EVALUASI PENGELOLAAN OBAT BPJS PADA TAHAP PENYIMPANAN DI GUDANG INSTALASI FARMASI RSUD RATU ZALECHA

EVALUASI PENGELOLAAN OBAT BPJS PADA TAHAP PENYIMPANAN DI GUDANG INSTALASI FARMASI RSUD RATU ZALECHA

  Siti Maulid Agustina, Depy Oktapian Akbar, Nurul Mardiati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru

  Jl. Kelapa Sawit 8 Bumi Berrkat Telp. (0511)4783717 Kel.Sei Besar Kec.Banjarbaru Selatan Kode Pos 70714 daraagustine05@Gmail.Com

  ABSTRAK

  Obat berperan penting dalam pelayanan kesehatan bertambahnya pasien BPJS setiap tahun menyebabkan rumah sakit harus dapat mengatur efesiensi pengeluaran keuangan untuk pasien BPJS terutama pada tahap pengelolaan obat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui persentase ketidaksesuaian pengelolaan obat BPJS pada tahap penyimpanan berdasarkan tiga indikator menurut Satibi (2015) yaitu persentase kesesuaian antara barang dengan kartu stok, persentase stok mati dan persentase obat kadaluarsa atau rusak. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan rancangan penelitian observasional. Populasi penelitian yaitu semua jenis sediaan obat-obatan BPJS di gudang IFRSUD Ratu Zalecha. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan semua kartu stok obat BPJS dan pengumpulan data diperoleh dari data primer maupun data sekunder. Total keseluruhan obat BPJS yaitu 247 item obat BPJS. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kesesuaian antara data jumlah obat di kartu stok terhadap jumlah obat yang sebenarnya di gudang

  IFRSUD Ratu Zalecha adalah 100 % maka penyimpanan obat pada indikator ini dapat dikatakan baik. Hasil dari persentase yang didapat dari penelitian pada indikator stok mati yaitu 1,7% pada indikator ini dapat dikatakan belum efektif dan efisien dikarenakan masih terdapat adanya stok mati obat. Hasil nilai persentase obat kadaluarsa atau rusak yaitu 0% artinya tidak ada satupun obat yang mengalami masa kadaluarsa.

  Kata kunci : Pengelolaan Obat, Penyimpanan Obat, Instalasi Farmasi

  Rumah Sakit

  PENDAHULUAN

  Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat (Depkes RI, 2004).Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kesehatan merupakan badan hukum publik yang bertanggung jawab kepada Presiden dan berfungsi menyelenggarakan program jaminan kesehatan yang mana diatur dalam UU No.24 Tahun 2011 pasal 60 ayat (1).

  Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan diharapkan dapat memberikan pelayanan yang cepat, lengkap dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dengan memenuhi prinsip kemanusiaan dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui pemberian pelayanan kesehatan yang bermutu (Septi, 2008).Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2014 Instalasi Farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di rumah sakit.

  Obat berperan sangat penting dalam pelayanan kesehatan. Penanganan dan pencegahan berbagai penyakit tidak dapat dilepaskan dari tindakan terapi dengan obat atau farmakoterapi (BPOM, 2008).

  Hasil evaluasi kinerja dari

  inventory perbekalan farmasi dalam jurnal penelitian Baby sheina, M.R.

  Umam, Solikhah tahun 2010 untuk sediaan tablet di Gudang Instalasi Farmasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit I triwulan I tahun 2009, didapatkan persentase ketidaksesuaian jumlah obat yang ada digudang dengan kartu stok dan komputer sebesar 15,38%, persentase obat ED (expired date) pada triwulan I tahun 2009 sebesar 0,03%, hampir mendekati nilai 0 % sehingga dapat diartikan masih ditemukannya obat ED (expired date) pada triwulan I tahun 2009. Hal ini menunjukkan bahwa presisi data stok, persentase obat ED (expired date), nilai TOR (turn over ratio), dan nilai stok akhir tahun belum memenuhi target rumah sakit. Persentase stok mati sebesar 2,18% menunjukkan bahwa persentase stok mati telah mencapai target yang diharapkan namun akan lebih baik jika diminimalkan jumlahnya.

  Hasil observasi yang dilakukan pada bulan maret 2017 di RSUD Ratu Zalecha dengan pengamatan serta wawancara langsung kepada pihak yang bertugas di gudang penyimpanan obat bahwa penyimpanan obat digudang berdasarkan alfabetis, farmakologi, dan suhu serta melihat catatan dokumen obat yang kadaluarsa pada tahun 2016 terdapat banyak sekali item obat yang kadaluarsa atau rusak serta didapat informasi dari petugas yang berwenang bahwa terdapat pula beberapa item obat yang mengalami dstok mati atau tidak mengalami perputaran selama 3 bulan. Berdasarkan latar belakang diatas terdapat adanya ketidaksesuaian dalam penyimpanan obat. Hal ini menunjukkan bahwa sistem penyimpanan obat IFRSUD Ratu Zalecha masih terdapat masalah dan perlu adanya evaluasi. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti ingin mengetahui bagaimana manajemen penyimpanan obat di gudang RSUD Ratu Zalecha.

METODE PENELITIAN

  Jenis dan rancangan penelitian menggunakan metode deskriptif dengan rancangan penelitian observasional. Populasi penelitian menggunakan semua obat bpjs di gudang IFRSUD Ratu Zalecha. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan semua kartu stok obat BPJS yang diperlukan untuk pengambilan data serta 3 data indikator yang disajikan dalam bentuk tabel.

  Pengumpulan data diperoleh dari data primer maupun data sekunder, dimana data primer dengan melakukan pengamatan langsung terhadap pengelolaan penyimpanan obat di gudang IFRSUD Ratu Zalecha sedangkan data sekunder didapat dari kartu stok obat yang diperlukan seperti data obat yang kadaluarsa atau rusak, data obat yang mengalami stok mati atau tidak mengalami transaksi selama 3 bulan.

  Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menghitung total keseluruhan hasil penyimpanan obat yang tidak sesuai dari 3 indikator yang telah ditetapkan tersebut kemudian akan dibandingkan dengan nilai persentase 3 indikator penyimpanan obat menurut Pudjaningsih (1996) untuk mendapatkan hasil persentase nilai akhir obat.

  HASIL

  Hasil dari penelitian ini didapatkan total keseluruhan obat BPJS yaitu 247 item obat BPJS yang ada di IFRSUD Ratu Zalecha dan hasil dari data tersebut dirangkum pada tabel sebagai berikut.

  Tabel 1. Hasil Data Penelitian Yang Dilakukan Di IFRSUD Ratu Zalecha No. Indikator Hasil Penelitian Hasil nilai persentase

  1. Persentase kesesuaian antara barang dengan kartu stok

  Persentase kesesuaian antara barang dengan kartu stok yaitu dikatakan efisien dikarenakan tidak ada satupun obat yang tidak sesuai dari data yang ada dikartu stok dengan keadaan stok yang sebenarnya digudang IFRSUD Ratu Zalecha.

  Hasil dari persentase yang didapat dari penelitian yang telah dilakukan pada indikator ini yaitu 100%

  2. Persentase stok mati Hasil dari data indikator stok mati Hasil dari yang tidak berputar selama 3 bulan di didapat dari

  IFRSUD Ratu Zalecha yaitu obat penelitian yang primakuin tablet 15mg, amikasin telah dilakukan injeksi 250mg/ml, herbesser injeksi pada indikator ini 50mg dan leucogen injeksi yaitu 1,7% 300mcg/ml.

  3. Kadaluarsa atau Hasil dari data persentase obat yang Hasil dari rusak kadaluarsa ataupun rusak yaitu tidak persentase yang ditemukan obat yang mengalami didapat dari kadaluasra ataupun rusak yang ada di penelitian yang gudang IFRSUD Ratu Zalecha. telah dilakukan pada indikator ini yaitu 0%.

  PEMBAHASAN Pengecekkan stok obat kecil

  Berdasarkan hasil wawancara digudang IFRSUD Ratu Zalecha dengan apoteker atau penanggung dilakukan setiap 1 bulan sekali dan jawab yang bertugas digudang obat pengecekkan stok opname besar IFRSUD Ratu Zalecha penyimpanan dilakukan 6 bulan sekali. digudang tersebut bahwa item 1.

   Persentase kecocokan antara

  keseluruhan obat BPJS yang ada barang dengan kartu stok digudang sebanyak 247 item obat. Hasil penelitian sampel Sistem penyimpanan digudang obat pada tiap item obat dilengkapi

  IFRSUD Ratu Zalecha berdasarkan kartu stok yang berisi nama obat,

  first in first out (FIFO) dan first tanggal, jumlah barang masuk, expired first out (FEFO), jumlah barang keluar, sisa stok

  farmakologi obat, bentuk sediaan, obat, keterangan serta tanggal sifat obat yang harus diperhatikan kadaluarsa. Data diambil secara seperti suhu obat, high alert, retrospektif di gudang obat prekursor, psikotropik dan narkotik

  IFRSUD Ratu Zalecha. yang dicatat pada kartu stok.

  Tabel 2. Cara dan hasil perhitungan persentase kesesuaian antara barang dengan kartu stok Indikator Cara perhitungan dan hasil Persentase nilai obat Persentase kesesuaian Z=(247/247) x 100% = 100% antara barang dengan 100% kartu stok

  Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kesesuaian antara data jumlah obat di kartu stok terhadap jumlah obat yang sebenarnya di gudang

  IFRSUD Ratu Zalecha adalah 100 %. Hal ini sesuai dengan nilai persentase menurut Pudjaningsih (1996) yang memberikan persentase nilai 100%, maka penyimpanan obat pada indikator ini dapat dikatakan baik.

2. Persentase obat stok mati

  Tabel 3. Cara perhitungan persentase stok mati Indikator Cara perhitungan dan hasil Persentase nilai obat Persentase stok mati

  Z=(4/247) x 100% = 1,7% 0%

  Hasil dari persentase yang didapat dari penelitian pada indikator stok mati ini yaitu 1,7% maka dari itu pada indikator stok mati obat ini dapat dikatakan belum efisien karena nilai persentasenya tidak sesuai dengan nilai persentase menurut Pudjaningsih (1996) yang menyatakan nilai dengan persentase 0%.

  Dari hasil yang didapat ada 4 item obat BPJS yang tidak mengalami pergerakan selama 3 bulan atau stok mati yaitu obat amikasin injeksi 250mg/ml yang mana terakhir obat keluar pada tanggal 29-7- 2016, primakuin tablet 15 mg yang mana terakhir obat keluar pada tanggal 8-9-2015, leucogen injeksi 300 mcg/ml yang mana terakhir keluar pada tanggal 30-3-2017 dan herbesser inj 50 mg terakhir keluar stok obat pada tanggal 2-3-17 sedangkan penelitian dilakukan pada bulan juli 2017.

3. Persentase obat kadaluarsa atau rusak

  Tabel 4. Cara perhitungan persentase obat kadaluarsa atau rusak Indikator Cara perhitungan dan hasil Persentase nilai obat Persentase obat kadaluarsa /rusak

  Z= (0/251) x 100% = 0% 0-1% Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan persentase obat yang mengalami kadaluarsa atau rusak yaitu 0% artinya tidak ada satupun obat yang mengalami masa kadaluarsa expire date ataupun obat yang rusak di

  IFRSUD Ratu Zalecha, ini sesuai dengan pernyataan Pudjaningsih (1996) dimana memberikan persentase senilai 0-1%dan dapat disimpulkan bahwa pada indikator ini dikatakan baik karna tidak terdapat obat kadaluarsa ataupun rusak.

  2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan tambahan indikator penyimpanan obat lainnya serta obat yang lebih variatif contohnya dapat menambahkan indikator seperti Turn over ratio, sistem penyimpanan obat FIFO dan FEFO dan persentase nilai stok akhir.

DAFTAR PUSTAKA

  IFRSUD Ratu Zalecha belum efektif dan efisien dikarenakan masih terdapat adanya beberapa obat yang mengalami stok mati.

  2003. Baby, Sheina. Jurnal : Penyimpanan

  Penerbit Dirjen Bina

  Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit .

  Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta. 2008. Departemen Kesehatan RI. Pedoman

  Nasional Indonesia , Badan

  Januari 2010 BPOM. Informatorium Obat

  Obat di Gudang Instalasi Farmasi RSU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1, Vol.4, No.1

  Anief. Ilmu Meracik Obat, Teori Dan Praktek. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

  SARAN

  KESIMPULAN

  Administrasi Rumah Sakit , Kefarmasian dan Alat Kesehatan Jakarta. 2008. Septi, Muharromah. Skripsi:

  Aditama, T.Y. Manajemen

  Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kesesuaian antara data jumlah obat di kartu stok terhadap jumlah obat yang sebenarnya di gudang IFRSUD Ratu Zalecha adalah 100 %, persentase stok stok mati 1,7% dan persentase kadaluarsa atau rusak yaitu 0%. Dari hasil data persentase yang didapat maka dapat dikatakan bahwa penyimpanan obat di gudang

  Bagi Apoteker/Asisten Apoteker diharapkan untuk mengembalikan sesegera mungkin kartu stok yang telah dilakukan pengecekan untuk di tempatkan di ditempat barang atau obat tersebut.

  Adapun saran-saran yang dapat diberikan berkaitan dengan penelitian ini adalah : 1.

  Edisi Kedua, Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI- Press)

  Manajemen Penyimpanan Obat di Puskesmas Jagakarsa Tahun 2008 . FKM UI. 2008.

  Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Mataram. 2016. Republik Indonesia.Undang-Undang

  Warman, J. Manajemen Pergudangan, Terj.

  RI Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS). Jakarta. 2011.

  Republik Indonesia. Undang-undang

  Sakit . Gadjah Mada University Press. 2015.

  2009. Satibi. Manajemen Obat di Rumah

  RI Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit . Jakarta.

  Soedjono Selong Lombok Timur. Fakultas Ilmu

  Pudjanigsih, Dwi. Pengembangan

  Penyimpanan Obat diGudang Obat Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah dr. R.

  Hariati. Evaluasi Manajemen

  Peraturan Menteri Kesehatan RI. 2014. Qiyaam, Nurul. Furqoni, Nur.

  Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit Nomor 58 tahun 2014.

  Peraturan Menteri Kesehatan RI.

  Jogjakarta: Fakultas Kedokteran, Program Pendidikan Pascasarjana, Mangister Manajemen Rumah Sakit, Gadjah Mada. 1996.

  Indikator Efisiensi Pengelolaan Obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit [Tesis].

  Begdjomujo. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta. 2004.