Resqi Syahri MAKALAH PRAKTIKUM KIMIA FIS

MAKALAH
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II
“BUAH DAN BIJI PINANG SEBAGAI ANTIBAKTERI DAN ANTIOKSIDAN”

DISUSUN OLEH:

RESQI SYAHRI
1303114663
KIMIA B

DOSEN PEMBIMBING : Drs. H. T. ARIFUL AMRI, M.S

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2015

1

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul
“Buah Pinang sebagai Antibakteri dan Antioksidan”
Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Drs. H. T. Ariful Amri, M.S
selaku kepala laboratorium/penanggung jawab praktikum pada mata kuliah
Praktikum Kimia Fisika II yang telah bersedia memberikan bimbingan dan arahan
kepada penulis dalam membuat makalah.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat menambah
pengetahuan. Terima Kasih.

Pekanbaru, 30 Mei 2015

Resqi Syahri
Nim. 1303114663

2

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR.................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 1
1.3 Target dari Penulisan ........................................................................................... 2
1.4 Luaran yang Diharapkan ..................................................................................... 2
1.5 Manfaat Penulisan ............................................................................................... 2
BAB II METODOLOGI PENULISAN..................................................................... 3
2.1 Sumber Literatur Penulisan Makalah .................................................................. 3
2.2 Waktu dan Tempat .............................................................................................. 4
2.3 Foto dan Peta Lokasi ........................................................................................... 4
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................... 6
3.1 Pengertian Pinang ................................................................................................ 6
3.2 Pengertian Antibakteri......................................................................................... 8
3.3 Mekanisme Kerja Antibakteri ............................................................................. 8
3.4 Pengertian Antioksidan ..................................................................................... 10
3.5 Pemanfaatan Buah dan Biji Pinang sebagai Antibakteri ................................... 12
3.6 Pemanfaatan Buah dan Biji Pinang sebagai Antioksidan.................................. 15

3.7 Manfaat Lain dari Buah dan Biji Pinang........................................................... 17
BAB IV PENUTUP ................................................................................................... 18
4.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 18
4.2 Saran .................................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 19

3

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ................................... 4
Gambar 2. Peta lokasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ............... 4
Gambar 3. Arboretum Universitas Riau ...................................................................... 5
Gambar 4. Peta Lokasi Arboretum Universitas Riau ................................................. 5
Gambar 5. Pohon Pinang ............................................................................................. 6
Gambar 6. Pohon Pinang ............................................................................................ 6
Gambar 7. Buah Pinang............................................................................................... 7
Gambar 8. Biji Pinang ............................................................................................... 13
Gambar 9. Biji Pinang yang Sudah Dibelah.............................................................. 14
Gambar 10. Pemanfaatan Buah Pinang ..................................................................... 16


4

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Daerah Sumatera khususnya di provinsi Riau, pohon-pohon jenis palem
banyak sekali jumlahnya, termasuk pohon pinang (Areca catechu L.). Pinang adalah
sejenis palma yang tumbuh di daerah-daerah Pasifik, Asia, dan Afrika bagian timur.
Tanaman pinang (Areca catechu L.) di Indonesia sejak dulu telah banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat khususnya buah, yang digunakan untuk campuran
makan sirih. Tanaman pinang mudah tumbuh di Indonesia, biasanya ditanam di
pekarangan rumah, taman, atau tumbuh di pinggir sungai dengan bentuknya yang
indah.
Kandungan kimia dari buah dan biji pinang adalah gula 50-60%, lipid 15%,
tanin 15% dan 0,2-0,5 % alkaloid (arekolin, arekaidin, guvasin (tetrahidronicotinic
acid) dan guvakolin, juga golongan tanin, sitosterol, karbohidrat, saponin dan

karotenoid. Ekstrak buah pinang selain mengandung tanin, juga senyawa flavin,
fenolik, asam galat, getah, lignin minyak menguap dan tidak menguap dan garam.
Kandungan tanin biji pinang sebesar 15%. Dari komposisi-komposisi senyawa kimia
didalam buah dan biji pinang, banyak manfaat yang didapat dari buah dan biji pinang,
salah satunya sebagai antibakteri dan antioksidan. Biji pinang juga bisa untuk
mengobati cacingan, beri-beri, perut kembung, luka, serta batuk berdahak, obat kudis,
difteri, haid terlalu banyak, hidung berdarah, borok, bisul, eksim, mencret dan gigi
goyah.

1.2

Tujuan Penulisan
Penulisan makalah “Buah Dan Biji Pinang Sebagai Antibakteri Dan
Antioksidan” ini bertujuan untuk memberikan pemahaman melalui penguraian
tentang manfaat buah dan biji pinang baik sebagai antibakteri, maupun sebagai
antioksidan serta memberikan alasan mengapa buah dan biji pinang mampu bertindak
sebagai antibakteri dan antioksidan dari komposisi senyawa kimianya.

5


1.3

Target dari Penulisan
Keutamaan penulisan dalam hal ini adalah adanya informasi tentang buah dan
biji pinang sehingga mampu memperluas pengetahuan masyarakat luar mengenai
tanaman herbal yang berasal dari alam yang mampu bertindak sebagai antibakteri
yang mampu membasmi maupun menghentikan perkembangbiakan bakteri dan
antioksidan sebagai bahan pencegah kanker.

1.4

Luaran yang Diharapkan
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi
masyarakat mengenai buah pinang yang dapat digunakan sebagai antibakteri alami
dan antioksidan sehingga dapat bermanfaat dan berguna bagi masyarakat, bidang
farmakologi dan kedokteran dalam menangani permasalahan antibakteri atau
antibiotik dan antioksidan sebagai antibakteri dan antioksidan yang berasal dari bahan
alam.

1.5


Manfaat Penulisan
Manfaat pada penulisan ini adalah buah dan biji pinang bisa digunakan
sebagai salah satu alternatif untuk antibakteri dan antioksidan alami baru yang
menggantikan antibakteri dan antioksidan kimiawi yang berpotensi menimbulkan
efek samping karena merupakan hasil sintesis/buatan manusia.

6

BAB II
METODOLOGI PENULISAN

2.1

Sumber Literatur Penulisan Makalah
Penulisan ini dilakukan dengan sumber literatur berupa jurnal, skripsi, dan
buku tentang bahan alam serta video sebagai sumber bacaan.
Skripsi :
1. Uji Aktivitas Antioksidan pada Biji Buah Pinang Yaki yang Dihidrolisis dan
Tanpa Hidrolisis. FMIPA UNSRAT, Manado.

2. Ekstrak Etanolik Biji Buah Pinang (Areca catechu L.) Mampu Menghambat
Proliferasi dan Memacu Apoptosis Sel MCF-7. Fakultas Farmasi UGM,
Yogyakarta.
3. Uji Toksisitas dan Identifikasi Senyawa Kimia pada Ekstrak Etanol dan
Petroleum Eter Buah (Kulit Dan Biji) Pinang Yaki dengan Menggunakan GCMS. FMIPA UNSRAT, Manado.
Jurnal :
1. Penentuan Total Fenolik dan Pengujian Aktivitas Antioksidan pada Biji dan
Kulit Buah Pinang Yaki dengan Ekstrak Etanol. Jurnal Ilmiah Sains,
12(2):84-88.
2. Efek Antibakteri Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu) terhadap S.aureus dan
Ecoli in vitr. Jurnal Cermin Dunia Kedokteran 109(21): 1-4
3. Aktivitas Penstabilan Senyawa Oksigen Reaktif dari Beberapa Herbal. Jurnal
Obat Bahan Alam 8(7): 62-68.
Buku :
1. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi Edisi keempat. Penerbit ITB,
Bandung.
Video :
1. Buah Pinang, Biji Pinang, dan Manfaat Pinang. Betel Nut Indonesia.
2. 7 Manfaat Buah Pinang


7

2.2

Waktu dan Tempat
Pencarian bahan dan penulisan makalah “Buah dan Biji Pinang sebagai
Antibakteri dan Antioksidan” dilakukan pada hari Rabu, 27 Mei 2015 di Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan Arboretum Universitas Riau Pekanbaru

2.3

Foto dan Peta Lokasi

Gambar 1. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

8

Gambar 2. Peta lokasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Riau


Gambar 3. Arboretum Universitas Riau

Gambar 4. Peta Lokasi Arboretum Universitas Riau

9

BAB III
PEMBAHASAN

3.1

Pengertian Pinang
Pinang adalah sejenis palma yang tumbuh di daerah-daerah Pasifik, Asia,
dan Afrika bagian timur. Pinang juga merupakan nama buahnya yang
diperdagangkan orang. Ada berbagai nama daerah di antaranya adalah pineung
(Aceh), pining (Batak Toba), penang (Madura), jambe (Sunda, Jawa), bua, ua, wua,
pua, fua, hua (aneka bahasa di Nusa Tenggara dan Maluku) dan berbagai sebutan
lainnya. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Betel palm atau Betel nut tree, dan
nama ilmiahnya adalah Areca catechu L.


Gambar 5. Pohon Pinang

Gambar 6. Pohon pinang

Tanaman pinang (Areca catechu L.) di Indonesia sejak dulu telah banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat khususnya buah, yang digunakan untuk campuran
makan sirih. Tanaman pinang mudah tumbuh di Indonesia, biasanya ditanam di
pekarangan rumah, taman, atau tumbuh di pinggir sungai dengan bentuknya yang
indah. Biji pinang disebut dengan betel nut dan ditanam secara luas di India, Sri
Langka sampai ke Cina dan Philipina, di Malaysia dan Indonesia, juga diperoleh di
Afrika sebelah Timur (Tanzania). Bijinya dapat dikonsumsi dalam keadaan segar

10

atau telah dididihkan dengan air atau setelah dikeringkan. Batang langsing
tingginya sampai 25 meter dan besarnya lebih kurang 15 cm, pelepah daun
berbentuk tabung, panjang 80 cm dengan tangkai daun pendek. Helaian daun
panjang sampai 80 cm, anak daun 85 kali 5 cm, dengan ujung sobek dan bergigi.
Buah buni bulat telur terbalik memanjang, merah oranye, panjang 3,5-7 cm dengan
dinding buah yang berserabut, biji 1, berbentuk telur.
Pinang memiliki nama yang berbeda di sejumlah daerah, di Jawa Barat
disebut jambe, penang atau wohan, di Sumatera memiliki banyak nama yaitu
pineng, pineung, batang mayang dan batang bongkah.

Gambar 7. Buah Pinang
Kandungan kimia dari biji pinang adalah gula 50-60%, lipid 15%, tanin
15% dan 0,2-0,5 % alkaloid (arekolin, arekaidin, guvasin (tetrahidronicotinic acid)
dan guvakolin, juga golongan tanin, sitosterol, karbohidrat, saponin dan karotenoid.
Ekstrak buah pinang selain mengandung tanin, juga senyawa flavin, fenolik, asam
galat, getah, lignin minyak menguap dan tidak menguap dan garam. Kandungan
tanin biji pinang sebesar 15%.
Secara tradisional, pinang biasanya dikunyah sebagai campuran sirih yang
banyak digunakan di Asia sebelah Timur. Biji pinang dicurigai bersifat sitotoksik
dan teratogenik yang berasal dari alkaloid. Arekolin pada biji pinang karena
dikunyah terus akan diubah menjadi arekaidin yang dapat menyebabkan kanker
mulut. Pemberian arekolin dosis 10 mg/kg bb 1.p, pada tikus selama 10-30 hari
11

atau lebih 300 hari dapat menyebabkan tremor dan peningkatan serebral asetilkolin.
Biji pinang bisa untuk mengobati cacingan, beri-beri, perut kembung, luka, serta
batuk berdahak, obat kudis, difteri, haid terlalu banyak, hidung berdarah, borok,
bisul, eksim, mencret dan gigi goyah. Sebagai tonik, astringent, antiperiodik, miotik
dan dapat sebagai deterjen.

3.2

Pengertian Antibakteri
Antibakteri adalah zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau bahkan
mematikan bakteri dengan cara mengganggu metabolisme mikroba yang merugikan.
Mikroorganisme dapat menyebabkan bahaya karena kemampuan menginfeksi dan
menimbulkan penyakit serta merusak bahan pangan. Antibakteri termasuk kedalam
antimikroba yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri.
Antibakteri hanya dapat digunakan jika mempunyai sifat toksik selektif,
artinya dapat membunuh bakteri yang menyebabkan penyakit tetapi tidak beracun
bagi penderitanya.

3.3

Mekanisme Kerja Antibakteri
Mekanisme

kerja

dari

senyawa

antibakteri

diantaranya

yaitu

menghambat sintesis dinding sel, menghambat keutuhan permeabilitas dinding sel
bakteri, menghambat kerja enzim, dan menghambat sintesis asam nukleat dan protein.
1. Penghambatan sintesis dinding sel bakteri
Langkah pertama kerja obat

berupa pengikatan obat pada reseptor sel

(beberapa diantaranya adalah enzim transpeptida. Kemudian dilanjutkan dengan
reaksi transpeptidase dan sintesis peptidoglikan terhambat. Mekanisme diakhiri
dengan pembuangan atau penghentian aktivitas penghambat enzim autolisis pada
dinding sel. Pada lingkungan yang isotonis lisis terjadi pada lingkungan yang
jelas hipertonik, mikrob berubah menjadi protoplas atau sferoflas yang hanya
tertutup oleh selaput sel yang rapuh. Sebagai contoh antibakteri dengan
mekanisme kerja diatas adalah penicillin, sefalosporin, vankomisin, basitrasin,
sikloserin dan ampisilin.
12

2. Penghambatan Keutuhan Permeabilitas Dinding Sel Bakteri
Sitoplasma semua sel hidup dibatasi oleh selaput sitoplasma yang bekerja
sebagai penghalang dengan permeabilitas selektif, melakukan fugsi pengangkutan
aktif sehingga dapat mengendalikan susunan sel. Bila integritas fungsi selaput
sitoplasma terganggu misalnya oleh zat bersifat surfaktan sehinga permeabilitas
dinding sel berubah atau bahkan menjadi rusak, maka komponen penting, seperti
protein, asam nukleat, nukleotida, dan lain-lain keluar dari sel dan sel berangsurangsur mati. Amfoterisin B, kolistin, poimiksin, imidazol, dan polien
menunjukkan mekanisme kerja tersebut.
3. Penghambatan sintesis Protein Sel Bakteri
Umumnya senyawa penghambat ini akan menyebabkan Staphylococcus
aureus salah membaca kode pada mRNA oleh tRNA (hambatan translasi dan
transkripsi bahan genetik). Kloramfenikol, eritromisin, linkomisin, tetrasiklin, dan
animoglikosida juga bersifat menghambat sintesis protein sel bakteri.
4. Penghambatan Sintesis Protein Sel Bakteri
Senyawa antibakteri yang bekerja dengan senyawa ini, diharapkan
mempunyai selektifitas yang tinggi, sehingga hanya sintesis asam nukleat bakteri
saja

yang

dihambat.

Umumnya

senyawa

penghambat

akan

berikatan

dengan enzim atau salah satu komponen yang berperan dalam tahapan sintesis,
sehingga akhirnya reaksi akan terhenti karena tidak ada substrat yang direaksikan
dan asam nukleat tidak dapat terbentuk.
Jenis zat antibakteri berdasarkan aktivitasnya, zat antibakteri dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu bakteriostatik dan bakteriosida.
1. Bakteriostatik
Adalah zat antibakteri yang memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan
bakteri (menghambat perbanyakan populasi bakteri), namun tidak mematikan.

13

2. Bakterisida
Adalah zat antibakteri yang memiliki aktifitas membunuh bakteri. Namun ada
beberapa zat antibakteri yang bersifat bakteriostatik pada konsentrasi rendah dan
bersifat bakterisida pada konsentrasi tinggi.

3.4

Pengertian Antioksidan
Antioksidan merupakan zat yang mampu memperlambat atau mencegah
proses

oksidasi.

Zat

ini

secara

nyata

mampu

memperlambat

atau

menghambat oksidasi zat yang mudah teroksidasi meskipun dalam konsentrasi
rendah. Antioksidan juga sesuai didefinisikan sebagai senyawa-senyawa yang
melindungi sel dari efek berbahaya radikal bebas oksigen reaktif jika berkaitan
dengan penyakit, radikal bebas ini dapat berasal dari metabolismetubuh maupun
faktor eksternal lainnya. Radikal bebas adalah spesies yang tidak stabil karena
memiliki elektron yang tidak berpasangan dan mencari pasangan elektron dalam
makromolekul biologi. Protein lipida dan DNA dari sel manusia yang sehat
merupakan sumber pasangan elektron yang baik. Kondisi oksidasi dapat
menyebabkan kerusakan protein dan DNA, kanker, penuaan, dan penyakit lainnya.
Komponen kimia yang berperan sebagai antioksidan adalah senyawa golongan
fenolik dan polifenolik. Senyawa-senyawa golongan tersebut banyak terdapat dialam,
terutama pada tumbuh-tumbuhan, dan memiliki kemampuan untuk menangkap
radikal bebas. Antioksidan yang banyak ditemukan pada bahan pangan, antara
lain vitamin E, vitamin C, dan karotenoid.
Antioksidan diharapkan aman dalam penggunaan atau tidak toksik, efektif
pada konsentrasi rendah (0,01-0,02%), tersedia dengan harga cukup terjangkau, dan
tahan terhadap proses pengolahan produk. Antioksidan penting dalam melawan
radikal bebas, tetapi dalam kapasitas berlebih menyebabkan kerusakan sel.
Berdasarkan asalnya, antioksidan terdiri atas antioksigen yang berasal dari
dalam tubuh (endogen) dan dari luar tubuh (eksogen). Adakalanya sistem antioksidan

14

endogen tidak cukup mampu mengatasi stres oksidatif yang berlebihan. Stres
oksidatif merupakan keadaan saat mekanisme antioksidan tidak cukup untuk
memecah spesi oksigen reaktif. Oleh karena itu, diperlukan antioksidan dari luar
(eksogen) untuk mengatasinya.
Ada dua macam antioksidan berdasarkan sumbernya, yaitu antioksidan alami
dan antioksidan sintetik.
1. Antioksidan alami
Antioksidan alami biasanya lebih diminati, karena tingkat keamanan yang
lebih baik dan manfaatnya yang lebih luas dibidang makanan, kesehatan, dan
kosmetik. Antioksidan alami dapat ditemukan pada sayuran, buah-buahan, dan
tumbuhan berkayu. Metabolit sekunder dalam tumbuhan yang berasal dari
golongan alkaloid, flavonoid, saponin, kuinon, tannin, steroid/triterpenoid. Fraksi
alkaloid pada daun “Peumus boldus” dapat berperan sebagai antioksidan.
Golongan senyawa yang aktif sebagai antioksidan pada batang, buah, dan daun
mengkudu berasal dari golongan flavonoid. Gingseng yang berperan sebagai
antioksidan, antidiabetes, antihepatis, dan antineoplastic , mengandung saponin
glikosida.Uji aktivitas antioksidan yang dilakukan pada daun “Ipomea pescaprae”
menunjukkan keberadaan senyawa kuinon, kumarin, dan furanokumarin. Tanin
yang banyak terdapat pada teh dipercaya memiliki aktivitas antioksidan yang
tinggi. Sementara itu, “Pleurotus ostreatus” yang mengandung triterpenoid, tanin,
dan sterois glikosida dapat berperan sebagai antioksidan dan antimikrob.
2. Antioksidan sintetik
Andioksidan ini dibuat oleh manusia yang diperoleh dari hasil sintesis reaksi
kimia. Contoh antioksidan jenis ini adalah : Butil Hidroksi Anisol(BHA), Butil
Hidroksi Toluen(BHT), propil galat, Tert-Butil Hidroksi Quinon(TBHQ) dan
tokoferol.
Berdasarkan mekanisme kerjanya, antioksidan dibedakan menjadi antioksidan
primer yang dapat bereaksi dengan radikal bebas atau mengubahnya menjadi produk

15

yang stabil, dan antioksidan sekunder atau antioksidan preventif yang dapat
mengurangi laju awal reaksi rantai serta antioksidan tersier. Mekanisme kerja
antioksidan

selular

antara

lain,

antioksidan

yang

berinteraksi

langsung

dengan oksidan, radikal bebas, atau oksigen tunggal; mencegah pembentukan jenis
oksigen reaktif; mengubah jenis oksigen rekatif menjadi kurang toksik; mencegah
kemampuan oksigen reaktif; dan memperbaiki kerusakan yang timbul.
1. Antioksidan Primer
Antioksidan primer berperan untuk mencegah pembentukan radikal bebas baru
dengan memutus reaksi berantai dan mengubahnya menjadi produk yang lebih stabil.
Contoh antioksidan primer, ialah enzim superoksida dimustase (SOD), katalase,
dan glutation dimustase.
2. Antioksidan Sekunder
Antioksidan sekunder berfungsi menangkap senyawa radikal serta mencegah
terjadinya reaksi berantai. Contoh antioksidan sekunder diantaranya yaitu vitamin
E, Vitamin C, dan β -karoten.
3. Antioksidan Tersier
Antioksidan tersier berfungsi memperbaiki kerusakan sel dan jaringan yang
disebabkan oleh radikal bebas. Contohnya yaitu enzim yang memperbaiki DNA pada
inti sel adalah metionin sulfoksida reduktase.

3.5

Pemanfaatan Buah dan Biji Pinang sebagai Antibakteri
Buah dan biji pinang bisa dimanfaatkan sebagai antibakteri. Bagian dari
tanaman pinang (Areca catechu L.) yang dapat dimanfaatkan adalah biji karena
mempunyai kandungan alkaloid, seperti arekolin, arekolidine, arekain, guvakolin,
guvasine, dan isoguvasine, tanin terkondensasi, tanin terhidrolisis, flavon, senyawa
fenolik, asam galat, getah, lignin, minyak menguap dan tidak menguap, serta garam.

16

Flavonoid mencakup banyak pigmen yang paling umum dan terdapat pada seluruh
dunia tumbuhan, serta berkhasiat sebagai penghambat bakteri.

Gambar 8. Biji buah pinang
Ekstrak pada biji pinang dapat dimanfaatkan sebagai pencegah plak pada gigi.
Plak terutama terdiri atas bakteri bercampur musin, sisa-sisa makanan, dan bahan
bahan lain yang melekat erat di permukaan gigi. Pada awal pembentukan plak, jenis
kokus gram positif terutama Streptococcus merupakan jenis yang paling banyak
dijumpai, di samping bakteri yang berbentuk batang. Jenis bakteri yang mempunyai
kemampuan paling besar untuk membentuk polisakarida ekstraselular adalah
Streptococcus mutans dan S. sanguis. Bakteri ini mempunyai kemampuan untuk
mensintesis sukrosa, glukosa atau karbohidrat lain menjadi polisakarida ekstraselular
dan asam. Bakteri ini juga dapat menurunkan pH menjadi 5,2-5,5 dan
menyebabkan demineralisasi gigi. Polisakarida ekstraselular akan membentuk plak
gigi bila terdapat bakteri S.mutans dalam mulut. Pembentukan plak dan pembentukan
asam berlangsung setiap kali mengkonsumsi gula dan selama gula tersebut berada
dalam mulut. Resiko pembentukan plak dan asam ditentukan oleh frekuensi konsumsi
gula bukan oleh banyaknya gula dimakan. Bakteri S.mutans akan berkembang biak
pada suhu 37°C selama 48 jam di media selektif. Di dalam mulut, bakteri ini dapat
hidup bila terdapat permukaan padat seperti gigi atau geligi tiruan. Bakteri ini dapat
berkolonisasi dilubang dan celah gigi, permukaan gigi dekat gusi dan di lesi karies.
Plak gigi biasanya diawali dengan jaringan keras gigi yang ditandai oleh rusaknya

17

jaringan email dan dentin akibat aktivitas metabolisme bakteri dalam plak gigi.
Ekstrak buah pinang yang mengandung flavonoid mampu menghambat pertumbuhan
bakteri S.mutans didalam gigi.

Gambar 9. Biji buah pinang yang sudah dibelah
Salah satu senyawa aktif dalam biji pinang salah satu contohnya adalah tanin.
Senyawa tanin memiliki kemampuan antibakteri dan presipitasi protein. Efek
antibakteri tanin melalui reaksi dengan membran sel, inaktivasi enzim, dan destruksi
atau inaktivasi fungsi materi genetic. Salah satu bakteri yang mampu dibasmi adalah
bakteri Aeromonas hydrophila. Bakteri ini menyebabkan penyakit Motil Aeromonad
Septicemia ( MAS ) dengan istilah lain Hemorrhagic Septicemia atau Ulcer Diseases
atau Red-Sore Disease. Bakteri patogen ini dapat menyerang berbagai jenis ikan
budidaya terutama pada ikan air tawar baik indukan maupun anakan. Akibat dari
serangan bakteri ini adalah kematian ikan yang tergolong cepat antara 1-2 minggu
setelah diserang. Penyakit MAS yang menyerang ikan ditandai adanya bercak merah
pada otot dan daging, inflamasi pada mulut dan insang, sirip rusak, perut gembung,
dan intestinum berisi cairan kuning. Penyakit akibat bakteri Aeromonas hydrophila
seringkali menyerang ketika kondisi ikan yang stres dengan daya tahan tubuh yang
rendah. Upaya pengobatan penyakit MAS dapat dilakukan dengan pemberian
antibiotik seperti kloramfenikol. Hasil penelitian menunjukan bahwa kloramfenikol
menghambat pertumbuhan A. hydrophila dengan baik, namun residu kloramfenikol

18

masih dapat dijumpai pada ikan yang dijual di pasar, dan juga residu kloramfenikol
masih terdapat pada udang yang diperdagangkan. Oleh karena itu, penggunaan
kloramfenikol harus dengan dosis yang tepat sehingga tidak menimbulkan resistensi
dan adanya residu pada tubuh ikan yang dikonsumsi manusia.
Melihat dampak penggunaan kloramfenikol maupun antibiotik lain yang
memiliki efek negatif tersebut, maka perlu adanya alternatif bahan lain, misalnya dari
tumbuhan yang berpotensi sama dengan kemampuan antibiotik. Salah satu bahan dari
tumbuhan yang mempunyai daya antibakteri adalah biji dari buah pinang (Areca
cathecu L). Hasil uji in-vitro ekstrak etanol biji pinang mempunyai aktivitas
antibakteri terhadap bakteri Streptococcus mutans. Ekstrak biji pinang juga terbukti
mampu menghambat pertumbuhan koloni Candida albicans.
Ekstrak buah pinang pun mampu mencegah bakteri penyebab diare, yaitu
Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Salmonella typhi dan Bacillus cereus pada
dosis 300 mg/ml dengan kadar hambat minimum yang diberikan oleh bakteri
Staphylococcus aureus 8,60 mm (dosis 3,125 mg/ml); Escherichia coli 9,30 mm
(dosis 6,25 mg/ml), Salmonella typhi 13,80 mm (dosis 50 mg/ml) dan Bacillus
cereus 7,20 mm (dosis 6,25 mg/ml).
3.6

Pemanfaatan Buah dan Biji Pinang sebagai Antioksidan
Buah pinang memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid,
flavonoid, triterpenoid, steroid, dan tanin yang memiliki efek sebagai antikanker,
antitumor, antibakteri, dan juga sebagai antifertilisasi. Efek yang ditimbulkan dari
pinang yaki ini diduga karena adanya kandungan antioksidan. Antioksidan merupakan
zat penangkal radikal bebas yang memiliki peranan penting dalam menghambat proses
oksidasi lipida. Antioksidan juga sangat bermanfaat dalam pencegahan timbulnya
berbagai penyakit. Peranan antioksidan sangat penting dalam menetralkan dan
menghancurkan radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan juga merusak
biomolekul, seperti DNA, protein, dan lipoprotein di dalam tubuh yang akhirnya dapat
memicu terjadinya penyakit degeneratif seperti kanker, jantung, artritis, katarak, diabetes
dan hati. Penyakit degeneratif ini disebabkan karena antioksidan yang ada didalam
19

tubuh tidak mampu menetralisir peningkatan konsentrasi radikal bebas. Untuk
menghindari hal tersebut, dibutuhkan antioksidan tambahan dari luar atau antioksidan
eksogen, seperti vitamin E, vitamin C, maupun berbagai jenis sayuran dan buah-buahan.
aktivitas antioksidan pada pinang yaki dengan metode ekstraksi maserasi dan terbukti
bahwa pada pinang yaki memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi pada konsentrasi
50 mg/L (74,61%) dan 100 mg/L (81,32%).

Gambar 10. Pemanfaatan buah pinang
Buah pinang merupakan tanaman famili Arecaceae yang dikenal mengandung
senyawa antioksidan yang berpotensi sebagai antikanker. Buah pinang memiliki efek
antioksidan dan antimutagenik, astringent, dan obat cacing. Biji buah pinang
mengandung alkaloid, seperti arekolin (C8H13NO2), arekolidine, arekain, guvakolin,
guvasine dan isoguvasine. Ekstrak etanolik biji buah pinang mengandung tanin
terkondensasi, tannin terhidrolisis, flavan, dan senyawa fenolik, asam galat, getah,
lignin, minyak menguap dan tidak menguap, serta garam. Ekstrak etanolik buah
pinang tersebut memperlihatkan aktivitas antioksidan dengan IC50

sebesar 45,4

μ g/ml. Aktivitas antioksidan berkorelasi positif dengan pencegahan kanker. Ekstrak
etanolik tanaman ini tidak menginduksi perubahan kromosom. Berdasarkan data-data
tersebut, ekstrak etanolik biji buah pinang diharapkan dapat menjadi salah satu
alternatif pengobatan kemoprevensi dengan

menginduksi

cell cycle

arrest,

pemacuan apoptosis ataupun menghambat ekspresi protein yang berperan dalam
MDR (Multi Drug Resistance).

20

Ekstrak biji dan kulit buah pinang memiliki kandungan total fenol 82,92
mg/kg dan 3,16 mg/kg dan memiliki aktivitas antioksidan 88,16% dan 54,11%
fenolik yang memberikan kontribusi terhadap aktivitas antioksidan pada biji dan kulit
buah pinang.
3.7

Manfaat Lain dari Buah dan Biji Pinang
Selain sebagai antibakteri dan antioksidan, banyak manfaat-manfaat lainnya
dari buah dan biji pinang, yaitu:


Mengatasi kenaikan kadar gula darah dalam tubuh. Buah pinang ternyata
mengandung kekuatan untuk mencegah kenaikan kadar penyakit tersebut.



Menjaga kesehatan alat reproduksi pria dan wanita.



Mampu membasmi cacingan



Mencegah penyakit skizonfrenia



Membantu menanggulangi penyakit anemia



Mencegah sakit pinggang



Mengobati kudis



Mengobati disentri



Membantu mengecilkan rahim setelah melahirkan



Mengobati mata rabun



Mengobati luka pada kulit

21

BAB IV
PENUTUP
4.1

Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diemukakan, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Antibakteri adalah zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau bahkan
mematikan bakteri dengan cara mengganggu metabolisme mikroba yang
merugikan.
2. Antioksidan merupakan zat yang mampu memperlambat atau mencegah proses
oksidasi.
3. Buah dan biji pinang berfungsi sebagai antibakteri karena mengandung flavonoid
dan tanin yang mampu menghambat perkembangan bakteri.
4. Ekstrak buah dan biji pinang mampu mencegah plak gigi dari bakteri S.mutan,
bakteri Aeromonas hydrophila yang menyerang ikan, dan bakteri penyebab diare
(Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Salmonella typhi dan Bacillus cereus).
5. Buah pinang merupakan tanaman famili Arecaceae yang dikenal mengandung
senyawa antioksidan yang berpotensi sebagai antikanker.
6. Biji buah pinang mengandung alkaloid, seperti arekolin (C8H13NO2), arekolidine,
arekain, guvakolin, guvasine dan isoguvasine yang merupakan antioksidan dan
antimutagenik.

4.2

Saran
Dari pembahasan yang telah dikemukakan, penulis menyarankan agar semua
kalangan, tak hanya mahasiswa, lebih mengetahui manfaat tanaman yang ada
disekitar kita agar bisa berguna untuk kebutuhan hidup manusia kedepannya.

22

DAFTAR PUSTAKA

Aneka Manfaat. 2015. 7 Manfaat Buah Pinang. http://youtu.be/2rsRIggS0aI. Diakses
tanggal 28 Mei 2015.
Aralaha, N. 2011. Uji Aktivitas Antioksidan pada Biji Buah Pinang Yaki yang
Dihidrolisis dan Tanpa Hidrolisis. Skripsi. FMIPA UNSRAT, Manado.
Betel Nut Indonesia. 2015. Buah Pinang, Biji Pinang, dan Manfaat Pinang.
http://youtu.be/pggVbou0ga8. Diakses tanggal 28 Mei 2015.
Edy Meiyanto. 2008. Ekstrak Etanolik Biji Buah Pinang (Areca catechu L.) Mampu
Menghambat Proliferasi dan Memacu Apoptosis Sel MCF-7. Skripsi. Fakultas
Farmasi UGM, Yogyakarta.
Ismail, J., M.R.J. Runtuwene, dan F. Fatimah. 2012. Penentuan Total Fenolik dan
Pengujian Aktivitas Antioksidan pada Biji dan Kulit Buah Pinang Yaki dengan
Ekstrak Etanol. Jurnal Ilmiah Sains, 12(2):84-88.
Lisa, R. 2011. Uji Toksisitas dan Identifikasi Senyawa Kimia pada Ekstrak Etanol
dan Petroleum Eter Buah (Kulit Dan Biji) Pinang Yaki dengan Menggunakan
GC-MS. Skripsi. FMIPA UNSRAT, Manado.
Masduki, I. 1996. Efek Antibakteri Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu) terhadap
S.aureus dan Ecoli in vitr, Jurnal Cermin Dunia Kedokteran, 109(21): 1-4
Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi Edisi keempat. Penerbit
ITB, Bandung.
Suryanto, E., F. Wehantou, dan S. Raharjo. 2008. Aktivitas Penstabilan Senyawa
Oksigen Reaktif dari Beberapa Herbal. Jurnal Obat Bahan Alam, 8(7): 62-68.

23