Key Words: Exclusive breastfeeding and behavior

  Volume 3 Nomor 2 Januari Tahun 2017

PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

Breastfeeding Mothers Behavior In Exclusive

  • *Jesna Irawati **Ria Damayanti

  Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kapuas Raya Abstrak

  ASI adalah makanan alami pertama untuk bayi dan menyediakan semua vitamin, nutrisi dan mineral yang diperlukan bayi untuk pertumbuhan enam bulan pertama. Jenis penelitian adalah observasional dengan pendekatan analitik dan desain cross sectional. 71 ibu sebagai sampel diambil dengan teknik random sampling. Analisis data menggunakan software statistik dengan taraf signifikansi 0,05.Hasil penelitian menunjukan bahwa 59,2% ibu tidak ASI eksklusif, 52,1%,hasil uji statistik diketahui ada hubungan pengetahuan ibu (p=0,0001), sikap ibu (p=0,001), dan tindakan ibu (p=0,0001). Kesimpulan dari penelitian ini adalah(1) terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu dengan pemberian ASI ekskluisf, dan(2) tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif.

  Kata Kunci: ASI eksklusif dan perilaku

  Abstract Breast milk is the natural first food for babies and provides all the vitamins, nutrients and minerals required for the baby's first six months of growth. The study was observational analytic approach and cross-sectional design. 71 mothers as samples taken by random sampling technique. Data analysis using statistical software with a significance level 0,05.Hasil research shows that 59.2% of mothers do not exclusively breastfed, 52.1%, the statistical test known there was a relationship of mother knowledge (p = 0.0001), the attitude of the mother (p = 0.001), and the actions of mothers (p = 0.0001). The conclusion of this study were (1) there is a significant relationship between knowledge, attitudes, and actions ekskluisf breastfeeding mothers, and (2) there is no significant relationship between husband support with exclusive breastfeeding.

  Key Words: Exclusive breastfeeding and behavior .

Pendahuluan gizi selama enam bulan pertama (josefa,

ASI adalah makanan alami pertama untuk 2011).

  bayi dan menyediakan semua vitamin, ASI Eksklusif merupakan sumber gizi nutrisi dan mineral yang diperlukan bayi yang ideal karena komposisinya seimbang untuk pertumbuhan enam bulan pertama, secara alami dan sesuai dengan tidak ada cairan atau makanan lain yang di pertumbuhan dan perkembangan bayi, perlukan, ASI terus tersedia hingga setengah sehingga ASI Eksklusif merupakan makanan atau lebih dari kebutuhan. Selain itu, ASI yang paling sempurna bagi bayi kualitas dan mengandung antibodi dari ibu yang kuantitasnya, disamping murah, mudah membantu memerangi penyakit. ASI dalam didapat dan juga pemberiannya bisa jumlah cukup merupakan makanan terbaik dilakukan setiap hari makanan pertama yang bagi bayi dan dapat memenuhi kebutuhan terbaik dan paling sempurna untuk bayi.

  Kandungan gizinya yang tinggi dan adanya Volume 3 Nomor 2 Januari Tahun 2017

  zat kebal didalamnya, membuat ASI Eksklusif tidak tergantikan oleh susu fomula yang paling hebat dan mahal sekalipun, selain itu ASI Eksklusif juga tidak pernah basi, selama masih dalam tempatnya.

  Terkait itu, ada satu hal yang disayangkan yakni rendahnya pemahaman ibu, keluarga dan masyarakat mengenai pentingnya ASI Eksklusif bagi bayi. Akibatnya program pemberian ASI Eksklusif tidak berlangsung secara optimal (yuliarti, 2010).

  Pemberian ASI secara eksklusif dapat mencegah kematian balita sebanyak 13%. Pemberian makanan pendamping ASI pada saat 6 bulan dan jumlah yang tepat dapat mencegah kematian balita sebanyak 6% sehingga pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dilanjutkan dengan pemberian ASI sampai lebih 2 tahun bersama makanan pendamping ASI yang tepat dapat mencegah kematian balita sebanyak 19% (Suradi, 2008).

  Beberapa regulasi ditetapkan oleh Pemerintah untuk meningkatkan cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia.

  Regulasi yang diterbitkan pemerintah terkait dengan program Peningkatan Pemberian ASI (PPASI) diantaranya Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dalam pasal 128 dan 129. Kepmenkes No 450 Tahun 2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu secara Eksklusif pada Bayi di Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) Nomor 237 Tahun 1997 tentang Pemasaran Pengganti Air Susu Ibu didalamnya antara lain diatur bahwa sarana pelayanan kesehatan dilarang menerima sampel atau sumbangan susu formula bayi dan susu formula lanjutan atau menjadi ajang promosi susu formula. Pada Pekan ASI sedunia Tahun 2010 Kementrian Kesehatan RI juga meluncurkan Program Menyusui; Sepuluh Langkah Menuju Sayang Bayi, dengan slogan Sayang Bayi, Beri ASI (Setiawan, 2013).

  Walaupun regulasi dan program telah ditetapkan oleh pemerintah namun cakupan pemberian ASI eksklusif masih jauh dari target nasional sebesar 80%. Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa cakupan pemberian ASI eksklusif bayi 0-6 bulan sebesar 27,2% sedangkan berdasarkan kelompok umur, bayi usia 6 bulan yang masih mendapat ASI eksklusif hanya sebesar 15,3%. Banyak penyebab yang mempengaruhi rendahnya pemberian ASI eksklusif, pertama adalah dukungan sosial terutama dari keluarga terdekat yaitu dukungan dari ayah yang masih kurang, adanya mitos-mitos negatif tentang menyusui dan ASI yang dipercayai oleh masyarakat dan tersampaikan secara turun menurun sehingga menimbulkan kesalahpahaman dan pada akhirnya mengehentikan pemberian ASI eksklusif, selain itu juga dipengaruhi oleh gencarnya promosi susu formula dan kurangnya pengetahuan ibu dalam menyususi (Setiawan, 2013).

  Pemberian ASI menurut World Health

  Organization (WHO) Tahun 2014 sebanyak

  85% bayi tidak diberi ASI (Depkes RI, 2014). Pencapaian ASI di Indonesia tahun 2011 sebesar 54%, tahun 2012 sebesar 52%, tahun 2013 sebesar 51,07%, dan menurun pada tahun 2014 sebesar 49,7%.

  Rendahnya cakupan pemberian ASI di Indonesia pada Tahun 2014, menunjukkan hanya 10,5% bayi mendapat ASI eksklusif sejak lahir selebihnya bayi disusui setelah menerima makanan prelakteal atau susu formula pada saat masih berada di rumah sakit dan setelah kembali ke rumah (Riskesdas, 2010).

  Cakupan pemberian ASI di kalimantan barat pada tahun 2012 hanya mencapai 37,58% menjadi 35,08% pada tahun 2013, dan mengalami peningkatan pada tahun 2014 menjadi 38,35% dari target 80% artinya baru sebagian bayi yang Volume 3 Nomor 2 Januari Tahun 2017

  mendapatkan ASI eksklusif (Dinas kesehatan Kalimantan Barat).

  Keadaan tersebut sama dengan yang terjadi di Kabupaten Sintang, Tahun 2014 di 20 puskesmas yaitu Serawai 40,38%, Kemangai 44,77%, Tebidah 38,64%, Sepauk 5,96%, Tempunak 35,16%, Jelimpau 51,61%, Pandan 86,98%, Sui Durian 51,04%, Tanjung Puri 33,33%, Dara Juanti 33,53%, Dedai 25,39%, Emparu 62,62%, Nanga Mau 29,80%, Kebong 52,36%, Nanga Lebang 19,74%, Mensiku 83,33%, Nanga Ketungau 36,10%, Serangas 30,85%, Merakai 25,42%, Senaning 33,02% (Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, 2014).

  Program pencapaian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Puri Tahun 2014 yang mendapat ASI eksklusif saja tanpa makanan tambahan lain, kecuali obat, vitamin dan mineral selama enam bulan, hanya mencapai (33,33%) dari target nasional (80%) (Puskesmas Tanjung Puri 2014).

  Metode

  Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan diskriptif atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana fenomena kesehatan itu terjadi. Dengan menggunakan rancangan Croos Sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2010).

  Metode dalam pengambilan data dalam metode ini dengan cara survei melalui wawancara menggunakan alat bantu kuesioner. Untuk memperoleh data dalam suatu penelitian diperlukan sumber data. Sumber data tersebut akan lebih mudah diperoleh apa bila terlebih dahulu ditentukan populasi dan sampelnya.

  Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus (Arikunto, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi umur 6-12 bulan sebanyak 242 bayi di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Puri Sintang Tahun 2015. Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti yang dianggap mewakili. Dalam mengambil sampel penelitian ini digunakan cara atau teknik-teknik tertentu, sehingga sampel tersebut sedapat mungkin mewakili populasinya (Notoatmodjo, 2010)berdasarkan rumus diatas, maka besaran sampel dalam penelitian ini adalahjadi jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 71 orang.

  Hasil

  1. Analisis Univariat Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Puri Kabupaten Sintang.

  No Pemberian ASI eksklusif n %

  1 Ya 29 40,8

  2 Tidak 42 59,2 Jumlah 71 100

  Berdasarkan tabel 4.1. menunjukan bahwa responden yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 29 ibu (40,8%) dan yang tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 42 ibu (59,2%).

  2. Analisis Bivariat Tabel 2 Perilaku Ibu dalam Pemberian ASI Ekslusif pada Bayi Volume 3 Nomor 2 Januari Tahun 2017 Variabel

  Pemberian ASI Ekslusif Total P Value

  Responden yang memiliki sikap baik lebih banyakmemberikan ASI eksklusif sebanyak 24ibu (58,5%) di bandingkan Responden yang memiliki sikap kurang baik sebanyak 5 ibu (16,7%). Hasil uji statistic menggunakan chi-square dengan taraf signifikansi 95% didapatkan p value< nilai αyaitu 0,001 maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik menyatakan adanya hubungan antara sikap ibu dengan pemberiaan ASI eksklusif.

  Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian (Madjid, 2011) Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan (p<0,05) ibu mempunyai korelasi yang kuat dan bermakna dengan pelaksanaan ASI eksklusif. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian (Rahmawati, 2010) yang menjelaskan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif.

  Hasi uji chi squre dimana p-value= 0,0001 didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberianASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Puri Kabupaten Sintang Tahun 2015.

  Berdasarkan rekapitulasi dari jawaban kuesioner yang dijawab langsung oleh responden menunjukan bahwa ibu yang berpengetahuan baik (66,7%) lebih banyak memberikan ASI eksklusif dibandingkan ibu yang berpengetahuan kurang (9,4%).

  1. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif

  D. Pembahasan

  taraf signifikansi 95% didapatkan p value< nilai α yaitu 0,0001 maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik menyatakan adanya hubungan antara perilaku ibu dengan pemberiaan ASI eksklusif.

  statistic menggunakan chi-square dengan

  Responden yang memiliki praktikbaik lebih banyakmemberikan ASI eksklusif sebanyak 23ibu (63,9%) di bandingkan Responden yang memiliki perilaku kurang baik sebanyak 6 ibu (17,1%). Hasil uji

  didapatkan p value< nilai α yaitu 0,001 maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik menyatakan adanya hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberiaan ASI eksklusif.

  Ya Tidak n % n % n % Pengetahuan Baik 20 66,7 10 33,3 55 100

  square dengan taraf signifikansi 95%

  Kurang 6 17,1 29 82,9 35 100 Berdasarkan tabel 2 responden yang berpengetahuan tinggi lebih banyakmemberikan ASI eksklusif sebanyak 29ibu (66,7%) di bandingkan Responden yang berpendidikan rendah sebanyak 9 ibu (22,0%). Hasil uji statistikmenggunakan chi-

  Praktik Baik 23 63,9 13 36,1 36 100 0,001

  0,001 Kurang 5 16,7 25 83,3 39 100

  78 16 100 Sikap Baik 24 58,5 17 41,5 41 100

  32

  22

  9

  0,001 Kurang

  Pengetahuan adalah informasi yang telah diproses dan diorganisasikan untuk memperoleh pemahaman dan pembelajaran sehingga bisa di aplikasikan kedalam masalah atau proses tertentu.Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telingan, dan sebagainya). Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intenditas atau Volume 3 Nomor 2 Januari Tahun 2017

  tingkat yang berbeda-beda (Notoatmodjo, 2010).

  Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Karena perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).Di mana Pengetahuan responden di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Puri Kabupaten Sintang Tahun 2015 tentang pemberian ASI masih perlu ditingkatkan .Hal tersebut dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu yang rendah sehingga ibu tidak memahami bahwa pemberian ASI eksklusif sangat penting untuk pertumbuhan bayi. Upaya yang dapat dilakukan diantaranya dengan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ibu tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif, infromasi tersebut dapat diperoleh dari seseorang, tetangga, televisi, majalah dan buku.

  Hasil rekapitulasi jawaban kuesioner yang dijawab langsung oleh ibu menunjukan bahwa ibu dengan sikap baik (58,5%) lebih banyak memberikan ASI eksklusif dibandingkan ibu dengan sikap kurang baik (16,7%).Berdasarkan hasil uji chi squre dimana p-value=0.0001 didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara sikap ibu dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Puri Kabupaten Sintang Tahun 2015.

  Hasil penelitian sejalan dengan hasil penelitian yang di lakukan (Ramadani, 2009) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap ibu terhadap pemberian ASI Eksklusif. Sikap dan kepercayaan yang tidak mendasar terhadap makna pemberian ASI yang membuat para ibu tidak melakukan ASI eksklusif selama 6 bulan. Hasil penelitian tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Ida, 2012) di wilayah kerja Puskesmas Kemiri Muka Kota Depok Banten yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sikap ibu dengan pemberian ASI Eksklusif.

  Sikap dapat juga di artikan sebagai pikiran dan perasaan yang mendorong kita bertingkah laku ketika menyukai sesuatu. Sikap merupakan respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan. Dalam kata lain fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku (tindakan), atau reaksi tertutup (Notoatmodjo, 2010).

  Ada beberapa hal yang memegang peranan penting dalam penentuan sikap yang utuh, yaitu pengetahuan, berpikir, keyakinan, dan emosi. Sehingga dari pengetahuan akan membuat subjek berpikir dan saat berpikir ini melibatkan keyakinan dan emosi sehingga muncul sikap tertentu terhadap objek (Notoatmodjo, 2007).

2. Hubungan Antara Sikap Ibu Dalam Pemberian ASI Eksklusif

  Pengetahuan yang cukup baik tidaklah berarti bila tidak menghasilkan respon bathin dalam bentuk sikap. Sikap merupakan hal yang paling penting yang dapat digunakan untuk memprediksikan tingkah laku apa yang mungkin terjadi, dengan demikian sikap dapat diartikan sebagai suatu predisposisi tingkah laku yang akan tampak aktual dalam sebuah lingkungan (Azwar, 2000).

  Sebagian responden di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Puri Kabupaten Sintang Tahun 2015 Alasan ibu memilih menyusui karena bermanfaat bagi kesehatan bayi, alami dan adanya ikatan kasih sayang. Alasan memilih susu botol adalah persepsi ibu tentang sikap ayah, jumlah susu yang kurang mencukupi dan karena kembali bekerja. Faktor-faktor yang mendorong seorang ibu untuk menyusui dapat diperoleh dari informasi luar seperti, informasi di Volume 3 Nomor 2 Januari Tahun 2017

  majalah, TV dan buku, serta dukungan dari keluarga.

3. Hubungan Antara Praktik atau tindakan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif

  Hasil rekapitulasi jawaban kuesioner yang di jawab langsung oleh ibu menunjukan bahwa ibu dengan perilaku baik (63,9%) lebih banyak memberikan ASI eksklusif dibandingkan ibu dengan perilaku kurang baik (17,1%).

  Berdasarkan hasil uji chi squre dimana p- value=0.0001 didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara perilaku ibu dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Puri Kabupaten Sintang Tahun 2015. Hasil penelitian sejalan dengan penelitian (Wowor 2013) menemukan bahwa perilaku sangat berhubungan dengan pengetahuan dan sikap, pengetahuan merupakan awal dari penentuan sikap dan perilaku seseorang. Ibu yang memiliki pengetahuan baik, akan memiliki sikap dan perilaku yang baik.

  Hasil penelitian tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Latifah, 2010), menemukan bahwa perilaku ibu untuk memberikan ASI eksklusif dipengaruhi oleh karakteristik keluarga, pendapatan perkapita keluarga, dan karakteristik anak.

  Perilaku adalah suatu kegiatan organismse atau aktivitas organismse (mahluk hidup) yang bersangkutan pada hakekatnya merupakan tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, menulis, membaca dan sebagainya (Notoatmodjo, 2007).

  Menurut (Skiner, 1938) seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku adalah respons atau reaksi seseorang terhadap organisme, kemudian organism tersebut merespons. (Robert kwik, 1974) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisasi yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari dan cenderung mengadakan tindakan terhadap suatu objek.

  Sebagian responden di wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Puri Kabupaten Sintang Tahun 2015, masih banyak ibu yang memiliki perilaku kurang baik, sehingga mempengaruhi banyak ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif. Perilaku sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan sosial budaya maka sangat diperlukan informasi dan penyuluhan tentang pentingnya ASI eksklusif dari petugas kesehatan agar pengetahuan ibu menyusui bertambah, seiring dengan bertambahnya pengetahuan maka perilaku ibu akan berubah dari tidak memberikan ASI eksklusif maka dengan adanya penambahan pengetahuan akan memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, informasi dapat diperoleh dari teman, keluarga, penyuluhan, suami, dan dari pelayanan kesehatan.

  Kesimpulan

  Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada responden yang memiliki bayi 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Puri Kabupaten Sintang dapat diambil kesimpulan ada hubungan antara pengetahuan ibu, sikap ibu, dan tindakan atau praktik ibu dengan pemberian ASI ekskluif Di Puskesmas Tanjung Puri Kabupaten Sintang.

DAFTAR PUSTAKA

  Apriningrum , Rahayu. 2013.Faktor - faktor

  yang berhubungan pemberian ASI ekslusif Pada karyawati unsika. Jurnal.

  Universitas Singaperbangsa Karawang. Karawang. Aminah, Hasanudin, Wati. 2013. Faktor -

  Faktor Yang MempengaruhiIbu Menyusui Dalam Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Usia 0-6 Bulan.. Volume 3 Nomor 2 Januari Tahun 2017 Jurnal.Poltekkes Kemenkes Makassar.

  Kab. Pangkep Citrakesumasari. 2011. Pemberian

  Mardeyanti. 2007. Faktor Yang

  masalah rendahnya persentase Pemberian ASI eksklusif di Indonesi. jurnal,. Fakultas ilmu

  kesehatan. Makassar Laporan tahunan promkes. 2014. faktor

  faktor yang berhubugan dengan pemberian ASI eksklusif.

  Provinsi Kalimantan Barat Marwati 2011 faktor- faktor yang

  mempengaruhi praktik pemberian asi eksklusif pada ibu-ibu yang tidak bekerja.

  Jurnal.Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta

  Berhubungan Pemberian Asi Eksklusif. Jurnal. Universitas

  Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian ASI Eksklusif. Jurnal. Universitas

  Hasanuddin Makassar. Makassar.

  Notoatmodjo, 2007. Pendidikan dan

  Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

  ,2003. Promosi Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. ,2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

  Puskesmas Tanjung Puri. 2014. Data

  Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Puri Kabupaten Sintang. Sintang

  Riskesdes. 2010. gambaran dan faktor-

  Sumatera Utara. Jakarta Kadir, A, N. 2014. menelusuri akar

  Semarang Kristiyanasari. 2009. Hubungan

  ASIEksklusif dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. jurnal, Fakultas

  Universitas Sebelas Maret. Surakarta Hendrayati, Syam, Ayu. 2010. Gambaran

  Kesehatan Masyarakat. USU. Medan Dewi, K, U, M, 2010 Efektivitas Gentle Birth Terhadap Pemberian Asi Eksklusif.

  Jurnal. Akademi Kebidanan Paguwarmas Maos Cilacap. Cilacap

  Dinkes Kabupaten Sintang. (2014). Laporan

  hasil Pemberian ASI Eksklusif. Sintang

  Depkes RI, (2005). faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif.

  Jakarta. Ermiaty. 2008. Hubungan Pengetahuan Dan

  Sikap Dengan Pemberian Asi Eksklusif Oleh Ibu-Ibu Yang Bekerja Sebagai Perawat Di Rs.Al-Islam Kota Bandung. Jurnal.

  Pengetahuan, Pekerjaan, Dan Dukungan Keluarga Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 6-11 Bulan.

  Mempengaruhi Perilaku Pemberian ASI Eksklusif pada ibu. Universitas Diponegoro.

  Jurnal. Universitas Hasanuddin. Makassar.

  Idai Cab. 2008. Masalah Dan Strategi

  Peningkatan Cakupan ASI Eksklusif Di Indonesia.Jakarta

  Ida. 2012. faktor-faktor yang

  berhubungan dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI eksklusif. Jurnal. Universitas

  Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta

  Josefa, G, k. 2011 Faktor-Faktor Yang

  faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif Volume 3 Nomor 2 Januari Tahun 2017 pada bayi 0-6 bulan. Provinsi

  Kalimantan Barat Roesl. 2005. Mengenal ASI Eksklusif –

  Pengaruh konseling laktasi intensif terhadap pemberian air susuibu (ASI) eksklusif sampai 3 bulan. Jurnal. Universitas

  pengetahuan ibu, sikap ibu, IMD dan Peran bidan dengan pelaksanaan ASI eksklusif Serta faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif. Jurnal. Universitas

  Zainal. 2011. hubungan antara

  Jurnal.Unuversitas Semarang. Semarang.

  Dan Sikap Ibu Dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif.

  Yuliarti. 2010. Hubungan Pengetahuan

  Bulletin Ilmiah STIKKU, Jakarta

  Gencarnya Promosi Susu Formuladi Media Massa, jurnal.

  Indonesia. Jakarta Wahyuni. 1998.ASI Eksklusif di tengah

  Hasanuddin. Bone Susantini, Muis, Ambarwati. 2013.

  Seri

  Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap Dan Kepercayaan Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif. Jurnal. Universitas

  Jurnal. Universitas Sumatera Utara. Sumatera. Salam, Bahar, Nana, Yulianah. 2013.

  Mempengaruhi Ibu Menyusui Dalam Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Usia 0-6 Bulan.

  Indonesia. Jakarta Suradi. 2008. Faktor-Faktor Yang

  pengetahuan suami tentang pemberian ASI eksklusif terhadap motivasi ibu dalam menyusui. Jurnal. Universitas

  Availa Setiawan. 2013.hubungan tingkat

  yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu dalam Pemberian ASI di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2005.

  1. Jakarta: Trubus Agriwidya. Sulistyoningsih, H., 2005. Faktor-Faktor

  Hasanuddin, Makassar

Dokumen yang terkait

Perancangan Sistem Informasi Efektivitas dan Efisiensi Peralatan Berbasis Website (Studi Kasus di PT Kediri Matahari Corn Mills, Kediri) Design of Web-Based Equipment Effectiveness and Efficiency Information System (Case Study at PT Kediri Matahari Corn M

0 0 10

Pembuatan Edible Film Maizena dan Uji Aktifitas Antibakteri (Kajian Konsentrasi Gliserol dan Ekstrak Daun Beluntas (Pluchea Indica L.)) Producing of Cornstarch Edible film and Antibacterial Activity Test (The Study of Glycerol Concentration and Beluntas L

0 1 10

Pengaruh Ukuran Sampel, Frekuensi, dan Suhu terhadap Sifat Biolistrik Tebu (Saccharum officanarum L.) untuk Prediksi Cepat Rendemen Tebu Effect of Sample Size, Frequency, and Temperature on the Bioelectrical Properties of Sugarcane (Saccharum officanarum

0 0 9

Pewarna Alami Daun Sirsak (Annona muricata L.) untuk Kain Mori Primissima (Kajian: Jenis dan Konsentrasi Fiksasi) Natural Dye of Soursop Leaf (Annona muricata L.) for Mori Primissima Fabric (Study: Types and Fixation Concentrations)

0 0 8

Pengaruh Tekanan Suhu dan Penambahan Suplemen Metal Ion pada Fermentasi Etanol oleh Zymomonas mobilis Effect of Temperature Stress and Metal Ion Supplement on Ethanol Fermentation by Zymomonas mobilis

0 0 7

Analisis Produktivitas dan Profitabilitas Produksi Sari Apel dengan Metode American Productivity Center di KSU Brosem Productivity and Profitability Analysis of Apple Cider Production using American Productivity Center Method on KSU Brosem

0 2 11

Usulan Perbaikan Tata Letak Fasilitas Produksi Kedelai Goreng dengan Metode BLOCPLAN dan CORELAP (Studi Kasus pada UKM MMM di Gading Kulon, Malang) Improvement of Production Facility Layout of Fried Soybean using BLOCPLAN and CORELAP Method (A Case Study

1 4 10

Development Strategies of Chocolate Business Using Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) and Multi Attribute Utility Theory (MAUT) at “Kampung Coklat”, Blitar

0 0 10

The Influence of Product Concepts, Consumption Culture, and Family Towards Consumer Behavior in Consuming Kebab (Case Study on Kebab Turki XXX)

0 0 7

Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Kelas VII dan VIII tentang Pre Menstruasi Syndrome (PMS) The Picture of Knowledge Young Women class VII and VIII About Pre Menstrual Syndrome ( PMS )

0 0 9