PENGARUH EARNING PER SHARE, DEBT TO ASSETS RATIO, CURRENT RATIO TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR TEKSTIL DAN GARMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2013-2017)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Ada beberapa tujuan berdiri sebuah perusahaan diantaranya mencapai keuntungan yang maksimal, mensejahterakan pemegang saham dan memaksimalkan nilai perusahaan yang bisa tercermin pada harga saham perusahaan. Tujuan jangka panjang perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayarkan oleh pembeli apabila perusahaan dijual. Nilai perusahaan dapat tergambarkan dari harga saham suatu perusahaan, harga saham yang tinggi menggambarkan bahwa nilai perusahaan juga tinggi dan akan meningkatkan kemakmuran atau kesejateraan pemegang saham.

  Nilai perusahaan dapat diukur dengan beberapa aspek, diantaranya harga saham perusahaan, karena harga saham perusahaan mencerminkan penilaian investor keseluruhan atas setiap ekuitas yang dimiliki (Diyah dan Erman, 2010). Harga saham merupakan sumber informasi bagi investor. Dalam penelitian ini nilai perusahaan diproksikan dengan menggunakan rasio Price to

  Book Value (PBV). PBV menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

  menciptakan nilai perusahaan yang relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. PBV merupakan rasio harga saham terhadap nilai buku seberapa besar nilai dari harga per lembar saham dibandingkan dengan nilai dari buku per lembar saham.

  PBV perusahaan merupakan indikator yang dilihat oleh calon investor dalam menentukan perusahaan mana yang memiliki nilai yang tinggi yang bagus untuk investasi. PBV memiliki peranan penting bagi investor yaitu untuk menentukan saham mana yang akan dibeli karena PBV merupakan rasio dari harga saham perusahaan terhadap nilai bukunya. PBV yang tinggi mengambarkaan harga saham perusahaan tersebut tinggi dan bagus untuk dilakukan investasi. Semakin tinggi nilai PBV menunjukkan nilai perusahaan semakin baik sehingga dapat menarik investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. PBV di atas satu menunjukkan bahwa perusahaan dalam keadaan bagus artinya nilai pasar atau harga saham lebih besar daripada nilai buku perusahaan (Subramanyam, 2010: 47). Sebaliknya, PBV di bawah satu mencerminkan nilai perusahaan yang kurang baik dimana harga saham lebih rendah dari nilai bukunya, sehingga motivasi investor untuk berinvestasi pada perusahaan juga berkurang. PBV perusahaaan yang berfluktuasi bisa terjadi pada setiap perusahaan dikarenakan harga saham yang selalu berubah-ubah. Fluktuasi PBV dalam penelitian ini terjadi pada perusahaan Manufaktur bidang Textile dan Garment. Berikut ini adalah grafik PBV dari beberapa perusahaan industri Textile dan Garment :

8.00 A

  10.00

  0.49

  0.13

  

1.22

  0.01

  0.49

  0.12

  

1.01

  0.01

  0.55

  8.00

  

1.43

  6.00

  4.00

  2.00

  0.00

  2.00

  4.00

  6.00

  XIS T

  IT LE AXIS TITLE Price to Book Value

  (PBV) 2013 2014 2015 2016

  0.02

Gambar 1.1 Grafik Price to Book Value (PBV)

  Beberapa Perusahaan Industri Subsektor Textile dan Garment yang Terdaftar di BEI (2013-2016)

  0.49 2014

  Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan perusahaan industri Textile dan Garment, nilai PBV berfluktuasi setiap tahunnya. PBV tertinggi diperoleh PT Pan Brothers Tbk pada tahun 2014 sebanyak 1,43 kali, artinya harga saham pasar lebih besar 1,43 kali dari nilai buku perusahaan. Menurut Suad (2008) semakin tinggi rasio PBV, semakin bertambah kesejahteraan yang dinikmati oleh pemilik perusahaan atau pemegang saham. PBV terendah dialami oleh PT Asia Pacific Fibers Tbk pada tahun 2015-2016 sebanyak 0.01 kali, artinya harga saham perusahaan lebih rendah 0,01 kali dari nilai bukunya.

  Nilai perusahaan (PBV) yang berfluktuasi bisa terjadi karena adanya pengaruh dari beberapa faktor. Untuk dapat meningkatkan nilai perusahaan perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor pertama

  MYTX PBRX POLY STAR 2016

  0.12

  1.01

  0.01

  0.55 2015

  0.13

  1.22

  0.01

  0.90

  0.49

  1.43

  0.02

  0.49 2013

  4.32

  1.07

  0.02

  0.49

  4.32

  

1.07

  0.02

  0.90 yang mempengaruhi yaitu Earning Per Share (EPS). Earning Per Share (EPS) adalah kemampuan setiap lembar saham dalam menciptakan laba dalam satu periode pelaporan keuangan. Besarnya EPS menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan untuk para pemegang saham dari jumlah saham yang beredar (Tandelilin, 2001). Semakin besar nilai EPS, maka semakin besar pula laba bersih yang disediakan perusahaan untuk para pemegang saham. Dengan demikian, minat investor akan meningkat dan berpengaruh pada naiknya harga saham sehingga nilai perusahaan juga ikut meningkat.

  Berikut ini adalah grafik Earning Per Share (EPS) dari beberapa perusahaan textile dan garment :

  GRAFIK EARNING PER SHARE (EPS ) 2013 2014 2015 2016

  220.36 250.00 200.00 150.00

  62.73

  24.05

  26.94 100.00

  21.78

  14.89

  30.04

  50.00

  39.43

  48.82

  51.85

  62.35

  56.67

  75.11

  0.00

  81.25

  84.17

  50.00 140.47 100.00 150.00 200.00

HDTX ESTI

  INDR MYTX 2013 140.47

  30.04

  21.78

  14.89 2014

  62.35

  39.43

  62.73

  48.82 2015 84.17 75.11 220.36

  81.25 2016

  51.85

  24.05

  26.94

  56.67 Sumber : Data Diolah

Gambar 1.2 Grafik EPS

  Beberapa Perusahaan Industri Subsektor Textile dan Garment yang Terdaftar di BEI (2013-2016) Bersadarkan grafik diatas yang dilihat dari Earning Per Share (EPS) menunjukkan bahwa perusahaan PT Panasia Indo Resources dengan kode HDTX menunjukkan bahwa besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan untuk semua pemegang saham pada tahun 2012-2016 mengalami kenaikan sehingga minusnya setiap tahun selalu berkurang dari awalnya meskipun pada tahun 2015 minusnya kembali tinggi sebanyak 84,17 tetapi pada tahun 2016 menurun kembali hingga 51,8 dan pada PT Asia Pacific Investama Tbk dengan kode MYTX selalu mengarami penurunan sehingga minus tertinggi pada tahun 2015 hingga 81,25 berbeda dengan PT Indo-Rama Synthetics Tbk yang selalu mengalami kenaikan dan kenaikan tertingginya adalah pada tahun 2015, kenaikannya mencapai 220,36 dari awalnya hanya 21,78 pada tahun 2013. Dilihat dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap lembar saham dalam menciptakan laba dalam satu periode pelaporan keuangan naik atau turunnya nilai perusahaan .

  Debt to Asset Ratio (DAR) adalah sebuah rasio untuk mengukur

  jumlah aset yang dibiayai oleh hutang. Rasio ini juga sangat penting untuk melihat solvabilitas perusahaan. Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan segala kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahan yang didukung oleh hutang.

  Semakin tinggi DAR berarti semakin besar jumlah modal yang digunakan . sebagai modal investasi sehingga PBV meningkat Berikut ini adalah grafik

  Debt to Asset Ratio (DAR)

  dari beberapa perusahaan textile dan garment:

80 GRAFIK DEBT TO ASSEST RATIO (DAR)

  Terdaftar di BEI (2013-2016)

  36

  45

  47

  44

  35

  37

  33

  29

  43

  37

  36

  66

  10

  67

  62

  61

  10

  20

  30

  40

  50

  60

  70

  47

  9

  Berdasarkan grafik diatas yang dilihat dari Debt to assets ratio (DAR) menunjukan bahwa perusahaan PT Tifico Fiber Indonesia Tbk dengan kode TFCO menunjukan bahwa jumlah aset yang dibiayai oleh hutang setiap tahunnya tidak stabil, dapat di lihat sejak tahun 2013-2014 sempat mengalami kenaikan kemudian dari 2014-2016 selalu mengalami penurunan dan penurunan yang sangat drastis terjadi pada tahun 2015. Sedangkan pada PT polychem Indonesia dengan kode ADMG tidak pernah mengalami kenaikan samasekali setiap tahunnya. Dilihat dari hal tersebut dapat disimpulkan semakin tinggi rasio DAR berarti semakin besar jumlah modal pinjaman yang

  37

  2013 2014 2015 2016 TFCO

  19

  15

  9

  10 UNIT

  47

  45

  47

  44 STAR

  35

  33

  Sumber : Data Diolah Gambar 1.3 Grafik DAR Beberapa Perusahaan Industri Subsektor Textile dan Garment yang

  29 ADMG

  43

  37

  36

  36 SSTM

  66

  67

  62

  61

  19 digunakan untuk investasi pada aktiva guna menghasilkan keuntungan bagi berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diproksikan dengan Tobins Q.

  15

  Penelitian Analisa (2011) menemukan bahwa leverage yang diproksikan dengan rasio DAR berpengaruhi positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan penelitian yang dilakukan Kusnaeni (2012) menemukan bahwa DAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan yang juga diproksikan dengan PBV.

  

Current Ratio (CR) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

  kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan total aset yang tersedia (Hery, 2015:178). Dalam hal ini, rasio lancar ini menggambarkan seberapa besar jumlah ketersediaan aset lancar yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan total kewajiban lancar. Oleh karena itu, rasio lancar dihitung sebagai hasil bagi antara total aset lancar dengan total kewajiban lancar. Dari penjelasan mengenai Current Ratio dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai Current Ratio maka semakin bagus untuk perusahaan karena menunjukkan semakin besarnya kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendeknya secara tepat waktu. Namun sebaliknya, jika nilai Current Ratio rendah maka menunjukkan bahwa semakin kecil kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendeknya secara tepat waktu. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa semakin tingginya nilai Current Ratio akan mempengaruhi tingginya nilai perusahaan, karena dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham. Berikut ini adalah

  Current Ratio (CR)

  grafik dari beberapa perusahaan textile dan garment:

  Grafik Current Ratio

  1.01

  6.00

  1.22

  1.43

  4.00

  0.55

  0.49

  1.07

  0.49

  0.49

  2.00

  0.02

  0.01

  0.02

  0.01

  0.00

  2.00

  4.32

  0.90

  0.13

  0.12

  4.00

6.00 MYTX PBRX POLY STAR

  2016

  0.12

  1.01

  0.01

  0.55 2015

  0.13

  1.22

  0.01

  0.49 2014

  0.90

  1.43

  0.02

  0.49 2013

  4.32

  1.07

  0.02

  0.49 2013 2014 2015 2016 Sumber : Data Diolah Gambar 1.4

  Grafik Current Ratio Beberapa Perusahaan Industri Subsektor Textile dan Garment yang Terdaftar di BEI (2013-2016)

  Bersadarkan grafik diatas yang dilihat dari grafik current Ratio menunjukkan bahwa PT STAR PETROCHEM Tbk pada tahun 2013-2015 mengalami kestabilan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan pada tahun 2016 terjadi kenaikan sebesar 0,55. Dilihat dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi current Ratio berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi finansial jangka pendek yang mengakibatkan kepercayaan investor naik dan nili perusahaan akan naik.

  Melihat berbagai penelitian sebelumnya terdapat beberapa hasil yang Berdasarkan penelitian Corry Winda Anzlina dan Rustam (2013) mengatakan bahwa Current Ratio berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan. Namun berbanding terbalik dengan penelitian Santoso (2016) yang mengatakan bahwa Current Ratio tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

  Penelitian ini, mengambil industri yang bergerak di bidang tekstile dan

  roduksi industri tekstil

  garment dikarenakan beberapa tahun belakangan ini p

  

dan garmen justru menunjukkan penurunan di tengah kenaikan p roduksi pada

industri manufaktur besar dan sedang (IBS).

  Adapun motivasi penelitian ini adalah pertama, dari penelitian-penelitian sebelumnya hasil yang diperoleh masih belum konsisten terkait faktor- faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Kedua, agar penelitian ini dapat berkontribusi untuk memberikan manfaat bagi pemakai laporan keuangan dengan adanya informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan, sehingga dapat membantu investor untuk memprediksi dan mengambil keputusan investasi pada suatu perusahaan. Dengan latarbelakang tersebut, penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH EARNING PER SHARE , DEBT TO ASSETS RATIO

  

DAN CURRENT RATIO TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi

  Empiris pada Industri Manufaktur Sub Sektor Textile dan Garment yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2013- 2017)”

1.2 Identifikasi dan Pembatasan Masalah

  1.2.1 Identifikasi Masalah

  Identifikasi masalah dari penelitian ini adalah: 1. Adanya ketidakstabilan nilai perusahaan yang di ukur dengan Price to

Book Value disektor Textile dan Garment di Bursa Efek Indonesia.

  2. Adanya penurunan yang signifikan pada nilai Earning per Share (EPS) yang diukur dengan cara membagi Laba Bersih dengan Jumlah Saham beredar pada sektor Textile dan Garmen di Bursa Efek Indonesia.

  3. Adanya ketidakstabilan Debt to Assets Ratio (DAR) yang diukur dengan cara membagi Total Utang dengan Total Aktiva pada sektor Textile dan Garmen di Bursa Efek Indonesia.

  4. Adanya ketidakstabilan Current Ratio (CR) yang diukur dengan cara membagi Total Aktiva Lancar dengan Total Utang Lancar pada sektor Textile dan Garmen di Bursa Efek Indonesia.

  1.2.2 Pembatasan Masalah

  Agar penelitian ini lebih fokus dan terarah, maka perlu adanya batasan penelitian meliputi objek penelitian yaitu laporan keuangan pada industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dari tahun 2014-2017 dan rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Earning Per Share, Debt to Assets Ratio, Current Ratio Terhadap Nilai Perusahaan yang di ukur dengan Price to Book Value.

1.3 Perumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang penelitian diatas, penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

  1. Apakah terdapat pengaruh Earning Per Share, Debt to Assets Ratio,

  Current Ratio Terhadap Nilai Perusahaan Industri Textile dan Garment

  periode tahun 2013-2017 secara simultan? 2. Apakah terdapat pengaruh Earning Per Share Terhadap Nilai

  Perusahaan Industri Textile dan Garment periode tahun 2013-2017 secara parsial ?

  3. Apakah terdapat pengaruh Debt to Assets Ratio Terhadap Nilai Perusahaan Industri Textile dan Garment periode tahun 2013-2017 secara parsial ?

4. Apakah terdapat pengaruh Current Ratio Terhadap Nilai Perusahaan

  Industri Textile dan Garment periode tahun 2013-2017 secara parsial ?

1.4 Manfaat Penelitian

  1. Bagi Investor Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengaplikasikan variabel-variabel penelitian ini untuk membantu meningkatkan nilai perusahaan serta sebagai bahan pertimbangan emiten untuk mengevaluasi, memperbaiki, dan meningkatkan kinerja manajemen di masa yang akan datang.

  2. Bagi Perusahaan Textile dan Garment Pada perusahaan memberikan persepsi bahwa, dengan banyaknya peredaran saham di masyarakat, maka bertambah pula kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan tersebut. Ini akan memberikan pengaruh positif perkembangan Bursa Efek Indonesia, terutama bagi perusahaan manufaktur.

  3. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan bagi pembaca atau bagi peneliti, selanjutnya yang mengadakan penelitian terhadap Nilai Perusahaan khususnya pada perusahaan manufaktur sektor Industri Textile dan Garment di Bursa Efek Indonesia.

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN ANTARA OTAGO EXERCISE DAN SENAM LANSIA TERHADAP KEBUGARAN PADA KELOMPOK LANSIA DI RS KECAMATAN JAKARTA PUSAT

0 2 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - HUBUNGAN FAKTOR MANUSIA TERHADAP KEJADIAN KECELAKAAN PENGEMUDI TRUK PT MUTIARA HYDROTECH TAHUN 2018

0 0 7

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG - GAMBARAN UPAYA SOSIALISASI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI PT. TELKOM WITEL BANTEN TIMUR GEDUNG GRAHA TELKOM BSD TANGERANG TAHUN 2016

0 0 6

KAJIAN RESIKO DAN DAMPAK PELAYANAN TERHADAP GANGGUAN KUALITAS DAYA LISTRIK DI GEDUNG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUSKA RIAU

0 0 7

PENGARUH PEMBERIAN KONSELING MELALUI VIDEO DAN PENGETAHUAN, SIKAP, KEPATUHAN DIET SERTA KADAR GULA DARAH SEWAKTU

0 0 8

FAKTOR DETERMINAN PERILAKU MEMBACA LABEL MAKANAN KEMASAN PADA SISWASISWI SMAN 65 JAKARTA BARAT TAHUN 2018 LEMBAR PENJELASAN RESPONDEN

0 0 10

KOMITE SEKOLAH DI ANTARA CITA DAN REALITA ZULKIFLI Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau ABSTRAK - KOMITE SEKOLAH DI ANTARA CITA DAN REALITA

0 0 30

PENDIDIKAN MADRASAH DAN PROSPEKNYA DALAM PENDIDIKAN NASIONAL NURHASNAWATI Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau ABSTRAK - PENDIDIKAN MADRASAH DAN PROSPEKNYA DALAM PENDIDIKAN NASIONAL

0 0 14

FILSAFAT PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN REALITASSOSIAL PESPEKTIF AL-QURAN RUSDI Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Suska Riau ABSTRAK - FILSAFAT PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN REALITAS SOSIAL PESPEKTIF AL-QUR`AN

0 1 32

SAYYID AHMAD KHAN REFORMIS PENDIDIKAN ISLAM DI INDIA

0 0 18