Produk Hukum • Info Hukum per 07 men 2007

PERATURAN
MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR PER.07/MEN/2007
TENTANG
PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI KELAUTAN
DAN PERIKANAN NOMOR PER.07/MEN/2005 TENTANG ORGANISASI
DAN TATA KERJA DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a.

bahwa dalam rangka meningkatkan perencanaan yang
berbasis kinerja serta akuntabilitas program dan pendanaan
yang terpadu, diperlukan penguatan sistem perencanaan dan
pendanaan pembangunan kelautan dan perikanan;

b.

bahwa dalam rangka memperkuat posisi Indonesia dalam
organisasi internasional di bidang kelautan dan perikanan,
diperlukan intensitas kerja sama internasional dan

antarlembaga;

c.

bahwa untuk itu dipandang perlu mengembangkan Biro
Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri menjadi Biro
Perencanaan dan Pusat Analisis Kerja Sama Internasional
dan Antarlembaga yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan;

: 1.

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 118 Tahun
2004, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4433);

2.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 125
Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437);

3.

Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai
Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
51 Tahun 2000, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3950);

Mengingat

4.

Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2002 tentang Usaha
Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 100
Tahun 2002, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4230);

5. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara,
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden
Nomor 72 Tahun 2004;
6. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 20/P
Tahun 2005;
7. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun
2006;
8. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit
Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik
Indonesia sebagaimana telah tiga kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2006;
9. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
KEP.24/MEN/2002 tentang Tata Cara dan Teknik Penyusunan
Peraturan Perundang-undangan di Lingkungan Departemen
Kelautan dan Perikanan;

10. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
PER.07/MEN/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Kelautan dan Perikanan sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
Nomor PER.13/MEN/2006;
Memperhatikan

: Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dalam surat Nomor B/2987-1/M.PAN/12/2006,
tanggal 26 Desember 2006, hal Penataan Organisasi di
Lingkungan Departemen Kelautan dan Perikanan;
MEMUTUSKAN:

Menetapkan

: PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN
MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR
PER.07/MEN/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA
KERJA DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN.


Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
PER.07/MEN/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kelautan dan
Perikanan, diubah sebagai berikut:
1. Ketentuan Pasal 8 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:

”Pasal 8
Setjen terdiri dari:
a.
b.
c.
d.
e.

Biro Perencanaan;
Biro Kepegawaian;
Biro Keuangan;
Biro Hukum dan Organisasi;
Biro Umum dan Perlengkapan.”


2. Ketentuan Pasal 9 sampai dengan Pasal 23 diubah, sehingga berbunyi sebagai
berikut:
”Pasal 9
Biro Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi perumusan
kebijakan, perencanaan, penyusunan, dan penyerasian program, sumber dan
alokasi pendanaan, kerja sama lintas sektor, serta monitoring dan evaluasi
kegiatan pembangunan kelautan dan perikanan.
Pasal 10
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Biro
Perencanaan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan koordinasi perumusan kebijakan, perencanaan, penyusunan, dan
penyerasian program pembangunan kelautan dan perikanan, serta kerja
sama lintas sektor;
b. penyiapan rumusan dan penyusunan analisis dan formulasi pendanaan
serta sumber dan alokasi pendanaan dalam pembangunan kelautan dan
perikanan;
c. pelaksanaan analisis, monitoring dan supervisi, pengendalian, dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan, rencana, program, dan kegiatan pembangunan
kelautan dan perikanan, serta pelaporan akuntabilitas kinerja DKP;

d. pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga biro.
Pasal 11
Biro Perencanaan terdiri dari:
a. Bagian Penyusunan Rencana dan Program;
b. Bagian Perencanaan Pendanaan;
c. Bagian Monitoring dan Evaluasi.
Pasal 12
Bagian Penyusunan Rencana dan Program mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan koordinasi perumusan kebijakan, perencanaan, penyusunan, dan
penyerasian program pembangunan kelautan dan perikanan, kerja sama lintas
sektor kelautan dan perikanan, dan tata usaha biro.
Pasal 13
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Bagian
Penyusunan Rencana dan Program menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan koordinasi perumusan kebijakan, penyusunan, dan
penyerasian rencana serta kerja sama lintas sektor kelautan dan perikanan;
b. penyiapan bahan perencanaan, penyusunan, dan penyerasian program
kelautan dan perikanan;

c. penyiapan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan,

evaluasi organisasi dan tata laksana, administrasi kepegawaian dan
keuangan, pengelolaan tata usaha dan rumah tangga biro.
Pasal 14
Bagian Penyusunan Rencana dan Program terdiri dari:
a. Subbagian Penyusunan Rencana;
b. Subbagian Penyusunan Program;
c. Subbagian Tata Usaha.
Pasal 15
(1) Subbagian Penyusunan Rencana mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan koordinasi perumusan kebijakan, penyusunan, dan penyerasian
rencana, serta kerja sama lintas sektor kelautan dan perikanan.
(2) Subbagian Penyusunan Program mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perencanaan, penyusunan, dan penyerasian program kelautan dan
perikanan.
(3) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, evaluasi
organisasi dan tata laksana, administrasi kepegawaian dan keuangan,
pengelolaan tata usaha dan rumah tangga biro.
Pasal 16
Bagian Perencanaan Pendanaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

rumusan dan penyusunan analisis dan formulasi pendanaan serta alokasi dan
sumber pendanaan dalam pembangunan kelautan dan perikanan.
Pasal 17
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, Bagian
Perencanaan Pendanaan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan rumusan dan penyusunan analisis pendanaan
pembangunan kelautan dan perikanan serta satuan kerja DKP;
b. penyiapan bahan formulasi pendanaan pembangunan kelautan dan
perikanan;
c. penyusunan dan penyerasian sumber dan alokasi pendanaan
pembangunan kelautan dan perikanan.
Pasal 18
Bagian Perencanaan Pendanaan terdiri dari:
a. Subbagian Analisis Pendanaan;
b. Subbagian Formulasi Pendanaan;
c. Subbagian Alokasi dan Sumber Pendanaan.
Pasal 19
(1) Subbagian Analisis Pendanaan mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan analisis pendanaan pembangunan kelautan dan perikanan serta
satuan kerja DKP yang terkait, Dana Alokasi Khusus (DAK), Pinjaman

Hibah Luar Negeri (PHLN), penyusunan rencana pagu, dan satuan
pendanaan pembangunan kelautan dan perikanan.

(2) Subbagian Formulasi Pendanaan mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan formulasi pendanaan pembangunan kelautan dan perikanan yang
terkait dengan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja-KL), Rencana
Kegiatan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL), Rencana Anggaran
Biaya (RAB), dan data-data pendukungnya.
(3) Subbagian Alokasi dan Sumber Pendanaan mempunyai tugas penyiapan
bahan penyusunan dan penyerasian sumber dan alokasi pendanaan
pembangunan kelautan dan perikanan yang meliputi perencanaan alokasi
dan sumber pendanaan, Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), RKAKL, Rencana Difinitif (RD), PHLN, dan revisi DIPA/RKA-KL.
Pasal 20
Bagian Monitoring dan Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan analisis,
monitoring dan supervisi, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan kebijakan,
rencana, program, dan kegiatan pembangunan kelautan dan perikanan, serta
pelaporan akuntabilitas kinerja DKP.
Pasal 21
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, Bagian
Monitoring dan Evaluasi menyelenggarakan fungsi:

a. pengumpulan, analisis, dan pengolahan data dan informasi;
b. monitoring, supervisi, dan pengendalian pelaksanaan kebijakan, rencana,
program, dan kegiatan pembangunan kelautan dan perikanan, kerja sama
internasional dan hubungan antarlembaga;
c. pelaksanaan tindak lanjut pengurusan dokumen perjalanan dinas ke luar
negeri dengan instansi terkait;
d. evaluasi pelaksanaan kebijakan, rencana, program, dan kegiatan
pembangunan kelautan dan perikanan, serta pelaporan akuntabilitas kinerja
DKP.
Pasal 22
Bagian Monitoring dan Evaluasi terdiri dari:
a. Subbagian Analisis Data dan Informasi;
b. Subbagian Monitoring dan Supervisi;
c. Subbagian Evaluasi dan Pelaporan.
Pasal 23
(1) Subbagian Analisis Data dan Informasi mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan analisis, pengumpulan dan pengolahan data dan informasi
serta keragaan dan dokumentasi hasil pelaksanaan program, dan kegiatan
pembangunan kelautan dan perikanan, serta tindak lanjut pengurusan
dokumen perjalanan dinas ke luar negeri dengan instansi terkait.
(2) Subbagian Monitoring dan Supervisi mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan monitoring, supervisi, dan pengendalian pelaksanaan
kebijakan, rencana, program, dan kegiatan pembangunan kelautan dan
perikanan.
(3) Subbagian Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan evaluasi pelaksanaan kebijakan, rencana, program, dan kegiatan

pembangunan kelautan dan perikanan, serta pelaporan akuntabilitas kinerja
DKP.”
3. Ketentuan pada Pasal 24 sampai dengan Pasal 27 dihapus.
4. Di antara Pasal 1015 dan Pasal 1016 disisipkan BAB baru, sehingga berbunyi
sebagai berikut:

”Bab XV A
PUSAT ANALISIS KERJA SAMA INTERNASIONAL
DAN ANTARLEMBAGA
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Pasal 1015 A
(1) Pusat Analisis Kerja Sama Internasional dan Antarlembaga, selanjutnya
dalam Peraturan ini disebut Puskita, berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Menteri dan secara administratif bertanggung jawab kepada
Sekretaris Jenderal.
(2) Puskita dipimpin oleh seorang Kepala.
Pasal 1015 B
Puskita mempunyai tugas melaksanakan analisis, pengembangan, program,
pembinaan, dan kerja sama internasional dan antarlembaga di bidang kelautan
dan perikanan.
Pasal 1015 C
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1015 B,
Puskita menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan rencana, program, dan kebijakan kerja sama internasional di
bidang kelautan dan perikanan;
b. perumusan rencana, program, dan kebijakan kerja sama antarlembaga di
bidang kelautan dan perikanan;
c. pembinaan, koordinasi, penyiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut kerja
sama internasional dan antarlembaga di bidang kelautan dan perikanan;
d. penyiapan dan penyusunan data dan informasi kerja sama internasional dan
antarlembaga di bidang kelautan dan perikanan;
e. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Puskita.
Pasal 1015 D
Puskita terdiri dari:
a. Bidang Kerja Sama Internasional;
b. Bidang Kerja Sama Antarlembaga;
c. Bagian Tata Usaha;
d. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 1015 E
Bidang Kerja Sama Internasional mempunyai tugas melaksanakan penyiapan,
penyusunan, penelaahan, koordinasi, penyerasian, perumusan, kerja sama
multilateral, regional, dan bilateral di bidang kelautan dan perikanan.
Pasal 1015 F
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1015 E,
Bidang Kerja Sama Internasional menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan penyusunan, penelaahan, perumusan, dan pelaksanaan
kerja sama multilateral di bidang kelautan dan perikanan;
b. penyiapan bahan penyusunan, penelaahan, perumusan, dan pelaksanaan
kerja sama regional di bidang kelautan dan perikanan;
c. penyiapan bahan penyusunan, penelaahan, perumusan, dan pelaksanaan
kerja sama bilateral di bidang kelautan dan perikanan.
Pasal 1015 G
Bidang Kerja Sama Internasional terdiri dari:
a. Subbidang Multilateral;
b. Subbidang Regional;
c. Subbidang Bilateral.
(1)

Pasal 1015 H
Subbidang Multilateral mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan, penelaahan, perumusan, dan pelaksanaan kerja sama
multilateral di bidang kelautan dan perikanan.

(2)

Subbidang Regional mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan, penelaahan, perumusan, dan pelaksanaan kerja sama
regional di bidang kelautan dan perikanan.

(3)

Subbidang Bilateral mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan, penelaahan, perumusan, dan pelaksanaan kerja sama
bilateral di bidang kelautan dan perikanan.

Pasal 1015 I
Bidang Kerja Sama Antarlembaga mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan, penyusunan, penelaahan, pengkoordinasian, penyerasian,
perumusan, kerja sama teknik, kapasitas kelembagaan dan antarlembaga di
bidang kelautan dan perikanan.
Pasal 1015 J
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1015 I,
Bidang Kerja Sama Antarlembaga menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan penyusunan, penelaahan, perumusan, dan pelaksanaan
kerja sama teknik di bidang kelautan dan perikanan;
b. penyiapan bahan penyusunan, penelaahan, perumusan, dan pelaksanaan
kerja sama pengembangan kapasitas kelembagaan dalam negeri di bidang
kelautan dan perikanan;

c. penyiapan bahan penyusunan, penelaahan, perumusan, dan pelaksanaan
kerja sama antarlembaga internasional di bidang kelautan dan perikanan.
Pasal 1015 K
Bidang Kerja Sama Antarlembaga terdiri dari:
a. Subbidang Kerja Sama Teknik;
b. Subbidang Kapasitas Kelembagaan;
c. Subbidang Antarlembaga.
Pasal 1015 L
(1) Subbidang Kerja Sama Teknik mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan, penelaahan, perumusan, dan pelaksanaan kerja sama
teknik di bidang kelautan dan perikanan.
(2) Subbidang Kapasitas Kelembagaan mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan penyusunan, penelaahan, perumusan, dan pelaksanaan
kerja sama pengembangan kapasitas kelembagaan dalam negeri di bidang
kelautan dan perikanan.
(3) Subbidang Antarlembaga mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan, penelaahan, perumusan, dan pelaksanaan kerja sama
antarlembaga internasional di bidang kelautan dan perikanan.
Pasal 1015 M
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan dan perjanjian,
evaluasi organisasi dan tata laksana, penyerasian dan penyusunan program,
pengelolaan administrasi keuangan, kepegawaian, persuratan, kearsipan,
perlengkapan dan rumah tangga Puskita.
Pasal 1015 N
Bagian Tata Usaha terdiri dari:
a. Subbagian Program dan Keuangan;
b. Subbagian Kepegawaian dan Umum;
c. Subbagian Hukum dan Perjanjian.
Pasal 1015 O
(1) Subbagian Program dan Keuangan mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyerasian dan penyusunan program serta pengelolaan
administrasi keuangan.
(2) Subbagian Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas melakukan urusan
administrasi kepegawaian, persuratan, kearsipan, inventarisasi barang
kekayaan milik negara, perlengkapan, dan rumah tangga.
(3) Subbagian Hukum dan Perjanjian mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan dan
perjanjian, evaluasi organisasi dan tata laksana, penyiapan bahan
penyerasian, penyusunan, dan administrasi urusan hukum dan perjanjian
kerja sama.

Bagian Kedua
Kelompok Jabatan Fungsional
Pasal 1015 P
Kelompok Jabatan Fungsional di lingkungan Puskita mempunyai tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan tugas masing-masing jabatan fungsional
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 1015 Q
(1) Kelompok Jabatan Fungsional di lingkungan Puskita terdiri dari Perencana,
Arsiparis, Pranata Komputer, Statistisi, Pustakawan, dan jabatan fungsional
lainnya yang masing-masing terbagi dalam beberapa kelompok sesuai
dengan bidang keahliannya berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
(2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1015 P, dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional yang
ditunjuk oleh Kepala.
(3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan
berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.”
Pasal II
Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal, 25 Januari 2007
MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
FREDDY NUMBERI

Disalin sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Hukum dan Organisasi

Narmoko Prasmadji