Pengaruh Sistem Pasak Customised Dari Pita Polyethylene Reinforced Fiber Dengan Dan Tanpa Preparasi Ferrule Pada Terhadap Ketahanan Fraktur Dan Pola Fraktur Secara In Vitro

Lampiran 1
Skema Alur Pikir
Deliperi et al (2005) menyatakan bahwa
polyethylene fiber reinforced posts dengan
Ultra High Molecular Weight Polyethylene
(UHMWP) semakin populer penggunaannya
secara klinis karena tidak dibutuhkan
pelebaran saluran akar dan mengurangi resiko
fraktur.
Ganesh et al (2006) menyatakan bahwa fiber
reinforced composites adalah material berbasis
resin yang mengandung serat yang bertujuan
memperkuat sifat fisiknya, pertama sekali
diperkenalkan oleh Smith pada tahun 1960an.
Dalam praktek klinis, yang paling sering
digunakan adalah Ultra High Molecular
Weight Polyethylene (UHMWP) yaitu ribbon
yang diperkenalkan di pasaran tahun 1992.
Bitter et al (2007) menyatakan bahwa FRC
post menjadi semakin populer untuk restorasi
gigi yang dirawat endodonti. Ikatan antara

FRC post, luting agent, dan dentin saluran akar
menunjukkan hasil yang beragam. Kekuatan
ikatan antara FRC post dan semen resin dapat
diperkuat dengan menggunakan prosedur pretreatment yang bervariasi. Kebanyakkan studi
klinis menggunakan angka ketahanan gigi
yang
direstorasi
dengan
FRC
posts
memberikan hasil yang lebih baik.
Turker et al (2007) menemukan bahwa pasak
dan inti yang terbuat dari bahan pita
polyethylene fiber ribbon-reinforced resin
composite yang tidak diberikan ferrule pada 42
gigi yang dievaluasi dalam waktu 10-73 bulan,
hanya ditemukan satu kegagalan perlekatan
antara dentin dengan semen resin.

Torabi et al (2009) menemukan bahwa dari

50 gigi premolar pertama mandibula yng
dibuatkan pasak dan inti, cast post and core
memiliki angka fraktur tertinggi dibandingkan
dengan fiber post.
Booksman et al (2011) menyatakan bahwa
pada beberapa tinjauan literatur, bukti-bukti
menyimpulkan adanya peralihan trend metal
posts menjadi fiber post dikarenakan : fiber
post memiliki modulus yang hampir sama
dengan dentin (-20GPa) sehingga mengurangi
resiko fraktur pada akar ; tidak mudah
mengalami aktivitas korosi maupun galvanik ;
memiliki estetis yang baik karena bersifat
translusen dan tersedia seawarna dengan gigi ;
lebih mudah diperbaiki apabila re-trearment
dibutuhkan.
Fragou et al (2012) menemukan bahwa dari
sistem pasak glass fiber dengan mahkota
metal ceramic dan full ceramic dengan dan
tanpa preparasi ferrule, didapatkan persentase

dari pola fraktur repairable lebih tinggi pada
kelompok dengan preparasi ferrule
dibandingkan tanpa preparasi ferrule.
Zicari et al (2012) menemukan bahwa dari 40
gigi premolar maksila berakar tunggal yang
menggunakan sistem pasak glass fiber dan
tanpa sitem pasak dengan dan tanpa preparsi
ferrule, didapatkan kelompok ferrule-tanpa
pasak memiliki fracture resistance tertinggi
dan tidak signifikan berbeda dengan
kelompok ferrule-pasak sehingga disimpulkan
efek ferrule signifikan dalam meningkatkan
fracture resistance tanpa melihat aspek
penggunaan sistem pasak.

Bell-Rönnlöf, AML (2007)menyatakan
bahwa kuantitas serat pada FRC
mempengaruhi kekuatan dan kapasitas beban
karena volume serat di dalam polymer matrix
mempengaruhi sifat mekanik FRC.

. Kuantitas serat umumnya berupa kesatuan
unit serat yang memiliki satuan berat (Wt%)
atau dapat juga dikonversikan ke dalam satuan
volume(Vol%).

Universitas Sumatera Utara

Oleh karena banyaknya kekurangan dari pasak konvensional seperti cast metal posts dan
prefabricated metal post maka diperkenalkanlah fiber post yang terbagi atas prefabricated dan
costumized pita polyethylene fiber reinforced yang mengandalkan ikatan adhesive terhadap
permukaan dentin akar. Penelitian Fragou et al (2012) dan Zicari et al (2012) dilakukan dengan
menggunakan sistem pasak glass fiber . Sementara itu pengaruh preparasi ferrule pada sistem
pasak buatan dari pita polyethylene reinforced fiber terhadap fracture resistance dan pola
fraktur belum pernah dilakukan.

Masalah

1. Apakah ada pengaruh sistem pasak buatan dari pita polyethylene reinforced
fiber dengan preparasi ferrule dan tanpa preparasi ferrule terhadap fracture
resistance (penelitian in vitro)?

2. Apakah ada pengaruh sistem pasak buatan dari pita polyethylene reinforced
fiber dengan preparasi ferrule dan tanpa preparasi ferrule terhadap pola fraktur
(penelitian in vitro)?

Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh sistem pasak buatan dari pita polyethylene
reinforced fiber dengan preparasi ferrule dan tanpa preparasi ferrule terhadap
fracture resistance (penelitian in vitro).
2. Untuk mengetahui pengaruh sistem pasak buatan dari pita polyethylene
reinforced fiber dengan preparasi ferrule dan tanpa preparasi ferrule terhadap
pola fraktur (penelitian in vitro).

JUDUL
Pengaruh preparasi ferrule pada sistem pasak buatan dari pita Polyethylene
Reinforced Fiber terhadap Fracture Resistance dan pola fraktur (Penelitian In
Vitro).

Universitas Sumatera Utara

Lampiran2

Alur Penelitian

Pemotongan mahkota 20 gigi premolar mandibula berakar satu :
Kelompok A : 2mm di atas cementoenamel junction
Kelompok B : tepat di cementoenamel junction

Kelompok A

Kelompok B

Pada 16 gigi tidak dilakukan
preparasi ferrule

Pada 16 gigi dilakukan preparasi
ferrule

Perawatan endodonti

Pembuatan restorasi pasak, inti dan mahkota


Proses Thermocycling 200 kali putaran pada temperatur 5°C selama 15 detik
kemudian pada temperatur 55°C selama 15 detik dengan waktu transfer
selama 5 detik

Uji fraktur dengan menggunakan Torsee’s Universal Testing Machine

Pencatatan hasil dari alat pencatat grafik

Penentuan pola fraktur

Analisis data

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 3
Data Hasil Pengukuran Ketahanan Fraktur
Kelompok

No. Sampel


Load

A

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16


Kgf
114,1
124,6
61,8
98,7
73,9
52,3
130,7
85,1
124,8
63,8
127,3
82,4
99,8
84,6
162,8
117,4

B


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

136,6
41,3

202,9
68,7
137,4
125,1
150,9
150,1
91,2
95,6
138,7
118,3
108,9
53,6
223,8
99,6

Newton
1118,93
1221,90
606,05
967,91
724,71
512,89
1281,72
834,54
1223,86
625,66
1248,38
808,06
978,70
829,64
1596,51
1151,29

Stroke
(Newton)
6,36
6,88
4,56
4,09
5,36
5,39
4,68
5,94
6,55
4,49
7,22
6,54
4,01
5,15
6,31
5,98

1339,58
405,01
1989,76
673,71
1347,43
1226,81
1479,82
1471,97
894,36
937,51
1360,18
1160,12
1067,94
525,63
2194,72
976,74

6,15
3,47
7,84
5,60
5,61
6,32
5,69
5,79
5,60
6,10
6,32
5,07
6,78
5,17
5,56
6,08

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 4

Hasil Uji Statistik Pengukuran Ketahanan Fraktur pada Gigi yang Dirawat Endodonti dengan
Menggunakan Pasak dari Bahan Pita Polyethylene Fiber Reinforced Tanpa dan dengan
Preparasi Ferrule

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov(a)

Load (Newton)

Shapiro-Wilk

Statistic

df

Sig.

Statistic

df

Sig.

,094

32

,200(*)

,960

32

,278

* This is a lower bound of the true significance.
a Lilliefors Significance Correction

Group Statistics
Kelompok
Pengamatan
Load
(Newton)

ferrule

non ferrule

N

Mean

Std.
Deviation

Std. Error Mean

16

1190,7056

477,95574

119,48893

16

983,1719

297,97647

74,49412

Universitas Sumatera Utara

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality
of Variances

t-test for Equality of Means
95% Confidence

F

Sig.

t

df

Sig.
(2-tailed)

Mean
Difference

Std. Error
Difference

Interval of
the Difference

upper
Load

Equal variances
assumed

1,865

,182

lower

1,474

30

,151

207,53375

140,80831

-80,03518

495,10

1,474

25,1
30

,153

207,53375

140,80831

-82,39035

497,45

(Newton)
Equal variances
not assumed

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 5.

Hasil Uji Statistik Pengukuran Ketahanan Fraktur pada Gigi yang Dirawat Endodonti dengan
Menggunakan Pasak dari Bahan Pita Polyethylene Fiber Reinforced Tanpa dan dengan
Preparasi Ferrule

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova

a

Shapiro-Wilk

Statistic

df

Sig.

Statistic

.354

32

.000

.637

df

Sig.

32

.000

a. Lilliefors Significance Correction

Frequencies
nf

Observed N

Expected N

Residual

r

5

8.0

-3.0

nr

11

8.0

3.0

Total

16

Universitas Sumatera Utara

f

Observed N

Expected N

Residual

r

14

8.0

6.0

nr

2

8.0

-6.0

Total

16

Test Statistics

Chi-Square
df
Asymp. Sig.

f

nf

9.000a

2.250a

1

1

.003

.134

a. 0 cells (.0%) have expected
frequencies less than 5. The minimum
expected cell frequency is 8.0.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sistem Pasak Customised Dari Pita Polyethylene Reinforced Fiber Dengan Dan Tanpa Preparasi Ferrule Pada Terhadap Ketahanan Fraktur Dan Pola Fraktur Secara In Vitro

1 80 80

Pengaruh Self Cure Activator pada Sistem Total Etsa dengan Menggunakan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber terhadap Ketahanan Fraktur dan Pola Fraktur

2 66 98

Pengaruh Sistem Pasak Customised Dari Pita Polyethylene Reinforced Fiber Dengan Dan Tanpa Preparasi Ferrule Pada Terhadap Ketahanan Fraktur Dan Pola Fraktur Secara In Vitro

0 7 80

Pengaruh Self Cure Activator pada Sistem Total Etsa dengan Menggunakan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber terhadap Ketahanan Fraktur dan Pola Fraktur

0 0 22

Pengaruh Self Cure Activator pada Sistem Total Etsa dengan Menggunakan Pasak Customized Pita Polyethylene Fiber terhadap Ketahanan Fraktur dan Pola Fraktur

0 0 4

Pengaruh Sistem Pasak Customised Dari Pita Polyethylene Reinforced Fiber Dengan Dan Tanpa Preparasi Ferrule Pada Terhadap Ketahanan Fraktur Dan Pola Fraktur Secara In Vitro

0 0 13

Pengaruh Sistem Pasak Customised Dari Pita Polyethylene Reinforced Fiber Dengan Dan Tanpa Preparasi Ferrule Pada Terhadap Ketahanan Fraktur Dan Pola Fraktur Secara In Vitro

0 0 2

Pengaruh Sistem Pasak Customised Dari Pita Polyethylene Reinforced Fiber Dengan Dan Tanpa Preparasi Ferrule Pada Terhadap Ketahanan Fraktur Dan Pola Fraktur Secara In Vitro

0 0 5

Pengaruh Sistem Pasak Customised Dari Pita Polyethylene Reinforced Fiber Dengan Dan Tanpa Preparasi Ferrule Pada Terhadap Ketahanan Fraktur Dan Pola Fraktur Secara In Vitro

0 1 22

Pengaruh Sistem Pasak Customised Dari Pita Polyethylene Reinforced Fiber Dengan Dan Tanpa Preparasi Ferrule Pada Terhadap Ketahanan Fraktur Dan Pola Fraktur Secara In Vitro

0 0 2