IMPLEMENTASI LKS IPA TEMA “KECAP KEDELAI” BERBASIS PENDEKATAN STM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP ILMIAH SISWA | Trisnawati | Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan 11158 23427 1 SM

INOVASI PENDIDIKAN
Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik
dalam Menghadapi Abad 21

IMPLEMENTASI LKS IPA TEMA “KECAP KEDELAI” BERBASIS PENDEKATAN STM
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP ILMIAH
SISWA

Oky Ristya Trisnawati
Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Kebumen
oky.ristya@gmail.com

Abstrak: Berdasarkan hasil observasi menunjukan bahwa beragamnya potensi lokal yang
terdapat disekitar sekolah belum dimanfaatkan oleh guru sebagai sumber belajar. LKS yang
tersedia belum digunakan untuk mengembangkan keterampilan proses sains dan sikap
ilmiah siswa. Penggunaan pendekatan dalam proses pembelajaran belum disesuaikan
dengan karakteristik materi dan tujuan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk: (1)
mengetahui efektivitas LKS IPA tema “kecap kedelai” berbasis pendekatan STM untuk
meningkatkan keterampilan proses sains dan (2) mengetahui efektivitas LKS IPA tema
“kecap kedelai” berbasis pendekatan STM untuk meningkatkan sikap ilmiah. Desain
penelitian yang digunakan adalah quasi experimental design. Penelitian ini dilaksanakan di

SMP N 1 Petanahan. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Petanahan
dengan menggunakan 2 kelas sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen yang masingmasing berjumlah 32 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar
observasi keterampilan proses sains, tes keterampilan proses sains, lembar observasi sikap
ilmiah dan angket sikap ilmiah. Teknik analisis data menggunakan uji-t dengan taraf
signifikansi 0,05. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa: (1) LKS IPA
tema “kecap kedelai” berbasis pendekatan STM efektif dalam meningkatkan keterampilan
proses sains dan (2) LKS IPA tema “kecap kedelai” berbasis pendekatan STM efektif dalam
meningkatkan sikap ilmiah.
Kata Kunci: LKS IPA tema “kecap kedelai” berbasis pendekatan STM, keterampilan proses
sains, sikap ilmiah.
PENDAHULUAN
Berdasarkan hasil observasi terhadap pembelajaran IPA kelas VII di SMP N 1 Petanahan
menunjukan bahwa beragamnya potensi lokal yang terdapat di lingkungan sekitar sekolah
belum dimanfaatkan oleh guru secara optimal sebagai sumber belajar. Selain itu, LKS yang
diberikan kepada siswa juga belum digunakan untuk mengembangkan keterampilan proses
sains dan sikap ilmiah yang terdapat dalam diri siswa secara optimal. Penggunaan
pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran juga belum
disesuaikan dengan karakteristik materi dan tujuan pembelajaran.
Proses pembelajaran sangat berpengaruh terhadap pengembangan potensi yang ada dalam
diri siswa seperti keterampilan proses sains dan sikap ilmiah yang diperlukan dalam kehidun

sehari-hari terutama dalam pembelajaran IPA. Ilmu pengetahuan alam menurut Trefil &
Hazen (2010, p.20) adalah cara belajar tentang alam semesta menggunakan suatu metode
ilmiah melalui suatu pengamatan dan eksperimen berdasarkan pengukuran yang cermat
terhadap alam. Darmodjo (1993, p.6) menjelaskan bahwa dengan membelajarkan IPA siswa
123

INOVASI PENDIDIKAN
Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik
dalam Menghadapi Abad 21

dapat memahami alam sekitar, memiliki keterampilan berupa keterampilan proses untuk
mendapatkan ilmu, memiliki sikap ilmiah dalam mengenal dan mempelajari alam sekitar dan
memecahkan masalah yang dihadapinya.
Berdasarkan hasil observasi kelas VII di SMP N 1 Petanahan menunjukkan bahwa
pembelajaran IPA yang diterapkan masih didominasi pada penekanan ranah produk berupa
pengetahuan mengenai konsep IPA. Hal tersebut menyebabkan rendahnya keterampilan
proses sains dan sikap ilmiah yang dimiliki siswa. Salah satu langkah dalam
mengembangkan dan meningkatkan keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa dapat
dilakukan dengan penggunaan sumber belajar yang terdapat di lingkungan sekitar.
Salah satu sumber belajar yang terdapat di lingkungan sekitar dan dapat digunakan untuk

membantu siswa memahami konsep IPA secara lebih luas, utuh dan menyeluruh adalah
beragamnya potensi lokal yang dimiliki oleh suatu daerah. Hal tersebut senada dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Suratsih (2010) menjelaskan bahwa beragamnya potensi
lokal yang terdapat di suatu daerah dapat digunakan sebagai salah satu sumber belajar.
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab X Pasal
36 ayat 4 menyatakan bahwa “Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah,
dan peserta didik”. Hal tersebut senada dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 14 ayat 1 yang
menjelaskan bahwa “Kurikulum untuk SMP/MTs/SMPLB atau bentuk lain yang sederajat dan
kurikulum untuk SMA/MA/SMALB atau bentuk lain yang sederajat dapat memasukkan
pendidikan berbasis keunggulan lokal”.
Salah satu potensi lokal di Kabupaten Kebumen yang dapat mendukung proses
pembelajaran IPA adalah kecap. Berdasarkan data laporan akhir penyusunan profil industri
kabupaten Kebumen yang diperoleh dari dinas perindustrian dan perdagangan pasar
menunjukkan bahwa di sekitar SMP Negeri 1 Petanahan tepatnya di desa Grogol Beningsari
terdapat sentra industri kecap kedelai.
Sentra industri kecap kedelai yang terdapat di kabupaten Kebumen juga didukung dengan
adanya potensi tanaman dan produksi perkebunan yang dimiliki oleh kabupaten Kebumen.
Pohon kelapa (gula kelapa) dan pohon kedelai (kedelai) yang digunakan sebagai bahan baku

dalam pembuatan kecap merupakan salah satu potensi tanaman dan produksi perkebunan
yang terdapat di Kabupaten Kebumen. Kelapa (gula kelapa) dan kedelai yang merupakan
salah satu potensi tanaman dan produksi perkebunan yang ada di Kabupaten Kebumen
sangat berpotensi dalam mendukung produksi kecap kedelai.
Kecap kedelai sebagai salah satu potensi lokal dipilih dan digunakan sebagai tema dalam
membelajarkan IPA dikarenakan dalam proses pembuatan kecap kedelai terkandung
beberapa konsep IPA yang meliputi beberapa materi pada bidang Biologi (klasifikasi
tanaman kedelai, pengolahan limbah, fermentasi), Fisika (perubahan wujud zat,
perpindahan kalor) dan Kimia (teknik penyaringan atau filtrasi). Beberapa bidang kajian IPA
dalam kecap kedelai yang digunakan sebagai sumber belajar dapat memungkinkan
tercapainya tujuan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. Beragamnya potensi lokal
yang terdapat di lingkungan sekitar sebagai salah satu sumber belajar dalam pembelajaran
IPA dapat diaplikasikan dengan menggunakan LKS.

124

INOVASI PENDIDIKAN
Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik
dalam Menghadapi Abad 21


Lembar Kegiatan Siswa pada hakekatnya merupakan lembar kegiatan siswa yang digunakan
sebagai pedoman untuk melakukan eksperimen maupun pengamatan, selain itu LKS juga
digunakan sebagai alat untuk mengukur keterampilan dan sikap yang ada dalam diri siswa.
Prastowo (2015, p.203-204) menjelaskan bahwa LKS merupakan suatu bahan ajar cetak
berupa lembar-lembar tugas yang harus dikerjakan oleh siswa yang berisi materi, ringkasan
dan petunjuk atau langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas dan harus dikerjakan oleh
siswa yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai. Selain itu, Darmodjo
(1993, p.40) mengungkapkan bahwa, LKS yang digunakan selama proses pembelajaran baik
di dalam kelas maupun di luar kelas dapat digunakan untuk mengembangkan maupun
meningkatkan keterampilan proses dan sikap ilmiah yang dimiliki oleh siswa.
Penggunaan LKS yang mengaitkan potensi lokal sebagai sumber belajar juga dapat
membantu siswa dalam mengamati apa yang terjadi di lingkungan secara langsung.
Keterkaitan antara konsep IPA dengan teknologi dan masyarakat dapat dibelajarkan melalui
pendekatan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, sehingga siswa mampu menggali
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimilikinya. Salah satu pendekatan pembelajaran
yang dapat digunakan untuk mengaplikasikan atau menerapkan potensi lokal di lingkungan
sekolah sebagai sumber belajar IPA adalah pendekatan sains teknologi masyarakat.
Pemilihan pendekatan sains teknologi masyarakat dalam mengimplementasikan LKS IPA
tema kecap kedelai dikarenakan pendekatan sains teknologi masyarakat dapat membantu
siswa dalam mempelajari dan memahami hubugan antara realita sosial yang terjadi di

lingkungan sekitar dengan materi pembelajaran yang dipelajari di sekolah. Selain itu,
dengan penggunaan pendekatan sains teknologi masyarakat dapat membantu mengarahkan
siswa untuk melakukan keterampilan proses saat mereka melakukan kegiatan pembelajaran
untuk memperoleh pengetahuan, sehingga dengan hal tersebut sikap ilmiah yang ada dalam
diri siswa juga akan muncul.
Sains teknologi masyarakat menurut Avci, Onal & Usak (2014, p.217) dapat membantu
siswa memahami bagaimana ilmu pengetahuan dan teknologi mempengaruhi kehidupan
seseorang. Chiapetta & Koballa (2010, p.189) menjelaskan bahwa “ sains, technology,

society approaches is provides many opportunists to show teenage who scientific and
technological knowledge can make them better informed about themselves and the world
they live in”. Proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan sains teknologi
masyarakat menurut Poedjiadi (2005, p.131-132) meliputi enam ranah yaitu konsep, proses,
aplikasi, kreativitas, sikap dan keterkaitan aplikasi dengan tindakan nyata.
Penggunaan pendekatan sains teknologi masyarakat dalam membelajarkan IPA yang
berkaitan dengan potensi lokal pada suatu daerah sebagai sumber belajar diharapkan dapat
menciptakan pembelajaran yang aktif, efektif dan efisien sehingga dapat membantu siswa
tidak hanya dalam penguasaan materi IPA, tetapi juga dalam mengembangkan keterampilan
proses sains dan sikap ilmiah.
Keterampilan proses sains menurut Espinosa, Monterola & Punzalan (2013, p.214) dianggap

penting dalam mencapai literasi sains. Keterampilan ini meliputi observasi, komunikasi,
klasifikasi, pengukuran, inferensi dan prediksi yang dapat dikatakan sebagai dasar dalam
melakukan suatu metode ilmiah”. Abungu, Okere & Wachanga (2014, p.369) menjelaskan
bahwa melalui pembelajaran yang menekankan pada keterampilan proses sains dapat
membentu siswa dalam mengembangkan dan mempertajam keterampilan proses, sehingga
125

INOVASI PENDIDIKAN
Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik
dalam Menghadapi Abad 21

siswa dapat memperoleh keterampilan ilmiah yang berdampak pada pencapaian kompetensi.
Sayekti, Sarwanto & Suparmi (2012, p.149) mengemukakan bahwa sikap ilmiah seperti rasa
ingin tahu, jujur, objektif, kritis, terbuka, disiplin, teliti dan lain sebagainya merupakan suatu
sikap yang melandasi proses IPA dan dapat dianggap sebagai nilai dan norma seperti
aturan, larangan, pilihan dan juga kebolehan.
Berdasarkan hal di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk: (1) mengetahui
efektivitas LKS IPA tema “kecap kedelai” berbasis pendekatan STM untuk meningkatkan
keterampilan proses sains dan (2) mengetahui efektivitas LKS IPA tema “kecap kedelai”
berbasis pendekatan STM untuk meningkatkan sikap ilmia

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII SMP N 1 Petanahan, Kecamatan Petanahan,
Kabupaten Kebumen. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.
Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimental design dengan rancangan non
equivalent control group design. Creswell (2014: 172) menyatakan bahwa dalam penelitian
kuasi eksperimen digunakan dua kelompok yaitu kelompok A sebagai eksperimen dan
kelompok B sebagai kontrol. Pretes dan postes diambil pada kedua kelompok. Hanya
kelompok eksperimen yang menerima perlakuan.
Tahapan dalam penelitian ini terdiri atas tahapan persiapan dan pelaksanaan. Tahap
persiapan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi: (1) observasi awal ke SMP N 1
Petanahan, (2) meminta izin untuk dapat melaksanakan penelitian di SMP N 1 Petanahan,
(3) konsultasi bersama dengan guru IPA terkait dengan kegiatan pengamatan siswa
termasuk keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa serta beberapa permasalahan
yang terdapat dalam proses pembelajaran IPA, (4) pembuatan perangakat pembelajaran,
(5) membuat instrument penelitian. Tahap pelaksanaan yang dilakukan dalam penelitian ini
meliputi: (1) melaksanakan pretest untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa,
observasi awal untuk mengetahui keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa,
memberikan angket untuk mengetahui sikap ilmiah siswa sebelum diberikan treatment, (2)
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan LKS IPA tema “kecap kedelai” berbasis
pendekatan STM, (3) melakukan pengamatan dengan menggunakan lembar observasi dan

lembar angket untuk mengetahui keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa, (4)
melaksanakan posttest untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa setelah diberikan

treatment.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2016 hingga bulan Mei 2016 Tahun Ajaran
2015/2016. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah siswa kelas VII SMP N 1
Petanahan. Subjek penelitian yang digunakan yaitu 32 siswa kelas VII A sebagai kelas kotrol
dan 32 siswa kelas VII B sebagai kelas eksperimen. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini dipilih secara acak atau rondom.
Teknik dan instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain
yaitu observasi, angket dan tes. Teknik pengumpulan data berupa observasi digunakan
untuk memperoleh data awal yang diperlukan untuk mengetahui keterampilan proses sains
dan sikap ilmiah siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi antara lain
lembar observasi keterampilan proses sains dan lembar observasi sikap ilmiah.

126

INOVASI PENDIDIKAN
Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik
dalam Menghadapi Abad 21


Teknik pengumpulan data berupa angket digunakan untuk mengetahui sikap ilmiah siswa.
Instrumen yang digunakan pada teknik pengumpulan data menggunakan angket yaitu
lembar angket sikap ilmiah. Selain itu, teknik pengumpulan data berupa tes digunakan untuk
mengetahui keterampilan proses sains siswa. Instrumen yang digunakan pada teknik
pengumpulan data menggunakan tes yaitu lembar soal pretest dan posttest.
Hasil penelitian untuk aspek penilaian keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa baik
pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen yang diambil melalui tes, observasi maupun
angket selanjutnya dianalisis untuk mengetahui peningkatan keterampilan proses sains dan
sikap ilmiah siswa menggunakan rumus menurut Hake (1999, p.1).

……………(3)

=
Keterangan:

g

: gain normalized ( N - gain) of the two approaches


Smaks

: maximum score (ideal)

Spost

: final test score

Spre

: initial test scores

Hasil analisis peningkatan keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa baik yang
diperoleh menggunakan observasi, tes dan angket selanjutnya diinterpretasikan menjadi
nilai standard gain seperti pada Tabel 1.
Tabel 1.
Interpretasi Nilai Standard Gain

Std gain

Interpretasi

g > 0,7

Tinggi

0,7 ≥ g > 0,3

Sedang

g ≤ 0,3

Rendah

Hake (1999, p.1)
Hasil analisis peningkatan keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa selanjutnya diuji
untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan peningkatan keterampilan proses sains dan sikap
ilmiah antara siswa yang menggunakan LKS IPA tema “kecap kedelai” berbasis pendekatan
STM dengan siswa yang tidak menggunakan LKS IPA tema “kecap kedelai” berbasis
pendekatan STM menggunakan uji-t secara statistik dengan bantuan program IBM SPSS 20.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penggunaan LKS IPA tema “kecap kedelai” berbasis pendekatan STM dalam pembelajaran
IPA bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan LKS IPA tema “kecap kedelai”
berbasis pendekatan STM untu meningkatkan keterampilan proses sains dan sikap ilmiah
siswa.
Pengujian dilakukan pada siswa kelas VII SMP N 1 Petanahan yang terdiri dari 32 siswa
kelas VII A sebagai kelas kotrol dan 32 siswa kelas VII B sebagai kelas eksperimen. Sampel
127

INOVASI PENDIDIKAN
Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik
dalam Menghadapi Abad 21

yang digunakan dalam penelitian ini dipilih secara acak atau rondom. Siswa yang berada
dalam kelas eksperimen selanjutnya diberi perlakuan dengan pembelajaran menggunakan
LKS IPA tema “kecap kedelai” berbasis pendekatan STM, sedangkan siswa dalam kelas
kontrol tidak diberikan perlakuan apapun. Hasil yang diperoleh berdasarkan beberapa
tahapan dijabarkan sebagai berikut.
Peningkatan keterampilan proses sains siswa dapat diketahui dengan menggunakan dua
cara yaitu tes dan observasi, sedangkan peningkatan sikap ilmiah siswa dapat diketahui
dengan menggunakan dua cara yaitu observasi dan angket.
Penilaian keterampilan proses sains siswa menggunakan tes dibuat dengan memenuhi
kelima aspek keterampilan proses sains siswa yang juga diukur menggunakan lembar
observasi, yaitu memprediksi, mengamati, mengelompokkan, mengkomunikasikan dan
menyimpulkan. Hasil analisis skor pretest dan posttest untuk kelas kontrol dan kelas
eksperimen selanjutnya dianalisis kembali untuk mengetahui peningkatan pada setiap aspek
keterampilan proses sains yang diperoleh. Hasil perbandingan peningkatan keterampilan
proses sains siswa yang diperoleh melalui pretest dan posttest untuk kelas kontrol dan kelas
eksperimen dapat disajikan dalam bentuk diagram seperti yang terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Diagram Batang Perbandingan Hasil Peningkatan Skor Pretets dan Posttest
Berdasarkan Gambar 1, dapat diketahui bahwa peningkatan keterampilan proses sains kelas
eksperimen untuk aspek memprediksi, mengamati dan mengkomunikasikan lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol. Sedangkan peningkatan keterampilan proses sains kelas
eksperimen untuk aspek mengelompkkan dan menyimpulkan lebih rendah dibandingkan
dengan kelas kontrol. Meskipun beberapa aspek keterampilan proses sains pada kelas
eksperimen lebih rendah dibandingkan dengan kelas kontrol, akan tetapi hasil rata-rata
peningkatan keseluruhan aspek keterampilan proses sains kelas eksperimen lebih tinggi
yaitu sebesar 0,68 jika dibandingkan dengan kelas kontrol yang memperoleh hasil rata-rata
peningkatan keseluruhan aspek keterampilan proses sains sebesar 0,57.
Hasil perbandingan peningkatan keterampilan proses sains siswa yang diperoleh melalui
observasi untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat disajikan dalam bentuk diagram
seperti yang terlihat pada Gambar 2.

128

INOVASI PENDIDIKAN
Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik
dalam Menghadapi Abad 21

Gambar 2. Diagram Batang Perbandingan Peningkatan Hasil Observasi Keterampilan Proses
Sains
Berdasarkan Gambar 2, dapat diketahui bahwa peningkatan keterampilan proses sains yang
dinilai menggunakan lembar observasi untuk kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan
dengan kelas kontrol untuk setiap aspeknya baik pada aspek memprediksi, mengamati,
mengelompokkan, mengkomunikasikan maupun menyimpulkan. Selain itu, hasil rata-rata
peningkatan keseluruhan aspek keterampilan proses sains kelas eksperimen yang dinilai
menggunakan lembar observasi lebih tinggi yaitu sebesar 0,77 jika dibandingkan dengan
kelas kontrol yang memperoleh hasil rata-rata peningkatan keseluruhan aspek keterampilan
proses sains sebesar 0,20.
Penelitian ini selain dilakukan untuk mengetahui peningkatan keterampilan proses sains,
juga dilakukan untuk mengetahui peningkatan sikap ilmiah siswa dengan menggunakan dua
cara yaitu angket dan observasi. Aspek sikap ilmiah siswa yang dinilai antara lain rasa ingin
tahu, berpikir kritis, berpikir terbuka dan bekerjasama. Hasil perbandingan peningkatan
sikap ilmiah siswa yang diperoleh melalui observasi untuk kelas kontrol dan kelas
eksperimen dapat disajikan dalam bentuk diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Diagram Batang Perbandingan Hasil Peningkatan Observasi Sikap Ilmiah Siswa
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Berdasarkan Gambar 3, dapat diketahui bahwa rata-rata peningkatan sikap ilmiah pada
setiap aspeknya baik pada aspek rasa ingin tahu, berpikir kritis maupun berpikir terbuka dan
bekerjasama yang dinilai menggunakan lembar observasi untuk kelas eksperimen lebih
129

INOVASI PENDIDIKAN
Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik
dalam Menghadapi Abad 21

tinggi jika dibandingkan dengan kelas kontrol. Selain itu, hasil rata-rata peningkatan
keseluruhan aspek sikap ilmiah kelas eksperimen yang dinilai menggunakan lembar
observasi lebih tinggi yaitu sebesar 0,74 jika dibandingkan dengan kelas kontrol yang
memperoleh hasil rata-rata peningkatan keseluruhan aspek sikap ilmiah sebesar 0,34.
Hasil perbandingan rata-rata peningkatan sikap ilmiah yang diperoleh melalui angket untuk
kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat disajikan dalam bentuk diagram seperti yang
terlihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Diagram Batang Perbandingan Hasil Peningkatan Sikap Ilmiah untuk Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen menggunakan Angket
Berdasarkan Gambar 4, dapat diketahui bahwa rata-rata peningkatan sikap ilmiah pada
setiap aspeknya baik pada aspek rasa ingin tahu, berpikir kritis maupun berpikir terbuka dan
bekerjasama yang dinilai menggunakan lembar angket untuk kelas eksperimen lebih tinggi
jika dibandingkan dengan kelas kontrol. Selain itu, hasil rata-rata peningkatan keseluruhan
aspek sikap ilmiah kelas eksperimen yang dinilai menggunakan lembar angket lebih tinggi
yaitu sebesar 0,67 jika dibandingkan dengan kelas kontrol yang memperoleh hasil rata-rata
peningkatan keseluruhan aspek sikap ilmiah sebesar 0,45.
Data keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa yang ada pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen selanjutnya dianalisis menggunakan program SPSS untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan peningkatan keterampilan proses sains dan sikap ilmiah antara siswa
yang menggunakan LKS IPA tema “kecap kedelai” berbasis pendekatan STM dengan siswa
yang tidak menggunakan LKS IPA tema “kecap kedelai” berbasis pendekatan STM.
Berdasarkan uji-t diperoleh nilai signifikansi kurang dari 0,05 sehingga pada taraf signifikansi
5% Ho ditolak. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
peningkatan keterampilan proses sains dan sikap ilmiah antara siswa yang menggunakan
LKS IPA tema “kecap kedelai” berbasis pendekatan STM dengan siswa yang tidak
menggunakan LKS IPA tema “kecap kedelai” berbasis pendekatan STM.
LKS IPA tema “kecap kedelai” berbasis pendekatan STM dalam pembelajaran IPA
berdampak positif terhadap peningkatan keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa.
Hal tersebut senada dengan pendapat Chusni & Widodo (2013, p.55) yang mengemukakan
bahwa hasil keterampilan proses siswa yang menggunakan LKS sains berbasis kerja
laboratorium lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang menggunakan LKS sains dari
sekolah. Selain itu, Rachmawati, Subiki & Nuriman (2013, p.218) mengemukakan bahwa
130

INOVASI PENDIDIKAN
Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik
dalam Menghadapi Abad 21

penggunaan LKS dalam pembelajaran fisika kelas VIII dapat meningkatkan sikap ilmiah.
Widowati, Wibowo & Hidayati (2013, p.82) mengemukakan bahwa LKS yang dikembangkan
dengan memanfaatkan potensi lokal sekolah dapat mengembangkan keterampilan proses
siswa. Selain itu, Kartini, Adnyaya & Swasta (2014, p.11) mengemukakan bahwa terdapat
perbedaan sikap ilmiah siswa antara siswa yang belajar dengan pendekatan pembelajaran
sains teknologi masyarakat dengan siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran
langsung. Sikap ilmiah siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan pembelajaran SainsTeknologi-Masyarakat lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran langsung.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat
disimpulkan bahwa: (1) penggunaan LKS IPA tema “kecap kedelai” berbasis pendekatan
STM efektif untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa dan (2) penggunaan LKS
IPA tema “kecap kedelai” berbasis pendekatan STM efektif dalam meningkatkan sikap ilmiah
siswa. Untuk penelitian lebih lanjut dapat digunakan potensi lokal di suatu daerah yang lebih
beragam sebagai sumber belajar bagi siswa dan diaplikasikan dengan perangkat
pembelajaran serta pendekatan pembelajaran yang lebih efektif dan inovatif.
DAFTAR PUSTAKA
Abungu, H. E., Okere, M. I. O. & Wachanga, S. W. (2014). The Effect of Science Process
Skills Teaching Approach on Secondary School Students‟ Achievement in Chemistry in
Nyando District, Kenya. Journal of Educational and Social Research, 4, 359-372.
Avci, A. E., Onal, N. S. & Usak, M. (2014). Turkism Teacher‟s Opinions About ScienceTechnology-Society-Environment Acquisitions in Science and Technology Course
Curriculum. Journal of Baltic Science Education, 13, 216-230.
Chiappetta, E. L. & Koballa, T. R. (2010). Science Instruction in the Middle and Secondary
Schools. New York: Pearson Education, Inc.
Chusni, M. M. & Widodo. (2013). Pengembangan LKS Sains Berbasis Kerja Laboratorium
untuk Meningkatkan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar Siswa SMP Muh. Muntilan.
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VIII, Salatiga, 4 (1), 47-57.
Creswell, J. W. (2014). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods
Approaches. Thousand Oaks: SAGE Publications.
Darmodjo, H. (1993). Pendidikan IPA II. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga
Kependidikan.
Espinosa, A. A., Monterola, A. L. C. & Punzalan, A. E. (2013). Career-Oriented Performance
Tasks in Chemistry: Effects on Students‟ Integrated Science Process Skills. Cypriot
Journal of Educational Sciences, 8, 211-216.
Hake, R. R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. Diambil pada tanggal 12 Agustus 2015,
dari http://www.physics. indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf.
Kartini, N. N., Adnyana, P. B. & Swasta, I. B. K. (2014). Pengaruh Pendekatan Pembelajaran
Sains-Teknologi-Masyarakat (STM) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan

131

INOVASI PENDIDIKAN
Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik
dalam Menghadapi Abad 21

Sikap Ilmiah Siswa. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha ,
4, 1-13.
Prastowo, A. (2015). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif Menciptakan Metode
Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan. Yogyakarta: Diva Pres.
Poedjiadi, A. (2005). Sains Teknologi Masyarakat: Model Pembelajaran Kontekstual
Bermuatan Nilai. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Presiden. (2005). Peraturan Pemerintah RI Nomor 19, Tahun 2005, tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Rachmawati, I. N., Subiki & Nuriman. (2013). Peningkatan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar
Fisika Melalui Pembelajaran Dengan LKS Open-Ended Question Disertai Metode
Eksperimen pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Maesan. Jurnal Pendidikan Fisika,

2, 214-219.
Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20, Tahun 2003,
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Sayekti, I. C., Sarwanto & Suparmi. (2012). Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Inkuiri
Terbimbing melalui Metode Eksperimen dan Demonstrasi Ditinjau dari Kemampuan
Analisis dan Sikap Ilmiah Siswa. Jurnal INKUIRI, 1, 142-153.
Suratsih. (2010). Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Potensi Lokal dalam

Kerangka Implementasi KTSP SMA di Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Trefil. J. & Hazen, R. M. (2010). Sciences An Integreted Approach. USA: John Wiley & Sons
Pte Ltd.
Widowati, A., Wibowo, Y. & Hidayati, S. (2013). Pemanfaatan Potensi Lokal Sekolah dalam
Pembelajaran Biologi SMP. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, 1, 74-82.

132

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA TEMA FOTOSINTESIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA ILMIAH

1 8 189

Pengembangan LKS IPA Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Keterampilan Proses Sains Siswa.

0 0 1

PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATERI PERISTIWA ALAM | Alawiyah | Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan 8926 18885 1 SM

0 1 14

PENGANTAR PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PENDIDIKAN | Prosiding | Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan 8983 19001 1 SM

0 0 10

JUDUL PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PENDIDIKAN | Prosiding | Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan 8982 18999 1 SM

0 1 4

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA | Prihandono | Prosiding SNPS (Seminar Nasional Pendidikan Sains) 8307 17403 1 SM

0 0 12

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI PERUBAHAN BENDA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS | Rokhim | Prosiding SNPS (Seminar Nasional Pendidikan Sains) 7960 16713 1 SM

0 0 12

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATA KULIAH KONSEP SAINS II | Aprilia | Prosiding SNPS (Seminar Nasional Pendidikan Sains) 9855 20972 1 SM

0 0 8

COVER PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PENDIDIKAN | Prosiding | Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan 11136 23387 1 SM

0 0 1

COVER PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PENDIDIKAN | Cover | Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan 11137 23389 1 SM

0 0 1