LABOR CHARACTERISTICS OF TOUFU, TEMPEH SMALL INDUSTRY IN UD.SR RIJALI URBAN AREA SIRIMAU DISTRICT AMBON CITY

  

KARAKTERISTIK TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL

TAHU-TEMPE DI UD. SR KELURAHAN RIJALI

  

INDUSTRY IN UD.SR RIJALI URBAN AREA

SIRIMAU DISTRICT AMBON CITY

Kurnia Eka Putri, Felecia P. Adam, Noviar F. Wenno

  

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura

Jln. Ir. M. Puttuhena, Kampus Poka-Ambon, Kode Pos. 97233

E-mail: [email protected]

[email protected]

[email protected]

  

Abstrak

Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam proses produksi. Salah satu faktor yang berhubungan

dalam pencapaian target produksi adalah karakteristik pekerja. Tujuan dari penelitian ini untuk

mengetahui karakteristik tenaga kerja industri kecil UD.SR. Penelitian ini dilakukan di Industri Tahu-

Tempe UD.SR, Kelurahan Rijali, Kecamatan Sirimau Kota Ambon. Metode penelitian yang digunakan

adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Populasi tenaga kerja di industri ini berjumlah 13 orang dan

seluruhnya dijadikan sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik tenaga kerja di

industri terdiri dari: dominasi kelompok umur muda 18 sampai dengan 31 tahun, sebagian besar

mengecap pendidikan SMP, rata-rata pengalaman kerja 2 sampai 5 tahun, memiliki jumlah anggota

keluarga 2 sampai 6 orang, masih memiliki hubungan kekerabatan dengan pemilik perusahaan, berasal

dari kampung yang sama. Upah tenaga kerja sebesar Rp. 2.500.000,- per bulan. Rata-rata pengiriman

remiten ke daerah asal sebesar Rp. 1.208.333,-. Semua tenaga kerja di UD.SR memandang remiten

sebagai hal yang penting sehingga setiap bulan mereka harus menyisihkan pendapatannya untuk

keluarganya di daerah asal, agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

  Kata kunci: Industri kecil; tahu-tempe; tenaga kerja

Abstract

  

Labor is an important factor in the production process. One factor that relates to the achievement of

production targets are workers. The purpose of this research was to find out the characteristics of the

UD.SR small industry labors. This research was conducted in UD. SR Toufu-Tempeh industry Rijali

urban area Sirimau district, Ambon City: The research method used was qualitative descriptive

approach. The population of labor in this industry were 13 people and all were taken as samples. The

results showed that the labors in this industry were dominated by young groups of 18 to 31 years,

dominated by junior high school education, the average work experience of 2 to 5 years, had the family

members of 2 to 6 people, still have kinship with the owner of the company and from the same village.

Labor wage of IDR 2.500.000 per month. Remittance average to area of origin was IDR 1.208.333. All

workers in UD.SR think that remmitance is important so they should spend some of their income every

month for their family in their origin area in order to meet the needs.

  Pendahuluan

  Pertumbuhan penduduk yang tinggi menyebabkan semakin bertambahnya jumlah angkatan kerja, tetapi tingginya jumlah angkatan kerja ini tidak diimbangi dengan jumlah lapangan kerja yang tersedia, sehingga hal ini dapat mengakibatkan terciptanya pengangguran. Dalam pasar kerja, adanya peningkatan jumlah angkatan kerja menjadikan jumlah penawaran kerja semakin meningkat. Namun disisi lain, permintaan tenaga kerja masih kurang mampu menyerap tenaga kerja yang ada. Adanya selisih antara penawaran tenaga kerja dan permintaan tenaga kerja ini yang mengakibatkan pengangguran.

  Indonesia mempunyai sumber daya manusia yang sangat besar untuk di gunakan. Jumlah penduduk yang besar ini akan menjadi potensi atau modal bagi pembangunan ekonomi karena menyediakan tenaga kerja berlimpah sehingga mampu menciptakan nilai tambah bagi produksi nasional jika kualitasnya bagus. Namun, akan menjadi beban apabila kualitasnya rendah karena kalah bersaing pada pasar kerja yang makin kompetitif. Tenaga kerja seperti ini kemudian terserap pada lapangan kerja yang tidak memerlukan keahlian yang tinggi. Salah satunya adalah industri kecil tahoe/tempe.

  Dengan adanya industri kecil dapat menampung tenaga kerja yang tidak terserap dan tersisihkan dari persaingan kerja, karena umumnya industri kecil tidak membutuhkan banyak klasifikasi untuk tenaga kerjanya. Menurut Thoha, dkk (1998) industri kecil diharapkan mempunyai peranan yang semakin penting dalam perekonomian nasional, baik dalam produksi, ekspor maupun penyerapan tenaga kerja. Sehingga industri kecil umumnya bersifat padat karya yang mana lebih banyak menggunakan tenaga kerja manusia daripada mesin-mesin, sehingga dapat membuka kesempatan kerja dan lebih banyak menyerap tenaga kerja. Industri kecil sendiri adalah kegiatan produksi dalam skala kecil yang umumnya dikerjakan di rumah- rumah dengan modal yang terbatas dan menggunakan teknologi yang sederhana. Menurut Kuncoro (1997) dalam Setiyadi (2008) industri kecil tidak berbadan hukum dan akses terhadap lembaga kredit formal yang rendah. Meskipun dengan keterbatasan-keterbatasan tersebut, industri kecil yang mana umumnya bergerak di sektor informal memiliki peran yang penting dalam perekonomian nasional.

  Menurut Winardi (1991) dalam Indayanti, dkk (2010) untuk menciptakan kesempatan kerja yang baru dalam industri kecil adalah meningkatkan omzet/kemampuan produksi, yaitu dengan cara meningkatkan penanaman modal yang nantinya dapat menambah hasil produksi dan peningkatan kegiatan produksi, sehingga pada akhirnya akan berimbas pada bertambahnya tenaga kerja.

  Selain itu, untuk memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas maka dibutuhkan pendidikan, karena pedidikan dianggap mampu menghasilkan tenaga keja yang bermutu tinggi, mempunyai pola pikir dan cara bertindak yang modern. Sumber daya manusia seperti inilah yang diharapkan mampu menggerakkan roda pembangunan ke depan. Pendidikan merupakan salah satu hal yang memampukan masyarakat bersaing dalam dunia kerja, karena diharapkan dengan semakin tinggi pendidikan seseorang, maka produktivitas orang tersebut juga semakin tinggi. Produktivitas tenaga kerja merupakan suatu ukuran sampai sejauh mana angkatan kerja dipergunakan dengan baik dalam suatu proses produksi untuk mewujudkan hasil (output) yang diinginkan. Seyogyanya perusahaan membutuhkan tenaga kerja profesional / kompetitif sehhingga aktifitasnya berjalan secara maksimal. Lingkungan kerja yang aman dan nyaman, penghargaan dan pengakuan terhadap keberadaan tenaga kerja. Juga meningkatnya upah dapat mendorong meningkatnya produktifitas tenaga kerja.

  Menurut Haryani (2002), upah juga berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja. Jika tingkat upah meningkat maka permintaan tenaga kerja akan menurun, yang artinya jumlah tenaga kerja yang diminta akan semakin berkurang namun penawaran tenaga kerja akan semakin bertambah. Tapi sebaliknya, jika tingkat upah menurun maka permintaan tenaga kerja akan semakin meningkat.

  Seseorang melakukan pekerjaan karena mengharapkan imbalan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha/pemberi kerja kepada pekerja yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja. Diharapkan dengan tingkat upah yang diperoleh dapat meningkatkan produktivitas seorang tenaga kerja. Tenaga kerja yang berproduktivitas tinggi maka akan mendapatkan upah sesuai dengan apa yang dimilikinya.

  Kota Ambon memiliki 8 industri kecil tahoe-tempe diantaranya UD.SR yang menjadi fokus dalam penelitian ini. Pemilihan ini didasarkan karena UD.SR memiliki jumlah tenaga kerja lebih banyak dari industri yang lain sehingga dapat memberikan informasi yang komprehensif terhadap tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakteristik tenaga kerja.

  Tenaga kerja pada UD.SR ini seluruhnya pria, berjumlah 13 orang dan memiliki beragam motivasi yang menuntut mereka harus bekerja dengan alasan utama untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga di daerah asal. Pekerjaan ini tidak memerlukan persyaratan yang terlalu berat sehingga para pencari kerja dapat dengan segera meninggalkan keluarganya. Pola rantai migran yang telah terbentuk memudahkan mereka menuju kota Ambon dan bekerja pada UD.SR.

  A. Faktor Penarik (daerah tujuan)

  • -

    Kerabat di Ambon

    -

    Tempat tinggal disediakan

  Tenaga Kerja

  Pilihan pekerjaan yang baru

  • -

    Upah lebih besar
  • -

    (Trenggalek)

  B. Faktor Pendorong (daerah asal)

  • -

    Kebutuhan yang meningkat Upah kecil
  • -

    Kerabat dan orang sekampung di Ambon Pertimbangan Migrasi Keputusan - Apakah keluarga bisa

  Migrasi ditinggalkan ? Gambar 1. Pola dan rantai migran tenaga kerja di pabrik tahu-tempe UD. SR Berdasarkan pola dan rantai migran di atas dapat dilihat bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi tenaga kerja yang awalnya berada di daerah asalnya melakukan migrasi ke kota Ambon, yaitu : Faktor penarik dan Faktor pendorong. Sebelum tenaga kerja tersebut melakukan migrasi ke Ambon, mereka melakukan komunikasi terlebih dahulu dengan kerabat dan orang sekampung yang sudah terlebih dahulu datang ke Ambon dan bekerja di UD.SR. Setelah tenaga kerja tersebut berkomunikasi dengan kerabat mereka di Ambon, tenaga kerja tersebut mempertimbangkan segala sesuatu sebelum mereka melakukan migrasi. Setelah pertimbangn itu selesai, keputusan migrasi pun dilakukan oleh tenaga kerja.

  

Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Industri tahu-tempe UD.SR, Kelurahan Rijali RT.

  004/RW. 02, Kecamatan Sirimau Kota Ambon. Seluruh populasi yaitu 13 orang tenaga kerja dijadikan sebagai responden.

  Teknik pengumpulan data terdiri dari data primer dan data sekunder.Data primer diperoleh dari hasil wawancara responden secara langsung dengan mengisi kuisioner yang telah disediakan. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik, buku teks, laporan penelitian, jurnal dan skripsi.

  Dalam penelitian ini, digunakan deskriftif kualitaif dengan pendekatan studi kasus yang merupakan studi yang mengekplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi dari responden dan pemilik. Metode penelitian deskriptif kualitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari generalisasi (Sugiyono, 2015).

  Hasil dan Pembahasan Karakteristik Tenaga Kerja Industri Tahu dan Tempe

  2 1 7,69

  Remiten Perbulan Rp. 500.000 3 23,07 Rp. 1.000.000

  Pendapatan Rp. 2.500.000 13 100,0 13 100

  Saudara 1 7,69 Sekampung 12 92,30

Kenalan - -

13 100

  6 1 7,69 13 100 Hubungan Dengan Pemilik Industri

  5 4 30,76

  4 4 30,76

  3 3 23,07

  Jumlah Anggota Keluarga

  Industri tahoe tempe UD.SR memiliki 13 orang tenaga kerja dengan karakteristik seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.

  7 53,84 ≤ 5 Tahun 2 15,38 13 100,00

  Lama Bekerja 2-10 Bulan 4 30,76 2-5 Tahun

  8 61,53 SMA 4 30,76 13 100,00

  Pendidikan SD 1 7,69 SMP

  2 15,38 44–56 1 7,69 13 100,00

  

Karakteristik Distribusi Persen

Umur 18–31 10 76,92 32–43

  Tabel 1. Karakteristik tenaga kerja industri kecil tahu di “UD.SR”.

  4 30,76 Rp. 1.500.000 6 46,15 13 100,00

  Umur

  Umur seseorang dapat mempengaruhi kinerja/aktifitas kehidupan baik secara fisik maupun non fisik. Hal ini dapat dilihat bahwa semakin tua umur seseorang maka semakin rendah kemampuannya untuk melakukan kegiatan usaha dan sebaliknya semakin muda umur seseorang kemampuan bepikir semakin baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Kartasapoetra (1993), bahwa pada umur muda seseorang biasanya mempunyai kemampuan yang baik untuk bekerja dan mengetahui apa yang belum diketahui tentang hal-hal baru dalam mengembangkan usahatani mereka supaya lebih maju dan efisien.

  Tenaga kerja di UD.SR di dominasi oleh kelompok umur muda yaitu 18-31 tahun sebanyak 76,92 persen. Angka ini memperlihatkan bahwa dalam usia muda tenaga kerja meninggalkan keluarga mereka dan bermigrasi ke Kota Ambon untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Pekerjaan di daerah asal sangat beragam seperti : tukang pijat, kerja di bengkel, tukang ojek. Pendapatan yang mereka dapat tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarga.

  Ketika bermigrasi usia mereka masih sangat muda, misalnya responden MS, bermigrasi saat usianya baru mencapai 15 tahun dan sudah menjalani pekerjaan ini selama 16 tahun.

  Kondisi ini membuktikan bahwa pemilik industri UD.SR memperkerjakan tenaga kerja usia muda yang produktif. Sehingga perusahaan dapat memaksimalkan kemampuan mereka dalam proses produksi.

  Pendidikan Tenaga Kerja

  Pendidikan merupakan hal yang mendasar dan penting, dengan pendidikan seseorang dididik untuk menyiapkan masa depannya menjadi lebih baik.Mayoritas tenaga kerja di industri kecil tahu ini memiliki tingkat pendidikan SMP yaitu sebanyak 8 responden (61,53 persen). Ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan tenaga kerja di industri ini masih cukup rendah. Mereka terpaksa harus putus sekolah dirinya dan keluarganya. Bagi mereka pengetahuan membaca, menulis dan berhitung adalah cukup. Secara psikologi tantangan mereka hanyalah dengan bekerja mereka dapat meningkatkan taraf hidupnya.

  Hal yang cukup mengembirakan adalah bahwa bagian terbesar dari responden telah menyelesaikan wajib belajar 6 tahun dan meskipun mereka putus sekolah tetapi mereka sempat mengenyam pendidikan tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).

  Pengalaman Bekerja

  Pengalaman bekerja memperoleh banyak pembelajaran tentang informasi apa yang dibutuhakn dan digunakan dalam pengambilan keputusan. Pengalaman kerja seseorang menunjukkan jenis tenaga kerjaan yang pernah dilakukan seseorang dan memberikan peluang yang besar bagi seseorang untuk melakukan tenaga kerjaan yang lebih baik. Semakin lama pengalaman kerja seseorang, semakin terampil melakukan pekerjaan, semakin sempurna pola berpikir dan sikap dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Seseorang yang meiliki pengalaman kerja yang tinggi akan meiliki keunggulan dalam beberapa hal diantaranya : 1) Mendeteksi kesalahan, 2) Memahami kesalahan dan 3) Mencari penyebab munculnya kesalahan.

  Pengalaman diartikan sebagai apa yang telah dialami. Dan dalam penelitian ini pengalaman diukur dalam satuan “tahun” lamanya bekerja di industri UD.SR. Pengalaman kerja dijadikan sebagai faktor yang menentukan produktifitas pada industri. Semakin lama pengalaman kerja seseorang maka ia akan semakin terampil dan berpengalaman sehingga mutu dan kualitas kerja meningkat. Seiring dengan itu bertambahnya pengalaman kerja akan diikuti meningkatnya pendapatan (Susantini, 2001).

  Pengalaman kerja yang dimiliki oleh tenaga kerja di UD.SR ini berbeda ada yang 2 sampai dengan 10 bulan, ada juga 2 sampai dengan 5 tahun dan ada yang lebih dari 5 tahun. Namun pengalaman kerja yang paling lama yaitu 2 sampai dengan 5 yang mereka dapatkan di industri kecil tahu tersebut yaitu mereka dapat menjadi lebih terampil dalam membuat tahu dan tempe, kemudian mereka juga dapat hidup mandiri serta mampu bekerja sama dengan orang lain guna untuk meningkatkan hasil produksi.

  Jumlah Anggota Keluarga

  Jumlah anggota keluarga menjadi faktor penting yang memotivasi seseorang dalam bekerja karena seluruh anggota keluarga harus mendapat penghidupan yang layak. Jumlah anggota keluarga yang dihidupi tentunya merupakan salah satu faktor saat seseorang menentukan jenis pekerjaan. Harapannya pekerjaan itu untuk mencukupi kebutuhan anggota keluarganya.

  Pada Tabel 1 menjelaskan bahwa besarnya persentase jumlah anggota keluarga responden yaitu sebesar 30,76 persen dengan jumlah anggota keluarga 4 sampai dengan 5 orang.

  Hubungan Dengan Pemilik Industri

  Pada usaha industri tahoe ini cukup mengalami perkembangan yang makin baik. Hal ini dapat didukung oleh hubungan kerja antara pengusaha (pemilik industri) dan tenaga kerja upahan (tenaga kerja) cukup berjalan dengan baik yang terlihat dengan para tenaga kerja selalu mengikuti arahan yang disampaikan dari pemilik industri tahoe. Selain itu pula hubungan kerja ini terjalin dengan baik karena pada dasarnya anggota yang terhimpun dalam industri tahu ini berasal dari satu daerah (sekampung) dengan pemilik industri tahu itu sendiri.

  Dapat dilihat pada tabel diatas adanya hubungan antara pemilik industri dengan tenaga kerja yang ada di industri tersebut. Hubungan yang dimaksud adalah adanya hubungan saudara dan hubungan sekampung. Hubungan yang paling banyak yang ada di dalam industri UD.SR yaitu tenaga kerja dari satu daerah (sekampung) yaitu sebesar 92,30 persen, dikarenakan tenaga kerja dari satu daerah (sekampung) tersebut belum mempunyai tenaga kerjaan sehingga pemilik industri kecil tahu UD.SR sudah bekerja menawarkan tenaga kerjaan kepada saudara atau teman dari satu daerah (sekampung) mereka. Banyak tenaga kerja yang berasal dari luar Kota Ambon atau yang berasal dari daerah yang sama dengan pemilik industri. Dikarenakan pemilik lebih memilih mengambil tenaga kerja dari luar Kota Ambon dengan alasan tenaga dari luar Kota Ambon lebih tekun dalam bekerja dan tidak bermalas-malasan dalam menjalani pekerjaan mereka dibandingkan dengan pemuda-pemuda yang berada di sekitar industri mereka yang cuma nongkrong dan tidak ada rasa ingin bekerja keras.

  Upah Tenaga Kerja

  Pendapatan tenaga kerja di industri ini sebesar Rp. 2.500.000,-/bulan. Seiring dengan lamanya waktu kerja upah yang diterima pekerjapun mengalami kenaikan dari tahun ke tahun dari Rp.2.000.000,-/bulan naik menjadi Rp. 2.500.000,-. Pendapatan tenaga kerja di industri UD.SR antara tenaga kerja yang satu dengan yang lain sama. Sehingga tidak ada perbedaan pendapatan antara tenaga kerja yang satu dengan yang lainnya. Selain itu, pendapatan yang diperoleh tenaga kerja setiap bulannya sudah mencapai upah minimum regional (UMR) yang ditetapkan oleh pemerintah Kota Ambon sebesar Rp.1.775.000,- per bulan.

  Namun gaji yang mereka peroleh itu tidak mereka ambil melainkan mereka titipkan kepada pemilik industri. Alasannya yang pertama yaitu mereka percaya kepada pemilik industri untuk memegang gaji mereka, yang kedua mereka tidak repot-repot lagi ke Bank ataupun ke ATM untuk mengambil uang mereka, yang ketiga mempermudah mereka untuk mengambil uang di saat mereka perlukan. Tidak semua tenaga kerja menitipkan gaji mereka kepada pemilik industri tetapi ada beberapa tenaga kerja yang sudah memiliki tabungan sendiri.

  Tenaga kerja yang menitipkan gaji mereka kepada pemilik industri, mereka akan mengambil separuh gaji mereka misalkan sebesar Rp. 500.000,- sampai dengan Rp. 1.500.000,- untuk mereka kirimkan kepada keluarga yang berada di Jawa, Selain kepada pemilik industri dan pemilik industri pun akan mencatat pengeluaran yang dilakukan oleh tenaga kerjanya dan pemilik indutri pun akan memotong dari gaji mereka.

  

Kesimpulan

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan : Tenaga kerja di UD.SR sebagian besar di dominasi oleh kelompok umur muda 18 sampai 31 tahun, tingkat pendidikan yang dimiliki tenaga kerja UD.SR sebagian besar mengecap pendidikan SMP, rata-rata pengalaman kerja yang dimiliki oleh tenaga kerja yaitu 2 sampai dengan 5 tahun, memiliki jumlah anggota keluarga 2 sampai dengan 6 orang, masih memiliki hubungan kekerabatan dengan pemilik perusahaan, berasal dari kampung yang sama, upah yang diterima oleh tenaga kerja tesebut sebesar Rp. 2.500.000,- per bulan, rata-rata pengiriman remiten ke daerah asal sebesar Rp. 1.208.333,-. semua tenaga kerja di UD.SR memandang remiten sebagai hal yang penting sehingga setiap bulan mereka harus menyisihkan pendapatannya untuk keluarganya di daerah asal, agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

  

Daftar Pustaka

Haryani, S. 2002. Hubungan Industi Di Indonesia. Yogyakarta : AMP YKPN.

  Indayati, Indartini, Mintarti, & Djumhariyati, Retno. 2010. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Genteng (Studi Kasus Di Desa Baderan Kec.Geneng Kab. Ngawi)”. Jurnal Sosial, 11(2).

  Kartasapoetra, A. G. 1993. Tata Penyuluhan Pertanian. Jakarta : Bumi Aksara. Kuncoro, M. 1997. Ekonomi Pembangunan, Teori, Masalah dan Kebijakan, Cetakan

  Pertama. Yogyakarta : Unit Penerbitan dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. Setiyadi, H.2008. Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Konveksi (Studi Kasus Desa Sendang Kec. Kalinyamatan Kab. Jepara). Tesis. Semarang : Universitas Diponegoro.

  Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatann Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung : CV Alfabeta. Thoha, Mahmud, Tulus T.H., Tambunan, & Firdausy, Carunia Mulya. 1998. Dampak

  

Persetujuan Putaran Uruguay-GATT Terhadap Industri Kecil.Jakarta :

Universitas Indonesia (UI-Press).

  Winardi, 1991. Marketing dan Perilaku Konsumen. Bandung: Mandar Maju.

Dokumen yang terkait

Keywords: Task-Based-Learning, Secondary School, Curriculum of 2013 A. Introduction - View of THE APPLICATION OF TASK-BASED LEARNING IN THE SECONDARY SCHOOLS OF INDONESIA

0 0 15

ANALYSIS OF EFFECT SIZE COMPANY, PROFITABILITY, AND LEVERAGE AGAINST SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE OF LISTED MINING INDUSTRY IN INDONESIA STOCK EXCHANGE PERIOD 2009-2012 Haninun Nurdiawansyah (Universitas Bandar Lampung) Email: haninunubl.ac.id Email:

0 0 17

CORPORATE FINANCIAL PERFORMANCE EFFECTS OF MACRO ECONOMIC FACTORS AGAINST STOCK RETURN Angrita Denziana Indrayenti Ferdinan Fatah (Universitas Bandar Lampung) Email: angrita adz yahoo.com Email: indrayentiubl.ac.id Email: ferdinanddelesepgmail.com Abstrac

0 0 21

A. PENDAHULUAN - View of THE DEVELOPMENT OF BOOK: APPROACHES, METHODS, AND LEARNING MODELS FOR LEARNING INDONESIAN IN PRIMARY SCHOOL

0 0 15

KADAR PROTEIN, KADAR KALSIUM, DAN KESUKAAN TERHADAP CITA RASA CHICKEN NUGGET HASIL SUBSTITUSI TERIGU DENGAN MOCAF DAN PENAMBAHAN TEPUNG TULANG RAWAN PROTEIN TOTAL, CALCIUM, AND LIKES TO TASTE OF CHICKEN NUGGET FROM THE SUBSTITUTION WHEAT FLOUR WITH ‘MOCAF

0 1 8

PERILAKU HIGIENE PENGOLAH MAKANAN BERDASARKAN PENGETAHUAN TENTANG HIGIENE MENGOLAH MAKANAN DALAM PENYELENGGARAAN MAKANAN DI PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN OLAHRAGA PELAJAR JAWA TENGAH HYGIENE BEHAVIOR OF CHEF BASED FOOD HYGIENE KNOWLEDGE IN THE OPERATION OF

0 0 8

EFEK PENAMBAHAN MINYAK KEDELAI TERHADAP KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK DAN KANDUNGAN OMEGA-6 SUSU PASTEURISASI EFFECT OF ADDITION SOYBEAN OIL AT PASTEURIZED MILK FOR ORGANOLEPTIC CHARACTERISTICS AND OMEGA-6

0 0 10

KARAKTERISTIK FISIK, KIMIA DAN SIFAT ORGANOLEPTIK TEPUNG BERAS MERAH BERDASARKAN VARIASI LAMA PENGERINGAN PHYSICAL , CHEMICAL AND ORGANOLEPTIC CHARACTERISTICS OF BROWN RICE FLOUR BASED ON THE VARIATION OF DRYING TIME

0 0 8

PENGARUH LAMA FERMENTASI PADA PRODUKSI MINYAK KELAPA MURNI (VIRGIN COCONUT OIL) TERHADAP SIFAT FISIK, KIMIA, DAN ORGANOLEPTIK EFFECT OF FERMENTATION TIME ON VIRGIN COCONUT OIL (VCO) FOR CHARACTER PHYSICAL, CHEMICAL, AND ORGANOLEPTIC

0 0 10

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN, KARAKTERISTIK KIMIA, DAN SIFAT ORGANOLEPTIK SUSU KECAMBAH KEDELAI HITAM (Glycine Soja) BERDASARKAN VARIASI WAKTU PERKECAMBAHAN ANTIOXIDANT ACTIVITY, CHEMISTRY CHARACTERISTIC, AND ORGANOLEPTIC PROPERTIES OF SPROUTS MILK OF BLACK SOYB

0 0 8