Diharapkan tersedianya sarana dan prasarana yang lebih lengkap dalam menunjang pemberianinformasiyang lebih baik dan lengkap tentang anemia, meningkatkan penyuluhan tentang pentingnya mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe) selama hamil, serta efek samping

  

Hubungan Tingkat Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (Fe)dengan Kejadian

Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Negara Kecamatan Daha Utara Kabupaten Hulu Sungai Selatan

AHCMAD SYAHBHANA, S.Farm., Apt

AKADEMI KEBIDANAN BUNGA KALIMANTAN BANJARMASIN

  

ABSTRAK

  Berdasarkan, Hasil Studi Pendahuluan di Puskesmas Negara Kecamatan Daha Utara Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2014, cakupan hasil kejadian anemia karena ketidak patuhan dalam mengkonsusmsi tablet tambah darah (Fe)yaitu sebanyak 10 orang (37%).

  Untuk mengetahuiada hubungan Tingkat Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Tambah (Fe) Darah dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Negara Kecamatan Daha Utara Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2013.

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat Survei analitik dan menggunakan rancangan Cross sectional, Tehnik pengambilan sampel dengan cara Accidental sampling, dengan jenis

  

Sampling Jenuh yaitu semua ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Negara pada bulan Oktober 2013

  berjumlah 40 orang. Variabel penelitian Tingkat Kepatuhan, dan kejadian anemia dalam mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe).

  Ada hubungan yang signifikan antara tingkat kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe) dengan kejadian anemia pada ibu hamil, menggunakan uji chi square, di dapatkan nilai p sebesar 0,025 < di bandingkan dengan nilai α 0,05 HO di tolak.

  Diharapkan tersedianya sarana dan prasarana yang lebih lengkap dalam menunjang pemberianinformasiyang lebih baik dan lengkap tentang anemia, meningkatkan penyuluhan tentang pentingnya mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe) selama hamil, serta efek samping dari tablet tambah darah (Fe) untuk mencegah anemia.

  Kata Kunci :Anemia, Tingkat kepatuhan. LATAR BELAKANG

  Tinggi rendahnya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) disuatu Kayu Tangi dapat dilihat dari kemampuan untuk memberikan pelayanan obstetrik yang bermutu dan menyeluruh. Masalah-masalah kesehatan yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini adalah masih tingginya angka kematian ibu dan bayi, penyakit infeksi, penyakit degeneratife dan masalah gizi.Menurut data World Health Organisation (WHO), sebanyak 99 persen kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di Kayu Tangi-Kayu Tangi berkembang (WHO, 2007). WHO memperkirakan jumlah kematian ibu mencapai 500 orang pada tahun 2008 dan tahun 2009 sejumlah 440 orang ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan dan nifas (Fajar, 2010) .

  WHO menyatakan bahwa anemia merupakan penyebab penting dari kematian ibu saat hamil ataupun melahirkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase kematian ibu saat melahirkan akibat anemia adalah 70% dan sekitar 19,7% akibat hal lain. Anemia pada kehamilan juga berhubungan dengan meningkatnya angka kesakitan ibu saat melahirkan(Fridalni, 2010 ). Sedangkan prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia adalah 70%, atau 7 dari 10 wanita hamil menderita anemia (Karin J, 2010).

  Di Indonesia, prevalensi anemia ibu hamil mencapai 70%. Artinya, dari 10 wanita hamil, 7 di antaranya terkena anemia.Biasanya, ibu hamil baru terserang anemia ketika kehamilan menginjak trimester kedua karena pada trimester pertama peningkatan volume darah belum terlalu signifikan sehingga gejala anemia kurang begitu dirasakan. Keluhan yang terjadi pada anemia ibu hamil terjadi ketika menginjak trimester dua dan tiga, volume darah meningkat drastis.Bahkan mencapai 35%.Sementara pada saat melahirkan, tambahan zat besi yang diperlukan berkisar antara 300-350 mg akibat kehilangan darah.Pada kondisi setelah melahirkan, wanita memerlukan 40 mg/hari atau dua kali lipat yang dibutuhkan pada kondisi tidak hamil (Takiya, 2014).

  Anemia merupakan penyebab utama kematian ibu hamil dan janin saat melahirkan, karena pendarahan. Angka kematian ibu hamil di Indonesia merupakan yang tertinggi di ASEAN, yakni sekitar 307 dari 100 ribu kelahiran. Kayu Tangi-Kayu Tangi ASEAN lain, misalnya Malaysia, hanya 40-50 dari sekitar 100 ribu kelahiran. Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, angka kematian neonatal di Indonesia sebesar 19 kematian/1000 kelahiran hidup, angka kematian bayi sebesar

  34 kematian/1000 kelahiran

  292 275 105 379

  Pada uraian di atas, maka penulis ingin melakukan suatu penelitian tentang Hubungan Tingkat Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (Fe) dengan kejadian anemia pada ibu hamil diPuskesmas Kayu TangiBanjarmasin Tahun 2014

  Adapun laporan Moch. Adib, SKM, M.Kes selaku panitia penyelenggara yakni sampai bulan Agustus 2010 jumlah kematian Ibu di HSS mencapai 7 orang. Angka kematian tersebut jauh dari target MDGs yang di angkakan pada tahun 2015 nanti jumlah kematian Ibu tidak boleh dari 4 orang. Kematian juga banyak terjadi pada Bayi yang baru lahir yakni mencapai 40 orang (Dinkes HSS, 2014).

  Untuk mengatasi masalah anemia kekurangan zat besi pada ibu hamil pemerintah Depkes RI sejak tahun 1970 telah melaksanakan suatu program pemberian tablet zat besi pada ibu hamil di Puskesmas, posyandu, pustu, maupun poskesdes denganmendistribusikan tablet tambah darah sebanyak 90 tablet selama kehamilan. Namun, frekuensi anemia dalam kehamilan masih cukup tinggi, berkisar antara 10 % dan 20 %. Karena defisiensi makanan memegang peranan yang sangat penting dalam timbulnya anemia maka dapat dipahami bahwa frekuensi itu lebih tinggi lagi di negeri-negeri yang sedang berkembang dibandingkan dengan negeri-negeri yang sudah maju. Wanita hamil dengan Hemoglobin (Hb) 12 gr/ 100 ml atau lebih sebanyak 23,6%; Hb rata-rata 12,3g/ml dalam trimester I, 11,3g/100ml dalam trimester III. Wanita yang rawan kekurangan zat besi selain wanita remaja adalah ibu hamil karena terjadi penambahan volume plasma darah yang tidak sebanding dengan penambahan massa sel darah merah, sehingga terjadi pengenceran darah. Penambahan volume plasma darah pada ibu hamil dapat mencapai 30 - 50 %, Sedangkan peningkatan massa sel darah merah hanya 18 - 25 % saja. Akibatnya, terjadi penurunan kadar hemoglobin dalam darah yang mengakibatkan terjadinya anemia pada kehamilan. Penambahan volume plasma darah tersebut mulai timbul sejak usia kehamilan memasuki usia 8 minggu dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan antara 32 - 36 minggu (Prawirohardjo, 2011).

Tabel 1.1 Data Rekapitulasi Kejadian Anemia di

  Puskesmas Kayu TangiBanjarmasin.

  No Tahun Kejadian Anemia Jumlah Anemia Tidak

  Anemia 1.

  2.

  3.

  2011 2012 2013(Jan- Agstus

  hidup Kematian Ibu (AKI) di Kota Palembang berdasarkan hasil analisis Provinsi Sumatera Selatan tahun 2008 sebesar 53 per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2009 terdapat 20 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan target tahun 2010 sebesar 31 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2008 Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Palembang terdapat 4 per 1000 kelahiran hidup, tahun 2009 sebesar 2 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan target tahun 2010 sebesar 1,7 per 1000 kelahiran hidup (Takiya, 2014).

  444 306 535 719 411

  Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Puskesmas Kayu TangiBanjarmasin pada tanggal 2-

  10 April tahun 2014 terdapat 27 orang ibu hamil yang tingkat kepatuhannya patuh mengalami anemia ada 6 orang (22,2%) dan tidak anemia ada 7 orang (25,9%),sedangkan ibu hamil yang tidak patuh sebagian besar mengalami anemia sebanyak 10 orang (37%) sedangkan yang tidak anemia sebanyak 4 orang (14,8%).

METODE PENELITIAN

  Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat Survei analitikdan menggunakan rancangan

  Cross sectional . Survei analitik yaitu survei atau

  penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Rancangancross sectionalialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor- faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach) (Notoatmodjo, 2010).

  Rancangan dalam penelitian ini digunakan untuk menghubungkan Tingkat Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet tambah darah (Fe) dengan kejadian anemia pada ibu hamildi Puskesmas Kayu TangiBanjarmasinTahun 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang berkunjung ke KIA Puskesmas Kayu TangiBanjarmasin mulai tanggal 1 Mei

  • – 2 JuniTahun 2014 sebanyak 124 ibu hamil. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang berkunjung ke KIA Puskesmas Kayu TangiBanjarmasin Daha pada tanggal 1 Mei – 2

  Juni Tahun 2014 sebanyak 40 orang. Variabel dalam penelitian ini adalah kejadian anemia pada ibu hamil (Variabel Bebas) dan Kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe) sebagai variable terikat. Berdasarkan kerangka konsep, peneliti membuat kerangka operasional dari masing-masing variabel yang diteliti yaitu kejadian anemia pada ibu hamil sebagai variabel terikat (dependent variabel) dan Kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe) sebagai variabel bebas (independent

  variabel).

1. Variabel

  2. Gambaran Khusus Responden

  Pekerjaan Responden

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden

  Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Kayu TangiBanjarmasin Tahun 2014

  PekerjaanFrekuensi Prosentase

  Ibu Rumah Tangga 3 280 % Wiraswasta 5 12,5 % PNS 3 7,5 % Jumlah 40 100 % Sumber : Data Primer Tahun 2014

  Berdasarkan tabel 4.4 dari 40 responden, sebagian besar 32 orang ( 80 % ) bekerja sebagai ibu rumah tangga.

  Kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe) dikumpulkan dengan cara wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner dan buku register untuk melihat hasil pemeriksaan kadar Hb dengan menggunakan Haemometer sahli.

Tabel 3.2 Definisi Operasional

  Pengolahan data untuk kepatuhan konsumsi tablet tambah darah (Fe) di golongkan menjadi patuh dan tidak patuh.

  a.

  Tingkat kepatuhan Ibu Hamil dalam mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe).

  Kepatuhan mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe) memegang peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi keadaan kehamilan terutama status anemia. Ibu hamil dengan tingkat kepatuhan yang cukup atau baik, lebih kecil resiko terkena anemia dan sebaliknya ibu hamil yang tidak patuh mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe) resiko terkena anemia akan lebih besar.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tingkat

  Kepatuhan Ibu Hamil

  b.

  Sumber : Data Primer Tahun 2014 Berdasarkan tabel 4.3 dari 40 responden, sebagian besar 23 orang ( 57,5 % ) berumur 20 – 30 tahun.

  Umur Frekuensi Prosentase < 20 tahun 5 12,5 % 20 -30 tahun 23 57,5 % 30< tahun 12 30 % Jumlah 40 100 %

  Kuesioner

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden

  Umur Responden

  HASIL Gambaran umum responden a.

  No Variabel Definisi Operasional AlatUkur Kategori Skala Data

  independe nt Kepatuha n ibu hamil mengkons umsi tablet tambah darah (Fe)

  Perilaku atau sikap penderita dalam mencapai tujuan terapi (mengkonsu msi tablet tambah darah (Fe ) terhadap anemia

  Berdasarkan Umur di Wilayah Kerja Puskesmas Kayu TangiBanjarmasin Tahun 2014

  Ordinal

2. Sikaptid

  ak patuh (negatif) : bila ≥ nilai rata-rata.

  1. Sikap patuh (positif) : bila <nilai rata-rata.

2. Variabel

  Suatu keadaan dari ibu hamil dengan kadar hemoglobin ≥ 11 gr % Suatu keadaan dari ibu hamil dengan kadar hemoglobin di bawah < 11 gr %  Register kunjungan ibu hamil tahun 2014  Pemeriksaan HB dengan Haemometer Sahli 1.

  Tidak anemia Hb ≥ 11gr%

  2. Anemia :Hb < 11gr% Ordinal

  Instrument yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner untuk mengetahui Tingkat Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (Fe) dengan Kejadian Anemia pada ibu Hamil di Puskesmas Kayu TangiBanjarmasi Tahun 2014, yang diberikan kepada responden berupa pertanyaan. Sedangkan untuk mengetahui kejadian anemia dalam kehamilan dari register kunjungan ibu hamil dan pemeriksaan kadar HB dengan menggunakan Haemometer Sahli. Penelitian ini dilakukan di KIA Puskesmas Kayu TangiBanjarmasin.Pengambilan data penelitian inidilaksanakan pada tanggal 1 Mei - 2 Juni Tahun 2014.

  dependent : Kejadian anemia pada ibu hamil.

  Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (Fe) di Wilayah Kerja Puskesmas Kayu TangiBanjarmasin Daha Utara Kab.HSS Tahun 2014.

  Tingkat Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (Fe) dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil.

  Masa ibu hamil adalah masa di mana seorang wanita memerlukan berbagai unsur gizi yang jauh lebih banyak dari pada yang di perlukan tidak hamil karena pada kehamilan terjadi peningkatan metabolisme energi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin,pertambahan besarnya organ kandungan ,perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu,sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang di perlukan pada saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.

  Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa ibu hamil yang patuh sebagian besar dengan tidak anemia yaitu sebanyak 12 orang (23,8%)sebaliknya pada ibu hamil yang tidak patuh mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe) sebagian besar anemia yaitu sebanyak 16 orang (76,2%)

  Total 21 100 19 100 40

  Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (Fe) dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Kayu Tangi tahun 2014. No Tingkat KepatuhanKejadian Anemia Total P Anemia tidak anemia n % n % 1. Patuh 5 23,8 12 63,1 17 0,025 2. Tidak Patuh 16 76,2 7 36,9 23

Tabel 4.7 Hubungan Tingkat Kepatuhan

  Analisa bivariat digunakan untuk melihat apakah ada hubungan yang bermakna antara variabel bebas yaitu kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe) dan variabel terikat yaitu kejadian anemia pada ibu hamil, yang dilakukan dengan uji Chi Square. Untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dapat dilihat pada tabel di bawah ini dengan menggunakan SP.SS dengan perangkat lunak komputer.

  Kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsusi tablet tambah darah (Fe) sering terjadi masalah,karena patuh sangat sulit untuk ditanamkan pada diri sendiri apalagi pada orang lain.

  Anemia pada penelitian ini di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kepatuhan responden yang tergolong rendah dalam mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe).Pada saat hamil kebutuhan akan zat besi mengalami peningkatan sehingga bila tingkat kepatuhan mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe) yang rendah maka resiko untuk mengalami anemia akan lebih besar. c.

  Tingkat Kepatuhan Frekuensi Prosentase Patuh 17 42,5 % Tidak Patuh 23 57,5 % Jumlah 40 100 %

  Sumber : Data Primer 2014 Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan sebagian besar responden tergolong dengan status anemia yaitu 21 orang (52,5%) dan tidak anemia yaitu 19 orang (47,5%).

  Tingkat Kejadian Anemi Frekuensi Prosentase Anemia 21 52,5 % Tidak Anemia 19 47,5 % Jumlah 40 100 %

  Anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Kayu TangiBanjarmasin Daha Utara Kab. HSS Tahun 2014.

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kejadian

  Kejadian Anemia

  b.

  Hal ini menggambarkan bahwa rata-rata tingkat kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe) sebagian besar masih rendah. Ketidak patuhan pada responden di sebabkan oleh sebagian besar responden beralasan karena tidak suka (bau amis pada tablet tambah darah (Fe ), lupa meminum tablet tambah darah (Fe), mual setelah mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe).

  Sumber : Data Primer Tahun 2014 Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan dari 40 responden, menunjukkan bahwa sebagian besar responden tergolong sikap tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe) yaitu 23 orang (57,5%).

  Dari hasil uji hubungan tingkat kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe) dengan kejadian anemia pada ibu hamil menggunakan uji chi square,di dapatkan nilai p sebesar 0,025< di bandingkan dengan nilai α 0,05 HO di tolak,artinya ada hubungan yang signifikan antara tingkat kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe) dengan kejadian anemia pada ibu hamil.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu hamil yang tidak patuh mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe) cenderung terkena anemia.

  PEMBAHASAN 1. Analisis Univarit a.

  Tingkat Kepatuhan Ibu Hamil mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (Fe)

  Dari tabel 4.5 didapatkan bahwa tingkat kepatuhan ibu hamil Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (Fe) di Puskesmas Kayu TangiBanjarmasin Daha Utara Kabupaten Hulu Sungai Selatan, yang sebagian besar tingkat kepatuhannya adalah tidak patuh sebanyak 23 orang (57,5%).

  Pada tingkat kepatuhan dengan kategori tidak patuh dilihat karena masih tingginya angka kejadian anemia yang disebabkan kurangnya ketidak patuhan responden yang dapat dilihat pada jawaban responden. Penyebab tingginya angka ketidak patuhan yaitu kurangnya informasi mengenai manfaat tablet tambah darah (Fe), kurangnya sosialisasi oleh petugas kesehatan, dan karena efek samping dari tablet tambah darah (Fe).

  b.

  Kejadian Anemia Pada Kehamilan Dari tabel 4.6 menunjukkan sebagian besar responden tergolong dengan status anemia yaitu 21 orang (52,5%).

  Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal jumlah sel darah merah, kualitas hemoglobin, dan volume packed red blood cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, S.A, 2006). Selama kehamilan, volume plasma darah meningkat sebesar 30-50 %, sedangkan massa sel darah merah meningkat 18-25 %, maka terdapat peningkatan relatif dalam volume plasma dibandingkan dengan massa sel darah merah (Prawirohardjo, 2011). Seorang wanita hamil dikatakan menderita anemia jika kadar hemoglobin dalam darah <11 gr%. (Rochjati, 2003).

  Kebanyakan kasus anemia pada kehamilan yang sering dijumpai yaitu anemia yang disebabkan oleh defisiensi zat besi (Liewellyn-jones, 2002). Terjadinya penurunan kadar hemoglobin dalam darah disebabkan oleh peningkatan atau penambahan volume plasma darah, kurangnya asupan nutrisi (malnutrisi) ibu sebelum hamil dan saat hamil, serta kurangnya zat besi yang terkandung dalam makanan (Mochtar, 1998).

  Anemia pada kehamilan sangat berpengaruh terhadap kehamilan, persalinan, dan nifas yang dapat membahayakan ibu dan janin. Pada kejadian anemia dalam kehamilan salah satu tanda yang paling sering nampak adalah pucat diantaranya pada konjungtiva dan mukosa mulut, keadaan ini umumnya diakibatkan oleh berkurangnya volume darah, berkurangnya hemoglobin, dan vasokontriksi untuk memaksimalkan pengiriman O

  2

  ke organ-organ vital. Selain itu, tanda lain yang dapat timbul yaitu pusing dan cepat lelah yang mencerminkan berkurangnya oksigenasi pada sistem saraf pusat (Price, S.A, 2006).

  2. Analisis Bivariat a.

  Hubungan Tingkat Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (Fe) Dengan Kejadian Anemia Pada ibu Hamil.

  Secara statistik penelitian ini membuktikan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe) dengan kejadian anemia pada ibu hamildi Puskesmas Kayu TangiBanjarmasin Daha Utara Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dimana proporsi kejadian anemia pada ibu hamil dengan tingkat kepatuhanyang tidak patuh lebih besar di bandingkan dengan ibu hamil yang tingkat kepatuhannya patuh.

  Dari hasil uji hubungan tingkat kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe) dengan kejadian anemia pada ibu hamil menggunakan uji chi square,di dapatkan nilai p sebesar 0,025< di bandingkan dengan nilai α 0,05 HO di tolak, artinya ada hubungan yang signifikan antara tingkat kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe) dengan kejadian anemia pada ibu hamil.

KESIMPULAN DAN SARAN

  Anemia defisiensi besi dapat disebabkan diantaranya oleh asupan zat besi dari makanan yang tidak memadai, absorbsi yang jelek, kurang gizi (malnurtisi).Anemia defisiensi besi dapat diobati dengan pemberian terapi besi dan pengaturan diet (Farrer, 2001).

  Tanpa terapi besi, wanita hamil yang menikmati nutrisi yang sangat baik sekalipun akan mengalami kehamilan yang disertai defisiensi besi. Diet saja tidak dapat mengganti kehilangan besi pada masa hamil. Nutrisi tidak adekuat, yang tidak diterapi, tentu akan menyebabkan anemia defisiensi besi selama masa kehamilan lanjut dan selama masa nifas (Bobak, dkk, 2005).

  Sangatlah penting untuk memberikan pendidikan kesehatan pada ibu hamil tentang pentingnya terapi besi. Karena terapi besi dapat menimbulkan efek samping yang tidak dapat diterima oleh ibu hamil, maka penting juga untuk memberitahukan ibu hamil cara mengurangi efek samping zat besi misalnya pada saluran cerna yakni dengan melakukan upaya perbaikan diet dengan makan makanan tinggi serat dan cairan sehingga meningkatkan kepatuhan dalam meningkatkan terapi besi. Selain itu, peran serta tenaga kesehatan dalam memberikan penyuluhan tentang anemia juga sangat penting untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil.

  Pemerintah telah mengambil langkah untuk memberikan preparat Fe melalui puskesmas dan posyandu untuk mengurangi kejadian anemia pada kehamilan. Hasil yang dicapai belum memuaskan jika partisipasi dan pengertian masyarakat yang memadai. Sehingga faktor pendidikan tentang gizi dan zat besi pada ibu hamil sangat penting (Manuaba, 2010).

  KESIMPULAN 1.

  Responden yang memiliki tingkat kepatuhan yang tidak patuh yaitu sebanyak 23 orang (57,5 %) dan yang memiliki tingkat kepatuhan yang patuh sebanyak 17 orang (42,5%).

  2. Responden yang mengalami anemia sebanyak 21 orang (52,5%) dan responden yang tidak anemia sebanyak 19 orang (47,5%).

  3. Dari hasil uji hubungan tingkat kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe) dengan kejadian anemia pada ibu hamil menggunakan uji chi square, didapatkan nilai p sebesar 0,025 < di bandingkan dengan nilai

  α 0,05 HO di tolak,artinya ada hubungan yang signifikan antara tingkat kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe) dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kayu TangiBanjarmasin Daha Utara Kabupaten Hulu Sungai Selatan tahun 2014. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa ibu hamil yang tidak patuh mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe) akan terkena anemia.

  SARAN

1.

Puskesmas

  Di harapkan tenaga kesehatan lebih meningkatkan kualitas pelayanan ibu hamil terutama dalam mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil,memberikan penyuluhan tentang bahaya anemia pada ibu hamil,terutama tentang pencegahan anemia dengan mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe) dengan jelas dan benar,sehingga dapat menurunkan angka kejadian anemia pada ibu hamil dan angka kematian ibu di Indonesia.

  

2.

Institusi Pendidikan

  Di harapkan dapat menjadi bahan masukan bagi penelitian selanjutnya tentang anemia pada ibu hamil.

  

3.

Ibu Hamil

  Penelitian ini merupakan masukan atau informasi bagi ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kayu TangiBanjarmasindalam rangka meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe) agar terhindar dari anemia.

DAFTAR PUSTAKA

  Anonim. (2006). Anemia. Available from : (diakses 17 April 2010) Arikunto Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

  Mochtar Rustam. (2009). Sinopsis Obstetri Jilid I.

  Hamil. Dinata Wijaya-Jakarta : TIM

  Saifuddin. (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP- SP Tarwoto & Wasnidar. (2007). Anemia Pada Ibu

  Ibu Hamil . Surabaya : Airlangga University Press.

  Penelitian Kesehatan . Jakarta : Rineka Cipta Pusdiknakes. (2003). Asuhan Antenatal. Jakarta : JHPIEGO. Prawirohardjo Sarwono. (2011). Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP. Price, S.A. (2006). Patofisiologi. Jakarta : EGC. Roehjati Poedji. (2003). Skrining Antenatal Pada

  Jakarta : EGC. Notoatmodjo Soekidjo. (2010). Metodologi

  Mansjoer Arif, dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran Jilid I . Jakarta : Media Aescolapius.

  BKKBN. (2007). Materi Dasar Promosi Anemia.

  Manuaba Ida Bagus Gde. (2010). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan . Jakarta : EGC.

  Jakarta : Salemba Medika Jordan, Sue. (2003). Farmakologi Kebidanan. Jakarta : EGC.

  Hidayat,

  Kejadian Anemia pada Ibu Hamil. Tersedia dalam. (diakses 17 April 2010)

  Jakarta : EGC. Herlina & Djamilus. (2006). Faktor Resiko

  Farrer, Helen. (2001). Perawatan Maternitas.

  Jakarta : Balai Pustaka. Bothamdi Judy. (2011). Fatofisiologi Dalam Kebidanan.Jakarta : EGC.