evaluasi keputusan-keputusan strategik antar fungsifungsi manajemen yang memungkinkan organiasi mencapai tujuan masa depan
secara efektif dan efisien. Unsur-unsur dasar yang berisi faktor-faktor penting dalam
proses manajemen strategik adalah : (1) analisis lingkungan internal dan eksternal
organisasi; (2) pemmusan strategi, baik visi, misi tujuan dan sasaran serta strategi
dan kebijakan; (3) pelaksanaan strategi yang mencakup program, sumberdaya dan
u
prosedur; (4) evaluasi dan pengendalian terhadap kinerja dan hasil pelaksanaan
program (Hunger dan Wheelen, 1996).
Peran visi dalam jalinan unsur-unsur dan faktor-faktor manajemen strategik
dapat dijelaskan pada gambar 2 sebagai berikut.
Gambar 2: Peran visi dalam jalinan unsur-unsur dan faktor-faktor manajemen
strategik
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa manajemen
strategik adalah :
1 Manajemen strategik mempakan model pengelolaan yang bempaya menciptakan
keunggulan kompetitif guna meraih masa depan yang berhasil.
2. Menciptakan keputusan yang akurat dan tindakan manajerial yang tepat untuk
memperoleh kinerja jangka panjang yang memuaskan.
3. Unsur-unsur dasar yang dikembangkan adalah perekaman
lingkungan,
perencanaan strategi, implementasi strategi serta evaluasi dan pengendalian
kinerja organisasi.
4. Fokus pengkajiannya diarahkan pada pemantauan dan evaluasi peluang dan
ancaman yang dihadapi dikaitkan dengan kekuatan dan kelemahan yang melekat
pada organisasi.
5. Faktor-faktor yang menjadi fokus pengkajian tersebut disebut faktor strategik
sedangkan model analisisnya disebut analisis SWOT.
Lima kegiatan utama dalam manajemen strategik dapat dijelaskan pada
gambar berikut:
Kegiatan 1
Kegiatan 2
Pengembangan visi
dan misi organisasi
sasaran (tujuan)
Re visi jika
diperiukan
Revisijika
diperiukan
Penentuan
Kegiatan 3
y
Permnusan strategi
pencapaian sasaran
K
Kegiatan 4
Penerapan dan
pelaksanaan
strategi
Kegiatan 5
Pengevaluasian
pengendalian
penyesuaian kinerja j
Ubah dan/atau
Ubah dan/atau
tingkatkan jika
tingkatkan jika
Kriteria kinerja
yang diinginkan
diperiukan
diperiukan
(dinamis)
—a
Umpan balik
Gambar 3 : LimaKegiatan Utamadalam Manajemen Strategik
Dalam penelitian ini manajemen strategik yang diterapkan dalam
pemberdayaan tenaga edukatif dipandang sebagai faktor penting dan determinan
dalam pengembangan mutu pendidikan di AMIK Serang.
2. Pengertian Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah cara yang amat praktis dan produktif untuk
mendapatkan yang terbaik dan diri kita sendiri dan dari staf kita (Aileen Mitchell
Stewart, 1998). Dalam konteks yang lebih luas, Ginanjar Kartasasmita (1996)
mengemukakan bahwa keberdayaan dalam konteks masyarakat adalah kemampuan
individu yang bersenyawa dalam masyarakat dan membangun keberdayaan
masyarakat yang bersangkutan. Dalam hal ini pemberdayaan masyarakat adalah
upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam
kondisi sekarang tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan
keterbelakangan.
Dengan demikian pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep
pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini
mencerminkan paradigma bam pembangunan, yakni yang bersifat people centered,
participatory, empowering, and substansiable.
Mengacu kepada pemikiran-pemikiran tadi dapat disimpulkan bahwa
pemberdayaan adalah suatu upaya menggali potensi baik yang bersifat individu
maupun kolektif, untuk dikembangkan sehingga menghasilkan sesuatu yang berguna
bagi mereka.
Aileen
Mitchell
Stewart (1998)
mengemukakan
delapan
langkah
pemberdayaan, yaitu : (1) mengembangkan visi bersama, (2) mendidik, (3)
menyingkirkan rintangan-rintangan, (4) mengungkapkan, (5) menyemangati, (6)
memperlengkapi, (7) menilai, dan (8) mengharapkan. Kedelapan komponen ini
17
merupakan satu kesatuan (integrated) yang dijalankan oleh manajer guna
mewujudkan kinerja organisasi yang optimal.
3. Pengertian Mutu Pendidikan
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 pasal 2 ayat 1 antara lain
dinyatakan bahwa tujuan pendidikan tinggi adalah menyiapkan peserta didik
menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik, dan / atau
profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau memperkaya
khasanah ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian serta mengembangkan dan
menyebarluaskan
ilmu
pengetahuan,
teknologi
dan/atau
kesenian
serta
mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat
dan memperkaya kebudayaan nasional.
Secara garis besar dapat dijelaskan bahwa output dari pendidikan tinggi
adalah : (1) menerapkan pengetahuan, (2) mengembangkan ilmu pengetahuan, (3)
memperkaya pengetahuan, dan (4) menyebarluaskan pengetahuan. Batasan atau
tolok ukur atas output pendidikan tinggi ini sangat relatif. Oleh karenanya cukup
sulit untuk menilai pendidikan yang bermutu (berkualitas) dengan pendidikan yang
kurang atau tidak bermutu.
Pengertian mutu atau kualitas dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
(Poerwadarminta, 1987) adalah : (1) ukuran ketulenan emas, (2) karat; baik buruk
sesuatu, kualitas; taraf atau derajat. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa mutu
pendidikan adalah ukuran atau derajat kehandalan pendidikan untuk mewujudkan
18
tujuannya. Sebagaimana dikemukakan di atas, mutu pendidikan diukur dengan
kemampuan alumni institusi pendidikan dalam : menerapkan, mengembangkan,
memperkaya, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan*
Berdasarkan konsep teoritis tadi, dapat digambarkan kerangka teoritis dalam
penelitian ini sebagai berikut:
MANAJEMEN
STRATEGIK
1.Analisis lingkungan
2.Pemmusan strategi
3.Pelaksanaan strategi
4.Evalusai dan pengendalian
MUTU PENDIDIKAN
1. Menerapkan pengetahuan
2. Mengembangkan penge
tahuan
PEMBERDAYAAN
1.Mengembangkan visi
3. Memperkaya pengetahuan
4. Menyebarluaskan
pengetahuan
2.Mendidik
3.Menyingkirkan rintangan
4. Mengungkapkan
5.Menyemangati
6.Memperlengkapi
7 .Menilai
8.Mengungkapkan
Gambar 4 : Kerangka Teoritis
E. Hipotesis
Bertitik tolak dari kerangka pemikiran di atas, penulis mengajukan hipotesis
sebagai dugaan sementara dalam penelitian ini. Adapun hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara manajemen strategik dengan
pemberdayaan tenaga edukatif yayasan pada Akademi Manajemen Informatika
dan Komputer (AMIK) Serang.
2. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara manajemen strategik dengan
mutu pendidikan di Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK)
Serang.
3. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara pemberdayaan tenaga edukatif
yayasan dengan mutu pendidikan di Akademi Manajemen Informatika dan
Komputer (AMIK) Serang.
4. Secara bersama-sama terdapat hubungan positif dan signifikan antara manajemen
strategik dan pemberdayaan tenaga edukatif yayasan dengan mutu pendidikan di
Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Serang.
F. Definisi Operasional Variabel
Mengacu pada kerangka pemikiran dan hipotesis tersebut di atas, penulis
menetapkan definisi operasional variabel sebagai berikut:
1. Manajemen strategik adalah satu teknik manajemen melalui proses yang berulang
dan berkelanjutan yang bertujuan agar dapat memelihara organisasi sehingga
mampu mengantisipasi perubahan lingkungan, dengan indikatomya:
a. Analisis lingkungan internal dan eksternal organisasi, yang diukurdengan :
1) Penilaian dan pengkajian terhadap sumber-sumber organisasi;
20
2) Penilaian dan pengkajian terhadap calon mahasiswa
3) Penilaian dan pengkajian terhadap pasar kerja
b. Perumusan strategi, baik visi, misi, tujuan dan sasaran serta strategi dan
kebijakan, yang diukur dengan :
1) Penetapan strategi jangka panjang
2) Penetapan strategi jangka pendek
3) Penetapan visi organisasi
4) Penetapan misi organisasi
5) Penetapan tujuan organisasi
6) Penetapan sasaran organisasi
7) Penetapan strategi organisasi
8) Penetapan kebijakan umum organisasi
c. Pelaksanaan strategi yang mencakup program, sumberdaya dan prosedur, yang
diukur dengan:
1) Penetapan program kerja
2) Pendayagunaan sumberdaya manusia
3) Pendayagunaan material
4) Penetapan prosedur kerja
d. Evaluasi dan pengendalian terhadap kinerja dan hasil pelaksanaan program,
yang diukur dengan:
1) Penetapan standar kerja
2) Pengukuran pelaksanaan kerja
?!
3) Pengukuran hasil kerja
4) Penetapan tindakan koreksi terhadap penyimpangan atas standar kerja.
2. Pemberdayaan adalah cara yang amat praktis dan produktif untuk mendapatkan
yang terbaik dari seorang pimpinan dan para tenaga edukatif pada Akademi
Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Serang, dengan indikatornya :
a. Mengembangkan visi bersama, yang diukur dengan :
1) Identifikasi visi individu
2) Identifikasi visi kolektif
b. Mendidik, yang diukur dengan :
1) Proses on thejob training
2) Proses pelatihan fungsional
3) Perubahan sikap tenaga edukatif
c. Menyingkirkan rintangan-rintangan, yang diukur dengan :
1) Meminimalisasikan rintangan-rintangan individu
2) Meminimalisasikan rintangan-rintangan kolektif
d. Mengungkapkan, yang diukur dengan :
1) Proses komunikasi formal/impersonal
2) Proses komunikasi informal/personal
e. Menyemangati, yang diukur dengan :
1) Penerapan reward bagi tenaga edukatifyang berprestasi
2) Penerapan sanksi bagi tenaga edukatifyang tidak sesuai standar
f. Memperlengkapi, yang diukur dengan :
22
1) Pemenuhan kebutuhan kelengkapan/fasilitas kerja
2) Pemenuhan imbalan yang layak bagi tenaga edukatif
g. Menilai, yang diukur dengan :
1) Penetapan kewajiban membuat laporan bagi tenaga edukatif
2) Penilaian terhadap prestasi kerja tenaga edukatif
h. Mengharapkan, yang diukur dengan :
1)Penetapan kewajiban membuat program kerja bagi tenaga edukatif
2) Harapan atas kinerja yang berprestasi
3. Mutu Pendidikan adalah penyelenggaraan pendidikan tinggi yang berkualitas di
Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Serang, dengan
indikatornya:
a. Menerapkan pengetahuan, yang diukur dengan :
1) Pemahaman pengetahuan yang telah diperoleh alumni.
2) Penerapan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Mengembangkan ilmu pengetahuan, yang diukur dengan :
1) Kemampuan untuk memberitahu orang lain
2) Kemampuan mengajarkan kepada orang lain
3) Kemampuan untuk menggali pengetahuan
c. Memperkaya pengetahuan, yang diukur dengan :
1)Aktivitas membaca pengetahuan tentang yang sesuai dengan bidangnya.
2) Aktivitas pengkajian dan pengembangan pengetahuan
d. Menyebarluaskan pengetahuan, yang diukurdengan :
23
1) Aktivitas dalam kelompok-kelompok ilmiah
2) Menerbitkan/membuat karya ilmiah
3) Membantu pihak lain dalam rangka pemanfaatan pengetahuan.
G. Pendekatan Masalah
Kajian tentang mutu pendidikan bagi suatu lembaga pendidikan tinggi
merupakan obyek yang mempunyai dimensi relatif luas. la bisa dilihat dari berbagai
sudut pandang. Tetapi semua pemikiran cendemng mengarah pada output atau
lulusan yang mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Bagaimanapun,
pendidikan yang bermutu pada umumnya menghasilkan lulusan yang berguna atau
dapat digunakan lingkungan.
Upaya mewujudkan pendidikan yang bermutu, khususnya bagi AMIK Serang
tentunya melibatkan banyak variabel yang relevan. Variabel tersebut antara lain
adalah manajemen strategik dan pemberdayaan tenaga edukatif yayasan. Variabel
manajemen strategik secara garis besar merupakan suatu upaya berkesinambungan
untuk
memelihara
organisasi
sehingga
mampu
mengantisipasi
perubahan
lingkungan. Melalui teknik manajemen ini dilakukan analisis terhadap lingkungan
internal dan ekstemal, perumusan strategi, pelaksanaan strategi, serta evaluasi dan
pengendalian.
Sedangkan
Variabel pemberdayaan tenaga edukatif yayasan
merupakan suatu upaya meningkatkan efektivitas dan kemampuan tenaga edukatif
dalam melaksankaan tugas dan fungsinya. Pemberdayaan tenaga edukatif dinilai
24
cukup penting untuk mendukung terselenggaranya proses transformasi pengetahuan
(kegiatan belajar mengajar) sesuai dengan standar yang ditetapkan serta kebutuhan
lingkungan yang selalu berubah-ubah. Kedua variabel ini mempunyai kaitan satu
sama lain, sehingga menjadi salah satu faktor penentu bagi terwujudnya pendidikan
yang bermutu di AMIK Serang.
Guna mengkaji masing-masing variabel yang diamati, diperiukan profil
sumber data (responden) yang mempunyai kompetensi terhadap variabel-variabel
tersebut. Oleh karena itu populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 240 lulusan
(alumni) AMIK Serang yang didirikan sejak tahun 1992. Namun mengingat
perhitungan waktu, biaya, dan tenaga, maka ditetapkan sampel sebanyak 148 orang
dengan teknik simple random sampling. Sikap dan pendapat sampel tersebut
diharapkan dapat mewakili kondisi populasi secara keseluruhan.
Sikap dan pendapat responden tersebut dijaring dengan instrumen penelitian
yang disusun secara sistematis. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan mempakan
indikator atau sub indikator dari masing-masing variabel yang diamati. Sedangkan
jenis instmmen bersifat tertutup, dalam arti responden tidak diberi kesempatan
memberikan jawaban lain selain alternatifjawaban yang telah disediakan.
Datayangdiperoleh dari masing-masing variabel kemudian dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis korelasi Pearson Product Moment. Teknik analisis ini
digunakan untuk mencari hubungan antara masing-masing variabel yang diamati.
Untuk melengkapi analisis korelasi tersebut, dihitung pula koefisien determinasi
25
(derajat keterikatan). sehingga dapat diperoleh gambaran kontribusi satu variabel
terhadap variabel yang lainnya.
Tahapan proses penelitian dan penyusunan hasil penelitian, dapat dijelaskan
pada tabel berikut:
Tabel 1
JADWAL PENELITIAN
Tahun 2000
No
KEGIATAN
A
Mj J
J
A
S
0
N
A
P
E IU
u
G
E
K
0
R
R
I iN
L
T
P
T
P
P
M
E
B
i
1
1
STUDI PENDAHULUAN
2
STUDI KEPUSTAKAAN
3
STUDI LAPANGAN
4
PENGOLAHAN DATA
5
PENULISAN TESIS
i
I
i
i
1
t
i
H. Sistematika Tesis
Guna memudahkan pembahasan serta alur pikir penelitian, tesis ini
diorganisasikan dalam beberapa bab dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN, merupakan penjelasan latar belakang penulisan tesis
ini yang kemudian dirangkum dalam rumusan masalah. Pada bab mi
dijelaskan pula tujuan dan manfaat penelitian, kerangka pemikiran.
26
hipotesis, definisi operasional variabel, pendekatan masalah, serta
sistematika tesis.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, merupakan kajian teoritis atas variabel-variabel
yang diamati. Pembahasan berkisar pada konsep manajemen strategik,
konsep pemberdayaan, konsep mutu pendidikan, serta telaahan terhadap
karya penelitian terdahulu.
BAB ffl PROSEDUR PENELITIAN, menjelaskan langkah-langkah yang ditempuh
dalam melakukan penelitian. Penjelasan pada bab ini antara lain meliputi :
metode penelitia, teknik pengumpulan data, penetapan populasi dan
sampel, sumber data, metode analisis, serta teknik analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN, menggambarkan kondisi data responden, data hasil
penelitian, pengujian hipotesis, dan interpretasi data.
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN, menjelaskan analisis terhadap
data hasil penelitian dengan mengacu kepada teori-teori sebagaimana
dikemukakan pada Bab II.
BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI,
DAN REKOMENDASI, menjelaskan
tentang kesimpulan hasil penelitian, implikasi, serta rekomendasi sebagai
alternatif pemecahan masalah.
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Menumt Winamo Surakhmad (1994) metode ini tertuju pada pemecahan
masalahyang ada pada masa sekarang, dengan ciri-ciri:
1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa
sekarang, pada masalah-masalah yang aktual.
2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis
(karena itu metode ini sering pula disebut metode analitik).
B. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang diigunakan dalam penelitian ini
adalah :
1. Observasi, yaitu dengan cara pengamatan langsung ke lokasi penelitian untuk
memperoleh informasi yang berhubungan dengan masalah penelitian.
2. Wawancara mendalam terhadap sejumlah informan yaitu dengan mengajukan
pertanyaan untuk memperoleh infirmasi yang aktual berkaitan dengan masalah
yang diangkat dalam penelitian ini.
44
3. Wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner terhadap sejumlah
responden.
4. Teknik dokumentasi, yaitu dengan mengkaji dokumen-dokumen yang ada
relevansinya dengan masalah yang diteliti.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Polulasi dalam penelitian ini adalah
alumni Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Serang sebanyak
240 orang. Sedangkan sampel ditetapkan sebanyak 148 orang yang ditentukan
berdasarkan tabel ukuran sampel terlampir (Sugiyono, 2000). Adapun teknik
sampling yang digunakan adalah simple random sampling, karena carapengambilan
sampel dari anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam anggota populasi itu karena anggota populasi relatifhomogen.
D. Sumber Data
Data primer diperoleh dari responden yang dalam hal ini para alumni
Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Serang yang ditetapkan
sebagai sampel sebanyak 148 orang, serta dari informan yang dalam hal ini tenaga
edukatif yayasan sebanyak 12 orang.
45
Data sekunder diperoleh dari berbagai catatan dan laporan yang telah diolah
pihak lain khususnya Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK)
Serang. Data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dan data kuantitatif
E. Metode Analisis
Untuk menguji hipotesis digunakan metode analisis naturalistik. Metode
analisis dimaksudkan sebagai proses pemikiran dan telaahan terhadap data
penelitian. Menumt Nasution (1996), metode analisis ini dilakukan dalam situasi
yang wajar dan data yang dikumpulkan bersifat kualitatif Namun demikian Noeng
Muhadjir (1996) berpendapat bahwa paradigma naturalistik menggunakan konsep
grounded research dan ethnometodologi yang tidak mengabaikan kerangka pikir
kuantitatif.
Menumt Nasution, penelitian kualitatif pada hakekatnya mengamati orang
dalam lingkungan hidupnya, berintreaksi dengan mereka, berusaha memahami
bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitamya. Penelitian ini bukanlah
mencari "kebenaran" mutlak, karena hal itu mempakan pekerjaan ahli filsafat atau
teologi. Paling tidak, hasil yang didapat dari penelitian ini akan mendekati
kebenaran relatif.
46
F. Teknik Analisis Data
Menumt Nasution (1996), analisis adalah proses menyusun data agar dapat
ditafsirkan. Menyusun data berarti menggolongkannya dalam pola, tema atau
katagori. Tanpa katagorisasi atau klasifikasi akan terjadi chaos. Tafsiran atau
interpretasi artinya memberikan makna kepada analisis, menjelaskan pola atau
katagori, mencari hubungan antara berbagai konsep. Interpretasi menggambarkan
perspektif atau pandangan peneliti bukan kebenaran. Kebenaran hasil penelitian
masih hams dinilai oleh orang lain dan diuji dalam berbagai situasi.
Berkaitan dengan penelitian ini, teknik analisis yang digunakan adalah
induksi analitik. Noeng Muhadjoir (1996) mengatakan bahwa : " induksi analitik
merupakan suatu pendekatan untuk mengumpulkan dan menganalisis data baik
untuk mengembangkan maupun untuk menguji teori". Teknik ini bertolak dari
problem atau pertanyaan atau isu spesifik yang dijadikan fokus penelitian. Data
dikumpulkan dikumpulkan dengan wawancara bebas, observasi partisipan dan
analisis dokumentasi.
Langkah yang ditempuh dalam pengelolaan data adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan data, artinya memeriksa setiap jawaban responden terhadap
pertanyaan yang diajukan
2. Klasifikasi data, artinya menggolongkan setiap jawaban responden terhadap
pertanyaan yang diajukan berdasarkan masalah dan variabel penelitian
47
3. Tabulasi dan interpretasi data sebagaimana adanya berasarkan kepentingan
penelitian.
4. Analisis dan interpretasi data sebagaimana adaniya berdasarkan kepentingan
penelitian
5. Merumuskan hasil-hasil atau temuan penelitian disesuaikan dan atau didasarkan
kepada masalah dan tujuan penelitian.
Dalam kaitannya dengan analisis statistik, maka data yang digunakan adalah
berdasarkan angket yang disebarkan kepada responden. Hasil jawaban angket
tersebut kemudian dianalisisdengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menetapkan nilai (skor) atasjawaban yangtelah diberikan olehresponden. Sesuai
dengan jenis skalaLikert yang menunjukkan gradasi altematifjawabanresponden
dari yang paling ideal kepada yang paling tidak ideal, maka data yang diperoleh
adalah jenis data interval atau ratio. Data tersebut masing-masing mempunyai
jarak yang sama. Karena itu kriteria pemberian skor tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
SS (Sangat Setuju)
=5
S (Setuju)
=4
R (Ragu-ragu)
=3
TS (Tidak Setuju)
=2
STS (Sangat Tidak Setuju)
=1
b. Mentabulasikan datajawaban responden, yakni memindahkan jawaban responden
yang merupakan datakuantitatifke dalam sebuah tabel.
48
Sesuai dengan hipotesis yang diajukan yaitu untuk mencari hubungan antar
variabel, dalam menganalisis data penulis menggunakan analisis statistik Korelasi
Ganda (Multiple Correlation) dengan rumus
rVxi
aJ
,,
_ ,. . +rV2 - 2ryxi ryx2
. _rxiX2
' ! _ r^x;x2"
Ryxtx2 = V
*
1 - r2x,x2
(Sugiyono, 2000 : 148)
Ryxjx2 = Koerlasi ganda antara Xi dan X2 secara bersama-sama dengan
variabel Y.
ryxi
=
Korelasi sederhana antaraXi dengan Y
ryx2
=
Korelasi sederhana antara X2 dengan Y
rx2
-
Korelasi sederhana antara Xi dengan X2
Untuk menguji koefisien korelasi ganda dihitung dengan rumus :
R2
k
F=
O-R2)
(n-k-l)
R2
= koefisien korelasi ganda yang telah ditemukan
k
= Jumlah variabel independen
n
= Jumlah sampel
F
= F hitung yang selanjutnya dibandingkan dengan F tabel
49
Untuk mencari nilai r, digunakan rumus
Sxy
rXv
V(Ix2)( Ly2)
Sedangkan untuk menguji koefisien determinasinya (derajat keterikatan)
digunakan rumus :
kd
=r2xl00%
kd
= koefisien determinasi (derajat keterikatan)
r
= koefisien korelasi
Selanjutnya untuk penetapan standar penilaian terhadap koefisien korelasi (nilai r),
digunakan skala interpretasi nilai r sebagaimana dikemukakan Suharsimi Arikunto
pada tabel berikut:
Tabel 2
INTERPRETASI NILAI "r"
INTERPRETASI
BESARNYA NILAU'r"
Antara 0,800 sampai dengan 1,000
Sangat Tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup
Antara 0,400 sampai dengan 0,600
Agak Rendah
Antara 0,200 sampai dengan 0,400
Rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat Rendah
Sumber : Suharsimi Arikunto, 1993 : 223
BAB XT
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Bern* tolak dan pembahasan has,, penelitian dapatlah kiranya d.simpulkan
beberapa hal sebagai berikut ini:
,. Manajemen strategikmerupakansa.ah satu tenkik manajemen yangterencana dan
terkendati serta beronentasi pada peningkatan kemampuan organisasi dalam
menyesuaikan din dengan perubahan Hngkungan. Dalam hubungannya dengan
peranan organisas, AMIK Serang, perubahan lingkungan dunaksud adalah
tentang penerapan pasar bebas tahun 2003 dan 2020 yang sangat menuntut
sumberdaya manusia yang berkualitas
2. Salah satu upaya yang d.laksanakan berkaitan dengan manajemen strategic
tersebut adalah melalui pemberdayaan tenaga edukat.fyayasan. Upaya ini antara
Wn dilakukan dengan memanfaatkan potensi tenaga edukat.f yayasan secara
maksunal melalui program kerja yang jelas, pemlaian, pengendalian dan evaluasi,
serta pembenan fastl.tas yang cukup senmgga diharapkan dapat berperan sebagai
faktor pendorong peningkatan kmerjanya. Pada gilirannya d.harapkan mereka
mampu mendukung program pendidikan yang bermutu.
3. Hasil analisis data menunjukkan bahwa
99
100
a. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara variabel manajemen strategik
dengan variabel pemberdayaan tenaga edukatif yayasan dengan tingkat
keeratan hubungan "agak rendah". Hal itu berarti bahwa hipotesis pertama
diterima, sehingga atau menurunnya variabel pemberdayaan tenaga edukatif
yayasan sebagian di antaranya ditentukan oleh variabel manajemen strategik.
b. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara variabel manajemen strategik
dengan variabel mutu pendidikan dengan tingkat keeratan "cukup". Hal mi
berarti bahwa hipotesis kedua diterima, sehingga meningkat atau menurunnya
variabel mutu pendidikan sebgian di antaranya ditentukan oleh variabel
manajemen strategik.
c. Terdapat hubungan positifdan signifikan antara variabel pemberdayaan tenaga
edukatif yayasan dengan variabel mutu pendidikan dengan tingkat keeratan
"agak rendah". Hal ini berarti hipotesis ketiga diterima, sehingga meningkat
atau menumnnya variabel mutu pendidikan sebagian di antaranya ditentukan
oleh variabel pemberdayaan tenaga edukatifyayasan.
d. Secara bersama-sama terdapat hubungan positif dan signifikan antara variabel
manajemen strategik dan pemberdayaan tenaga edukatif yayasan dengan
variabel mutu pendidikan di AMIK Serang. Hal ini berarti hipotesis ke empat
diterima, sehingga meningkat atau menumnnya variabel mutu pendidikan,
sebagian di antaranya secara bersama-sama ditentukan oleh variabel
manajemen strategik dan pemberdayaan tenaga edukatifyayasan.
101
B. Implikasi
Hasil penelitian ini memunculkan implikasi bahwa semakin optimal
penerapan manajemen strategik, semakin meningkatkan efektivitas pemberdayaan
tenaga edukatif yayasan dan sekaligus mutu pendidikan di AMIK Serang. Dengan
perkataan lain, mutu pendidikan di AMIK Serang sebagian di antaranya ditentukan
oleh manajemen strategik dan pemberdayaan tenaga edukatif yayasan, baik secara
tunggal (sederhana atau parsial), maupun secara bersama-sama (multiple
correlation). Temuan penelitian ini dapat direfleksikan bagi perguman tinggi
lainnya guna meningkatkan mutu pendidikan tinggi, yakni melalui teknik
manajemen strategik dan pemberdayaan tenaga edukatif.
C. Rekomendasi
Sejalan dengan kesimpulan di atas, maka penulis merekomendasikan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Sebaiknya diupayakan peningkatan penggalian teknologi-teknologi informatika
bam melalui seminar, internet, brosur-brosur atau informasi lainnya sehingga
teknologi yang diajarkan tidak terlalu ketinggalan dibandingkan dengan
kemampuan mahasiswa yang mempunyai pengalaman praktek.
2. Dalam rangka meningkatkan materi pelajaran yang berkaitan dengan teknologi
bam, sebaiknya dilakukan penambahan muatan lokal, sehingga para mahasiswa
dapat memperoleh pengetahuan tersebut.
102
3. Secara bertahap dosen non-yayasan ditertibkan sesuai dengan standar yang
berlaku. Bila memungkinkan mereka bekerja sepenuhnya di AMIK Serang.
4. Disarankan agar AMIK Serang menyelenggarakan kerjasama dengan praktisi
(pemsahana-pemsahaan) dan akademisi (lembaga-lembaga pendidikan tinggi)
dalam rangka pengembangan mutu pendidikan.
KEPUSTAKAAN
Boyan, Norman J. (1988). Handbook ofResearch ofEducational Administration.
Longman, New York.
Bogdan C. Robert, Biklen C. Knop (1982). Qualitative Research for Education : an
Introduction to Theory and Methods. Boston : Allyn and Sons, Inc.
Certo, Samuel C. and Peter, J. Paul, (1995). Strategikc Management, Concepts and
Applications, Homewood Illionis, Richard D. Irwin Inc.
Djodjonegoro, Wardiman (1996). Visi dan Strategik Pembangunan Pendidikan
untuk Tahun 2020: Tuntutan Kualitas. Jakarta : Depa