PELATIHAN MEMBANGUN NILAI, KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN PADA PENGRAJIN LIMBAH KAYU “WARNA JATI MULYA”

  

PELATIHAN MEMBANGUN NILAI, KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN

PADA PENGRAJIN LIMBAH KAYU

“WARNA JATI MULYA”

  AGUS SUPRIYANTO

  

Dosen STIE Atma Bhakti Surakarta

ABSTRAKSI

  Tujuan dari program pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan UKM “Warna Jati Mulya” tentang arti pentingnya membangun nilai, kepuasan dan loyalitas pelanggan karena semakin ketatnya persaingan diantara pelaku usaha sejenis. Masih minimnya pengetahuan pelaku UKM untuk memaksimalkan nilai dari produk yang dihasilkan dan bertindak berdasarkan apa yang diinginkan oleh pelanggan. Hasil dari pelaksanaan program pengabdian ini adalah UKM mengetahui arti pentingnya membangun hubungan baik dan menjaga komunikasi yang intensif dengan pelanggan supaya produk yang dihasilkan sesuai dengan keinginan pelanggan. Penting untuk memperhatikan nilai bagi pelanggan karena bisa mempengaruhi kepuasan dan tingkah laku bagi pelanggan untuk membeli ulang produk yang ditawarkan.

  Kata Kunci : Membangun Nilai, Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan.

  PENDAHULUAN

  Sektor informal pada umumnya ditandai oleh beberapa karakteristik seperti sangat bervariasinya bidang kegiatan produksi barang dan jasa, berskala kecil, unit-unit produksinya dimiliki secara perorangan atau keluarga, banyak menggunakan tenaga kerja (padat karya), dan teknologi yang dipakai relatif sederhana. Para pekerja yang menciptakan sendiri lapangan kerjanya di sektor usaha kecil yang biasanya mereka tidak memiliki pendidikan formal. Pada umumnya mereka tidak mempunyai ketrampilan khusus dan sangat kekurangan modal kerja. Oleh sebab itu, produktivitasnya dan pendapatan mereka cenderung lebih rendah daripada kegiatan-kegiatan bisnis lainnya. Selain itu, mereka yang berada di sektor tersebut juga tidak memiliki jaminan keselamatan kerja dan fasilitas-fasilitas kesejahteraan seperti yang dinikmati rekan-rekan mereka di sektor lain.

  Daerah pedesaaan banyak dijumpai berkembangnya usaha kecil sampai pada tingkat industri juga ditemukan, hal tersebut sebagai akibat tidak mampunya pemerintah mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan. Beberapa kegiatan industri kecil bahkan masuk dalam sektor informal. Namun keberadaan mereka belum mendapat perhatian serius dari pemerintah. Pada umumnya pemerintah daerah sebagai pengelola kota masih banyak memikirkan sektor formal yang lebih mudah dikontrol. Padahal sektor industri kecil dan menengah memiliki kontribusi yang nyata bagi pengatasan masalah pengangguran dan masalah perekonomian kawasan pedesaan. Ketidakseimbangan struktural dan ekonomi antara daerah pedesan dan perkotaan, dimana lokasi perkotaan terus diberi insentif untuk mengembangkan kegiatan ekonominya, sementara lokasi pedesaan justru makin lama makin dijauhkan dari kemungkinan-kemungkinan untuk mengakselerasi tingkat kemajuannya.

  Seiring semakin kompleknya permintaan pasar akan kebutuhan kerajinan dari yang bisa dihasilkan dari limbah kayu, maka hal tersebut dimanfaatkan oleh pengrajin kayu di kelurahan keyongan, Nogosari, kabupaten Boyolali untuk membuat usaha produktif yang tujuannya untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut. Jenis usaha ini bisa menjadi produk unggulan kelurahan Keyongan karena bisa menyerap banyak lapangan pekerjaan. Usaha sangat berpotensi untuk meningkatkan perekonomian rakyat karena dengan mengolah limbah kayu harapannya bisa menekan biaya material yang digunakan sehingga biaya produksi bisa ditekan seminimal mungkin.

  Ada beberapa kendala yang dihadapi pada usaha pengrajin limbah kayu dalam pengembangan usahanya. Hal inilah yang menjadi pertimbangan tim pengabdian untuk melakukan sosialisasi terkait pemasaran produk. Permasalahan yang paling mendasar dihadapi oleh pelaku UMKM ini meliputi, sumber daya manusia yang kurang memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam pengembangan usahanya, kurangnya sarana dan prasarana, serta yang paling krusial yaitu kurangnya akses pemasaran produk karena minimnya pengetahuan akan pentingnya membangun nilai, kepuasan dan loyalitas pelaanggan. Karena permasalahan tersebut, maka perlu adanya perhatian yang lebih dari pemerintah daerah kabupaten Boyolali agar dapat tumbuh dan berkembang dengan lebih baik. Keberadaan usaha kecil seperti ini perlu dikembangkan karena pengembangan ini akan berpengaruh penting terhadap peningkatan perekonomian masyarakat untuk mencapai kesejahteraan.

  TUJUAN DAN MANFAAT Tujuan Pengabdian

  Pengabdian ini bertujuan untuk membantu pengrajin kayu untuk memahami arti pentingnya nilai dan kepuasan pelanggan sampai dengan proses pemasaran dan pendistribusian produk mereka kepada pelanggan. Selain itu pengabdian ini juga bertujuan untuk memberikan pengertian kepada pengrajin limbah kayu akan pentingnya menjaga loyalitas pelanggan untuk menjaga keberlangsungan usaha yang mereka jalankan, sehingga harapannya dapat memberikan hasil yang optimal.

  Manfaat

  Manfaat dari program pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan bisa memberikan manfaat bagi pengrajin limbah kayu untuk meningkatkan pengetahuan akan arti pentingnya nilai dan kepuasan pelanggan, bisa meningkatkan pemahaman nilai dan kepuasan pelanggan serta bagaimana membagun nilai, kepuasan, dan loyalitas pelanggan. Manfaat yang tidak kalah penting dari program pengabdian ini adalah pelanggan dari pengrajin kayu bisa puas dan loyal membeli produk yang telah dihasilkan sehingga keuntungan mereka bisa lebih optimal. Pengabdian ini juga bermanfaat untuk meningkatkan hubungan yang erat antara petani dengan kehidupan civitas akademik.

KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

  Nilai bagi pelanggan adalah selisih antara Nilai pelanggan total dan biaya pelanggan total. Nilai pelanggan total adalah sekumpulan manfaat yang di harapkan oleh pelanggan dari produk atau jasa tertentu. Biaya pelanggan total adalah sekumpulan biaya yang diharapkan oleh konsumen yang di keluarkan untuk mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan dan membuang produk atau jasa. Sedangkan kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi terhadap kinerja atau hasil dari sesuatu produk yang di harap-harapkan. Jika kinerja berada di bawah harapan maka pelanggan tidak puas dan jika memenuhi harapan maka pelanggan akan puas dan jikan kinerja melebihi harapan maka pelanggan akan amat sangat puas dan kembali lagi untuk membeli produk yang di hasilkan oleh perusahaan tersebut.

  Menyampaikan nilai bagi pelanggan dan kepuasan pelanggan

  Urutan penciptaan dan penghantaran nilai dapat dibagi menjadi tiga fase yaitu memilih nilai, mempresentasikan pemasaran yang di lakukan sebelum produk di buat. Fase kedua adalah menyediakan nilai, pemasaran harus menentukan fitur produk tertentu, harga dan distribusi. Tugas dalam fase ketiga adalah mengomunikasikan nilai dengan mendayahgunakan penjualan, promosi dan penjualan, iklan, dan sasaran komunikasi lain untuk mengumumkan dan mempromosikan produk.

  Dalam mencari keunggulan pesaing, perusahaan perlu melihat dibalik rantai nilai dan kedalam rantai nilai dari pemasok dan distribusor, serta akhirnya, pelanggannya. Dewasa ini semakin banyak perusahaan “bermitra” dengan anggota lain dari rantai pasokan untuk memperbaiki kinerja sistem penyerahan nilai bagi pelanggan (customer value deliveri chain) misalnya, campbell soup mengoprasikan progam pemasok bermutu yang menetapkan standar tinggi bagi pemasok dan hanya memilih beberapa yang bersedia memenuhi persyaratan tinggi untuk mutu, penyerahan barang tepat waktu, dan perbaikan terus menerus. Camphebell kemudian menugaskan ahlinya sendiri untuk bekerja dengan pemasok untuk secara tetap memperbaiki kinerja gabungan.

  Rantai nilai adalah alat untuk mengidentifikasi cara menciptakan lebih banyak nilai pelanggan. Menurut model ini, setiap merupakan sintesis dari kegiatan yang di laksanakan untuk merancang, memproduksi, memasarkan, menghantarkan dan mendukung produknya. Michael Porter mengusulkan rantai nilai (value chain) sebagai alat utama untuk mengidentifikasi cara menciptakan nilai bagi pelanggan yang lebih tinggi. Setiap perusahaan terdiri dari kumpulan aktivitas yang dilaksanakan untuk merancang, memproduksi, memasarkan, menyerahkan, dan mendukung perusahaan. Rantai nilai memecahkan perusahaan menjadi sembilan aktivitas menciptakan nilai dalam usaha untuk memahami tingkah laku biaya dalam bisnis spesifik dan sumber potensial untuk membedakan diri dari pesaing. Kesembilan aktifitas menciptakan nilai termasuk lima aktifitas utama dan empat aktifitas pendukung.

  Mendefinisikan nilai bagi pelanggan dan kepuasan pelanggan

  Peter Drucker telah mengamati secara jelas, bahwa tugas utama perusahaan adalah “menciptakan pelanggan” akan tetapi, menciptakan pelanggan mungkin tugas yang sulit. Pelanggan dewasa ini menghadapi jajaran produk dan merek, harga, dan amat banyak pemasok sebagai pilihan. Perusahaan harus menjawab pertanyaan kunci: bagaimana pelanggan memilih? Jawabanya adalah bahwa pelanggan memilih tawaran pemasaran yang memberikan nilai penting banyak kepada mereka. Pelanggan memaksimalkan nilai, dalam batas-batas biaya yang dicari serta pengetahuan, mobilitas, dan pendapatan terbatas. Mereka membentuk harapan nilai dan bertindak berdasarkan itu. Kemudian mereka membandingkan nilai sebenarnya yang mereka terima ketika mengkomsumsi produk dengan nilai yang diharapkan, dan hal ini mempengaruhi kepuasan dan tingkah laku membeli ulang. Ketika akan meneliti konsep nilai bagi pelanggan dan kepuasan pelanggan secara lebih cermat.

  Nilai bagi pelanggan

  Konsumen membeli dari perusahaan yang mereka percaya menawarkan nilai bagi pelanggan (customer delivered

  value ) tertinggi-perbedaan antara nilai bagi

  pelanggan dan biaya total pelanggan misalkan andaikan ada dua perusahaan kontruksi besar yang ingin membeli buldoser untul dipakai dalam kontruksi permukiman. Dalam mencari keunggulan pesaing, perusahaan perlu melihat dibalik rantai nilai dan kedalam rantai nilai dari pemasok dan distributor, serta akhirnya, pelanggannya. Dewasa ini semakin banyak perusahaan “bermitra” dengan anggota lain dari rantai pasokan untuk memperbaiki kinerja sistem penyerahan nilai bagi pelanggan (customer value deliveri chain) misalnya, campbell soup mengoprasikan progam pemasok bermutu yang menetapkan standar tinggi bagi pemasok dan hanya memilih beberapa yang bersedia memenuhi persyaratan tinggi untuk mutu, penyerahan barang tepat waktu, dan perbaikan terus menerus. Camphebell kemudian menugaskan ahlinya sendiri untuk bekerja dengan pemasok untuk secara tetap memperbaiki kinerja gabungan .

  Mempertahankan Pelanggan

  Lebih jauh dari menjalin hubungan lebih erat dengan mitranya dalam rantai pasokan, perusahaan dewasa ini harus berusaha mengembangkan ikatan lebih kuat dan loyalitas dengan pelanggan akhirnya. Pelanggan sering tidak mempunyai alternatif pemasok , atau pemasok lainnya yang sama buruknya dalam mutu dan pelayanan, pasar tumbuh demikian cepat sehingga perusahaan tidak perlu memikirkan untuk memuaskan pelanggan sepenuhnya. Dengan keadaan tersebut perusahaan lebih baik mempertahankan pelangan yang ada daripada mencari pelanngan baru karena kita kehilangan pelanggan karena kualitas dan pelayanan kita kurang memuaskan.

  • – flyer),

  Biaya Kehilangan Pelanggan

  Perusahaan harus mencermati tingkat pelanggan yang lari dan mengambil langkah-langkah untuk menguranginya. Perusahaan harus menetapkan dan mengukur tingkat pelanggan yang masih bertahan. Kemudian perusahaan harus meneliti penyebab larinya pelanggan dan menetapkan mana yg dapat kurangi atau hilangkan.perusahan harus membuat distribusi frekuensi yg menunjukkan persentase pelanggan yg lari karena alasan berbeda.banyak yang dapat dilakukan untuk pelanggan yg lari karena produk jelek ,pelayanan jelek atau harga yg terlalu tinggi, namun tidak pada pelanggan yg usahanya bangkrut atau pindah.

  Kunci Pemasaran Yang Akrab Dengan Pelanggan

  Pemasaran yang akrab dengan pelanggan (relationship marketing ) meliputi hal menciptakan, mempertahankan dan mendorong hubungan erat dengan pelanggan dan pihak berkepentingan lain. pemasaran yang membangun hubungan lebih berorientasi jangka panjang.sasaranya adalah memberikan jangka panjang kepada pelanggan,dan ukuran monutut semua bagian dalam perusahaan berkerja sama dengan pemasaran sebagai tim untuk melayani pelanggan,yang mencakup hubungan di berbagai tingkat antara lain ekonomi,sosial,teknik,hukum yang menghasilkan loyalitas pelanggan tinggi.

  Manfaat Keuangan

  Pendekatan membangun nilai bagi pelanggan terutama mengandalkan penambahan manfaat keuangan bagi hubungan dengan pelanggan. Misalnya, perusahaan penerbangan menawarkan program sering terbang ( frequent

  hotel memberikan kamar dengan standar lebih tinggi kepada tamu yang sering menginap, toko swalayan memberikan potongan harga.

  Manfaat Sosial

  Mempengaruhi pemilihan produk oleh pelanggan, program seperti ini dan insentif keuangan lainnya dapat dengan mudah ditiru oleh pesaing dan mungkin gagal membedakan secara permanen apa yang ditawarkan perusahaan. Disini karyawan perusahaan meningkatkan ikatan sosial mereka dengan pelanggan dengan jalan meneliti kebutuhan dan keingina individual pelanggan kemudian menyesuaikan produk dan jasa dengan kebutuhan dan keinginan itu.

  Pelanggan yang Mendatangkan Laba Pemasaran adalah seni menarik dan mempertahankan pelanggan yang mendatangkan laba. Akan tetapi perusahaan sering menyadari bahwa 20 sampai 40 persen pelanggan tidak mendatangkan laba. Lebih lanjut, banyak perusahaan melaporkan bahwa pelanggan yang paling banyak mendatangkan laba bukan yang terbesar, melainkan pelanggan berukuran sedang. Pelanggan terbesar menuntut pelayanan lebih banyak dan menerima diskon lebih besar, oleh karena itu mengurangi tingkat laba perusahaan. Pelanggan kecil membayar harga tanpa potongan dan menerima pelayanan kurang tetapi biaya transaksi dengan pelanggan kecil mengurangi laba. Pada umumnya, pelanggan berukuran sedang yang membayar dengan potongan kecil dan menerima pelayanan baik paling banyak mendatangkan laba. Ini bisa menjelaskan mengapa banyak perusahaan besar yang dulu hanya mencari pelanggan besar sekarang menambah pasar kelas menengah.

  Pelanggan yang mendatangkan laba adalah orang, rumah tangga, atau perusahaan yang pembeliannya dalam kurun waktu tertentu melebihi, dalam jumlah yang dapat diterima, biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menarik, menjual, dan melayani pelanggan itu.

  Membangun nilai, kepuasan dan loyalitas pelanggan

  Menciptakan pelanggan yang loyal adalah inti dari setiap bisnis. Satu-satunya nilai yang dapat diciptakan perusahaan adalah nilai yang berasal dari pelanggan dan iti merupakan nilai yang di miliki di masa sekarang dan masa depan. Suatu bisnis disebut sukses jika berhasil mendapatkan, mempertahankan, dan menumbuhkan pelanggan. Pelanggan merupakan satu-satunya alasan perusahaaan membangun pabrik, menperkerjakan karyawan, menjadwalkan rapat dan lain sebagainya.

  Nilai yang dipersepsikan pelanggan

  Nilai yang dipersepsikan pelanggan (CPV-customer perceived value) adalah selisih antara penilaian pelanggan prospektif atas semuan manfaat dan biaya dari suatu penawaran terhadap alternatifnya. Total manfaat pelanggan (total customer benefit) adalah nilai moneter kumpulan manfaat ekonomi , fungsional, dan psikologis yang diharapkan pelanggan dari suatu penawaran pasar yang disebabkan oleh produk , jasa, personel, dan citra yang terlibat. Total biaya pelanggan (total

  customer cost ) adalah kumpulan biaya

  yang dipersepsikan yang diharapkan pelanggan untuk dikeluarkan dalam mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan, dan menyingkirkan suatu penawaran pasar, termasuk biaya moneter, waktu, energy, dan psikologis.

KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

  Setelah melakukan berbagai wawancara terhadap para distributor produk dan pengguna produk, maka dapat disimpulkan kurang konsisten konsistennya pengrajin limbah kayu dalam menghasilkan produk mulai dari segi kualitas sampai secara kuantitasnya, maka hal tersebut secara tidak langgsung berpengaruh pada tingkat kepuasan pelanggan yang menggunakan produknya. Untuk itu berdasarkan pengamatan dan wawancara maka tim pengabdian menyimpulkan untuk memberikan penyuluhan terhadap pengrajin limbah kayu untuk mulai membangun nilai, kepuasan dan loyalitas pelanggan. Karena apabila pelanggan mendapatkan nilai manfaat dari suatu produk dan mereka puas atas produk yang telah mereka gunakan akan ada semacam keinginan untuk membeli secara berulang di masa yang akan datang.

METODE PELAKSANAAN

  Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan materi dan pengetahuan akan pentingnya membangun nilai, kepuasan dan loyalitas pelanggan. Pengrajin juga diajarkan bagaimana menganalisis nilai pelanggan untuk mengungkapkan kekuatan dan kelemahan relatif terhadap kekuatan dan kelemahan berbagai pesaingnya. Langkah-langkah dalam analisis diantaranya: mengidentifikasi atribut dan manfaat utama yang dinilai pelanggan , pelanggan ditanyai apa tingkat atribut , manfaat dan kinerja yang mereka cari dalam memilih produk dan penyedia layanan. Menilai arti penting kuantitatif dari atribut dan manfaat yang berbeda pelanggan diminta memeringkat arti penting berbagai atribut dan manfaat.

  Pentingnya menilai kinerja usaha dan pesaing berdasarkan nilai pelanggan yang berbeda dan membandingkannya dengan peringkat arti pentingnya, pelanggan menggambarkan di tingkat mana mereka melihat kinerja usaha dan pesaing setiap atribut dan manfaat. Mempelajari bagaimana pelanggan dalam segmen tertentu menentukan peringkat kinerja usaha terhadap pesaing utama tertentu berdasarkan suatu atribut atau manfaat. Mengamati nilai pelanggan sepanjang waktu , secara berkala. Perusahaan harus mengulangi studi nilai pelanggan dan posisi pesaing ketika terjadi perubahan dalam hal ekonomi, teknologi, dan fitur.

  Pengrajin akan lebih baik jika bertindak bijaksana dengan mengukur kepuasan dan loyalitas pelanggan secara teratur, karena salah satu kunci untuk mempertahankan pelanggan adalah kepuasan dan loyalitas pelanggan. Pelanggan yang puas dan loyal biasanya tetap setia untuk waktu yang lebih lama membeli lagi ketika perusahaan memperkenalkan produk baru dan memperbaharui produk lama. Membicarakan hal-hal baik tentang perusahaan dan produknya kepada orang lain .tidak terlalu memperhatikan merek pesaing dan tidak terlalu sensitif terhadap harga, menawarkan ide produk atau jasa kepada perusahaan dan biaya pelayanannya lebih murah dibandingkan pelanggan baru karena transaksi menjadi hal rutin. Selain pemberian materi pengetahuan tim pengabdian juga memberikan contoh kasus terkini yang sedang dialami oleh perusahaan dalam skala besar untuk mempermudah proses pemahaman pengrajin. Dengan memberikan contoh kasus diharapkan bisa memberikan contoh tindakan yang sebaiknya dilakukan oleh pengrajin dalam menjalankan bisnisnya di waktu yang akan datang, sehingga sasaran akhir dari kegiatan ini akan dapat meningkatkan hasil penjualan sehingga akhirnya dapat meningkatkan tingkat pendapatan pengrajin limbah kayu.

  Khalayak Sasaran

  Kegiatan ini ditujukan khususnya untuk para pengrajin limbah kayu Warna Jati Mulya khususnya dan dari khalayak sasaran yang strategis tersebut diharapkan bisa menjadi acuan bagi pengrajin yang memiliki kemauan dan kesadaran yang tinggi untuk memahami dan mengerti pengetahuan akan sesuatu yang baru.

  Metode Kegiatan

  Rangkaian kegiatan dilakukan selama satu (1) bulan yang dilakukan mulai dari pengamatan dan wawancara terhadap para distributor dan pengguna produk sampai pembinaan secara berkelanjutan. Untuk kegiatan penyuluhan dilakukan di workshop pengolahan limbah kayu

  “Warna Jati Mulya” di Desa Mojosari RT.03/ RW.03, Keyongan, Nogosari Kabupaten Boyolali. Untuk kegiatan penyuluhan dilakukan meliputi:

  1. Pengumpulan data dilakukan untuk mendata berapa masyarakat sasaran yang tertarik untuk ikut kegiatan.

  2. Metode Ceramah, yaitu metode yang digunakan untuk memaparkan materi yang telah disusun oleh tim pengabdian.

  3. Metode Tanya Jawab, yaitu metode yang digunakan untuk merespon sejauh mana tingkat pemahaman peserta penyuluhan tentang bahan/materi yang telah disampaikan oleh tim pengabdian.

  4. Metode Diskusi, yaitu metode yang digunakan untuk memecahkan setiap permasalahan yang dikemukakan peserta.

  5. Pembinaan lanjutan dilakukan bagi pengrajin limbah kayu dan bagaimana mengaplikasikan strategi yang telah diberikan.

  Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini didahului dengan survey pendahuluan. Hasil survey pendahuluan dan wawancara dengan pengrajin limbah kayu, beberapa toko material dan pengguna produk yang dihasilkan dari limbah kayu tersebut. Kegiatan ini mendapatkan tanggapan yang cukup baik dari seluruh pihak terkait. Kegiatan penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah dan tanya jawab secara interaktif. Metode ceramah dilakukan untuk menyampaikan berbagai informasi umum mengenai pemberian pemahaman akan pentingnya menjaga nilai, kepuasan dan loyalitas pelanggan. Pada kesempatan ini disampaikan bahwa upaya pemanfaatan dengan baik usaha tersebut karena pengrajin pada

  “Warna Jati Mulya” bisa mengusahakan komoditi yang lebih bernilai ekonomis tinggi, dengan cara memanfaatkan limbah kayu yang sudah tidak terpakai yang apabila pengelolaanya dilakukan secara optimal akan berdampak pada keuntungan yang akan diperoleh. Hal-hal yang menjadi faktor pendorong dalam kegiatan ini adalah:

  1. Menariknya pengadaan penyuluhan pembangunan nilai, kepuasan dan loyalitas pelanggan.

  2. Keingintahuan yang cukup besar dari para peserta khususnya pengrajin limbah kayu terhadap materi penyuluhan yang diberikan.

  3. Menariknya komoditas produk yang dihasilkan karena memiliki nilai ekonomis tinggi dengan pemanfaatan material dari limbah. Sedangkan yang menjadi faktor penghambat dalam kegiatan ini adalah:

  1. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran pengrajin limbah kayu akan pentingnya membangun nilai, kepuasan dan loyalitas pelanggan.

  2. Kurangnya input yang berupa modal dan peralatan yang terbatas sehingga pengrajin hanya memanfaatkan peralatan seadanya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  3. Masih rendahnya pendapatan pengrajin kayu di desa Keyongan, Nogosari kabupaten Boyolali.

  4. Pemasaran produk masih kalah bersaing dengan pengrajin lainnya yang memang profesional menggeluti bidang tersebut dalam skala industri.

  KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  Nilai bagi pelanggan adalah selisih antara nilai pelanggan total dan biaya pelanggan total. Nilai pelanggan total adalah sekumpulan manfaat yang di harapkan oleh pelanggan dari produk atau jasa tertentu. Biaya pelanggan total adalah sekumpulan biaya yang diharapkan oleh konsumen yang di keluarkan untuk mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan dan membuang produk atau jasa. Pelanggan memilih tawaran pemasaran yang memberikan nilai penting banyak kepada mereka. Pelanggan memaksimalkan nilai, dalam batas-batas biaya yang dicari serta pengetahuan, mobilitas, dan pendapatan terbatas. Mereka membentuk harapan nilai dan bertindak berdasarkan itu. Kemudian mereka membandingkan nilai sebenarnya yang mereka terima ketika mengkomsumsi produk dengan nilai yang diharapkan, dan hal ini mempengaruhi kepuasan dan tingkah laku membeli ulang. Ketika akan meneliti konsep nilai bagi pelanggan dan kepuasan pelanggan secara lebih cermat.

  Saran

  Dari hasil kegiatan ini disarankan agar penyuluhan dilakukan dengan lebih intensif agar bisa lebih banyak memberikan informasi terbaru mengenai strategi pemasaran produk limbah kayu. Perlu adanya tindak lanjut dari seluruh pengrajin kayu di Desa Keyongan untuk terus berupaya menggalakkan menjaga nilai, kepuasan dan loyalitas pelanggan dalam upaya meningkatkan pendapatan dari usaha tersebut.

  DAFTAR PUSTAKA Clow, K.E. and Baack, D. 2007.

  Integrated Adevertising, Promotion, and Marketing Communications

  , Pearson Education Internasional, New Jersey.

  Dharmmesta, B.S.; & H. Handoko.

  1982. Manajemen Pemasaran: Analisis Perilaku Konsumen . Yogyakarta: PBFE Kotler 2003. Marketing Management,

  Eleventh Edition, Prentice Hall, New Jersey

  Kotler, P. et. all. 2003. Rethinking

  Marketing (Meninjau Ulang

  Pemasaran), Sustainable Marketing Enterprise di Asia, MarkPlus &co Jakarta.

  Sorce, P. 2002. Relationship Mareketing

  Strategy , A research Monograph of

  Printing Industry akan tetapi RIT, An Alfred P. Sloan Foundation, New York.