PENGARUH METODE PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUIZ TEAM TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMKN 1 PANDAK BANTUL
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUIZ TEAM
TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X
SMKN 1 PANDAK BANTUL
1)Sudianto
2) 1) 2)Widodo Budhi
Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta.
Emai
AbstrakTujuan penelitian secara deskriptif adalah untuk mengetahui kecenderungan prestasi
belajar fisika dengan menggunakan model pembelajaran tipe aktif quiz team dan model
konvensional, sedangkan tujuan secara komparatif untuk mengetahui perbedaan prestasi
belajar fisika dengan menggunakan model pembelajaran tipe aktif quiz team dan model
konvensional. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen
semu. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dan tes. Teknik
analisis data menggunakan analisis deskriptif dan uji hipotesis menggunakan uji-t yang
didahului uji prasyarat analisis, yaitu uji homogenitas varian dan uji normalitas sebaran.
Hasil penelitian secara deskriptif menunjukkan bahwa kecenderungan prestasi belajar
fisika yang diajar menggunakan model pembelajaran aktif tipe quiz team berada dalam
kategori sangat tinggi dengan nilai rata-rata 21,750 dan model pembelajaran konvensional
berada dalam kategori tinggi dengan nilai rata-rata 19,350. Secara komparatif, hasil
hitanalisis diperoleh nilai t = 3,138 dengan nilai p = 0,003 < 0,05. Dengan demikian, ada
pengaruh yang sangat signifikan model pembelajaran aktif tipe quiz team terhadap
prestasi belajar fisika.Kata Kunci: Quiz Team, prestasi, belajar, Fisika
Dari berbagai pengamatan dan
PENDAHULUAN
analisis, sedikitnya terdapat 3 faktor Upaya meningkatkan kualitas yang menyebabkan mutu pendidikan pendidikan terus menerus dilakukan tidak mengalami perubahan secara baik secara konvensional maupun merata. Faktor pertama, kebijakan inovatif. Hal tersebut lebih terfokus dan penyelenggaraan pendidikan lagi setelah diamanatkan bahwa nasional menggunakan pendekatan tujuan pendidikan nasional adalah
education production fuction atau
untuk meningkatkan mutu
input-output analysis yang tidak
pendidikan pada setiap jenis dan dilaksanakan secara konsekuen. jenjang pendidikan. Namun
Faktor kedua, penyelenggara demikian, berbagai indikator mutu pendidikan nasional dilakukan secara pendidikan belum menunjukkan birokratik-sentralistik. Faktor ketiga, peningkatan yang berarti. Sebagian peran serta masyarakat, khususnya sekolah, terutama di kota-kota, orang tua siswa dalam menunjukkan peningkatan mutu penyelenggara pendidikan selama ini pendidikan yang cukup sangat minim. menggembirakan, namun sebagian
Dari informasi yang diperoleh besar lainnya masih memprihatinkan. dari guru mata pelajaran fisika bahwa selama ini dalam kegiatan pembelajaran fisika di SMKN 1 Pandak Bantul masih menggunakan metode belajar konvensional yaitu metode ceramah. Metode ini memposisikan siswa sebagai objek pembelajaran dan guru sebagai pusat pembelajaran. Berdasarkan nilai awal terlihat bahwa nilai rata-rata ulangan harian masih di bawah nilai standar ketuntasan. Standar nilai ketuntasan untuk mata pelajaran fisika adalah 7,00.
Menurut Slameto (2003:2) “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”. Menurut Marris L. Brigge dalam Darsono (2003:3) “belajar adalah suatu perubahan yang menetapkan kehidupan seseorang yang tidak diwariskan secara genetis”. Perubahan yang terjadi pada pemahaman, perilaku, persepsi, motivasi atau campuran dari semuanya secara sistematis sebagai akibat dari pengalaman dalam keadan tertentu. Oemar Hamalik (2005:27) menyimpulkan
“belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan bukan suatu hasil atau tujuan.
Nana Sudjana (2011:22) mengemukakan “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman pengalaman belajarnya”. Menurut H. Veithzal Rivai (2003:129) “hasil belajar merupakan wujud perubahan perilaku yang terjadi atas suatu objek tertentu sebagai akibat dari proses belajarnya”.
Hasil belajar adalah dapat diartikan sebagai taraf kemampuan aktual yang bersifat teratur berupa penguasaan ilmu pengetahuan, ketrampilan, sikap dan insers yang dicapai oleh siswa dari apa yang telah dipelajari di sekolah (La Ode Kaimudin, 2004:30). Menurut W.S. Winkel (2007: 580)” prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan”.
Sejauh ini pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar. Dalam suatu pembelajaran, strategi pembelajaran memang bukan segala-galanya. Masih banyak faktor lain yang ikut menentukan keberhasilan suatu pembelajaran. Faktor-faktor tersebut antara lain kurikulum yang menjadi acuan dasarnya, program pengajaran, kualitas guru, materi pembelajaran, strategi pembelajaran, sumber belajar, dan teknik/bentuk penilaian. Ini berarti strategi pembelajaran hanyalah salah satu faktor saja dari sekian banyak faktor yang perlu mendapatkan perhatian dalam keseluruhan pengelolaan pembelajaran.
Banyak sekali metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Agar hasil yang dicapai memuaskan diperlukan metode pembelajaran yang tepat, yaitu metode yang dapat membangkitkan aktivitas belajar siswa terhadap mata pelajaran fisika. Salah satu upaya untuk meningkatkan aktivitas siswa pada mata pelajaran fisika yaitu dengan penggunaan metode belajar aktif tipe quiz team. Pembelajaran aktif (active learning) merupakan salah satu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam melakukan sesuatu dan berfikir tentang apa yang mereka lakukan menggunakan model (Suyatno, 2009: 107). pembelajaran aktif tipe quiz
Metode pembelajaran quiz team team? mampu meningkatkan keaktifan b. Sejauh mana siswa dalam proses belajar. Dalam kecenderungan prestasi metode pembelajaran ini siswa belajar fisika siswa kelas X dibentuk dalam tiga kelompok besar SMKN 1 Pandak Bantul dan semua anggota bersama-sama Yogyakarta Tahun Ajaran mempelajari materi tersebut, 2015/2016 yang mendiskusikan materi, saling pembelajarannya memberi arahan, saling memberikan menggunakan model pertanyaan dan jawaban, setelah pembelajaran materi selesai diadakan suatu konvensional? pertandingan akademis. Sehingga
2. Secara Komparatif dengan adanya pertandingan ini akan Adakah perbedaan prestasi tercipta kompetisi dimana para siswa belajar fisika siswa kelas X berlomba-lomba untuk menjadi SMKN
1 Pandak Bantul kelompok terbaik dan memperoleh Yogyakarta Tahun Ajaran nilai terbaik dalam pertandingan. 2015/2016 antara yang diajar
Tipe quiz team merupakan dengan metode pembelajaran model pembelajaran aktif yang aktif tipe quiz team dengan yang dikembangkan oleh Silberman diajar menggunakan metode (2011:175), yang mana dalam tipe konvensional?
quiz team ini siswa dibagi menjadi
tiga tim. Setiap siswa dalam tim
METODE PENELITIAN
bertanggung jawab untuk Jenis penelitian yang digunakan menyiapkan kuis jawaban singkat, dalam penelitian ini adalah dan tim yang lain menggunakan eksperimen semu (quasi experiment). waktunya untuk memeriksa catatan.
Populasi penelitian ini adalah seluruh Model pembelajaran aktif tipe quiz siswa kelas X, sedangkan sampel
team yang dikemukakan oleh Dalvi
penelitian adalah siswa kelas Jurusan (2006:68): “Merupakan salah satu
Peternakan (X-A) dan Jurusan tipe pembelajaran yang mampu Peternakan (X-B) SMKN 1 Pandak meningkatkan keaktifan siswa dalam Bantul dengan jumlah masing-masing proses belajar”. kelas 20 siswa. Teknik pengumpulan
Berdasarkan latar belakang dan data menggunakan teknik pembatasan masalah dapat dokumentasi dan tes. Teknik analisis dirumuskan permasalahan sebagai data menggunakan analisis deskriptif berikut: dan uji hipotesis menggunakan uji-t yang didahului uji prasyarat analisis,
1. Secara Deskriptif yaitu uji homogenitas varian dan uji a. Sejauh mana normalitas sebaran. kecenderungan prestasi belajar fisika siswa kelas X
HASIL DAN PEMBAHASAN
SMKN 1 Pandak Bantul
1. Uji Persyaratan Analisis
Yogyakarta Tahun Ajaran
a. Uji Normalitas
2015/2016 yang pembelajarannya
Uji nomalitas bertujuan menggunakan perhitungan untuk mengetahui apakah Chi Kuadrat. Hasil uji data dari masing-masing normalitas kedua variabel variabel memiliki dapat dilihat pada pada tabel karateristik distribusi normal 1. atau tidak. Uji normalitas
Tabel 1. Rangkuman Hasil Uji Normalitas
2 No Variabel dk hitung p Kriteria
χ
1. Pembelajaran aktif 7 2,400 0,934 Normal tipe quiz team
2. pembelajaran 8 13,300 0,102 Normal konvensional
Uji homogenitas Berdasarkan hasil uji bertujuan untuk menguji normalitas pada tabel 1, sejauhmana data dalam diketahui bahwa nilai untuk penelitian ini memiliki
2 kelompok eksperimen hitung varians homogen atau tidak.
χ = 2,400 dan p = 0,934, Pada penelitian ini, sedangkan untuk kelompok perhitungan uji homogenitas
2
kontrol hitung = 13,300 dan menggunakan uji F pada χ program SPS. Hasil uji p = 0,102. Karena p ≥ 0,05 berarti kedua data homogenistas dapat dilihat berdistribusi normal. pada tabel 2.
b. Uji Homogenitas
Tabel 2. Rangkuman Uji Homogenistas
No. Variabel N dk F p Keterangan
Pembelajaran 1. aktif tipe quiz
20
38
team 0,117 0,734 Homogen
Pembelajaran 2.
20
38 konvensional Hasil komputasi analisis
2. Pengujian Hipotesis
statistik antara prestasi Hipotesis merupakan jawaban belajar fisika siswa yang sementara atas masalah yang telah pembelajarannya dirumuskan. Pengujian hipotesis menggunakan metode dapat dilakukan apabila normalitas pembelajaran aktif tipe quiz dan homogenitas data penelitian
team dan metode sudah terpenuhi. Dalam penelitian
konvensional memiliki nilai ini, untuk menguji hipotesis dalam F hitung = 0,117 dengan nilai p penelitian ini menggunakan Uji t (t- = 0,734 > 0,05, sehingga test), jika t hitung dengan p ≤ 0,05 atau p kedua varian tersebut
≤ 0,01 hipotesis diterima. Hasil homogen. pengujian hipotesis antara kedua variabel dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Rangkuman Hasil Uji t (t-test)
hitungVariabel N Rerata SB dk t p Keterangan Pembelajaran aktif 20 21,750 2,314 tipe quiz team
Sangat 38 3,138 0,003 Pembelajaran
Signifikan 20 19,300 2,519 konvensional
Berdasarkan tabel analisis di pembelajaran konvensional
hit
atas, nilai t = 3,138 dengan nilai p = berada dalam kategori tinggi 0,003 dengan skor rata-rata 19,350.
, karena p ≤ 0,01 maka hipotesis yang diajukan diterima.
2. Secara Komparatif Dengan demikian, ada perbedaan Ada perbedaan yang sangat sangat signifikan prestasi belajar signifikan prestasi belajar fisika fisika siswa yang pembelajarannya siswa yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran menggunakan metode aktif tipe quiz team dan metode pembelajaran aktif tipe quiz team pembelajaran konvensional. dan metode pembelajaran
Dengan konvensional dengan melihat melihat rerata prestasi belajar fisika nilai t hit = 3,138 dengan nilai p = yang menggunakan metode
0,003 < 0,01. Dengan melihat pembelajaran aktif tipe quiz team rerata prestasi belajar fisika yang lebih tinggi daripada metode menggunakan metode konvensional, maka dapat pembelajaran aktif tipe quiz team disimpulkan bahwa ada pengaruh lebih tinggi daripada metode metode pembelajaran aktif tipe quiz konvensional, maka dapat team terhadap prestasi belajar fisika.. disimpulkan bahwa ada pengaruh metode pembelajaran
KESIMPULAN
aktif tipe quiz team terhadap
1. Secara Deskriptif prestasi belajar fisika .
a. Kecenderungan prestasi belajar fisika siswa kelas X
DAFTAR PUSTAKA
SMKN
1 Pandak Bantul Darsono. 2000. Belajar dan
Yogyakarta Tahun Ajaran
pembelajaran. Semarang : IKIP
2015/2016 yang Semarang pembelajarannya menggunakan model
H. Veithzal Rivai. 2003. Upaya-upaya pembelajaran aktif tipe quiz meningkatkan hasil belajar.
team dalam kategori sangat
Jakarta: Journal Kependidikan tinggi dengan nilai rata-rata dan Kebudayaan. 21,750.
b. Kecenderungan prestasi La Ode Kaimudin. 2004. Pengaruh belajar fisika siswa kelas X
Sikap terhadap Prestasi Belajar
SMKN
1 Pandak Bantul
IPA Fisika Mahasiswa PGSD FKIP
Yogyakarta Tahun Ajaran UNHALU Edisi No. 22 Tahun 2004. 2015/2016 yang Jakarta: Journal Pendidikan. pembelajarannya menggunakan model Nana Sudjana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Rosdakarya Remaja. Oemar Hamalik. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Silberman. 2011. ACTIVE LEARNING “101 Cara Belajar Aktif”.
Terjemahan Muttaqien Raisul. Bandung: Nusamedia.
Slameto. 2003. Belajar dan faktor- faktor yang mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta. Suyatno. 2009. Menjelajah
Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Masmedia Buana Pustaka.
Trianto. 2007. Model-model
Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik Konsep, Landasan Teoretis-praktis dan Implementasinya. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher.
W.S Winkel. 2007. Psikologi Pengajaran.
Jakarta: Gramedia.