KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI DALAM PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KELAS VII DI SMPN I BESUKI TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

BAB II
KAJIAN PUSAKA
A. Deskripsi Teori
1. Tinjauan Tentang Kompetensi Guru
Dalam situasi pendidikan, khususnya pendidikan formal di
sekolah, guru merupakan komponen yang penting dalam meningkatkan
mutu pendidikan. Guru berada di barisan terdepan dalam pelaksanaan
pendidikan. Dengan kata lain, guru merupakan komponen yang paling
berpengaruh terhadap terciptanya proses belajar mengajar dan hasil
pendidikan yang berkualitas. Upaya perbaikan apapun yang dilakukan
untuk meningkatkan pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang
signifikan tanpa didukung oleh guru yang professional dan berkompeten.
Oleh karena itu, di perlukan sosok guru yang mempunyai kualifikasi,
kompetensi dan dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas
profesionalnya.
a.

Definisi Kompetensi Guru
Berikut ini merupakan pengertian kompetensi menurut para ahli:
1) Menurut Usman
Kompetensi adalah “suatu hal yang menggambarkan kualifikasi

atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang
kuantitatif.”1 Pengertian ini mengandung makna bahwa kmpetensi
ini dapat digunakan dalam dua konteks, Pertama, sebagai indikator

1

Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. 51

15

16

yang menunjukkan kepada perbuatan yang diamati. Kedua , sebagai
konsep yang mencangkup aspek-aspek kognitif, afektif dan
perbuatan serta tahap-tahap pelaksanaannya.
2) Menurut Piet A. dan Ida Sahertian
Kompetensi adalah “kemampuan melaksanakan sesuatu yang
diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang bersifat kognitif,
afektif, dan performan.2
3) Menurut Me Ashan Dallam E. Mulyasa

Kompetensi

adalah

“pengetahuan,

ketrampilan,

dan

kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian
dari dirinya sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku
kognitif,efektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya”.3
4) KEPMENDIKNAS 045/U/2002
Kompetensi adalah “seperangkat tindakan cerdas, penuh
tanggung jawab yang dimiliki sesorang sebagai syarat untuk
dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas
dibidang pekerjaan tertentu”.4
Beberapa pengertian kompetensi diatas, jika digabungkan
dengan sebuah profesi yaitu guru atau tenaga pengajar, maka

“kompetensi guru mengandung arti kemampuan seseorang guru
dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung
jawab dn layak atau kemampuan dan kewenangan guru dalam
Kunandar, Guru Proesional…, hlm. 51
Kunandar, Guru Proesional…, hlm. 52
4
Ibid., hlm. 53
2

3

17

melaksanakan profesi keguruannya”.5 Pengertian kompetensi guru
adalah “seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam
diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secar tepat dan
efektif”.6 Jadi, kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan
kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan
kinerja secara tepat dan efektif. Seseorang guru harus mempunyai
pengetahuan ketrampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Dengan demikian,
kompetensi yng dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas
guru yang sebenarnya.
Jika pengertian kompetensi guru tersebut dikaitkan dengan
Pendidikan Agama Islam yakni pendidikan yang sangat penting bagi
kehidupan manusia, terutama dalam mencapai ketentraman batin dan
kesehatan mental pada umumnya, Agama Islam merupakan
bimbingan hidup yang paling baik, pencegah perbuatan perbuat salah
dan munkar yang paling ampuh, pengendali moral yang tiada
taranya. Maka, “kompetensi guru agama islam adalah kewenangan
adalah kewenagan untuk menentukan Pendidikan Agama Islam yang
akan diajarkan pada jenjang tertentu di sekolah tembat guru itu
mengajar”.7

5

Moch. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Rosdakarya, 2005), hlm. 14
Kunandar, Guru Profesional…, hlm. 55
7
Zakiyah Darajat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah , (Jakarta: Ruhama,

1995), hlm. 95
6

18

Tugas tanggungjawab guru agama berbeda dengan guru bidang
studi lainnya. Guru agama di samping melaksanakan tugas
pengajaran, yaitu memberitahukan pengetahuan keagamaan, ia juga
melaksanakan tugas pengajaran dan pembinaan bagi peserta didik.
Ini berarti bahwa “guru agama membantu pembentukan kepribadian,
pembinaan akhlak serta menumbuh kembangkan keimanan dan
ketaqwaan para peserta didik”.8
Kemampuan guru khusunya guru agama tidak hanya memilikai
keunggulan pribadi yang dijiwai oleh keutamaan hiidup dan nilainilai luhur yang dihayati serta diamalkan. Namun seorang guru
agama

hendaknya

memiliki


kemampuan

paedagogis

hal-hal

mengenai tugas-tugas kependidikan seorang guru agama tersebut.
Pendidikan merupakan sesuatu yang penting dan utama dalam
koteks pembangunan bangsa dan Negara. Hal ini dapat terlihat dari
tujuan nasional bangsa Indonesia yang salah satunya yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa yang menempati posisi strategis
dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945.9
b. Macam-Macam Kompetensi Guru
Secara umum, guru harus memenuhi dua kategori yaitu
memiliki capability dan loyality, yakni guru itu harus memiliki
kemampuan dalam bidang ilmu yang diajarkannya, memiliki
kemampuan teoritik tentang mengajar yang baik dan mulai
8
9


Kunandar, Guru Proesional…, hlm. 99
Zakiyah Darajat, Pendidikan Islam…, hlm. 95

19

perencanaanya, implementasi sampai evaluasi dan memiliki loyalitas
keguruan, yakni terhadap tugas-tugas yang tidak semata di dalam
kelas, tetapi sebelum dan sesudah di kelas.10
Kedua kategori, capability dan loyality tersebut, terkandung
dalam macam-macam kompetensi guru. Kompetensi guru meliputi
kompetensi

kepribadian,

kompetensi

sosial

dan


kompetensi

profesional.
a.

Kompetensi personal
Dalam kompetensi personal ini lebih mencankup kompetensi
kepribadian dan kompetensi sosial yang merupakan modal dasar
bagi guru dalam menjalankan tugas dan keguruannya secara
professional. Kompetensi personal guru menunjuk perlunya struktur
kepribadian dewasa yang mantap, susila, dinamik (reflektif serta
berupaya untuk maju), dan bertanggung jawab.
Kompetensi kepribadian sangat besar pengaruhnya terhadap
pertumbuhan dan perkembangan pribadi para pesera didik.
Kompetensi ini juga sangat penting dalam membentuk kepribadian
anak, guru menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia
(SDM), serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan negara dan
bangsa pada umumnya.11

10


Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis: Sebuah Model Pelibatan
Masyarakat Dalam Penyelenggaraan pendidikan , (Jakarta: Prenada Media, 2004), hlm. 112-113
11
E. Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifiasi Guru , (Bandung: PT Remaja Rosdaarya,
2007), hlm. 117

20

Sedangkan kompetensi sosial dimaksudkan bahwa guru
mampu memfungsikan dirinya sebaai makhluk sosial di masyarakat
dan linkungannya sehingga mampu berkomunikasi dan bergaul
secara efekif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua dan wali pesera didik, serta masyarakat
sekiar.
Menuru A.S Larzibal, kompetensi personal-sosial adalah
sebaai beriku:
1) Guru menghayai serta mengamalkan nilai hidup (termasuk nilai
moral dan keimanan).
2) Guru hendaknya mampu bertindak jujur dan tanggung jawab.

3) Guru mampu berperan sebagai pemimpin, baik di lingkup
sekolah maupun luar sekolah.
4) Guru bersikap bersahabat dan terampil berkomunikasi dengan
siapapun demi tujuan yang baik.
5) Guru mampu berperan serta aktif dalam pelestarian dan
mengembangkan budaya masyarakatnya.
6) Dalam persahabatan dengan siapapun, guru hendaknya tidak
kehilangan prinsip serta nilai hidup yang diyakini.
7) Bersedia ikut berperan serta dalam berbagai kegiatan sosial.
8) Guru adalah pribadi yang bermental sehat dan stabil.
9) Guru tampil secara pantas dan rapi.
10) Guru mampu berbuat kreatif denan penuh perhitungan.

21

11) Guru hendaknya mampu bertindak tepat waktu dalam janji dan
penyelesaian tugas-tugasnya.
12) Guru hendaknya dapat menggunakan waktu luangnya secara
bijaksana dan produktif.12
b.


Kompetensi Profesional.
Dalam standar nasional kompetensi pendidikan, kompetensi
profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing
peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam
standar nasional pendidikan.
Terdapat sepuluh kemampuan dasar keguruan yang menjadi
tolok ukur kinerjanya sebagai pendidik profesional, di antaranya
sebagai berikut:
1) Guru dituntut mengusai bahan ajar. Penguasaan bahan ajar dari
para guru sangalah menentukan keberhasilan pengajarannya.
Guru hendaknya menguasai bahan ajar wajib (pokok), bahan
ajar pengayaan dan bahan ajar penunjang dengan baik untuk
keperluan

pengajarannya,

mampu

menjabarkan

serta

mengoranisasikan bahan ajar secara sisemais, relevan dengan
tujuan

instruksional

perkembangan

mental

khusus

(TIK),

selaras

dengan

siswa,

selaras

dengan

tuntutan

perkembangan ilmu serta teknoloi (mutakhir) dan dengan

12

Samana, Profesionalisme Keguruan , (Yogyakarta: Kanisius, 1994), hlm. 55-57

22

memperhatikan kondisi sera fasilitas yang ada di sekolah atau
yang ada di lingkup sekolah.
2) Guru mampu mengolah program belajar mengajar. Guru
diharapkan menguasai secara fungsional tentang pendekatan
sisem pengajaran, asas pengajaran, prosedur-metode, strategi
teknik pengajaran, menguasai secara mendalam serta berstruktur
bahan ajar dan mampu merancang penggunaan fasilitas
pengajaran.
3) Guru mampu mengelola kelas, usaha guru menciptakan situasi
sosial kelasnya yang kondusif untuk belajar sebaik mungkin.
4) Guru mampu menggunakan media dan sumber pengajaran.
Kemampuan guru dalam membuat, mengorganisasi, dan
merawat serta menyimpan alat pengajaran dan media pengajaran
adalah penting dalam upaya meningkatkan mutu pengajaran.
5) Guru menguasai landasan-landasan kependidikan. Guru yan
menguasai dasar keilmuan dengan mantap akan dapat memberi
jaminan bahwa siswanya belajar sesuatu yang bermakna dari
guru yang bersangkutan.
6) Guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar, guru mampu
berperan sebagai motivator, inspirator, organisator, fasilitator,
sekolah, ikut serta dalam layanan B.K di sekolah. Dalam
fpengajaran guru dituntut cakap dalam aspek didaktis-metodis
agar siswa dapat belajar dengan giat.

23

7) Guru mampu menilai prestasi siswa untuk kepentingan
pengajaran. Keahlian guru dalam pengukuran dan penilaian
hasil belajar siswa mempunyai dampak yan luas, data penilaian
yang akurat sangat membantu untuk menentukan arah
perkembangan diri siswa, memandu usaha, optimalisasi dan
integrasi perkembangan diri siswa. Yang pertama-tama perlu
dipahami oleh guru secara fungsional adalah bahwa penilaian
pengajaran merupakan bagian integral dari sisem pengajaran.
Jadi kegiatan penilaian yang meliputi penyusunan alat ukur
(tes), penyelenggaraan tes, koreksi jawaban siswa serta
pemberian skor, pengelolaan skor, dan menggunakan norma
tertenu, pengadministrasian proses serta hasil penilaian dan
tindak lanjut penilaian hasil belajar berupa pengajaran remedial
serta layanan bimbingan belajar dan seluruh tahapan penilaian
tersebut

perlu

diselaraskan

dengan

kemampuan

sisem

pengajaran.
8) Guru mengenal fungsi serta program layanan B.K. Mampu
menjadi partisipan yang baik dalam pelayanan B.K di sekolah,
membantu siswa untuk mengenali serta menerima diri serta
potensinya membantu menentukan pilihan-pilihan yang tepa
dalam hidup, membantu siswa berani menghadapi masalah
hidup, dan lain-lain.

24

9) Guru mengenal dan mampu ikut penyelengaraan administrasi
sekolah, guru dituntut cakap atau mampu bekerja sama secara
terorganisasi dalam pengelolan kelas.
10) Guru memahami prinsip-prinsip penelitian pendidikan dan
mampu menafsirkan hasi-hasil penelitian pendidikan untuk
kepentingan

pengajaran.

Tuntutan

kompetensi

dibidang

penelitian kependidikan ini merupakan tantangan kualitatif bagi
guru untuk masa kini dan yang akan datang.13
Untuk

keberhasilan

dalam

mengembangkan

peran

guru,

diperlukan adanya standar kompetensi. Berdasarkan UU Sisdiknas No 14
tentang guru dan dosen pasal 10, menentukan bahwa kompetensi guru
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
profesional dan kompetensi sosial.14
a.

Kompetensi Pedagogik
Yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah
kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi ini
meliputi pemahaman terhadap peserta didik,15 perencanaan dan
pelaksanan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru
dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurangkurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut:

13

Ibid., hlm. 61-69
Asrorun Ni’ am, Membangun Profesionalitas Guru , (Jakarta: Elsas, 2006), hlm. 162
15
Ibid., hlm. 199

14

25

1) Pemahaman wawasan / landasan kependidikan
2) Pemahaman terhadap peserta didik
3) Pengembangan kurikulum / silabus
4) Perancangan pembelajaran
5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
6) Pemanfaaan teknologi pembelajaran
7) Evaluasi Hasil Belajar (EHB)
8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.16
b.

Kompetensi Kepribadian
Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan kepribadian
yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa sera menjadi
teladan peserta didik.17 Dalam sandar nasional pendidikan,
dikemukakan bahwa yang dimaksud kompetensi kepribadian adalah
kemampuan kepribadian yang mantap, sabil, dewasa, arif dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.
Kompetensi kepribadian sangat besar pengaruhnya terhadap
pertumbuhan dan perkembanan pribadi para peserta didik.
Kompetensi kepribadian ini memiliki peran dan fungsi yang sangat
penting dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan
mengembangkan

16
17

sumber

daya

Mulyasa, Standar Kompetensi Guru …, hlm. 75
Ni’am, Membangun Profesionalitas …, hlm. 199

manusia

(SDM)

serta

26

mensejahterakan masyarakat, kemajuan negara, dan bangsa pada
umumnya.18
c.

Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian
dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efekif
dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang
tua/ wali pesera didik dan masyarakat sekiar. Kompetensi sosial
merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang
sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk:
1) Berkomunikasi secara lisan, tulisan dan isyarat.
2) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara
fungsional.
3) Bergaul secara efekif dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua / wali peserta didik.
4) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.19

d.

Kompetensi Profesional
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia kata kompetensi
diartikan kewenangan atau kemampuan menguasai gramatika suatu
bahasa secara abstrak atau batiniah. Dalam bahasa Inggris
competence

diartikan

sebagai

kecakapan

atau

kemampuan.

Kompetensi juga diartikan pemilikan, penguasaan, ketrampilan dan
kemampuan yang ditumtut jabatan seseorang, maka seorang guru
18
19

E. Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi …, hlm. 117
Ibid., hlm. 173

27

harus menguasai kompetensi guru, sehingga dapat melaksanakan
kewenangan profesionalnya.20 Dengan demikian yang dimaksud
kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi
pelajaran secara luas dan mendalam.21 Kompetensi profesional
merupakan kemampuan penguasaan materi, pembelajaran secara
luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik
memenuhi standar kompetensi yan ditetapkan dalam standar nasional
pendidikan. Adapun ruang lingkup kompetensi profesional sebagai
berikut:
1) Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik
filosofi, psikologis, sosiologis, dan sebagainya.
2) Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf
perkembanan peserta didik.
3) Mampu menangani dan mengembangkan bidang sudi yang
menjadi tanggung jawabnya.
4) Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi
5) Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat,
media dan sumber belajar yang relevan.
6) Mampu

mengorganisasikan

dan

melaksanakan

program

pembelajaran.

20

Lyeche Clarra, kompetensi profesional guru, dalam
http://iycheangga.blogspot.com/2013/02/kompetensi-profesional-guru, diakses pada tanggal 12
Juni 2017
21
Ni’am, Membangun Profesionalitas …, hlm. 199

28

7) Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik.
8) Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.22
c. Karakteristik Kompetensi Profesional Guru
Seorang guru profesional adalah “orang yang memiliki kemampuan
dan keahlian dalam bidang keguruan atau dengan kata lain ia telah terdidik
dan terlatih dengan baik”.23

Terdidik dan terlatih bukan hanya

memperoleh pendidikan formal saja akan tetapi juga harus menguasai
berbagai strategi atau teknik didalam kegiatan belajar mengajar serta
menguasai landasan-landasan kependidikan seperti yang tercantum dalam
kompetensi guru.
Gary dan Margaret mengemukakan bahwa guru yang efektif dan
kompeten secara profesional memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) Memiliki kemampuan menciptakan iklim belajar yang kondusif
b) Kemampuan mengembangkan strategi dan manajemen pembelajaran
c) Memiliki kemampuan memberikan umpan balik (feedback) dan
penguatan (reinforcement)
d) Memiliki kemampuan untuk meningkatkan diri.24
Menurut Gordon sebagaimana yang dikutip oleh E. Mulyasa,
bahwa ada enam aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep
kompetensi, yaitu sebagai berikut :

E. Mulyasa, Standar Kompetensi …, hlm. 135-137
Usman, Menjadi Guru…, hlm. 15
24
E. Mulyasa, Standar Komptensi dan Sertifikasi Guru , (Bandung: PT Rosda Karya, 2007),
hlm. 21
22

23

29

a) Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif,
misalnya seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi
kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran terhadap
peserta didik sesuai dengan kebutuhannya.
b) Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif dfan afektif
yang dimiliki oleh individu, misalnya seorang guru yang akan
melaksanakan pembelajaran harus memiliki pemahaman yang baik
tentang karakteristik dan kondisi peserta didik, agar melaksanakan
pembelajaran berjalan secara efektif dan efesien.
c) Kemampuan (skill), adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk
melakuakan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya,
misalnya kemampuan guru dalam memilih dan membuat alat peraga
sederhana untuk memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik.
d) Nilai (value), adalah suatu atandar perilaku yang telah diyakini dan
secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang, misalnya
standar perilaku guru dalam pembelajaran (kejujuran, keterbukaan,
demokratis, dan lain-lain)
e) Sikap (attitude) yaitu perasaan (senang, tak senang, suka-tidak
suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar,
reaksi terhadap krisis ekonomi, perasaan terhadap kenaikan gaji,
dan lain-lain.

30

f) Minat (interest), adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan
sesuatu perbuatan, misalnya minat untuk melakukan sesuatu atau
untuk mempelajari sesuatu.25
Guru profesional yang bekerja melaksanakan fungsi dan tujuan
sekolah harus memiliki kompetensi-kompetensi yang dituntut agar
guru mampu melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Tanpa
mengabaikan kemungkinan adanya perbedaan tuntutan kompetensi
profesional yang disebabkan oleh adanya perbedaan lingkungan sosial
cultural dari setiap institusi sekolah dengan indikator, maka guru yang
dinilai kompeten secara profesional, apabila:
a) Guru tersebut mampu mengembangkan tanggung jawab dengan
sebaik-baiknya.
b) Guru tersebut mampu melaksanakan peranan-peranannya secara
berhasil.
c) Guru tersebut bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan
(tujuan intruksional) sekolah.
d) Guru tersebut mampu melaksanakan peranannya dalam proses
mengajar dalam kelas.26
Sifat-sifat atau karakteristik guru-guru yang disenangi oleh
para siswa adalah guru-guru yang mempunyai karakter:

Kunandar, Guru Proesional…, hlm. 53
Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi , (Jakarta; Bumi
Aksara, 2006), hlm. 36
25

26

31

a)

Demokratis, yakni guru tidak bersifat otoriter dan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk berperan serta dalam
berbagai kegiatan.

b)

Suka bekerja sama (kooperatif), guru bersikap saling memberi dan
menerima yang dilandasi oleh kekeluargaan dan toleransi tinggi.

c)

Baik hati, yakni suka memberi dan berkorban untuk anak didiknya.

d)

Sabar, yakni guru yang tidak suka marah dan bisa menahan diri.

e)

Adil, yakni guru tidak membeda-bedakan anak didik.

f)

Konsisten, yakni selalu berkata dan bertindak sama sesuai dengan
ucapannya.

g) Bersifat terbuka, yakni bersedia menerima kritik dan saran serta
mengakui kekurangan dan kelebihannya.
h) Suka

menolong,

yakni

selalu

membantu

anak-anak

yang

mengalami kesulitan atau masalah tertentu.
i)

Ramah tamah, yakni mudah bergaul dan disenangi oleh semua
orang.

j)

Suka humor, yakni pandai membuat anak-anak menjadi gembira
dan tidak tegang.

k) Memiliki bermacam ragam minat, dengan ini guru akan dapat
merangsang peserta didik dan dapat melayani berbagi minat dari
peserta didik.
l)

Menguasai bahan pelajaran, yakni dapat menyampaikan pelajaran
secara lancar dan menumbuhkan semangat pada diri peserta didik.

32

m) Bersikap fleksibel yakni tidak kaku dalam bersikap dan mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
n) Menaruh minat yang baik kepada peserta didik, yakni peduli dan
perhatian kepada minat peserta didik. 27
Sedangkan menurut Spencer karakteristik kompetensi guru dibagi
menjadi lima yaitu:
a) Motif yaitu sesuatu yang orang pikirkan dan inginkan yang
menyebabkan sesuatu.
b) Sifat yaitu karakteristik fisik tanggapan konsisten terhadap situasi
dan informasi.
c)

Konsep diri yaitu sikap, nilai dan image diri seseorang.

d) Pengetahuan yaitu informasi yang dimiliki seseorang dalam bidang
tertentu.
e) Keterampilan yaitu kemampuan untuk melakukan tugas-tugas yang
berkaitan dengan fisik dan mental.28
B. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran
1.

Pengertian Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin medius yang secara bahasa berarti
perantara atau pengantar.29 Menurut Ibrahim, media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat dipakai untuk memberikan rangsangan
sehingga terjadi interaksi belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan

Kunandar, Guru Proesional…, hlm. 62
Hamzah B Uno, Profesi Kependidikan “Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di
Indonesia”, (Jakarta Bumi Aksara, 2009), hlm. 63
29
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 3
27
28

33

instruksional tertentu.30 Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan dan
keamanan peserta didik, sehingga dapat mendorong terciptanya proses
pada dirinya.31
Dari beberapa pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa
media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari seorang guru kepada siswa yang dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa,
sehingga terjadi proses pembelajaran.
2.

Landasan Pelaksanaan Media Pembelajaran
Adapun landasan pelaksanaan media pembelajaran antara lain:32
a.

Landasan Filosofi
Secara Filosofis, model pendidikan hendaknya merupakan bentuk
atau contoh utama dari masyarakat yang lebih luas dan lebih maju
sebagai hasil karya dari pendidikan itu sendiri.

b.

Landasan Sosiologis
Komunikasi merupakan kegiatan manusia sesuai dengan nalurinya
yang selalu ingin berhubungan satu sama lain, oleh karena itu
komunikasi tidak langsung dengan cara menggunakan media dan
juga dipandang sebagai proses penyampaian pesan, gagasan, fakta,

30
31

hlm. 137
32

Nur Hayati Yusuf, Media Pengajaran, (Surabaya: Dakwah Digital Press, 2005), hlm. 6
Yunus Nawaga, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000),
Nurhayati Yusuf, Media Pengajaran …, hlm. 10-16

34

makna, konsep dan data yang sengaja dikembangkan sehingga dapat
diterima oleh penerima pesan.
c.

Landasan Psikologis
Penyusunan tujuan instruksional dimaksudkan agar kegiatan belajar
mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien, disamping itu
guru perlu menentukan dan mengorganisasi berbagai komponen
pengajaran secara tepat, termasuk komponen media pengajaran.
Guru akan dapat mengorganisir komponen pengajaran dengan tepat
kalau ia mengetahui tentang proses belajar atau tipe-tipe belajar,
dimana hakikat perbuatan belajar adalah usaha terjadinya perubahan
tingkah laku atau kepribadian bagi orang yang belajar, baik
perubahan dari aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikap, guru
juga akan dapat memilih media dengan tepat dalam rangka mencapai
tujuan instruksional jika mengetahui tentang bagaimana proses orang
mengenal dunia sekitarnya dan bagaimana cara orang belajar.

3.

Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran
Adapun manfaat media pembelajaran antara lain:33
a.

Meletakkan dasar-dasar yang konkrit untuk berpikir

b.

Memperbesar perhatian siswa.

c.

Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar
dan oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.

33

Nurhayati Yusuf, Media Pengajaran …, hlm. 10-16

35

d.

Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan
kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa.

e.

Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu.

f.

Membantu tumbuhnya pengertian dan membantu perkembangan
kemampuan berbahasa.

g.

Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh
dengan cara lain, serta membantu berkembangnya efisiensi yang
lebih mendalam serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar.

Adapun fungsi media pembelajaran khususnya media visual menurut
Levie dan Lentz antara lain:34
a.

Fungsi atensi, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna
visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.

b.

Fungsi afektif dapat terlihat dari kenikmatan siswa ketika belajar
atau membaca teks yang bergambar.

c.

Fungsi kognitif dapat terlihat dari temuan-temuan penelitian yang
mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau
pesan yang terkandung dalam gambar.

d.

Fungsi kompensatoris dapat terlihat dari hasil penelitian bahwa
media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks dan

34

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran…, hlm. 16-17

36

membantu

siswa

yang

lemah

dalam

membaca

untuk

mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
4.

Ciri-ciri Media Pembelajaran
Menurut Gerlach, ciri-ciri media pembelajaran antara lain:35
a.

Ciri Fiksatif
Yaitu menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan,
melestarikan dan merekontruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu
peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan media
seperti: fotografi, video tape, audio tape, disket komputer dan film.

b.

Ciri Manipulatif
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media
memiliki

ciri

manipulatif.

Kejadian

yang

memakan

waktu

berharihari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga
menit dengan teknik pengambilan gambar. Misalnya: bagaimana
proses larva menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu
dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut.
c.

Ciri Distributif
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian
ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian
tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus
pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.

35

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran…, hlm. 12-14

37

5.

Jenis dan Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Ada beberapa jenis media pembelajaran yang biasa digunakan dalam
proses pembelajaran, antara lain:36
a.

Media Grafis, seperti: gambar, foto, grafik, bagan atau diagram,
poster, kartun, komik dan lain-lain.

b.

Media Tiga Dimensi, yaitu dalam bentuk model seperti model padat,
model penampang, model susun, model kerja, dan lain-lain.

c.

Media Proyeksi, seperti slide, film strips, penggunaan OHP, dan
lain-lain.

d.

Media Penggunaan Lingkungan.
Dalam pemilihan media pembelajaran sebaiknya memperhatikan

kriteria-kriteria sebagai berikut:37
a.

Ketepatannya dengan tujuan pengajaran, media pembelajaran dipilih
atas dasar tujuan instruksional yang telah ditetapkan.

b.

Dukungan terhadap isi bahan pelajaran.

c.

Kemudahan dalam memperoleh media.

d.

Keterampilan guru dalam menggunakan media.

e.

Tersedia waktu untuk menggunakan media.

f.

Sesuai dengan taraf berpikir siswa.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media,

antara lain:38

36

Nana Sudjana, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009), hlm. 3-4
Ibid., hlm. 5
38
Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 86
37

38

6.

a.

Tujuan instruksional yang ingin dicapai.

b.

Karakteristik siswa atau sasaran.

c.

Jenis rangsangan belajar yang diinginkan.

d.

Keadaan latar atau lingkungan.

e.

Luasnya jangkauan yang ingin dilayani.39

Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Media pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah alat,
metode dan teknik yang digunaan dalam rangka mengefektifkan
komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses
pembelajaran PAI di sekolah. Sedangkan tujuan penggunaan media
pembelajaran pai tersebut adalah supaya proses pembelajaran PAI dapat
berlangsung dengan baik.
Jenis media pembelajaran ini dapat diklasifikasikan menjadi 3:
1.

Media audio

2.

Media cetak

3.

Media elektronik
Beberapa media elektronik yang dimasud antara lain: slide dan

film strip, rekaman pendidikan, radio pendidikan serta televisi
pendidikan. Dengan demikian, media pembelajaran PAI sebagai sarana
dan prasarana pendidikan agama islam yang dipergunakan untuk
membantu tercapainya tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah.40

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran …, 119
Jamal, Pengertian Media Pembelajaran Pendidikan Agama , Dalam http: Jamal.
Blogspot. com/2012/10/ pengertian media-pembelajaran-pendidikan-islam
39

40

39

Dalam penggunaan media pembelajaran guru PAI di SMPN I Besuki
Tulungagung. Media yang di gunakan seperti media gambar/ video.
Media Audio Visual merupakan sarana penunjang keberhasilan
pembelajaran di sekolah serta dapat menemukan semangat belajar siswa,
sebagai alat bantu megajar maka media pengajaran dapat menunjang
penggunaan metode mengajar yang digunakan guru. Dalam interaksi
pembelajaran sering terjadi hambatan komunikasi. Hal ini berasal dari
siswa (daya tangkap yang rendah), dengan menggunakan alat bantu atau
media pengajaran maka hambatan komukasi tersebut dapat dibatasi,
sehingga dapat dicapai kualitas pembelajaran yang baik. Pengajar dengan
menggunakan media tidak hanya sekedarmenggunakan kata-kata (simbol
verbal), akan tetapi juga memerlukan alat bantu lain (alat-alat peraga).
Dengan demikian kita dapat mengharapkan hasil pengalaman belajar
yang lebh berarti bagi siswa. Media audio visual ini salah satu media
yang paling di sukai peserta didik, terutama peserta didik usia anak-anak
lebih memudahkan mereka dalam memahami materi pembelajaran,
penggunaan papan tulis untuk media pembelajaran juga di lengkapi
dengan papan tulis seperti kapur dan spidol, serta penggunaan penggaris
Papan tulis tidak hanya berperan sebagai media pembelajaran, tetapi juga
dapat dikatakan sebagai alat pembelajaran serta pembelajar, karena papan
tulis merupakan media untuk menyampaikan informasi atau materi
pembelajaran, LCD proyetor juga sebagai alat bantu ajar, artinya media

40

ini tergantung pada pengajaran pendidik, komputer merupakan alat
elektronik dan dapat menerima input data.
C. Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian terdahulu ini berguna untu mengetahui penelitianpenelitian terdahulu yang relevan serta menjaga keorisinilan yang peneliti
lakukan. Berikut ini beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan
penelitian yang dilakukan:
1.

Siti puji Astutik, Upaya Yayasan Assa’idiyyah dalam Meningkatkan
Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Islam Terpadu
Kirig Mejobo Kudus Tahun Pelajaran 2009/2010, STAIN Kudus, Jurusan
Tarbiyah Prodi PAI. Persamaan skripsi ini yaitu sama-sama membahas
tentang

kompetensi

profesional

guru,

materi

penelitian

sama.

Perbedaannya yaitu Lokasi yang digunakan penelitian berbeda.
2.

Ulil Abshor, Pengembangan Kompetensi Profesional Guru Pendidikan
Agama Islam di MA NU Al Hidayah Getassrabi Gebog Kudus Tahun
Pelajaran 2008/2009, STAIN Kudus, Jurusan Tarbiyah Prodi PAI.
Persamaan skripsi ini yaitu materi penelitian sama, materi penelitian sama.
Perbedaannya yaitu Lokasi yang digunakan penelitian berbeda.

3.

Muhammad Zainuddin, Kompetensi Profesional Guru PAI dalam
Penggunaan Teknologi Pendidikan untuk Meningkatkan Intelektual
Peserta Didik di Kelas XI SMK Al Islam Kudus Tahun Pelajaran
2012/2013, STAIN Kudus, Jurusan Tarbiyah Prodi PAI. Hasilnya adalah
dengan kompetensi profesional guru dalam penggunaan teknologi

41

pendidikan yang ada di SMK Al Islam Kudus dapat memudahkan guru
PAI dalam menyampaikan materi pelajaran PAI khususnya kelas XI yang
materinya berkaitan dengan amalan-amalan setiap hari seperti sholat,
puasa, muamalah, dan tata cara beribadah yang lain. Persamaan skripsi
ini yaitu materi penelitian sama, materi penelitian sama. Perbedaannya yaitu
Lokasi yang digunakan penelitian berbeda dan tidak membahas media
pembelajaran.

Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian
No

1.

Penulis

Judul Skripsi

Persamaan

Perbedaan

1

2

3

4

Siti

Upaya Yayasan

-Sama-sama

-Lokasi yang

puji

Assa’idiyyah dalam

membahas

digunakan

Astu

Meningkatkan

tentang

penelitian

tik

Profesionalisme

kompetensi

berbeda

Guru Pendidikan
Agama Islam di
SMP Islam Terpadu
Kirig Mejobo Kudus
2.

Ulil Abshor

profesional
guru
-Materi
penelitian
sama

Pengembangan

-Sama-sama

-Lokasi yang

Kompetensi

membahas

digunakan

Profesional Guru

tentang

penelitian

Pendidikan Agama

kompetensi

berbeda

Islam di MA NU Al
Hidayah Getassrabi
Gebog Kudus

profesional
guru
-Materi
penelitian
sama

3.

Muhammad

Kompetensi

-Sama-sama

-Lokasi yang

Zainuddin

Profesional Guru

membahas

digunakan

42

PAI dalam

tentang

penelitian

Penggunaan

kompetensi

berbeda

Teknologi

profesional

-tidak

Pendidikan untuk

guru

membahas

Meningkatkan
Intelektual Peserta

media
pembelajaran

Didik di Kelas XI
SMK Al Islam
Kudus
D. Paradigma Penelitian
Dalam sebuah karya ilmiah untuk mengarahkan dan mempermudah
dalam proses berpikir maa dinuatlah paradigma penelitian. Paradigma
penelitian pada penelitian berpikir pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Dalam penelitian ini, peneliti akan menjabaran paradigma berpikir
tentang kompetensi profesional guru pai ditinjau dari penggunaan media
pembelajaran. Guru merupakan komponen yang sangat penting dalam
menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Dalam melaksanakan
tugasnya guru harus memiliki kompetensi atau keahlian. Salah satu
kompetensi yang harus dimiliki adalah kompetensi profesional. Yakni guru
ketika mengajar di samping menguasai materi pelajaran ia juga harus mampu
menyampaikan pesan yang terkandung di dalam materi tersebut. Guru harus
dapat membuat peserta didik aktif dan kreatif secara optimal. Karena yang
melakukan kegiatan belajar adalah peserta didik. Oleh karena itu anak didik
harus aktif tidak boleh pasif. Untuk membangkitkan minat peserta didik maka
guru perlu menggunakan media pembelajaran. Namun pada kenyataannya

43

berbeda, bahwa dalam kegiatan belajar mengajar guru masih banyak yang
menggunakan model pembelajaran tradisional yaitu dengan pembelajaran
satu arah. Dalam hal ini berarti guru yang mendominasi aktivitas
pembelajaran, di lain pihak siswa hanya menyimak dan mendengarkan
informasi atau pengetahuan yang diberikan oleh guru. Oleh karena itu, untuk
dapat meningkatkan kompetensi profesional guru, maka seorang guru harus
dapat memaksimalkan media pembelajaran. Sehingga terjadi interaksi
komunikasi antara guru dan siswa serta dapat menimbulkan umpan balik
antara keduanya.
Dalam melaksanakan proses pembelajaran seorang guru harus
mempunyai kompetensi. Salah satu kompetensi tersebut adalah kompetensi
profesional. Guru dikatakan berhasil dalam pembelajaran apabila ia dapat
menyampaikan kepada peserta didik mengenai pesan yang terkandung pada
materi pelajaran. Sehingga menimbulkan umpan balik peserta didik. Dengan
demikian di antara keduanya terjadi interaksi yang komunikatif dan harmonis.
Serta pembelajaran pun akan berlangsung menarik dan mengasyikkan.

44

Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka konseptual penelitian
sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian
Tujuan media
pembelajaran:
1) Mempermudah
pembelajaran dikelas
2) Meningkatkan
efisiensi proses
pembelajaran
3) Menjaga relefansi
antara materi
pembelajaran dengan
media pembelajaran
4) Membantu
konsentrasipembelajar
dalam proses
pembelajaran

Kegiatan
pembelajaran
dengan
menggunakan
media
pembelajaran

Kompeensi guru dalam penggunaan media
pembelajaran PAI kelas VII

Perencanaan media
pembelajaran

Pelaksanaan
media
pembelajaran

Evaluasi media
pembelajaran

Penggunaan media pembelajaran PAI

Guru PAI

Perencanaan guru PAI

pelaksanaan guru
PAI

Evaluasi guru PAI

Dokumen yang terkait

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI DALAM PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KELAS VII DI SMPN I BESUKI TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI DALAM PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KELAS VII DI SMPN I BESUKI TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 6

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI DALAM PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KELAS VII DI SMPN I BESUKI TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 10

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI DALAM PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KELAS VII DI SMPN I BESUKI TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 25

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI DALAM PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KELAS VII DI SMPN I BESUKI TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 15

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI DALAM PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KELAS VII DI SMPN I BESUKI TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 14

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI DALAM PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KELAS VII DI SMPN I BESUKI TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 4

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI DALAM PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KELAS VII DI SMPN I BESUKI TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 6

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI DALAM PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KELAS VII DI SMPN I BESUKI TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 6

KOMPETENSI GURU PAI DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN BACA AL-QUR’AN SISWA KELAS VII DI SMPN 1 SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 3 6