IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DENGAN E-LEARNING BERBASIS BLOG DALAM PERKULIAHAN BIOMEDIK

  

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE THINK PAIR SHARE DENGAN E-LEARNING BERBASIS BLOG

DALAM PERKULIAHAN BIOMEDIK

  Oleh:

  1

  2 Junaidi Edy Purwanto , Siti Muliawati

  1 APIKES Citra Medika Surakarta

  2 AKBID Citra Medika Surakarta

  E-mail:

  

ABSTRAK

Prestasi belajar mahasiswa di kampus sering diindikasikan dengan

permasalahan belajar dari mahasiswa tersebut dalam memahami materi.

  

Indikasi ini dimungkinkan karena faktor belajar mahasiswa yang kurang efektif,

kurang respect terhadap dosen, bahkan mahasiswa sendiri tidak merasa

termotivasi dalam mengikuti pembelajaran di kelas.

  Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan implementasi model

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan e-learning berbasis

blog dalam perkuliahan Biomedik sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar

mahasiswa.Metode pengumpulan data dengan cara observasi, tes, dokumentasi.

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif

prosentase. Analisis data ini digunakan untuk menganalisis mengenai prosentase

hasil evaluasi yang dilakukan oleh dosen pada saat pelaksanaan tindakan.

Populasi adalah semua mahasiswa semester I tahun akademik 2013/2014

berjumlah 270 orang. Sampel yang digunakan adalah 2 kelas yaitu 91

mahasiswa.

  Hasil yang dicapai menunjukkan rata-rata yang didapat adalah 63,26

untuk kelas control dan 72,65 untuk kelas eksperimen. Dari observasi terhadap

dosen didapat kesimpulan bahwa kemampuan dosen dalam mengelola kelas

dikatakan efektif, karena jumlah persentase penilaian baik dan sangat baik lebih

daripada jumlah persentase penilaian cukup, kurang baik dan sangat tidak baik,,

yaitu : 91,66% > 8,33 %. Observasi aktivitas mahasiswa dikatakan efektif,

karena persentase penilaian baik dan sangat baik lebih daripada persentase

penilaian cukup, kurang baik dan sangat tidak baik, yaitu : 100% > 0 %. Hasil

respon angket mahasiswa dari kelas eksperimen persentase penilaian sangat

baik dan baik sebesar 100%. Artinya, bahwa model pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair Share dengan e-learning berbasis blog pada mata kuliah biomedik

dapat diterima dan dipahami oleh mahasiswa.

  Kata Kunci : Think-Pair-Share, e-learning, blog, efektif, prestasi belajar PENDAHULUAN

  Di era informatika seperti saat ini, dosen harus selalu mengikuti perkembangan yang ada, termasuk dalam hal Teknologi Informatika (IT). Karena hal ini sesuatu yang tidak bisa dihindari. Dunia semakin berkembang dengan pesatnya, namun kita masih saja berpegang pada “pakem” lama. Termasuk diantaranya dalam hal pembelajaran. Pembelajaran yang cenderung monoton dan membosankan akan menjadikan proses belajar mengajar juga stagnan. Hal ini lebih dikarenakan dosen maupun mahasiswa tidak ada kecocokan dari awal pelajaran. Dosen dalam menyajikan materi biasa-biasa saja, tanpa adanya variasi, cenderung text book. Sementara kondisi perubahan di luar sudah sangat maju, berbagai media dalam dunia maya memberikan berbagai alternatif yang mampu mengakomodasi semua fungsi dai proses pembelajaran. Seperti friendster,

  

facebook , blog, e-mail, dan lain sebagainya. Dalam proses pembelajaran yang

  paling relevan digunakan adalah media blog, di dalamnya mampu memuat materi dalam bentuk Ms Word, Ms PPT, gambar, video, dan lain sebagainya sesuai keinginan dosen.

  Media merupakan sesuatu yang menghubungkan; dalam hal ini adalah menghubungkan apa yang dikehendaki dosen terhadap mahasiswa, begitu pula sebaliknya, apa yang diinginkan mahasiswa dari dosen. Selama ini terjadi gap yang lebar, dimana mahasiswa malu atau takut untuk menyampaikan keluhan dalam proses belajar mengajar kepada dosen sehingga tidak ada feedback kepada dosen. Dosen menganggap proses belajar mengajarnya sudah baik karena tidak pernah ada komplain. Maka media blog di sini menjadi sebuah jembatan penghubung antara dosen dan mahasiswa dengan memanfaatkan kemajuan teknologi (IT).

  Berdasarkan observasi yang dilaksanakan oleh peneliti pada saat proses pembelajaran berlangsung bahwa pembelajaran mata kuliah Biomedik I yang dilaksanakan di kelas masih bersifat konvensional. Metode yang sering diterapkan oleh dosen adalah metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas sehingga siswa menjadi pasif dalam belajar. Biomedik merupakan mata kuliah prasyarat dan dikatak an sebagai “momok” bagi mahasiswa di institusi kesehatan dan kedokteran karena di dalamnya banyak teori dan hapalan tentang anatomi tubuh manusia. Peneliti mencatat pada saat dosen menerapkan diskusi kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri atas 5-6 orang, hanya siswa yang pandai mendominasi dalam pembelajaran. Data yang diperoleh peneliti dari 44 mahasiswa dalam setiap kelas (terdapat 6 kelas) hanya 5 sampai 7 siswa aktif bertanya atau dengan prosentase rata-rata 13,64% dapat menyelesaikan permasalahan yang diajukan oleh dosen, sisanya hanya mendengarkan dan melihat temannya mengerjakan tanpa ikut aktif mengerjakan. Data pendukung lainnya pada saat penelitian ini ditulis yang berasal dari BAAK APIKES Citra Medika Surakarta tahun akademik 2012/2013 adalah bahwa statistik mahasiswa yang mendapatkan nilai B sebanyak 84 mahasiswa (31,82%), nilai C sebanyak 175 mahasiswa (66,29%) dan di bawah nilai C sebanyak 5 mahasiswa (1,89%) dari total 264 mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Biomedik 1. Sedangkan nilai A belum ada yang mendapatkannya (berdasar skala 4). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa ternyata mahasiswa masih mengalami kesulitan dalam memahami materi Biomedik I, terbukti dengan masih banyak mahasiswa yang mendapatkan nilai C sehingga perlu adanya model pembelajaran lain yang dapat meningkatkan minat dan motivasi mahasiswa untuk lebih berprestasi.

  Salah satu metode yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut adalah penerapan model pembelajaran tipe Think Pair Share berbasis blog. Model pembelajaran Think Pair Share ini dikembangkan oleh Frank Lyman dan rekan-rekan dari Universitas Maryland. Trianto (2007:61) menyatakan bahwa Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dapat melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir serta aktivitas siswa, karena siswa membangun pengetahuan melewati eksplorasi dirinya sendiri dan pengetahuan siswa juga bisa berkembang melalui transfer pola pikir dengan siswa yang lain, sehingga siswa mampu menggabungkan dan membandingkan pola pikir mereka sendiri dengan pola pikir siswa yang lain. Model pembelajaran ini dapat merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi karena di sini potensi yang dimiliki oleh siswa benar-benar digali semaksimal mungkin. Selain itu kecakapan dan strategi mereka juga diuji, apa yang akan siswa lakukan terhadap masalah yang dia dapatkan tergantung pada pemikiran mereka sehingga diharapkan siswa dapat berpikir secara optimal. Selain itu keunggulan dari Model Pembelajaran Think Pair Share ini adalah memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada siswa untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain (Nurhadi dkk, 2009: 77).

  KAJIAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu Yang Relevan

  Campbell (2003) dalam disertasinya yang ber judul “The Experience of

  

Computer Supported Cooperative Learning Using Weblogs in the University

Classroom: a phenomenological case study

  ”, menjelaskan bahwa tujuan utama dari studi kasus ini adalah untuk menangkap dan menggambarkan pengalaman dari enam mahasiswa Amerika dengan Computer Support and Cooperatif

  

Learning (CSCL) menggunakan weblog yang dikombinasikan tatap muka selama

  pendidikan. Hasilnya adalah peserta didik mempunyai pengalaman langsung dengan belajar di luar batas-batas institusi formal, mendorong motivasi intrinsik, munculnya sifat komunikasi dan kerjasama, pentingnya komitmen, self akuntabilitas dalam proses kerjasama, strategi pembelajaran otonom dan bahwa

  

blended learning lingkungan bukan merupakan hambatan signifikan bagi peserta

didik dengan preferensi yang kuat untuk interaksi.

  Johnson (2011), berpendapat bahwa pembelajaran aktif dapat terjadi dengan penekanan pada siswa secara aktif terlibat dalam proses belajar. Format kuliah tradisional yang menekankan dosen sebagai penyampai bahan pasif ke mahasiswa disebut sebagai pendekata n model pendidikan “perbankan” dimana pendidikan menjadi suatu tindakan menyetorkan, bahwa siswa sebagai deposit dan guru adalah deposan. Dalam pengertian bahwa guru membuat deposito yang membuat para siswa dengan sabar menerima, menghapal dan mengulangi. Kelemahan dari pendekatan kuliah tradisional ini muncul sejak kemajuan awal teknologi dan munculnya era reformasi yang lebih memanfaatkan bahan eksklusif. Dengan memanfaatkan teknologi informasi, telah menggeser peran guru dari penyedia informasi menjadi tutor pembelajaran.

  Anas (2012) dalam tesisnya yang berjudul “ Eksperimentasi Model Pembelajaran Think Pair Share Modifikasi Penemuan Terbimbing Berbantuan Microsoft Power Point Pada Pembelajaran Matematika Ditinjau Dari Kedisiplinan Belajar”, menyimpulkan sebagai berikut : (1) Model pembelajaran TPS Modifikasi lebih baik daripada model pembelajaran TPS dan konvensional, sedangkan model pembelajaran TPS lebih baik daripada model pembelajaran konvensional. (2) Hasil prestasi siswa yang memiliki kedisiplinan belajar tinggi lebih baik daripada siswa yang memiliki kedisiplinan belajar sedang dan rendah, siswa yang memiliki kedisiplinan sedang mempunyai prestasi belajar lebih baik daripada siswa kedisiplinan rendah. (3a). Pada masing-masing kedisiplinan belajar, hasil prestasi model pembelajaran TPS Modifikasi lebih baik daripada pembelajaran TPS dan konvensional, tetapi pada kedisiplinan belajar rendah model pembelajaran TPS Modifikasi sama baiknnya dengan konvensional dan model pembelajaran TPS sama baiknya dengan konvensional. (3b). Pada masing- masing model pembelajaran, kedisiplinan belajar tinggi lebih baik daripada kedisiplinan sedang dan rendah, sedangkan kedisiplinan sedang lebih baik daripada kedisiplinan rendah, tetapi pada model pembelajaran konvensional kedisiplinan sedang prestasi belajarnya sama dengan kedisiplinan rendah.

  Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share

  Think Pair Share (TPS) merupakan teknik pembelajaran dalam pembelajaran kooperatif yang pertama kali dikembangkan oleh Frank Lyman pada tahun 1981. TPS merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Teknik ini menghendaki siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama saling membantu dengan siswa lain dalam suatu kelompok kecil. Dengan metode klasikal yang memungkinkan hanya satu siswa yang maju dan membagikan hasilnya untuk seluruh kelas, teknik Think Pair Share memberi sedikitnya delapan kali kesempatan lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain (Anita Lie, 2008:57).

  Think Pair Share merupakan pembelajaran kooperatif dengan menggunakan tahap-tahap pembelajaran, yakni tahap berpikir, tahap berpasangan dan tahap berbagi. Dalam TPS, guru memberikan isu atau suatu masalah kepada siswa kemudian memberikan waktu beberapa saat untuk berpikir. Hal ini dimaaksudkan untuk memberikan kepada siswa merumuskan jawaban dengan mengambil informasi dari memori jangka panjang. Siswa kemudian dibentuk kelompok kecil, umumnya terdiri dari dua sampai enam orang, untuk mendiskusikan ide-ide mereka tentang masalah yang diangkat selama beberapa menit. Setelah beberapa menit guru dapat memilih secara acak kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya di hadapan kelas.

  E-Learning Berbasis Blog E-Learning adalah sebuah proses pembelajaran berbasis elektronik. Salah

  satu media yang digunakan adalah jaringan komputer. Penggunaan jaringan komputer memungkinkan dikembangkannya sistem ini menjadi berbasis web, sehingga kemudian menyebar ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu internet.

  Menurut Website Kudos (2002) dalam Rif’an (2009:135), berpendapat bahwa e-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi pelajaran. Demikian juga interaksi antara peserta didik dengan guru/instruktur maupun antara sesama peserta didik akan lebih mudah. Peserta didik dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri masing-masing.

  Pada sistem belajar yang umum terjadi, tidak semua peserta didik dapat, berani, atau mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan atau menyampaikan pendapat di dalam diskusi. Karena pada pembelajaran yang umum, kesempatan yang ada atau yang disediakan guru/instruktur untuk berdiskusi atau bertanya jawab sangat terbatas. Biasanya, kesempatan yang terbatas ini juga cenderung didominasi oleh beberapa peserta didik yang cepat tanggap dan berani. Keadaan yang demikian ini tidak akan terjadi pada pembelajaran berbasis elektronik, misalnya menggunakan blog sebagai media.

  Prestasi Belajar

  Prestasi belajar secara umum berarti suatu hasil yang dicapai dengan perubahan tingkah laku yaitu melalui proses membandingkan pengalaman masa lampau dengan apa yang sedang diamati oleh siswa dalam bentuk angka yang bersangkutan dan hasil evaluasi dari berbagai aspekpendidikan baik aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

  Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa kataprestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari aktivitas. Sedangkan belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu yaitu perubahan tingkah laku. Jadi prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan diri individu sebagai hasil dari aktivitas belajar (Syah, 2004: 152-154).

  Kerangka Berpikir

  Kerangka pemikiran di dalam membuat model pembelajaran kooperatif TPS dengan E-learning berbasis blog dalam perkuliahan Biomedik berpijak pada perumusan permasalahan pembelajaran yang sudah dirumuskan dan mengacu kepada Silabus mata kuliah Biomedik. Selain itu dilihat pula masalah dalam proses kegiatan belajar mengajar.

  Setelah mengetahui hal tersebut, langkah selanjutnya adalah membuat Desain Instruktional Pembelajaran dengan berlandaskan teori-teori pembelajaran serta metode pembelajaran yang baik.

  Studi Pendahuluan : Identifikasi masalah, rumusan masalah, dll Penyusunan perangkat dan instrumen pembelajaran

  Uji coba perangkat dan instrumen pembelajaran Kelas Kelas Populasi dan Sampel

  Kontrol Eksperimen Kondisi

  Kondisi Awal Awal Pendekatan

  Pendekatan Konvensional Kooperatif TPS berbasis blog Kondisi Akhir Angket Data Respon Analisis Data

  Hasil Penelitian Laporan Penelitian

  Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir

METODE PENELITIAN

  Penelitian ini merupakan upaya kolaboratif antara dosen dan mahasiswa, suatu kerjasama dengan perspektif yang berbeda. Penelitian ini juga merupakan kerjasama kolaboratif antara tim peneliti, yaitu dosen mata kuliah Biomedik dan peneliti yang masing-masing mempunyai suatu peran dalam pelaksanaan penelitian dari tahap awal sampai akhir. Metode pengumpulan data dengan cara observasi, tes, dokumentasi. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif prosentase. Analisis data ini digunakan untuk menganalisis mengenai prosentase hasil evaluasi yang dilakukan oleh dosen pada saat pelaksanaan tindakan.

  Penelitian ini dilakukan di APIKES Citra Medika Surakarta tahun akademik 2013/2014. Waktu penelitian dari bulan September sampai dengan November 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa APIKES Citra Medika Surakarta semester I tahun ajaran 2013/2014 yang menempuh mata kuliah Biomedik 1 berjumlah 270 mahasiswa. Penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara acak sederhana yaitu sampel diambil secara random yang akan mewakili populasi. Mengingat populasi yang banyak, maka sampel yang diambil hanya 2 kelas dengan jumlah mahasiswa 91 orang. Yaitu kelas C sebanyak 45 mahasiswa sebagai kelas control dan kelas F sebanyak 46 mahasiswa sebagai kelas eksperimen (diberikan perlakuan metode pembelajaran kooperatif tipe TPS berbasis blog).

  Untuk mengetahui sejauhmana metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dalam meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap konsep dasar mata kuliah Biomedik dilihat dari hasil belajar mahasiswa, yaitu dengan cara total skor dari satu kelas dibagi dengan jumlah mahasiswa, sehingga dapat diketahui skor rata-rata hasil belajar di kelas tersebut, skor rata-rata tersebut dibandingkan antar siklus. Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti menetapkan nilai ketuntasan belajar mahasiswa dengan batas minimal 70 atau B. Mahasiswa dikatakan tuntas belajarnya jika telah mencapai nilai minimal B.

  Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu tes dan non tes. Instrumen jenis tes adalah pretes dan postes, yang meliputi tes kemampuan pemecahan masalah dalam bentuk soal uraian. Jenis non tes melibatkan angket respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran kooperatif

  learning tipe TPS.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap interaksi efektivitas implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TPS berbasis blog dengan peningkatan prestasi belajar mata kuliah biomedik.

  Sebelum diuji peningkatan kedua kemampuan di atas, terlebih dahulu dibuktikan bahwa kelas eksperimen dan kelas control memiliki kemampuan awal yang tidak berbeda. Pembuktian dilakukan dengan menguji kesamaan dua rata- rata nilai pretes antara kelas control dan eksperimen dalam kemampuan pemecahan suatu kasus.

  Berikut adalah hasil analisis observasi nilai mahasiswa selama proses pembelajaran antara kelas control dan kelas eksperimen seperti disajikan dalam tabel berikut ini.

  Tabel 1. Analisis Hasil Observasi Nilai Mahasiswa Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Keterangan Pertemuan Pertemuan Kondisi Rata- Kondisi Rata- Nilai Awal rata Awal

  1

  2

  3

  4

  5

  1

  2

  3

  4

  5 rata Nilai Terendah

  50

  30

  30

  40

  40

  50

  40

  40

  50

  50

  50

  50 Nilai Tertinggi

  80

  90

  80

  90

  90

  90

  80

  80

  90

  90

  90

  90 63,26 72,65 Rata-rata

  Kelas 64,89 60,2 60,4 61,6 68 66,1 66,74 68,7 73,5 75,4 73,15 72,5 Belajar Tuntas (%) 48,9 44,4 44,4 44,4 62,2 75.6 60,9 69,6 80,4 84,8 78,3 76,1

  Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pencapaian skor awal antara kelas control dan kelas eksperimen hampir sama yaitu 64,89 untuk kelas control dan 66,74 untuk kelas eksperimen. Tetapi ketuntasan belajar pada kondisi awal sudah jauh berbeda yaitu 48,9 % untuk kelas control dan 60,9 % untuk kelas eksperimen. Ketuntasan belajar di sini adalah nilai yang didapat mahasiswa bila sudah mencapai skor 70. Ketuntasan belajar pada setiap pertemuan baik kelas control maupun kelas eksperimen menunjukkan hasil yang berbeda. Hasil akhir rata-rata yang didapat adalah 63,26 untuk kelas control dan 72,65 untuk kelas eksperimen.

  Hal tersebut menunjukkan bahwa kelas eksperimen mempunyai rata-rata kelas yang lebih baik daripada kelas control. Hal ini senada dengan pendapat Slavin (1995) dalam Rusman (2013:205), berdasarkan hasil penelitian bahwa : (1) penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi, dan menghargai pendapat orang lain, (2) pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berpikir kritis, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman. Dengan alasan tersebut, strategi pembelajaran kooperatif diharapkan dapat dapat dan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.

  Analisa data untuk persentase rekapitulasi hasil observasi pengelolaan kelas di atas dapat dilihat pada tabel berikut :

  

Tabel 2. Konversi Nilai Rata-rata Indikator Pengelolaan Kelas

Tipe Skor Jumlah Persentase

  Sangat Baik 4,01 - 5,00

  1

  8.33 Baik 3,01 - 4,00

  10

  83.33 Cukup 2,01 - 3,00

  1

  8.33 Kurang Baik 1,01 - 2,00

  Sangat Tidak Baik 0,00 - 1,00

  Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil observasi pengelolaan kelas oleh dosen dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TPS berbasis blog pada mata kuliah Biomedik ditinjau dari kemampuan dosen dalam mengelola kelas dikatakan efektif, karena jumlah persentase penilaian baik dan sangat baik lebih daripada jumlah persentase penilaian cukup, kurang baik dan sangat tidak baik,, yaitu : 91,66% > 8,33 %.

  Andyarto (2002:67) dalam Umiarso dan Gojali (2011:235-236) menjelaskan bahwa guru sebagai pengelola kelas merupakan orang yang mempunyai peranan strategis, yaitu orang yang merencanakan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan di kelas, orang yang akan mengimplementasikan kegiatan yang direncanakan dengan subjek dan objek siswa, orang yang menentukan dan mengambil keputusan dengan strategi yang akan digunakan dengan berbagai kegiatan di kelas, dan orang yang akan menentukan alternative solusi untuk mengatasi hambatan dan tantangan yang muncul. Apabila seorang guru dapat bertindak seperti yang disebutkan oleh Andyarto, maka pengelolaan kelas dapat berjalan efektif dan prestasi belajar meningkat.

  Pada rekapitulasi hasil penilaian observasi mahasiswa oleh observer, didapat hasil seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini:

  

Tabel 3. Konversi Rekapitulasi Penilaian Observasi Mahasiswa

Tipe Skor Jumlah %

  Sangat Baik 4,01 - 5,00

  17

  36.96 Baik 3,01 - 4,00

  29

  63.04 Cukup 2,01 - 3,00

  Kurang Baik 1,01 - 2,00

  Sangat Tidak 0,00 - Baik 1,00

  Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TPS berbasis blog pada mata kuliah Biomedik ditinjau dari aktivitas mahasiswa dalam proses pembelajaran dikatakan efektif, karena jumlah persentase penilaian baik dan sangat baik lebih daripada jumlah persentase penilaian cukup, kurang baik dan sangat tidak baik, yaitu : 100% > 0 %.

  Pada hasil observasi respon mahasiswa terhadap proses pembelajaran didapat hasil seperti disajikan dalam tabel berikut ini :

  KESIMPULAN

  5. Hasil observasi aktivitas mahasiswa selama pembelajaran adalah dikatakan efektif, karena jumlah persentase penilaian baik dan sangat baik lebih daripada jumlah persentase penilaian cukup, kurang baik dan sangat tidak baik, yaitu : 100% > 0 %.

  4. Dari observasi terhadap dosen didapat kesimpulan bahwa kemampuan dosen dalam mengelola kelas dikatakan efektif, karena jumlah persentase penilaian baik dan sangat baik lebih daripada jumlah persentase penilaian cukup, kurang baik dan sangat tidak baik,, yaitu : 91,66% > 8,33 %.

  3. Hasil yang dicapai berdasarkan analisis data yang telah diolah bahwa hasil akhir menunjukkan rata-rata yang didapat adalah 63,26 untuk kelas control dan 72,65 untuk kelas eksperimen. Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan rata-rata atau prestasi belajar apabila mahasiswa mendapatkan perlakuan dengan model pembelajaran koopertif tipe Think Pair Share.

  2. Mahasiswa memberikan respon positif terhadap implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share berbasis blog pada mata kuliah Biomedik 1.

  Secara umum model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share dapat memotivasi mahasiswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.

  Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.

  Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar setelah pembelajaran dikatakan efektif, karena jumlah persentase penilaian sangat baik dan baik sebesar 100%. Artinya, bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dengan e-learning berbasis blog pada mata kuliah biomedik dapat diterima dan dipahami oleh mahasiswa.

  Tabel 4. Observasi Respon Mahasiswa Terhadap Proses Pembelajaran Tipe Skor Jumlah %

  Sangat Tidak Baik 0,00 - 1,00

  Kurang Baik 1,01 - 2,00

  95.65 Cukup 2,01 - 3,00

  44

  4.35 Baik 3,01 - 4,00

  2

  Sangat Baik 4,01 - 5,00

  6. Hasil respon angket mahasiswa dari kelas eksperimen didapat hasil bahwa hasil belajar setelah pembelajaran dikatakan efektif, karena jumlah persentase penilaian sangat baik dan baik sebesar 100%. Artinya, bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dengan e-learning berbasis blog pada mata kuliah biomedik dapat diterima dan dipahami oleh mahasiswa. Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :

  1. Berdasarkan hasil penelitian ini hendaknya semua dosen pengampu mata kuliah dapat menerapkan metode kooperatif ini sebagai variasi dalam metode pembelajaran.

  2. Hasil penelitian ini hendaknya ditindaklanjuti dengan penelitian lanjutan pada mata kuliah lain mengingat penelitian ini positif dan merupakan penelitian tahap awal, sehingga perlu kelanjutan penelitian untuk pelaksanaan dan pendesminasian dari hasil penelitian awal ini.

DAFTAR PUSTAKA

  Aaron Patric Campbell. 2003. The Experience of Computer Supported

  Cooperative Learning Using Weblogs in the University Classroom: a

  . Dissertation submitted in partial requirement

  phenomenological case study for the MEd in e-learning at the University of Sheffield.

  Ali Rif’an, Gufron H., Erik P. 2009. Mengungkap Gizi-gizi Sehat Internet.

  Garailmu. Yogyakarta Cisco. 2001. E-learning : Combines Communication, Education, Information, and

  Available : [Online] Training. public/10/wwtraining/e-leraning

  E. Mulyasa. 2005. Implementasi Kurikulum. PT Remaja Rosdakarya. Bandung Ibrahim, M. et, all. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Universitas Negeri Surabaya.

  Surabaya Isjoni, 2011. Cooperative Learning Pembelajaran Kelompok. Alfabeta. Bandung Lie, A. 2002. Cooperative Learning. Grasindo. Bandung Miftachul Anas. 2012. Eksperimentasi Model Pembelajaran Think Pair Share

  Modifikasi Penemuan Terbimbing Berbantuan Microsoft Power Point pada Pembelajaran Matematika Ditinjau dari Kedisiplinan Belajar . Tesis.

  Program Pascasarjana Pendidikan Matematika. Unversitas Sebelas Maret. 2012

  Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK

  Malang : UM Press

  Nurhadi, Senduk, Agus Gerrad. 2009. Pembelajaran Kontekstual. Surabaya: JP Books

  Paul Andrew Johnson. 2011. Actively Pursuing Knowledge In The College

  Classroom . Bowling Green State University. USA. Journal of College

  Teaching & Learning

  • – June 2011. Volume 8, Number 6 Rusman. 2013. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

  Guru . Rajawali Pers. Jakarta

  Samodra, Didik Wira, dkk. 2009. Multimedia Pembelajaran Reproduksi Pada

  Manusia . Jurnal Teknologi Informasi, Volume 5 Nomor 2, Oktober 2009,

  ISSN 1414-9999 Sa’dijah, Cholis. 2006. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share TPS . Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang.

  Susilo, Herawati. 2005. Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share. Pelatihan PBMP (Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan) Pada Pembelajaran Dengan Tema Pemberdayaan Kemampuan Berpikir Selama Pembelajaran Sebagai Langkah Strategis Implementasi Kurikulum 2004 Bagi Para Guru dan Mahasiswa Sains Biologi Dalam RUKK VA. Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang.

  Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. PT Remaja Rosdakarya.Bandung Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif berorientasi Konstruktivistik.

  Prestasi Pusaka. Jakarta. Umiarso & Iman Gojali. 2011. Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan. IRCiSoD. Yogyakarta.