Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Pada Sistem Produksi Flow Shop (Studi Kasus Pt. Xxx Pekanbaru)

  Seminar Nasional Teknologi Informasi, Komunikasi dan Industri (SNTIKI) 8

  ISSN : 2085-9902 Pekanbaru, 9 November 2016

Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Pada Sistem

Produksi Flow Shop

  

(Studi Kasus Pt. Xxx Pekanbaru)

  

1

  2 Tengku Nurainun , Arif Sulistyawan 1,2

  

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Jl. H. R. Soebrantas No. 155 KM. 18, Pekanbaru, 282893, Indonesia

  

  2

e-mail: arifsulisbg@gmail.com

  

Abstrak

Penataan fasilitas produksi pada sistem produksi flow shop yang tidak mengikuti aliran proses

dapat mengakibatkan terjadinya hambatan berupa berpotongnya aliran proses produksi. Permasalahan

akan semakin kompleks apabila jarak antar ruangan jauh sehingga menurunkan efektifitas dan efisiensi

selama melakukan rangkaian kegiatan produksi tersebut. Pada lokasi penelitian diusulkan rencana

perbaikan tata letak pabrik menggunakan tipe tata letak fasilitas berdasarkan aliran produksi. Pola

aliran bahan yang diterapkan adalah pola aliran u. Dalam perancangan layout usulan, terjadi penambahan

jumlah mesin berdasarkan pada perhitungan kebutuhan mesin. Jarak total perpindahan bahan sebelum

perbaikan sebesar 21,5 meter, sedangkan pada usulan perbaikan didapat jarak total perpindahan

bahan sebesar 19 meter.

  Kata Kunci: aliran bahan, proses produksi flow shop, tata letak fasilitas

Abstract

  A production facility design in flow shop production systems without considering the process flow

may cause an ineffective production process flow. The complexity increases if the distance among

facilities is too far so it decreases the effectiveness and efficiency during the production activities. This

research proposed a plant layout design that has considered the production flow. The plant layout design

applied u-shape flow pattern. In this proposal layout design the number of machines were added

depending on the machine requirements. The distance of material displacement before the improvement

was 21.5 meters, while the total distance of the proposed design was 19 meters.

  Keywords: facility layout, flow shop production process, material flow

1. Pendahuluan

  Pertumbuhan industri di Indonesia pada beberapa tahun belakangan ini mengalami

perkembangan yang cukup pesat. Perkembangan tersebut tidak terbatas pada industri dalam

skala masal saja namun juga pada industri kecil dan menengah yang sudah mulai banyak

tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia. PT. XXX adalah salah satu perusahaan yang

bergerak dalam bidang pembuatan roti dimana produknya sudah cukup dikenal oleh

masyarakat Pekanbaru. Pengaturan tata letak fasilitas lantai produksi saat ini tidak teratur dan

terjadi penumpukan material work in process yang tidak pada tempatnya. Hal ini

mengakibatkan tingkat produktifitas cenderung rendah dimana rata-rata produksi per hari tidak

pernah mencapai target.

  Berdasarkan observasi di lapangan terlihat bahwa tata letak fasilitas pabrik belum dapat

dikatakan efektif dan efisien dalam hal koordinasi dari fasilitas fisik. Hal ini terjadi karena

adanya proses perpindahan material yang bolak balik yaitu pada proses pencampuran bahan

baku, dimana posisi mesin mixer berada berseberangan dengan meja penakaran, sehingga

material dari gudang memotong proses pencampuran ketika diangkut. Hal ini dapat

mengganggu proses pencampuran bahan baku sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 1.

  . 00 m 30 2. Mixing selai . m Toilet 3. moulding 1.50m. oven fermentasi 6.00m. 4.00m. 30.00m. 5.00m. 4.00m. 2.00m. Meja takar Meja takar Meja takar pencampuran Meja takar penakaran m . 4. 10 3. . 00 m . oven Pendinginan Packaging Kantor Bahan Baku B . Gudang Gudang Bahan Baku A m . m 7. 5. 00 m 00 3. 00 . . .00 m 40 7. 90 m Tempat Tinggal Gudang Produk Jadi Genset Ruang Istirahat m

Ruang

Pemasaran . 00 m 3. 50 . . m .00 19 Parkir 2. Perpotongan aliran Material pada aliran proses material Aliran bahan baku Aliran produk jadi Aliran Adonan LAB GAMBAR UIN SUSKA LAYOUT AWAL BOBO BAKERY RIAU PEKANBARU TANGGAL : 10 -01-2013 DILIHAT : SKALA : 1 : 100 DIGAMBAR : PERINGATAN : UKURAN : m DEPT./NRP : TEKNIK INDUSTRI No. A4 Gambar 1. Aliran Material Layout Awal Dilihat pada perpindahan material work in process pembuatan roti ini, terdapat

penumpukan yang berada tidak pada tempatnya dengan jumlah yang banyak. Hal ini

dikarenakan pengangkutan material menggunakan troli dengan tenaga manusia yang kurang

tepat, sehingga terjadi tumpukan di jalur perpindahan material. Penumpukan material work in

process di jalur perpindahan material dapat dilihat pada Gambar 2

  

Gambar 2. Penumpukan WIP pada Aliran Material

Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu dilakukan perancangan ulang tata

letak fasilitas yang tepat dengan mempertimbangkan type sistem produksi yang diterapkan

sehingga dapat meningkatkan jumlah produksi dan menyeimbangkan beban kerja dari setiap

fasilitas produksi yang digunakan.

2. Metode Penelitian

  Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama

kegiatan penelitian berlangsung mulai dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian.

Tahapan- tahapan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.

  Gambar 3. Flow Chart Penelitian Pengolahan Data 1. Membuat Peta Proses Operasi.

  2. Profil perusahaan

  14. Jarak material handling antar departemen dan stasiun kerja Tujuan Mulai

  13. Jenis dan jumlah bahan baku yang digunakan.

  12. Jenis, jumlah mesin dan peralatan.

  11. Ukuran dan dimensi mesin.

  10. Jumlah departemen dan stasiun Kerja.

  9. Ukuran luas tanah dan bangunan.

  7. Material handling yang digunakan 8. Jumlah dan jenis produk.

  6. OPC

  5. Penjadwalan produksi

  4. Target produksi

  3. Jumlah produksi

  1. Layout awal

  2. Membuat Production Routing 3. Membuat Multy Product Process Chart.

  Kesimpulan dan Saran Pengumpulan Data

  16. Menggambarkan Layout Usulan Tata Letak Fasilitas Pabrik Selesai Analisa

  15. Membuat Area Allocating Diagram(AAD)

  14. Membuat Activity Relationship Diagram (ARD).

  13. Membuat Block Template.

  11. Menghitung Material Handling (FTC) 12. Membuat Activity Relationship Chart (ARC).

  10. Menghitung Luas Area Pelayanan Pabrik.

  9. Menghitung Luas Area Lantai Produksi.

  7. Evaluasi Lintasan Produksi 8. Menghitung Luas Area Gudang.

  6. Menghitung Kebutuhan Operator

  5. Menghitung Kebutuhan Mesin

  4. Menghitung Kebutuhan Bahan

  Perumusan Masalah Identifikasi Masalah Studi Literatur Survei Pendahuluan

3. Analisis Hasil

  3.1. Peta Proses Operasi Peta Proses Operasi disusun untuk mempermudah dalam memahami proses pembuatan roti. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4. 0 % 0 % 0 % 0 % 0 % 0 % 0 % 0,002 0,001 Air 0,001 0,002 0,002 0,0025 0,003 menit menit menit menit menit menit menit 0-8 0-6 0-5 0-4 0-3 0-2 0-1 penakaran penakaran Penakaran Penakaran Penakaran Penakaran selai Ragi Gula pasir Garam Mentega Tepung terigu Penakaran 0,027 menit 0,015 menit Bahan Baku 0,014 menit Pemanggangan 0,26 menit 0 % 0-9 0 % fermentasi 0 % 0-7 Mesin mixer 0-10 Pencetakan roti Pencampuran Mesin Moulding Fermentasi Ruangan 0,03 menit Packing 0,065 menit Pendinginan 0 % 0-13 0 % 0-12 Kipas 0 % 0-11 Oven Storage Mesin packing Total Simbol Jumlah Waktu Warehouse Kegiatan Operasi Keterangan 13 1 0,428 menit 0,428 menit DILIHAT :

LAB GAMBAR UIN

SUSKA RIAU

SKALA : DIGAMBAR: PERINGATAN : TANGGAL : 10 -07-2013 UKURAN : DEPT./NRP: TEKNIK INDUSTRI OPC ROTI BOBO BAKERY No. A4

  Gambar 4. Peta Proses Operasi

  3.2. Production Routing Production Routing memuat langkah-langkah operasi yang diperlukan untuk merubah

bahan baku menjadi produk jadi. Adapun Production Routing dari pembuatan roti dapat dilihat

pada Tabel 1.

  3.3. Multy Product Process Chart Peta MPPC merupakan peta yang menggambarkan keterkaitan dengan langkah-

langkah pengerjaan dari setiap produk yang ada dan sekaligus untuk mendapatkan informasi

tentang kesamaan proses dari produk satu dengan lainnya. MPPC dapat dilihat pada Tabel 2.

  3.4. Perencanaan Kebutuhan Bahan Kebutuhan jumlah bahan baku untuk memproduksi roti dilakukan berdasarkan

banyaknya roti yang akan dibuat dan banyaknya produk yang dipesan oleh pelanggan. Jumlah

tersebut telah dikonversikan ke dalam satuan unit. Hal ini dilakukan untuk menentukan jumlah

produk yang akan diproduksi dalam satuan periode tertentu. Dalam pembuatan roti ini bahan

yang digunakan adalah tepung terigu, margarin, susu, gula pasir, garam, dan air, yang

membedakan dalam kebutuhan bahan tersebut adalah banyaknya komposisi bahan yang

digunakan.

  Berdasarkan data dasar yang telah diperoleh di lapangan diketahui bahwa target operasi

perusahaan ini adalah 20.000 unit roti per hari, dan jumlah jam kerja per harinya adalah 8 jam

kerja per hari dengan 1 shift kerja selama 8 jam, hal ini berarti jumlah hari kerja perbulan adalah

26 hari kerja. Rekapitulasi kebutuhan bahan dapat dilihat pada Tabel 3.

  Tabel 1. Production Routing

PRODUCTION ROUTING

  

Nama benda kerja: Roti Isi Kacang merah, Coklat, Nenas, Strawberry, Blueberry, Kelapa, dan Sarikaya

No.

  Mesin yang Waktu Baku Uraian kerja Ops.

  Digunakan (menit) Penakaran bahan baku yang meliputi tepung terigu, ragi,

  1 Timbangan 0,015 margarin, garam, gula, air dan susu agar siap dicampur.

  

2 Pengadukan bahan baku yang telah ditakar. Mesin Mixer 0,015

Pembagian dan pembualatan adonan menjadi bulatan-bulatan Mesin

  3 0,027 adonan

  Moulding Mendiamkan adonan untuk proses fermentasi agar roti dapat Ruang

  4 0,262 mengembang

  Fermentasi

  

5 Pemanggangan bulatan adonan hingga menjadi roti Mesin Oven 0,014

  

6 Pendinginan roti untuk mengurangi uap panas Kipas Angin 0,065

Mesin

  7 Pengemasan roti 0,031 Pengemas

  

Tabel 2. Multi Process Product Chart (MPPC)

Produk Aktivitas Gula

  Air Susu Adonan Roti Garam Margarin Ragi Tepung 1 pasir 1

1

1 1 1 1

  1. Penakaran 2

  2. Pengadukan 3

  3. Moulding 4

  4. Fermentasi 5

  5. Pemanggangan 6

  6. Pendinginan 7

  7. Pengemasan Volume 0,5 Kg

  1 Kg Ukuran/Size

  20 Kg

  6 Kg 0,27 Kg 0,5 Kg 13 ltr 1000 Tabel 3. Rekapitulasi Kebutuhan Bahan

  Kebutuhan bahan Kebutuhan Nama Input Unit/bahan No teoritis Bahan aktual Komponen (per jam) dasar (per jam) (per jam)

1 Tepung 50 kg 1,033 51,33 kg 52 kg

  2 Gula pasir 15 kg 1 15 kg 15 kg

  3 Garam 0,675 kg 1 0,675 kg 1 kg

  4 Ragi 1,25 kg 1 1,25 kg 2 kg

  5 Air 7,5 ltr 1 7,5 ltr 8 ltr

  6 Margarin 1,25 kg 1 1,25 kg 2 kg

  7 Susu 5 kg 1 5 kg 5 kg

3.5. Perencanaan Kebutuhan Mesin

  Penentuan jumlah kebutuhan mesin yang dibutuhkan dalam operasi, dapat diketahui

dengan membandingkan antara besarnya efisiensi yang sudah ada dengan besarnya produk

yang dihasilkan, dimana besarnya produk per jam dapat diketahui dengan membandingkan

antara besarnya jumlah produk yang dihasilkan per hari dengan jumlah jam kerja per hari.

Perhitungan kebutuhan mesin dihitung berdasarkan pemilihan alternatif 2 pada perhitungan

keseimbangan lintasan yaitu penambahan kapasitas stasiun 1 dan 3 dari kapasitas 1000 roti

menjadi 2000 roti sekali siklus. Rekapitulasi kebutuhan mesin dapat dilihat pada Tabel 4.

  Jumlah produk per jam = Jumlah hari per kerja jam Jumlah hari per dihasilkan yang produk

8 Unit/Hari 20.000

  2

  Jumlah Operator = Jumlah Mesin Aktual x Jumlah Operator per Mesin

  

Untuk memaksimalkan pemakaian sumber daya manusia perlu dilakukan perhitungan jumlah

operator setiap mesin. Hal ini bertujuan agar jumlah operator yang dipakai sesuai dengan

jumlah jumlah operator yang dibutuhkan oleh setiap mesin, sehingga tidak terjadi kekurangan

atau kelebihan operator. Formulasi untuk menghitung jumlah operator untuk setiap mesin

adalah sebagai berikut:

  2

  5 Pengemasan (Packing) 1,57

  7

  4 Pendinginan 6,496

  3 Oven 1,394

  =

Jam/Hari

  2

  2 Encrusting &Moulding 1,384

  3

  1 Mixer 2,058

  

No Mesin Jumlah Mesin Teoritis Jumlah Mesin Aktual

  N = x N = jumlah mesin yang dibutuhkan T = total waktu pengerjaan yang dibutuhkan untuk proses produksi yang diperoleh dari time study D = jam operasi mesin yang tersedia E = efisiensi mesin P = jumlah produk yang harus dibuat Tabel 4. Rekapitulasi Kebutuhan Mesin

  H = running time per periode D = lama waktu kerja per periode = down time per periode = set up mesin

  = 2.500 roti/Jam Perhitungan jumlah mesin yang dibutuhkan menggunakan formulasi berikut: E = Keterangan :

3.6. Perencanaan Kebutuhan Operator Operator sangat berperan penting di dalam pengoperasian dan pengawasan mesin.

  

Tabel 5. Rekapitulasi Perencanaan Kebutuhan Operator

No Mesin Jumlah Mesin Aktual Operator per Mesin Jumlah Operator

  2

  10 Jumlah

  5

  2

  6 Pengemasan (Packing)

  7

  5 Pendinginan

  4

  2

  1 Mixer

  4 Oven

  4

  2

  2

  2 Encrusting &Moulding

  3

  1

  3

  21 Orang

3.7. Perencanaan Luas Area Gudang

  Tabel 6. Perencanaan Luas Gudang

  0.4

  3

  ) L u a s L a n ta i

  A ll o w a n c e

  T o ta l

  P (m) L (m) T (m) roti kardus

  0.76

  0.43

  ) P ro d u k J a d i P e r Ha ri (K a rd u s ) T o ta l

  0.13

  43

  5.6

  13.1

  1.5

  19.6

  V o lu m e ( m

  3

  N a m a Ko m p o n e n N o .P a rt J u m la h P a rt /P ro d u k

  3 ) P ( c m ) L ( c m ) T ( c m ) T e m p a t P e n y im p a n a n D a ta u T e b a l (c m ) L ( c m ) T ( c m )

  Karakteristik Bahan

  J u m la h Ko m p o n e n /Un it Re c e iv e d J u m la h Ko m p o n e n /Un it S h ip p in g J e n is P e m in d a h a n

  Dimensi Operator Material

  T in g g i M a k s . T u m p u k a n r a k /p a ll e t B a n y a k n y a t u m p u k a n m a k s . d lm s a tu p a ll e t L u a s t e m p a t m a te ria l (m

  3 ) J u m la h P a ll e t T ip e P a n ja n g ( c m ) U n it D ia m e te r ( c m )

  Perencanaan luas area gudang pada pabrik roti PT. XXX dapat diketahui dengan

mengetahui luas gudang yang akan menjadi tempat penyimpanan dan dimensi dari produk

yang akan disimpan digudang tersebut. Dalam perancangan tata letak fasilitas pabrik, gudang

menjadi faktor penting dalam kegiatan pelayanan produksi. Gudang pada dasarnya terbagi atas

dua jenis gudang yaitu gudang bahan baku (storage) dan gudang bahan jadi (warehouse).

  Tepung 1 1 Serbuk 0 1 0 27,3 2800 1 Operator 33 23 171 Pallet 65 35 12 1

  V o lu m e ( m

  10

  3

  2 Gula pasir 2 1 Serbuk 0 1 0 84,15 840 1 Operator 37 26 171 Pallet 85 55 18 1 8 4,675 1 Garam 3 1 Serbuk 0 1 0 13,125 56 1 Operator 35 27 169 Pallet 35 25 15 1 10 0,875 1 Air 4 1 Cairan 0 1 0 1695,6 448 1 Operator 32 25 171 Tanki 240 0 0

  1 11,304 0 Margarin 5 1 Cream 0 1 0 49 112 1 Operator 31 24 170 Pallet 40 35 30 1 5 1,400 1 Susu 6 1 Cairan 0 1 0 18,75 280 1 Operator 30 28 171 Pallet 50 25 15 1

  10 1,750 1 Ragi 7 1 Serbuk 0 1 0 22,5 112 1 Operator 31 26 170 Pallet 50 25 18 1 10 1,250 1

  

Tabel 7. Luas Kebutuhan Gudang Produk Jadi

  N a m a P ro d u k B e n tu k P e n y im p a n a n U k u ra n

  V o lu m e ( m

3.8. Perencanaan Lantai Produksi

  Pada perencanaan luas lantai produksi yang menjadi pokok permasalahannya adalah

luas area penumpukan, total luas area dan total luas lantai. Adapun perhitungan yang

dibutuhkan adalah sebagai berikut : Luas dimensi produk = (PxL Tumpuk Awal) + (PxL Tumpuk Akhir).

  

Total Luas Area = Luas area mesin + Luas area operator + Luas area tumpukkan.

Total luas lantai = Luas area x kelonggaran 150% x jumlah mesin

  

Tabel 8. Perencanaan Luas Lantai produksi

)

  2 n i u a % ) ) a ) k

  2 2 ta

2)

  2 n a rja a r m in n a

  5 m m n s a At (m p to re

  (m ( ( 1 e u a l L in Ke e /a X ) ra ll k tu

  2 n c s s rg M n e ta l g n a No e e n d h ta p o iu n a ta u p a (m la in b o s M la T L O w a s l rle b g m

ta Di m T o

ra e e u u m g e n b ll S e ta P M S J a n P a u o P A u a T N S Y R

  3 1,5 4,5 6,75 - Penakaran Timbangan

  1

  14

  1

  • Mixer Mesin Mixer 0,7 1,5 2,2 3,3

  3

  10

  2

  

7

- Moulding Mesin Moulding

  1

  8

  12

  2

  24

  3 Fermentasi Ruang Fermentasi 25 -

  1

  26

  39

  1

  39

  4

  

5

- Oven Mesin Oven

  1

  6

  9

  2

  18

  5

  • Pendinginan Kipas 0,25 1 1,25 0,37

  7

  14

  6

  

4

- Pengemasan Mesin Pengemas

  1 5 7,5

  2

  15

7 Total

  134

3.9. Perencanaan Luas Lantai Kegiatan Pelayanan Pabrik

  Ruangan untuk kegiatan pelayanan terdiri dari ruangan untuk pelayanan produksi,

pelayanan pabrik dan pelayanan personel pabrik, Adapun perhitungan perencanaan luas lantai

kegiatan pelayanan pabrik adalah sebagai berikut :

  

Total luas = Luas x Jumlah Ruangan

Tabel 9. Perencanaan Luas Lantai Kegiatan Pelayanan Pabrik

  

Ukuran

Luas Jumlah Total Luas

  2

  2 No Nama Ruangan (m ) Ruangan Lantai (m )

P (m) L (m)

  1 Gudang bahan baku ( A )

  5

  5

  25

  1

  25

  2 Gudang bahan baku ( B )

  3

  7

  21

  1

  21

  3 Area parker 13,2 30 396 1 396

  4 Pos satpam

  3

  2

  6

  1

  6

  5 Ruang istirahat 3,5

  8

  28

  1

  28

  6 Ruang genset

  2

  3

  6

  1

  6

  7 Toilet 1,5

  2

  3

  3

  9

  8 Gudang produk jadi

  5

  5

  25

  1

  25

  9 Kantor

  4

  3

  12

  2

  24

  10 Pemasaran

  4

  2

  8

  1

  8

  11 Ruang Sholat

  2

  2

  4

  1

  4 Total 552 Dengan demikian maka dapat diperkirakan luas keseluruhan dari lantai produksi sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 10.

  

Tabel 10. Luas Total Keseluruhan Pabrik

No Nama Ruangan Total Luas(m

  2 )

  1 Luas Lantai Produksi 134

  2 Luas Lantai Kegiatan Pelayanan Pabrik 552 Total 686

3.10. Perencanaan Kebutuhan Material Handling

  

Tabel 11. Jarak Material yang Dipindahkan Antar Stasiun Kerja Awal

Dari A B C D E F G H

  3 G 3,5 3,5

  Dari A B C D E F G H

  I Jumlah Ke A B 1,75

  1,75 C 1,25 1,25 D

  2

  2 E 2,5 2,5 F

  

3

  H

  4

  3

  3 I

  2

  2 Jumlah 1,75 1,25 2 2,5 3 3,5

  3

  2

  19 Berdasarkan penyusunan Activity Relationship Chart (ARC), Activity Relationship

Diagram (ARD), dan Area Allocating Diagram (AAD) diperoleh layout usulan tata letak fasilitas

Pabrik Roti di PT. XXX sebagaimana Gambar 5.

  3 3 21,5

Tabel 12. Jarak Material yang Dipindahkan Antar Stasiun Kerja Usulan

  

3

  I Jumlah Ke A B

  

3

  2

  2 C 1,5 1,5 D

  2

  2 E

  3

  3 F

  3 G

  3

  4

  4 H

  3

  3 I

  3

  3 Jumlah 2 1,5

  Material handling merupakan suatu fungsi pemindahan material yang tepat ke tempat

yang tepat, pada saat yang tepat, dalam jumlah yang tepat, secara berurutan pada posisi atau

kondisi yang tepat untuk meminimasi ongkos produksi. Tujuannya adalah untuk mempermudah

transportasi dan mempercepat proses produksi.

  2

  . .30 2 m 1.50m. Toilet 6.00m. Mixing selai 4.00m. 30.00m. 5.00m. 4.00m. 2.00m. Meja takar Ruang Genset .00 2 . m m . 3 . m .00 .00 oven oven fermentasi moulding Meja a Potong Potong Meja pencampuran pen Mej akaran a .00 t kar . m m . 4

  3 Toilet Pendinginan Kantor Packaging Packaging Gudang Bahan Baku A Bahan Baku B Gudang .00 Toilet . m .50 .00 5 . m 7 . m .0 .9 . 7 m Tempat Tinggal Pemasaran Kantor Gudang Produk Jadi Pos Satpam Ruang Istirahat Ruang m Ibadah . 2 .0 m . 2

  1 .0

  4 . 19 .00 m Parkir Aliran Adonan Aliran bahan baku Aliran produk jadi LAB GAMBAR UIN SUSKA LAYOUT USULAN BOBO BAKERY RIAU PEKANBARU TANGGAL : 10 -01-2013 DILIHAT : UKURAN : m DEPT./NRP : TEKNIK INDUSTRI SKALA : 1 : 100 DIGAMBAR : PERINGATAN : No. A4

Gambar 5. Perencanaan Layout Pabrik Roti di PT. XXX

4. Kesimpulan

  Setelah dilakukan pengumpulan data dan pengolahan data yang diperoleh dari Pabrik

di PT. XXX, maka dapat disimpulkan bahwa Rancangan tata letak fasilitas pabrik yang

diusulkan memiliki jarak perpindahan material handling yaitu 19 m dimana jarak perpindahan

tersebut lebih kecil dibandingkan jarak perpindahan material handling pada tata letak fasilitas

pabrik awal. Hasil ini menunjukan bahwa perancangan ulang tata letak fasilitas pabrik dapat

mengefisiensikan aliran material handling. Diman pada layout usulan ini dapat menurunkan

11,63% panjang lintasan material handling dari kondisi aliran material handling awal. Selain itu,

penambahan ruang pendukung fasilitas pabrik juga ditambahkan guna memberikan keamanan

dan kenyamanan pekerja dalam pabrik.

  Referensi

[1] Assauri, Sofjan. “Manajemen Produksi dan Operasi”. Edisi Revisi halaman 119-123. LP-FEUI,

Jakarta. 2008 [2] Apple, James M. “Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan”. Edisi ke tiga, halaman 1, 154-156,

  222-232, 279. ITB, Bandung. 1990.

[3] Hadiguna, R. A, Heri Setiawan. “Tata Letak Pabrik”, halaman 33, 63-67, 77-78, 92-98. Andi,

Yogyakarta. 2008.

  

[4] Kusuma, Hendra. “Manajemen Produksi: Perencanaan & Pengendalian Produksi”, halaman 95-

109. Penerbit Andi, Yogyakarta. 2009.

[5] Nugroho, Rangga O. “Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama

pada CV. Massitoh Catering Services”. [Online] Available http://repository.ipb. ac.id/7059/1/IMG. pdf. Jurnal Institut Pertanian Bogor, 2010. (Diakses 6 Januari 2013) [6] Purnomo, H., Perencanaan dan Perancangan Fasilitas, 2004, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

[7] Santy Sila.” Usulan Perbaikan Tata Letak Produksi Keripik Kentang Di Industri Kecil Menengah

Bencok 26”. [Online] Available

   Jurnal Universitas Gunadarma, 2012. (Diakses 17 Februari 2013) [8] Sutrisno Ong, Moses L. Singgih.

  Perancangan tata letak dan investasi mesin produksi crank case di PT. TRI RATNA DIESEL untuk meningkatkan kapasitas produksi”. [Online] Available .Jurnal Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 2010. (Diakses 15 Februari 2013) [9] Wignjosoebroto, Sritomo, “Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan”. Edisi ke empat, halaman 67, 95-96, 133-140, 148-159, 196-197, 199-205, 269-271, 286-292. ITS, Surabaya. 2009.

  [10] Wignjosoebroto, Sritomo, “Ergonomi Studi Gerak dan Waktu”. Edisi pertama Cetakan ke tiga, halaman 131-137. ITS, Surabaya. 2009.

[11] Winarti, “Usulan Perbaikan Tata Letak Fasilitas Pada Usaha Kecil Menengah Produsen Cover Jas”.

  [Online] Available http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5552/1/Jurnal.pdf.Jurnal Universitas Gunadarma, 2009. (Diakses 15 Februari 2013)