FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU INFLASI DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2004 SKRIPSI

  FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU INFLASI DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2004 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Oleh : CHRISTINA LINGGAR NOVI ASTUTI NIM : 021324032 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  HALAMAN PERSEMBAHAN Karya Sederhana ini aku persembahankan untuk:

  • Allah Bapa yang bertahta di kerajaan surga
  • Yesus Kristus yang selalu setia mendampingiku dan yang selalu

  mendengarkan dan mengabulkan setiap doa permohonanku

  • Bunda Maria yang selalu melindungiku, tempat mencurahkan segala

  keluh kesahku dan mengabulkan segala doa permohonanku

  • Bapak dan mama yang tercinta
  • Adikku Inggit Sahabat-sahabatku yang baik di manapun kalian berada
  • Abangku tersayang

  

MOTTO

  Mintalah maka akan diberikan kepadamu; carilah maka kamu akan mendapat; ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu.

  (Novena kepada Hati Kudus Yesus) “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” (Filipi 4 : 6)

  You can if you think you can (Norman Vincent Peale)

  Kerjakanlah segala sesuatu dengan sepenuh hati, bukan hanya karena orang lain mengatakan Anda harus mengerjakannya, melainkan karena Anda percaya bahwa Anda harus mengerjakannya.

  (J. Donald Walters) I know the Lord will make a way for me

  Jika saya mencintai hingga menyakitkan, maka tidak ada luka, yang ada hanyalah mencintai lebih dalam lagi

  (Bunda Teresa) Ap a p un ya ng kita la kuka n ha nya me mp unya i a rti Bila d id a sa ri o le h c inta ka sih

  

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

LAJU INFLASI DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2004

  Christina Linggar Novi Astuti

  

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara jumlah uang beredar, pengeluaran pemerintah, pengeluaran konsumsi masyarakat dan investasi terhadap laju inflasi di Indonesia tahun 1995 – 2004.

  Jenis penelitian ini adalah expost facto. Pengumpulan data dengan teknik dokumentasi yaitu dengan mencari data yang didapat dari kantor Badan Pusat Statistik di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis menggunakan analisis Regresi Linier Berganda.

  Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa :

  1. Jumlah uang yang beredar tidak berpengaruh terhadap laju inflasi di Indonesia tahun 1995 – 2004.

  2. Pengeluaran pemerintah berpengaruh terhadap laju inflasi di Indonesia tahun 1995-2004.

  3. Pengeluaran konsumsi masyarakat berpengaruh terhadap laju inflasi di Indonesia tahun 1995-2004.

  4. Investasi tidak berpengaruh terhadap laju inflasi di Indonesia tahun 1995- 2004.

  

ABSTRACT

ELEMENTS INFLUENCING THE RATE OF INDONESIAN INFLATION

IN 1995-2004

  Christina Linggar Novi Astuti

  

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

2007

  The purpose of this research is to analyze the effect of money circulations, government’s expenditures, the expense of public consumptions and investment forward of the rate of Indonesia inflation in 1995-2004. It is an exspost facto research. Technical documentation was applied for searching the data from Yogyakarta Statistics Central Board. The analyzing data used to test the hypothesis was Double Linier Regression.

  Based on the analyzing data concluded that:

  1. Money circulation does not influence the rate of Indonesian inflation in 1995- 2004.

  2. Government’s expenditure influences the rate of Indonesian inflation in 1995- 2004.

  3. Public consumption influences the rate of Indonesian inflation in 1995-2004.

  4. Investments do not influence the rate of Indonesian inflation in 1995-2004.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Allah Bapa di surga atas segala berkat, kasih karunia dan anugerah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU INFLASI DI INDONESIA TAHUN 1995-2004”.

  Penulisan skripsi ini juga tidak lepas dari bantuan semua pihak, sehingga pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak T. Sarkim, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

  2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

  Pengetahuan Sosial, Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi dan dosen pembimbing I yang dengan sabar membimbing Penulis dalam penyusunan skripsi sampai selesai. Terima kasih ya pak….

  3. Bapak Y. M. Vianey Mudayen S.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah

  membimbing dan memberikan banyak masukan kepada Penulis dalam penyusunan skripsi. Makasih ya Pak…..

  4. Bapak Indra Darmawan, SE., M.Si yang telah membantu dan memberikan masukan dalam penyusunan skripsi.

  5. Bapak Rubi, ibu Catur, bapak Teguh, ibu Wigati, bapak Singo, bapak Markiswo, bapak Wahana, bapak Bintang, bapak Muhadi, bapak sumedi, bapak Adimassana, bapak sumardi, bapak Heri, bapak Pranowo, bapak Kristianto, bapak Wens, bapak Agus, bu Diah, bu Esti, pak Suseno yang telah memberikan ilmunya kepada Penulis sewaktu di bangku kuliah.

  6. Bapak Joko yang telah membantu dalam menerjemahkan abstrak. Thank you.

  7. Sekretariat Pendidikan Ekonomi: mbak Titin dan pak wawiek yang telah banyak membantu dalam urusan kuliah.

  8. Karyawan perpustakaan, petugas BAA, petugas parkir, petugas kebersihan Universitas Sanata Dharma yang telah banyak memberikan bantuan selama Penulis menempuh kuliah. Terima kasih atas pelayanannya, Tuhan

  9. Ibu staf Badan Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah memberikan bantuan kepada Penulis dalam mencari data.

  10. Kedua orangtuaku yang tercinta: bapak Remigius Sudarman dan mama

  Yohana Sishartati. Makasih ya atas semangat, dukungan doa dan

  dukungan materi yang tak henti-hentinya sampai akhirnya Novi bisa lulus juga. Tuhan memberkati…….

  11. Adikku Emiliana Inggit Kurnia Timur. Ayo ‘ndut belajar yang rajin, biar pinter kayak aku whehehe……….

  12. Abangku tersayang ‘ Andar Sinurat’ yang telah memberikan semangat, perhatian, kasih saying serta dukungan doa sampai akhirnya aku bisa selesai skripsi. Makasih yach tayankku………

  13. Sahabat-sahabatku: Ruri ‘ Uwie’ (Hahaha teman seperjuanganku, akhirnya kita bisa lulus dan wisuda bareng. Makasih ya aku boleh tidur, makan, mandi, nonton tv di kozmu. Pokoknya makasih banget ya buat semuanya. Don’t forget me, GBU……), Elen ‘ Lemote’ (Makasih ya aku juga boleh makan, tidur, nonton tv di kozmu, dan makasih juga buat semangatnya. Akhirnya aku bisa lulus juga kayak kamu hehehe…..).

  14. Teman-teman Pendidikan Ekonomi ’02 yang telah memberikan pengalaman yang menyenangkan, menyedihkan dan menyebalkan selama kuliah. Sukses buat kalian semua yach …………

  15. Saudara-saudara sepupuku: mas Nanto ‘ bimbim’ (jangan mbojo terus hehehe, makasih buat semangatnya ya), mba Shanti, Anggito, mas Angga, mas Adit, mas Ryan, Deden, Saras, Kiky (jangan malas belajar), Nindya (thanks yo udah mau jadi pendengar setia tentang semua cerita-cerita suka dan dukaku, jangan pernah bosan dengar cerita-cerita selanjutnya, oke hehehe. Makasih juga buat semangatnya ya ……), Rindhi, Ristya, Bhagas, Ichan, Uli, Ferdi, Fariz, mas Endro ‘n mba Ria, mba Indra (makasih yo aku udah boleh olah data di semarang ‘n udah diantarin jalan-jalan hehehe……), Tata, Rio.

  16. Bulek Mikun + om Paiman, bulek Um, bulek Dewi yang selalu bertanya ‘udah lulus belum?’. Akhirnya aku sekarang udah lulus, makasih ya buat semangatnya.

  17. Teman-teman: Erwin ‘ cempluk’ (Ayo semangat, yang rajin kuliahnya, pasti kamu bisa!!! Makasih juga buat semuanya ya), mba Anggi (makasih banget ya atas semangatnya, pokoknya makasih buat semuanya ya …..), Antris (Makasih ya udah bantuin terjemahin abstract, thanks buat semuanya…..), Ela, gober, Dion, bakwan, Totok ‘ndut, Retno, mas Totok ’00 (makasih ya traktirannya hehehe), Lucie, coenil.

  18. Teman-teman Mudika St. Stephanus yang pernah memberikan kesempatan dan pengalaman bekerja di ladang Tuhan.

  19. Greenhelmets crew: Mr. Thomas, Mr. Markus, Mr. Stefan, mba Nia, ‘bang Lamhot. Thanks buat pengalaman serunya.

  20. AB ’4861’ AG yang selalu setia menemaniku di saat kepanasan dan kehujanan.

  21. Semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan bantunnya baik dalam bentuk dukungan semangat serta doa sehingga skripsi ini dapat selesai.

  Penulisan skripsi ini tidak lepas dari kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan penulisan selanjutnya.

  Yogyakarta, 20 November 2007 Penulis

  Christina Linggar Novi Astuti

  DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv HALAMAN MOTTO .................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi ABSTRAK ...................................................................................................... vii ABSTRACT .................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii

  BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 7 C. Batasan Masalah ........................................................................... 7 D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .................................... 8 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 9 A. Pengertian Inflasi .......................................................................... 9

  1. Menurut Ralph Turvey ............................................................ 9

  2. Menurut A. P. Lerner .............................................................. 9

  1. Jumlah Uang Beredar............................................................... 21

  

BAB III. METODE PENELITIAN .............................................................. 34

A. Jenis Penelitian............................................................................... 34 B. Objek Penelitian ............................................................................. 34 C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................ 35

  H. Hipotesis......................................................................................... 33

  G. Kerangka Pemikiran....................................................................... 31

  F. Hasil Penelitian Terdahulu............................................................. 30

  4. Investasi ................................................................................... 29

  3. Pengeluaran Konsumsi Masyarakat ......................................... 28

  2. Pengeluaran Pemerintah........................................................... 24

  E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi ................................... 21

  B. Macam-Macam Inflasi .................................................................. 10

  D. Efek Inflasi ..................................................................................... 20

  3. Teori Strukturalis .................................................................... 19

  2. Teori Keynes ........................................................................... 16

  1. Teori Kuantitas......................................................................... 14

  C. Teori-Teori Inflasi.......................................................................... 14

  3. Inflasi Menurut Asalnya........................................................... 14

  2. Inflasi Menurut Sebabnya ........................................................ 11

  1. Inflasi Menurut Sifatnya ......................................................... 10

  1. Variabel Bebas (Independent Variable)................................... 35

  2. Variabel Terikat (Dependent Variable) ................................... 36

  I. Analisis Regresi Linier Berganda .................................................. 44 J. Analisis Koefisien Korelasi Linier Berganda ................................ 45 K. Uji Koefisien Regresi Secara Serentak .......................................... 47

  b. Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................... 58

  a. Hasil Uji Multikolinieritas.................................................... 56

  2. Pengujian Asumsi Klasik ......................................................... 56

  b. Pengujian Linieritas ............................................................. 51

  a. Pengujian Normalitas ........................................................... 49

  1. Pengujian Prasyarat Regresi..................................................... 49

  BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ................................. 49 A. Analisis Data .................................................................................. 49

  H. Uji Koefisien Regresi Secara Individu (Parsial) ............................ 42

  D. Data Yang Dicari dan Sumber Data............................................... 36

  3. Autokorelasi ............................................................................. 41

  2. Heteroskedastisitas................................................................... 40

  1. Multikolinieritas....................................................................... 40

  G. Pengujian Asumsi Klasik ............................................................... 39

  2. Pengujian Linieritas ................................................................. 39

  1. Pengujian Normalitas ............................................................... 38

  F. Teknik Analisis Data...................................................................... 38

  E. Teknik Pengumpulan Data............................................................. 37

  c. Pengujian Autokorelasi ........................................................ 60

  3. Uji Statistik ..............................................................................

  60

  a. Uji t....................................................................................... 61

  b. Uji F ..................................................................................... 64

  c. Koefisien Determinasi (R²) .................................................. 65

  B. Pembahasan.................................................................................... 66

  1. Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat Secara Individual......................................................................

  66 a. Hipotesis Pertama ..............................................................

  66 b. Hipotesis Kedua .................................................................

  69 c. Hipotesis ketiga..................................................................

  72 d. Hipotesis keempat ..............................................................

  74

  2. Pengaruh Variabel Bebas (X), Jumlah Uang Beredar, Pengeluaran Pemerintah, Pengeluaran Konsumsi Masyarakat, Investasi Terhadap Laju Inflasi Di Indonesia (Y) Secara Bersama-Sama Atau Serentak ............... 77

  BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 81 A. Kesimpulan .................................................................................... 81 B. Saran............................................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 83

LAMPIRAN

  DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Demand Pull Inflation …………………………………… 12Gambar 2.2 Cost Push Inflation ……………………………………… 13Gambar 2.3 Inflationary gap yang tetap timbul ……………………… 16Gambar 2.4 Inflationary gap yang hilang ……………………………. 18Gambar 2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Inflasi di Indonesia ……………………………………………… 33

  DAFTAR TABEL

Halaman

  Tabel III.1 Statistik Durbin – Watson ……………………………………... 42 Tabel IV.1 Hasil Uji Normalitas ……………………………………………49 Tabel IV.2 Hasil Uji Linieritas Jumlah Uang Beredar (JUB) ……………. 52 Tabel IV.3 Hasil Uji Linieritas Pengeluaran Pemerintah …………………. 53 Tabel IV.4 Hasil Uji Linieritas Pengeluaran Konsumsi Masyarakat ……… 54 Tabel IV.5 Hasil Uji Linieritas Investasi ………………………………….. 55 Tabel IV.6 Hasil Uji Multikolinieritas …………………………………….. 56 Tabel IV.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas ………………………………….. 58 Tabel IV.8 Hasil Analisis Uji t ……………………………………………...62 Tabel IV.9 Hasil Analisis Uji F …………………………………………… 65 Tabel IV.10 Hasil Analisis Uji R² ……………………………………………66 Tabel IV. 11 Inflasi dan Jumlah Uang Beredar (JUB) ………………………. 68 Tabel IV. 12 Inflasi dan Pengeluaran Pemerintah …………………………… 70 Tabel IV. 13 Inflasi dan Pengeluaran Konsumsi Masyarakat ……………… 73 Tabel IV. 14 Inflasi dan Investasi …………………………………………… 76 Tabel IV. 15 Jumlah Uang Beredar, Pengeluaran Pemerintah,

  Pengeluaran Konsumsi Masyarakat …………………………… 78

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Inflasi ............................................................................................ 85 Lampiran 2 Jumlah Uang Beredar ................................................................... 86 Lampiran 3 Pengeluaran Pemerintah ............................................................... 87 Lampiran 4 Pengeluaran Konsumsi Masyarakat ……………………………. 88 Lampiran 5 Investasi ……………………………………………………….. . 89 Lampiran 6 Uji Normalitas …………………………………………………. 90 Lampiran 7 Uji Linieritas Inflasi dan JUB ……………………………………91 Lampiran 8 Uji Linieritas Inflasi dan Pengeluaran Pemerintah ………………92 Lampiran 9 Uji Linieritas Inflasi dan Pengeluaran Konsumsi Masyarakat ….93 Lampiran 10 Uji Linieritas Inflasi dan Investasi ……………………………..94 Lampiran 11 Uji Multikolinieritas ……………………………………………95 Lampiran 12 Uji Heteroskedastisitas …………………………………………96 Lampiran 13 Uji Autokorelasi ………………………………………………..97 Lampiran 14 Regresi …………………………………………………………98

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia harus giat melaksanakan

  pembangunan di segala bidang. Tujuan umum pembangunan yang harus dicapai adalah tercapainya kualitas masyarakat yang maju dan mandiri serta terciptanya kualitas masyarakat yang adil dan makmur. Untuk mencapai sasaran pembangunan tersebut perlu adanya kestabilan ekonomi yang mencakup kestabilan harga, tingkat pendapatan, kesempatan kerja dan terutama yang harus tercapai adalah kestabilan tingkat harga dan inflasi.

  Inflasi merupakan masalah ekonomi yang dominan di samping masalah pengangguran yang sudah sejak lama dihadapi oleh masyarakat dunia.

  Inflasi merupakan salah satu fenomena ekonomi makro yang sering terjadi dalam sistem perekonomian. Pengalaman di berbagai negara yang mengalami inflasi menunjukkan bahwa penyebab utama inflasi adalah terlalu banyaknya jumlah uang beredar (JUB), upah, paceklik dan defisit anggaran.

  Dari beberapa faktor penyebab inflasi tersebut ada beberapa pendapat ahli ekonomi tentang inflasi, di antaranya adalah Teori Keynes yang berpendapat bahwa inflasi terjadi karena adanya kenaikan pengeluaran di atas nilai output pada harga tertentu. Sedangkan menurut Ackley di dalam buku Anton Hermanto (1991), inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga secara terus menerus dari barang-barang atau jasa secara umum. Inflasi yang sering terjadi di Indonesia disebabkan adanya cost push inflation yaitu kenaikan harga yang disertai dengan turunnya produksi.

  Masalah inflasi ini menjadi menarik untuk diteliti karena dampak yang ditimbulkannya antara lain : a. Inflasi memperburuk distribusi pendapatan.

  Adanya kenaikan harga secara terus-menerus yang tidak diimbangi dengan kenaikan pendapatan masyarakat menyebabkan masyarakat tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup ekonominya. Sehingga inflasi dapat memperburuk distribusi pendapatan.

  b. Inflasi menyebabkan berkurangnya tabungan domestik yang merupakan sumber dana investasi bagi negara berkembang.

  Kenaikan harga secara terus-menerus menyebabkan masyarakat sulit untuk menyimpan uang di bank, sehingga tabungan domestik menjadi berkurang. Padahal tabungan domestik ini merupakan sumber dana investasi.

  c. Inflasi menyebabkan defisit anggaran serta meningkatkan besarnya hutang luar negeri.

  Sektor swasta yang belum kuat menyebabkan peran anggaran pemerintah sangat menentukan dalam investasi masyarakat. Selama masa pemerintahan Orde Lama, defisit anggaran belanja pemerintah ini dibiayai dengan pencetakan uang oleh otoritas moneter sehingga menimbulkan tekanan inflasi yang kuat. d. Inflasi dapat menimbulkan ketidakstabilan politik.

  Inflasi yang tinggi pada tahun 1998 yang disertai dengan krisis ekonomi dapat menimbulkan situasi politik menjadi panas atau menimbulkan ketidakstabilan politik. Dalam mempertahankan kestabilan harga, pemerintah memberlakukan kebijakan moneter. Salah satu ciri yang menonjol dari arah kebijakan moneter adalah penekanan laju inflasi. Bagi Indonesia yang sedang giat membangun perekonomiannya, tingkat inflasi yang tinggi harus dihindari agar tercipta pembangunan yang sehat dan kegairahan dunia usaha yang berada pada tingkat yang tinggi tetap terpelihara. Informasi mengenai faktor-faktor utama yang menyebabkan kenaikan inflasi sangat diperlukan sebelum pemerintah mengambil kebijakan yang tepat untuk menekan inflasi yang berlebihan.

  Pemerintah melalui berbagai kebijakan selalu berusaha untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar agar laju inflasi tetap rendah dan terkendali. Pada masa Orde Lama tepatnya pada tahun 1960 sudah ada usaha untuk melakukan pengendalian moneter, misalnya dengan pinjaman luar negeri. Pinjaman luar negeri digunakan untuk menghambat inflasi melalui barang-barang konsumsi, di antaranya beras yang pada saat itu berperan sebagai “price leader”, tetapi setelah dana pinjaman itu habis, inflasi itu mulai lagi. Dalam hal tersebut, pinjaman luar negeri yang seharusnya digunakan untuk mengimpor barang-barang modal digunakan untuk mengimpor barang-barang konsumsi (Suparmoko, 2003). Tetapi pada tahun

  1963 usaha tersebut terhenti dan jumlah uang beredar di masyarakat tidak terkendali, akibatnya inflasi yang parah puncaknya terjadi pada tahum 1965 di mana tingkat inflasi mencapai 397,5 % setahun. Kemudian pada tahun 1966-1968 dengan laju inflasi di atas 80 % per tahun dan pada tahun 1972- 1974 dengan laju inflasi 25 % per tahun.

  Pada tahun 1969-1971 terjadi penurunan laju inflasi yang merupakan dampak kebijaksanaan stabilisasi perekonomian masa Orde Baru. Tetapi pada tahun 1971-1974 terjadi peningkatan laju inflasi hingga mencapai titik tertinggi selama masa Orde Baru yaitu pada tahun 1974 mencapai angka 33,31 % setahun. Penyebab inflasi yang tinggi tersebut yaitu terjadinya masa paceklik bahan makanan akibat musim kemarau panjang yang disertai oleh peningkatan harga barang ekspor bukan minyak pada tahun 1972, meningkatnya pemasukan modal atau pinjaman swasta dari luar negeri dan berlipat gandanya penerimaan minyak akibat peningkatan harga minyak di pasaran dunia (Nasution, 1983).

  Menurut BPS (Badan Pusat Statistik) pada tahun 1998 laju inflasi mencapai 77,63 % per tahun dibandingkan pada tahun sebelumnya yaitu 1997 yang mencapai 11,05 % per tahun. Tingginya laju inflasi tersebut disebabkan krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia saat itu yang ditandai dengan merosotnya nilai tukar rupiah dan akibatnya harga barang impor naik. Selain itu kerusuhan sosial menyebabkan kerusakan pusat-pusat kegiatan ekonomi akibat situasi politik yang memanas. Sedangkan pada tahun 2002 laju inflasi di Indonesia mencapai 10,03 % dibanding pada tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2001 di mana laju inflasi mencapai 12,55 %. Penyebab terjadinya laju inflasi tersebut selain kondisi keamanan dalam negeri yang kurang kondusif, juga dipicu oleh kebijaksanaan pemerintah menaikkan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) yang diikuti naiknya pulsa telepon.

  Dalam mengendalikan laju inflasi terutama untuk mempengaruhi jumlah uang beredar, pemerintah melaksanakan berbagai macam kebijakan yaitu kebijakan uang ketat, menjalankan market operation, meningkatkan ketentuan cadangan wajib minimum bank agar tidak terlalu ekspansif dalam mengalokasikan kreditnya, memperketat batas minimum pemberian kredit dengan tujuan pemberian kredit oleh bank dapat dikendalikan.

  Agar laju inflasi dapat terkendali, maka perlu diteliti faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab inflasi. Hal ini penting dilakukan dengan harapan semua pihak yang terkait dapat melakukan tindakan pengendalian laju inflasi dan mengantisipasi dampak yang ditimbulkannya. Sehingga Bank Indonesia sebagai pengambil kebijakan pengendalian laju inflasi di Indonesia dan kita sebagai masyarakat bisa ikut mengusahakan agar laju inflasi di Indonesia bisa tetap rendah. Maka penting bagi kita untuk mempelajari faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya laju inflasi di Indonesia khususnya periode 1995-2004.

  Faktor-faktor yang mempengaruhi laju inflasi di Indonesia antara lain jumlah uang beredar. Peranan Jumlah Uang Beredar (JUB) mempengaruhi laju inflasi. Hal ini disebabkan oleh fungsi uang sebagai alat pembayaran, penimbun kekayaan dan sebagai alat satuan hitung. Faktor lain yang dapat menyebabkan inflasi yaitu pengeluaran pemerintah. Karena dengan bertambahnya pengeluaran pemerintah yang dibiayai dengan pencetakan uang, maka dapat menimbulkan inflasi (Demand Pull Inflation).

  Di samping itu pengeluaran konsumsi masyarakat juga dapat menyebabkan inflasi. Karena menurut Teori Keynes, tingkat inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya. Proses inflasi merupakan proses perebutan bagian rezeki di antara kelompok-kelompok sosial yang menginginkan bagian yang lebih besar daripada yang bisa disediakan oleh masyarakat. Proses perebutan ini mengakibatkan permintaan masyarakat akan barang melebihi jumlah barang yang tersedia, sehingga menimbulkan inflationary gap. Dengan adanya inflationary gap tersebut maka akan mengakibatkan harga barang dan jasa naik, sehingga mempengaruhi laju inflasi. Faktor lain yang menyebabkan inflasi adalah investasi, karena investasi merupakan bagian dari permintaan efektif. Dan inflasi menciptakan ketidakpastian harga pada masa yang akan datang baik absolut maupun relatif dan ketidakpastian ini menimpa investasi.

  Tetapi faktor-faktor yang mempengaruhi laju inflasi di Indonesia yang telah dikemukakan di atas belum pasti. Maka penulis ingin meneliti lebih jauh lagi agar faktor-faktor tersebut menjadi pasti. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis mengambil judul

  “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU INFLASI DI INDONESIA TAHUN 1995-2004”.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :

  1. Apakah Jumlah Uang Beredar (JUB) mempengaruhi laju inflasi di Indonesia tahun 1995-2004?

  2. Apakah pengeluaran pemerintah mempengaruhi laju inflasi di Indonesia tahun 1995-2004?

  3. Apakah pengeluaran konsumsi masyarakat mempengaruhi laju inflasi di Indonesia tahun 1995-2004?

  4. Apakah investasi mempengaruhi laju inflasi di Indonesia tahun 1995- 2004?

  C. Batasan Masalah

  Untuk membatasi masalah yang akan diteliti agar tidak terlalu luas, maka penulis membuat batasan-batasan dalam penelitian yaitu :

  1. Laju inflasi berdasarkan indeks harga konstan tahun1995 - 2004.

  2. Jumlah uang beredar M1 (uang kartal ditambah uang giral) tahun 1995-2004.

  3. Pengeluaran pemerintah berdasarkan pengeluaran rutin untuk belanja pegawai dan belanja barang tahun 1995-2004.

  4. Pengeluaran konsumsi masyarakat menurut penggunaan PDB atas harga barang konstan tahun 1995-2004.

  5. Jumlah investasi masyarakat tahun 1995-2004.

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

  a. Untuk menganalisis pengaruh Jumlah Uang Beredar (JUB) terhadap laju inflasi di Indonesia tahun 1995-2004.

  b. Untuk menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap laju inflasi di Indonesia tahun 1995-2004.

  c. Untuk menganalisis pengaruh pengeluaran konsumsi masyarakat terhadap laju inflasi di Indonesia tahun 1995-2004.

  d. Untuk menganalisis pengaruh investasi terhadap laju inflasi di Indonesia tahun 1995-2004.

2. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : a.

   Bagi Bank Indonesia

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Bank Indonesia agar dapat membuat keputusan yang berhubungan dengan kebijakan pengendalian inflasi.

  b. Bagi Penulis

  Sebagai aplikasi penulisan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai laju inflasi di Indonesia.

  c. Bagi Pembaca

  Penelitian ini diharapkan sebagai bahan tambahan bagi para pembaca tentang laju inflasi di Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Inflasi Inflasi merupakan masalah ekonomi yang paling dominan di

  samping masalah pengangguran. Secara umum inflasi diartikan sebagai suatu kecenderungan dari harga-harga barang yang naik secara terus- menerus. Definisi sederhana mengenai inflasi menyatakan bahwa inflasi merupakan kecenderungan kenaikan harga-harga secara umum dan terus- menerus. Dari definisi ini dapat disimpulkan bahwa kenaikan harga satu atau beberapa barang pada suatu saat tertentu dan hanya sementara belum tentu menimbulkan inflasi (Insukindro, 1995). Berikut ini akan dikemukakan beberapa definisi tentang inflasi antara lain :

  1. Menurut Ralph Turvey

  Menurut Turvey, inflasi adalah suatu keadaan di mana tingkat output tidak dapat atau tidak mungkin lagi ditingkatkan dalam jangka pendek.

  2. Menurut A. P. Lerner

  Inflasi adalah suatu keadaan di mana terjadi kelebihan permintaan terhadap barang-barang perekonomian secara keseluruhan (Sukendar, 2000). Kelebihan permintaan akan barang-barang ini dapat diartikan sebagai berlebihnya tingkat pengeluaran (level of spending) untuk komoditi akhir, apabila dibandingkan dengan tingkat output yang dapat dicapai dalam jangka panjang dengan sumber-sumber produksi tertentu (Gunawan, 1991).

  Sejak awal 1970-an, para ahli ekonomi mengartikan inflasi sebagai naiknya tingkat harga umum secara terus-menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut dengan inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari harga barang-barang lain. Di samping itu syarat adanya kecenderungan menaiknya terus-menerus juga diingat. Kenaikan harga-harga karena menjelang hari-hari besar atau yang terjadi sekali saja (dan tidak mempunyai pengaruh lanjutan) tidak disebut inflasi (Iswardono, 1988 : 162).

B. Macam-Macam Inflasi

1. Inflasi menurut sifatnya

  Laju inflasi bisa berbeda antara satu negara atau dalam suatu negara untuk waktu yang berbeda. Menurut Nopirin, berdasarkan besarnya laju inflasi, inflasi dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu :

a. Inflasi Merayap (Creeping Inflation)

  Inflasi merayap biasanya ditandai dengan laju inflasi yang rendah (kurang dari 10 persen per tahun). Kenaikan harga berjalan secara lambat, dengan presentase yang kecil serta dalam jangka yang relatif lama (Nopirin, 1987).

  b. Inflasi Menengah (Galloping Inflation)

  Inflasi menengah ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar (biasanya ditandai dengan double digit atau bahkan triple digit) dan kadang kala berjalan dalam waktu yang relatif pendek serta memiliki sifat akselerasi. Artinya, harga-harga minggu ini atau bulan ini lebih tinggi daripada harga-harga minggu lalu atau bulan lalu dan seterusnya. Efeknya terhadap perekonomian lebih berat daripada inflasi yang merayap (Creeping Inflation) (Nopirin, 1987).

  c. Inflasi Tinggi (Hyper Inflation)

  Merupakan inflasi yang paling parah akibatnya. Harga-harga naik sampai lima atau enam kali. Masyarakat tidak lagi berkeinginan untuk menyimpan uang. Nilai uang merosot dengan tajam sehingga ingin ditukarkan dengan barang. Perputaran uang makin cepat, harga naik secara akselerasi. Biasanya keadaan ini timbul apabila pemerintah mengalami defisit anggaran belanja (misalnya ditimbulkan adanya perang) yang dibelanjai atau ditutup dengan mencetak uang (Nopirin, 1987).

2. Inflasi Menurut Sebabnya (Nopirin, 1987):

a. Demand Pull Inflation

  Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total (agregat

  demand ), sedangkan produksi telah berada pada keadaan kesempatan

  kerja penuh. Dalam keadaan hampir kesempatan kerja penuh, kenaikan permintaan total di samping menaikkan harga dapat juga menaikkan hasil produksi (output). Apabila kesempatan kerja penuh (full employment) telah tercapai, penambahan permintaan hanyalah akan menaikkan harga saja (sering disebut dengan inflasi murni).

  ¾ Demand pull inflation

  P A 5 P 2 E 2 P E 1 1 AD 2 AD 1 Q Q Q 1 2 Gambar 2.1 Demand pull inflation

  Gambar di atas menjelaskan suatu demand inflasi, karena permintaan masyarakat akan barang-barang (agregat demand) bertambah, misalnya karena bertambahnya pengeluaran konsumsi masyarakat

  1

  maupun pemerintah, maka kurva agregat demand bergeser dari AD

  2

  1

  2

  ke AD , akibatnya tingkat harga umum naik dari P ke P . Dan juga

  1

  2 menaikkan kuantitas barang yang diminta dari Q ke Q .

b. Cost Push Inflation Biasanya ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya produksi.

  Keadaan ini timbul biasanya dimulai dengan adanya penurunan biaya produksi. Kenaikan biaya produksi dapat disebabkan di antaranya karena perjuangan serikat buruh yang berhasil menuntut kenaikan upah, industri yang bersifat monopolistis dan kenaikan harga bahan baku industri. Kenaikan biaya produksi pada gilirannya akan menaikkan harga dan turunnya produksi. Kalau proses ini berjalan terus maka timbullah cost push inflation.

  ¾ Cost push inflation

  AS 2 P AS 1 E

2

P 2 E 1 P 1 AD Q Q Q

2

1 Gambar 2.2 Cost push inflation

  Gambar di atas menjelaskan karena adanya kenaikan ongkos produksi, di mana kurva penawaran masyarakat (aggregate supply) bergeser ke kiri atas dari AS

  1 ke AS 2 . Ini berakibat pada kenaikan

  1

  2

  harga dari P ke P dan menurunkan kuantitas barang yang

  1

  2 ditawarkan dari Q ke Q .

3. Inflasi Menurut Asalnya

  a. Inflasi yang berasal dari Dalam Negeri

  Timbul karena adanya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan pencetakan uang, barang, panen yang gagal dan sebagainya.

  b. Inflasi yang berasal dari Luar Negeri

  Inflasi yang berasal dari luar negeri adalah inflasi yang timbul karena kenaikan harga-harga yaitu inflasi di luar negeri atau negara-negara yang menjadi langganan berdagang kita. Penularan inflasi dari luar negeri antara lain dapat melalui kenaikan harga barang ekspor. Bila harga barang-barang ekspor naik, maka indeks biaya hidup naik karena barang ekspor naik dalam indeks harga. Bila harga barang- barang ekspor naik, maka biaya produksi dari barang yang menggunakan barang tersebut dalam proses produksinya juga akan naik, sehingga harga jualnya juga naik. Kenaikan harga barang-barang ekspor akan meningkatkan penghasilan eksportir karena pembelian barang meningkat, sehingga diikuti kenaikan harga barang lain (Boediono, 1988 : 10).

C. Teori-Teori Inflasi

1. Teori Kuantitas Teori kuantitas adalah teori yang paling tua mengenai inflasi.

  Namun teori ini kemudian mengalami penyempurnaan dari kelompok ahli ekonomi Universitas Chicago dan teori ini masih berguna untuk menerangkan proses inflasi dengan JUB (Jumlah Uang Beredar) dan psikologi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga-harga (inflasi).

  Inti teori ini adalah :

  a. Inflasi terjadi jika ada penambahan volume JUB (Jumlah Uang Beredar) tanpa adanya kenaikan JUB. Misalnya kejadian gagal panen hanya akan menaikkan harga-harga untuk sementara waku saja. Bila JUB tidak ditambah, maka inflasi akan berhenti dengan sendirinya, apapun sebabnya dari awal kenaikan harga tersebut.

  b. Psikologi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga di masa mendatang. Ada 3 kemungkinan keadaan : 1) Bila masyarakat tidak atau belum mengharapkan harga-harga untuk naik pada masa mendatang sehingga sebagian dari jumlah uang yang diterimanya disimpan. 2) Masyarakat mulai sadar ada inflasi, penambahan uang tidak lagi disimpan tetapi digunakan untuk membeli barang. Hal ini berarti adanya kenaikan permintaan sehingga harga-harga akan meningkat.

  3) Terjadi keadaan inflasi yang sudah parah (hiperinflasi). Pada tahap ini orang sudah mulai kehilangan kepercayaan terhadap nilai mata uang, ditandai dengan adanya peredaran uang yang semakin cepat. Dalam keadaan ini ditandai pula oleh kecenderungan pada saat JUB bertambah, misalnya 20 % mengakibatkan harga naik lebih besar dari 20 %.

2. Teori Keynes

  Teori Keynes menyatakan bahwa inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya. Proses inflasi merupakan proses perebutan bagian rejeki di antara kelompok- kelompok sosial yang menginginkan bagian yang lebih besar daripada yang disediakan oleh masyarakat. Proses perebutan ini kemudian mengakibatkan permintaan masyarakat akan barang melebihi jumlah barang yang tersedia, sehingga menimbulkan apa yang disebut

  inflationary gap. Inflationary gap timbul karena golongan-golongan

  masyarakat berhasil memperoleh dana untuk mengubah aspirasinya menjadi rencana pembelian barang yang didukung dengan dana (Boediono, 1988 : 163). ¾ Teori Keynes

  P S P 4 P 3 P 2 D 4 P 1 D 3 D 2 D 1 Q Q Q 1 2 Gambar 2.3 Inflationary Gap yang tetap timbul Gambar tersebut menunjukkan keadaan di mana inflationary gap tetap timbul. Semua golongan masyarakat dianggap bisa memperoleh dana yang cukup untuk membiayai rencana-rencana pembelian pada harga yang berlaku. Dengan inflationary gap (misalnya, pemerintah memperbesar pengeluarannya dengan jalan mencetak uang baru), kurva permintaan bergeser dari D

  

1 ke D

2 . Inflationary gap sebesar Q

  1 Q

  2

  1

  2

  timbul dan harga naik dari P ke P , kenaikan harga ini mengakibatkan rencana-rencana pembelian golongan masyarakat termasuk pemerintah tidak terpenuhi. Karena jumlah barang yang tersedia tidak bisa lebih

  1

  besar daripada OQ , maka yang terjadi realokasi barang-barang yang tersedia dari golongan-golongan lain dari masyarakat ke sektor pemerintah.

  Bila periode selanjutnya golongan masyarakat bisa memperoleh dana untuk membiayai rencana pembelian yang lama dengan harga- harga baru yang lebih tinggi serta pemerintah tetap pula berusaha memperoleh jumlah barang-barang seperti yang direncanakan periode sebelumnya dengan harga-harga baru yang lebih tinggi, maka

  inflationary gap sebesar Q

  1 Q 2 akan timbul lagi dan harga akan naik lagi

  2

  3

  dari P ke P . Jika setiap golongan masyarakat tetap berusaha memperoleh dana untuk membiayai rencana pada tingkat harga yang berlaku, maka inflationary gap akan tetap timbul pada periode selanjutnya.

  Inflasi akan berhenti bila salah satu golongan masyarakat tidak lagi atau tidak bisa memperoleh dana untuk membiayai rencana pembelian barang-barang pada harga berlaku, sehingga permintaan efektif masyarakat secara keseluruhan tidak lagi melebihi jumlah barang-barang yang tersedia (inflationary gap hilang). ¾ Teori Keynes

  P S P 5 P 4 P 3 D 5 P 2 P 1 D 4 D 3 D 2 D 1 Q Q Q 1 2 Gambar 2.4 Inflationary gap yang hilang