Hotel Bisnis Tanjung Morawa

`

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN
2.1.1. SEJARAH PERHOTELAN
Dalam sejarahnya, keberadaan fungsi hotel adalah sarana penunjang
kegiatan berpergian yang berjarak jauh dari tempat tinggal sehingga dibutuhkan
sarana akomodasi untuk tempat beristirahat berupa kamar tidur.Menurut Drs. Oka
A.A. Yoeti, sejarah perhotelan sebenarnya sudah dimulai semenjak Mariam dan
Yusuf membutuhkan tempat menginap sewaktu Mariam akan melahirkan Nabi Isa,
hal ini sejalan dengan peradaban manusia yang selalu memerlukan tempat untuk
berlindung sementara terhadap cuaca panas dan dingin dalam melakukan kegiatan
perjalanan. Pada awalnya, penginapan-penginapan ini merupakan rumah-rumah
yang memiliki kamar khusus untuk dijadikan tempat penginapan.

Gambar 2.1: Suasana Hotel pada Zaman Dahulu
Sumber : google.com
Pada masa kerajaan Romawi telah dibangun rumah penginanpan yang
disebut Mansiones yang berlokasi


sepanjang jalan raya utama dengan jarak

masing-masing sekitar 40 km. Kemudian selama abad pertengahan, peraturan
keagamaan di Eropa memerintahkan agar dibangun tempat-tempat menginap di
sepanjang jalan yang dilalui orang ( road side inn ). Pada waktu Perang Salib
berkecamuk, banyak pengusaha rumah penginapan yang membangun tempattempat bagi para prajurit perang, juga bagi para peziarah yang sedang melancong
ke tanah suci seperti tertulis di kitab Injil. Selain itu, gereja-gereja yang ada juga
memberikan pelayanan berupa penyediaan fasilitas beristirahat kepada para

9

Universitas Sumatera Utara

`

pelancong yang memerlukannya. Kebanyakan gereja pada waktu itu mempunyai
dua buah dapur, yang satu untuk para Rahib yang tinggal disana dan yang lainnya
untuk para pelancong yang bermalam. Tidak diambil pungutan biaya, tetapi
diharapkan adanya sumbangan sukarela bagi mereka yang mampu.

Menurut Jusupadi Salmun SH, dalam film - film Western cowboy, sekitar
tahun 1800 s.d 1900, sudah terdapat hotel yang bersebelahan dengan saloon dan bar
restaurant, yang berarti sejak kehidupan tahun tersebut penyediaan hotel, motel,
penginapan atau losmen telah dikenal orang sebagai sarana atau penunjang bagi
para pelancong.

Gambar 2.2: Hotel di era “Wild West”
Sumber : google.com
Pertumbuhan usaha perhotelan di Indonesia baru dikenal abad ke-19, dan
hanya terbatas pada kota - kota besar dan kota yang berada didekat pelabuhan. Pada
masa pendudukan Jepang, berkobarnya perang dunia ke II dan disusul dengan
pendudukan Jepang di Indonesia, menyebabkan keadaan pariwisata di Indonesia
semakin terlantar. Ditahun – tahun pihak Jepang akan kalah perang, menyusul
setelah jatuhnya bom Nagasaki dan Hirosyima, terjadilah inflasi di mana – mana
yang mengakibatkan usaha perhotelan sama sekali mati. Pada masa setelah
Indonesia merdeka, lahir surat keputusan Wakil Presiden RI (Dr. Moch. Hatta) yang
dikeluarkan di Jogyakarta tentang pendirian suatu badan atau lembaga yang diberi
wewenang untuk melanjutkan tugas – tugas pengusahaan hotel bekas milik
Belanda. Dalam dasawarsa 1970-an, baru muncul hotel – hotel bertaraf
internasional yang dimiliki oleh perusahaan swasta maupun nasional.

10

Universitas Sumatera Utara

`

Secara harfiah kata hotel berasal dari kata hospitium (bahasa Latin),
yang berarti ruangan tamu yang berarti rungan tamu yang berada dalam suatu
monastery yang kemudian kata hospitium di Perancis dipadukan dengan kata
hospes lalu menjadi hospice. Untuk beberapa lama kata hospice tidak mengalami
perubahan. Dalam perkembangan selanjutnya, setelah melalui proses pengertian
dan analogi yang sangat lama untuk membedakan antara guest house dengan
mansion house (sebuah rumah besar), maka rumah besar tersebut disebut hostel.
Kata hostel ini terus menerus digunakan orang,lambat laun huruf ”s” pada kata
hostel menghilang atau dihilangkan, menjadi hotel seperti apa yang kita kenal
sekarang ini.
Didalam Columbia Encyclopedia dijelaskan bahwa yang dimaksud hotel itu
adalah House of Public Entertainment, dan dapat disimpulkan dalam istilah
menjamu, dengan memberikan kesenangan/kepuasan berupa akomodasi, makanan,
minuman dan lain-lainnya. Kepuasan para tamu tergantung dari pada usaha yang

baik dari pihak yang menjamu/tuan rumah. Dengan demikian dapat ditetapkan
bahwa ciri-ciri dari perhotelan itu adalah disediakannya:
-

Kamar tidur

-

Makanan dan minuman

-

Pelayanan

2.2. TINJAUAN FUNGSI
2.2.1. TINJAUAN FUNGSI UMUM
Menurut Webster, Hotel adalah suatu bangunan atau suatu lembaga yang
menyediakan kamar untuk menginap, makan dan minum serta pelayanan lainnya
untuk umum
Menurut Lawson (1976:27), Hotel adalah Sarana tempat tinggal umum untuk

wisatawan dengan memberikan pelayanan jasa kamar, penyedia makanan dan
minuman serta akomodasi dengan syarat pembayaran.
Menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan R.I No. PM 10/PW –
301/Phb. 77, tanggal 12 Desember 1977, Hotel merupakan bentuk akomodasi yang
dikelola secara komersial, yang disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh
pelayanan penginapan, seperti makan dan minum

11

Universitas Sumatera Utara

`

Karakteristik dari industri perhotelan, secara garis besar, berbeda dengan
industri pariwisata lainnya, perbedaannya antara lain:
-

Industri hotel tergolong industri yang padat modal serta padat karya yang
artinya dalam pengelolaannya memerlukan modal usaha yang besar dengan
tenaga pekerja yang banyak pula


-

Dipengaruhi oleh keadaan dan perubahan yang terjadi pada sektor ekonomi,
politik, sosial, budaya, dan keamanan dimana hotel tersebut berada.

-

Menghasilkan dan memasarkan produknya bersamaan dengan tempat
dimana jasa pelayanannya dihasilkan

-

Beroperasi selama 24 jam sehari, tanpa adanya hari libur dalam pelayanan
jasa terhadap pelanggan hotel dan masyarakat pada umumnya.

-

Memperlakukan pelanggan seperti raja selain juga memperlakukan
pelanggan sebagai patner dalam usaha karena jasa pelayanan hotel sangat

tergantung pada banyaknya pelanggan yang menggunakan fasilitas hotel
tersebut.

2.2.2. KLASIFIKASI FUNGSI
Bangunan hotel, menurut kriteria dalam hal kondisi atau fasilitas yang
tersedia dalam suatu hotel, maka klasifikasi tersebut dapat dikatakan sebagai
berikut :
a. Berdasarkan standar hotel, maka hotel dapat dikelompokkan sebagai:
- Hotel Nasional
- Hotel Semi-Internasional
- Hotel Internasional
b. Berdasarkan jumlah kamar, maka hotel dapat dikelompokkan sebagai:
-

Hotel Kecil, yang memiliki jumlah kamar kurang dari 25 kamar

-

Hotel Sedang, yang memiliki jumlah kamar antara 25-100 kamar


-

Hotel Sedang-Besar, yang memiliki jumlah kamar antara 100-300
kamar

-

Hotel Besar, yang memiliki jumlah kamar lebih dari 300 kamar

c. Berdasarkan lama tinggal, maka hotel dapat dikelompokkan sebagai:
- Hotel Daerah (resort)

12

Universitas Sumatera Utara

`

- Hotel Transit (Komersial) , yaitu hotel yang rata-rata pengunjungnya
hanya menginap dalam waktu yang singkat

- Hotel Resident,yaitu hotel yang waktu kunjungan tamunya lama
d. Berdasarkan jenis tamu, maka hotel dapat dikelompokkan sebagai:
- Hotel Family, yang berfungsi sebagai tempat menhginap keluarga
- Hotel Bisnis, yang menargetkan diri sebagai tempat penginapan
kalangan pebisnis
- Hotel Komersial, yang berfungsi sebagai tempat penginapan umum
- Hotel Tourist, yang dibangun dnegan menyasar kalangan wisatawan
- Hotel Transit, yang merupakan hotel tempat persinggahan, yang
dimana penggunanya merencanakan menginap tidak lebih dari satu
hari
- Hotel Cure, yaitu hotel yang diperuntukkan untuk tamu yang tengah
mengalami penyembuhan
- Hotel Official
- Hotel Konvensi, yaitu hotel yang memiliki fungsi pendukung yaitu
pergelaran konvensi
e. Berdasarkan jenis kamar, maka hotel dapat dikelompokkan sebagai
(Sulastiono, 2001 p.25):
- Single Room, yaitu kamar untuk satu orang yang dilengkapi dengan
satu buah tempat tidur berukuran single untuk satu orang
- Twin Room, yaitu kamar untuk dua orang yang dilengkapi dengan

dua buah tempat tidur masing-masing berukuran single.
- Double Room, yaitu kamar yang dilengkapi dengan satu buah
tempat tidur berukuran double (untuk dua orang).
- Double-double, yaitu kamar untuk empat orang yang dilengkapi
dengan dua kamar tamu dan dengan tempat tidur berukuran double
(untuk dua orang).
f. Berdasarkan fasilitas kamar, maka kamar hotel dapat dikelompokkan
sebagai:
- Standard Room
- Superior Room

13

Universitas Sumatera Utara

`

- Moderate Room
- Suite Room
- Executive Suite Room

- Presidential Room
g. Berdasarkan target pemasaran , maka hotel dapat dikelompokkan sebagai:
- Hotel Komersil
- Hotel Airport
- Hotel Suite
- Extended Stay Hotels
- Residential Hotel
- Resort Hotel
- Bed and Breakfast Hotel
- Casino Hotel
- Pusat Konferensi
- Hotel Konvensi
- Pilgrimage Hotel
h. Berdasarkan tipe harga kamar, yang ditentukan lewat pelayanan makanan,
maka hotel dapat dikelompokkan sebagai:
- European Plan, dimana biaya kamar hanya sekedar biaya sewa,
dan tidak termasuk biaya makan
- Full American Plan, dimana biaya kamar sudah termasuk biaya
makan tga kali
- Modified American Plan, dimana biaya kamar termasuk biaya
makan dua kali (jam dapat dipilih)
- Continental/Bermuda Plan, dimana biaya kamar termasuk biaya
sarapan pagi saja
i. Berdasarkan tarif kamar, maka hotel dapat dikelompokkan sebagai:
- Hotel Kelas Ekonomi
- Hotel First Class
- Hotel Deluxe
j. Berdasarkan lama operasi, maka hotel dapat dikelompokkan sebagai:

14

Universitas Sumatera Utara

`

- Season Hotel, dimana hotel hanya beroperasi pada musim
tertentu saja
- Around a Year Hotel, dimana hotel beroperasi sepanjang tahun
k. Berdasarkan kelas, maka hotel dapat dikelompokkan sebagai::
-

Hotel Melati, dimana hotel ini belum masuk kedalam klasifikasi
hotel berbintang.

-

Hotel Bintang Satu (*)

-

Hotel Bintang Dua (**)

-

Hotel Bintang Tiga (***)

-

Hotel Bintang Empat (****)

-

Hotel Bintang Lima (*****)

Penjelasan mengenai kelas hotel berbintang:
Tabel 2.1: Klasifikasi hotel menurut bintang menurut Kep Dirjen Pariwisata
no 14/U/II88
Klasifikasi

Jumlah Kamar

Bintang

Minimal

Bintang Satu

15

Syarat

kamar Taman

standard

Tempat Parkir
Lokasi dan Lingkungan
Olah raga
Bangunan
Kamar tamu
Ruang makan
Bar
Lobby
Telepon
Toilet umum
Koridor
Ruang disewakan
Dapur
Area Administrasi
Front office

15

Universitas Sumatera Utara

`

Kantor pengelola hotel
Area tata graha
Ruang binatu
Gudang
Ruang Karyawan
Operasional
Managemen
Food and beverage
Keamanan
Olahraga rekreasi
Pelayanan
Bintang Dua

20

kamar

standard,
kamar suite
Bintang Tiga

30

1

Sama dengan fasilitas bintang
satu

kamar Sama dengan fasilitas bintang

standard,
kamar suite

2 satu
Dengan penambahan:
2 Restoran
Parkir luas
Kolam renang
Fasilitas penunjang
Spa dan sauna
Fitness Centre
Tennis Court

Bintang Empat

50

kamar Sama dengan fasilitas bintang

standard,

3 tiga

kamar suite
Bintang Lima

100 kamar

Sama dengan fasilitas bintang
tiga

Sumber: Kep Dirjen Pariwisata no 14/U/II88
-

Berdasarkan American Automobile Association (AAA) dan Petrochemical
Company Mobile, mengklasifikasi hotel menurut kategori bintang (Mobile
“Star” Rating), sebagai berikut:

16

Universitas Sumatera Utara

`

a. A Mobile One-Star Lodging, merupakan hotel dengan pelayanan terbatas,
bersih, nyaman, dan dapat dipercaya atau diandalkan keberadaannya
b. A Mobile Two-Star Lodging, merupakan hotel dengan pelayanan
terbatas, bersih, nyaman, dan dapat dipercaya, dan memiliki fasilitas
restoran
c. A Mobile Three-Star Lodging, merupakan hotel dengan pelayanan
terbatas, bersih, nyaman, dan dapat dipercaya, serta memiliki fasilitas
tambahan berupa restoran, fitness center, golf course, lapangan tenis,
pelayanan kamar 24 jam, dan pilihan layanan lainnya
d. A Mobile Four-Star Lodging, merupakan hotel yang menawarkan
fasilitas lengkap dan berada di lingkungan khusus. Standar pelayanan
sama seperti Hotel Berbintang 3
e. A Mobile Five-Star Lodging, merupakan pelayanan tinggi dengan
lingkungan sangat istimewa dan fasilitas yang sangat lengkap.
-

Berdasarkan United States Lodging Industry:
a. Transient Hotel: hotel yang terletak di tengah kota dan jenis tamu yang
sebagian besar menginap adalah untuk wisata dan bisnis
b. Residential Hotel: Hotel yang berbentuk seperti rumah-rumah yang
disewakan per bulan atau per tahun, dengan jenis layanan yang mirip
dengan hotel pada umumnya
c. Resort Hotel: Hotel yang berada di kawasan wisata. Menyediakan tempat
rekreasi dan fasilitas konferensi untuk tamu-tamunya

Tujuan umum dari penggolongan kelas hotel adalah:
a.

Untuk menjadi pedoman teknis bagi calon investor (penanam modal)di
bidang usaha perhotelan

b.

Agar calon penghuni hotel dapat mengetahui fasilitas dan pelayanan
yang akan diperoleh di suatu hotel, sesuai dengan golongan kelasnya

c.

Agar terciptanya persaingan yang sehat antara pengusaha hotel.

d.

Agar tercipta kesinambungan antara permintaan dan penawaran dalam
usaha akomodasi hotel

17

Universitas Sumatera Utara

`

2.3. DESKRIPSI PENGGUNA, KEGIATAN DAN PERILAKU
Karakteristik pengguna hotel
Tabel 2.2 : Karakteristik Pengguna Hotel
Jenis
Pengunjung

Karakter Pengunjung

Tujuan

Tipe Kamar

Single atau Double

Konferensi

King, Twin, Double-bed

Perkumpulan

Kamar mandi memiliki

profesional

area ganti pakaian

Bisnis

Menginap 2-4 malam
Grup

Rapat pelatihan dan Terdapat area kerja yang
75% pria, 25% wanita
Harga

perdagangan

baik

Kerjasama bisnis

King

tidak

dipermasalahkan
Single

Kamar mandi standar
Menginap 1-2 mlam
Perorangan

dengan shower

Perdagangan
Konvensi

85% pria, 15% wanita

dan Terdapat area kerja yang

konferensi

baik

Sangat memperhitungkan
biaya
Wisata
Double-plus

(termasuk

Double Bed,King sofa,

anak-anak)

Liburan keluarga

kamar berdekatan

1-4 malam

Bertamasya

Area duduk dan televisi

Keluarga

Olahraga, aktivitas
Harga menengah

Kamar mandi

keluarga

Memiliki

balkon

dan

teras
Tour,

Pasangan

club,

Double

perkumpulan

King

1-7 malam

Bertamasya

Area makan dan kerja

Harge menengah keatas

Teater, olahraga

Area penyimpanan

Liburan akhir pekan Kamar mandi
Belanja, Liburan

18

Universitas Sumatera Utara

`

Tour,

Single

club,

Single

perkumpulan

Queen

Profesional Muda

Budaya, seni, teater

Area makan dan kerja
Kamar mandi standar

Harga menengah ke atas

Berbelanja

dengan shower

Sumber: Hotel Planning and Design

Terdapat dua jenis perilaku dasar dalam penggunaan gedung, diantaranya adalah:


Perilaku penggunaan menetap, dimana disini pengguna menggunakan
bangunan sebagai bagian daripada pekerjaannya. Contoh: pengelola
gedung



Perilaku penggunaan sementara, dimana disini pengguna hanya
menggunakan bangunan untuk jangka waktu tertentu. Contoh: penyewa,
pengunjung

2.4. DESKRIPSI KEBUTUHAN RUANG
Organisasi Fungsi Hotel Secara prinsip, hotel dapat dibagi menjadi 4 area
aktivitas, antara lain:
A. Private area, area ini merupakan area untuk kegiatan pribadi pengunjung,
seperti kamar pada hotel.
B. Publik area, area ini merupakan area pertemuan antara lain yang melayani,
yaitu karyawan dengan yang dilayani, yaitu tamu dan juga tamu dengan
tamu lainnya.
C. Semi Privat area, area ini merupakan area untuk kegiatan para karyawan
terutama karyawan administrasi, ruang rapat, zona dimana hanya orangorang tertentu yang dapat memasukinya.
D. Service area, area ini merupakan area khusus untuk karyawan, disini segala
macam pelayanan disiapkan untuk kebutuhan pengunjung. Secara
fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain:

1.Front of the house (sektor depan hotel), terdiri dari private area dan
public area. Yang termasuk dalam area front of the house yaitu:
19

Universitas Sumatera Utara

`

a. Guest Room: Kamar tamu, ruang tempat tamu menginap.
b. Public space area, merupakan tempat dimana suatu hotel dapat
memperlihatkan isi dan tema yang ingin disampaikan kepaad
tamunya. Daerah ini menjadi pusat kegiatan utama dari
aktivitas yang terjadi pada hotel, dalam hal ini menjadi jelas
bahwa wajah sebuah hotel dapat terwakili olehnya.
c.

Lobby,

adalah

Tempat

penerima

pengunjung

untuk

mendapatkan informasi, menyelesaikan masalah administrasi
dan keuangan yang bertalian dengan penyewaan kamar. Ruangruang yang termasuk dalam lobby adalah:
d. Entrance hall, Ruang penerima utama yang menghubungkan
ruang luar atau amin entrance denagn ruang- ruang dalam hotel.
Bersifat terbuka dengan besaran ruang yang cukup luas.
e. Front desk/ Reception desk, Terdiria tas ruang- ruang personil
front desk yang berfungsi untuk memproses dan mengelolah
administrasi pengunjung.
f. Guest elevator, Sebagai sarana sirkulasi vertikal untuk para
tamu dari lobby atau publik area menuju guest room atau fungsi
lainnyadia ats.
g. Sirkulasi, Merupakan hal penting dalam publik area yang
berfungsi sebagai sarana untuk menghubngkan fungsi- fungsi
di dalamnya untuk kegunaan pengunjung.
h.

Seating area, Menyediakan wadah bagi tamu untuk beristirahat
atau sekedar berbincang- bincang. Sarana ini sangat berguna
untuk terjadinya kontak sosial diantara pengunjung.

i. Retail

area.

Berfungsi

untuk

menyediakan

kebutuhan

pengunjung sehari- hari.
j.

Bell man, Sebagai sarana pelayanan kepada tamu yang abru
datang atau hendak meninggalkan hotel dengan pelayanan
berupa membawakan koper- koper pengunjung. Support
function, Sebagai sarana penunjang untuk tamu yang berada di

20

Universitas Sumatera Utara

`

publik area, antara lain seperti toilet, telepon umum, mesin
ATM, dan lain- lain.
k.

Consession space, Pada dasarnya ruang- ruang ini termasuk
retail area, tetapi untuk hotel berbintang, ruang- ruang konsesi
ini terpisah sendiri dan merupakan bagian dari publik area
antara lain terdiri dari:
-

Travel agent room

-

Perawatan kecantikan/ salon

-

Toko buku dan majalah

-

Money changer

-

Souvenir shop

-

Toko- toko khusus

l. Food and Beverages outlets, Yaitu area yang digunakan untuk
menikmati makanan dan minuman berupa:
-

Restoran

-

Coffee shop

-

Lounge

-

Bar

m. Ruang serbaguna, Yaitu ruangan yang disediakan untuk
berbagai macam penemuan antara lain:
-

Pameran

-

Seminar

-

Pertemuan/ pernikahan

n. Area rekreasi adalah daerah yang dipergunakan oleh
pengunjung untuk berekreasi, berolahraga, santai dan lain- lain,
yang antara lain:
-

Swimming pool

-

Food court

-

Retail area

-

Kolam dan kanal buatan, Amphiteatre dan dancing
Fountain

-

Taman

21

Universitas Sumatera Utara

`

-

Sarana olahraga

-

Fitness

-

Spa dan sauna

2. Back of the house (Sektor belakang hotel). Terdiri dari area servis.
Yang termasuk back of the house yaitu:

a.

Daerah dapur dan gudang (Food and storage area)
Area ini merupakan gudang penyimpanan makanan dan
minuman. Terdapat gudang kering dan gudang basah,
disesuaikan dengan kebutuhan makanan dan minuman yang
dimasukkan.
1.Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum
(receiving, trash and general storage area)
Area ini merupakan tempat turun naiknya barang dari
dan kedalam mobil pengangkut.
2.Daerah pegawai/ staff hotel (employess area)
Area ini merupakan ruang karyawan yang berisi loker
untuk karyawan, gudang, dll.
3.Daerah pencucian dan pemeliharaan (laundry and
housekeeping)
Untuk hotel berbintang, laundry berukuran cukup luas
dan berfungsi sebagai tempat mencuci, mengeringkan,
setrika, dan mesin press yang digunakan untuk melayani
tamu dan juga karyawan. Pada area housekeeping,
terdapat ruang kepala dan asisten departemen, gudang,
tempat menjahit kain, sarung bantal, gorden, dll yang
disiapkan untuk melayani tamu hotel.
4.Daerah mekanikal dan elektrikal (Mechanical and
Enginering Area)
Ruang ini berisi peralatan untuk heating dan cooling
yang berupa tangki dan pompa untuk menjaga sistem
operasi mekanikal secara keseluruhan. Yang harus

22

Universitas Sumatera Utara

`

diperhatikan adalah bahwa ruang public juga harus
berhubungan dengan ruang pelayanan dan mempunyai
batas yang jelas, sehingga bagian publik tidak terganggu
dengan aktivitas servis. Untuk itulah, penzoningan
berdasarkan jenis area sangat penting.
Diagram Organisasi Ruang pada Hotel:

Gambar 2.3: Organisasi ruang pada Hotel
Sumber : google.com
Jenis kegiatan dan kebutuhan ruang untuk fungsi hotel, berupa:
Tabel 2.3. Kebutuhan Ruang
No. Nama

1

Kebutuhan

Kegiatan

Ruang

Ruang

Hall/Lobby

Lobby

Menunggu,reservasi

Informasi

Informasi,reservasi

Ruang Tunggu

Menunggu,duduk,mengobrol

Lobbby lift

Menunggu lift

23

Universitas Sumatera Utara

`

2

Ruang kontrol

Kontrol keamanan,pengawasan

Toilet

Sanitasi

Kamar

Kamar tidur (2 Menginap,istirahat,makan,minum

hotel

orang)

standard
Kamar mandi (1 Mandi, buang air
orang)
3

Kamar

Kamar tidur (2 Menginap, istirahat, makan,minum

hotel deluxe orang)
Kamar tidur (2 Menginap, istirahat, makan, minum
orang)
Kamar

mandi Mandi, buang air

(1orang)
4

Kamar

Kamar tidur (2

hotel Suite

Orang)
Ruang Tamu
Kamar mandi

5

Meeting

Meeting room

Mengadakan rapat/konfrensi

Gudang

Tempat menyimpan barang

Toilet

Kegiatan sanitasi

Kantor

Ruang

general Bekerja, rapat, koordinasi

pengelola

manager

Room

6

Ruang staff

Bekerja, rapat, koordinasi

24

Universitas Sumatera Utara

`

Ruang rapat

Rapat, koordinasi, riview

Ruang

Menunggu, mengobrol

tunggu/tamu

7

8

Ruang M/E

Toko buku

Toilet

Kegiatan sanitasi

R. Genset

Penyimpanan genset

R. Chiller

Pengaturan AC

R. Pompa

Pengaturan pompa air

R. AHU

Pengaturan listrik

R. Kontrol

Mengontrol segala jenis M/E

Etalase, display, Membeli buku
kasir

9

Travel

Receptionist,

Agent

ruang

Membeli tiket pesawat

tunggu,

kasir
10

11

Toko

Etalase, display, Membeli cinderamata

souvenir

gudang, kasir

Toko Roti

Etalase, display, Membeli roti
dapur, hgudang,
kasir

12

Drug store

Etalase, display, Membeli obat
gudang, kasir

13

Fasilitas

Etalase,

R. Body treatment

beauty

Tunggu,

R.

treatment

Pangkas, kasir

25

Universitas Sumatera Utara

`

14

Salon

Etalase,

R. Body treatment

Tunggu, R. Rias,
gudang, kasir
15

16

Mini

Etalase, display, Membeli segala jenis perlengkapan

market

gudang, kasir

Restoran

R.makan, dapur, Makan, minum
gudang,

ruang

penerima, kasir,
toilet, wastafel
17

Fitness

Gymnasium

Arena olahraga

Ruang alat

Menyimpan alat fitness

Ruang aerobik

Aerobic/senam

center

Ruang

ganti/ Ganti pakaian

locker ♀/♂

18

SPA

Toilet ♀/♂

Kegiatan sanitasi

Shower ♀/♂

Mandi

Kasir

Membayar

dan Ruang

Sauna

sauna Perawatan tubuh

♀/♂
SPA

dan Perawatan tubuh

Whirpool ♀/♂
19

Musholla

Ruang sholat

Melaksanakan sholat

Toilet ♀/♂

Berwudhu/sanitasi

26

Universitas Sumatera Utara

`

20

Servis/ruan

Gudang

Menyimpan barang

Laundry washer

Mencuci pakaian

Laundry dryer

Mengeringkan pakaian

g linen

Ruang istirahat, Istirahat pegawai
dapur,

gudang,

toilet,

ruang

makan
21

Parkir

Mobil

Memarkir mobil

Sepeda motor

Memarkir sepeda motor

bus

Memarkir bus

Sumber: Dokumen Pribadi
2.5.DESKRIPSI KRITERIA RUANG
2.5.1. KRITERIA RUANG PADA FUNGSI KONVENSI
Dalam sebuah gedung konvensi, terdapat beberapa kriteria dalam
penyusunan ruang didalam gedung. Salah satu yang terpenting adalah fleksibilitas
ruang. Dalam penggunaannya, sebuah gedung konvensi sudah pasti akan memiliki
berbagai macam kegiatan, yang membutuhkan tata ruang yang berbeda-beda. Maka
untuk menjawab tuntutan tersebut, ruang harus dibuat untuk menjalankan fungsi
yang berbeda-beda tadi, atau dengan kata lain, ruang harus bersifat serbaguna.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fleksibilitas ruang, yaitu:
A. Pemilihan struktur bangunan. Struktur harus memungkinkan untuk
membentuk ruangan yang lapang dan bebas kolom. Struktur bentang
lebar menjadi pilihan dalam merancang fungsi konvensi.
B. Pembagian ruang. Ruang-ruang yang ada harus dapat dibagi secara
fleksibel. Pemilihan sistem partisi yang mudah dibuka tutup menjadi
syarat lain dalam perancangan gedung konvensi

27

Universitas Sumatera Utara

`

C. Ketinggian ruangan. Ketinggian ruangan disyaratkan agar dapat memuat
barang-barang pameran agar cukup skalanya dengan ruang yang ada
D. Pencahayaan ruangan. Dalam pencahayaan ada beberapa pertimbangan.

Seperti pada contohnya di area konvensi. Fungsi ruang yang
menggunakan proyektor di dalamnya mengharuskan intensitas cahaya
yang redup. Sehingga kurang disarankan untuk memakai pencahayaan
alami. Namun pada area eksibisi, sangat disarankan untuk pencahayaan
alami karena ruangannya memang luas dan untuk efisiensi penggunaan
energi. Menurut Lawson (1981;hal. 201), sistem pencahayaan dapat
dibagi dua yaitu:
- Pencahayaan Langsung
Pemasangan pencahayaan pada langit – langit auditorium yang
berukuran besar. Umumnya menggunakan pencahayaan vertikal
dengan sudut maksimal 10 derajat.
- Pencahayaan Tak Langsung
Bentuk pencahayaan ini biasanya melingkar juga digunakan untuk
memecah pencahayaan di daerah khusus. Pencahayaan yang
melingkar dapat mengurangi tingkat kekontrasan.

E. Sistem akustik bangunan. Sistem ini harus dirancang agar gelombang
suara yang memantul didalam bangunan tersebar dengan merata dan
kualitasnya baik.
F. Sirkulasi. Sirkulasi sebaiknya menjadi pertimbangan yang penting,
mengingat akan banyaknya jumlah pengunjung yang akan mengunjungi
bangunan. Selain itu juga agar pengunjung mendapatkan suasana
ruangan yang nyaman
G. Sistem pengkondisian udara bangunan. Menurut Lawson (1981; hal.
204), sistem AC pada gedung konvensi dan eksibisi tergantung dari
beberapa faktor antara lain:
- Skala dan Luasan Untuk pusat kongres atau pameran yang sangat
besar yang memungkinkan adanya bukaan dalam ruangan
tersebut. Luasan ruangan akan menjadi pertimbangan dalam
28

Universitas Sumatera Utara

`

memilih AC dan kekuatan AC itu. Bisa menggunakan AC split
maupun Non-split.
- Ketentuan yang Digunakan
Ketentuan yang ada biasanya digunakan untuk menentukan
jumlah minimal udara bersih yang harus dikeluarkan. Pada
ruangan mekanikal, dapur dan ruangan lain diperlukan ventilasi
yang sesuai agar menjaga ruangan tersebut tetap fresh.

2.5.2. KRITERIA RUANG PADA FUNGSI HOTEL
Kriteria klasifikasi Hotel berdasarkan bintang 4:

HOTEL BINTANG 4
Hotel kelas ini mempunyai kondisi sebagai berikut:
A. Umum
Unsur dekorasi tercermin pada lobby, restoran, kamar tidur dan Function room.
a.

Bedroom
 Mempunyai minimum 50 kamar standar dengan luasan 24 m2/ kamar
 Mempunyai minimum 2 kamar suite dengan luasan 48 m2/ kamar
 Tinggi minimum 2.6 m tiap lantai
 Dilengkapi dengan pengatur suhu kamar di dalam kamar

b. Dining room
Mempunyai minimum 2 buah dinning room, salah satunya dengan
spesialisasi masakan (Japanese/ Chinese/ European food).
c. Bar
 Apabila berupa ruang tertutup maka harus dilengkapi AC dengan suhu
24ºC
 Lebar ruang kerja bartender setidaknya 1m
d.

Ruang fungsional
 Minimum terdapat 1 buah pintu masuk yang terpisah dari lobby dengan
kapasitas minimum 2,5 kali jumlah kamar
 Dilengkapi dengan toilet apabila tidak satu lantai dengan lobby
 Terdapat pre function room

e.

Lobby
29

Universitas Sumatera Utara

`



Mempunyai luasan minimum 100 M2



Terdapat 2 toilet umum untuk pria dan 3 toilet umum untuk wanita
dan perlengkapannya

f.

Drug store
 Minimum terdapat drugstore, bank, money changer, biro perjalanan, air
line agent, souvenir shop, perkantoran, butik dan salon
 Tersedia poliklinik
 Tersedia paramedis

g.

Sarana rekreasi dan olah raga


Minimum 1 buah dengan pilihan : tennis, bowling, golf, fitness,
sauna, billiard, jogging.



Sarana rekreasi untuk hotel di pantai dapat dipilih dari alternatif
berperahu, menyelam, selancar, atau ski air



Diskotik / night club kedap suara dengan AC / Toilet



Area bermain anak minimum ayunan atau ungkit (children
playground).

h.

i.

Utilitas penunjang


Transportasi vertikal mekanis.



Ketersediaan air bersih minimum 700 liter/ orang/ hari.



Dilengkapi dengan instalasi air panas/ dingin.



Dilengkapi dengan telepon lokal dan interlokal, PABX



Dilengkapi dengan sentral video, musik, teleks, radio, carcall.

Business center
Di business center ini tersedia beberapa staf yang dapat membantu dengan
bertindak sebagai co-secretary para tamu yang ingin berkomunikasi
dengan kantor pusatnya maupun relasi bisnisnya. Selain itu, ada pula
fasilitas lain seperti faksimili, teleks, mecanograf. Para tamu dapat
memanfaatkan pelayanan dengan akses internet melalui kamarnya untuk
reservasi dan promosi usahanya, di samping juga dapat melakukan
telekonferensi.

j.

Restoran
Subbagian restoran di hotel yang besar dapat dibagi menjadi:

30

Universitas Sumatera Utara

`

1. Main dining room atau ruang makan utama yang menyediakan
makanan Peraneis atau internasional.
2. Coffee shop, restoran yang menyediakan dan menyajikan makan pagi
dengan menu dan jenis pelayanannya lebih sederhana atau biasa
disebut ready on plate.
3. Restoran yang spesilik seperti grill-room, pizzarea, japanesse,
oriental.
4. Room service: restoran yang melayani dan menyediakan hidangan
makanan dan minuman kepada tamu hotel yang enggan keluar kamar.
Atas dasar pesanan tamu, makanan dan minuman diantar langsung ke
kamar tamu.

2.6. STUDI BANDING ARSITEKTUR YANG MEMPUNYAI FUNGSI
SEJENIS
2.6.1. GRAND QUALITY HOTEL YOGYAKARTA
Grand Quality Hotel Yogyakarta menawarkan berbagai macam fasilitas
standar internasional untuk para pelancong dan pelaku bisnis.Fasilitas bisnis,
konferensi dan pelayanan perjamuannya dilakukan dengan penuh perhatian. Hotel
ini memiliki 3 Ballroom, 7 ruang fungsi lainnya serta area tepi kolam renang yang
dapat menampung berbagai jenis MICE dan kegiatan acara lainnya 160 Kamar
Deluxe termasuk Executive Floor, 3 Executive Suites, 2 Business Suites, 2
Honeymoon Suites, 2 Junior Suites dan 1 Presidential Suite dengan jacuzzi. Semua
kamar setidaknya berukuran 37,5 meter persegi dan memiliki pendingin ruangan,
radio dan sistem pencahayaan, Kamar Mandi, TV warna dengan saluran satelit dan
telepon.

Gambar 2.4 Fasad Depan Hotel
Sumber : rajakamar.com
31

Universitas Sumatera Utara

`

Gambar 2.5 Fasad Belakang Hotel dan Kolam Renang
Sumber : rajakamar.com

Gambar 2.6 Lobby dan Lounge Hotel
Sumber : rajakamar.com

Gambar 2.7 Ruang Pertemuan dan Ruang Rapat Hotel
Sumber : rajakamar.com
32

Universitas Sumatera Utara

`

Gambar 2.8 Restoran Hotel
Sumber : rajakamar.com

Gambar 2.9 Kamar Hotel
Sumber : rajakamar.com

2.6.2. HOTEL SANTIKA DYANDRA YOGYAKARTA
Santika Premiere Jogja Hotel Dihiasi dengan beragam ornament Jawa
klasik, hotel bintang empat ini dianggap sebagai salah satu pelengkap kota yang
paling inspiratif. Hanya 20 menit dari bandara, 10 menit dari pusat perbelanjaan
utama dan 5 menit dari stasiun kereta api, Hotel Santika Premiere Jogja
menawarkan semua fasilitas dan kenyamanan modern. Dilengkapi dengan peralatan
audio visual dan presentasi, Rapat dan fasilitas perjamuan yang dirancang untuk
memenuhi kebutuhan semua jenis konferensi dan konvensi.Yogyakarta Ballroom
dapat menampung sampai 400 orang. Para pelaku bisnis dan wisatawan akan
merasakan hotel ini menjadi tempat yang nyaman untuk bekerja, istirahat dan
bersantai sebelum berpergian ke tempat tujuan lain mereka. Fasilitas yang dimiliki
oleh hotel ini antara lain:
-

148 kamar berbagai tipe ( Deluxe, Executive, Premiere)

-

Ruangan bebas asap rokok

33

Universitas Sumatera Utara

`

-

Concierge Room

-

Koneksi WiFi
-

Kolam Renang

-

Ballroom

-

Lift

-

Restoran

-

Layanan Antarjemput

-

6 Ruang Pertemuan

-

Lobby Lounge

-

Parkir di Lokasi

-

Coffee Shop

-

Fitness Center

-

Business Center

-

Spa

-

Rental Mobil

Gambar 2.10 Eksterior Hotel
Sumber : rajakamar.com

34

Universitas Sumatera Utara

`

Gambar 2.11 Resepsionis, Lounge dan Restoran Hotel
Sumber : rajakamar.com

Gambar 2.12 Ruang Pertemuan Hotel
Sumber : google. com

Gambar 2.13 Kamar Hotel
Sumber : santikadyandra.com

35

Universitas Sumatera Utara

`

2.6.3. RADISSON BLU IVERIA HOTEL

Gambar 2.14 Perspektif Hotel Iveria
Sumber : graftlab. com
Hotel ini awalnya dibangun tahun 1967 sebagai hotel utama di kawasan
Soviet Georgia. Pada saat perang Abkhazia tahun 1992, bangunan ini kemudian
beralih fungsi menjadi kamp pengungsi perang yang menanpung sekitar 800 orang
pengungsi. Pada tahun 2004, para pengungsi ini direlokasi dari tempat ini dengan
jaminan sebesar $7.000 per KK. Pada tahun 2008 bangunan ini dikelola oleh
jaringan hotel Radisson dan pada 2009 diresmikan dengan nama Radisson Blu
Iveria Hotel.

Gambar 2.15 Tampak Hotel dari Kejauhan
Sumber : graftlab. com

36

Universitas Sumatera Utara

`

Hotel ini sendiri terdiri dari 249 kamar, yang terdiri dari 127 Standard
Room, 62 Superior Room, 44 Business Room, 15 Junior Suite dan satu Executive
Suite.

Gambar 2.16 Tipe Kamar Hotel
Sumber : radissonblu. com
Selain daripada kamar, Hotel ini juga terdiri dari berbagai fasilitas, seperti
Restoran Italia Flini, Restoran Jepang Umami, Lounge Bar, beberapa ruang
pertemuan yang terdiri dari 10 ruang rapat dan hall berkapasitas 450 orang. Juga
termasuk bank, agen perjalanan, beberapa jenis kafe seperti Surface Café dan
Oxygen Bar, rental kendaraan, spa dan sauna, kasino, dan lain-lain. Hotel ini juga
menyediakan layanan unik yang khusus untuk penyewa ruang pertemuan, seperti
paket “Brain Meal”, yaitu berupa paket konsumsi yang diklaim
meningkatkan aliran darah ke otak sehingga peserta pertemuan diharapkan
memiliki fokus yang baik saat acara berlangsung

Gambar 2.17 Resepsionis dan Lobby Hotel
Sumber : graftlab. com

37

Universitas Sumatera Utara

`

Gambar 2.18 Fasilitas Kafe dan Restoran Hotel
Sumber : booking. com

Gambar 2.19 Fasilitas Kolam Renang Outdoor dan Indoor
Sumber : booking. com

38

Universitas Sumatera Utara

`

Gambar 2.20 Fasilitas Pusat Bisnis dan Ruang Pertemuan Hotel
Sumber : booking. com

Gambar 2.21 Fasilitas Spa dan Sauna Hotel
Sumber : booking. com

Gambar 2.22 Site Plan Hotel
Sumber : graftlab. com

39

Universitas Sumatera Utara

`

Gambar 2.23 Tampak Hotel
Sumber : graftlab. com

Gambar 2.24 Potongan Hotel
Sumber : graftlab. com

40

Universitas Sumatera Utara

`

2.7. ELABORASI TEMA
2.7.1.PENGERTIAN
Arsitek , dari asal katanya, berasal dari Bahasa Yunani “architekton”,
dimana “archi” berarti kepala dan “tekton” berarti pembangun / tukang kayu. Jadi
berarti, arsitek adalah kepala pembangunan.
Arsitektur, menurut Vitruvius, adalah keseimbangan antara unsur
Keindahan (Venustas), Kekuatan (Firmitas), dan Kegunaan / Fungsi (Utilitas). Juga
menurut Vitruvius, arsitektur merupakan ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu yang
lainnya.
Definisi Arsitektur menurut para ahli lainnya:
a. Menurut Brinckmann: Arsitektur merupakan kesatuan antara ruang
dan bentuk. Arsitektur adalah penciptaan ruang dan bentuk
b. Menurut Djauhari Sumintardja: Arsitektur merupakan sesuatu yang
dibangun manusia untuk kepentingan badannya (melindungi diri dari
gangguan) dan kepentingan jiwanya (kenyamanan, ketenangan, dll)
c. Menurut Benjamin Handler: Arsitek adalah seniman struktur yang
menggunakan struktur secara estetis berdasarkan prinsip-prinsip
struktur itu sendiri
d. Menurut Banhart CL. Dan Jess Stein: Arsitektur adalah seni dalam
mendirikan bangunan termasuk didalamnya segi perencanaan,
konstruksi, dan penyelesaian dekorasinya; sifat atau bentuk bangunan;
proses membangun; bangunan dan kumpulan bangunan.
e. Menurut

Van Romondt : Arsitektur adalah ruang tempat hidup

manusia dengan bahagia. Ruang berarti menunjuk pada semua ruang
yang terjadi karena dibuat oleh manusia atau juga ruang yang terjadi
karena proses alam seperti gua, naungan pohon dan lain-lain
f. Menurut JB. Mangunwijaya (1992) : Arsitektur sebagai vastuvidya
(wastuwidya) yang berarti ilmu bangunan. Dalam pengertian wastu
terhitung pula tata bumi, tata gedung, tata lalu lintas (dhara, harsya,
yana)
g. Menurut Amos Rappoport (1981 ) : Arsitektur adalah ruang tempat
hidup manusia, yang lebih dari sekedar fisik, tapi juga menyangkut

41

Universitas Sumatera Utara

`

pranata-pranata budaya dasar. Pranata ini meliputi: tata atur kehidupan
sosial dan budaya masyarkat, yang diwadahi dan sekaligus
memperngaruhi arsitektur
h. Menurut Francis DK Ching (1979) : Arsitektur membentuk suatu
tautan yang mempersatukan ruang, bentuk, teknik dan fungsi

Pada dasarnya, arsitektur juga merupakan bahasa, yang menimbulkan
persepsi berbeda bagi para penilainya. Penilai disini, semuanya masuk kedalam
kategori arsitek, dimana yang satunya merupakan arsitek perancang, lalu yang
lainnya merupakan “arsitek” yang tengah membangun arsitektur pemikirannya.
Mengingat arsitektur bukan merupakan bahasa yang konkrit, maka bahasa dalam
arsitektur merupakan sebuah abstraksi, yang dimana penilaian para “arsitek” disini
beragam dalam mengintepretasinya. Dalam perkembangannya, bahasa arsitektur
juga memiliki beragam kosakata dalam pengintepretasiannya.
Arsitektur Modern merupakan langgam arsitektur yang lahir sebagai
jawaban atas perkembangan teknologi dan peradaban manusia pada awal abad ke
20. Sejalan dengan kemajuan teknologi yang pesat ikut mempengaruhi arsitektur.
Munculnya teknologi bahan bangunan yang mendukung arsitektur modern.
Misalnya kaca yang dapat digunakan untuk mengekspresikan space atau ruang.
Karena ciri – cirinya yang ‘ada tapi tak terlihat’. Selain itu untuk mewujudkan
kecepatan dalam membangun maka dilakukan dengan produksi masal bahan
bangunan sehingga mengakibatkan arsitektur modern dapat menembus batas
budaya dan geografis, dan arsitektur menjadi suatu gaya internasional serta
bangunan – bangunan di dunia menjadi seragam.
Arsitektur modern adalah suatu istilah yang diberikan kepada sejumlah
bangunan dengan gaya karakteristik serupa, yang mengutamakan kesederhanaan
bentuk dan menghapus segala macam ornamen. Pertama muncul pada sekitar tahun
1900. Pada tahun 1940 gaya ini telah diperkuat dan dikenali dengan Gaya
Internasional dan menjadi bangunan yang dominan untuk beberapa dekade..
Sepanjang sejarah manusia, Arsitektur hanya mengalami satu kali
perubahan yang mendasar, yaitu di saat hadirnya Arsitektur Modern.Sampai dengan
masa Neo-klasik abad ke-19, Arsitektur dianggap sebagai pengetahuan kesenian,

42

Universitas Sumatera Utara

`

yaitu seni bangunan. Artinya Arsitektur dianggap sebagai suatu ‘olah rasa’ yang
dibuat berdasarkan perasaan sebagai sumber idenya dan tidak ada rumusnya.
Arsitektur Modern berpangkal dari

sekelompok orang yang ingin

menciptakan arsitektur berdasarkan hasil pemikiran logis, dah bukan hanya sekedar
pemahaman seni belaka. Dapat dikatakan bahwa Arsitektur Modernini sudah hadir
pada abad ke-18 bukan abad ke-20, saat sekelompok seniman Perancis
menyampaikan gagasan soal bangunan yang dirancang menurut pemikiran logis.
Tetapi, yang dimaksud Arsitektur Modern bukan karya Arsitektur, bukan bangunan
atau gedung tapi adalah ide, gagasan, pikiran atau pengetahuan dasar tentang
Arsitektur. Oleh sebab itu seringkali dikatakan bahwa pikiran-pikiran dasar/pokok
mengenai Arsitektur Modern telah dimunculkan di abad ke-18.
Pikiran-pikiran dasar yang baru tadi, baru mendapat kesempatan untuk
direalisasikan pada pertengahan abad 19, karena beberapa hal :

1. Dipertengahan abad 19 secara resmi pendidikan arsitektur telah terbagi
menjadi dua, yaitu:
a. Ecole des debeaux arts – yang mengajarkan arsitektur sebagai kesenian.
b. Ecole polytechnique – yang mengajarkan arsitektur sebagai ilmu sipil.
2. Munculnya industri bahan bangunan yang mampu menghasilkan
keseragaman ukuran dan kecepatan membangun. Kedua hal ini menjadi
factor yang sangat mendorong percepatan dari arsitektur modern tersebut.
a. Tahun 1851 di Inggris diselenggarakan sebuah expo, dimana gedung
utamanya adalah rancangan dari seorang ahli botani. Gedung tersebut
dikenal sebagai “Crystal Palace” karya Joseph Paxton yang oleh
sejarah Arsitektur dinyatakan sebagai karya arsitektur modern yang
pertama, karena dalam perwujudannya mampu memperlihatkan
keberadaan arsitektur yang mendominasikan unsur space, dan form
merupakan unsur pertama perancangan arsitektur.
b. Eiffel tower karya Gustaf Eiffel, seorang insinyur sipil.
Pada masa-masa awalnya, arsitektur modern terbagi atas 2 periode:

43

Universitas Sumatera Utara

`

a. Ide tahun 1750 : ide tentang Arsitektur adalah ‘ olah pikir’ dan bukan
‘olah rasa’
b. Ide tahun 1851 : tentang Arsitektur adalah permainan ‘ruang’ dan
bukan ‘bentuk’ Modern
Mulai tahun 1890-an sampai dengan 1930-an, terjadi sejumlah pertentangan
dalam dunia Arsitektur yang ditunjukkan melalui munculnya berbagai eksperimen
yang dilekukan oleh perorangan maupun oleh kelompok, Eksperimen tersebut,
kalau diungkapkan sebagai sebuah pertentangan akan dapat dikatakan sebagai
berikut ini:
- Arsitektur sebagai art vs Arsitektur sebagai science
- Arsitektur sebagai form vs Arsitektur sebagai space
- Arsitektur sebagai craft vs Arsitektur sebagai assembly

- Arsitektur sebagai karya manual vs Arsitektur sebagai karya machinal
Antara 1890-1930 muncul berbagai macam pergerakan: art and craft, art
noveau, ekspresionisme, Bauhaus, Amsterdam School, Rotterdam School, dll.
Periode 40 tahun itu merupakan puncak sekaligus titik awal dari Arsitektur Modern
Kemudian, setelah Perang Dunia II meletus, terjadilah pembangunan
besar-besaran sebagai dampak dari kehancuran luar biasa yang terjadi di Eropa pada
saat itu. Pada saat itu pula, arsitektur Modernisme mengalami perpecahan,
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Bagi mereka yang berpihak pada Teknologi dan Industrialisasi, tahun
1950-an dikatakan sebagai titik puncak kejayaan Arsitektur Modern
b. Bagi mereka yang menempatkan Arsitektur sebagai karya yang estetik
dan artistik, tahun 1950-an dilihat sebagai titik awal kemerosotan
Arsitektur Modern
Arsitektur modern mempunyai pandangan bahwa arsitektur adalah ‘olah
pikir’ dan bukan ‘olah rasa’ (tahun 1750), dan ‘permainan ruang’ dan bukan
‘bentuk’. Sejalan dengan kemajuan teknologi yang pesat ikut mempengaruhi
arsitektur. Munculnya teknologi bahan bangunan yang mendukung arsitektur
modern. Misalnya kaca yang dapat digunakan untuk mengekspresikan space atau
ruang. Karena ciri – cirinya yang ‘ada tapi tak terlihat’. Selain itu untuk

44

Universitas Sumatera Utara

`

mewujudkan kecepatan dalam membangun maka dilakukan dengan produksi masal
bahan bangunan sehingga mengakibatkan arsitektur modern dapat menembus batas
budaya dan geografis, dan arsitektur menjadi suatu gaya internasional serta
bangunan – bangunan di dunia menjadi seragam. Ornamen – ornamen dalam
bangunan dianggap suatu kejahatan dan klasisme yang pernah dipakai oleh kaum
Fasis dan Nazi menjadi symbol yang negatif dan perlu diolak. Arsitektur lainnya
yang melihat gaya modern sebagai sesuatu yang di kendalikan oleh teknologi dan
pengembangan produk dan dengan munculnya bahan-bahan yang dipakai dalam
membangun gaya bangunan modern seperti material besi, baja, kaca dan beton
menambahkan pengetahuan bahwa gaya modern adalah sebuah penemuan baru
dalam bidanga Revolusi Industri. Pada tahun 1796, Shrewsbury dengan gaya
desainnya ohwis yang ' tahan api', yang mana gaya ini bersandar pada besi cor dan
batu bata. Konstruksi seperti itu sangat memperkuat struktur bangunan, yang
memungkinkan mereka untuk mengakomodasi banyak mesin yang lebih besar.
Apapun yang menjadi penyebab pada tahun 1900 sejumlah arsitek di seluruh muka
bumi mulai mengembangkan gaya arsitektur mereka beralih dari arsitektur yang
klasik ( Gotik sebagai contoh) dengan berbagai kemungkinan teknologi baru.
Arsitek Louis Sullivan dan Frank Llyod Wright di Chicago, Viktor Horta di
Brussels, Antoni Gaudi di Barselona, Otto Wagner di Vienna dan Charles Rennie
Mackintosh di Glasgow, dan masih banyak lagi arsitektur modern lainnya berusaha
membangun gaya modern pada bangunan dengan meninggalkan gaya lama.
2.7.2. INTERPRETASI TEMA
Karakteristik ataupun ciri-ciri arsitektur modern adalah :
1 Asimetris
2 Orientasi pola horizontal
3 Atap datar
4 Tidak ada cornice /profil atap
5 Bentuk Kotak
6 Halus
7 Penampian efisien
8 Sudut lengkung
9 Jendela Kaca
45

Universitas Sumatera Utara

`

10 Aluminium dan stainless steel trim pada pintu dan jendela
11 Panel mengkilap
12 Baluster metal
13 Deretan jendela atau garis-garis
14 Sedikit atau tidak ada hiasan
15 Denah terbuka
Juga terdapat beberapa Ciri – ciri lain dari arsitektur modern adalah:
1. Satu gaya Internasional atau tanpa gaya (seragam)
Merupakan suatu arsitektur yang dapat menembus budaya dan geografis.
2. Berupa khayalan, idealis
3. Bentuk tertentu, fungsional
Bentuk mengikuti fungsi, sehingga bentuk menjadi monoton karena tidak
diolah.
4.

Less is more
Semakin sederhana merupakan suatu nilai tambah terhadap arsitektur
tersebut.

5.

Ornamen adalah suatu kejahatan sehingga perlu ditolak
Penambahan ornamen dianggap suatu hal yang tidak efisien. Karena
dianggap tidak memiliki fungsi, hal ini disebabkan karena dibutuhkan
kecepatan dalam membangun setelah berakhirnya perang dunia II.

6.

Singular (tunggal)
Arsitektur modern tidak memiliki suatu ciri individu dari arsitek, sehingga
tidak dapat dibedakan antara arsitek yang satu dengan yang lainnya
(seragam).

7.

Nihilism
Penekanan perancangan pada space, maka desain menjadi polos, simple,
bidang-bidang kaca lebar. Tidak ada apa–apanya kecuali geometri dan
bahan

2.7.3.KETERKAITAN TEMA DENGAN JUDUL
Dalam kaitannya dengan Hotel Bisnis Tanjung Morawa, peran arsitektur
modern disini adalah sebagai penampil kesan sederhana namum tetap elegan. Hal

46

Universitas Sumatera Utara

`

ini mengingat bahwa di daerah Tanjung Morawa, tidak ada corak kebudayaan yang
menonjol yang dapat dijadikan preseden perancangan, sehingga sebagai jalan
tengah, maka keberadaan arsitektur modern tetap dapat diperhitungkan

2.7.4.STUDI BANDING TEMA SEJENIS
1. Unite D’ Habitation

Gambar 2.25 Perspektif Massa
Sumber : archiinside.com

Dibangun sebagai jawaban atas kebutuhan akan tempat tinggal baru pasca Perang
Dunia Kedua, Le Corbusier menyebut ini sebagai “mesin tinggal” atau “Taman
Gantung”. Gedung ini merupakan sebuah proyek apartemen yang diperuntukkan
bagi keluarga kalangan kecil-menengah ke bawah. Gedung ini dirancang sebagai
sebuah “kerangka” yang memuat unit-unit hunian, yang dirancang untuk diproduksi
secara massal, yang juga merupakan pelopor teknik pembangunan pra-cetak
(precast). Bangunan ini mengandalkan permainan coakan beton sebagai pelindung
bangunan dari sinar matahari. Bangunan sendiri dibangun tahun 1947 dan selesai
tahun 1952, menandakan bangunan ini dirancang sebagai bagian dari rekonstruksi
pasca-perang. Bangunan ini terbagi atas zona publik di tiga lantai pertama, dan
sisanya merupakan unit apartemen. Pada bagian atas bangunan terdapat kolam
renang dan sebuah studio. Bangunan ini sendiri pada perjalannnya mendapat
julukan sebagai bangunan Brutalis (istilah brutalisme sendiri berasal dari material

47

Universitas Sumatera Utara

`

pembangunannya, yang sebagian besar dari beton). Bangunan ini pula merupakan
salah satu ikon arsitektur modern pada era 50’an.

Gambar 2.26 Tampak Depan
Sumber: archiinside.com

Gambar 2.27 Detail Fasad
Sumber : archiinside.com

Gambar 2.28 Interior Apartemen
Sumber : archiinside.com
48

Universitas Sumatera Utara

`

Gambar 2.29 Denah tipikal
Sumber : archiinside.com

Gambar 2.30 Potongan Massa
Sumber : archiinside.com

49

Universitas Sumatera Utara

`

2. Hotel Savoy-Hommann Bidakara, Bandung

Gambar 2.31 Perspektif Eksterior
Sumber : google.com
Salah satu contoh hotel yang menggunakan arsitektur modern, hotel ini
berdiri pada era keemasan arsitektur Art Deco, salah satu bagian daripada arsitektur
modern. Hotel bintang empat ini berdiri di tengah-tengah kota Bandung. Hotel ini
berdiri pada tahun 1939 menggantikan struktur lama yang sudah berdiri sejak abad
ke- 19. Hotel ini sendir imerupakan hasil daripada aktivitas lalu-lalang hasil panen
yang sudah terjadi sejak abad ke-19 di sekitaran tanah Priangan. Hotel ini awalnya
merupakan tempat persinggahan para pemilik lahan yang ada disana. Pada tahun
1939, pemilik hotel, Homann Group, menggunakan jasa arsitek Albert Aalbers
untuk merubah bangunan hotel menjadi bangunan bergaya Art Deco, yang tengah
popular saat itu. Penegasan bahwa hotel ini menerapkan gaya arsitektur modern
aliran Art Deco adalah, pada banguann ini terdapat bentukan yang menjulang
keatas, kemudian disusul dengan bentukan massa yang sebagian besar berbentuk
linerar monoton, dengan hanya menonjolkan tonjolan beton (sebagai pelindung
matahari bagi jendela)

50

Universitas Sumatera Utara

`

Gambar 2.32 Detail Fasad
Sumber : google.com
Sebagai sebuah hotel, maka hotel ini terdiri dari 185 kamar, yang terdiri dari
126 kamar deluxe, 41 kamar eksekutif, 15 kamar junior suite, dan 3 Homann suite.
Fasilitas yang disediakan hotel ini antara lain:
-

Layanan kamar 24 jam

-

Resepsionis 24 jam

-

Brankas

-

Merokok di ruangan publik

-

AC kamar

-

Mesin pembuat kopi per kamar

-

Minibar di tiap kamar

-

Pengering rambut

-

Telepon

-

Concierge

-

Laundry

-

Valet parking

-

Kurs

-

Dokter panggilan

51

Universitas Sumatera Utara