Kepunahan Puspa dan Satwa Tatar Sunda.

[(OMPAS
~"

Sell/II

/

i,
\

2
18

1
17

"

_.
4


3
19
-~

Jilll

'. _

Ppb

,

20
") Mill

SeliJsiJ

'..

~


~

6
21
'

"'_'n

AlJr

7
22

.

"'.~---"--

RiJbu


. -......-..-.-.
8
9
23
24

. ". Mc/

() ,)umar

KiJ/IIis

10

._._____.__

JUII

()


J(II

o

26

CJAgs
.. ~'

0

--- Sabru
12

11
25

13

27


28

o Sep

l.,1in'1gu

14

0

15
29

16
30

Okt 8Nov
~


31

ODes

Kepunahan Puspa
dan Satwa Tatar Sunda
-

---

Oleh

JOHAN

ISKANDAR
~

S

etiap tanggal5 Novem-ber secara rutin dise-


lenggarakan peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional di Jakarata dan
juga di berbagai daerah di seluruh TanahAir. Acara rutin
tahunan tersebut biasanya lebih banyak bersifat seremonial. Padahal, seyogianya acara
tersebut tidak bersifat seremonial semata.
Berdasarkan hasil kajian para
ahli biologi, telah terungkap bahwa kawasan Jawa Barat memiliki
aneka puspa dan satwa cukup tinggi.Misalnya,keanekaan flora terlihat dari 6.534jenis flora yang tercatat ada di Pulau Jawa (Steenis
dan Schlpper-Lammersete, 1965).
Sebagian besar jenisnya ditemukan di Jawa Barat. Di kawasan Gunung Pangrango saja, misalnya,
tercatat 575 jenis flora bunga dan
900 jenis tumbuhan introduksi.
Khusus untuk jenis flora anggrek
(famili Orchidaceae),dari 607 jenis anggrek di Pulau Jawa, 302 jenis di antaranya hanya ada di Jabar.
Untuk jenis fauna, seperti burung, dari sekitar 430 jenis burung
atau 536 jenis dan anak jenis burung di Pulau Jawa (Kuroda, 1933
dan Hoogerwerf,1948),hampir semuajenisnya tercatat ada diJabarBanten.
Khas
Pada umumnya kawasan Jabar
memiliki beraneka jenis flora dan

!~una y~ggi
mengingat Tatar

Sunda memiliki beragam ekosistem yang tinggi.Ini berupa ekosistem alaini, seperti hutan dan ekosistem binaan, seperti pekarangan,
kebun campuran, dan taIun, yang
biasanya ditempati oleh beragam
flora dan faunakhas.
Selain itu, beragam kebiasaan
urangSundadaiammembudidayakanjenis tanaman di beragam ekosistem binaan dan pemeliharaan
hewan yang khas juga telah menghasilkan beraneka kultivartanaman (land races)dan binatangpiaraan ataupun ikan air tawar yang sangat khas di Tatar Sunda. Tidaklah
heran, beberapa daerah di Tatar
Sunda telah terkenal sebagai sentraproduksipadilokalyangkhas.
Contohnya, Cianjur terkenal
sebagaipusat kultivar beras (Oriza
sativa L) lokal Pandanwangi yang
memiliki sifat kuliner unggul. Kawasan Sumedang terkenal sebagai
penghasil beras lokal unggul Jembarwangi. Beberapa daerah di Jabar terkenal sebagai sentra produksi tanaman buah-buahan dan
umbi-umbian. Indramayu, Majalengka, dan Cirebon, misalnya,
terke~al2ebagai sentra mangg~


K lip i n 9 Hum 0 sUn

pod

2009

"
Sejak pertengahan
1980-an, maung lodaya
tidak pernah ditemukan
lagi di alam.

(MangiferaindicaL). Subang,Purwakarta, dan Cianjur terkenal sebagai sentra rambutan (NepheliumlappaceumL).
Conggeang di Sumedang dan
Manonjaya di Tasikmalaya adalah
sentra salak (Salacca edulis Rein",. Bogor, Subang, dan Purwa- .
karta sentra kadu (Durio zibithenus Mun-).Banjar,Ciamis,dan Tasikmalaya sentra kelapa (Cocos
nucifera L). Cianjur dan Bogor
sentra bisbul/samolo (Diospyros
discolor Willd).Bogor sentra taIas

(Colocasia esculenta Schoot). Cilembu di Sumedang sentra ubija(Ipom~a bata!.as(L) L). S.i~

------.

jur terkenal pula sebagai sentra
ayam pelung. Garut sentra domba.
Ciamis dan Tasikmalaya sentra
gurami (Ospronemus goramJ?
Majalaya di Bandung sentra ikan
mas (Cyprinuscarpio).
Umumnya padi Pandanwangi
hanya cocokditanam di sawah tertentu di kawasan Cianjur. Demikian pula kekhasan ekosistem kawasan Indramayu-yang lokasinya di dataran rendah, dengan
udara panas, jenis dan kesuburan
tanah khusus, serta teknik budidaya tanaman mangga dengan pengetahuan lokal secara turun-temurun-telah menghasilkan kultivar mangga yang khas Indramayu,
yang tidak bisa sembarangan dibudidayakan di tempat lain.
Budidaya domba di Garut dan
ayam pelung di Cianjur, dengan
modal pengetahuan lokal masyarakat yang khas dan ekosistem
yang khusus pula, telah menghasilkan temak domba dan ayam pelung lokal yang sangat terkenal di
Jabar.

Kepunahan
Penduduk pedesaan..yang kian

1940-an. Hal tersebut antara lain
dikarenakan habitatnya yang berupa padang rumput terbuka di
pantai utara Jabar rusak atau hilang.
Sebelum program Revolusi Hijau tahun 1970-an, penduduk di
Desa Rancakalong, Sumedang,
masih biasa membudidayakan sekitar 60 kultivar padi lokal. Namun, kini varietas padi lokaltersebut tinggal 22 kultivar padi lokal
yang masih umum dibudidayakan
penduduk (Warsiti,2009).
Jadi, sekitar 38 varietas padi 10kal telah punah di Desa RancakaLLTHUR
long. Hal tersebut karena terdesak
oleh beragam kultivar padi unggul
padat dan perkembangan ekono- yangdiintroduksi pemerintah memi yang kian pesat mengalami lalui RevolusiHijau.
penetrasi ke berbagai wilayah peDemikian pula, menurut infordesaan Tatar Sunda menyebabkan masi dari beberapa penduduk di
perubahan beragam flora dan Rancaekek, Bandung, pada masa
fauna. Menurut Elson (1994: ll), silam penduduk di daerah tersebut
dikisahkan bahwa pada masa si- biasa memelihara ikan mas di kolam hingga pertengahan abad lam-kolam pekarangan atau sake-19, macan loreng atau maung wah. Namun, semenjak maraknya
lodaya (Panthera tigris sondaica) alihfungsi sawah dan lahan menjamasih umum ditemukan di kawas- di kawasan pabrik dan bangunan
an hutan Priangan. Bahkan, lain, kebiasaan penduduk membuhingga tahun 1940-an, maung 10- didayakan ikan masdi daerah Rancaekek tersebut hilang.
dayatersebut masih seringterlihat
dan ditembaki di bagian selatan
Kasus lain, penduduk di kawasJabar.
an Ciamisdan Tasikmalayakini kiNamun, sejak tahun 1960-an, an kesulitan membudidayakan gubinatang buas tersebut hanya dite- rami. Sebab, banyak kolam yang
mukan di Taman Nasional Ujung mengalami kekeringan pada muKulon.Bahkan, sejak pertengahan sim kemarau karena hutan, peka1980-an, maung lodaya tidak per- rangan, dan kebun campuran tranah ditemukan lagi di alamo disional sebagai pengatur sistem
Maung lodaya telah punah karena hidrologi pedesaan rusak.
hilangnya habitat dan banyak diJadi, perilaku manusia yang tiburu.
dak bijaksana terhadap lingkungDemikian pula, menurut para an menyebabkan kepunahan
ahli omitologi, burung trulekjawa beragam puspa dan satwa di Jabar.
JOHAN ISKANDAR
(Vanellus macropterus), yang dari
dulu hingga tahun 1940-an masih
Dosen Biologidan
StafPeneliti PPSDAL
biasaditemukan di sepanjangpantai utara Jabar, punah sejak tahun
LPJ'A!..Unpad

-- ~--= - -- - - - - -- -