BUKU PANDUAN AKADEMIK 2015FINAL COVER

PERATURAN DEKAN FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Nomor : 223/UN3/1.3/2015
Tentang

PANDUAN PENDIDIKAN PROGRAM SARJANA
BIDANG HUKUM
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA
MENIMBANG

: a. bahwa dalam rangka meningkatkan pembinaan dan pengembangan
program pendidikan di Perguruan Tinggi, sesuai dengan
perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat dewasa ini,
maka diperlukan panduan belajar dan kegiatan belajar mengajar
dengan unsur-unsur utama dan penunjang yang serasi untuk
mencapai tujuan program pendidikan tersebut;
b. bahwa sehubungan dengan butir a maka dipandang perlu untuk
menetapkan Buku Panduan Program Pendidikan Sarjana Bidang
Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Airlangga

MENGINGAT


: 1. Undang-undang Nomor: 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (L.N. RI Tahun 2003 No. 78, TLN No. 4301).
2. Undang-undang Nomor: 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
(L.N. RI Tahun 2012 No.158, TLN No. 5336).
3. Peraturan Pemerintah Nomor : 30 Tahun 2014 tentang Statuta
Universitas Airlangga (LN. RI Tahun 2014 No.100, TLN No.
5535).
4. Peraturan Rektor Universitas Airlangga No.5/H3/PR/2012 Tentang
Perubahan Ketiga Atas Peraturan Rektor Universitas Airlangga No.
11/H3/PR/2009 Tentang Peraturan Pendidikan Universitas
Airlangga.

M E M U T U S K AN

MENETAPKAN

: PERATURAN DEKAN TENTANG PANDUAN PENDIDIKAN
PROGRAM SARJANA BIDANG HUKUM FAKULTAS
HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA


BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Dekan ini yang dimaksud dengan :
1. Dekan adalah Dekan Fakultas Hukum Universitas Airlangga.
2. Fakultas adalah Fakultas Hukum Universitas Airlangga.

1

3. Mahasiswa adalah Mahasiswa Program Sarjana pada Fakultas Hukum Universitas
Airlangga.
4. Buku Panduan adalah buku petunjuk bagi mahasiswa dalam menjalankan proses
belajar mengajar di Fakultas.
BAB II
PEMBERLAKUAN PANDUAN PENDIDIKAN
Pasal 2
Dekan memberlakukan Panduan Pendidikan Program Sarjana Bidang Hukum pada
Fakultas Hukum Universitas Airlangga sebagaimana terlampir dalam peraturan ini.
BAB III

ATURAN PERALIHAN
Pasal 3
1) Peraturan ini diberlakukan bagi mahasiswa mulai angkatan 2013.
2) Bagi mahasiswa angkatan sebelumnya tetap diberlakukan kurikulum sebelum peraturan
ini.
BAB IV
ATURAN PENUTUP
Pasal 4
Pada saat Peraturan Dekan ini mulai berlaku, Peraturan Dekan Nomor 340/UN3.1.3/2014
Tentang Pedoman Pendidikan Sarjana Hukum Fakultas Hukum Universitas Airlangga
dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan ini.
Pasal 5
Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di
Pada tanggal
Dekan,

:
:


SURABAYA
1 Juli 2015

Prof. Dr. MUCHAMMAD ZAIDUN, S.H., M.Si.
NIP. 195205291974121001
Salinan disampaikan kepada yth.:
1. Direktur Pendidikan Universitas Airlangga
2. Dekan Fakultas di lingkungan Universitas Airlangga

2

LAMPIRAN
PERATURAN DEKAN FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Nomor : 223/UN3/1.3/2015
Tentang

PANDUAN PENDIDIKAN PROGRAM SARJANA
BIDANG ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB I
PENDAHULUAN
VISI, MISI DAN TUJUAN
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA
A. Visi
Menjadi Fakultas Hukum yang mandiri, inovatif, terkemuka dan adaptif di
kawasan regional (ASIA) , pelopor pendidikan hukum yang berorientasi sebagai
yuris, serta memiliki kompetensi hukum dan moralitas tinggi.
B. Misi:
Menyelenggarakan pendidikan hukum yang menghasilkan lulusan sebagai yuris,
yang memiliki kompetensi hukum, mampu mengembangkan penelitian yang
inovatif untuk menunjang pendidikan hukum, pengabdian pada masyarakat dan
melakukan Tri Dharma yang berorientasi pada mutu serta daya saing nasional
maupun internasional.
C. Tujuan:
1. Menghasilkan yuris yang memahami konsep, prinsip dan kaidah dasar ilmu
hukum sebagai dasar penguasaan kompetensi (kemahiran dan ketrampilan)
hukum;

2. Menghasilkan yuris yamg memiliki kemampuan legal reasoning dalam
menerapkan konsep, prinsip dan norma hukum untuk memecahkan masalah
hukum melalui cara litigasi dan non litigasi.
3. Memiliki kemampuan penelitian, pengabdian pada masyarakat dan
pengembangan hukum yang inovatif.
D. Institusi/Lembaga
Pada September 1951, dengan tekad untuk ikut mencerdaskan bangsa Dr. Mr.
Soeripto (Hakim Pengadilan Negeri Surabaya), Mr. RI Gondowardojo (Pegawai
Tinggi Kantor Gubernur Jawa Timur), Mr. R. Budisoesetjo dan Mr. Kho Siok Hie
(seorang advokat di Surabaya) mendirikan sebuah yayasan bernama Perguruan
Surabaya. Pada tanggal 15 Juli 1952, berdasarkan Surat Keputusan Menteri P dan
3

K No. 2321/Kab. Perguruan Tinggi Ilmu Hukum Surabaya berubah menjadi
Cabang Fakultas Hukum, Ekonomi, Sosial dan Politik Universitas Gajah Mada
Yogyakarta. Berdasarkan Naskah Pelaksanaan Pemisahan tanggal 9 April 1954,
Cabang Fakultas Hukum, Ekonomi, Sosial dan Politik Universitas Gajah Mada
Yogyakarta di Surabaya dilebur menjadi Fakultas Hukum Universitas Airlangga
Surabaya.
Pada Tahun Ajaran 1979/1980 berdasarkan Surat Keputusan Dekan Fakultas

Hukum Universitas Airlangga Nomor : I/2481/Fhk/10/79 tanggal 10 Juli 1979,
Fakultas Hukum menerapkan sistem kredit semester (sks) dalam proses
pembelajaran. Dalam perkembangannya, sejak tahun 2004 kurikulum Fakultas
Hukum menggunakan kurikulum berbasis kompetensi (KBK), dengan harapan
mampu melahirkan sarjana hukum yang mempunyai kemampuan profesional
sesuai minat studi yang ditempuh. Penerapan KBK diikuti dengan pengembangan
metode pembelajaran klasikal dan praktik di laboratorium untuk mata kuliah
tertentu. Sejak saat itu Fakultas Hukum Universitas Airlangga memiliki
Laboratorium Pendidikan Hukum Klinik (LPHK), yang terlengkap di Indonesia.
LPHK mengelola kegiatan praktikum yang meliputi : penyusunan dokumen
hukum, peragaan praktik hukum melalui moot court, peragaan praktik penyelesaian
sengketa alternative (PSA), simulasi kantor hukum dan praktik pra profesi.
Pada tahun 2006 melalui Peraturan Pemerintah Nomor : 30 Tahun 2006 Universitas
Airlangga memiliki status BHMN. Fakultas mengelola Program Strata 1 dan Strata
2 yang meliputi Program Magister Kenotariatan, Magister Ilmu Hukum, Magister
Hukum Bidang Minat Bisnis, Peradilan dan Pemerintahan. Untuk pertama kalinya
pula pada akhir tahun 2007, tepatnya tanggal 6 Desember 2007 dilakukan soft
launching website Fakultas Hukum Universitas Airlangga dalam 2 bahasa (Bahasa
Indonesia dan Bahasa Inggris) dengan suatu komitmen pengelolaan dan
pengembangan secara berkelanjutan dalam rangka mendukung penyelenggaraan

kegiatan akademik. Pengelolaan website Fakultas Hukum dilakukan oleh Unit
Sistem Informasi (USI). Pada Tahun 2009 Fakultas Hukum juga mengelola
Program Doktor Ilmu Hukum yang sebelumnya dikelola oleh Program
Pascasarjana.

4

BAB II
STRUKTUR KURIKULUM PROGRAM
PENDIDIKAN SARJANA HUKUM
Keputusan Rektor Universitas Airlangga
Nomor: 1192/UN3/2014
Tentang

Penetapan Kurikulum Program Pendidikan Sarjana Program Studi Ilmu Hukum
Pada Fakultas Hukum Universitas Airlangga
Jo

Nomor: 2451/UN3/2014
Tentang


Pengesahan Struktur Kurikulum Yang Memuat 4 (Empat) Mata Kuliah Wajib
Untuk Program Pendidikan Sarjana (S1) Dan Diploma (D3 Dan D4)
Pada Fakultas Di Lingkungan Universitas Airlangga
A. MATA KULIAH WAJIB NASIONAL (KURNAS): 70 sks
No.

Kode

Nama Mata Kuliah

sks

Prasyarat

1.

HKD100 Pengantar Ilmu Hukum

4


-

2.

HKD103 Pengantar Hukum
Indonesia
HKD102 Hukum Adat
HKA100 Hukum Administrasi
HKA104 H A P T U N
HKA102 Hukum Agraria
HKA103 Hukum Lingkungan
HKI 101 Hukum Internasional
HKN100 Ilmu Negara
HKN101 Hukum Tata Negara
HKP100 Hukum Pidana
HKP101 Hukum Acara Pidana
HKT100 Hukum Perdata
HKT101 Hukum Acara Perdata
HKT102 Hukum Dagang

HKT103 Hukum Islam
ETH102 Etika Profesi Hukum
PHH103 Pengantar Filsafat Hukum

2

-

2
4
4
2
2
4
2
4
4
4
4
4
4
2
2
2

PNH497 Penelitian Hukum
PNH499 Skripsi
HKN103 Perancangan Perundangundangan
HKT104 Perancangan Kontrak
BAI101 Bahasa Indonesia
NOP104 Pendidikan

2
4
2

HKD100, HKD103
HKD100, HKD103
HKA100
HKD100, HKD103
HKT100, HKP100, HKA100
HKD100, HKD103
HKD100, HKD103
HKD100, HKD103
HKP100
HKD100, HKD103
HKT100
HKD100, HKD103
HKD100, HKD103
HKD100, HKD103
HKD100, HKD103
HKD202
HKD202
(Min. 110 SKS)
HKN200

2
2
2

HKT205
-

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21
22
23
24

5

Kewarganegaraan
TOTAL

70

B. MATA KULIAH WAJIB FAKULTAS: 54 sks
No.

Kode

Nama Mata

sks

Prasyarat

Kuliah
1.
2.
3.
4.

HKD202
HKA202
HKI200
HKP203

5.
6.
7.
8.

HKP204
HKT200
HKT208
HKI202

9.

HKN200

10.
11.

HKT205
HKT206

12.

HKT204

13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.

HKN201
KNH101
NOP103
AGB101
AGH101
AGI101
AGK101
AGP101
AGC101
HKT202
HKP202

24.

HKT207

Argumentasi Hukum
Pemerintahan Daerah
Hukum Laut
Kejahatan Terhadap
Nyawa dan Harta
Kekayaan
Hukum Pidana Korupsi
Hukum Perikatan
Hukum Perseroan
Hukum Perdagangan
Internasional
Hukum Perundangundangan
Hukum Kontrak
Hukum Waris (Adat,
Islam, BW)
Penyelesaian
Sengketa
Alternatif
HAM
KKN
Pancasila
Agama Budha
Agama Hindu
Agama Islam
Agama Kristen Katholik
Agama Kristen Protestan
Agama Khong Hu Chu
Hukum Perbankan
Praktik Peradilan Pidana
dan Perdata
Hukum Acara Peradilan
Agama
Total

6

2
4
2
4

HKT101, HKP101, HKA104
HKA100
HKI101
HKP100

2
4
4
4

HKP100
HKT100
HKT102
HKI101

2

HKA100, HKN101

2
4

HKT200
HKT100, HKT103, HKD102

3

HKT101

2
3
2
2
2
2
2
2
2
4
2

110 sks
HKT100
HKP101,
HKT101
HKT103

2
54

C. MATA KULIAH WAJIB MINAT STUDI
C.1. MATA KULIAH WAJIB MINAT STUDI BISNIS : 14 sks
No.

Kode

Nama Mata Kuliah

sks

1.
2.
3.
4.
5.
6.

HKA300
HKT309
HKT302
HKT303
HKT308
HKT304

Hukum Pajak
Hukum Perburuhan
Hukum Investasi
Hukum Persaingan Usaha
Hukum Transportasi
HKI (Hak Kekayaan
Intelektual)
Total

2
2
2
2
2
4

Prasyarat
HKA100
HKD100, HKD103
HKT 208
HKT102
HKI200, HKT102
HKT102

14

C.2. MATA KULIAH WAJIB MINAT STUDI PERADILAN : 14 sks
No.

Kode

Nama Mata

sks

Prasyarat

Kuliah
1.
2.
3.
4.
5.
6.

HKP303
HKP304
HKT421
HKT400
HKT403
HKP302

Hukum Pidana Ekonomi
Hukum Pidana Napza
Hukum Kepailitan
Hukum Surat Berharga
Hukum Pasar Modal
Hukum Pidana Anak
Total

4
2
2
2
2
2
14

HKP100
HKP100
HKT101, HKT 208
HKT102
HKT102
HKP100

C.3. MATA KULIAH WAJIB MINAT STUDI PEMERINTAHAN: 14 sks
No.

Kode

Nama Mata

sks

Prasyarat

Kuliah
1.
2.

HKA304
HKA307

3.
4.
5.
6.

HKA303
HKN303
HKN304
HKN305

7.

HKN306

Hukum Perizinan
Hukum Pengadaan dan
Pendaftaran Hak Atas
Tanah
Hukum Penataan Ruang
Hukum Pemilu
Teori Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah
Konstitusi
Hukum Kewarganegaraan
dan Imigrasi
Total

7

2
2

HKA100
HKA102

2
2
2
2

HKA100, HKA103
HKN101
HKN101
HKN101

2

HKN101

14

C.4. MATA KULIAH WAJIB MINAT STUDI INTERNASIONAL: 14 sks
No.

Kode

Nama Mata

sks

Prasyarat

Kuliah
1.

HKI306

2.

HKI301

3.

HKI 302

4.

HKI 303

5.

HKI308

6.

HKI 305

Hukum Humaniter
Internasional
Hukum Organisasi
Internasional
Hukum Diplomatik dan
Konsuler
Hukum Lingkungan
Internasional
Hukum dan Perancangan
Perjanjian Internasional
Penyelesaian Sengketa
Internasional
Total

2

HKI101

2

HKI101

2

HKI101

2

HKI101

4

HKI101

2

HKI101

14

C.5. MATA KULIAH WAJIB MINAT BISNIS SYARIAH: 14 sks
No.

Kode

Nama Mata

sks

Prasyarat

Kuliah
1.
2.
3

HKS300
HKS301
HKS302

4

HKS303

5

HKS304

6

HKT302

Pengantar Ilmu Fiqh
Pengantar Fiqh Muamalat
Pengantar Perbankan
Syariah
Pengantar Lembaga
Keuangan Syariah
Pengantar Perdagangan
Syariah
Hukum Investasi
Total

2
2
2

HKT103
HKT103
HKT103

4

HKT103

2

HKT103

2
14

HKT208

D. MATA KULIAH PILIHAN MINAT STUDI
D.1. MATA KULIAH PILIHAN MINAT STUDI BISNIS: 6 DARI 44 sks
No.

Kode

Nama Mata

sks

Prasyarat

Kuliah
1.

HKA307

2.

HKA404

3.
4.
5.
6.

HKT421
HKT400
HKT402
HKT403

Hukum Pengadaan dan
Pendaftaran Hak Atas
Tanah
Hukum Perumahan dan
Permukiman
Hukum Kepailitan
Hukum Surat Berharga
Hukum Asuransi
Hukum Pasar Modal

8

2

HKA102

2

HKA102

2
2
2
2

HKT101, HKT 208
HKT102
HKT102
HKT 208

7.
8.
9.

HKT404
HKI412
HKT407

Hukum Pembiayaan
Hukum Siber
Hukum Perdata
Internasional
10. HKT409 Hukum Perlindungan
Konsumen
11. HKS302 Pengantar Perbankan
Syariah
12. HKS400 Asuransi Syariah
13. HKS401 Pasar Modal Syariah
14. MNK203 Manajemen Kredit
15.
Akuntansi Untuk Profesi
AKA102
Hukum
16.
Pengantar Hukum
HKT417 Pengadaan Barang Dan
Jasa
17. HKA405 Hukum Pertambangan
18.
Perbandingan Hukum
HKI413
Kontrak ASEAN
19.
Praktik Negosiasi dan
HKT419
Mediasi
20. HKT420 Praktik Arbitrase
21. HKI414
Arbitrase Internasional
22. HKA304 Hukum Perizinan
TOTAL

2
2
2

HKT 208
HKI101
HKT100

2

HKT100

2

HKT 103

2
2
2
2

HKT 402
HKT 403
-

2

HKT100

2
2

HKA100
HKI101, HKT205

2

HKT204

2
2
2
44

HKT204
HKI101
HKA100

D.2. MATA KULIAH PILIHAN MINAT STUDI PERADILAN: 6 DARI 52 sks
No.

Kode

Nama Mata Kuliah

sks

1.

HKI306

2

HKI101

2.

HKI402

4

HKI101, HKP100

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

HKI412
HKP400
HKP401
HKP405
HKP406
HKT402
HKT404
HKT410
AKA102

Hukum Humaniter
Internasional
Kejahatan Internasional
& Transnasional
Hukum Siber
Hukum Pidana Politik
Hukum Pidana Pers
Hukum Pidana Militer
Hukum Kesehatan
Hukum Asuransi
Hukum Pembiayaan
Hukum Wakaf & Zakat
Akuntansi Untuk Profesi
Hukum
Ilmu Kedokteran
Kehakiman
Psikiatri Kehakiman
Sosiologi Hukum
Kriminologi

2
2
2
2
2
2
2
2
2

HKI101
HKP101
HKP100
HKP101
HKT100, HKP100
HKT102
HKT 208
HKT103
-

2

HKP101

2
2
2

HKP101
-

12. KDY401
13.
14.
15.

PSG115
SOS415
SOS416

9

Prasyarat

16. SOS417 Viktimologi
17. HKT417 Pengantar Hukum
Pengadaan Barang Dan
Jasa
18. HKS400 Asuransi Syariah
19. HKS401 Pasar Modal Syariah
20. HKS302 Pengantar Perbankan
Syariah
21. HKP407 Pengantar Perbandingan
Hukum Pidana
22. HKP408 Hukum Pidana Korporasi
23. HKP409 Klinik Anti Korupsi
24. HKA411 Klinik Lingkungan
25. HKT309 Hukum Perburuhan
TOTAL

2
2

HKT100

2
2
2

HKT 402
HKT 403
HKT103

2

HKP100

2
2
2
2
52

HKP100
HKP100
HKA103
HKD100, HKD103

D.3. MATA KULIAH PILIHAN MINAT STUDI PEMERINTAHAN: 6 DARI 38 sks
No.

Kode

Nama Mata Kuliah

sks

1.
2.
3.
4.

HKA300
HKA400
HKA401
HKA404

2
2
2
2

HKA100
HKA100
HKA100
HKA102

5.

HKA412

2

HKA102

6.
7.
8.
9.
10.

HKA405
HKA407
HKA408
HKI417
HKN401

Hukum Pajak
Hukum Kepegawaian
Hukum Keuangan Negara
Hukum Perumahan dan
Permukiman
Pengantar Hukum
Sumber Daya Alam
Hukum Pertambangan
Hukum Rumah Susun
Hukum Pelayanan Publik
Hk. Udara dan Angkasa
Hukum Negara-negara
ASEAN
Perbandingan HTN
Sosiologi Hukum
Pengantar Hukum
Pengadaan Barang Dan
Jasa
HAM Internasional
Penyelesaian Sengketa
Lingkungan
Hukum Ruang Bawah
Tanah
Hukum Nuklir
Klinik Lingkungan
Hukum Perburuhan
TOTAL

2
2
2
2
2

HKA100, HKA103
HKA102
HKA100
HKI101
HKN101

2
2
2

HKN101
HKT100

2
2

HKI101
HKA100, HKA103

2

HKA102

2
2
2
38

HKI100
HKA103
HKD100, HKD103

11. HKN301
12. SOS415
13. HKT417

14. HKI408
15. HKA409
16. HKA410
17. HKI409
18. HKA411
19. HKT309

10

Prasyarat

D.4. MATA KULIAH PILIHAN MINAT STUDI INTERNASIONAL : 6 DARI 32 sks
Nama Mata
sks
No.
Kode
Prasyarat
Kuliah
1.

HKN306 Hukum Kewarganegaraan
dan Imigrasi
Hukum Udara dan Angkasa
Kejahatan Internasional dan
Transnasional

2.
3.

HKI417
HKI402

4.
5.

HKN301 Perbandingan HTN
HKN401 Hukum Negara-negara

6.

HKT407 Hukum Perdata
Internasional
HKT408 Perjanjian Dagang

2

HKN101

2
4

HKI101
HKI101, HKP100

2
2

HKN101
HKN101

2

HKT100

2

HKT102

2
2
2
2
2

HKI200, HKT102
HKI101
HKI101
HKI101
HKI101, HKT205

2
2
2
32

HKI101
HKI101
HKD100, HKD103

ASEAN

7.

Internasional

8.
9.
10.
11.
12.

HKT308
HKI412
HKI408
HKI411
HKI413

Hukum Transportasi
Hukum Siber
HAM Internasional
Hukum Migran

13.
14.
15.

HKI414
HKI409
HKT309

Arbitrase Internasional
Hukum Nuklir
Hukum Perburuhan
Total

Perbandingan Hukum
Kontrak Asean

D.5. MATA KULIAH PILIHAN MINAT BISNIS SYARIAH 6 DARI 30 sks
Nama Mata
sks
No.
Kode
Prasyarat
Kuliah
1

HKS402

Pengantar Perusahaan
Syariah

2

HKT201

2
3

HKS403
HKS404

Arbitrase Syariah

2
2

HKT204
HKT204

4
5
6
7
8
9
10
11
12

HKS405
HKS401
HKS400
HKT404
HKT400
HKA300
HKT303
HKT308
HKT304

Teori Kontrak Syariah
Pasar Modal Syariah
Asuransi Syariah
Hukum Pembiayaan
Hukum Surat Berharga
Hukum Pajak
Hukum Persaingan Usaha
Hukum Transportasi

2
2
2
2
2
2
2
2
4

HKT205
HKT102
HKT102
HKT201
HKT102
HKA100
HKT102
HKI101, HKT102
HKT102

13
14

HKT410 Hukum Wakaf dan Zakat
HKT309 Hukum Perburuhan
Total

2
2
30

HKT103
HKD100, HKD103

Negosiasi Dan Mediasi
Syariah

HKI (Hak Kekayaan
Intelektual)

11

BAB III
SISTEM PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN
A. Sistem Kredit Semester (SKS)
1. Sistem kredit adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan tinggi yang
menggunakan satuan kredit semester (sks) sebagai cara menyatakan beban studi
mahasiswa, beban tugas tenaga pengajar, dan beban penyelenggaraan program
pendidikan.
2. Semester adalah satuan waktu kegiatan yang terdiri atas 14 sampai 16 minggu
kuliah atau kegiatan terjadual lainnya, berikut kegiatan lainnya, termasuk 2
sampai 3 minggu kegiatan ujian akhir semester dan penilaian.
3. sks adalah takaran penghargaan terhadap pengalaman belajar yang diperoleh
selama 1 semester melalui kegiatan terjadual per minggu, sebanyak 1 jam
perkuliahan/tutorial, atau 2 jam praktikum, atau 4 jam kerja lapangan, yang
masing-masing diiringi oleh sekitar 1-2 jam kegiatan terstruktur dan sekitar 1-2
jam kegiatan mandiri.
4. Tujuan Sistem Kredit Semester (SKS):
a. Memberikan kesempatan kepada para mahasiswa yang cakap dan giat
belajar, dapat menyelesaikan studi dalam waktu yang relatif singkat, sesuai
dengan kemampuan dan rencana individualnya;
b. Memberikan kesempatan kepada para mahasiswa, agar dapat mengambil
mata kuliah yang sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya;
c. Membuka kemungkinan dilaksanakan sistem pendidikan dengan masukan
(input) dan keluaran (output) sesuai minat studi;
d. Mempermudah penyesuaian kurikulum dari waktu ke waktu, sesuai
dengan perkembangan ilmu, khususnya ilmu hukum dan teknologi maupun
perubahan kebutuhan masyarakat yang berjalan sangat cepat;
e. Memberi kemungkinan agar sistem evaluasi studi kemajuan belajar
mahasiswa dapat diselenggarakan dengan tata-cara yang lebih cermat dan
lebih obyektif;
f. Memungkinkan pengalihan (transfer) kredit antar fakultas/jurusan/
program studi di lingkungan Universitas Airlangga;
g. Memungkinkan perpindahan mahasiswa dari perguruan tinggi negeri lain ke
Universitas Airlangga, ataupun sebaliknya.
B. Nilai Kredit dan Beban sks
1. Nilai kredit adalah besarnya beban studi yang harus ditempuh oleh mahasiswa
untuk satu semester maupun beban studi untuk menyelesaikan pendidikan.
2. Nilai kredit ditetapkan dengan sks
3. Satu sks bagi mahasiswa adalah kegiatan akademik yang terdiri atas :
a. Tatap muka terjadual dengan dosen selama 50 menit
b. Kegiatan tidak terjadual selama satu jam (pekerjaan rumah, penulisan
karangan, dan sebagainya)
c. Kegiatan mandiri selama satu jam, misalnya membaca di perpustakaan.

12

4. Beban studi program sarjana sekurang-kurangnya 144 (seratus empat puluh
empat) sks dan sebanyak-banyaknya 160 (seratus enam puluh) sks yang
dijadualkan untuk 8 (delapan) semester dan dapat ditempuh dalam waktu kurang
dari 8 (delapan) semester dan selama-lamanya 14 (empat belas) semester.
C. Indeks Prestasi
1. Dalam sks dikenal adanya dua jenis indeks prestasi yaitu indeks prestasi
semester (IPS) dan indeks prestasi kumulatif (IPK)
2. IPS merupakan ukuran keberhasilan mahasiswa dalam menempuh mata kuliah
pada satu semester.
3. IPK adalah ukuran keberhasilan mahasiswa yang dihitung mulai awal studi
sampai semester terakhir yang telah diikuti.
4. Jumlah sks yang diambil untuk rencana studi bergantung pada indeks prestasi
dalam semester sebelumnya. Jumlah sks yang boleh diambil dalam semester
berikutnya ditentukan dengan pedoman sebagai berikut :
IP semester lalu
< 2,00
2,00 – 2.50
2,51 - 3,00
>3

:
:
:
:

Jumlah sks yang boleh diambil
15 sks
18 sks
20 sks
24 sks

5. IP ditetapkan dengan menjumlahkan perkalian tiap-tiap sks dengan bobot
nilainya kemudian dibagi dengan jumlah sks.
Contoh :

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Mata Kuliah
Hukum Kepegawaian
Hukum Perburuhan
Hukum Pidana
Hukum Acara Perdata
Hukum Perikatan
Hukum Acara Pidana
Hukum Lingkungan

sks
2
2
4
4
4
4
2
22
IP = 49 :

Nilai
A
AB
B
BC
C
D
E

Bobot Nilai
4
3,5
3
2,5
2
1
0

Perhitungan
2x4=8
2 x 3,5 = 7
4 x 3 = 12
4 x 2,5 = 10
4x2=8
4x1=4
2x0=0
49

22 = 2,23

D. Kurikulum
1. Tahun Akademik Fakultas Hukum Universitas Airlangga terdiri atas dua
semester, yaitu Semester Gasal dan Semester Genap
2. Mata kuliah dalam Kurikulum Fakultas Hukum terdiri dari :
a. Mata Kuliah Wajib Nasional
b.Mata Kuliah Wajib Fakultas
c. Mata Kuliah Wajib Minat Studi
d.Mata Kuliah Pilihan Minat Studi
3. Mata Kuliah Wajib Minat Studi terdiri dari :
a. Mata Kuliah Wajib Minat Studi Hukum Bisnis;
b.Mata Kuliah Wajib Minat Studi Peradilan;

13

c. Mata Kuliah Wajib Minat Studi Hukum Pemerintahan; dan
d.Mata Kuliah Wajib Minat Studi Hukum Internasional.
e. Mata Kuliah Wajib Minat Studi Bisnis Syariah
4. Mata kuliah Pilihan Bidang Minat :
a. Mata Kuliah Pilihan Minat Studi Hukum Bisnis;
b.Mata Kuliah Pilihan Minat Studi Peradilan;
c. Mata Kuliah Pilihan Minat Studi Hukum Pemerintahan; dan
d.Mata Kuliah Pilihan Minat Studi Hukum Internasional.
e. Mata Kuliah Pilihan Minat Studi Bisnis Syariah
5. Mata Kuliah Wajib Nasional merupakan mata kuliah wajib dalam kurikulum
nasional. Mata Kuliah Wajib Nasional, Wajib Fakultas dan Wajib Minat
ditawarkan pada Semester Gasal dan Semester Genap, sedangkan Mata Kuliah
Pilihan Minat sebagian ditawarkan pada Semester Gasal dan sebagian
ditawarkan pada Semester Genap.
6. Mata Kuliah Wajib Fakultas, merupakan mata kuliah yang wajib diprogram oleh
semua mahasiswa.
7. Mata Kuliah Wajib Minat Studi, merupakan mata kuliah yang wajib diprogram
oleh mahasiswa sesuai dengan pilihan minat studi.
8. Mata Kuliah Pilihan Minat Studi, merupakan mata kuliah yang dapat diprogram
untuk melengkapi jumlah sks minimal 144 dan maksimal 160. Mata kuliah
prasyarat harus memperoleh nilai minimal D.
9. Mahasiswa yang gagal memperoleh kredit untuk Mata Kuliah Pilihan, tidak
diharuskan memprogram kembali. Mata kuliah tersebut dapat ditinggal dan
diganti dengan Mata Kuliah Pilihan yang lain.
10. Pemrograman kembali mata kuliah yang mendapat nilai BC, C, D, dan E
dilakukan selambat-lambatnya 4 semester terhitung setelah pemrograman
pertama kali. Adapun nilai yang diambil adalah nilai yang terbaik. Mata kuliah
yang diulang atau ditempuh kembali, nilai tertinggi yang diperoleh adalah A.
11. Mahasiswa berhak menyatakan Mata Kuliah Pilihan yang pernah diperoleh,
untuk tidak digunakan dalam perhitungan IP Kumulatif.
E. Administrasi Sistem Kredit Semester
1. Untuk melaksanakan kegiatan akademik dan administrasi sistem kredit dalam
tiap semester diperlukan beberapa tahapan, yaitu:
a. Pendaftaran ulang didahului dengan membayar Biaya Operasional
Pendidikan (BOP) sesuai ketentuan peraturan akademik Universitas;
b. Pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) / Kartu Perubahan Rencana Studi
(KPRS);
c. Perkuliahan dan/atau praktikum;
d. Ujian dan pengumuman hasil ujian;
e. Pengadministrasian nilai (penerbitan Kartu Hasil Studi atau KHS).
2. Bagi mahasiswa baru, pendaftaran dilakukan pada awal tahun akademik. Bagi
mahasiswa lama pendaftaran ulang dilakukan pada setiap awal semester.
3. Bagi mahasiswa baru pendaftaran dilakukan dengan menunjukkan Surat Tanda
Diterima sebagai Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Airlangga.
4. Bagi mahasiswa lama, pendaftaran dilakukan dengan syarat-syarat :
a. Tidak melampaui batas akhir masa studi;
b. Tidak dikenai sanksi akademik;
c. Tidak gugur haknya untuk melakukan pendaftaran ulang.
14

5. Setelah terdaftar, mahasiswa menerima Kartu Tanda Mahasiswa (KTM).
6. Dengan KTM yang masih berlaku mahasiswa berhak mengikuti semua kegiatan
akademik dan menggunakan fasilitas pendidikan yang tersedia.
7. Mahasiswa di bawah bimbingan Dosen Wali/Penasihat Akademik, menyusun
rencana studinya dengan beban studi sesuai dengan Indeks Prestasi Semester
terakhir.
8. Mahasiswa wajib mengisi KRS melalui cyber campus setelah berkonsultasi
dengan Dosen Wali/Penasehat Akademik. Apabila sudah disetujui oleh Dosen
Wali/Penasehat Akademik, mahasiswa mencetak KRS sebanyak rangkap 3
(tiga) masing-masing untuk Sub Bagian Pendidikan, Dosen Wali/Penasehat
Akademik dan arsip mahasiswa bersangkutan.
9. Bidang minat studi ditentukan sendiri oleh mahasiswa setelah mendapatkan
pengarahan Dosen Wali/ Penasihat Akademik.
10. Mahasiswa mencantumkan Mata Kuliah Wajib dan Mata Kuliah Pilihan dalam
Kartu Rencana Studi sesuai dengan bidang minat studi yang ditempuhnya.
11. Mahasiswa tidak diperkenankan memprogram mata kuliah yang jadual
kuliahnya bersamaan, jika hal tersebut terjadi maka mata kuliah yang bersamaan
tersebut batal.
12. Mata kuliah dengan prasyarat, dapat diprogram jika mata kuliah prasyarat telah
lulus, jika mata kuliah prasyarat tidak lulus maka mata kuliah tersebut batal.
13. Mahasiswa dapat merubah KRS dengan persetujuan Dosen Wali/Penasihat
Akademik dengan cara mengisi Kartu Perubahan Rencana Studi (KPRS)
melalui cyber campus dalam waktu yang ditetapkan.
14. KPRS hanya dilakukan jika telah mengisi KRS.
15. Mata kuliah yang diprogram tidak dapat dibatalkan.
16. Mahasiswa wajib mematuhi tata tertib dan peraturan yang ditetapkan, demi
kelancaran proses belajar mengajar, termasuk tata tertib perkuliahan, praktikum,
ujian dan kegiatan yang sah di dalam maupun di luar kampus.
F. Ujian
1. Maksud dan tujuan penyelenggaraan ujian:
a. Menilai penguasaan mahasiswa terhadap bahan/materi yang disajikan dalam
suatu mata kuliah;
b.Mengelompokkan mahasiswa ke dalam beberapa kategori berdasarkan
kemampuannya, yaitu A, AB, B, BC, C, D, dan E.
2. Ujian dapat dilaksanakan dalam berbagai macam bentuk, antara lain ujian
tertulis dalam bentuk karangan atau tes obyektif, ujian lisan, ujian dalam bentuk
seminar/skripsi, ujian dalam bentuk pemberian tugas, take home exam. Ujian
praktik dapat dilaksanakan dengan cara praktik dan dapat disertai dengan ujian
tertulis dan atau lisan. Bentuk ujian tersebut disesuaikan dengan tujuan agar
dapat dilaksanakan dalam rentang waktu tertentu.
3. Pelaksanaan ujian sesuai dengan kalender akademik fakultas.
4. Mahasiswa diperkenankan ikut ujian apabila telah menghadiri paling sedikit
75% dari jumlah perkuliahan dan/atau praktikum.
5. Ujian susulan dapat diselenggarakan atas persetujuan PJMA hanya dengan
alasan sakit, menjalankan tugas negara, tugas fakultas, atau tugas universitas.
6. Mahasiswa yang terlambat hadir dengan alasan yang sah diperkenankan
mengikuti ujian tetapi tidak diberikan perpanjangan waktu.
7. Selama ujian berlangsung mahasiswa wajib:
15

a.
b.
c.
d.
e.
f.

menandatangani daftar hadir yang telah disediakan;
menunjukkan Kartu Ujian untuk diparaf oleh pengawas ujian;
menunjukkan KTM yang masih berlaku;
mengerjakan soal ujian dengan tenang, jujur dan mandiri;
menaati semua peraturan dan ketentuan ujian yang berlaku;
menaati petunjuk-petunjuk teknis tentang penyelenggaraan ujian yang
diberikan pengawas kepadanya;
g. sebelum waktu ujian berakhir, mahasiswa yang meninggalkan tempat
meminta persetujuan pengawas terlebih dahulu;
h. menyerahkan lembar jawaban ujian kepada pengawas ujian.
8. Dosen pengawas ujian berwenang:
a. mengatur, menentukan tempat duduk, melakukan presensi peserta ujian;
b. menetapkan peralatan ujian yang boleh dibawa oleh peserta ujian ke tempat
duduk;
c. menolak kehadiran seseorang yang tidak terdaftar sebagai peserta ujian;
d. mencatat kecurangan yang dilakukan oleh peserta ujian dalam Berita Acara
Pelaksanaan Ujian.
9. Dosen Penanggung Jawab Mata Ajar (PJMA) bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan ujian.
G. Penilaian
1. Penilaian dinyatakan dengan huruf :
No

Skor

Nilai Huruf

Bobot

1

75 – 100

A

4

2

70 – 74.9

AB

3,5

3

65 – 69.9

B

3

4

60 – 64.9

BC

2,5

5

55 – 59.9

C

2

6

40 – 54.9

D

1

7

0 – 39.9

E

0

2. Nilai akhir terdiri atas keseluruhan hasil yang diperoleh selama proses belajar
mengajar semester yang bersangkutan, yaitu gabungan nilai Ujian Tengah
Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS).
3. Komponen yang digunakan dalam menetapkan nilai akhir terdiri dari :
a. Nilai tugas;
b.Soft Skill;
c. Nilai ujian tengah semester;
d.Nilai ujian akhir semester.
4. PJMA wajib menyerahkan nilai akhir selambat-lambatnya 1 (satu) minggu
setelah UTS maupun UAS berlangsung.
5. Penilaian hasil studi dilaksanakan berdasarkan hasil pelaksanaan ujian,
praktikum dan atau praktik lapangan.

16

6. Penilaian hasil studi ditentukan berdasarkan IPS yang merupakan
perbandingan/fungsi perkalian antara bobot SKS dengan bobot nilai yang
diperoleh dibagi dengan jumlah SKS mata kuliah yang ditempuh.
7. Hasil Studi dicatat dalam format Kartu Hasil Studi (KHS) dan/atau dapat
diakses melalui sistem informasi elektronik.
8. KHS lembar pertama diberikan kepada mahasiswa untuk digunakan sebagai
dasar menyusun rencana studi semester berikutnya.
9. KHS lembar kedua diberikan kepada Dosen Wali / Penasihat Akademik.
10. KHS lembar ketiga dikirimkan kepada orangtua/wali mahasiswa.
11. KHS lembar keempat disimpan sebagai arsip.
H. Yudisium, Penggelaran dan Wisuda
1. Mahasiswa dinyatakan telah menyelesaikan Program Sarjana Hukum melalui
rapat yudisium dengan syarat sebagai berikut :
a. Telah mengumpulkan kredit minimal 144 sks dan maksimal 160 sks;
b. Indeks Prestasi minimal 2.00;
c. Tidak ada nilai E;
d. Nilai D tidak lebih dari 20%.
2. Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus, diberikan predikat kelulusan dengan
ketentuan sebagai berikut :
No.

Predikat

Indeks Prestasi

1

Memuaskan

2.00 – 2.75

2

Sangat Memuaskan

2.76 - 3.50

3

Cum Laude/Dengan Pujian

3.51 - 4.00

3. Predikat Cum Laude diberikan dengan syarat masa studi ≤ 8 semester.
4. Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus dalam rapat yudisium wajib mengikuti
Penggelaran Sarjana Hukum yang dilaksanakan oleh Fakultas Hukum
Universitas Airlangga.
5. Untuk memperoleh ijazah sarjana, mahasiswa wajib mengikuti wisuda.
I. Masa Studi
1. Program Sarjana (S1) dapat ditempuh ≤ 8 (delapan) semester dan maksimal 14
(empat belas) semester.
2. Mahasiswa diperkenankan mengambil cuti akademik maksimum dua semester
selama masa studi dan tidak berturut-turut.
3. Cuti akademik hanya diberikan kepada mahasiswa yang telah menempuh
pendidikan selama empat semester berturut-turut.
4. Selama cuti akademik mahasiswa harus dalam status terdaftar.
5. Cuti akademik tidak diperhitungkan dalam evaluasi masa studi.
6. Mahasiswa dinyatakan gagal studi apabila tidak dapat menyelesaikan program
pendidikannya dalam batas waktu maksimal yang ditetapkan.
7. Keputusan gagal studi ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Rektor
berdasarkan usulan Dekan.

17

J. Evaluasi
1. Evaluasi studi dimaksudkan untuk mengetahui keberhasilan mahasiswa dalam
menyelesaikan rencana studi untuk suatu semester tertentu.
2. Hasil evaluasi studi tergambar dalam Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang
dipergunakan sebagai dasar penentuan keberlanjutan studi.
3. Evaluasi periodik dilakukan pada :
a. Akhir dua tahun pertama;
b. Akhir empat tahun pertama;
c. Akhir tahun ketujuh.
4. Pada akhir dua tahun pertama, hasil studi mahasiswa dievaluasi untuk
menentukan mahasiswa tersebut diperkenankan melanjutkan studi atau tidak.
Mahasiswa dapat melanjutkan studinya jika telah mengumpulkan sekurangkurangnya 40 (empat puluh) sks dengan IP kumulatif minimum 2,00 pada akhir
empat semester pertama.
5. Pada akhir empat tahun pertama, hasil studi mahasiswa dievaluasi untuk
menentukan mahasiswa tersebut diperkenankan melanjutkan studi atau tidak.
Mahasiswa dapat melanjutkan studi jika telah mengumpulkan sekurangkurangnya 80 (delapan puluh) sks dengan IP kumulatif minimum 2,00.
6. Pada akhir tahun ketujuh, hasil studi mahasiswa dievaluasi, bagi mahasiswa yang
tidak memperoleh 144 sks dengan IPK minimal 2,00 dinyatakan Gagal Studi.
K. Pelanggaran Etika dan Sanksi Akademik
1. Pelanggaran Etika Akademik adalah :
a. Menyontek, yaitu perbuatan yang dilakukan oleh mahasiswa dengan
menggunakan atau mencoba meniru/ menyalin berkas ujian mahasiswa lain,
menggunakan bahan-bahan informasi atau alat bantu studi lainnya tanpa izin
dari pengawas atau dosen penguji;
b. Memalsu, yaitu perbuatan yang dilakukan oleh mahasiswa tanpa ijin
mengganti atau mengubah nilai atau transkrip akademik, ijazah, KTM,
tugas-tugas dalam rangka perkuliahan/tutorial/praktikum, surat keterangan,
laporan, atau tanda tangan dalam lingkup kegiatan akademik;
c. Melakukan plagiat, yaitu perbuatan yang dilakukan oleh mahasiswa dengan
sengaja menggunakan kalimat, data atau karya orang lain sebagai karya
sendiri (tanpa menyebutkan sumber aslinya) dalam suatu kegiatan
akademik;
d. Menyuap, memberi hadiah, dan mengancam, yaitu perbuatan yang
dilakukan oleh mahasiswa untuk mempengaruhi atau mencoba
mempengaruhi orang lain dengan maksud mempengaruhi penilaian terhadap
prestasi akademik;
e. Menggantikan kedudukan orang lain dalam kegiatan akademik, yaitu
perbuatan yang dilakukan oleh mahasiswa dengan menggantikan kedudukan
atau melakukan tugas atau kegiatan untuk kepentingan orang lain atas
kehendak diri sendiri;
f. Menyuruh orang lain menggantikan kedudukan dalam kegiatan akademik,
yaitu perbuatan yang dilakukan oleh mahasiswa dengan menyuruh orang
lain untuk menggantikan kedudukan atau melakukan tugas atau kegiatan
baik untuk kepentingan sendiri ataupun kepentingan orang lain;
g. Bekerjasama saat ujian secara lisan, dengan isyarat ataupun melalui alat
elektronik.
18

2. Kepada pelaku perbuatan kecurangan akademik dikenakan sanksi :
a. Peringatan secara lisan maupun tertulis;
b. Pembatalan atau pengurangan nilai ujian bagi mata kuliah atau kegiatan
akademik yang bersangkutan;
c. Tidak lulus mata kuliah atau kegiatan akademik yang bersangkutan;
d. Tidak lulus semua mata kuliah pada semester yang sedang berlangsung;
e. Tidak diperkenankan mengikuti kegiatan akademik pada kurun waktu
tertentu;
f. Pemecatan atau dikeluarkan dari Universitas Airlangga.
3. Pihak yang mempunyai wewenang memberikan sanksi:
a. Pemberian sanksi terhadap kecurangan akademik huruf a, b dan c ditetapkan
oleh Tim Pengajar mata kuliah yang bersangkutan;
b. Pemberian sanksi terhadap kecurangan akademik huruf d ditetapkan oleh
Dekan atas usulan Tim Pengajar mata kuliah yang bersangkutan;
c. Pemberian sanksi terhadap kecurangan akademik huruf e dan f ditetapkan
oleh Rektor Universitas Airlangga atas usulan dari Dekan.

19

BAB IV
SKRIPSI

A. Umum
A.1. Pengertian
Skripsi (hukum) adalah karya tulis akademik yang disusun oleh mahasiswa
berdasarkan penelitian hukum untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Hukum (S1). Skripsi seyogyanya memberikan sumbangan kepada
khasanah ilmu pengetahuan berupa pemecahan masalah, atau setidaknya dapat
menyajikan diskripsi ilmiah dari suatu objek penelitian, dan bukan merupakan
duplikasi/pengulangan dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan.
A.2. Pengajuan Rencana Skripsi
1. Mahasiswa telah mengumpulkan 110 sks atau lebih dan telah memprogram
pada KRS/KPRS.
2. Mahasiswa mengambil formulir bimbingan skripsi di Sub Bagian Akademik.
3. Formulir yang telah diisi disampaikan kepada Ketua Departemen paling lambat
2 minggu setelah KPRS.
4. Topik Skripsi dapat diajukan lebih dari 1 (satu), dan harus sesuai dengan minat
studi pilihan.
5. Ketua Departemen berwenang untuk menyatakan kelayakan topik skripsi, dan
meminta perbaikan topik skripsi selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sejak
formulir diterima.
6. Apabila topik skripsi sesuai dengan mata kuliah wajib maka mahasiswa yang
bersangkutan wajib lulus mata kuliah yang bersangkutan.
7. Apabila topik skripsi sesuai dengan mata kuliah pilihan maka mahasiswa yang
bersangkutan tidak wajib lulus mata kuliah yang bersangkutan dan selanjutnya
diserahkan kepada Ketua Departemen untuk menentukan boleh atau tidaknya
mahasiswa yang bersangkutan mengambil topik tersebut.
8. Ketua Departemen berwenang untuk menentukan dosen pembimbing untuk
topik yang telah disetujui.
9. Formulir Bimbingan Skripsi yang telah ditandatangani oleh Ketua Departemen
disampaikan kepada Koordinator Program Studi oleh mahasiswa yang
bersangkutan maksimal 2 (dua) minggu setelah ditandatangani oleh Ketua
Departemen.
10. Koordinator Program studi menandatangani formulir dan menyerahkan ke
Ketua Departemen melalui kasubag akademik.
A.3. Pembimbingan Skripsi
1. Waktu pembimbingan skripsi minimal 3 (tiga) bulan sejak persetujuan
pembimbingan skripsi oleh Koordinator Program Studi.
2. Setiap pembimbingan harus dilengkapi dengan Kartu Kendali yang
ditandatangani Dosen Pembimbing.

20

A.4. Ujian Skripsi
1. Ujian skripsi hanya dapat dilaksanakan setelah pembimbingan berlangsung
minimal 3 (tiga) bulan sejak ditandatanganinya persetujuan pembimbing oleh
Koordinator Program Studi.
2. Ujian skripsi dihadiri oleh 4 (empat) penguji termasuk pembimbing dan ketua
penguji.
3. Apabila anggota penguji (bukan pembimbing) tidak hadir maka Ketua penguji
dapat menunjuk dosen lain untuk menggantikan.
4. Ujian skripsi dilaksanakan dalam waktu minimal selama 1 (satu) jam.
5. Penentuan kelulusan berdasarkan pada rapat permusyawaratan penguji.
A.5. Batas Waktu
1. Skripsi yang disusun pada semester berjalan, berakhir maksimal pada akhir
semester pemrograman, apabila tidak terpenuhi maka nilai skripsi pada KHS
diberi kode K. Mahasiswa wajib memprogram kembali melalui KRS/KPRS,
tanpa harus memperbarui formulir bimbingan skripsi.
2. Penulisan skripsi maksimal dua semester berturut-turut, apabila tidak terpenuhi
maka mahasiswa wajib mengganti topik dan/atau pembimbing.
A.6. Bahan Dan Ukuran
1. Skripsi ditulis di kertas HVS 70 – 80 gram secara satu muka (tidak bolakbalik).
2. Ukuran kertas : A4.
3. Font : Times New Roman, Ukuran: 12.
4. Tulisan yang dicetak pada sampul sama dengan yang terdapat pada halaman
judul.
A.7. Kerangka Skripsi
Kerangka skripsi dibagi dalam tiga bagian : bagian awal, bagian isi, dan bagian
akhir.
A. Bagian awal
1. Halaman judul (bagian luar dan bagian dalam)
2. Kata Pengantar
3. Daftar Isi
4. Daftar Peraturan PerUndang-Undangan
5. Daftar Putusan Pengadilan (kalau ada)
6. Daftar Singkatan (kalau ada)
B. Bagian isi
Bab Pendahuluan
1.
2.
3.
4.
5.

Latar Belakang (relevan dengan masalah)
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Metode:
a. Tipe Penelitian Hukum
Misal: Doktrinal Research, Reform Oriented Research, Theoritical
Research

21

6.

b. Pendekatan (approach)
Misal: Statute approach, case approach, historical approach,
conceptual approach, comparative approach
c. Sumber bahan hukum (legal sources)
- bahan hukum primer (misal: Undang-Undang, Perda, Putusan
Pengadilan);
- bahan hukum sekunder (misal: jurnal hukum, buku hukum)
d. Prosedur Pengumpulan Bahan Hukum
e. Analisis Bahan Hukum
Pertanggungjawaban Sistematika
Berisi argumentasi tentang sistematika yang digunakan dalam penulisan
skripsi. Pertanggungjawaban sistematika tidak hanya sekedar
memindahkan daftar isi namun masing-masing bab dan sub bab harus
diberikan pertanggungjawaban.

Bab Uraian
Pembagian bab tergantung dari jumlah permasalahan. Apabila
permasalahannya dua maka permasalahan pertama dibahas dalam bab 2
sedangkan permasalahan kedua dibahas dalam bab 3 dan seterusnya.
Pembagian bab dan sub bab tidak terlepas dari pendekatan (approach) yang
digunakan.
Bab Penutup
1. Kesimpulan
Kesimpulan harus merupakan jawaban dari masalah.
2. Saran.
Saran merupakan rekomendasi yang bersifat operasional terhadap
kesimpulan.
Bagian Akhir
1. Daftar Bacaan
2. Lampiran (jika ada)
A.8. Judul Skripsi
Judul skripsi harus merupakan rangkaian dua proposisi atau lebih dan minimal
mengandung satu konsep hukum.
Contoh:
Rumusan judul skripsi yang tidak tepat:
1. Hukum Pidana Ekonomi
2. PHK di PT LANCAR JAYA Surabaya
3. Perubahan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
4. Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung.
Rumusan judul skripsi yang tepat :
1. Aspek Penegakan Hukum dalam Tindak Pidana Ekonomi
2. PHK di PT LANCAR JAYA Surabaya Ditinjau dari UU No. 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan

22

3. Implikasi Yuridis atas Perubahan UU No. 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah
4. Wewenang KPUD dalam Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung
Catatan:
Perhatikan keserasian atau konsistensi antara judul, rumusan masalah, serta
penarikan kesimpulan.

B. Tata Cara Penulisan
B.1. Pengetikan
1. Jenis atau bentuk huruf : Times New Roman dengan ukuran 12.
2. Jarak antar baris: 2 (dua) spasi.
3. Batas tepi.
Diukur dari tepi kertas sebagai berikut:
a. Batas tepi atas
: 4 cm
b. Batas tepi bawah : 3 cm
c. Batas tepi kiri
: 4 cm
d. Batas tepi kanan : 3 cm
4. Pengisian ruangan.
Ruangan yang terdapat pada halaman naskah harus diisi penuh mulai dari batas
tepi kiri sampai batas tepi kanan, jangan ada ruangan kosong, kecuali alinea
baru, sub judul atau hal-hal khusus.
5. Alinea baru.
Dimulai 1 (satu) centimeter dari marjin kiri.
6. Judul, sub judul, sub sub judul, dan lain-lain
a. Judul Bab harus ditulis dengan huruf besar (kapital), dicetak tebak, semua
diatur simetris dimulai pada batas tepi atas, tanpa diakhiri titik.
b. Sub judul diketik mulai pada batas tepi kiri, semua kata dimulai dengan
huruf besar (kapital), kecuali kata penghubung atau kata depan, tidak
diakhiri dengan titik, dicetak tebal.
Kalimat pertama sesudah Sub Judul dimulai dengan alinea baru.
c. Sub sub judul diketik mulai dari batas tepi kiri, hanya huruf pertama saja
menggunakan huruf besar (kapital), tanpa diakhiri titik, dicetak tebal.
Kalimat pertama sesudah sub sub judul dimulai dengan alinea baru.
7. Perincian ke bawah
Jika ada perincian yang harus disusun ke bawah, dipakai nomor urut dengan
angka atau huruf sesuai dengan derajat perincian. Penggunaan tanda selain
angka dan huruf tidak dibenarkan.
8. Huruf miring
Huruf miring digunakan untuk:
a. Penekanan sebuah kata atau kalimat
b. Menyatakan kata atau frasa asing.
B.2. Penomoran
1. Dua halaman judul dihitung, tetapi tidak diberi nomor.
2. Halaman-halaman bagian awal skripsi (sampai Daftar Isi) diberi nomor urut
angka Romawi kecil (dimulai dari nomor iii dan seterusnya) ditulis di bagian
bawah di tengah halaman, dua spasi di bawah teks.

23

3. Halaman-halaman berikutnya (mulai Pendahuluan) diberi nomor urut angka (1,
2, 3, dan seterusnya) ditulis di sudut atas kanan, dua spasi di atas teks, kecuali
pada halaman bab.
4. Nomor halaman tiap-tiap bab ditulis dengan angka Arab di bagian bawah tengah
halaman, dua spasi di bawah teks.
5. Tiap-tiap bab diberi nomor urut angka Romawi besar (I, II, III, dan seterusnya)
di atas judul bab. Pendahuluan dijadikan Bab I.
B.3. Kutipan
1. Kutipan langsung
a. Harus sama dengan aslinya baik mengenai susunan kata-katanya, ejaannya,
maupun tanda-tanda bacanya.
b. Jika panjangnya kurang dari lima baris, pengetikannya diintegrasikan
dalam teks/naskah dengan dua spasi dan diberi tanda kutip pada awal dan
akhir kutipan.
Contoh :
Actio Pauliana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1341 KUHPerdata
diatur pula dalam Undang-Undang Kepailitan : ”actio pauliana di dalam
UUK merupakan ketentuan yang lazim ada pada bankruptcy law dari
banyak negara. Pencantuman ketentuan ini, yang dikenal pula dengan
nama ’claw back provision’ ,didalam Undang-Undang Kepailitan sangat
perlu.”1
c. Jika panjangnya lima baris atau lebih menggunakan spasi satu tanpa tanda
kutip pada awal dan akhir kutipan, dimulai setelah 1,5 cm dari batas tepi
kiri. Jarak antara kutipan yang panjangnya lima baris atau lebih dan teks
adalah dua spasi.
Contoh :
Berdasarkan ajaran perbuatan melawan hukum (onrechtmatigedaad)
jika ternyata terbukti Direksi tidak menjalan kewajibannya secara
pantas (kennelijk onbehoorlijk taakvervulling) dan akibat dari
kelalaiannya itu menimbulkan kerugian bagi pihak lain, maka pihak
yang dirugikan berhak menuntut anggota Direksi secara pribadi
sebagai pihak yang telah melakukan perbuatan melawan hukum, yang
menurut hukum Indonesia berdasarkan pasal 1365 KUH Perdata (di
Negara Belanda Pasal 1639 N.B.W.)17
d. Apabila dalam kutipan perlu dihilangkan beberapa bagian dari kalimat,
maka pada bagian yang dihilangkan diganti 3 titik.
Contoh:
“… program restrukturisasi kredit perbankan yang dilaksanakan selama ini
… berkaitan dengan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan bank.”
e. Kalau dari suatu kutipan yang dihilangkan itu langsung sampai pada akhir
kalimat, maka diganti dengan 4 titik.
Contoh:
“Permohonan pengesahan dana pensiun diajukan oleh bank atau perusahaan
asuransi jiwa ….”
f. Titik 4 juga digunakan jika yang dihilangkan bagian awal kalimat
berikutnya atau lebih.
Contoh:
“…. yang diperlukan untuk bertindak sebagai pengurus”

24

g. Kalau perlu disisipkan sesuatu ke dalam kutipan, dipergunakan tanda kurung
besar [ …].
Contoh:
Bentuk utang pajak tagihan yang lahir dari Undang-Undang No. 6 Tahun
1983 [sebagaimana diubah dengan Undang-Undang No. 9 Tahun 1999].
(Pertimbangan Putusan No. 015K/N/1999 tanggal 4 Juli 1999)
h. Kutipan yang panjangnya kurang dari lima baris terdapat tanda kutip (dua
koma), maka tanda kutip itu diubah menjadi tanda kutip satu koma.
Contoh:
Ketentuan mengenai actio pauliana di dalam UUK merupakan ketentuan
yang lazim ada pada bankruptcy law dari banyak negara. Pencantuman
ketentuan ini, yang dikenal pula dengan nama “claw back provision” ,
didalam Undang-Undang Kepailitan sangat perlu.
Jika dikutip maka pengetikannya seperti berikut ini:
”Ketentuan mengenai actio pauliana di dalam UUK merupakan ketentuan
yang lazim ada pada bankruptcy law dari banyak negara. Pencantuman
ketentuan ini, yang dikenal pula dengan nama ’claw back provision’ ,
didalam Undang-Undang Kepailitan sangat perlu.”
i. Kata-kata yang tidak bergaris dalam aslinya, tetapi oleh pengutip dianggap
perlu diberi garis, dibubuhi catatan langsung di belakang bagian yang diberi
garis di antara tanda kurung besar.
Contoh :
“Dalam hal seperti itu, ternyata Presiden sama sekali tidak [garis miring
dari penulis] mempunyai pengaruh apa-apa”.
Cara ini berlaku bagi setiap perubahan dan tambahan terhadap bentuk asli
bahan yang dikutip.
j. Tiap-tiap kutipan diberi nomor kutipan pada akhir kutipan. Nomor diketik
setengah spasi di atas baris kalimat, langsung sesudah akhir kutipan. Nomor
kutipan berurut sampai bab terakhir, tidak dibubuhi titik, tanda kurung, dan
lain-lain.
2. Kutipan tidak langsung (parafrasa)
a. “Paraphrase” (parafrase) adalah “a restatement of the sense of a text or
passage in other words, as for clearness; afree rendering or translation, as
of a passafe ….” ( tulis dalam catatan kaki : lihat The New Grolier Webster
International Dictionary. Vol II, 1976, h. 668). Yang diutamakan dalam
kutipan tidak langsung adalah semata-mata isi, maksud, atau jiwa kutipan
bukan cara dan bentuk kutipan.
b. Pada kutipan tidak langsung harus dicantumkan nomor kutipan dan sumber
kutipan yang dimuat dalam footnote dengan nomor yang sama.
B.4. Footnote (Catatan Kaki)
1. Footnote adalah catatan di kaki halaman untuk menyatakan sumber, pendapat,
fakta, atau ikhtisar atau suatu kutipan dan dapat juga berisi komentar mengenai
suatu hal yang dikemukakan di dalam teks.
2. Sesuai dengan namanya, footnote ditempatkan di kaki halaman, yaitu :
a. Tiap-tiap footnote ditempatkan pada halaman yang sama dengan bagian
yang dikutip atau diberi komentar;

25

3.

4.

5.
6.

b. Pada jarak dua spasi di bawah teks baris kalimat terakhir ditarik garis
pemisah mulai dari batas margin kiri sampai margin kanan;
c. Footnote pertama pada halaman yang bersangkutan juga ditempatkan pada
jarak dua spasi dibawah garis pemisah;
d. Nomor-nomor footnote disusun berurutan mulai nomor satu sampai nomor
terakhir (nomor footnote pertama dalam bab berikutnya adalah lanjutan
nomor footnote terakhir bab sebelumnya), tanpa titik, tanpa kurung, dan
lain-lain.
Tiap-tiap nomor footnote ditempatkan setengah spasi di atas baris pertama tanpa
dibubuhi titik, tanda kurung, dan lain-lain, tetapi langsung diikuti huruf pertama
dalam footnote (tanpa diselingi satu pukulan ketik).
Tiap-tiap footnote diketik berspasi satu dan dimulai sesudah 1,5 cm dari batas
tepi kiri. Baris kedua dan seterusnya dari suatu footnote dimulai pada batas tepi
kiri.
Kalau suatu footnote terdiri atas dua alinea atau lebih, maka tiap-tiap alinea
disusun seperti petunjuk di atas ini.
Jarak antara tiap-tiap footnote adalah dua spasi.

B.5. Bentuk-Bentuk Footnote
Berikut ini diuraikan bentuk-bentuk dan contoh-contoh footnote untuk sumber
kutipan dari buku, makalah, surat kabar, karya yang tidak diterbitkan, wawancara,
ensiklopedi, internet, dan lain-lain.
1. B u k u
Yang dicantumkan berturut-turut adalah nomor footnote nama pengarang
(nama kecil atau nama depan, nama tengah/initial untuk orang barat
umumnya, dan nama akhir atau nama keluarga), judul buku, jilid, cetakan,
edisi, penerbit, tempat diterbitkan, tahun penerbitan, dan nomor halaman yang
dikutip. Judul buku diberi garis atau dicetak miring jilid atau dicetak tebal.
a. Satu orang pengarang :
1
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Prenada Media,
Jakarta, 2005. h. 15
2
Lon L. Fuller, Jurisprudence, The Foundation Press, Mineloa, New
York, 1949, h. 14.
b. Dua atau tiga orang pengarang:
3
Judit-Anne Mackenzie dan Mary Phillips, Textbook on Land Law,
9 th edition, Oxford University Press, 2002, h. 14.
4
Leon Boim, Glenn G. Morgan, dan Aleksander W. Rudzinski,
Legal Controles in the Soviet Union , A.W. Sijthoff, Leiden, 1966, h. 302.
c. Lebih dari tiga orang pengarang, hanya nama pengarang, pertama yang
dicantumkan diikuti et al.,
5
Haanappel, Peter, at al, The Civil Code Of The Netherlands Antilles
And Aruba , Kluwer Law International, 2002
6
Padmo Wahyono et al., Kerangka Landasan Pembangunan Hukum,
Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1989, h. 37
d. Editor/penyunting/penghimpun.
7
Soerjono Soekamto, ed., Identifikasi Hukum Positif Tidak Tertulis
Melalui Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, Ind.Hill, Jakarta,1988,
h. 105.
26

e. Lembaga atau Badan :
8
Sekretariat Negara Republik Indonesia, Konferensi Tingkat Tinggi
Asean, Bali 23–25 Pebruari 1976, h. 85.
9
Badan Pembinaan Hukum Nasional, Lokakarya Sistem
Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan, Binacipta, Bandung,
1977, h. 51.
f.

Terjemahan :
10
F.J.H.M. van der Ven, Pengantar Hukum Kerja , Cet. II,
(terjemahan Sridadi), Kanisius, Yogyakarta, 1969, h. 61.

g.

Mengutip dari bahan yang dikutip: penulis yang langsung dikutip
dicantumkan lebih dahulu, kemudian penulis asli :
The Guidance of Learning Activities