Materi VI Specification of Requirements Models

  Teknik Informatika S1 Software Requirement Engineering Specification of Requirements Models

  1. Requirement Engineering

  2. Requirement Elicitation 3.

Specification of Requirement Models

  4. Requirement Prioritization

  5. Requirement Interdependencies: State of the Art and Future

Specification of Requirements Models

  1. Introduction specification of Requirements Models

  2. Modeling vs. Specification

  3. Meta-Models Categories

  4. Specification Methodology

  Comparison of Techniques and Approaches In te rv ie w s D o m ai n

G

ro

u

p

w

o

rk

E th n o g ra p h y P ro to ty p in g G o al s S ce n ar io s V ie w p o in ts Understanding the domain X X X X X X X Identifying sources of requirements X X X X X X

  1.

  ? 2.

  ?

  1. Terdiri dari kumpulan teknik seperti Data Flow Diagram (DFD) dengan detail dekomposisi fungsional yang menekankan pada data masuk dan keluar dari sistem dan komponen terkait.

  Khususnya Unified Modeling Language (UML) berisi beberapa teknik yang sering digunakan untuk elisitasi kebutuhan yang ditetapkan dengan notasi namun fleksibel dan format seperti Use Case diagrams, Use Case

  

Introduction

  Untuk mempresentasikan dan mendiskusikan satu set model dan teknik spesifikasi, dalam apa yang menyangkut ontologi (Studi yang membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret) dan dukungan mereka dalam representasi menentukan ( specify) sebuah sistem adalah untuk memilih bagian mana dari sistem yang mereka ingin pertimbangkan.

  ?

   Modeling

  sesuai dengan aktivitas memilih meta-model untuk meresmikan pada tingkat konseptual / tampilan

   yang diambil dari bahasa yunani yang berarti

   Meta

  Beyond/ Melampaui/Atas, dan  yang menjelaskan model dunia seseorang.

   Model 

  adalah suatu perangkat alat komunikasi

   Meta Model

  untuk membuat orang me-modelkan lebih luas dari dunia spesifikasi karakteristik sistem yang diinginkan, dalam cara yang tidak ambigu.

  Syarat bahasa meta-model harus:

  2. Activity Oriented Meta-Models

  3. Structure Oriented Meta-Models

  4. Data Oriented Meta-Models

  State oriented meta-models memungkinkan pemodelan sistem sebagai set of states dan satu set transisi.

  Transisi antar states menurut beberapa stimulus

  Contoh:

  • Finite State Machines (FSMs),
  • Finite State Machines with Data paths (FSMDs),

  Meta-models berorientasi aktivitas memungkinkan pemodelan sistem sebagai serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan data atau dengan eksekusi yang berkaitan.

  Contoh:

  • Data Flow Diagram (DFD)
  • Flowcharts

  Structured oriented meta-models memungkinkan deskripsi sistem modul fisik dan interkoneksi mereka.

  Meta-model yang didedikasikan untuk karakterisasi

  Meta-Models Categories

  Contoh:

  • Block Diagram/ Component-Connectivity Diagrams (CCDs)

  Data oriented meta-models memungkinkan pemodelan sistem sebagai kumpulan data yang berhubungan dengan beberapa jenis atribut.

  Data oriented meta-models, biasanya digunakan dalam metodologi berdasarkan analisis struktur tradisional dan teknik desain.

  Contoh:

  • Entity Relationship Diagram (ERD)
  • Jackson’s structured diagrams (JSDs)

  Heterogeneous meta-models memungkinkan penggunaan dalam representasi sistem yang sama, beberapa karakteristik dari meta-model yang berbeda, yaitu empat kategori yang dijelaskan sebelumnya.

  Contoh:

  • Control/ Data Flow Graphs (CDFGs)
  • Object Process Diagram (OPDs)

  Dengan meningkatnya kompleksitas sistem, penggunaan meta-model yang berbeda untuk mewakili berbagai jenis karakteristik sistem menjadi hal yang umum.

  1. Specification Language

  2. Complexity Control

  3. Model Continuity pandangan sistem tertentu, tanpa ambiguitas . Ini adalah tujuan utama dari bahasa spesifikasi .

dilakukan dalam dua dimensi yang berbeda:

  1. Representational complexity dan

  2. Development complexity

  Pada dasarnya tergantung pada bahasa spesifikasi, dan jika dikelola dengan benar memungkinkan diperoleh spesifikasi yang ringkas dan mudah dipahami.

   Pendekatan grafis biasanya lebih mudah dipahami

  Dimensi kedua kontrol kompleksitas ( development complexity) mengacu pada kontrol dari evolusi spesifikasi sistem dari konseptualisasi awal kebutuhan.

  Requirements Transformation

User Requirements Modeling

  Identifikasi komponen sistem membutuhkan definisi

   model untuk menangkap fungsionalitas sistem yang ditawarkan untuk para penggunanya.

  Requirements Transformation User Requirements Modeling

  Dalam faktanya, Use Case hanya terdiri dari 3 konsep utama:

  1. Use cases

  2. Actors, and

  User Requirements Modeling UML top level use case diagram according two criteria: Functionality Criteria uc Use Case Mo... EGoverment Kirim Pesan Local Authority

  User Requirements Modeling UML top level use case diagram according two criteria: Domain Criteria uc Use Case Mo... EGoverment

  Healthcare

  

SRS Technique

   representing system requirements is a difficult task A technique called 4 step rule set 4SRS:

   Object creation (step 1) 1.

  

SRS Technique

  4

  • – Step 1 Object creation

  Setiap use case harus ditransformasikan ke dalam 3 objek (One interfaces, one data, and one control)

  • – Step 2 Object elimination

  

SRS Technique

  4

  • – Step 3 Object packaging and aggregation

  Objek yang tersisa (dari step 2) yang ada keuntungan dalam diperlakukan dengan cara yang terpadu harus memberikan asal ke agregasi atau paket objek yang konsisten

  SRS Technique

  4

  • – Step 4 Object association

  Mendukung asosiasi di dalam model objek