BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Pengaruh keselamatan kerja dan beban kerja terhadap kinerja pegawai lapangan PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung - Repository Universitas Bangka Belitung

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu hal yang penting bagi oganisasi atau perusahaan, karena sumber daya manusia ialah orang, individu- individu atau kelompok yang membantu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan atau memproduksi barang atau jasa. Walaupun istilah-istilah atau konsep manajemen sumber daya manusia sering berbeda penyebutannya di kalangan organisasi atau perusahaan, tetapi pada hakikatnya tujuan akhirnya adalah sama, yaitu untuk meningkatkan produktivitas,efesiensi, efektivitas sumber daya manusia, untuk meningkatkan loyalitas sumber daya manusia baik secara internal maupun eksternal dari organisasi dan meningkatkan kepuasan pegawai atau sumber daya manusia dan konsumen dari organisasi (Chr. Jimmy L.Gaol, 2014:2).

  Sumber daya manusia juga berperan dalam menghasilkan suatu kinerja. Mangkunegara (2010:9) dalam penelitian Indria Al Kautsar, dkk (2013) mengemukakan bahwa, kinerja sumber daya manusia merupakan istilah yang berasal dari kata Job Performance dan Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang). Oleh karena itu, seorang karyawan selalu dituntut untuk bekerja secara maksimal demi kemajuan perusahaan. Dimana perusahaan tidak bisa lepas dari peranan kinerja karyawan karena kinerja karyawan berbanding lurus dengan output perusahaan. Salah satunya ialah peningkatan penyelesaian tanggung jawab yang diberikan perusahaan pada karyawannya. Apabila dikerjakan dengan sungguh-sungguh oleh karyawan maka output yang dihasilkan akan menghasilkan dampak yang positif, namun sebaliknya jika dikerjakan dengan suasana yang tidak kondusif maka output yang dihasilkan akan menghasilkan dampak negatif terhadap perusahaan.

  Kinerja telah menjadi pusat perhatian dari berbagai kalangan baik perusahaan maupun organisasi secara umum. Kinerja merupakan hasil kerja yang telah dicapai karyawan dalam suatu perusahaan atau organisasi dalam melaksanakan tugas dengan tanggung jawab masing-masing untuk mencapai tujuan. Kinerja juga dapat diartikan sebagai hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan pekerjaan yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan dan waktu (Hasibuan, 2009:34) dalam penelitian Mersya Anjani, dkk (2014). Kinerja juga ialah suatu gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi melalui perencanaan strategis suatu organisasi.

  Menurut Rivai (2008:14) dalam penelitian Mersya Anjani, dkk (2014) bahwa kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu didalam melaksanakan pekerjaan dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Kinerja dapat diketahui dan diukur apabila individu atau sekelompok karyawan telah mempunyai kriteria atau standar keberhasilan tolak ukur yang ditetapkan oleh organisasi. Oleh karena itu, jika tanpa tujuan dan target yang ditentukan dalam pengukuran, maka kinerja pada seseorang atau kinerja organisasi tidak mungkin dapat diketahui bila tidak ada tolak ukur keberhasilannya.

  Kinerja pegawai dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti keselamatan kerja, beban kerja dan faktor lain-lainnya. Dimana saat pegawai memiliki rasa aman dan nyaman dalam bekerja maka pegawai merasa mendapatkan perlindungan yang baik dari perusahaan, pegawai tersebut juga akan bekerja dengan perasaan yang tenang tanpa adanya perasaan tertekan dengan kondisi disekitarnya dan tidak ada halangan untuk mencapai kinerja yang maksimal. Hal ini merupakan kondisi yang saling menguntungkan bagi perusahaan maupun pegawainya.

  Masalah keselamatan kerja merupakan salah satu komponen yang terpenting di dalam suatu perusahaan, dimana faktor keamanan dan perlindungan dalam bekerja menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai. Menurut Notoatmodjo (2009:153) dalam penelitian Veronica Mugista, dkk (2014) keselamatan kerja bertujuan agar para karyawan di sebuah institusi bebas dari segala kecelakaan akibat kerja, gangguan-gangguan lain sehingga menurunkan bahkan menghilangkan produktivitas kerja. Oleh karena itu, karyawan perlu mendapat perhatian lebih dari perusahaan. Perhatian lebih yang diberikan perusahaan salah satunya adalah dengan melaksanakan program keselamatan kerja. Program keselamatan kerja adalah suatu sistem program yang dibuat oleh perusahaan untuk pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan penyebab terjadinya kecelakaan kerja dalam lingkungan kerja guna mengantisipasi apabila terjadinya hal-hal yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja dan membantu untuk memelihara kondisi fisik pedawainya.

  Menurut Mangkunegara (2009:161) dalam penelitian Mersya Anjani (2014) resiko keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, luka memar, keseleo, patah tulang, gangguan pengelihatan dan pendengaran. Dan untuk meningkatkan keselamatan kerja pegawai, pemberian sarana dan fasilitas pendukung juga sangat diperlukan agar pegawai dapat terhindar dari bahaya yang ditimbulkan dalam kegiatan operasional perusahaan tersebut.

  Kesadaran mengenai keselamatan kerja sangat diperlukan, resiko kecelakaan kerja dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Maka pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 mengenai tentang keselamatan kerja. Undang- Undang ini mengatur dengan jelas tentang keselamatan kerja yang memiliki ruang lingkup yang berhubungan dengan mesin, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja dan cara mencegah terjadinya kecelakaan kerja sehingga dapat meningkatkan efesiensi dan produktivitas. Tentu tidak ada pekerja yang menginginkan terjadinya kecelakaan kerja. Maka para pekerja juga wajib memakai alat pelindung diri (APD) dengan tepat dan benar serta mematuhi persyaratan keselamatan kerja.

  Selain keselamatan kerja hal lain yang harus diperhatikan untuk meningkatkan kinerja adalah beban kerja karena beban kerja yang berlebihan akan menyebabkan kinerja menurun. Beban kerja menurut Meshkati dalam Hariyati (2011) dapat didefenisikan sebagai suatu perbedaan antara kapasitas atau kemampuan pekerja dengan tuntutan pekerjaan yang harus dihadapi.

  PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang jasa penyediaan listrik baik untuk industri maupun rumah tangga, berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan. PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung berada di wilayah Desa Air Anyir, Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka. PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung memiliki tujuan untuk menjadi perusahaan pembangkit listrik kelas dunia. Adapun data yang di peroleh dari PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung mengenai jumlah karyawan bagian lapangan. Berikut tabel data pegwai bagian lapangan pada PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung:

  

Tabel I.1 Data Pegawai Bagian Lapangan pada PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan

Bangka Belitung No Bagian teknisi lapangan Laki-laki Perempuan

  9

  • 1 Enginner

  23

  • 2 Operasi sistem penyaluran

  19

  • 3 Operasi pemeliharaan

  51 - Total Sumber : PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung

  Berdasarkan dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat 3 bagian lapangan pada PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung. Bagian enginner dengan jumlah pegawai sebanyak 9 orang, bagian operasi sistem dan penyaluran 23 orang, sedangkan bagian operasi pemeliharaan 19 orang. Jadi keseluruhan jumlah pegawai lapangan PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung ialah 51 orang yang didominasi oleh laki-laki.

  Berdasarkan survei yang peneliti lakukan pada PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung diduga terdapat masalah dalam kinerja pegawai yaitu dengan tidak tercapainya target kinerja. Berikut data target dan realisasi kinerja tahun 2014-2016 pada PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung:

  

Tabel I.2 Target dan Realisasi Kapasitas Daya Listrik Pada PT.PLN (Persero) Sektor

Pembangkitan Bangka Belitung No Tahun Satuan Target Realisasi 1 2014 MW (Mega Watt) 2 x 30 1 x 10 2 2015 MW (Mega Watt) 2 x 30 1 x 15 3 2016 MW (Mega Watt) 2 x 30 1 x 35

  Sumber : PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung, Data diolah peneliti, 2017

  Berdasarkan dari tabel I.2 dapat dilihat bahwa PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung tidak mampu mensuplay energi listrik yang telah ditetapkan dimana target dengan realisasi tidak sesuai. Seperti salah satunya pada tahun 2016 target yang ditentukan 2 x 30 MW (Mega Watt) kenyataannya yang terealisasi hanya 1 x 35 Mw (Mega Watt) yang berarti terdapat selisih 1 x 25 MW dimana realisasi yang dihasilkan lebih kecil dari target yang ditentukan.

  Berdasarkan uraian diatas secara umum target capaian kerja terlaksana, namun masih ada indikator kinerja yang tidak mencapai target, hal ini menunjukkan bahwa kinerja PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung mengalami permasalahan.

  Selain dengan data objek penelitian, Peneliti juga melakukan survei awal terbatas kepada 15 responden mengenai kinerja yang ada di PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung. Berikut hasil yang disajikan pada tabel:

  

Tabel I.3 Hasil Pra Survei Penelitian Kinerja Terhadap 15 Responden pada PT.PLN

(Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung No Pernyataan Jawaban Persentase (%)

  1

  2 Saya mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

  Saya selalu menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugas pokok dan kewajiban dengan tepat waktu.

  Ya :3

Ragu-ragu

:5 Tidak :7 Ya :2

Ragu-ragu

:6 Tidak :7

  Ya :20% Ragu-ragu :33,33% Tidak :46,66% Ya :13,33% Ragu-ragu :40% Tidak :46,66%

  Sumber: Diolah peneliti, 2017

  Berdasarkan jawaban responden pada hasil survei awal pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap 15 responden didominasi jawaban tidak. Dari pertanyaan pertama 3 orang menjawab ya, 5 orang menjawab ragu-ragu dan 7 orang menjawab tidak. Sedangkan untuk pertanyaan kedua, 2 orang menjawab ya, 6 orang menjawab ragu-ragu dan 7 orang menjawab tidak. Dari hasil pra survei tersebut dapat dilihat bahwa pegawai belum mampu sepenuhnya menyelesaikan pekerjaan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dengan tenggat waktu tertentu dan keadaan kinerja yang ada di PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung masih buruk, sehingga perlu adanya perbaikan agar kinerja membaik dan meningkat.

  Hal ini diduga adanya unsur yang mempengaruhi kinerja yaitu keselamatan kerja serta beban kerja. Dimana Keselamatan kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai, oleh karena itu pihak perusahaan harus lebih memperhatikaan keadaan pegawai dalam melaksanakan tugasnya terutama yang berkaitan dengan keselamatan kerja pegawai, karena tidak dipungkiri bahwa semakin canggih dan modernnya mesin-mesin yang digunakan dalam bekerja, salah satunya yaitu terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja.

  Kecelakaan kerja yang terjadi pada bagian pegwai lapangan tidak sepenuhnya disebabkan oleh PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung. Dimana kenyataannya PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung sudah menerapkan sistem prosedur keselamatan kerja dan sudah menerangkan budaya keselamatan kerja dalam menjalankan pekerjaannya. Akan tetapi pegawainya masih sering mengabaikan prosedur yang telah ditetapkan oleh PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung, sehingga masih banyak pegawai yang mengalami kecelakaan kerja dalam melakukan pekerjaan. Kelalaian pegawai yang sering dilakukan antara lain tidak memakai APD (alat pelindung diri) yang berupa safety

  

helmet, sarung tangan, masker atau pelindung wajah, sepatu boot, kacamata

  pengaman dan lain-lain. Berikut data jumlah pegawai bagian lapangan yang pernah mengalami kecelakaan kerja tahun 2014-2016 pada PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung:

  

Tabel I.4 Data Jumlah Pegawai Bagian Lapangan yang Mengalami Kecelakaan Kerja

Tahun 2014–2016 Pada PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung Tahun Jenis kecelakaan kerja Tindakan medis Kecelakaan Kecelakaan Kecelakaan ringan sedang berat

  • 2014 2015 2 orang 1 orang RSBT - 2016 1 orang

  RSBT - - Sumber: Data diolah peneliti, 2017

  Berdasarkan tabel di atas kecelakaan kerja di PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung terjadi pada dua tahun belakangan yaitu tahun 2015 dan 2016. Pada tahun 2015 terjadi tiga kasus kecelakaan kerja dimana dua orang mengalami kecelakaan ringan pada pegawai bagian teknisi perencanaan dan pengendalian, dan teknisi pemeliharaan prediktif. Dan satu orang mengalami kecelakaan sedang pada pegawai bagian pemeliharaan gardu induk. Pada tahun 2016 terjadi penurunan jumlah pegawai yang mengalami kecelakaan kerja ringan yang dialami oleh satu orang bagian operasi sistem dan penyaluran.

  Kecelakaan kerja yang terjadi pada PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung secara tidak langsung menyebabkan hilangnya jam kerja pegawai dimana mengakibatkan kurangnya tenaga kerja yang menyebabkan pegawai tersebut terganggu dalam menyelesaikan pekerjaan yang ditargetkan sehingga berdampak pada kinerja pegawai lapangan PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung.

  Peneliti juga melakukan survei awal terbatas kepada 15 responden mengenai keselamatan kerja yang ada di PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung. Berikut hasil yang disajikan pada tabel:

  

Tabel I.5 Hasil Pra Survei Penelitian Keselamatan Kerja Terhadap 15 Orang Responden

pada PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung No Pertanyaan Jawaban Persentase (%)

  1

  Ketentuan atau peraturan kerja yang telah diterapkan sudah membuat saya merasa aman.

  Ya :3

Ragu-ragu

:6 Tidak :6 Ya :3

Ragu-ragu

:5 Tidak :7

  Ya :20% Ragu-ragu :40% Tidak :40% Ya :20% Ragu-ragu :33,33% Tidak :46,66%

2 Kondisi tempat kerja sudah membuat saya merasa aman.

  Sumber: Diolah peneliti, 2017

  Berdasarkan jawaban responden pada hasil survei awal pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap 15 responden didominasi jawaban tidak. Dari pertanyaan pertama 3 orang menjawab ya, 6 orang menjawab ragu-ragu dan 6 orang menjawab tidak. Sedangkan untuk pertanyaan kedua, 3 orang menjawab ya, 5 orang menjawab ragu-ragu dan 7 orang menjawab tidak. Dari hasil pra survei tersebut dapat dilihat bahwa kondisi tempat kerja dan peraturan kerja masih menjadi masalah keamanan bagi para pegawai.

  Berdasarkan informasi yang peneliti peroleh melalui wawancara dengan HRD

  

(Human Resources Devlopment) mengenai beban kerja pegawai lapangan PT.PLN masuk kerja tidak sesuai dengan hari kerja yang mestinya masuk kerja pada hari senin sampai dengan hari jum’at, namun masih ada pegawai yang masuk kerja pada hari libur seperti hari sabtu, minggu dan libur dan hari besar seperti hari raya keagamaan. Ini dikarenakan ada kerusakan atau panggilan dari atasan untuk memperbaiki kerusakan. Hal ini tentu menambah beban kerja pegawai, dimana pegawai mengalami kurang istirahat, kurang tidur dan merasa terbebani karena pada hari libur pun masih bekerja. Sesuai dengan standar waktu yang telah di tentukan oleh Undang-Undang No.13 tahun 2003 pasal 77 tentang ketenagakerjaan yaitu mewajibkan setiap pengusaha untuk melakukan ketentuan jam kerja pegawai sebanyak 8 jam sehari dan 40 jam/minggu dengan 5 hari kerja. Namun untuk mengantisipasi tingginya beban kerja pihak perusahaan telah memberikan kompensasi dalam bentuk financial maupun non financial, kompensai financial berupa uang tambahan, jaminan kesehatan kerja, sedangkan untuk kompensasi non

  financial berupa jaminan keselamatan kerja.

  Berbeda halnya dengan shift kerja, dimana shift kerja adalah pembagian waktu kerja berdasarkan waktu tertentu yang dilakukan pegawai secara bergantian.

  Berikut data shift kerja pegawai lapangan PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung:

  Tabel I.7 Data Shift Kerja Pegawai Lapangan Pada PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung Unit kerja Jam kerja per Shift Jumlah pegawai (hari senin – hari jum’at)

  Pagi Sore Malam (08.00-15.59) (16.00-23.59) (00.00-07.59) Enginner

  3

  3

  3

  9 Operasi sis. penyaluran

  7

  8

  8

  23 Operasi pemeliharaan

  6

  6

  7

  19 Sumber: Data diolah peneliti, 2017

  Berdasarkan tabel I.7 data shift kerja pegawai lapangan pada PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung diketahui bahwa sihft kerja pada unit kerja bagian enginner di shift kerja pagi (08.00-15.59) sebanyak 3 orang, di shift kerja sore (16.00-23.59) sebanyak 3 orang dan pada shift kerja malam (00.00-07.59) sebanyak 3 orang. Pada unit kerja bagian operasi sis. penyaluran di shift kerja pagi (08.00-15.59) sebanyak 7 orang, di shift kerja sore (16.00-23.59) sebanyak 8 orang dan shift kerja malam (00.00-07.59) sebanyak 8 orang. Sedangkan pada unit kerja bagian operasi pemeliharaan di shift kerja pagi (08.00-15.59) sebanyak 6 orang, pada shift kerja sore (16.00-23.59) sebanyak 6 orang dan shift kerja malam (00.00-07.59) sebanyak 7 orang.

  Selain itu juga, hasil pra penelitian menunjukan bahwa kinerja di duga menurun karena beban kerja pegawai. Peneliti juga melakukan survei awal terbatas terhadap 15 responden mengenai beban kerja di PT.PLN (Persero) Sektor terhadap 15 responden pada PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung:

  

Tabel I.8 Hasil Pra Survei Penelitian Beban Kerja Terhadap 15 Responden pada

PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung No Pertanyaan Jawaban Persentase (%)

  1

  2 Saya merasa dapat mengerjakan pekerjaan sesuai dengan tingkat kesulitan yang diberikan perusahaan.

  Saya merasa waktu istirahat yang diberikan perusahaan sudah baik.

  Ya :3 Ragu-ragu :5

Tidak

:7 Ya :2 Ragu-ragu :5

Tidak

:8

  Ya :20% Ragu-ragu :33,33% Tidak :46,66% Ya :13,33% Ragu-ragu :33,33% Tidak :53,33%

  Sumber: Diolah peneliti, 2017

  Berdasarkan jawaban responden pada hasil survei awal pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap 15 orang pegawai didominasi jawaban tidak. Dari pertanyaan pertama 3 orang menjawab ya, 5 orang menjawab ragu-ragu dan 7 orang menjawab tidak. Sedangkan untuk pertanyaan kedua, 2 orang menjawab ya, 5 orang menjawab ragu-ragu dan 8 orang menjawab tidak. Dari hasil pra survei tersebut dapat dilihat bahwa beban pekerjaan yang diberikan oleh perusahaan tidak sesuai dengan kemampuan dan mengganggu jam istirahat pegawai.

  Berdasarkan informasi yang peneliti peroleh melalui wawancara dengan HRD

  

(Human Resources Devlopment) PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka

  Belitung, dilihat dari faktor permasalahan baik dari keselamatan kerja dan beban mempengaruhi dan memberi dampak buruk terhadap kinerja. Sehingga perlu adanya penanganan yang insentif untuk lebih meningkatkan keselamatan kerja pegawai demi tercapainya keamanan baik dari kondisi tempat kerja itu sendiri. Pemimpin juga harus lebih memperhatikan permasalahan beban kerja pegawai yang masih terjadinya lembur akibat beban kerja yang lumayan tinggi, agar pegawai dapat memenuhi target yang diharapkan dalam mencapai sasaran dan tujuan perusahaan.

  Berdasarkan uraian masalah di atas, diduga terdapat masalah dalam kinerja maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih jauh dengan judul

  

“Pengaruh Keselamatan Kerja dan Beban Kerja terhadap Kinerja Pegawai

Lapangan PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung”.

1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

  1. Bagaimana gambaran keselamatan kerja, beban kerja dan kinerja pegawai lapangan PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung?

  2. Apakah keselamatan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai lapangan PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung?

  3. Apakah beban kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai lapangan PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung?

  4. Apakah keselamatan kerja dan beban kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai lapangan PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung?

  1.3 Batasan Masalah

  Batasan masalah ini bertujuan untuk memberikan ruang lingkup agar masalah tidak terlalu luas, sehingga pembahasan terarah dan terfokus guna memperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang akan diteliti, selain keterbatasan waktu dan biaya, peneliti membatasi penyajian yang akan diteliti hanya pada variabel keselamatan kerja, beban kerja serta kinerja. Objek penelitian ini adalah PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung. Yang dilakukan pada tanggal 29 November 2016 sampai dengan selesai.

  1.4 Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

  1. Untuk menggambarkan tentang keselamatan kerja, beban kerja dan kinerja pegawai lapangan PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung.

  2. Untuk mengidentifikasi dan mengkaji pengaruh keselamatan kerja terhadap kinerja pegawai lapangan PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung.

  3. Untuk mengidentifikasi dan mengkaji pengaruh beban kerja terhadap kinerja pegawai lapangan PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung.

  4. Untuk mengidentifikasi dan mengkaji pengaruh keselamatan kerja dan beban kerja terhadap kinerja pegawai lapangan PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung.

1.5 Manfaat penelitian

  Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut:

  1. Bagi perusahaan Sebagai bahan masukkan dan pertimbangan bagi perusahaan mengenai sejauh mana pengaruh keselamatan kerja dan beban kerja terhadap kinerja pegawai lapangan PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan.

  2. Bagi peneliti selanjutnya Dapat dijadikan referensi dalam melakukan kajian atau penelitian dengan pokok permasalahan yang sama.

  3. Bagi peneliti Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai kenyataan di dunia usaha dibandingkan dengan teori yang didapat di bangku kuliah khususnya tentang keselamatan kerja dan beban kerja terhadap kinerja pegawai lapangan PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan.

1.6 Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang uraian latar belakang masalah, perumusan masalah,

  batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

  BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan tentang landasan teori yang mendasari penelitian- penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan pengembangan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang pendekatan penelitian, populasi dan sampel penelitian,

  jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, variabel penelitian dan definisi operasional variabel, dan metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis.

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai deskripsi

  objek penelitian yang terdiri dari deskripsi variabel dependen dan independen, analisis data, dan interpretasi terhadap hasil analisis berdasarkan alat dan metode analisis yang digunakan dalam penelitian.

BAB V PENUTUP Bab penutup berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan secara garis

  besarnya merupakan temuan pokok, serta dikemukakan pula implikasi dari hasil pembahasan. Sedangkan saran merupakan implementasi dari penemuan-penemuan ataupun rekomendasi tentang studi lanjutan dan kebijakan-kebijakan yang akan datang.

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Pengaruh gaya kepemimpinan, budaya organisasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai pada kantor Kementerian Agama Kabupaten Bangka Tengah - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Pengaruh lingkungan kerja, keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan bagian produksi pada PT.Gunung Maras Lestari Kabupaten Bangka - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Pengaruh lingkungan kerja, budaya organisasi, dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai pada puskesmas kecamatan bakam Kabupaten Bangka - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 10

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 - Pengaruh disiplin kerja dan fasilitas kerja terhadap kinerja pegawai pada puskesmas baturusa Kabupaten Bangka - Repository Universitas Bangka Belitung

1 1 16

Pengaruh disiplin kerja dan fasilitas kerja terhadap kinerja pegawai pada puskesmas baturusa Kabupaten Bangka - Repository Universitas Bangka Belitung

3 7 19

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh pengalaman kerja dan penempatan kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pendidikan Kota Pangkalpinang - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh kompetensi, disiplin kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai pada Kantor Kecamatan Pangkalbalam - Repository Universitas Bangka Belitung

0 1 16

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis pengaruh human relation, beban kerja dan kelelahan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT MP Leidong West Indonesia - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian - Pengaruh komunikasi organisasi, kerjasama tim, dan pengalaman kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Bangka Belitung - Repository Universitas Bangka Belitung

0 1 14

Pengaruh keselamatan kerja dan beban kerja terhadap kinerja pegawai lapangan PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung - Repository Universitas Bangka Belitung

0 1 21