Strategi pengembangan produk industri kecil menengah (IKM) makanan melalui pendekatan kebijakan pemerintah di Kota Pangkalpinang - Repository Universitas Bangka Belitung

  Lampiran 1. Peta Kota Pangkalpinang

  Lampiran 2. Perhitungan capaian Renstra DISPERINDAGKOP & UMKM Kota Pangkalpinang No Indikator Kerja Penilaian Kondisi Saat Ini Nilai Nilai maksi mum Persentase (%)

  3

  4 Terbangunnya kompetensi

  industri

  1

  1

  2

  1

  13

  25

  52

  5 Terbangunnya kawasan

  industri

  1

  25

  1

  13

  25

  52 Jumlah

  75 125 300 Rata-rata

  15

  25

  60 Keterangan : < 5 = sangat kurang baik 6 – 10 = kurang baik 11 – 15 = cukup baik 16 – 20 = baik 21 – 25 = sangat baik Nilai =Bobot x Rating Indikator Kerja :

  1. Berkembangnya industri kecil dan menengah Nilai = 1x2 + 3x4 + 1x5 = 19

  2. Berkembangnya sentra-sentra industri potensial Nilai = 2x1 + 2x3 + 1x4 = 14

  3. Meningkatnya kemampuan teknologi industri Nilai = 1x1 + 2x3 + 1x4 + 1x5 = 16

  4. Terbangunnya kompetensi industri Nilai = 1x1 + 1x2 + 2x3 + 1x4 = 13

  64

  16

  1

  76

  2

  

3

  4

  5

  1 Berkembangnya industri

  kecil dan menengah

  1

  3

  1

  19

  25

  2 Berkembangnya sentra-

  1

  sentra industri potensial

  2

  2

  1

  14

  25

  56

  3 Meningkatnya kemampuan

  teknologi industri

  1

  2

  1

  5. Terbangunnya kawasan industri Nilai = 3x2 + 1x3 + 1x4

  

Lampiran 3. Penentuan Kekuatan Dan Kelemahan Faktor Strategis Internal Dalam

Pengembangan Produk IKM Makanan Dari 5 Responden

No

  Jumlah Hasil Faktor Startegis Internal (+) (-)

  1 Sektor Unggulan

  5 S

  2 Tersedia Dana APBD

  4

  1 S

  3 Kebijakan Pemerintah

  4

  1

  4 Program Dan Kegiatan Yang Jelas

  3

  2 S Dan Terarah

  5 Tesedinya Sumberdaya Aparatur

  3

  2 S Yang Cukup Secara Kuantitas

  6 Rendahnya Etos Kerja Aparatur

  2

  3 W

  7 Pemanfaatan Sumberdaya Belum

  1

  4 W Optimal

  8 Terbatasnya Teknologi Produksi

  2

  3 W

  9 Penerapan Hasil Pelatihan Belum

  1

  4 W Optimal

  10 Keterbatasan Modal Usaha

  1

  4 W Keterangan : S = Strength (kekuatan)

  W = Weekness (kelemahan) Lampiran 4. Penentuan Bobot Faktor Strategis Internal Dalam Pengembangan Produk IKM Makanan Dari 5 Responden

Faktor Strategis Internal Jumlah N Rata- Nilai

rata Bobot

  1

  2

  3 Sektor Unggulan

  5

  5 15 3,00 0,115 Tersedia Dana APBD

  2

  3

  5 13 2,60 0,098 Kebijakan Pemerintah

  1

  4

  5 14 2,80 0,106 Program Dan Kegiatan

  3

  2

  5 12 2,40 0,091 Yang Jelas Dan Terarah Tesedinya Sumberdaya

  2

  3

  5 13 2,60 0,098 Aparatur Yang Cukup Secara Kuantitas Rendahnya Etos Kerja

  2

  3

  5 13 2,60 0,098 Aparatur Pemanfaatan Sumberdaya

  3

  2

  5 12 2,40 0,091 Belum Optimal Terbatasnya Teknologi

  3

  2

  5 12 2,40 0,091 Produksi Penerapan Hasil Pelatihan

  1

  4

  5 14 2,80 0,106 Belum Optimal Keterbatasan Modal Usaha

  1

  4

  5 14 2,80 0,106

  Total 26,40 1,000

  Lampiran 5. Hasil perhitungan peringkat/rating faktor kekuatan dari 5 responden

Faktor Strategis Internal Jumlah N Nilai Nilai

Akhir

  1

  

2

  3

  4 Sektor Unggulan

  1

  4

  5 19 3,80

  4 Tersedia Dana APBD

  2

  3

  5 18 3,60

  4 Kebijakan Pemerintah

  1

  4

  5 19 3,80

  4 Program Dan Kegiatan Yang Jelas Dan

  3

  2

  5 17 3,40

  3 Terarah Tesedinya Sumberdaya Aparatur Yang

  3

  2

  5 17 3,40

  3 Cukup Secara Kuantitas Lampiran 6. Hasil perhitungan peringkat/rating faktor kelemahan dari 5 responden

Faktor Strategis Internal Jumlah N Nilai Nilai

Akhir

  1

  3

  5 6 1,20

  1

  4

  1 Keterbatasan Modal Usaha

  5 6 1,20

  1

  4

  2 Penerapan Hasil Pelatihan Belum Optimal

  5 8 1,60

  2

  

2

  1 Terbatasnya Teknologi Produksi

  5 7 1,40

  2

  3

  2 Pemanfaatan Sumberdaya Belum Optimal

  5 8 1,60

  3

  2

  4 Rendahnya Etos Kerja Aparatur

  3

  1 Lampiran 7. Hasil perhitungan evaluasi faktor internal pengembangan produk

  IKM makanan di Kota Pangkalpinang

Faktor Strategis Internal Bobot Peringkat Total Skor

  A. Kekuatan

  Sektor Unggulan 0,115 4 0,460 Tersedia Dana APBD 0,098 4 0,392 Kebijakan Pemerintah 0,106 4 0,424 Program Dan Kegiatan Yang Jelas Dan Terarah 0,091 3 0,273 Tesedinya Sumberdaya Aparatur Yang Cukup Secara 0,098 3 0,294 Kuantitas

  Jumlah 0,508 1,843

  B. Kelemahan

  Rendahnya Etos Kerja Aparatur 0,098 2 0,196 Pemanfaatan Sumberdaya Belum Optimal 0,091 1 0,091 Terbatasnya Teknologi Produksi 0,091 2 0,182 Penerapan Hasil Pelatihan Belum Optimal 0,106 1 0,106 Keterbatasan Modal Usaha 0,106 1 0,106

  Jumlah 0,492 0,681 Total 1,000 2,524

  Lampiran 8. Penentuan peluang dan ancaman Faktor Strategis eksternal Dalam

Pengembangan Produk IKM Makanan Dari 5 Responden

No Faktor Startegis Eksternal Jumlah

  6 Tingginya Tingkat Inflasi

  3 T Keterangan : O = Opportunity (Peluang)

  2

  10 Meningkatnya Tingkat Urbanisasi

  1 T

  4

  9 Anggran Daerah Yang Terbatas

  3 T

  2

  8 Rendahnya Pengetahuan Pelaku Usaha Dalam Memasarkan Produk

  3 T

  2

  7 Perdagangan Pasar Bebas

  3 T

  2

  3 T

  Hasil

  2

  5 Keterbatasan Bahan Baku

  1 O

  4

  4 Tuntutan Legalitas Produk

  2 O

  3

  3 Kemajuan TIK Yang Pesat

  5 O

  2 Ketersediaan Lembaga Kredit

  1 O

  4

  1 Letak Geografis Yang Strategis

  (+) (-)

  T = Treath (Ancaman) Lampiran 9. Penentuan Bobot Faktor Strategis eksternal Dalam Pengembangan Produk IKM Makanan Dari 5 Responden

Faktor Strategis Jumlah N Rata-rata Nilai Bobot

Eksternal

  1

  2

3 Letak Geografis

  1

  4

  5 14 2,80 0,114 Yang Strategis Ketersediaan

  2

  3

  5 13 2,60 0,105 Lembaga Kredit Kemajuan TIK Yang

  1

  2

  2

  5 11 2,20 0,089 Pesat Tuntutan Legalitas

  3

  2

  5 12 2,40 0,098 Produk Keterbatasan Bahan

  3

  2

  5 12 2,40 0,098 Baku Tingginya Tingkat

  1

  1

  3

  5 12 2,40 0,098 Inflasi Perdagangan Pasar

  3

  2

  5 12 2,40 0,098 Bebas Rendahnya

  2

  3

  5 13 2,60 0,105 Pengetahuan Pelaku Usaha Dalam Memasarkan Produk Anggran Daerah

  1

  4

  5 14 2,80 0,114 Yang Terbatas Meningkatnya

  1

  3

  1

  5 10 2,00 0,081 Tingkat Urbanisasi

  Total 24,60 1,000

  Lampiran 10. Hasil perhitungan peringkat/rating faktor peluang dari 5 responden

Faktor Strategis Eksternal Jumlah N Nilai Nilai

Akhir

  4 Kemajuan TIK Yang Pesat

  5 15 3,00

  2

  2

  1

  2 Tuntutan Legalitas Produk

  5 10 2,00

  1

  3

  1

  5 18 3,60

  1

  3

  2

  1

  4 Ketersediaan Lembaga Kredit

  5 19 3,80

  4

  1

  4 Letak Geografis Yang Strategis

  3

  2

  3 Lampiran 11 Hasil perhitungan peringkat/rating faktor ancaman dari 5 responden

Faktor Strategis Eksernal Jumlah N Nilai Nilai

Akhir

  1

  2

  3

  4 Keterbatasan Bahan Baku

  2

  3

  5 18 3,60

  4 Tingginya Tingkat Inflasi

  1

  3

  1

  5 14 2,80

  3 Perdagangan Pasar Bebas

  1

  3

  1

  5 10 2,00

  2 Rendahnya Pengetahuan Pelaku

  1

  3

  1

  5 15 3,00

  3 Usaha Dalam Memasarkan Produk Anggran Daerah Yang Terbatas

  3

  2

  5 17 3,40

  3 Meningkatnya Tingkat Urbanisasi

  1

  2

  2

  5 11 2,20

  2 Lampiran 12. Hasil perhitungan evaluasi faktor eksternal pengembanagn produk

  IKM makanan di Kota Pangkalpinang

Faktor Strategis Eksternal Bobot Peringkat Total Skor

  A. Peluang

  Letak Geografis Yang Strategis 0,114 4 0,456 Ketersediaan Lembaga Kredit 0,105 4 0,420 Kemajuan TIK Yang Pesat 0,089 2 0,178 Tuntutan Legalitas Produk 0,098 3 0,294

  Jumlah 0,406 1,348

  B. Ancaman

  Keterbatasan Bahan Baku 0,098 4 0,392 Tingginya Tingkat Inflasi 0,098 3 0,294 Perdagangan Pasar Bebas 0,098 2 0,196 Rendahnya Pengetahuan Pelaku Usaha Dalam 0,105 3 0,315 Memasarkan Produk Anggran Daerah Yang Terbatas 0,114 3 0,342 Meningkatnya Tingkat Urbanisasi 0,081 2 0,162

  Jumlah 0,594 1,701 Total 1,000 3,049

  Lampiran 13. Hasil perhitungan Nilai Daya Tarik (NDT) alternatif strategi 1 (Penentuan Kawasan Sentra IKM Makanan) dari 5 responden

No Faktor Strategis Jumlah N Nilai Nilai

Akhir

  1

  1

  3

  1

  1 Keterbatasan Bahan Baku

  2 Ancaman

  5 12 2,4

  2

  3

  4 Karakteristik Masyarakat Perkotaan

  2

  5 10 2,0

  3

  2

  1

  3 Kemajuan Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK) Yang Pesat

  3

  5 14 2,8

  1

  2

  2

  2 Ketersediaan Lembaga Kredit

  4

  5 19 3,8

  4

  1

  5 10 2,0

  2 Tingginya Tingkat Inflasi

  2 Peluang

  5 8 1,6

  2 Keterangan : 1 = tidak menarik

  5 10 2,0

  1

  3

  6 Tuntutan Legalitas Produk 1

  2

  5 8 1,6

  3

  2

  5 Keterbatasan modal usaha

  2

  3

  1

  2

  4 Rendahnya Pengetahuan Pelaku Usaha Dalam Memasarkan Produk

  2

  5 10 2,0

  1

  3

  1

  3 Perdagangan Bebas

  2

  5 11 2,2

  2

  2

  1 Letak Geografis Yang Strategis

  5 11 2,2

  1

  3 Kebijakan Pemerintah

  2

  5 11 2,2

  2

  2

  1

  4 Tersedianya Pasar

  3

  5 14 2,8

  1

  2

  2

  3

  2

  5 14 2,8

  4

  1

  2 Tersedia Dana APBD

  2

  5 12 2,4

  2

  3

  1 Sektor Unggulan

  4 Kekuatan

  3

  2

  5 Tersedianya Apatur yang Cukup Secara Kuantitas

  3

  1

  3 Terbatasnya Teknologi Produksi

  4

  5 Anggaran Dana Daerah Yang Terbatas

  3

  5 13 2,6

  3

  2

  4 Implementasi Hasil Pelatihan Belum Optimal

  2

  5 11 2,2

  2

  2

  1

  3

  5 8 1,6

  5 14 2,8

  1

  2

  2

  2 Pemanfaatan Sumberdaya Belum Optimal

  2

  5 9 1,8

  1

  2

  2

  1 Rendahnya Etos Kerja Aparatur

  2 Kelemahan

  2 = agak menarik 3 = cukup menarik 4 = sangat menarik Lampiran 14. Hasil perhitungan Nilai Daya Tarik (NDT) alternatif strategi 2 (Inkubator Bisnis) dari 5 responden

No Faktor Strategis Jumlah N Nilai Nilai

Akhir

  1

  3

  3

  2

  1 Keterbatasan Bahan Baku

  4 Ancaman

  5 20 4,0

  5

  4 Karakteristik Masyarakat Perkotaan

  4

  5 18 3,6

  2

  4

  3 Kemajuan Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK) Yang Pesat

  4

  5 20 4,0

  5

  2 Ketersediaan Lembaga Kredit

  4

  5 20 4,0

  5

  1 Letak Geografis Yang Strategis

  5 18 3,6

  2 Tingginya Tingkat Inflasi

  5 19 3,8

  4

  4 Keterangan : 1 = tidak menarik

  5 20 4,0

  5

  6 Tuntutan Legalitas Produk 0

  3

  5 17 3,4

  2

  3

  5 Keterbatasan modal usaha

  5 20 4,0

  3

  5

  4 Rendahnya Pengetahuan Pelaku Usaha Dalam Memasarkan Produk

  4

  5 19 3,8

  4

  1

  3 Perdagangan Bebas

  3

  5 17 3,4

  2

  4 Peluang

  4

  2

  5 19 3,8

  5 17 3,4

  2

  3

  4 Tersedianya Pasar

  4

  5 20 4,0

  5

  3 Kebijakan Pemerintah

  4

  4

  5 Tersedianya Apatur yang Cukup Secara Kuantitas

  1

  2 Tersedia Dana APBD

  4

  5 18 3,6

  3

  2

  1 Sektor Unggulan

  4 Kekuatan

  3

  3

  5

  1

  3 Terbatasnya Teknologi Produksi

  5 Anggaran Dana Daerah Yang Terbatas

  4

  5 20 4,0

  5

  4 Implementasi Hasil Pelatihan Belum Optimal

  4

  5 18 3,6

  3

  2

  4

  5 20 4,0

  5 19 3,8

  4

  1

  2 Pemanfaatan Sumberdaya Belum Optimal

  4

  5 18 3,6

  3

  2

  1 Rendahnya Etos Kerja Aparatur

  4 Kelemahan

  2 = agak menarik 3 = cukup menarik Lampiran 15. Hasil perhitungan Nilai Daya Tarik (NDT) alternatif strategi 3 (Pembuatan Galeri UMKM) dari 5 responden

No Faktor Strategis Jumlah N Nilai Nilai

Akhir

  1

  2

  1

  1

  1 Keterbatasan Bahan Baku

  4 Ancaman

  5 19 3,8

  4

  1

  4 Karakteristik Masyarakat Perkotaan

  2

  5 12 2,4

  3

  5 12 2,4

  3 Kemajuan Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK) Yang Pesat

  4

  5 19 3,8

  4

  1

  2 Ketersediaan Lembaga Kredit

  3

  5 17 3,4

  2

  3

  1 Letak Geografis Yang Strategis

  3

  2

  5 14 2,8

  4

  3 Keterangan : 1 = tidak menarik

  5 13 2,6

  3

  2

  6 Tuntutan Legalitas Produk 0

  2

  5 12 2,4

  2

  3

  5 Keterbatasan modal usaha

  5 20 4,0

  2 Tingginya Tingkat Inflasi

  5

  4 Rendahnya Pengetahuan Pelaku Usaha Dalam Memasarkan Produk

  4

  5 19 3,8

  4

  1

  3 Perdagangan Bebas

  4

  5 19 3,8

  4

  1

  3 Peluang

  4

  2

  3 Kebijakan Pemerintah

  3

  5 16 3,2

  2

  2

  1

  4 Tersedianya Pasar

  4

  5 18 3,6

  3

  2

  4

  2

  5 19 3,8

  4

  1

  2 Tersedia Dana APBD

  3

  5 17 3,4

  2

  3

  1 Sektor Unggulan

  4 Kekuatan

  3

  5 Tersedianya Apatur yang Cukup Secara Kuantitas

  1

  1

  3 Terbatasnya Teknologi Produksi

  5 Anggaran Dana Daerah Yang Terbatas

  3

  5 13 2,6

  3

  2

  4 Implementasi Hasil Pelatihan Belum Optimal

  2

  5 11 2,2

  1

  4

  2

  2

  5 12 2,4

  2

  3

  2 Pemanfaatan Sumberdaya Belum Optimal

  3

  5 13 2,6

  3

  2

  1 Rendahnya Etos Kerja Aparatur

  3 Kelemahan

  5 15 3,0

  2 = agak menarik 3 = cukup menarik 4 = sangat menarik Lampiran 16. Hasil perhitungan Nilai Daya Tarik (NDT) alternatif strategi 4

(Peningkatan Daya Saing Produk) dari 5 responden

No Faktor Strategis Jumlah N Nilai Nilai

Akhir

  1

  3

  4

  1 Keterbatasan Bahan Baku

  2 Ancaman

  5 12 2,4

  2

  3

  4 Karakteristik Masyarakat Perkotaan

  3

  5 17 3,4

  2

  3 Kemajuan Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK) Yang Pesat

  5 11 2,2

  3

  5 15 3,0

  1

  3

  1

  2 Ketersediaan Lembaga Kredit

  3

  5 14 2,8

  1

  2

  2

  1

  2

  3 Peluang

  5 11 2,2

  3 Keterangan : 1 = tidak menarik

  5 13 2,6

  3

  2

  6 Tuntutan Legalitas Produk 0

  3

  5 13 2,6

  3

  2

  5 Keterbatasan modal usaha

  2

  1

  2 Tingginya Tingkat Inflasi

  4

  4 Rendahnya Pengetahuan Pelaku Usaha Dalam Memasarkan Produk

  3

  5 14 2,8

  4

  1

  3 Perdagangan Bebas

  3

  5 13 2,6

  3

  2

  1 Letak Geografis Yang Strategis

  5 14 2,8

  2

  3 Kebijakan Pemerintah

  5 Tersedianya Apatur yang Cukup Secara Kuantitas

  3

  5 18 3,6

  3

  2

  4 Tersedianya Pasar

  3

  5 14 2,8

  4

  1

  2

  2

  5 12 2,4

  2

  3

  2 Tersedia Dana APBD

  3

  5 13 2,6

  3

  2

  1 Sektor Unggulan

  4 Kekuatan

  3

  2

  1

  1

  3

  2

  2

  5 Anggaran Dana Daerah Yang Terbatas

  3

  5 18 3,6

  3

  2

  4 Implementasi Hasil Pelatihan Belum Optimal

  2

  5 12 2,4

  2

  3 Terbatasnya Teknologi Produksi

  5 14 2,8

  2

  5 12 2,4

  2

  3

  2 Pemanfaatan Sumberdaya Belum Optimal

  2

  5 12 2,4

  2

  3

  1 Rendahnya Etos Kerja Aparatur

  3 Kelemahan

  2 = agak menarik 3 = cukup menarik 4 = sangat menarik Lampiran 17. Hasil perhitungan Nilai Daya Tarik (NDT) alternatif strategi 5 (Menjalin Kemitraan Pemerintah Dengan Pihak Swasta dan Instansi Riset Teknologi) dari 5 responden

  

No Faktor Strategis Jumlah N Nilai Nilai

Akhir

  2

  3

  1 Keterbatasan Bahan Baku

  3 Ancaman

  5 14 2,8

  1

  2

  2

  4 Karakteristik Masyarakat Perkotaan

  3

  5 13 2,6

  3

  3 Kemajuan Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK) Yang Pesat

  5 7 1,4

  1

  5 7 1,4

  2

  3

  2 Ketersediaan Lembaga Kredit

  2

  5 9 1,8

  1

  2

  2

  1 Letak Geografis Yang Strategis

  2

  1

  5 7 1,4

  1

  1 Keterangan : 1 = tidak menarik

  5 6 1,2

  1

  6 Tuntutan Legalitas Produk 4

  1

  5 6 1,2

  1

  4

  5 Keterbatasan modal usaha

  2

  5 8 1,6

  1

  2 Tingginya Tingkat Inflasi

  3

  4 Rendahnya Pengetahuan Pelaku Usaha Dalam Memasarkan Produk

  1

  5 6 1,2

  1

  4

  3 Perdagangan Bebas

  2

  5 9 1,8

  1

  2

  2

  1 Peluang

  2

  1

  5 14 2,8

  5 9 1,8

  1

  2

  2

  4 Tersedianya Pasar

  3

  5 14 2,8

  2

  3

  3 Kebijakan Pemerintah

  3

  1

  5 Tersedianya Apatur yang Cukup Secara Kuantitas

  2

  2

  2 Tersedia Dana APBD

  2

  5 10 2,0

  2

  1

  2

  1 Sektor Unggulan

  4 Kekuatan

  3

  2

  2

  1

  3

  3 Terbatasnya Teknologi Produksi

  5 Anggaran Dana Daerah Yang Terbatas

  2

  5 8 1,6

  1

  1

  3

  4 Implementasi Hasil Pelatihan Belum Optimal

  3

  5 14 2,8

  4

  1

  1

  3

  5 7 1,4

  2

  3

  2 Pemanfaatan Sumberdaya Belum Optimal

  2

  5 8 1,6

  3

  2

  1 Rendahnya Etos Kerja Aparatur

  2 Kelemahan

  5 10 2,0

  1

  2 = agak menarik 3 = cukup menarik Lampiran 18. Hasil perhitungan Nilai Daya Tarik (NDT) alternatif strategi 6

(Menciptakan Ekosistem Wirausaha) dari 5 responden

No Faktor Strategis Jumlah N Nilai Nilai

Akhir

  1

  2

  2 Tingginya Tingkat Inflasi

  3

  5 16 3,2

  2

  2

  1

  1 Keterbatasan Bahan Baku

  4 Ancaman

  5 18 3,6

  3

  4 Karakteristik Masyarakat Perkotaan

  3

  4

  5 18 3,6

  3

  2

  3 Kemajuan Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK) Yang Pesat

  4

  5 19 3,8

  4

  1

  2 Ketersediaan Lembaga Kredit

  4

  1

  1

  3

  5 Keterbatasan modal usaha

  3 Keterangan : 1 = tidak menarik

  5 15 3,0

  2

  1

  2

  6 Tuntutan Legalitas Produk 0

  3

  5 16 3,2

  2

  2

  1

  4

  5 15 3,0

  5 18 3,6

  3

  2

  4 Rendahnya Pengetahuan Pelaku Usaha Dalam Memasarkan Produk

  3

  5 14 2,8

  1

  2

  2

  3 Perdagangan Bebas

  3

  5 18 3,6

  2

  2

  2

  1

  5 Tersedianya Apatur yang Cukup Secara Kuantitas

  3

  5 16 3,2

  2

  2

  1

  4 Tersedianya Pasar

  4

  5 18 3,6

  3

  3 Kebijakan Pemerintah

  2

  3

  5 17 3,4

  2

  3

  2 Tersedia Dana APBD

  4

  5 20 4,0

  5

  1 Sektor Unggulan

  4 Kekuatan

  3

  2

  5 16 3,2

  1 Letak Geografis Yang Strategis

  5 20 4,0

  3 Peluang

  5 17 3,4

  2

  3

  5 Anggaran Dana Daerah Yang Terbatas

  4

  5 19 3,8

  4

  1

  4 Implementasi Hasil Pelatihan Belum Optimal

  4

  5

  3 Kelemahan

  3 Terbatasnya Teknologi Produksi

  3

  5 17 3,4

  2

  3

  2 Pemanfaatan Sumberdaya Belum Optimal

  4

  5 18 3,6

  3

  2

  1 Rendahnya Etos Kerja Aparatur

  2 = agak menarik 3 = cukup menarik 4 = sangat menarik Lampiran 19. Hasil perhitungan Total Attractiveness Score (TAS) dalam pemilihan strategi pengembangan produk IKM makanan di Kota Pangkalpinang melalui QSPM dari 5 responden

  No Faktor Strategis Bobot Alternatif Strategi

  4 Rendahnya Pengetahuan Pelaku Usaha Dalam Memasarkan Produk

  0,089 2 0,17 4 0,35 2 0,17 3 0,27 3 0,27 4 0,35

  4 Karakteristik Masyarakat Perkotaan 0,098 2 0,19 4 0,39 4 0,39 2 0,19 3 0,29 4 0,39

  Ancaman

  1 Keterbatasan Bahan Baku 0,098 2 0,19 4 0,39 2 0,19 2 0,19 1 0,09 3 0,29

  2 Tingginya Tingkat Inflasi 0,098 2 0,19 3 0,19 4 0,39 3 0,29 2 0,19 3 0,29

  3 Perdagangan Bebas 0,098 2 0,19 4 0,39 4 0,39 3 0,29 1 0,09 3 0,29

  0,105 2 0,21 4 0,42 4 0,42 2 0,21 2 0,21 4 0,42

  2 Ketersediaan Lembaga Kredit 0,105 3 0,31 4 0,42 4 0,42 3 0,31 1 0,10 4 0,42

  5 Keterbatasan modal usaha 0,114 2 0,22 3 0,34 2 0,22 3 0,34 1 0,11 3 0,34

  6 Tuntutan Legalitas Produk 0,081 2 0,16 4 0,32 3 0,24 3 0,24 1 0,08 3 0,24

  Total 4,64 7,34 6,15 5,24 3,62 6,96 Peringkat Rangking

  V I

  III

  II

  3 Kemajuan Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK) Yang Pesat

  1 Letak Geografis Yang Strategis 0,114 4 0,45 4 0,45 3 0,34 3 0,34 2 0,22 4 0,45

  Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5 Strategi 6 AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS

  0,098 2 0,19 4 0,39 3 0,29 3 0,29 2 0,19 3 0,29

  Kekuatan

  1 Sektor Unggulan 0,115 2 0,23 4 0,46 3 0,34 3 0,34 2 0,23 4 0,46

  2 Tersedia Dana APBD 0,098 3 0,29 4 0,39 4 0,39 2 0,19 3 0,29 3 0,29

  3 Kebijakan Pemerintah 0,106 3 0,31 4 0,42 4 0,42 3 0,31 3 0,31 4 0,42

  4 Tersedianya Pasar 0,091 2 0,18 3 0,27 3 0,27 3 0,27 2 0,18 3 0,27

  5 Tersedianya Apatur yang Cukup Secara Kuantitas

  Kelemahan

  Peluang

  1 Rendahnya Etos Kerja Aparatur 0,098 2 0,19 4 0,39 3 0,29 2 0,19 2 0,19 4 0,39

  2 Pemanfaatan Sumberdaya Belum Optimal

  0,091 3 0,27 3 0,27 2 0,18 2 0,18 1 0,09 3 0,27

  3 Terbatasnya Teknologi Produksi 0,091 2 0,18 4 0,36 2 0,18 2 0,18 2 0,18 4 0,36

  4 Implementasi Hasil Pelatihan Belum Optimal

  0,106 3 0,31 4 0,42 3 0,31 3 0,31 2 0,21 4 0,42

  5 Anggaran Dana Daerah Yang Terbatas 0,106 2 0,21 3 0,31 3 0,31 3 0,31 1 0,10 3 0,31

IV VI

RIWAYAT HIDUP

  Penulis lahir di Pangkalpinang, pada tanggal 28 Oktober 1994. Penulis merupakan anak ke empat dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Asri.S.Pd dan Ibu Aminah. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 68 Pangkalpinang pada tahun 2006. Pendidikan menengah pertama diselesaikan di MTs Plus Bahrul Ulum Sungai Liat

pada tahun 2009. Pendidikan menengah atas diselesaikan di MAN 1

  Pangkalpinang pada tahun 2012.

  Pada tahun 2012 penulis diterima di Universitas Bangka Belitung

melalui jalur SBMPTN di Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian Perikanan dan

Biologi. Selama perkuliahan, penulis aktif di organisasi Himpunan Mahassiwa

Agribisnis (HIMAGRIS) FPPB-UBB periode 2014-2015 sebagai ketua. BEM

Fakultas Pertanian Perikanan dan Biologi periode 2014-2015 sebagai ketua divisi

keagamaan. Organisasi ekstra kampus di Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim

Indonesia (KAMMI) Daerah Bangka Belitung periode 2015-2017 sebagai

Sekretaris Jendral. Penulis pernah mendapatkan penghargaan juara PKM-W

mewakili jurusan Agribisnis tingkat universitas pada tahun 2015.

  

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK INDUSTRI KECIL MENENGAH

(IKM) MAKANAN MELALUI PENDEKATAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DI

KOTA PANGKALPINANG

  

Small Medium Industry Product Development Strategy Food (IKM) Through Government

Policy Approach In Pangkalpinang City

  1

  2

  3 Ishar Damiri , Yudi Sapta Pranoto dan Endang Bidayani

  Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian Perikanan dan Biologi, Universitas Bangka Belitung

  

ABSTRACT

  This study aims to describe the achievement of target goals RENSTRA DISPERINDAGKOP & SMEs Pangkalpinang City and formulate an alternative strategy of IKM food product development in Pangkalpinang City. This research was conducted in August 2016 until May 2017 in Pangkalpinang City. The research method used in this research is survey method and sampling method using purposive sampling technique with the number of respondents as many as five people. Methods of data analysis using qualitative descriptive analysis and SWOT matrix analysis and QSPM method. The results of this study indicate the achievement of Strategic Plan DISPERINDAGKOP & UMKM Pangkalpinang Year 2013-2018, in its effort to develop IKM food products entered in the category quite well with the achievement of 60 percent. The alternative strategies formulated for the development of SME products in Pangkalpinang City based on priority scale are 1) Business incubator, 2) Creating entrepreneurial ecosystem, 3) Making of UMKM Gallery, 4) Increasing product competitiveness, 5) Determination of IKM food centers and 6) Government partnerships with private parties and technology research institutions.

  Keywords: Development Strategy, IKM food, Government Policy

  PENDAHULUAN

  Pada era otonomi daerah saat ini, mewujudkan pembangunan nasional dibidang ekonomi tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, tetapi juga pemerintah daerah. Dengan adanya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah, mempunyai kewenangan yang luas dalam membangun potensi daerahnya. Diperlukan berbagai upaya yang lebih inovatif dan kreatif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerahnya.

  Salah satu yang menjadi potensi ditiap daerah adalah keberadaan Industri Kecil Menengah (IKM). Berdasarkan dataDinas Perindustrian Perdagangan Koperasi & UMKM (DISPERINDAGKOP & UMKM) Kota Pangkalpinang Tahun 2014, IKM memiliki peran yang strategis dalam penyerapan tenaga kerja dan sumber pendapatan daerah maupun masyarakat lokal. IKM mampu menyerap sebanyak 5.242 tenaga kerja dan menyumbangkan nilai investasi sebesar Rp. 73.087.129.000,-. Salah satunya adalah daerah perkotaan yang menempatkan IKM pada posisi yang strategis untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

METODE PENELITIAN

  IKM yang paling banyak diusahakan adalah industri yang bergerak di bidang makanan. Industri makanan setiap tahunnya mengalami kenaikan, pada Tahun 2007 jumlah industri makanan sebanyak 185 unit, meningkat pada tahun 2013 menjadi 563 unit atau terjadi kenaikan sebesar 204,32 persen. Untuk meningkatkan dan mengembangkan produk

  IKM makanan melalui DISPERINDAGKOP & UMKM Kota Pangkalpinang, maka dirumuskan rencana strategis (RENSTRA) sebagai landasan kerja.

  RENSTRA dirumuskan berdasarkan pada permasalahan yang dihadapi oleh pemilik IKM. Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua bidang industri DISPERINDAGKOP & UMKM Kota dituangkan dalam program unggulan bidang pada Tahun 2013 yaitu, memberikan pelatihan untuk jenis produk unggulan, memberikan bantuan modal melalui pemanfaatan CSR perusahaan BUMN dan memfasilitasi legalitas produk berupa sertifikat halal dan P-IRT. Kebijakan tersebut dituangkan dalam RENSTRA DISPERINDAGKOP & UMKM Tahun 2013. Untuk mengetahui sejauh mana capaian RENSTRA tersebut maka perlu dilakukan monitoring dan evaluasi serta alternatif strategi pengembangnnya.

  Penelitian ini dilaksanakan pada bulan agustus 2016 sampai bulan mei 2017 di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM (DISPERINDAGKOP & UMKM) dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Pangkalpinang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Metode penarikan contoh pada penelitian ini menggunakan teknik Purposive

  sampling . Metode analisis data menggunakan deskriptif kualitatif dan analisis kuantitatif.

  Tujuan penelitian pertama tentang mendeskripsikan hasil evaluasi kebijakan dari RENSTRA yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kota Pangkalpinang, digunakan metode analisis secara deskriptif kualitatif. Tujuan penelitian kedua tentang merumuskan alternatif strategi pengembangan IKM di Kota Pangkalpinang, digunakan metode matriks

  External factor evaluation (EFE) dan Internal factor evaluation (IFE), metode analisis SWOT,

  metode QSPM dan dibuat arsitektur strategiknya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Evaluasi capaian Renstra DISPERINDAGKOP & UMKM Kota Pangkalpinang, terhadap pengembangan produk IKM makanan pada jenis produk Renstra DISPERINDAGKOP & UMKM Kota Pangkalpinang (2013-2018) pada Tabel 1 Tabel 1. Hasil capaian Renstra DISPERINDAGKOP & UMKM Kota Pangkalpinang (2013-2018).

  No Indikator Kerja Penilaian Kondisi Saat Ini Nilai Nilai maksim um Persentase (%)

  5 Terbangunnya kawasan

  64

  4 Terbangunnya kompetensi

  industri

  1

  1

  2

  1

  13

  25

  52

  industri

  16

  3

  1

  1

  13

  25

  52 Rata-rata

  60 Sumber :Olahan Data Primer (2017)

  Keterangan: 1 – 20 = sangat tidak baik 21 – 40 = tidak baik 41 – 60 = cukup baik 61 – 80 = baik 81 – 100 = sangat baik Berdasarkan Tabel 1, tentang capaian

  Renstra DISPERINDAGKOP & UMKM Kota Pangkalpinang Tahun 2013 – 2018, dalam usahanya mengembangkan produk IKM makanan, rata-rata sebesar 60 persen atau termasuk dalam kategori cukup baik. Pada umumnya kendala yang dihadapi pemerintah adalah kesulitan dalam menjalin komunikasi dengan pihak IKM, keterbatasan dana dan tumpang tindih peraturan birokrasi.

  Pemerintah harus lebih banyak berbenah dan komitmen dengan program yang telah direncanakan dan disusun berdasarkan kebutuhan masyarakat. Dengan komitmen para pemangku kebijakan disertai semangat masyarakat mengangkat potensi daerahnya, maka seluruh elemen di Kota Pangkalpinang optimis akan menjadi salah satu Kota berbasis industri yang tangguh dan pelopor terciptanya ekonomi kerakyatan.

  Analisis Matriks SWOT

  25

  1

  1

  76

  2

  

3

  4

  5

  1 Berkembangnya industri

  kecil dan menengah

  1

  3

  1

  19

  25

  2 Berkembangnya sentra-

  1

  sentra industri potensial

  2

  2

  1

  14

  25

  56

  3 Meningkatnya kemampuan

  teknologi industri

  1

  2

  Alternatif strategi yang akan direkomendasikan ke wilayah Kota Pangkalpinang ini dirumuskan dari matriks SWOT dengan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Analisis SWOT merupakan perumusan strategi konvensional yang mendasari bentuk strategi yang disesuaikan dengan kondisi dilapangan. Dalam perumusan strategi matriks SWOT menghasilkan beberapa alternatif strategi seperti ditampilkan pada Gambar 1.

  Kekuatan (S) Kelemahan (W)

  1. Sektor Unggulan

  1. Rendahnya etoskerja

  Internal

  2. Tersedia dana APBD aparatur

  3. Kebijakan pemerintah

  2. Pemanfaatan sumberdaya

  Eksternal

  4. Tersedianya pasar belum optimal

  5. Tersedianya

  3. Terbatasnya teknologi sumberdayaaparatur yang produksi cukup secara kuantitas

  4. Implementasi hasil pelatihan belum optimal

  5. Anggaran daerah yang terbatas

  Peluang (O) Strategi S - O Strategi W - O

  1. Letak geografis yang strategis 1) Penentuan kawasan sentra 5) Menjalin kemitraan

  2. Ketersediaan lembaga kredit

  IKM makanan(S1, S3, O1) pemerintah dengan pihak

  3. Kemajuan TIK yang pesat 2) Inkubator bisnis (S2, S5, swasta dan instans iriset

  4. Karakteristik masyarakat O2, O4) teknologi(W1, W3, W5, perkotaan O3)

  Ancaman (T) Strategi S - T Strategi W- T

  1. Keterbatasan bahan baku 3) Pembuatan galery UMKM 6) Menciptakan ekosistem

  2. Tingginya tingkat inflasi (S3, S4, T2,T3, T4) wirausaha ( W2, W4, T1,

  3. Perdagangan pasar bebas 4) Peningkatan daya saing T5)

  4. Rendahnya pengetahuan produk(S2, S3, T3, T6) pelaku usaha dalam memasarkan produk

  5. Keterbatasan modal usaha

  6. Tuntutan legalitas produk Gambar 1. Analisis SWOT Pengembangan Produk IKM makanan Kota Pangkalpinang

  

Tahap Keputusan Dan Rancangan Program dalam pembangunan perlu dilakukan secara

Pengembangan Produk IKM Makanan Di partisipatif dan aspiratif. Sehingga program

Kota Pangkalpinang

  yang tersusun sesuai dengan kebutuhan Paradigma dalam pembangunan saat masyarakat dan kondisi lingkungan daerah ini lebih mengedepankan proses parsisipatif setempat. Selengkapnya strategi dan terdesentralisasi, oleh karena itu dalam pengembangan produk

  IKM Kota menyusun rancangan program alternatif Pangkalpinang berdasarkan skala proritas strategi pengembangan produk IKM makanan pada Tabel 2. Tabel 2. Alternatif Strategi Pengembangan Produk IKM Kota Pangkalpinang

  No Strategi TAS Rangking

  1 Inkubator Bisnis 7,34

  I

  2 Menciptakan Ekosistem Wirausaha 6,96

  II

  3 Pembuatan Galery UMKM 6,15

  III

  4 Peningkatan Daya Saing Produk 5,24

  IV

  5 Penentuan Kawasan Sentra IKM Makanan 4,64

  V

  6 Menjalin Kemitraan Pemerintah Dengan Pihak 3,62

  VI Swasta dan Instansi Riset Teknologi Sumber : Olahan Data Primer (2017) TAS paling tinggi hingga paling rendah. Adapun strategi-strategi secara urutan skala prioritasnya, yang disarankan kepada pemerintah untuk mengembangkan IKM makanan di Kota Pangkalpinang sebagai berikut :

Dokumen yang terkait

Pengaruh brand equity, harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian produk jilbab merek zoya di Pangkalpinang - Repository Universitas Bangka Belitung

1 2 23

Pola kepemimpinan kepala sekolah di Tingkat Sekolah Dasar Kota Pangkalpinang - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 8

Peran Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Bangka (YLPKB) dalam melakukan pengawasan penjualan makanan yang mengandung zat makanan berbahaya di Kota Pangkalpinang - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN - Peran Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Bangka (YLPKB) dalam melakukan pengawasan penjualan makanan yang mengandung zat makanan berbahaya di Kota Pangkalpinang - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 21

Peran Corporate Social Responsibility (CSR) PT TIMAH (Persero) Tbk dalam membantu pengembangan UKM di Kota Pangkalpinang - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 15

Pengaruh brand equity dan positioning terhadap keputusan pembelian pada produk Toko My Snacks Bangka di Pangkalpinang - Repository Universitas Bangka Belitung

1 1 20

Pola kepemimpinan kepala sekolah di Tingkat Sekolah Dasar Kota Pangkalpinang - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 15

Eksistensi Komunitas Pecinta Reptil Bangka (PERBAK) di Kota Pangkalpinang - Repository Universitas Bangka Belitung

1 2 16

Analisis kebijakan pengembangan pasar tradisional di Kecamatan Muntok Kabupaten Bangka Barat - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 10

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Strategi bertahan warung murah di Kota Pangkalpinang - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 20