BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Relevan - BAB II Efa

BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Relevan Penelitian relevan dengan judul

  “Peningkatan Kemampuan Menulis Berita dengan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) pada Siwa Kelas VIII F SMP Negeri 3 Sokaraja Tahun Pelajaran 2012- 2013” oleh Yuyun Sutyaningrum (2013) merupakan jenis penelitian tindakan kelas.

  Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan teknik nontes. Permasalahan yang terjadi, yaitu siswa masih merasa kesulitan dalam hal menulis seperti menyusun kalimat menjadi paragraf, serta masih ada siswa yang bermain sendiri, mengobrol dengan teman sebangku pada saat proses kegiatan belajar berlangsung.

  Hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran Cooperative Integrated

  

Reading and Composition (CIRC) dapat meningkatkan kemampuan menulis berita

  siswa kelas VIII F SMP Negeri 3 Sokaraja. Hal ini ditunjukan dari nilai yang diperoleh siswa dari siklus I sampai siklus II. Siklus I nilai terendah 59 menjadi 73 pada siklus II, nilai tertinggi pada siklus I 95 dan pada siklus II nilai tertinggi sama yaitu 95. Rata-rata pada siklus I 79 meningkat menjadi 88 pada siklus II.

  Persamaan penelitian Yuyun dengan penelitian ini adalah sama dalam penggunaan model pembelajaran, yakni sama-sama menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Perbedaan antara kedua penelitian ini terletak pada objek penelitiannya. Objek penelitian Yuyun adalah kemampuan menulis berita, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis teks ulasan.

  7

B. Kemampuan Menulis Teks Ulasan 1. Pengertian Menulis

  Menurut Tarigan (2008: 3, 22), menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak bertatap muka. Menulis ialah menurunkan atau menuliskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut dengan memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Selain itu, menulis merupakan kegiatan produktif dan ekspresif.

  Menurut Dalman (2014: 4, 7), menulis adalah proses penyampaian pikiran, angan- angan, perasaan dalam bentuk lambang/tanda/tulisan yang bermakna. Proses menulis atau mengarang melibatkan serangkaian kegiatan yang terdiri atas tahap prapenulisan, penulisan, dan pascapenulisan. Fase prapenulisan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mempersiapkan sebuah tulisan, yang terdiri dari kegiatan memilih topik, tujuan, dan sasaran karangan, mengumpulkan bahan, serta menyusun kerangka. Fase penulisan kegiatan pengembangan butir demi butir atau ide demi ide ke dalam sebuah tulisan yang runtut, logis, dan enak dibaca. Fase pascapenulisan yaitu proses penyuntingan dan perbaikan yang dilakukan berkali-kali untuk memperoleh sebuah karangan yang sesuai dengan harapan penulisnya.

  Menurut Suparno dan Yunus (dalam Dalman, 2014 : 4), menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Menurut Nurgiyantoro (2013: 425), menulis merupakan aktivitas aktif produktif/ aktivitas menghasilkan bahasa. Menulis adalah aktivitas mengemukakan gagasan melalui media bahasa. Aktivitas pertama menekankan unsur bahasa, sedangkan yang kedua gagasan. Kedua unsur tersebut dalam tugas menulis yang dilakukan di sekolah hendaknya diberi penekanan yang sama. Artinya, walaupun tugas itu diberikan dalam rangka mengukur kompetensi berbahasa, juga harus mempertimbangkan ketepatan bahasa yaitu, konteks dan isi. Iskandarwassid dan Sunendar (2009: 248), menulis merupakan kemampuan berbahasa yang bersifat aktif dan produktif.

  Dari beberapa pengertian menulis menurut beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis ialah mengungkapkan ide/gagasan, penyampaian pesan (informasi), pikiran, angan-angan, dan perasaan dalam bentuk lambang/tanda/tulisan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Selain itu, menulis merupakan kegiatan aktif produktif. Mengungkapkan ide/gagasan, penyampaian pesan (informasi), pikiran, angan-angan, dan perasaan dalam bentuk lambang/tanda/tulisan melibatkan serangkaian kegiatan yang terdiri atas tahap prapenulisan, penulisan, dan pascapenulisan. Tahap prapenulisan merupakan tahapan persiapan, dalam tahap ini penulis memilih topik, tujuan, mengumpulkan bahan, serta menyusun kerangka. Tahap penulisan merupakan tahap penulisan, penulis mengembangkan gagasan atau ide ke dalam sebuah tulisan yang runtut, logis, dan bermakna. Tahap pascapenulisan, pada tahap ini penulis menyunting dan merevisi tulisan.

  Menulis terutama dalam menulis karangan memiliki tujuan. Tujuan menulis menurut Hugo Hartig (dalam Tarigan, 2008: 25-26) dibagi menjadi tujuh macam.

  Tujuan-tujuan penulisan tersebut adalah:

  a. assignment purpose (tujuan penugasan), penulis hanya menulis sesuatu karena ditugaskan atau bukan kemampuan sendiri. b. altruistic purpose (tujuan altruistik), penulis bertujuan untuk menyenangkan pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, menolong pembaca memahami, menghargai perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya.

  c. persuasive purpose (tujuan persuasif), bertujuan untuk meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.

  d. informational purpose (tujuan informasi), bertujuan memberi informasi atau keterangan kepada pembaca.

  e. self-exspressive purpose (tujuan pernyataan diri), bertujuan untuk memperkenalkan atau menyatakan diri (pengarang) kepada pembaca.

  f. creative purpose (tujuan kreatif), tujuan dari tulisan ini erat hubugannya dengan tujuan pernyataan diri. Akan tetapi tujuan kreatif di sini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya dengan sesuatu keinginan untuk mencapai norma artistik, atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan yang di dalamnya bertujuan mencapai nilai-nilai arstistik dan nilai-nilai kesenian.

  g. problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah), bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis ingin mejelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh pembaca.

  Agar maksud dan tujuan penulis tercapai, maka penulis harus mengetahui ciri- ciri tulisan yang baik. Menurut Adelstein dan Pival (dalam Tarigan, 2008:6-7), ciri- ciri tulisan yang baik antara lain:

  a. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis mempergunakan nada yang serasi. b. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis menyusun bahan-bahan yang tersedia menjadi suatu keseluruhan yang utuh.

  c. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk menulis dengan jelas dan tidak samar-samar.

  d. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk menulis secara meyakinkan.

  e. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk mengkritik naskah tulisan yang pertama serta memperbaikinya.

  f. Tulisan yank baik mencerminkan kebanggaan penulis dalam naskah atau manuskrip: kesudian mempergunakan ejaan dan tanda-baca secara seksama, memeriksa makna kata dan hubungan ketatabahasaan dalam kalimat-kalimat sebelum menyajikannya kepada para pembaca.

  Akhadiah dkk (1988: 2), mengemukakan ciri-ciri tulisan yang baik diantaranya bermakna, jelas/lugas, kesatuan yang bulat, singkat dan padat, serta memenuhi kaidah bahasa. Dari kedua pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa tulisan yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Tulisan yang baik mempergunakan nada yang serasi.

  b. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis menyusun bahan-bahan yang tersedia menjadi suatu keseluruhan yang utuh.

  c. Tulisan yang baik menggunakan bahasa yang jelas dan tidak samar-samar.

  d. Tulisan yang baik hendaknya meyakinkan pembaca.

  e. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk mengkritik naskah tulisan yang pertama serta memperbaikinya.

  f. Tulisan yang baik hendaknya mempergunakan ejaan dan tanda baca secara seksama, memeriksa makna kata dan hubungan ketatabahasaan dalam kalimat- kalimat sebelum menyajikannya kepada para pembaca.

  g. Tulisan yang baik hendaknya singkat dan padat.

  h. Tulisan yang baik hendaknya bermakna.

2. Pengertian Teks Ulasan

  Menurut Mahsun (2014: 1, 2), teks adalah satuan bahasa yang digunakan sebagai ungkapan suatu kegiatan sosial baik secara tulisan maupun tulis dengan strukur lengkap. Berdasarkan definisi tersebut, ciri teks wujudnya dapat berupa bahasa yang dituturkan atau dituliskan, atau juga bentuk dari sarana lain yang digunakan untuk menyatakan buah pikiran atau ide. Teks digunakan untuk pernyataan kegiatan sosial dengan struktur berpikir yang lengkap, maka setiap teks dalam kurikulum 2013 memiliki struktur tersendiri. Tujuan sosial yang hendak dicapai manusia dalam kehidupan beragam. Dari tujuan yang beragam tersebut, akan memunculkan beragam jenis teks dan tentunya dengan struktur teks atau struktur berpikir yang beragam.

  Teks dalam kurikulum 2013 tidak dapat dilepaskan dari gendre. Genre merujuk pada nilai atau norma kultural yang direalisasikan dalam suatu proses sosial. Dengan demikian, genre dapat didefinisikan sebagai jenis teks yang berfungsi sebagai rujukan agar teks yang dibuat lebih efektif, baik dari segi ketepatan tujuan, ketepatan pemilihan dan penyusunan elemen teks, dan ketepatan dalam penggunaan unsur tata bahasa (Mahsun, 2014: 3). Secara umum, teks dalam kurikulum 2013 diklasifikasikan atas teks mikro dan teks makro. Teks mikro atau teks tunggal merupakan jenis teks yang dipelajari pada siswa SD sampai menengah, sedangkan teks makro atau teks majemuk merupakan teks yang dipelajari pada tingkat akademik. Teks makro atau majemuk merupakan teks yang kompleks dengan struktur yang lebih besar dan tersegmentasi ke dalam bagian-bagian yang dapat berupa bab, subbab, seksi atau subseksi (Mahsun, 2014: 15). Teks makro dapat diklasifikasika atas dua jenis yaitu teks majemuk yang faktual dan fiksional. Contoh teks makro atau teks majemuk faktual : usul penelitian (proposal), skripsi, tesis, laporan penelitian, artikel, dan lain-lain. Teks mikro digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu teks yang termasuk genre sastra dan genre non sastra. Teks yang termasuk dalam genre sastra dikategorikan ke dalam genre cerita, sedangkan teks genre non sastra dikategorikan ke dalam genre faktual dan tanggapan. Teks yang termasuk dalam genre cerita diantaranya: anekdot, cerpen, fabel, biografi/otobiografi, pantun, dan syair. Teks yang termasuk dalam genre faktual diantaranya: deskripsi, laporan, berita, surat, laporan buku/ulasan, dan prosedur, sedangka teks yang termasuk genre tanggapan diantaranya: negosiasi, wawancara, label, eksplanasi, pidato, eksposisi, diskusi dan ulasan.

  Ulasan adalah istilah yang digunakan untuk menilai baik tidaknya sebuah buku. Dalam hal ini, yang dinilai adalah keunggulan dan kelemahan buku (baik fiksi maupun nonfiksi). Menurut Waluyo ( 2014: 106), teks ulasan (review text) disebut juga teks resensi, resensi merupakan teks yang berisi pertimbangan atau ulasan tentang sebuah buku. Resensi berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere. Artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Menurut Afirin dan Tasai (2008: 235), resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah karya atau buku, komentar seorang penulis atas sebuah karya, baik buku, film, karya seni. Suhandang (dalam Sudarman, 2008 : 220), mendefinisikan resensi dengan meggunakan istilah review, yaitu suatu tinjauan terhadap karya seni dan sastra. Resensi berupa pendapat atau pandangan terhadap segala aspek yang terkandung dalam buku tersebut. Menurut Hornby (dalam Sudarman, 2008 : 220), mengidentifikasi resensi sebagai laporan tertulis tentang isi buku yang diterbitkan atau dipublikasikan paling akhir. Buku-buku yang cukup lama terbit, dapat diresensi kembali, jika buku tersebut dianggap penting dan ada korelasi (sebab akibat) dengan wacana-wacana aktual yang sedang diperbincangkan banyak orang. Sudarman (2008 : 221), resensi merupakan memberikan penilaian secara objektif, terhadap karya orang lain untuk dipublikasikan, baik karya itu dalam bentuk buku, seni, pagelaran, musik, dan lain sebagainya.

  Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpilkan bahwa teks ulasan sama halnya dengan resensi. Teks ulasan/resensi dalam bahasa inggris disebut review text.

  Teks ulasan/resensi/review text ialah pertimbangan atau menimbang-nimbang, mengulas, pembicaraan, memeriksa, menilai, mengomentari, dan meninjau suatu karya/buku. Teks ulasan/resensi/review text berupa pendapat atau pandangan penulis terhadap segala aspek yang terkandung dalam buku/karya dan kemudian dipublikasikan. Mengulas tidak hanya buku fiksi atau nonfiksi, dapat juga berupa laporan, film, lukisan, pagelaran, musik, dan lain sebagainya.

  Tujuan teks ulasan adalah untuk menginformasikan isi buku tentang yang ditulis dan dibahas kepada pembaca. Tujuan mengulas buku/karya adalah untuk menginformasikan kepada pembaca agar tertarik untuk membeli atau membaca dan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih atau membeli buku. Menurut Samad (1997 : 2), tujuan penulisan resensi meliputi tujuan, antara lain: (a) memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif (bersifat mampu menangkap/menerima dengan baik) yang ada dalam sebuah buku, (b) mengajak pembaca untuk memikirkan dan mendiskusikan tentang problema yang muncuk dalam sebuah buku, (c) memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah buku tersebut pantas mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak, (d) menjawab pertanyaan yang timbul jika seseorang melihat buku yang baru terbit seperti: siapa pengarangnya, mengapa ia menulis buku itu, bagaimana hubungannya dengan buku- buku sejenis karya penarang yang sama, dan bagaimana hubungannya dengan buku sejenis karya pengarang lain, (e) bagi segolongan pembaca resensi untuk: mendapatkan bimbingan dalam memilih buku, setelah membaca resensi berminat untuk membaca atau mencocokkan seperti apa yang ditulis dalam resensi, tidak ada waktu untuk membaca buku kemudian mengandalkan resensi sebagai sumber informasi. Berdasarkan pendapat Samad tersebut, ada empat hal yang perlu diperhatikan oleh seorang peresensi buku, yaitu : (a) informasi yang disampaikan haruslah jelas, (b) mampu mengajak pembaca untuk bersikap kritis terhadap hasil resensi, (c) hasil resensi harus bersifat persuasuf (membujuk), dan (d) memiliki sikap kreatif dalam meresensi buku. Arifin dan Tasai (2008: 236), tujuan menulis resensi yaitu, (a) penulis resensi untuk menjembatani keinginan atau selera penulis kepada pembacanya, (b) penulis ingin menyampaikan informasi kepada pembaca apakah buku atau hasil karya yang diresensi layak mendapat sambutan masyarakat atau tidak, (c) penulis resensi berupanya memotivasi pembacanya untuk membaca buku tersebut secara langsung, (d) penulis resensi dapat mengkritik, mengoreksi, atau memperlihatkan kualitas baik kelebihan maupun kekurangannya, dan (e) penulis resensi mengharapkan honorium atau imbalan dari media cetak yang memuat resensinya, baik majalah maupun surat kabar.

  Dari beberapa tujuan menulis teks ulasan/resensi menurut para ahli, maka dapat disimpulkan tujuan menulis teks ulasan/resensi adalah: a. menginformasikan,

  b. mengajak pembaca untuk membaca buku atau karya yang ditulis oleh penulis ,

  c. untuk menjembatani keinginan atau selera penulis kepada pembacanya, d. memotivasi pembacanya untuk membaca buku secara langsung,

  e. mengkritik, mengoreksi, atau memperlihatkan kualitas baik kelebihan maupun kekurangannya, dan f. untuk mendapat honorium atau imbalan dari media cetak yang memuat resensinya, baik majalah maupun surat kabar.

  Menurut Waluyo (2014: 128), teks ulasan memiliki beberapa jenis ulasan yang digolongkan berdasarkan objek yang diulas diantaranya: (a) ulasan buku dibedakan menjadi dua jenis yaitu buku sastra misalnya roman, novel, cerpen, dongeng, dan puisi dan buku nonsastra yang membahas topik faktual dan tidak bersifat imajinatif misalnya, buku biografi, esai ilmiah, jurnal, buku pengetahuan dan sebagainya. (b) ulasan film adalah teks ulasan yang mengulas tentang film dan sejenisnya misalnya, serial televisi, sinetron dan sebagainya. (c) ulasan pementasan adalah teks ulasan yang mengulas tentang kegiatan yang dipentaskan misalnya, teater, pentas musik, pentas tari, wayang dan sebagainya. (d) ulasan karya seni adalah teks ulasan yang mengulas tentang bentuk-bentuk karya seni misalnya, lukisan, karya seni ukir, karya seni pahat, karya seni dekorasi dan sebagainya.

  Teks dalam kurikurum 2013 memiliki struktur dan unsur kebahasaan tersendiri, begitu juga teks ulasan. Teks ulasan memiliki struktur dan unsur kebahasaan. Menurut Kemendikbud (2014: 123), struktur teks ulasan terdiri atas empat bagian yaitu: (a) orientasi, berisi gambaran umum karya/buku yang akan diulas, misalnya gambaran umum karya yang akan diulas berupa nama, kegunaan dan sebagainya, (b) tafsiran, berisi pandangan atau penjelasan mengenai karya/buku yang diulas secara singkat, (c) evaluasi, bagian evaluasi penulis menilai karya (kelebihan dan kekurangan), penampilan, dan produksi. Bagian evaluasi juga berisi gambaran tentang detail suatu karya yang diulas, dan (d) rangkuman, bagian rangkuman berisi simpulan karya tersebut. Selain struktur, teks ulasan memiliki unsur kebahasan. Menurut Kemendikbud (2014: 123), unsur kebahasaan teks ulasan diantaranya: (a) kata sifat sikap, (b) kata kerja, (c) kata benda, (d) metafora, (e) kalimat (kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat), dan (f) kata rujukan.

  Menurut Samad (1997: 6), langkah-langkah menulis teks ulasan (resensi) sebagai berikut: a. pengenalan terhadap buku yang akan diresensi,

  b. membaca buku yang akan diresensi secara komprehensif, cermat, dan teliti,

  c. menandai bagian-bagian buku yang diperhatikan secara khusus dan menentukan bagian-bagian yang dikutip untuk dijadikan data, d. membuat sinopsis atau intisari dari buku yang diresensi,

  e. menentukan sikap dan menilai hal-hal yang berkenaan dengan organisasi penulisan, bobot ide, aspek bahasanya, dan aspek tekniknya, f. mengoreksi dan merevisi.

  Menurut Arifin dan Tasai (2008: 238), langkah-langkah menulis teks ulasan (resensi) sebuah karya memiliki beberapa tahapan, yaitu (a) mengamati suatu karya, (b) membaca isi suatu karya, (c) membuat ringkasan, dan (d) memaparkan isi dan mutu suatu karya. Kemendikbud (2014 : 138), langkah-langkah menulis teks ulasan yaitu : (a) membaca karya yang akan diulas dengan cermat, (b) menulis hal-hal penting, (c) mengembangkan kalimat hingga menjadi paragraf, (d) menuliskan pendapat tentang karya, buku, film, dll yang akan diulas, dan (e) menuliskan judul, pengarang, penerbit, jumlah halaman dan harga.

  Dari beberapa langkah menulis teks ulasan yang dikemukakan oleh beberapa ahli, maka dapat disimpulkan langkah-langkah menulis teks ulasan (resensi) adalah: a. pengenalan terhadap buku atau karya yang akan diulas, b. mengamati buku atau karya yang akan diulas,

  c. membaca buku atau karya yang akan diulas dengan cermat dan teliti,

  d. menandai bagian penting/kutipan yang dijadikan data,

  e. mencatat ide pokok/gagasan pada selembar kertas,

  f. menilai kelebihan dan kekurangan (memaparkan isi dan mutu) buku atau karya,

  g. membuat ringkasan dengan mengembangkan gagasan menjadi sebuah paragraf,

  h. menyusun/menulis teks ulasan sesuai dengan struktur teks berdasarkan fakta yang diperoleh, i. mengoreksi dan merevisi.

  C.

  

Model Pembelajaran (CIRC) Cooperative Integrated Reading and

Composition 1.

   Pengertian Model Pembelajaran CIRC

  Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa penyebab rendahnya prestasi belajar Bahasa Indonesia di SMP adalah karena guru menggunakan model mengajar yang tidak sesuai dengan materi pelajaran dan biasanya guru hanya mengejar materi yang diajarkan sehingga siswa sulit untuk memahami atau menguasai konsep materi pelajaran. Model pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari kurang memberi motivasi siswa, sehingga siswa kurang antusias dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada kompetensi dasar menulis. Seorang guru atau pengajar membutuhkan kejeniusan khusus dalam hal memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Salah satu model pembelejaran yang telah dicoba oleh Steven dan Slavin adalah model pembelajaran Cooperative Integrated Read and Composition (CIRC). Cooperative

  

Integrated Reading and Composition (CIRC) merupakan salah satu tipe model

  pembelajaran cooperative learning. Tipe CIRC dalam model pembelajaran kooperatif merupakan tipe pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan siswa. CIRC merupakan model pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis. Model pembelajaran CIRC merupakan model pembelajaran menyeluruh dengan cara membaca dan menulis yang melibatkan kerja sama murid dalam satu kelompok dan keberhasilan kelompok tergantung pada kesuksesan masing-masing individu dalam kelompok. Artinya, setiap individu bertanggung jawab atas tugas yang diberikan oleh anggota kelompok dan berperan penting untuk keberhasilan kelompok.

  Tujuan utama CIRC adalah untuk membantu pemahaman siswa dalam mempelajari bacaan dengan menggnakan tim kooperatif. Selain tujuan utama, model pembelajaran CIRC juga memiliki tujuan dalam proses pembelajaran menulis dan seni berbahasa yaitu untuk merancang, mengimplementasikan, dan mengevaluasi pendekatan proses menulis pada pelajaran menulis dan seni berbahasa yang melibatkan kehadiran teman satu kelas (Slavin, 2005: 203, 204). Model pembelajaran CIRC dalam pembelajaran menulis, siswa diharapkan memahami bacaan, baik dengan melalui kegiatan-kegiatan dalam proses menulis maupun dengan kemampuan memahami bacaan yang baru dipelajari dalam pembelajaran menulis.

  Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terdiri dari tiga

  unsur penting, yaitu: kegiatan-kegiatan dasar terkait, pengajaran langsung pelajaran memahami bacaan, seni berbahasa dan menulis terpadu. Semua kegiatan mengikuti siklus reguler yang melibatkan presentasi dari guru, latihan tim, latihan independent, pra penilaian teman, latihan tambahan, dan tes (Slavin, 2005: 204). Unsur utama dari model pembelajaran CIRC menurut Slavin (2005: 205-212) adalah sebagai berikut: a. Kelompok Membaca (teams)

  Para siswa dibagi ke dalam kelompok yang ditentukan oleh guru berdasarkan tingkat kemampuan membaca.

  b. Tim (placement test) Setiap anggota tim menerima poin berdasarkan kinerja individual pada kegiatan pembelajaran sebelumnya.

  c. Kegiatan

  • –Kegiatan yang Berhubungan dengan Cerita (student creative) Tim diberikan tugas yang berkaitan dengan bacaan.

  d. Pemeriksaan oleh Pasangan (team study) Setelah menyelesaikan kegiatan, guru dan siswa saling memeriksa dan memberikan bantuan kepada tim yang membutuhkan.

  e. Tes (team scorer and team recognition) Tim (kelompok) diberikan tes pemahaman terhadap cerita, kemudian guru memberikan skor terhadap hasil kerja tim dan memberikan penghargaan bagi tim yang berhasil secara cermerlang.

  f. Pengajaran Langsung dalam Memahami Bacaan (teaching group) Pengajaran langsung dalam khusus memahami bacaan. Guru memberikan materi sesuai dengan materi memahami bacaan.

  g. Seni Berbahasa dan Menulis Terintegrasi (facts test) Pada kegiatan ini menekankan pada proses menulis di mana para siswa menulis sesuai topik yang dipilih dan kemampuan menulis paragraf. h. Membaca Independen dan Buku Laporan (whole-class unit) Para siswa diminta untuk mengulas kembali materi yang diajarkan pada akhir pembelajaran.

  Menurut Suprijono (2009: 130), langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe CIRC yaitu, (a) siswa diarahkan untuk membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen, (b) siswa menerima wacana/kliping sesuai dengan topik, (c) siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas, (d) siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok, (e) siswa dan guru membuat kesimpulan bersama,dan (f) penutup. Menurut Taniredja, dkk (2012: 112), langkah-langkah model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

  

Composition (CIRC) yaitu, (a) membenuk kelompok yang anggotanya 4 orang

  secara heterogen, (b) guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pmbelajaran, (c) siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada selembar kertas, (d) mempresentasikan/membacakan hasil kelompok, dan (e) guru membuat kesimpulan bersama, (f) penutup.

  Dari kedua langkah-langkah model pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

  Composition (CIRC) adalah :

  a. membentuk kelompok yang beranggotakan 4 orang secara heterogen,

  b. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran, c. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menentukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada selembar kertas, d. Siswa mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok,

  e. Guru bersama siswa membuat kesimpulan bersama, dan f. penutup.

2. Ciri-Ciri Model Pembelajaran CIRC

  Pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and

Composition ) yang dirancang khusus untuk pembelajaran membaca dan menulis.

  Untuk membedakan model pembelajaran CIRC dengan model pembelajaran kooperatif lainnya, berikut disampaikan beberapa ciri-ciri dari CIRC adalah: a. berkelompok,

  b. tanggung jawab tugas kelompok merupakan bagian tanggung jawab individu,

  c. saling membacakan teks/bacaan yang diberikan oleh guru,

  d. penghargaan lebih mengarah pada kelompok dari pada individu, dan e. setiap anggota kelompok berhak untuk sukses.

  Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. Demikian halnya dengan model pembelajaran koopertif tipe CIRC. Kelebihan model pembelajaran CIRC yang diungkapkan oleh Suyitno (dalam Widyasari, 2013:3) antara lain: (a) CIRC amat tepat untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah, (b) dominasi guru dalam pembelajaran berkurang, (c) siswa termotivasi pada hasil secara teliti, karena belajar dalam kelompok, (d) para siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaannya, (e) membantu siswa yang lemah, dan (f) meningkatkan hasil belajar, khususnya dalam menyelesaikan soal bacaan dan keterampilan menulis. Kekurangan model pembelajaran CIRC diantaranya membutuhkan waktu yang tidak sedikit dalam pelaksanaannya. Waktu tersebut digunakan pada saat diskusi. Selain itu, sulitnya mengatur kelas untuk kondusif sehingga suasana kelas cenderung ramai.

  Oleh karena itu, guru harus pandai dalam mengatur waktu yang ada dan menguasai kondisi kelas agar pelaksanaan pembelajaran menggunakan model ini dapat berjalan dengan baik (Widyasari, 2013:3).

  D.

  

Pembelajaran Menulis Teks Ulasan dengan Model Pembelajaran CIRC

(Cooperative Integrated Reading and Composition)

  Pembelajaran menulis yang diajarkan pada siswa kelas VIII salah satunya adalah menulis teks ulasan. Materi menulis teks ulasan merupakan materi kurikulum 2013, diharapkan siswa mampu mengungkapkan ide gagasan mengenai suatu buku, film, atau karya sastra meliputi kelebihan dan kekuranganny. Pada kurikulum 2013, kesesuaian isi dengan struktur teks yang sudah ditentukan meliputi: orientasi, tafsiran, evaluasi, dan rangkuman. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa menulis teks ulasan yaitu dengan menggunakan model pembelajaran. Model pembelajaran digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran menulis teks ulasan adalah model pembelajaran CIRC

  (Cooperative Integrated Reasing and Composition).

  Pada pembelajaran menulis teks ulasan/resensi dengan mendasarkan pada prinsip penggunaan model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reasing and

  

Composition) menurut Slavin (2005: 205-212), langkah-langkah model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam pembelajaran menulis teks ulasan sebagai berikut:

  1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menyuruh ketua kelas untuk memimpin doa sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.

  2. Guru menanyaakan kondisi siswa dan mencatat siswa yang tidak masuk.

  3. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan indikator pencapaian.

  4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran menulis teks ulasan.

  5. Guru memberi pertanyaan tentang materi yang akan disampaikan kepada siswa.

  6. Guru menyampaikan keterkaitan pengetahuan siswa dengan materi yang akan dipelajari.

  7. Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang teks ulasan.

  8. Guru menginstruksikan model pembelajaran yang akan digunakan dalam menulis teks ulasan dengan model pembelajaran Cooperative Integrated

  Reading and Composition (CIRC).

  9. Guru mengingatkan kembali pelajaran mengenai teks ulasan yang telah dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya.

  10. Guru memberikan materi tentang menulis teks ulasan.

  11. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami.

  12. Guru membagi siswa dalam kelompok yang masing-masing beranggotakan 4 orang (mengadopsi komponen teams).

  13. Guru mengumumkan hasil menulis teks ulasan pada pembelajaran sebelumnya (mengadopsi komponen placement test).

  14. Guru memberikan soal yang berkaitan dengan teks bacaan (mengadopsi komponen student creative).

  15. Guru memberikan bimbingan kepada kelompok yang membutuhkan (mengadopsi komponen team study).

  16. Perwakilan dari setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan kelompok lain menganggapi.

  17. Guru memberikan apresiasi kepada kelompok yang mendapat nilai terbaik (mengadopsi komponen team scorer and team recognition).

  18. Guru memberikan materi singkat sebelum memberikan tugas individu kepada siswa (mengadopsi komponen teaching group).

  19. Guru memberikan tugas individu menulis teks ulasan (mengadopsi komponen facts test ).

  20. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran (mengadopsi komponen whole-class unit).

  21. Penutup.

E. Kerangka Berpikir

  Kemampuan menulis teks ulasan siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Purwokerto masih rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, faktor tersebut berasal dari siswa itu sendiri maupun dari guru mata pelajaran Bahasa Indonesia.

  Siswa kurang termotivasi dan kurang antusias dalam pembelajaran menulis teks ulasan. Selain itu, penggunaan metode dalam pembelajaran merupakan salah satu faktor yang berpengaruh. Selama ini pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih menggunakan metode atau model pembelajaran yang konvensional, artinya guru dalam menggunakan metode atau model pembelajaran kurang memberikan motivasi dan antusias siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada kompetensi dasar menulis.

  Pembelajaran menulis teks ulasan dilakukan sebagai sarana untuk meningkatkan keterampilan menulis teks ulasan dengan struktur teks yang tepat, menentukan gagasan utama dan menggungunakan bahasa yang efektif. Karena permasalahan yang dihadapi oleh kebanyakan guru adalah cara mengatasi rendahnya keterampilan siswa dalam menulis. Sebagai upaya meningkatkan keterampilan menulis khususnya menulis teks ulasan, guru harus mempuyai pengetahuan dalam pembelajaran yaitu tentang model pembelajaran yang tepat. Peneliti dalam hal ini sebagai guru menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading

  

and Composition (CIRC) untuk meingkatkan keterampilan menulis teks ulasan pada

  siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Purwokerto. Dengan model pembelajaran ini, materi yang diajarkan akan mudah dan ditangkap oleh siswa karena dalam pembelajaran ini siswa akan bekerja sama dan saling berbagi ilmu. Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) diharapkan dapat membuat proses pembelajaran yang menyenangkan dan meningkatkan kemampuan menulis siswa dalam menulis teks ulasan.

F. Hipotesis Tindakan

  Berbagai tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini diharapkan dapat membawa perubahan dalam peningkatan kemampuan menulis teks ulasan pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Purwokerto. Hipotesis tindakan dalam penelitian ini yaitu melalui model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

  

Composition (CIRC) kemampuan menulis teks ulasan pada siswa kelas VIII D SMP

Negeri 2 Purwokerto tahun pelajaran 2014-2015 dapat meningkat.