GAMBARAN KADAR KREATININ PADA MASYARAKAT YANG MENGKONSUMSI AIR SUMUR DI DAERAH GUNUNG KAPUR (Studi Di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan) PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH
GAMBARAN KADAR KREATININ PADA MASYARAKAT
YANG MENGKONSUMSI AIR SUMUR DI DAERAH
GUNUNG KAPUR
(Studi Di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan
Kedungpring Kabupaten Lamongan)
PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH
FIRA YULIANA
151310058
PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIA
JOMBANG
GAMBARAN KADAR KREATININ PADA MASYARAKAT
YANG MENGKONSUMSI AIR SUMUR DI DAERAH
GUNUNG KAPUR
(Studi di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan
Kedungpring Kabupaten Lamongan)
PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan dalam rangka memenuhi persyaratan
menyelesaikan Studi Diploma III Analis Kesehatan
pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Insan Cendekia Medika Jombang
FIRA YULIANA
15.131.0058
PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
Gambaran Kadar Kreatinin Pada Masyarakat Yang
Mengkonsumsi Air Sumur Di Daerah Gunung Kapur Di
Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan
Kedungpring Kabupaten Lamongan
ABSTRAK
Oleh : Fira Yuliana
Air merupakan kebutuhan pokok bagi manusia seperti diminum. Masyarakat di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan memiliki kebiasaan mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur. Wilayah tersebut mempunyai sumber air salah satunya sumur gali di sekitar
2+ 2+
gunung kapur yang mengandung zat kapur (Ca dan Mg ) yang cukup tinggi sehingga air tersebut menjadi sadah. Penggunaan air sadah secara terus menerus dapat menimbulkan berbagai macam persoalan terhadap kesehatan seperti penyakit gangguan fungsi ginjal. Untuk mengetahui kondisi ginjal maka harus dilakukan pemeriksaan tes fungsi ginjal yaitu pemeriksaan kreatinin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa gambaran kadar kreatinin darah pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur.
Penelitian ini bersifat deskriptif. Populasi berjumlah 25 orang pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur. Teknik sampling menggunakan purposive sampling sejumlah 20 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu pemeriksaan kadar kreatinin serum di laboratorium dan menggunakan kuesioner. Variabel pada penelitian ini adalah kadar kreatinin Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil 6(30%) masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur yang memiliki kadar kreatinin abnormal dan hampir sebagian besar 14(70%) yang memiliki kadar kreatinin normal. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa hanya sebagian kecil masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur yang memiliki kadar kreatinin abnormal. Sehingga diharapkan masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung k apur menggunakan “ Resin Kation Sashet” yang berfungsi sebagai penukar ion untuk menurunkan kesadahan air sumur dalam upaya memperbaiki kualitas air untuk dikonsumsi.
Kata kunci : Air sadah, Kadar kreatinin.
Description Of Creatinine Levels In People Who Consume
Well Water At Kapur Mountain Blumbang Halmet In
Dradahblumbang Village Kedungpring District Regency Of
Lamongan
ABSTRACT
By:
Fira Yuliana
Water is a basic requirement for humans like drinking. The people in
Blumbang Hatmet Dradahblumbang Village Kedungring District Regency of
Lamongan has a habit of consuming well water at kapur mountain. The area has
a water source, one of which is a dug well around the kapur mountain which
2+ 2+
contains lime (Ca and Mg ) that is high enough so that, the water becomes
hard. Continuous usng of hrd water can cause some various health problems
such as kidney function disorders. To find out the condition of the kidney, then
the kidney function test must be examined namely creatinine examination. The
purpose of the researching is for analyzing description of blood creatinine levels
in the community who consume well water in the area of kapur mountain
Blumbang Halmet In Dradahblumbang Village Kedungpring District Regency of
Lamongan.
The research is descriptive. The population are 20 people who consume well
water on kapur mountain. The sampling technique used purposive sampling of 20
people. Data collection was carried out in two ways, namely checking serum
creatinine levels in the laboratory and used a questionnaire. The variables in this
study are creatinine levels.Based on the results of this study indicated that only a small part 6(30%)of
the community, who consumed well water in the area of kapur mountain which
have abnormal creatinine levels and most 14(70%) have normal creatinine levels.
The conclusion of this study that only a small part of the community who
consumed well water in the area of kapur mountain which have creatinine
abnormal levels. So it is expected that the community consumes well water in
kapur mountain used “Resin Katon Sashet” which functions. As an ion exchange
to reduce awareness of well water in an effort to improve the quality of water for
consumption.Keywords : Water hardness, Creatinine levels
MOTTO :
“Dan Allah tidak menjadikannya (pemberian bala bantuan itu) melainkan
sebagai kabar gembira bagi (kemenangan) mu dan agar hatimu tenang
karenanya. Dan tidak ada kemenangan itu, selain dari Allah yang Maha
Perkasa, Maha Bijaksana”
(Al Imran, 3 : 126)
(Dengan ilmu hidup akan terasa mudah dan dengan iman hidup akan
terarah)
PERSEMBAHAN
Alhamdullilah puji syukur atas segala Rahmad-Mu Ya Allah SWT, Engkau berikan kemudahan dan jalan dalam langkah dan hidup ini serta dalam menyelesaikan tugas akhir.
Saya persembahkan karya tulis ini untuk Keluarga (ibu, Adik dan Mz) yang tak pernah lelah untuk memberikan motivasi, dukungan, semangat serta senantiasa melantunkan do’a yang tulus untuk mengiringi setiap langkah dalam menuntut ilmu.
Kepada Bapak/Ibu dosen yang selalu memberikan motivasi/dukungan dan ilmu yang tidak ternilai tentu sangat berharga untuk bekalku nanti hingga sekarang ini saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Untuk Semua teman & Sahabat-Sahabat saya seangkatan yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu yang selalu memberikanku semangat dan dukungan serta telah memberi warna hidupku dalam menuntut ilmu setiap hari.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga Proposal karya tulis ilmiah ini berhasil terselesaikan. Proposal karya tulis ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan gelar Diploma III Analis Kesehatan STIKes ICMe Jombang yang berjudul “Gambaran Kadar Kreatinin Pada Masyarakat Yang Mengkonsumsi Air Sumur Di Daerah Gunung Kapur”.
Untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini adalah suatau hal yang mustahil apabila penulis tidak mendapat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada H. Imam Fathoni, S.KM., M.M selaku Ketua STIKes ICMe Jombang, Sri Sayekti, S.Si., M.Ked selaku Kaprodi D-III Analis Kesehatan dan dr Heri Wibowo M.Kes selaku penguji utama serta Evi Puspita Sari, S.ST., M.Imun, selaku pembimbing utama dan Ita Ismunanti, S.Si selaku pembimbing anggota proposal karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan, keluarga kecil saya yang selalu mendukung secara materil dan ketulusan do’anya sehingga penulis mampu menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan baik, serta teman-teman seperjuanganku yang selalu memberikan dukungannya. Proposal karya tulis imiah jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran yang dapat mengembangkan karya tulis ilmiah ini sangat penulis harapkan guna menambah pengetahuan dan manfaat bagi perkembangan ilmu kesehatan.
Jombang, 12 Mei 2018 Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i HALAMAN JUDUL DALAM.............................................................................. ii SURAT KEASLIAN ......................................................................................... iii SURAT PLAGIASI .......................................................................................... iv ABSTRAK ....................................................................................................... v ABSTRACT .................................................................................................... vi LEMBAR PERSETUJUAN KTI ........................................................................ vii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ................................................................ viii RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ ix MOTTO ........................................................................................................... x PERSEMBAHAN ............................................................................................ xi KATA PENGANTAR ........................................................................................ xii DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiv DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xviii DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air ..................................................................................................... 5
2.2 Kreatinin .......................................................................................... 11
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................... 19
4.2 Rancangan Penelitian ....................................................................... 19
4.3 Kerangka Kerja (Frame Work) .......................................................... 19
4.4 Definisi Operasional Variabel ............................................................ 20
4.5 Populasi Penelitian, Sample dan Sampling ....................................... 21
4.6 Instrumen Penelitian dan Cara Penelitian ......................................... 23
4.7 Teknik Pengolahan dan Anallisa Data .............................................. 26
4.8 Etika Penelitian ................................................................................. 28
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil ................................................................................................ 30
5.2 Pembahasan ................................................................................... 36
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ..................................................................................... 40
6.2 Saran ............................................................................................... 40 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Hal.Tabel 4.1
21 Definisi Operasional Variabel ………………………………….
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden.Pada Masyarakat Yang Mengkonsumsi Air Sumur di Daerah Gunung kapur di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan …………….
31 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden Pada Masyarakat Yang Mengkonsumsi Air Sumur di Daerah Gunung kapur di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan…………….
31 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Mengkonsumsi Air Sumur di Daerah Gunung Kapur di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring
32 Kabupaten Lamongan…………………………………………..
Tabel 5.4 Persentase Kategori Kadar Kreatinin Pada Masyarakat YangMengkonsumsi Air Sumur di Daerah Gunung Kapur di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring
33 Kabupaten Lamongan…………………………………………..
Tabel 5.5 Tabulasi Silang Hasil Kadar Kreatinin Berdasarkan JenisKelamin Pada Masyarakat Yang Mengkonsumsi Air Sumur Di Daerah Gunung Kapur Di Dusun Blumbang Desa Dradah Blumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan
… 34
Tabel 5.6 Tabulasi Silang Hasil Kadar Kreatinin Berdasarkan UmurPada Masyarakat Yang Mengkonsumsi Air Sumur Di Daerah Gunung Kapur Di Dusun Blumbang Desa Dradah Blumbang Ke camatan Kedungpring Kabupaten Lamongan……………… 34
Tabel 5.7 Tabulasi Silang Hasil Kadar Kreatinin Berdasarkan LamaMengkonsumsi Pada Masyarakat Yang Mengkonsumsi Air Sumur Di Daerah Gunung Kapur Di Dusun Blumbang Desa Dradah Blumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan…………………………………………..... 35
DAFTAR GAMBAR
Hal. Gambar 2.1 Struktur Kreatinin ......................................................................... 12Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian .................................................. 17Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian ............................................................ 19DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Informed Concent Lampiran 2 Kuesioner Lampiran 3 Lembar Observasional (Hasil) Lampiran 4 Lembar Hasil Pemeriksaan Kreatinin Lampiran 5 SOP pemeriksaan kreatinin Lampiran 6 Gambar Dokumentasi Penelitian Lampiran 7 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 8 Lembar Konsultasi Lampiran 9 Surat Pernyataan Bebas Plagiasi
DAFTAR SINGKATAN
2 O : Karbondioksida
3 : Bikarbonat
Cl
3 ) : Kalsium Bikarbonat
Ca(HCO
3 ) : Magnesium Bikarbonat
Mg(HCO
C : Karbon HCO
WHO : World Health Organization UNICEF : United Nations Internasional Children’s Emergency PDAM : Trichlor Acetic Acid nm : Nanometer BUN : Blood Urea Nitrogen Da : Dalton Mil
2 : Karbon Dioksida
O : Oksigen H : Hidrogen Fe : Besi Cu : Tembaga Ca : Kalsium Na : Natrium Co
: Karbonat H
3 2-
: Mililiter Perkubik Mg/l : Miligram Perliter ATP : Adenosin Trifosfat ADP : Adenosin Difosfat CO
3
- : Klorida
3 : Nitrat
SO
4
2
: Sulfat CaCO
3 : Kalsium Karbonat
MgCO
3 : Magnesium Karbonat
CP : Kreatinin Fosfat CK : Kreatinin Kinase N : Nitrogen COOH : Asam Amino NH : Amino OH : Hidroksida Mg : Magnesium Ca : Kalsium RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan pokok yang utama bagi manusia dengan beberapa macam kegiatan rumah tangga seperti diminum, mandi dan lainnya. sehingga diperlukan air bersih yang memenuhi persyaratan kualitas air bersih dalam upaya memperbaiki baku mutu air untuk di konsumsi (Yunus, 2016). Dimana sudah diatur dalam Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/XI/1990, tentang kualitas air bersih pada wilayah yang berbukit atau di daerah Gunung kapur menyebabkan kondisi sumber air bersih tercemar terutama pada sumur gali di sekitar Gunung kapur mengandung kapur, sehingga menyebabkan air menjadi sadah. Parameter untuk mengukur rendahnya kualitas air tanah yang diakibatkan oleh struktur bebatuan dan jenis tanah menggunakan parameter yaitu kesadahan, kadar maksimum kesadahan yang diatur di dalam Permenkes yaitu di atas sebesar 500 mg/L. Penggunaan air sadah yang berlebihan atau berulang dapat menimbulkan dampak yang merugikan bagi tubuh, salah satunya yaitu penyakit batu ginjal (Astrini, 2016).
Menurut Progress on Sanitation and Drinking Water yang dikeluarkan oleh WHO/UNICEF pada tahun 2015, sebagian besar dari masyarakat yang tidak mendapatkan akses air untuk dikonsumsi yang layak, tinggal di daerah pedesaan dan diperkirakan bahwa 663 juta orang di seluruh dunia masih menggunakan sumber air minum dari sumur tidak terlindungi, mata air dan air permukaan. Di indonesia akses sumber air untuk seluruh kebutuhan rumah tangga pada umumnya adalah sumur gali terlindung (29,2%), sumur pompa (24,1%) dan air ledeng/PDAM ( 19,7%) (Muchlisa, 2016).
Batu saluran kemih merupakan penyakit terbanyak di Indonesia setelah penyakit infeksi saluran kemih dan penyakit kelenjar prostate. Insiden dan prevalasi setiap negara bervariasi, tertinggi di kawasan Asia dan Afrika yaitu 4%-20%, penyakit diperkirakan menyerang 1,4 % dari jumlah penduduk Indonesia. Komponen batu saluran kemih 50% merupakan batu kalsium oksalat murni atau campuran lainnya dan 41% merupakan batu kalsium fosfat atau campuran lainnya. Komposisi mineral dalam air minum yang bersumber dari air permukaan (dataran tinggi ataupun rendah) didominasi oleh unsur kalsium urine dan supersaturasi (kristalisai kalsium oksalat) yang merupakan proses awal terjadinya batu saluran kemih (Dody, 2007).
Sumber air sumur di daerah gunung kapur yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari salah satunya untuk di konsumsi, memiliki kesadahan yang cukup tinggi yang terdiri dari kesadahan non karbonat yang disebabkan
- 2+
oleh ion kalsium dan magnesium yang berasosiasi dengan ion SO
4 , Cl dan
- NO
3 dan kesadahan sementara atau kesadahan karbonat yang disebabkan 2-
oleh ion kalsium dan magnesium yang berasosiasi dengan ion CO
3 dan
- 3
HCO
3 (Astrini, 2016). Sehingga apabila dikonsumsi dalam jangka panjang
dapat memicu adanya gangguan fungsi ginjal yaitu seperti penyakit batu saluran kemih. Pada umumnya parameter yang digunakan untuk mengetahui adanya gangguan fungsi ginjal yaitu pemeriksaan kreatinin, tinggi rendahnya kadar kreatinin darah digunakan sebagai indikator penting dalam menentukan apakah seseorang dengan ganguan fungsi ginjal memerlukan tindakan lebih lanjut atau tidak. Kreatinin itu sendiri merupakan hasil metabolisme dari kreatinin dan fosfokreatinin. Kreatinin memiliki berat molekul 113-Da (Dalton). Kreatinin difiltrasi di glomerulus dan direabsorpsi ditubular. Sedangkan kreatinin plasma disintesis di otot skelet sehingga
Berdasarkan permasalahan di atas bahwa masyarakat di Dusun Blumbang di Desa Dradahblumbang di Kecamatan Kedungpring di Kabupaten Lamongan banyak yang mengkonsumsi air sumur di daerah Gunung kapur dimana air sumur tersebut mengandung kesadahan yang disebabkan oleh adanya ion-ion (kation) logam valensi misalnya unsur kalsium, unsur magnesium, zat besi dan mangan hal tersebut merupakan kesadahan. Jika air tersebut dikonsumsi dalam waktu yang cukup lama akan memicu adanya gangguan fungsi ginjal misalnya penyakit batu saluran kemih. sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai gambaran kadar kreatinin darah pada masyarakat di Dusun Blumbung Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan yang memanfaatkan air sumur di daerah Gunung kapur untuk dikonsumsi.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran kadar kreatinin darah pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah Gunung kapur di dusun Blumbung desa Dradahblumbang kecamatan Kedungpring kabupaten Lamongan ?
1.3 Tujuan Masalah
Menganalisa gambaran kadar kreatinin darah pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah Gunung kapur di dusun Blumbang desa Dradahblumbang kecamatan Kedungpring kabupaten Lamongan.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat teoritis
Memberikan wawasan dibidang kesehatan bahwa air sumur di daerah Gunung kapur mengandung kesadahan yang cukup tinggi
1.4.2 Manfaat praktis
Merubah pola hidup masyarakat agar tidak mengkonsumsi air sumur di sekitar Gunung kapur secara langsung dan masyarakat dapat mengganti air sumur dengan air mineral untuk dikonsumsi.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
2.1.1 Pengertian Air
Air merupakan substansi kimia yang memiliki rumus H
2 O yang
merupakan satu molekul air yang tersusun atas dua atom hydrogen (H) dan oksigen (O). Pada suatu kondisi yang standart, air memiliki sifat yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Zat kimia di dalam air merupakan suatu pelarut yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam, gula, asam, dan beberapa jenis gas serta macam-macam molekul organik (Kodotie, 2008). Air juga merupakan zat atau materi serta unsur yang paling penting bagi makhluk hidup di muka bumi, air hampir 71% menutupi
3
permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (300 juta mil ) yang tersedia dibumi. Air sebagian besar terdapat dilaut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (dikutup dan puncak-puncak gunung) akan tetapi juga hadir sebagai awan, hujan, sungai, uap air dan lautan es (Bobihu, 2012).
Air merupakan bahan dasar, yang digunakan untuk keperluan minum, mandi, dan lainnya untuk kelangsungan hidup di muka bumi.
(Yunus, 2016). Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat berharga, tanpa air tidak mungkin ada kehidupan di muka bumi ini. Sumber air yang bisa di manfaatkan adalah air tanah atau air sumur (Yusuf, 2011).
2.1.2 Air Sumur
Air sumur adalah air permukaan tanah atau air tanah dangkal, air tersebut didapatkan dengan cara menggali tanah sehingga akan terbentuk sebuah sumur dan pada umumnya memiliki kedalaman lebih dari 15 m. Air sumur juga salah satu air yang sangat bermanfaat untuk kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat seperti diminum, dimasak, untuk keperluan mandi dan juga banyak diperlukan dalam bidang pertanian, peternakan serta keperluan pelayaran (Astrini, 2016). Air sumur merupakan air tanah dangkal dengan kedalaman kurang dari 30 meter, air sumur umumnya pada kedalaman 15 meter dan dinamakan juga sebagai air tanah bebas karena lapisan air tanah tersebut tidak berada di dalam tekanan. Parameter kimia yang meliputi kimia organik dan kimia anorganik yang mengandung logam seperti Fe, Cu, Ca dan lain- lain (Yusuf, 2011). Air juga harus memiliki persyaratan khusus agar air yang dikonsumsi tidak akan menimbulkan penyakit bagi manusia.
2.1.3 Jenis-Jenis Air Sumur
a) Sumur Gali (sumur dangkal) Sumur gali adalah satu konstruksi yang paling umum dan meluas dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat kecil dan rumah-rumah perorangan sebagai air minum yang memiliki kedalaman 7-10 meter dari permukaan tanah. Air tanah dangkal terjadi karena adanya proses peresapan air dari permukaan tanah. Lumpur akan tertahan sehingga air tanah akan jernih akan tetapi nantinya akan banyak mengandung zat-zat kimia karena air tersebut selama perjalanannya akan melewati lapisan tanah yang banyak mengandung unsur-unsur kimia tertentu misalnya Na, Mg, Ca, dan b) Sumur Bor (sumur dalam) Sumur bor dilakukan dengan cara pengeboran, lapisan tanah yang lebih dalam maupun lapisan tanah yang jauh dari tanah permukaan dapat dicapai sehingga sedikit terjadinya kontaminasi. Umumnya air ini bebas dari adanya mikrobiologi, air tanah ini dapat diambil dengan cara memompa dengan tangan atau memompa dengan menggunakan mesin. Susunan unsur-unsur kimia tergantung pada lapisan-lapisan tanah yang dilalui, jika melalui tanah kapur, maka air akan menjadi sadah dimana didalamnya mengandung kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg). (Wati, 2016). Banyaknya pemakaian air tergantung pada setiap individu yang dilakukan setiap harinya. Rata-rata pemakaian air di indonesia 5 liter untuk air minum 5 liter untuk air masak, 15 liter untuk mencuci, 30 liter untuk mandi dan 45 liter digunakan untuk jamban (Trmurti, 2016).
2.1.4 Karakteristik Air
Menurut Effendi (2003 : 1), dibawah ini merupakan karakteristik air yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia lainnya. Karakteristik tersebut yaitu :
a) Suhu yang sesuai, yakni 0º C (30º F) - 100º C
b) Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai penyimpan panas yang sangat baik.
c) Air merupakan proses perubahan air menjadi uap air.
d) Air suatu pelarut yang baik
e) Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi Untuk makhluk hidup air bukan suatu hal yang baru, dikarenakan tidak ada krhidupan dimuka bumi ini dapat berlangsung hidup tanpa kehidupan manusia. Yang terdapat didalam tubuh 60%-70% air dari seluruh berat badan, air didaerah jaringan lemak terdapat kira-kira 90% (Soemirat, 2001 : 2) dalam jurnal (Sukia, 2016). Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002, syarat-syarat air minum yaitu tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya dan tidak mengandung logam berat dan air yang sesuai dengan syarat baku mutu air minum adalah air yang dapat langsung diminum (Alegantina, 2009).
2.1.5 Kandungan Air Sumur
Air sumur terdapat kandungan semacam metal seperti Natrium, Magnesium, Calsium, dan Fe (besi) (Wikipedia, 2013).
a) Magnesium (Mg) Adanya Mg dalam air sumur dapat menyebabkan kesadahan, baik dalam jumlah kecil Mg dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan tubuh, tetapi jika dalam jumlah besar dapat menyebabkan rasa mual. Batas yang ditentukan yaitu lebih dari 150 mg/l (Robert, 2008).
b) Besi (Fe) Besi atau ferrum (Fe) adalah metal berwarna putih kekuningan dan bisa dibentuk. Besi di alam didapatkan sebagai hematit.
Keberadaan besi dalam air bersifat terlarut, yang menyebabkan air menjadi merah kekuning-kuningan, menimbulkan bau amis, dam membentuk lapisan seperti minyak (Munfiah, 2013)
c) Kalsium (Ca) Kalsium merupakan ion yang sedikit lembut, berwarna kelabu garam kapur jika dikonsusmsi secara berlebihan. Adanya Ca (kalsium) dalam air sangat di butuhkan dalam jumlah tertentu, yaitu untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Sedangkan bila sudah melewati ambang batas yang sudah di tentukan, kalsium dapat menyebabkan kesadahan. Dimana kesadahan dapat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh. Standart yang ditetapkan oleh DEPKES yaitu 75-200 mg/l sedangkan WHO interregional water study group adalah 75-150 mg/l (Kodoatie, 2008).
2.1.6 Kesadahan
Kesadahan merupakan air yang disebabkan oleh adanya ion-ion
- 2+ 2+
(kation) logam valensi yaitu Mg , Ca dan Mn . Kesadahan total juga
2+ 2+ disebabkan oleh adanya ion-ion Mg dan Ca yang secara bersamaan.
air sadah dibagi menjadi dua berdasarkan jenis ion nya yaitu air sadah sementara dan air sadah tetap. Air sadah sementara merupakan air sadah yang mengandung ion bikarbonat (HCO
3 ), khususnya senyawa
kalsium bikarbonat (Ca(HCO
3 )) dan magnesium bikarbonat
(Mg(HCO
3 )). Disebut dengan air sadah dikarenakan kesadahannya
dapat dihilangkan dengan cara pemanasan dimana air dapat dapat
2+ 2+
membebaskan ion-ion seperti Mg dan Ca , yang selanjutnya senyawa tersebut akan mengendap pada dasar ketel. Sedangkan air sadah tetap merupakan air sadah yang mengandung anion selain dari
- 2-
ion bikarbonat melainkan berupa ion Cl , NO
3 dan SO 4 . Sehingga air
sadah tetap, dapat juga mengandung senyawa terlarut yang berupa kalsium klorida (CaCl
2 ), kalsium nitrat (Ca(NO 3 ) 2 ), dan magnesium
sulfat (MgSO
4 ). Air sadah tetap dikarenakan kadar air sadah nya tidak
dapat dihilangkan dengan cara hanya pemanasan saja melainkan larutan karbonat Na
2 CO 3 (aq) atau K
2 CO 3 (aq). Penambahan larutan 2+ 2+
karbonat dimaksudkan untuk mengendapkan ion Ca dan Mg (Sulistyani, 2012).
Air yang digunakan untuk keperluan minum dan masak hanya diperbolehkan jika berada dalam batas kesadahan antara 50-150 mg/l, jika kesadahan sudah melebihi 300 mg/l, maka sudah termasuk kategori air sangat keras. Namun, jika dibandingkan dengan Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 yang mengatur bahwa kadar kesadahan maksimum yang diperbolehkan adalah sebesar 500 mg/l.
2.1.7 Pengaruh air sadah terhadap kesehatan
Pada kebanyakan orang yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur pada umumnya air yang dikonsumsi mengandung ion-ion seperti Na, Mg, Ca, dan Fe. Tetapi yang lebih dominan lebih tinggi yaitu senyawa-senyawa berupa kalsium (Ca) dan magnesium (Mg), dimana jika air yang dikonsumsi mengandung zat kapur berupa kalsium dan magnesium cukup tinggi air tersebut merupakan air sadah (Astrini, 2016). Kesadahan yang tinggi dapat merugikan kesehatan dimana dapat berakibat syaraf otot dan jantung mengalami lemahnya refleksi danpada otot yang rusak akn mengalami berkurangnya rasa sakit. jika kesadahan dalam kadar yang tinggi dan dikonsumsi manusia secara terus-menerus akan mengalami gangguan kesehatan , salah satunya peningkatan unsur kalsium yang nantinya akan menjadi
hyperparatyroidsm (pembesaran hormon paratiroid), batu ginjal (kidney
stone), dan jaringan otot rusak (musculusweaknes). Kelebihan logam magnesium dalam darah akan mempengaruhi syaraf otot dan otot rasa sakit pada otot yang rusak. Selain itu juga keluarnya cairan asetil choline dan berkurangnya gerakan karena terdapat lapisan asetil cholin pada otot serta adanya depresi pada vasodilatasi myocardial yang berperan dalam terjadinya hipotensi (Krisna, 2011).
Zat kimia atau bahan yang terkandung dalam air misalnya adanya
2+ 2+
Ca , Mg dan CaCO
3 yang melebihi standart kualitas, tidak baik untuk
orang yang mempunyai fungsi ginjal yang kurang baik, karena akan menyebabkan batu ginjal (Shah, 2010). Kebiasaan minum merupakan salah satu faktor terjadinya batu pada saluran kemih yaitu pada orang yang mengkonsumsi air sadah cukup tinggi akan menjadi predisposisi proses awal pembentukan batu saluran kemih, maka sebaiknya air yang untuk dikonsumsi tidak boleh mengandung kadar kesadahan total yang melebihi 500 Mg/l CaCO 3 (Yunus, 2016).
2.2 Kreatinin
2.2.1 Definisi kreatinin
Kreatinin merupakan sisa metabolisme keratin fosfat yang terjadi di dalam otot. Kreatinin yang terbentuk akan dilepaskan ke dalam sirkulasi darah, kemudian dialirkan melalui sirkulasi darah menuju ke organ ginjal. Kreatinin difiltrasi oleh glomerulus didalam ginjal. Jika terdapat gangguan pada fungsi filtrasi ginjal dapat meningkatkan kadar kreatinin dalam darah, dan tingginya kreatinin merupakan indikator terjadinya gangguan fungsi ginjal. Tinggi atau rendahnya kadar kreatinin dalam darah juga merupakan gambaran berat ringannya gangguan fungsi ginjal (Derthi, 2015).
Kreatinin juga hasil akhir metabolisme otot yang dilepaskan dari diekskresikan oleh ginjal melalui kombinasi filtrasi dan sekresi, konsentrasi yang relatif konstan dalam plasma dari hari ke hari (Setyaningsih,2013). Kreatinin dengan pemakaian energi, sejumlah kecil diubah secara irreversible menjadi kreatinin, dan nantinya difiltrasi oleh glomerulus dan diekskresikan dalam urine (Intan, 2013).
2.2.2 Metabolisme kreatinin
Kreatinin terdapat di dalam otot, otak, dan dalam darah dengan bentuk terfosforilasi sebagai fosfokreatin. Kreatinin dalam jumlah sedikit sekali terdapat dalam urine normal (Victor, 2006). Kreatinin diangkut melalui aliran darah ke ginjal. Ginjal menyaring sebagian besar kreatinin dan membuangnya ke dalam urine. Kadar kreatinin akan berubah sebagai respon terhadap disfungsi ginjal. Kreatinin serum akan meningkat seiring dengan penurunan kemampuan penyaringan glomerulus. Kadar kreatinin serum ini mencerminkan kerusakan ginjal yang paling sensitif karena dihasilkan secara konstan oleh tubuh (Suryawan, 2016).
Kreatinin fosfat CH
3 CH
3 N NH ATP+ N NH
ADP + CH
2 C CH
2 C
COOH NH COOH NH
2 HO-P=O Kreatin
OH CH
3 Kreatinin N NH
fosfat CH
2 C
C NH Kreatinin O
Gambar 2.1 Struktur Kreatinin Reaksi ini berlanjut seiring dengan pemakaian energi sehingga dihasilkan CP. Dalam prosesnya sejumlah kecil keratin diubah secarairreversible menjadi keratin, yang dikelurkan dari sirkulasi oleh ginjal.
Kreatinin dengan jumlah yang dihasilkan seseorang sama dengan massa otot rangka. Nilai rujukan untuk kreatinin adalah 0,6 sampai 1,3 mg/dL untuk laki-laki dan 0,5 sampai 1,0 mg/dL untuk perempuan (Renald, 2004 h. 292).
Kreatinin darah meningkat apabila fungsi ginjal menurun, apabila penurunan fungsi ginjal yang berlangsung secara lambat terjadi bersamaan dengan penurunan massa otot, konsentrai kreatinin dalam serum mungkin stabil, tetapi angka ekskresi (atau bersihan) 24-jam akan lebih rendah dari pada normal. Pola ini dapat terjadi pada pasien yang mengalami penuaan, dengan demikian, indeks fungsi ginjal yang lebih baik adalah bersihan kreatinin, yang memperhitungkan kreatinin serum dan jumlah yang diekskresikan perhari (Renald, 2004 hal. 293).
2.2.3 Pemeriksaan kreatinin
a) Kreatinin serum Kreatin produksi katabolisme otot yang berasal dari pemecahan kreatin otot dan kreatinin fosfat. Jumlah produksi kreatinin sesuai dengan massa otot. Ginjal mengeluarkan kreatinin. Jika 50% atau lebih nefron rusak, maka kadar kreatinin meningkat kreatinin serum secara khusus berguna dalam mengevaluasi fungsi glomerulus. Kreatinin serum dinilai lebih sensitif dan merupakan indikator penyakit ginjal yang lebih spesifik dari pada BUN. Nilai rasio BUN/kreatinin adalah 10,1. Nilai rasio yang tinggi dari normal menunjukkan gangguan prerenal (Kee, 2008 h.167-168). Rumus
Kreatinin mg/dL = Error!
Reference source not found. x N
Faktor konversi = mg/dL × 88.40 = µmol/L
Mg/dL × 10 = mg/L
Keterangan : = jumlah absorbansi sampel
ΔA Sampel
= jumlah absorbansi standart
ΔA Standart N = konsentrasi standart
(Sumber: Diagnostic systems, 2014 )
b) Metode pemeriksaan kreatinin serum Dibawah ini merupakan metode pemeriksaan kreatinin serum :
1) Kinetik Menggunakan metode jaffe melalui satu kali pembacaan. Alat yang digunakan autoanalyzer.
2) Enzimatik Metode adanya substrat dalam sampel yang akan bereaksi dengan enzim membentuk senyawa enzim substrat.
Menggunakan alat photometer. 3) Jaffe reaction
Prinsip pemeriksaan menggunakan jaffe reaction adalah
kreatinin direaksikan dengan asam pikrat pada suasana basa yang akan membentuk senyawa berwarna merah-orange dan dilakukan pembacaan menggunakan spektofotometri dengan panjang gelombang 490-520 nm. Metode ini sangat umum dilakukan karena sederhana dan mudah untuk dilakukan
(Saparuddin, 2010). Dari ke tiga metode diatas, yang banyak dipakai adalah
“jaffe reaction”,
2.2.4 Kadar Kreatinin
Kadar kreatinin serum dalam darah mempunyai nilai normal yaitu 0,5-1,2 mg/dl untuk perempuan sedangkan untuk laki-laki 0,6-1,4 mg/l.
Dimana kreatinin dalam serum pada laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan karena laki-laki memiliki massa otot yang lebih besar (Verdiansyah, 2016).
2.2.5 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kreatinin
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kadar kreatinin dalam darah a) Gagal ginjal (Victor, 2006).
b) Perubahan massa otot.
c) Faktor makanan yaitu diet kaya dagingd
d) Mengkonsumsi obat-obatan seperti sefalosporin
e) Aktifitas fisik yang berlebihan f) Kenaikan sekresi tubulus dan destruksi kreatinin internal.
g) Usia dan jenis kelamin pada usia lebih tua akan lebih tinggi dari yang lebih muda dan pada laki-laki kadar kreatinin lebih tinggi dari pada perempuan (Sukandar, 1997) dalam jurnal Isnabella, 2017.
2.2.6 Penelitian yang relavan
a) Yunus, 2016 Dalam penelitiannya yang berjudul Gambaran Hasil
Pemeriksaan Kristal Urin Dari Orang Yang Meminum Air Minum Kemasan Isi Ulang (Air Galon) Dan Orang Yang Meminum Air Minum Dari Sumur Gali. Metode yang digunakan deskriptif. Berdasarkan hasil dari penelitian, hasil pemeriksaan sampel urin menunjukkan bahwa
Kristal urin dengan jenis kalsium oksalat lebih banyak ditemukan pada orang yang mengkonsumsi air minum kemasan isi ulang.
b) Bobihu, 2012 Dalam penelitiannya yang berjudul Uji Kadar
Kesadahan Sumber Air Minum Pada Kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih Di Desa Barakati Kecamatan Batuda Kabupaten Gorontalo.
Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil bahwa kadar kesadahan sumber air minum pada penderita penyakit lebih tinggi yaitu 1375,173 mg/l dari pada sumber air minum yang digunakan oleh yang bukan penderita yaitu 429,7415 mg/l, sehingga ada hubungan antara tingkat kesadahan dengan penyakit batu saluran kemih.
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Kerangka Konseptual
Air sumur di daerah Gunung kapur Air sadah
2+ 2+
Konsentrasi Ca dan Mg tinggi Hiperekskresi dan supersaturasi
(kristalisasi kalsium oksalat) Adanya gangguan fungsi ginjal
Batu saluran kemih Pemeriksaan urine Kimia darah
Makroskopis Mikroskopis Kreatinin serum Urea Kimia Asam urat
Gambar 3.1 Kerangka konseptual gambaran kadar kreatinin pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah Gunung kapurKeterangan : : Variabel diteliti : Variabel tidak diteliti
3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual
Dari kerangka konsep tersebut dapat dijelaskan bahwa air sumur disekitar gunung kapur mengandung zat kapur sehingga air menjadi sadah,
2+ 2+
dimana Kesadahan mengandung Ca dan Mg yang tinggi dengan kadar maksimum yang ditetapkan oleh Permenkes adalah sebesar 500 mg/L. Jika dengan konsentrasi di atas ambang batas dapat menimbulkan hiperekskresi dan supersaturasi (kristalisasi kalsium oksalat) atau penumpukan zat kapur pada kandung kemih dimana hal tersebut merupakan proses awal terjadinya batu saluran kemih. Batu didalam kandung kemih nantinya akan mengganggu fungsi ginjal seperti filtrasi glomerulus. Untuk mengetahui adanya gangguan fungsi ginjal dapat dilakukan pemeriksaan kreatinin serum, dimana kreatinin merupakan indikator penting dalam menentukan apakah seseorang dengan gangguan fungsi ginjal memerlukan tindakan lebih lanjut atau tidak.
BAB 4 MEODE PENELITIAN
4.1 Waktu Dan Tempat Penelitian
4.1.1 Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari perencanaan (penyusunan proposal) sampai dengan susunan laporan akhir sejak akhir bulan maret sampai juli 2018.
4.1.2 Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan. Pemeriksaan kadar kreatinin dilakukan di Instalasi Laboratorium Patologi Klinik RSUD Ngimbang.
4.2 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif yaitu penelitian hanya ingin menggambarkan kadar kreatinin pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah Gunung kapur.
4.3 Kerangka Kerja (Frame Work)
Kerangka kerja adalah pentahapan atau langkah-langkah dalam aktivitas alamiah yang dilakukan dalam melakukan penelitian/sejak awal sampai akhir penelitian (Nursalam, 2003). Kerangka kerja penelitian tentang gambaran kadar kreatinin pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah Gunung kapur.
Penentuan masalah Penyusunan proposal Populasi
Warga Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan yang berjumlah 25 orang
Sampling Purposive sampling
Sampel
Masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah Gunung kapur di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring
Kabupaten Lamongan yang sesuai kriteria berjumlah 20 orang
Desain penelitian
Deskriptif