MENGENALKAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA USIA 5-6 TAHUN DI TK BARUNAWATI PONTIANAK BARAT Kiki Amelia, Muhamad Ali, Halida

  MENGENALKAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA USIA 5-6 TAHUN DI TK BARUNAWATI PONTIANAK BARAT Kiki Amelia, Muhamad Ali, Halida

  Program Studi Pendidikan Guru Paud FKIP UNTAN, Pontianak Email :Qieladnis@ymail.com

  Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengenalkan pendidikan agama Islam di

  TK Barunawati Pontianak Barat, membiasakan anak untuk membaca ayat-ayat al-Quran dapat dilakukan sejak mereka masih kecil karena lebih mengakar dan membekas dalam diri mereka. Tidak hanya mengajari mereka membaca al-Quran tetapi juga mengajarkan maknanya sehingga mereka memahami apa yang mereka baca. Agama dan pendidikan ini saling terkait, agama dapat secara umum penelitian ini untuk memperoleh informasi tentang pembiasaan membaca surah pendek dan artinya dalam mengenalkan pendidikan agama Islam pada anak usia 5-6 tahun di TK Barunawati Pontianak Barat. Secara khusus penelitian ini untuk mengetahui cara guru melakukan pembiasaan membaca surah pendek dan artinya dalam mengenalkan pendidikan agama Islam pada anak, media yang digunakan guru, kendala yang dihadapi. bentuk kualitatif dan bersifat deskriftif. Alat pengumpulan datanya adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, data dokumentasi, dan catatan lapangan. Kendala yang dihadapi yaitu keterbatasan media dan anak yang mudah bosan.

  Kata kunci: Pedidikan Agama Islam, Anak Usia Dini Abstract: This study aimed to introduce Islamic religious education in

  kindergarten Barunawati West Pontianak, get children to read verses of the Koran to do since they were little because it is more entrenched and made an impression on them. Not only to teach them to read the Koran but must also teach the meaning so that they understand what they read. Religion and education are intertwined, religion can generally study is to obtain information about habituation read short chapters and means of introducing Islamic religious Specifically this study to determine how teachers are doing habituation read short chapters and means of introducing Islamic religious education to children, the media used by teachers, the obstacles encountered. the form of qualitative and descriptive nature. Data collection tools are guidelines for observation, interview, documentation of data, and field notes. The obstacles faced by the limited media and children who are easily bored

  Key Words: Islamic Education, Early Childhood

  elaksanaan pendidikan agama Islam, dalam prakteknya berkaitan dengan

  p

  kehidupan masyarakat yang luas, yang memberikan dampak besar terhadap kepribadian peserta didik. Al- Qur’an dan Hadist tidak bisa dilepaskan dari masyarakat. Menurut Arifin (dalam Aat Syafaat dkk 2008:16).

  “Pendidikan agama Islam adalah proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang lebih baik dan mengangkat derajat kemanusiaannya, sesuai dengan kemampua dasar (fitrah) dan kemampuan ajarannya (pengaruh dari luar). Pelaksanaan pendidikan agama Islam Menurut Ramayulis (2014:23), pola pembinaan pendidikan agama Islam dikembangkan dengan menekankan keterpaduan antara tiga lingkungan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Untuk itu pendidikan agama perlu mendorong dan mematau kegiatan pendidikan agama islam yang dialami oleh peserta didik di dalam dua lingkungan pendidikan lainnya (keluarga dan masyarakat), sehingga terwujud keselarasan dan kesatuan tindak dalam pembinaanya. Menurut Hadist riwayat muslim (dalam, Zuhairini 2009:171), Nabi Muhammad SAW bersabda “Tidaklah anak yang dilahirkan itu kecuali telah membawa fitrah, kecenderungan untuk percaya kepada Allah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak tersebut beragama Yahudi, Nasrani, atau Majusi.

  Menurut Mustafa dan Masykur (2002: 14), “Kebiasaan membaca surah/doa bisa mempengaruhi perilaku pada diri anak, dan perintah ibadah arahnya adalah bagaimana dapat melahirkan perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.” Sa’ad Abdul Wahid (2003:2), megemukakan yang dimaksud dengan surah pendek ialah, sepotong ayat al-Quran yang terdiri tiga ayat atau lebih yang namanya diketahui melalui riwayat.Al-

  Qur’an adalah wahyu Allah yang di turunkan kepada Nabi Muhammad berupa kitab suci; ia merupakan pedoma dan pegangan hidup. Ayat- ayatnya memberikan pengertian yang bersifat umum dan global. Ki Hajar Dewantara (dalam, Syukri dan Marmawi 2012:24), mengartikan pendidikan sebagai “daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.” Nurani (2009:6), anak usia dini adalah anak yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya.

  Pendapat lain oleh Isjoni (2004:19), periode

  “the golden age” dimana

  kecerdasan pada masa ini mengalami peningkatan sampai 50%. Usia Taman Kanak-kanak adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan yang sangat pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya Slameto (2010:2), belajar ialah proses usaha yang dilakukan keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah dapat terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri, maupun dalam suatu kelompok tertetu. Sesungguhnya sebagian besar aktivitas dalam kehidupan sehari-hari kita merupakan kegiatan belajar. Hadist riwayat Bukhari (dalam,Abuddin Nata 2012:14), menyatakan Surat yang paling agung di dalam al-Quran adalah Alhamdulillah rabbal-

  ‘alamin.”Hukum membaca surah al-Fatihah saat sholat fardu maupun sholat sunnah adalah wajib, sehingga dikatakan tidaklah sah sholat seseorang apabila meninggalkan bacaan surah al- Fatihah.

  METODE

  Penelitian ini mengunakan metode deskriptif. menurut Hadari Nawawi (2003:67) adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subyek/obyek berdasarkan fakta-fakta yang tampak, atau sebagaimana adanya. Bentuk dalam penelitian ini mengunakan penelitian kualitatif Denzim dan Lincoln, dalam (Nusa dan Ninin 2012:66-67), menyatakan bahwa: Penelitian kualitatif merupakan fokus perhatian dengan beragam metode, yang mencakup pendekatan interpretatifdan naturalistik terhadap subjek kajiannya. Hal ini berarti bahwa para peneliti kualitatif mempelajari benda

  • – benda di dalam konteks alamianya, yang berupaya untuk memahami, atau menafsirkan, fenomena dilihat dari sisi makna yang dilekatkan manusia (peneliti) kepadanya.

  Lokasi penelitian adalah tempat dilakukannya kegiatan penelitian. Penentuan lokasi penelitian dimaksudkan untuk mempermudah dan memperjelas obyek yang menjadi sasaran penelitian, sehingga permasalah tidak terlalu luas. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Taman Kanak-kanak Barunawati, jalan Komyos Sudarso Komplek Pandu No.2 Kecamatan Pontianak Barat.

  Subjek penelitian ini adalah Guru kelompok B4 dan anak usia 5-6 tahun kelompok B4 di TK Barunawati Pontianak Barat yang akan diobservasi untuk mengenalkan pendidikan agama Islam pada anak usia 5-6 tahun.Teknik observasi Syaodih (dalam Djam’an dan Aan 2011:105) mengatakan bahwa: Observasi

  

(observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan

  data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.

  Esterberg (dalam Djam’an dan Aan 2011:130) mendefiinisikan interview sebagaia meeting of two persons to exchage information and

  

ideathrough question and responses, resulting in communication and jiint

cconstruction of meaning about a particular topic. Jadi, wawancara adalah suatu

  percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu; ini merupakan tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik. Mc Millan dan Schumacher, (dalam Djam’an daan Aan 2011:130) “wawancara yang mendalam adalah tanya jawab yang terbuka untuk memperoleh data tentang maksud hati partisispan bagaimana menggambarkan dunia mereka dan bagaimana penting dalam hidupnya.”

  Langkah selanjutnya dalam penelitian kualitatif adalah pemeriksaan keabsahan data. Dalam penelitian kualitatif, penelitian dikatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi. Sugiyono (2014:372) menyatakan, “Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.” Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Djam’am dan Aan 2011:148).

  HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Cara Guru Dalam Mengenalkan Pendidikan Agama Islam Pada Usia 5-6 Tahun Di TK Barunawati Pontianak Barat

  Dari hasil observasi yang telah dilakukan sebelum pmbelajaran dimulai guru selalu mengatur posisi duduk anak. Disini guru juga menerapkan hukuman bagi anak ketika anak bisa berdoa dengan benar dan tidak benar. Ketika anak bisa membaca surah dan doa sehari-hari dengan baik, langsung diberikan hadia berupa bintang atau wajah senyum dan itu tidak setiap hari dilakukan, sedangkan untuk hukuman bagi anak yang tidak berdoa dengan baik diajak untuk menghafal surah. Dapat disimpulkan bahwa cara yang dilakukan guru dalam pembiasaan membaca surah pendek dan artinya dalam mengenalkan pendidikan Agama Islam pada anak usia 5-6 tahun di TK Barunawati Pontianak Barat tergolong sering dilakukan dengan kategori cukup. Salah satunya adalah guru sering memberikan reward atau ganjaran pada anak saat sudah mampu membaca surah dan artinya dengan baik.

  Media Yang Digunakan Dalam Mengenalkan Pendidikan Agama Islam Pada Usia 5-6 Tahun Di TK Barunawati Pontianak Barat

  Dari hasil observasi Pembiasaan membaca surah pendek dan artinya dalam mengenalkan pendidikan agama Islam menggunakan media buku yang berjudul tuntunan shalat juz’ amma dan doa pilihan. Penggunaan media yang monoton menyebabkan anak mudah bosan. Dapat disimpulkan penggunaan media yang bervariasi juga mengundang semangat belajar anak. Sebaiknya guru dapat menggunakan media lain yang bisa dijadikan media dalam pembiasaan membaca surah pendek dan artinya.

  Kendala Yang Dihadapi Dalam Mengenalkan Pendidikan Agama Islam Pada Usia 5-6 Tahun Di TK Barunawati Pontianak Barat

  Dari hasil observasi yang telh dilakukan guru mengalami kesulitan pada saat mengajak ank untuk membaca surah dengan suara jelas dan yang teriak-teriak, diam dan sambil memainkan tangan serta kakinya. Ada anak yang bisaa untuk ditegur dan ada juga anak yang tidak bisa ditegur sehingga suasa dalam pembiasaan membaca surah jadi terganngu.Dapat disimpulkan bahwa guru tidak selalu mengalami kesulitan melainkan hanya sesekali atau kadang-kadang dan memiliki kategori sangat baik dalam dalam pembiasaan membaca surah pendek dan artinya. Adapun kesimpulan rata-rata persentase guru sebagai berikut.

  Tabel Hasil Observasi Guru Dari Pertemuan Ke 1 Sampai Ke 3 Dalam Mengenalkan Pendidikan Agama

Jawaban

N

  Ya Tidak Indikator Keterangan o Sering Kadang- Jarang kadang Cara yang dilakukan guru

  1 Guru melakukan 0% 80% 20% 0% Kadang-kadang penyetingan dengan kategori sebelum kegiatan sangat baik, jarang berdoa sekali dengan kategori kurang baik

  2 Guru menjadi 100% 0% 0% 0% Sering dikategorikan figur buat anak sangat baik

  3 Guru memberikan 100% 0% 0% 0% Sering dikategorikan reward ketika sangat baik anak berperilaku yang baik pada saat berdoa

   Media yang dugunakan guru

  1 Guru 100 0% 0% 0% Sering dikategorikan . menggunakan % sangat baik media dalam kegiatan membaca surah pendek dan artinya menggunakan kurang baik media yang bervariatif

  Kendala yang

  dialami guru

  1 Guru kesulitan 0% 40% 20% 40% Kadang-kadang dalam kategori cukup, menertibkan jarang sekali dengan anak duduk pada kategori kurang baik, saat kegiatan dan tidak dengan pembiasaan kategori cukup membaca surah pendek dan artinya

  2 Guru kesulitan 0% 80% 20% 0% Kadang-kadang dalam menegur dengan kateegori anak yang suka sangat baik, jarang teriak-teriak sekali dengan ketika membaca kategori kurangg baik surah

  3 Guru kesulitan 0% 80% 20% 0% Kadang-kadang dalam mengajak dengan kategori anak untuk sangat baik, jarang membaca surah sekali dengan kategori kurang baik

  Rumus Rata-rata Hasil Persentase = Jumlah cheklis selama tiga kali pertemua Tiga kali pertemuan

  X100% Dapat disimpulkan bahwa hasil observasi guru dalam mengenalkan pedidikan agama dengan indikator cara guru dalam melakukan pembiasaan membaca surah pendek dan artiya mempunyai kategori sangat baik dengan nilai 100% dan kadang-kadang dilakukan mempunyai kategori kadang-kadang dengan nilai 80%, untuk indikator media yang digunakan guru dengan kategori sangat baik dengan nilai 100%, dan jawaban tidak dikatakan kurang baik dengan nilai 20%. Sedangkan untuk kendala yang dihadapi guru secara keseluruhan dengan kategori sangat baik 80%, dan kategori kurang baik dengan nilai 20% dan jarang sekali dilakukan mempunyai kategori kurang baik dengan nilai 20%

  Pembahasan

  Pada bagian ini akan dibahas hasil penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 25 Januari hingga tanggal 25 Februari 2016 di TK Barunawati Pontianak Barat tentang mengenalkan pendidikan agama Islam pada anak usia 5-6 tahun di TK Barunawati Pontianak Barat.

  Berdasarkan hasil penelitian yang dilkukan di TK Barunawati Pontianak Barat terlihat sebelum kegiatan membaca surah pendek dan artinya dimulai guru meminta anak untuk merapikan kursinya dan anak disuruh duduk dilantai yang telah dilapisi dengan karpet, dan anak dapat duduk dengan rapi. pada saat proses pembelajaran berlangsung terlihat respon yang positif dari anak dalam pembiasaan membaca surah pendek dan artinya dalam mengenalkan pendidikan agama Islam, anak mampu mengucapkan surah-surah dan artinya dengan baik.

  Guru juga melakukan pengulangan dua sampai tiga kali pada setiap surah yang diajarkan kepada anak agar anak dapat mengingat surah tersebut. Yaikhul Imam Qawamuddin (dalam, Syek Ibrahim bin Ismail 2000:61), menyatakan: “ jika engkau telah hafal suatu ilmu, maka kuatkanlah dalam mengulang-ulangi, sehingga engkau tidak akan lupa lagi”. Dan setiap akhir kegiatan guru juga melakukan evaluasi. Nazrudin Razak (1993:49-50), mengemukakan cara mempelajari Agama Islam sebagai berikut: Pertama, Islam harus dipelajari dari sumbernya yang asli yaitu Quran dan Sunnah Rasulullah. Kedua, Islam harus dipelajari secara integral, tidak dengan cara partial, artinya ia mempelajari cara menyeluruh sebagai suatu kesatuan yang bulat tidak secara sebagian saja. Selanjutnya, Langgulung (dalam Ramayulis, 2014:4) metode/cara pendidikan agama Islam yaitu: 1) Sifat-sifat dan kepentingan yang berkenaan dengan tujuan utama pendidikan agam Islam, yaitu pembinaan manusia mukmin yang mengaku sebagai hamba Allah. 2) Berkenaan dengan metode yang betul-betul berlaku yang disebutkan dalam Al-Quran. 3) Membicarakan tentang pergerakan

  

(motivation) dan disiplin dalam istilah Al-Quran disebut ganjaran (shawab) dan

  hukuman (iqab). Dari dua pendapat ahli diatas dalam pembiasaan membaca surah pendek danartinya dalam pendidikan agama Islam guru sudah melaksanakan cara yang telah dikemukakan yaitu mempelajari agam Islam dengan sumbernya yang asli yaitu Quran dan Hadist yang disertai dengan artinya sehingga mampu mempelajari secara menyeluruh dan berkenaan dengan apa yang disebutkan dalam Al-Quran serta mengulang-ulang nya agar anak tidak lupa.

  Berdasarkan hasil penelitian yang dilkukan di TK Barunawati Pontianak Barat terlihat guru mengunakan media dalam mengajarkan pembiasaan membaca surah pendek dan artinya dalam mengenalkan pendidikan agama Islam. Media yang digunakan cukup sederhana, dalam pembelajaran ini media yang digunakan guru adalah buku tuntunan shalat juz’ amma dan doa pilihan. Guru membaca surah dan mengulang setiap satu ayat dan kemudian anak mengikuti, dan kegiatan pengulangan ini dilakukan guru sebanyak dua atau tiga kali dan disertai dengan artinya. Kemudia guru menceritakan makna surah-surah tersebut melalui gambar yang terdapat pada buku tersebut. Abu Bakar (dalam Ramayulis, 2014:196) menyatakan bahwa kegunaan alat/media yaitu: 1) Mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dann memperjelas materi pembelajaran. 2) Mampu mempermudah pemahaman, dan menjadikan pelajaran lebih hidup dan menarik. 3) Merangsang anak untuk menggerakkan naluri kecintaan belajar dan menimbulkan kemauan untuk mempelajari sesuatu. 4} Membantu pembentukan kebiasaan, melahirkan pendapat, memperhatikan dan memikirkan suatu pembelajaran. 5) Menimbulkan kekuatan perhatian (ingatan) mempertajam diatas guru sudah menggunakan media yang sebagaimana tercantum diatas, guru mampu mempermudah pemahaman anak mengenai makna dari surah tersebut dan membuat pembelajaran lebih hidup dan menarik.

  Berdasarkan hasil penelitian yang dilkukan di TK Barunawati Pontianak Barat dalam pembiasaan membaca surah pendek dan artinya masih terdapat beberapa hambatan. Hambatan tersebut seperti media audio visual yang dalam penggunaannya jarang dipakai, terkadang tidak semua anak bersemangat belajarnya, masih ada beberapa anak yang masih sulit diajak untuk mengucapkan surah dan artinya ketika diminta untuk membaca surah. Disinilah guru sangat berperan penting dalam mengatasi hal itu, guru juga tidak bisa terlalu memaksa anak, jadi guru harus mempunyai alternatif lain supaya anak bersemangat dalam pembelajaran. Untuk mengatasi rasa bosan atau rasa kurang semangat terkadang guru mengajak anak-anak untuk bernyanyi dulu sambil melakukan gerakannya. Meski terdapat hambatan-hambatan yang terjadi pada proses pembiasaannya, hal tersebut tidak menjadi masalah yang berarti menjadi sesuatu yang terus-menerus menghambat proses pembelajaran. Guru selalu semaksimal mungkin dalam mengatasi hal tersebut. Guru juga sering melakukan komunikasi dengan orang tua anak, demi keselarasan pendidikan yang diperoleh anak selama di Taman Kanak-kanak dengan pendidikan yang diberikan orangtua dirumah, namun hal yang perlu diperhatikan adalah anak tidak dapat dipaksakan untuk belajar, pemaksaan terhadap anak hanya akan akan menimbulkan perasaan tertekan pada anak itu sendiri.

  Menurut Slameto (2010:54-72) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua jenis saja, yaitu: 1)Faktor Internal :faktor jasmaniah yatu faktor kesehatan dan cacat tubuh, faktor psikologis: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan, faktor kelelahan. 2) Faktor Eksternal: faktor keluarga: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,pengertian orangtua, latar belakang kebudayaan. faktor sekolah: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan peserta didik, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah. Faktor Masyarakat: Kegiatan peserta didik dengan masyarakat, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat. Dari pendapat diatas bahwa benar adanya kendala yang menghambat pembelajaran pembiasaan membaca surah pendek dan artinya dalam mengenalkan pendidikan agama Islam yaitu faktor Internal dan Eksternal.

  KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  Berdasarkan hasil penelitian secara umum dapat disimpulkan dalam mengenalkan pendidikan Agama Islam pada usia 5-6 tahun di TK Barunawati dilakukan tiga kali dalam satu minggu, dengan langkah-langkah (1) Guru menyiapkan media yang digunakan dalam pembiasaan membaca surah pendek dan artinya dan dilakukan secara berulang-ulang sebanyak dua sampai tiga kali setiap ayatnya. (2) Mengenalkan pendidikan Agama Islam sangat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran, m edia yang digunakan ialah tuntunan shalat Juz’ Amma dan doa pilihan. (3) Kendala/kesulitan yang menghambat dalam pembelajaran pembiasaan membaca surah pendek dan artinya dalam mengenalkan pendidikan Agama Islam pada uisa 5-6 tahun di Taman Kanak-kanak Barunawati yaitu kesulitan yang berasal dari guru yaitu belum sepenuhnya mampu mengatur jalannya kegiatan membaca surah dengan baik sedangkan dari anak yaitu anak masih ada yang belum sepeluhnya ikut membaca surah.

  Saran

  Dalam mengenalkan pendidikan agama di TK Barunawati Pontianak Barat dan pelaksanaannya sudah cukup baik dan sesuai tujuan pembeajaran, namun kekurangannya tentu saja harus dibenahi. Untuk itu beberapa saran yang dijadikan pertimbangan yaitu: Pengunaan media pembelajaran yang bervariasi juga perlu ditingkatkan agar anak tidak mudah bosan saat proses belajar mengajar berlangsung. Untuk materi surah yang telah dipelajari disekolah, guru dapat mengkomunikasikannya dengan pihak orangtua untuk mengulang kembali materi surah yang telah dibaca ketika anak dirumah. Apabila terdapat kendala dalam pelaksanaan pembelajaran maka guru dapat membahasnya dalam rapat kerja dan mengatasi masalah tersebut bersama-sama.

  Isjoni. (2014).Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: Alfabeta Musfah, Jejen dan Masykhur, Anis. (2002). Doa Ajaran Ilahi Kumpulan Doa

  Dalam Al-Quran Beserta Tafsirnya. Jakarta: Hikmah

  Nata,Abuddin.(2012).Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

  Nawawi, Hadari. (2003). Metode Penelitian Bidang Sosial. Bandung: Gajah Mada University Press. Ramayulis.(2014). Metodologi Pendidikan Islam(Edisi Revisi). Jakarta: Kalam Mulia. Razak, Nasruddin.(1993).Dienul Islam. Bandung: PT. Alma’arif Slameto.(2010). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.

  Jakarta: Rineka Cipta. Sugiono.(2014). Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

  Syekh Ibrahim. (2000).Cendekiawan Muslim.Semarang: Karya Toha Putra Syukri & Marmawi.(2012). Pengantar Pendidikan. Pontianak: STAIN Pontianak Press.

  Wahid, Abdul Sa’ad.(2003). Tafsir Al-Hidayah. Yogyakarta: PT. Surya Sarana Utama Devisi Grafika. Zuhairani, dkk. (2009).Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.