EFEKTIVITAS PENYULUHAN TENTANG SEKS PRANIKAH TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA

  

EFEKTIVITAS PENYULUHAN TENTANG SEKS PRANIKAH

TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA

Kadek Widiantari

Ni Putu Sintya Devita Sari

  Akademi Kebidanan Kartini Bali Email : diantari808@gmail.com

  

Abstrac: The effectiveness of counseling about premarital sex on youth knowledge

and attitude. This study aimed to know the effectiveness of counseling about

premarital sex on youth knowledge and attitude at SMP Negeri 1 Sukawati in 2017.

This study used analytic comparative method with one group pretest-posttest design,

with total sample as much as 73 people. Questionnaire was used as instrument that

consist of knowledge and attitude. This study used simple random sampling technique

and used Wilcoxon to process data with 95% confidence interval. Based on the result

of the study, it was found that there was significant difference of knowledge and

attitude in adolescent before and after given counseling or could be interpreted that

counseling was effective to increase knowledge and attitude with p-value = 0,00 with

significance level (p <0,05).

  

Abstrak : Efektivitas Penyuluhan Tentang Seks Pranikah Terhadap

Pengetahuan dan Sikap Remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk

  mengetahui Efektivitas Penyuluhan tentang Seks Pranikah terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja di SMP Negeri 1 Sukawati Tahun 2017. Penelitian ini menggunakan metode analitik analitikkomparatif dengan rancangan one group pretest-posttest, dengan jumlah sampel sebanyak 73 orang. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner yang terdiri dari pengetahuan dan sikap. Tekhnik yang digunakan adalah simple random sampling serta pengolahan datanya menggunakan Wilcoxon dengan interval kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan dan sikap secara bermakna pada remaja antara sebelum dan setelah diberikan penyuluhan atau dapat diartikan bahwa penyuluhan efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap dengan p-value =0,00 dengan tingkat signifikansi (p<0,05).

  Kata Kunci : Penyuluhan, Seks Pranikah, Pengetahuan, Sikap Remaja

  Masa remaja merupakan masa peralihan beresiko yang dimulai dari berpegangan dari anak-anak menuju dewasa, dalam masa- tangan, cium kening, berpelukan, memegang masa ini terdapat rasa ingin tahu yang besar atau meraba bagian sensitif, petting, oral pada remaja, terutama terhadap masalah seks dan bersenggama (sexual intercourse) seksual dalam pembentukan hubungan baru (Sarwono, 2010). yang lebih matang dengan lawan jenis Menurut data dari Komisi Perlindungan (BKKBN, 2012) Anak Indonesia (KPAI) didapatkan bahwa,

  Faktor yang perlu di perhatikan pada sebanyak 32% remaja usia 14 hingga 18 masa remaja yaitu kecenderungan untuk tahun di kota besar di Indonesia (Jakarta, melakukan seks pranikah. Seks pranikah Surabaya, Bandung) sudah pernah adalah hubungan seksual yang dilakukan berhubungan seksual pranikah dan terdapat tanpa adanya ikatan pernikahan. Remaja 62,7% remaja kehilangan perawan saat melakukan berbagai macam perilaku seksual masih duduk di bangku SMP. bahkan 21,2%

  2013).

  Tekhnik sampling yang digunakan yaitu

  Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dari 73 responden, terdapat tiga puluh delapan orang (52,1%) memiliki pengetahuan baik tentang seks pranikah sebelum diberikan penyuluhan sedangkan setelah diberikan penyuluhan tujuh puluh satu orang (97,3%) memiliki pengetahuan baik tentang seks pranikah. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Ardin, dkk, (2011), bahwa penyuluhan dapat mempengaruhi peningkatan nilai skor pengetahuan remaja dengan hasil nilai skor sebelum penyuluhan adalah 27,60 dan setelah diberikan penyuluhan meningkat menjadi 35,00. Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu tersedianya informasi yang tersedia, baik dari pendidikan formal maupun non formal (Rahayu dkk, 2013)

  Sumber : Hasil Analisa Data Statistik Tahun 2017

  Tabel 1. Tabel Silang Efektivitas Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Remaja Kelas IX Tentang Seks Pranikah sebelum dan setelah diberikan penyuluhan.

  Wilcoxon

  pengumpulan data yang digunakan berupa kuesioner dengan menggunakan pedoman Satuan Acara Penyuluhan (SAP). Data dianalisis dengan menggunakan uji statistik

  simple random sampling . Instrumen

  Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sukawati. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX yang berjumlah 272 orang. Besar sampel diperoleh dengan rumus dari Taro Yamane dan Slovin, sehingga didapatkan sampel sebanyak 73 orang. (Ridwan, 2007).

  Klinik Kita Sayang Remaja (KISARA) tahun 2013 mencatat sekitar 348 kasus Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD), 159 kasus aborsi, 653 kasus Penyakit Menular Seksual (PMS) dan 268 kasus

  komparatif dengan rancangan one group pretest-posttest (Notoadmodjo, 2012).

  Jenis penelitian ini adalah analitik

  METODE

  Hal ini disebabkan oleh karena rendahnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang berujung pada kehamilan yang tidak diinginkan (Kemenkes RI, 2013). Data yang diperoleh dari Perhimpunan Klinik Berencana Indonesia (PKBI) Bali, tercatat jumlah remaja yang mengakses pelayanan dengan kasus KTD pada tahun 2013-2014 sebesar 584 kasus (usia 10-24 tahun) (PKBI, 2014). maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Efektivitas Penyuluhan Tentang Seks Pranikah Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja di SMP Negeri 1 Sukawati Tahun 2017.

  (Kisara, 2014).

  sedangkan tahun 2014 tercatat 165 kasus Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD). Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar pada tahun 2014 didapatkan 340 kasus kehamilan yang berumur dibawah 20 tahun.

  HumanImmuno Devesiancy Virus/ Aquered Immuno Deficiency Virus(HIV/AIDS)

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Kelas IX Tentang Seks Pranikah sebelum dan setelah diberikan penyuluhan.

  Pretest Posttest Sikap

  Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase (f) (%) (f) (%)

  Positif 57 78,1 72 98,6 Negatif 16 21,9 1 1,4

  Total 73 100 73 100

  Sumber : Hasil Analisa Data Statistik Tahun 2017

  Dari 73 responden, lima puluh tujuh dengan penelitian yang dilakukan oleh Iriani orang (78,1%) memiliki sikap positif tentang dkk (2006) menunjukkan bahwa ada seks pranikah sebelum diberikan perbedaan yang signifikan sikap terhadap penyuluhan, setelah diberikan penyuluhan seks pranikah di kalangan remaja sebelum ada tujuh puluh dua orang (98,6%) memiliki dan setelah dilakukan penyuluhan sikap positif. Hasil penelitian ini sejalan Tabel 3. Hasil Analisa Statistik Wilcoxon Signed Ranks Test Pengetahuan dan Sikap

  Pengetahuan Post- Sikap Post- Pre

  Pre Z -2,281

  Z -6,033 Asymp.Sig.(2- .023

  Asymp.Sig.(2- .000 tailed) tailed)

  Sumber : Hasil Analisa Data SPSS Tahun 2017

  Hasil uji statistik menggunakan hampir seluruhnya memiliki pengetahuan

  

Wilcoxon dengan bantuan program yang positif dan terdapat pengaruh

  komputer SPSS, diperoleh pengetahuan signifikan pada pengetahuan dan sikap dengan nilai Z adalah -6,033, dimana nilai sebelum dan setelah penyuluhan tentang Asymp.Sig. (2 tailed) adalah 0,000 (P<0,05) seks pranikah. sehingga H ditolak, dan diperoleh sikap dengan nilai Z adalah -2,281, dimana nilai DAFTAR RUJUKAN Asymp.Sig. (2 tailed) adalah 0,023 Ardin, dkk. 2011. Pengaruh Penyuluhan (P<0,05). Hal ini berarti bahwa pemberian Kesehatan Reproduksi Terhadap penyuluhan dapat meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap Remaja pengetahuan dan sikap remaja kelas IX Tentang SeksualPranikah Di SMAN tentang seks pranikah di SMP Negeri 1

  1 Masohi . Journalilmiah. Fakultas Sukawati.

  Kesehatan Masyarakat Hasanuddin Makasar

  

SIMPULAN BKKBN. (2012). Remaja dan SPN (Seks

  Berdasarkan penelitian yang dilakukan Pranikah). Jakarta : PT Bia terhadap 73 responden dapat disimpulkan PustakaSarwono Prawirohardjo bahwa sebagian besar responden memiliki Iriani, F.dkk. (2006). Perbedaan sikap pengetahuan yang baik sebelum diberikan terhadap hubungan seks pranikah penyuluhan sedangkan setelah diberikan antara remaja yang diberi penyuluhan hampir seluruhnya memiliki penyuluhan dan yang tidak diberi pengetahuan baik. Pada variabel sikap penyuluhan kesehatan reproduksi sebelum dan setelah diberikan penyuluhan

  Psikologi Universitas Tarumanagara Kementerian Kesehatan RI. 2013. Laporan

  Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI

  Kita Sayang Remaja (KISARA). (2014) :

  Laporan Kejadian Kasus KTD dan

IMS (2010-2014)

  KPAI. 2013. Pacaran Pertama Anak Indonesia Umur 12 Tahun gaya hidup. 20 November 2016.

  Notoatmodjo. (2012). Metodelogi Penelitian

  Kesehatan . Jakarta: PT Rineka Cipta

  PKBI. (2014). Macam-macam Perilaku Seksual. Bali

  Rahayu, N.dkk. (2013) Pengaruh Kegiatan

  Penyuluhan Dalam Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (Pkpr) Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Tentang Seks Pranikah Di Sman 1 Lubuk Dalam Kabupaten Siak Sri Indrapura . Jurnal Ilmiah:

  Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Ridwan. 2007. Rumus dan Data dalam

  Analisis Statistika. Bandung :Alfabeta. Sarwono, S. W., (2010). Psikologi Remaja.

  Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers