HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN MINAT SISWA UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI
HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA
DENGAN MINAT SISWA UNTUK MELANJUTKAN STUDI
KE PERGURUAN TINGGI
Studi kasus pada SMU I WATES, SMU II WATES dan SMU I PENGASIH
di Kabupaten Kulon Progo
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
Caecilia Dyah Retna Harimurti
NIM : 011334050
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
MOTTO
Jangan takut akan kegagalan, orang sukses melakukan lebih banyak kegagalan, inilah
sebabnya mengapa mereka sukses. Kegagalan bukanlah benar -benar kegagalan, marilah kita
menerimanya sebagai bagian dari proses belajar. Yang memalukan bukan melakukan
kegagalan, melainkan tidak pernah mencoba.(Andrew Matthews, “Being Happy”)
K esulitan-kesulitan akan membuat kita menjadi lebih kuat, dan mengantarkan kita pada
kemenangan-kemenangan yang lebih besar lagi.(J.D Walters)
Skripsi ini aku persembahkan untuk : v
Tuhan Yesus Kristus v
Bunda M aria v
Bapak dan I bu v
K akak-kakak dan adik v
Keponakanku v
M y D ear beloved
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA
DENGAN MINAT SISWA UNTUK MELANJUTKAN STUDI
KE PERGURUAN TINGGI
Studi Kasus pada Siswa Kelas III SMA I Wates, SMA II Wates, dan SMA I Pengasih di Kabupaten Kulon Progo.
Caecilia Dyah Retna Harimurti
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (2) ada hubungan antara tingkat pendapatan orang tua dengan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (3) ada hubungan antara fasilitas yang dimiliki dengan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Penelitian ini merupakan studi kasus di SMA I Wates, SMA II Wates, dan SMA I Pengasih Kulon Progo pada bulan Agustus 2006. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III dari ketiga SMA tersebut yang berjumlah 470 siswa. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 235 siswa. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik proportional random sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, dokumentasi, dan wawancara. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan Chi Kuadrat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan 2 2 tinggi ( 186 , 33 3 , 841 ); (2) ada hubungan antara tingkat
χ hitung = > χ tabel =
pendapatan orang tua dengan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan 2 2 tinggi ( 97 ,
34 3 , 841 ); (3) tidak ada hubungan antara fasilitas
χ = > χ = hitung tabel
yang dimiliki dengan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan 2 2 tinggi( 3 , 421 3 , 841 ).
χ = < χ = hitung tabel
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN PARENTS’ SOCIAL-ECONOMIC
STATUS AND STUDENTS’ ENTHUSIASMS TO CONTINUE THEIR
STUDIES TO THE COLLEGE
rdA Case Study in the 3 of “SMA I” Wates, “SMA II” Wates, and “SMA I” Pengasih in Kulon Progo
Caecilia Dyah Retna Harimurti Sanata Dharma University
Yogyakarta 2007
This research was aimed to know whether or not: (1) there was a relationship between parents’ educational level and students’ enthusiasms to continue their studies to the college; (2) there was a relationship between parents’ income levels and students’ enthusiasms to continue their studies to the college; (3) there was a relationship between facilities owned by the students and students’ enthusiasms to continue their studies to the college.
This research was a case study. It was conducted in “SMA I” Wates, “SMA II” Wates, and “SMA I” Pengasih Kulon Progo in August 2006. The
rd population of this research was 470 students of 3 grade of above high scholls.
The samples of this research were 235 student. The sample collecting technique used was proportional random sampling technique. To collect the data, the researcher employed questionnaires, documentation, and depth interviews. The data analysis was done by the Chi Square.
The results of the research showed that: (1) there was a relationship between parents’ educational level and students’ enthusiasms to continue their 2 2 studies to the college ( 186 , 33 3 , 841 ); (2) there was a
χ hitung = > χ tabel =
relationship between parents’ income levels and students’ enthusiasms to continue 2 2 their studies to the college ( 97 ,
34 3 , 841 ); (3) there was no
χ hitung = > χ tabel =
relationship between facilities owned by the students and students’ enthusiasms to 2 2 continue their studies to the college ( 3 , 421 3 , 841 ).
χ = < χ = hitung tabel
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Bapa Yang Mahakuasa, Pencipta langit dan bumi, kepadaMu kami menyembah, memuji dan berserah. Atas penyelenggaraan-Mulah yang menopang hidup ini, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi sebagai tugas dan tanggung jawab ini dengan baik.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis haturkan kepada pihak-pihak yang telah memberi bantuan, dorongan baik secara moril maupun materiil sehingga penulis merasa sangat terbantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu dengan segala kerendahan hati saya ucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada:
1. Bapak Drs.T.Sarkim, M.Ed.,D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Drs.Sutarjo Adisusilo J.R. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak S. Widanarto P, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Laurentius Saptono, S. Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
5. Bapak Drs. Bambang Purnomo S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Ibu Cornelio Purwantini S.Pd., M.SA.selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan ilmu kepada penulis, sehingga kualitas dari penelitian ini bisa meningkat.
7. Kepada Bapak Yohanes Suwignya Handoyo dan Ibu Christina Sriyati, terima kasih atas segala doa, kasih sayang dan pengorbanan yang diberikan
10. Lelakiku Aditya Yoshie, terima kasih atas cinta, kasih sayang dan segala pengorbananmu.
11. Anak-anak Stembayo 15: Tutut, Deny “Dhenox”, Bety “Zelphie”, Ana, Nita, Tyak, Yoan Yosi.
12. Alumni SMA 212 : Si May, Andre.
13. Teman-teman seperjuangan : Arum “ Jeng Woro”, Sinta “Jeng Nova” dan Kistik “Jeng Tik”. Terima kasih atas persahabatan dan bantuan kalian.
14. Tomas, makasih saran dan infonya. Dewi, Ndhindhik dan Yeni sebagai teman kerja kelompok.
15. Keluarga Pengasih : Pak Kisno, Mba’ Tien dan Ririh.
16. Sedayu Family D 92 : Bulik Ning, Gemboer dan Febby.
17. Pempy, yang setia mengantarku kemanapun aku pergi AB 4766 LS.
18. Semua Dosen Fakultas Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
19. Badan Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo.
20. Keluarga Besar SMA I Wates : Bapak dan Ibu Guru, Karyawan serta Siswa- siswi Kelas III.
21. Keluarga Besar SMA II Wates : Bapak dan Ibu Guru, Karyawan serta Siswa- siswi Kelas III.
22. Keluarga Besar SMA I Pengasih : Bapak dan Ibu Guru, Karyawan serta Siswa-siswi Kelas III.
23. Semua Karyawan Sekretariat Program Studi Pendidikan Akuntansi.
24. Teman-teman PAK dan PDU ‘2001.
Ucapan terima kasih ini tentu saja tidak akan mampu membalas kebaikan bapak, ibu, saudara berikan kepada penulis. Semoga Bapa Yang Maha Kuasa berterima kasih atas kritik dan saran yang bisa meningkatkan kualitas dari penelitian ini.
Yogyakarta, 6 Juni 2007 Penulis
Caecilia Dyah Retna Harimurti
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA........................................................... iv HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................. v ABSTRAK ...................................................................................................... vi ABSTRACK .................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii DAFTAR ISI.................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................
1 B. Batasan Masalah ............................................................................
5 C. Rumusan Masalah .........................................................................
5 D. Tujuan Penelitian ...........................................................................
6 E. Manfaat Penelitian .........................................................................
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Sosial Ekonomi ...................................................................
7 B. Tingkat Pendidikan ........................................................................
11 C. Tingkat Pendapatan .......................................................................
12
E. Perguruan Tinggi 1. Pengertian Perguruan Tinggi ...................................................
24 C. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................
39 B. SMA II Wates ................................................................................
34 BAB IV HASIL TEMUAN LAPANGAN A. SMA I Wates .................................................................................
31 H. Teknik Analisis Data .....................................................................
31 G. Teknik Pengujian Instrumen .........................................................
26 F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................
26 E. Variabel Penelitian.........................................................................
24 D. Subjek dan Objek Penelitian .........................................................
24 B. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................
16 2. Penggolongan Perguruan Tinggi .............................................
23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ..............................................................................
21 H. Hipotesis Penelitian .......................................................................
20 G. Kerangka Berpikir .........................................................................
4. Faktor – faktor yang dipertimbangkan untuk Menentukan Kelanjutan Studi.......................................................................
19
19 3. Indikator – indikator yang Mempengaruhi Minat....................
1. Pengertian Minat ..................................................................... 18 2. Jenis – jenis Minat ...................................................................
17 F. Minat Melanjutkan Studi
47
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ..............................................................................
63 B. Uji Normalitas dan Uji Linieritas .................................................
66 C. Pengujian Hipotesis Penelitian .....................................................
68 D. Pembahasan ..................................................................................
76 BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan .................................................................................
84 B. Keterbatasan Penelitian ...............................................................
85 C. Saran ...........................................................................................
85 DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
87 LAMPIRAN .....................................................................................................
89
DAFTAR TABEL
Hal
1. Tabel III.1 : Data Tentang Populasi dan Sampel Penelitian .............. 25
2. Tabel III.2 : Variabel Tingkat Pendidikan ........................................ 26
3. Tabel III.3 : Variabel Tingkat Pendapatan......................................... 27
4. Tabel III.4 : Variabel Jenis Fasilitas................................................... 27
5. Tabel III.5 : Tabel Kisi-kisi Kuesioner Variabel Minat Melanjutkan Studi.......................................................... 30
6. Tabel III.6 : Tabel Analisis Hasil Pengujian Validitas Butir Pertanyaan Minat ........................................................... 32
7. Tabel III.7 : Tabel Nilai Koefisien Kontingensi ................................ 38
8. Tabel IV.1 : Tabel Keadaan Tanah dan Bangunan SMA 1 Wates ..... 42
9. Tabel IV.2 : Tabel Data Kepala Sekolah............................................ 43
10. Tabel IV.3 : Tabel Guru Tetap dan Tidak Tetap ................................ 43
11. Tabel IV.4 : Tabel Karyawan Tetap dan Tidak Tetap........................ 44
12. Tabel IV.5 : Tabel Jumlah Siswa ....................................................... 45
13. Tabel IV.6 : Tabel Keadaan Tanah dan Bangunan SMA 2 Wates ..... 47
14. Tabel IV.7 : Tabel Data Kepala Sekolah............................................ 48
15. Tabel IV.8 : Tabel Guru Tetap dan Tidak Tetap ................................ 48
16. Tabel IV.9 : Tabel Jumlah Pegawai/Karyawan.................................. 49
20. Tabel IV.13: Tabel Guru Tetap dan Tidak Tetap ................................ 54
21. Tabel IV.14: Tabel Jumlah Pegawai/Karyawan.................................. 55
22. Tabel IV.15: Tabel Jumlah Siswa ....................................................... 55
23. Tabel V.1 : Tabel Tingkat Pendidikan Orang Tua ............................ 63
24. Tabel V.2 : Tabel Tingkat Pendapatan Orang Tua ........................... 64
25. Tabel V.3 : Tabel Fasilitas yang dimiliki.......................................... 64
26. Tabel V.4 : Tabel Distribusi Frekuensi tentang Minat Studi ............ 65
27. Tabel V.5 : Tabel Hasil Uji Linieritas............................................... 66
28. Tabel V.6 : Tabel Data Minat Siswa Melanjutkan Studi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Tua ................. 67
29. Tabel V.7 : Tabel Kontingensi Minat Melanjutkan Studi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Tua ................. 68
30. Tabel V.8 : Tabel Daftar Interpretasi Nilai C Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua ................................................... 70
31. Tabel V.9 : Tabel Data Minat Siswa Melanjutkan Studi Berdasarkan Tingkat Pendapatan Orang Tua ................. 71
32. Tabel V.10 : Tabel Kontingensi Minat Melanjutkan Studi Berdasarkan Tingkat Pendapatan Orang Tua ................. 71
33. Tabel V.11 : Tabel Daftar Interpretasi Nilai C Variabel Tingkat Pendapatan Orang Tua ................................................... 73
35. Tabel V.13 : Tabel Kontingensi Minat Siswa Melanjutkan Studi Berdasarkan Fasilitas ..................................................... 73
DAFTAR GAMBAR
Hal
1. Gambar IV.1 : Struktur Dasar Organisasi SMA I Wates .................... 45
2. Gambar IV.2 : Struktur Dasar Organisasi SMA II Wates .................. 49
3. Gambar IV.3 : Struktur Dasar Organisasi SMA I Pengasih ............... 55
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini penyelenggaraan pendidikan telah meluas dan pendidikan formal menjadi kebutuhan masyarakat, terutama bagi anak-anak sekolah. Masyarakat memahami bahwa pendidikan penting bukan saja untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, tetapi juga meningkatkan kehidupan sosial ekonomi di masa mendatang. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa dunia kerja membutuhkan tenaga kerja yang profesional dalam bidangnya. Hal tersebut sejalan dengan jumlah penawaran tenaga kerja semakin banyak, sementara permintaan tenaga kerja terbatas. Hal tersebut menjadi pertimbangan seseorang untuk melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi.
Bagi siswa lulusan sekolah menengah ini menjadi alasan mengapa mereka perlu melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi yaitu perguruan tinggi. Untuk menentukan program studi dan perguruan tinggi yang akan dipilih, siswa harus lebih selektif untuk memilih program studi dan perguruan tinggi mana yang sesuai dengan kemampuan diri dan keadaan ekonomi orang
2 jumlahnya. Biaya perkuliahan selanjutnya dibebankan kepada mahasiswa.
Menaiknya biaya studi menyebabkan beban pada sebagian besar keluarga yang kurang mampu tidak sanggup untuk membiayai pendidikan.
Kemampuan orang tua dalam membiayai kelanjutan studi mempengaruhi minat anak untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Fakta menunjukkan bahwa banyak anak yang putus sekolah atau terpaksa putus sekolah dikarenakan keterbatasan biaya. Meskipun minat yang dimiliki anak untuk melanjutkan studi tinggi, namun pada kenyataannya keadaan ekonomi orang tua tidak sanggup untuk membiayai studi, maka anak akan memutuskan berhenti sekolah dan memilih mencari pekerjaan untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Berbeda dengan anak yang berasal dari keluarga yang keadaan ekonominya baik, mereka tidak akan menemui kesulitan-kesulitan terutama dengan masalah biaya. Anak yang berasal dari keluarga yang ekonominya baik mempunyai kesempatan dan diduga menjadi lebih berminat untuk melanjutkan studinya.
Selain keadaan ekonomi orang tua, tingkat pendidikan formal orang tua, tingkat pendapatan orang tua dan fasilitas yang dimiliki orang tua diduga juga berpengaruh terhadap minat anak untuk melanjutkan studinya ke perguruan tinggi. Tingkat pendidikan formal yang pernah ditempuh orang tua
3 Sedangkan anak yang berasal dari orang tua berpendidikan formal rendah yang menganggap bahwa pendidikan merupakan salah satu jalan yang bisa mengangkat status sosial ekonomi, anak cenderung memiliki minat lebih rendah untuk melanjutkan studinya.
Perbedaan sumber pendapatan juga mempengaruhi harapan orang tua tentang pendidikan anaknya. Sudah selayaknya orang tua yang berada mengharapkan agar anaknya kelak memasuki perguruan tinggi. Sebaliknya orang tua yang tidak mampu tidak akan mengharapkan pendidikan yang demikian tinggi. Adakalanya anak itu sendiri mempunyai kemauan keras untuk melepaskan diri dari pendirian lingkungan dan berusaha sendiri dengan segenap tenaga untuk melanjutkan pelajarannya ke perguruan tinggi. Syukur bila ia berbakat, sanggup kerja sambil belajar dan dapat memperoleh beasiswa (Nasution, 1983:34). Dengan pendapatan orang tua yang tinggi anak akan lebih berminat untuk melanjutkan studinya. Sebaliknya dengan pendapatan orang tua yang rendah, orang tua akan mengalami kesulitan dalam membiayai sekolah anaknya. Hal ini akan menyebabkan minat anak untuk melanjutkan studinya menjadi rendah.
Keadaan ekonomi sosial menunjuk pada taraf kemampuan finansial keluarga yang bertaraf baik, cukup atau kurang. Dari keadaan inilah
4 Dengan adanya fasilitas yang lengkap diduga anak lebih berminat untuk belajar, karena terpenuhinya segala kebutuhan yang diinginkan termasuk kebutuhan untuk bersekolah. Meskipun ada juga anak yang terpenuhi segala kebutuhannya namun memiliki minat untuk belajar lebih rendah, karena anak merasa tidak perlu bersekolah yang lebih tinggi hanya untuk memenuhi kebutuhannya. Sedangkan anak yang memiliki fasilitas atau sarana yang serba terbatas mereka akan mengalami kekurangan dalam perlengkapan alat-alat belajar sehingga menyebabkan rendahnya minat anak untuk melanjutkan studinya.
Tinggi rendahnya minat untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dapat diduga faktor sosial ekonomi orang tua yang mempengaruhinya. Anak yang orang tuanya memiliki status sosial ekonomi rendah cenderung untuk memilih bekerja setelah lulus sekolah, meskipun ada juga yang dapat melanjutkan sekolah karena memiliki minat yang tinggi untuk melanjutkan sekolah dan memiliki prestasi yang baik serta mendapat beasiswa. Sedang orang tua yang status sosial ekonominya menengah ke atas yang dapat menyekolahkan anaknya sampai ke perguruan tinggi. Meskipun ada juga anak yang berasal dari golongan ini yang tidak melanjutkan sekolah karena anak (orang tua) merasa sekolah tidak perlu sampai tingkat yang tinggi yang penting adalah
5 terhadap pembentukan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai “HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN MIN AT SISWA UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI”. Penelitian ini merupakan studi kasus pada SMU I Wates, SMU II Wates dan SMU I Pengasih di Kabupaten Kulon Progo.
B. Batasan Masalah
Ada berbagai faktor yang mempengaruhi minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Faktor penelitian ini adalah status sosial ekonomi yang terdiri dari aspek tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan orang tua dan fasilitas yang dimiliki.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi?
2. Apakah ada hubungan antara tingkat pendapatan orang tua dengan minat
6 D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan tingkat pendapatan orang tua dengan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan fasilitas yang dimiliki dengan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Sekolah Hasil penelitian dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan sekolah dalam memberikan bimbingan terhadap siswa mengenai perguruan tinggi yang menjadi minat siswa.
2. Bagi Penulis Untuk dapat mengetahui secara nyata tentang hubungan antara: tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa untuk melanj utkan studi ke perguruan tinggi, tingkat pendapatan orang tua dengan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi, fasilitas yang dimiliki dengan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
7 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Status Sosial Ekonomi
Status didefinisikan sebagai posisi yang diduduki oleh individu- individu tertentu dalam suatu sistem sosial (Linton dalam Veeger, 1992:59).
Dalam hal ini dapat dibedakan antara pelbagai status, seperti status kewarganegaraan. Misal warga negara Indonesia, status kawin atau tidak kawin, status pegawai negeri atau swasta dan sebagainya.
Secara abstrak, kedudukan atau status berarti tempat seseorang dalam suatu pola tertentu (Linton dalam Soerjono Soekanto, 1990:265). Dengan demikian, seseorang dikatakan mempunyai beberapa kedudukan oleh karena seseorang biasanya ikut serta dalam berbagai pola kehidupan. Misalnya kedudukan Tuan A sebagai warga masyarakat, merupakan kombinasi dari segenap kedudukannya sebagai guru, kepala sekolah, ketua rukun tetangga, suami nyo nya B, ayah anak-anak dan seterusnya.
Status adalah kebutuhan akan kedudukan atau posisi tertentu dalam masyarakat, sesuai peranan atau tugas seseorang dalam masyarakat.
Sedangkan status sosial adalah tinggi/rendahnya prestise yang dimiliki
8
1. Jabatan atau pekerjaan
2. Pendidikan dan luasnya ilmu pengetahuan
3. Kekayaan
4. Politis
5. Keturunan Status sosial ialah tempat yang diambil seseorang dalam masyarakat
(Hendropuspito, 1989:103). Kedudukan atau status sosial tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Kedudukan resmi (formal status) ialah kedudukan yang diambil seseorang dalam satuan sosio budaya yang resmi. Dengan kata lain kedudukan itu diakui oleh lingkungan masyarakat. Misalnya kedudukan sebagai presiden suatu negara, kedudukan sebagai gubernur.
2. Kedudukan tak resmi (informal status) ialah kedudukan yang diambil seseorang dalam lingkungan sosial budaya yang tak resmi. Misalnya kedudukan seseorang sebagai dukun di suatu daerah, sebagai tukang kayu dan lain- lain.
Adanya perbedaan-perbedaan kedudukan ini menyebabkan timbulnya sistem pelapisan atau social stratification yaitu perbedaan masyarakat ke dalam kelas secara bertingkat (Sorokin dalam Soerjono Soekanto, 1982:220).
9 adanya sistem berlapis-lapis dalam masyarakat. Sesuatu yang dihargai dapat berupa uang atau benda-benda bernilai ekonomis, kekuasaan, ilmu pengetahuan, kesolehan dalam agama, atau keturunan keluarga yang terhormat (Munandar Soelaeman, 1986:53).
Menurut Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto (2006;157-158), dalam masyarakat seringkali kedudukan dibedakan menjadi dua macam yaitu:
1. Ascribed-status. Status ini diartikan sebagai kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memerhatikan perbedaan seseorang. Kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran.
2. Achieved-status, yaitu kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha- usaha yang sengaja dilakukan, bukan diperoleh karena kelahiran.
Kedudukan ini bersifat terbuka bagi siapa saja tergantung dari kemampuan dari masing- masing orang dalam mengejar dan mencapai tujuan-tujuannya.
Ukuran atau kriteria yang biasanya dipakai untuk menggolong- golongkan anggota-anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan adalah sebagai berikut (Soerjono Soekanto, 1982:231-232) : a. Ukuran kekayaan.
Barang siapa yang memiliki kekayaan paling banyak, termasuk dalam
10
b. Ukuran kekuasaan Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar, menempati lapisan yang tertinggi.
c. Ukuran kehormatan Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat tempat yang teratas.
Ukuran ini banyak dijumpai pada masyarakat tradisional. Biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka yang pernah berjasa kepada masyarakat.
d. Ukuran ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan sebagai ukuran dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Ukuran ini kadang menyebabkan terjadinya akibat-akibat yang negatif, karena ternyata bahwa mutu ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran, akan tetapi gelar kesarjanaannya.
Seperti yang telah diuraikan di muka, maka seseorang dalam masyarakat biasanya memiliki beberapa kedudukan sekaligus. Dalam hubungan macam- macam kedudukan itu biasanya yang selalu menonjol hanya satu kedudukan yang utama. Masyarakat hanya melihat pada kedudukan utama yang menonjol tersebut. Kedudukan seseorang dalam masyarakat berdasarkan pekerjaan, pendapatan, tingkat pendidikan dan pemilikan barang – barang dari orang tersebut. Sedangkan status sosial
11 B. Tingkat Pendidikan Menurut Henderson dalam Uyoh Sadulloh (2003:55-56) pengertian pendidikan adalah suatu proses pertumbuhan dan perkembangan, sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak manusia lahir.
Menurut Undang-undang RI nomor 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional, pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang (Henderson dalam Uyoh Sadulloh, 2003:55-56).
Coombs dalam Idris (1984:58) mengklasifikasikan pendidikan ke dalam tiga bagian yaitu : a. Pendidikan Informal
Adalah proses pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari- hari dengan sadar atau tidak sadar, pada umumnya tidak teratur dan tidak sistematis, sejak seorang lahir sampai mati, seperti di dalam keluarga, tetangga, pekerjaan, hiburan, pasar atau di dalam pergaulan sehari- hari.
b. Pendidikan Formal Adalah pendidikan di sekolah, yang teratur, sistematis, mempunyai
12
c. Pendidikan Non Formal (Pendidikan Luar Sekolah) Adalah semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib, terarah dan berencana di luar kegiatan persekolahan.
Yang dimaksud dengan pendidikan orang tua dalam penelitian ini adalah pendidikan formal terakhir yang ditempuh orang tua mencakup SD, SMP, SMA atau SMK dan Perguruan tinggi. Orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan formal tinggi pada umumnya lebih mengerti akan pentingnya sekolah bagi anak-anaknya. Orang tua mengharapkan agar anaknya mempunya i nasib yang lebih baik dan karena itu berusaha untuk menyekolahkan anaknya jika mungkin sampai memperoleh gelar dari suatu perguruan tinggi (Nasution, 1983:17). Orang tua yang mempunyai kondisi akademik yang baik akan mendorong anaknya untuk mendapat yang lebih baik, lebih tinggi tingkat akademiknya. Dorongan dari orang tua tersebut pada gilirannya akan memacu anak-anaknya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
C. Tingkat Pendapatan
Pendapatan adalah segala bentuk balas karya yang diperoleh sebagai imbalan atau balas jasa atas sumbangan seseorang terhadap proses produksi.
Pendapatan keluarga bersumber pada (Gilarso, 1991:63):
13
3. Hasil dari milik, misalnya mempunyai sawah disewakan, punya rumah disewakan, punya uang dipinjamkan dengan bunga.
Pendapatan keluarga dapat diterima dalam bentuk uang, dapat juga dalam bentuk barang (misal: tunjangan beras, hasil dari sawah atau pekarangan sendiri).
Selain penghasilan (balas karya dan hasil milik tersebut) masih ada penerimaan atau uang masuk lain, misalnya berupa :
1. Uang pensiun
2. Sumbangan atau hadiah 3. Pinjaman atas hutang dan lain- lain.
Menurut Biro Pusat Statistik pendapatan dapat dibedakan menjadi tiga bentuk (Mulyanto S dan Hans Dieter Ever,1982:92):
1. Pendapatan berbentuk uang Adalah segala penghasilan berupa uang yang sifatnya regular dan diterima biasanya sebagai balas jasa. Sumber-sumber yang utama adalah gaji dan upah serta lain- lain balas jasa serupa dari majikan, pendapatan bersih dari usaha sendiri dan pekerjaan bebas, pendapatan dari penjualan barang yang dipelihara di halaman rumah, hasil investasi seperti bunga modal, tanah, uang pensiun, jaminan soial dll.
14 harga pasar sekalipun tidak diimbangi atau disertai transaksi uang oleh yang menikmati barang dan jasa tersebut, demikian pula penerimaan barang secara cuma-cuma, pemberian barang dan jasa dengan harga subsidi atau reduksi dari majikan merupakan pendapatan berupa barang.
3. Lain- lain penerimaan uang dan barang Adalah segala penerimaan yang bersifat transfer redistributif dan biasanya membawa perubahan dalam keuangan rumah tanggga, misalnya penjualan barang-barang yang dipakai, pinjaman uang, hasil undian, warisan, penagihan piutang, kiriman uang, menang judi.
Pendapatan yang diterima oleh suatu keluarga digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Keluarga yang mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi atau dicukupi, terutama kebutuhan sehari- hari untuk dikonsumsi, sehingga diperlukan keahlian tersendiri untuk mengelompokkan kebutuhan mana yang harus diprioritaskan. Pendapatan dalam jumlah yang besar tentu saja akan memudahkan bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkan, termasuk kebutuhan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Sebaliknya pendapatan dalam jumlah kecil akan mengakibatkan keluarga hidup dalam kekurangan. Pemenuhan kebutuhan sering dirasa sukar dengan pendapatan kecil,
15 anaknya. Sudah selayaknya orang tua yang berada mengharapkan agar anaknya kelak memasuki perguruan tinggi.
D. Fasilitas yang dimiliki
Fasilitas adalah sarana untuk melancarkan pelaksanaan fungsi atau kemudahan. Yang dimaksud dengan fasilitas yang dimiliki orang tua di sini yaitu kemudahan yang diberikan oleh orang tua dengan maksud ditentukan oleh ada tidaknya atau banyak sedikitnya fasilitas benda dan barang berharga lainnya yang dimiliki oleh orang tua.
Pada umumnya berlaku bahwa taraf kemampuan ekonomi keluarga yang tinggi akan menguntungkan bagi belajar anak, karena kebutuhan anak dalam menjaga kesehatan jasmani dan perlengkapan alat-alat belajar, dapat terpenuhi. Tetapi mungkin juga, anak yang dibesarkan dalam lingkungan demikian, mengambil sikap: “Mengapa belajar rajin? Semua kebutuhan sudah terpenuhi. Jaminan ekonomi sudah ada”. Sebaliknya siswa yang berasal dari keluarga berstatus ekonomi rendah dan karena itu, mengalami kekurangan dalam perlengkapan alat-alat belajar, kerap lebih rajin dalam belajar di sekolah, karena keinginannya untuk maju (Winkel, 1996:192). Slameto (1988:66) menyatakan bahwa ada kemungkinan anak yang serba
16 Dalam pendidikan seringkali pula dibutuhkan fasilitas atau sarana- sarana yang kadang-kadang mahal. Bila keadaan ekonomi orang tua tidak memungkinkan, kadang menjadi penghambat dalam belajar. Tetapi apabila keadaan ekonomi orang tua memungkinkan maka fasilitas atau sarana yang diperlukan dapat tercukupi. Sehingga dengan fasilitas yang memadai dapat menunjang kelancaran belajar.
E. Perguruan Tinggi
1. Pengertian Perguruan Tinggi Menurut Fisher dalam Ndraha (1988:42), perguruan tinggi adalah pola interaksi belajar mengajar sehari-hari yang terorganisasikan secara khusus sebagai bagian atau komponen sistem belajar mengajar secara keseluruhan di dalam masyarakat. Menurut kamus, Universitas adalah :
An institution of learning of the highest level, comprising a college of liberal arts, a program of graduate studies, and several professional schools, and authorised to confer, both undergraduate and graduate degrees.
Menurut Oxford Advanced Learners Dictionary (1995:1304) universitas adalah:
17
2. Penggolongan Perguruan Tinggi Dilihat dari bentuknya perguruan tinggi dapat dibedakan menjadi (Taliziduhu Ndraha, 1988:231-233):
a. Akademi adalah suatu lembaga ilmu pengetahuan, himpunan para ilmuwan (academicians), di bawah nama Akademi Ilmu Pengetahuan. Sebagai lembaga perguruan tinggi, akademi adalah sekolah tinggi berderajat keilmuan yang lebih rendah.
b. Universitas yaitu perguruan tinggi, yang sesuai dengan namanya mempelajari dan mengajarkan semua ilmu pengetahuan, seni, dan teknologi sampai derajat tertinggi.
c. Institut adalah sebutan bagi perguruan tinggi yang mengkhususkan diri pada a particular work, field, seperti pertanian (Institut Pertanian), keagamaan (Institut Keagamaan), keguruan (Institut Keguruan), teknologi (Institut Teknologi), pemerintahan (Institut Pemerintahan), dan politik (Institut Politik), namun dengan mempelajari dan mengajarkannya dari berbagai segi, sehingga particular field yang bersangkutan dapat dipelajari dan diajarkan secara objektif dan komprehensif.
d. Sekolah tinggi adalah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan
18 F. Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi
1. Pengertian Minat Ada beberapa pengertian tentang minat. Pengertian-pengertian minat tersebut sebagai berikut: a. Minat adalah kecenderungan subyek yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu (Winkel, 1996:188).
b. Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan (Kamus Besar Ba hasa Indonesia, 1997).
c. Minat diartikan sebagai kesadaran seseorang bahwa obyek, seseorang, sesuatu soal atau suatu situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya (Whiterington, 1988:124).
d. Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu ( Muhhibin Syah, 1990:151).
e. Menurut Abu Ahmadi (1991:286) minat sering timbul bila ada perhatian, karena itu untuk menimbulkan minat kita sebaiknya juga harus menimbulkan perhatiannya.
Berdasarkan pendapat di atas maka bagi siswa tamatan SMU, minat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi dapat diartikan
19 ke perguruan tinggi, kesadaran, perasaan tertarik dan perasaan bahwa perguruan tinggi mengandung sangkut paut dengan dirinya.
2. Jenis-jenis Minat Minat dibedakan menjadi dua (Witherington, 1963:90) :
a. Minat Primitif (Biologis) Yaitu minat yang timbul dari kebutuhan jaringan-jaringan tubuh.
Minat ini berkisar pada masalah makanan, kebebasan aktivitas.
b. Minat kulturil (Sosial) Yaitu minat yang berasal dari perbuatan belajar yang lebih tinggi tarafnya.
3. Indikator-indikator yang Mempengaruhi Minat Belajar Menurut Asrini dalam Irawati (2002:17), untuk mengetahui minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi dapat ditinjau dari indikator- indikator sebagai berikut :
a. Rasa senang Meliputi ketertarikan siswa terhadap informasi studi di perguruan tinggi dan mempunyai rasa senang untuk mendapat penghargaan.
b. Perhatian
20 mengenai perguruan tinggi yang sesuai dengan bidang yang diminatinya. Dengan demikian siswa dapat dan mampu merencanakan masa depannya dengan mengetahui prospek kerja jurusan yang diminati setelah ia lulus dari perguruan tinggi.
c. Keinginan Keinginan merupakan dorongan dari setiap manusia untuk membentuk dan merealisasikan diri dalam mengembangkan segenap bakat dan kemampuannya serta meningkatkan taraf kehidupannya. Disamping prestasi belajar yang telah diperoleh di sekolah, usaha siswa untuk meningkatkan minat belajar ke perguruan tinggi dapat dilihat dengan kegiatan yang mendukung pencapaian tujuannya. Kegiatan tersebut dapat berupa belajar sendiri atau dengan mengikuti pelajaran tambahan. Selain itu tujuan siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah untuk mendapat posisi pekerjaan yang lebih layak daripada hanya sekedar lulusan sekolah menengah.
4. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan keputusan terhadap kelanjutan studi (Winkel, 1987:31): a. Kemampuan intelektual, bakat khusus, arah minat, cita-cita, kemampuan finansial b. Tidak diabaikan pula harapan dari keluarga serta kewajiban keluarga.
21 G. Kerangka Berpikir
1. Hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Tingkat pendidikan yang dicapai orang tua menunjukkan kemampuan, ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki orang tua.
Tingkat pendidikan formal yang dicapai orang tua akan mencerminkan cakrawala pengetahuan pendidikan yang diperolehnya, yang pada gilirannya akan menentukan kemampuannya dalam mendidik anak. Tingkat pendidikan formal orang tua turut memberikan pengaruh terhadap munculnya minat anak untuk melanjutkan studinya.
Orang tua yang berpendidikan formalnya tinggi umumnya selalu berusaha menambah ilmu dan pengetahuannya. Orang tua yang demikian akan menjadikan cambuk bagi anak untuk lebih giat belajarnya. Pendidikan formal orang tua yang tinggi akan memberi pengaruh yang besar bagi anak karena pengetahuan orang tua yang luas membuat anak meneladani orang tuanya sehingga anak lebih berminat untuk melanjutkan studinya. Sebaliknya anak yang meiliki orang tua berpendidikan formal rendah cenderung tidak melanjutkan belajarnya sampai perguruan tinggi.
2. Hubungan antara tingkat pendapatan orang tua dengan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
22 Dengan didukung kemampuan ekonomi orang tua, anak akan lebih berminat untuk melanjutkan studinya ke perguruan tinggi.
Sebaliknya dengan pendapatan yang rendah, orang tua akan membatasi pengeluaran-pengeluaran dalam memenuhi kebutuhan hidupnya termasuk kebutuhan untuk bersekolah. Keterbatasan orang tua dalam membiayai pendidikan anaknya akan menyebabkan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi menjadi rendah.
3. Hubungan antara fasilitas yang dimiliki dengan minat siswa untuk melanjutkan studi ke pergur uan tinggi.
Fasilitas yang dimiliki orang tua mencerminkan jumlah pendapatan orang tua yang pada akhirnya berpengaruh terhadap seberapa jauh orang tua mampu menyediakan fasilitas atau sarana bagi anaknya. Tersedia tidaknya fasilitas yang diperlukan dalam belajar ikut berperan dalam minat anak untuk melanjutkan studinya. Misalnya anak dari keluarga mampu dapat membeli alat-alat sekolah dengan lengkap, sebaliknya anak dari keluarga miskin tidak dapat membeli alat-alat itu. Dengan alat yang serba tidak lengkap inilah maka hati anak menjadi kecewa, mundur, putus asa sehingga dorongan belajar mereka kurang sekali (Abu Ahmadi, 1991:290). Dengan adanya fasilitas yang lengkap diduga anak lebih berminat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Sebaliknya anak yang fasilitasnya serba terbatas cenderung memiliki minat yang rendah.
23 H.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan permasalahan dan deskripsi teoritik yang disajikan dalam penelitian ini, maka perumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut :
1. Ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
2. Ada hubungan antara tingkat pendapatan orang tua dengan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
3. Ada hubungan antara fasilitas yang dimiliki dengan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini berjenis studi kasus. Yang dimaksud studi kasus yaitu jenis
penelitian dimana kesimpulan yang dihasilkan hanya berlaku untuk obyek yang diteliti saja dan berlaku untuk jangka waktu tertentu.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA I WATES, SMA II WATES dan SMA I PENGASIH.
2. Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada Bulan Agustus Tahun 2006.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
25 b. Sampel Penelitian dan Teknik Pengambilan Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti.
Tujuan utama teknik mengambil sample adalah untuk mendapat sampel yang semaksimal mungkin dapat menggambarkan populasi penelitian.
Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan metode
proportional random sampling yaitu pengambilan sampel dari setiap strata
atau setiap wilayah ditentukan secara seimbang dengan banyaknya subyek dalam masing- masing strata atau wilayah (Suharsimi Arikunto,2002:116).