55. SALINAN PERMENRISTEKDIKTI NO.55 TH 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU.

SALINAN

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 55 TAHUN 2017
TENTANG
STANDAR PENDIDIKAN GURU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang

:

a. bahwa untuk menjamin terselenggaranya pendidikan

tinggi yang mampu menghasilkan guru sebagai pendidik
profesional sesuai dengan perkembangan zaman perlu
disusun standar pendidikan guru yang bersifat nasional;
b. bahwa standar pendidikan guru sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Standar Nasional Pendidikan Tinggi;
c. bahwa

berdasarkan

pertimbangan

sebagaimana

dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
tentang Standar Pendidikan Guru;

Mengingat


:

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan

Nasional

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

-2-

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor

157,

Tambahan

Lembaran

Negara

Republik

Indonesia Nomor 4586);
3. Undang-Undang

Nomor

12

Tahun


2012

tentang

Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5336);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang
Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor

194,

Tambahan

Lembaran

Negara


Republik

Indonesia Nomor 4941);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan

Pendidikan

Tinggi

dan

Pengelolaan

Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5500);
6. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Nomor 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
889);
7. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Nomor

44

Tahun

2015

tentang

Standar

Nasional

Pendidikan Tinggi (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 1952);
8. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Nomor 100 Tahun 2016 tentang Pendirian, Perubahan,
Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, dan Pendirian,
Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
2009);

-3-

9. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Nomor 126 Tahun 2016 tentang Penerimaan Mahasiswa
Baru Program Sarjana pada Perguruan Tinggi Negeri
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
2169)

sebagaimana

telah

diubah


dengan

Peraturan

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 27
Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 126 Tahun
2016 tentang Penerimaan Mahasiswa Baru Program
Sarjana pada Perguruan Tinggi Negeri (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 576);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan :

PERATURAN

MENTERI

PENDIDIKAN TINGGI


RISET,

TENTANG

TEKNOLOGI,

DAN

STANDAR PENDIDIKAN

GURU.
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Standar

Nasional


Pendidikan

Tinggi

adalah

satuan

standar yang meliputi Standar Nasional Pendidikan,
ditambah

dengan

Standar

Nasional

Penelitian,

dan


Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat.
2. Standar

Pendidikan

Guru

adalah

kriteria

minimal

program sarjana pendidikan dan program pendidikan
profesi guru.
3. Lembaga

Pendidikan

Tenaga

Kependidikan

yang

selanjutnya disingkat LPTK adalah perguruan tinggi yang
diberi tugas oleh pemerintah untuk menyelenggarakan
program pengadaan guru pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan/atau
pendidikan menengah serta untuk menyelenggarakan
dan

mengembangkan

nonkependidikan.

ilmu

kependidikan

dan

-4-

4. Program Sarjana Pendidikan adalah program pendidikan
akademik untuk menghasilkan sarjana pendidikan yang
diselenggarakan oleh LPTK.
5. Program

Pendidikan

Profesi

Guru

yang

selanjutnya

disebut Program PPG adalah program pendidikan yang
diselenggarakan setelah program sarjana atau sarjana
terapan untuk mendapatkan sertifikat pendidik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan/atau pendidikan menengah.
6. Program Studi adalah kesatuan kegiatan pendidikan dan
pembelajaran yang memiliki kurikulum dan metode
pembelajaran
akademik,

tertentu dalam satu jenis pendidikan

pendidikan

profesi,

dan/atau

pendidikan

vokasi.
7. Pembelajaran Mikro adalah pembelajaran keterampilan
dasar mengajar dengan menggunakan latar, peserta
didik, kompetensi, materi, dan sesi terbatas.
8. Pengenalan Lapangan Persekolahan yang selanjutnya
disingkat PLP adalah proses pengamatan/observasi dan
pemagangan yang dilakukan mahasiswa Program Sarjana
Pendidikan untuk mempelajari aspek pembelajaran dan
pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan.
9. Praktik Pengalaman Lapangan yang selanjutnya disingkat
PPL adalah kegiatan mahasiswa peserta Program PPG
untuk

mempraktikkan

kemampuannya

dalam

pembelajaran di sekolah mitra.
10. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik,

mengajar,

membimbing,

mengarahkan,

melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
11. Guru Pamong adalah Guru yang ditugaskan untuk
mendampingi,

membimbing,

memberi

inspirasi,

dan

mengevaluasi mahasiswa yang melaksanakan PLP dan
PPL.

-5-

12. Satuan Kredit Semester, yang selanjutnya disingkat sks
adalah takaran waktu kegiatan belajar yang dibebankan
pada mahasiswa per minggu per semester dalam proses
pembelajaran melalui berbagai bentuk pembelajaran atau
besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha mahasiswa
dalam mengikuti kegiatan kurikuler pada suatu Program
Studi.
13. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan
tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni,
melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat

pada

Program

Sarjana

Pendidikan

dan

Program PPG.
14. Tutor

adalah

pendidik

profesional

yang

berfungsi

memberikan bantuan belajar kepada peserta didik dalam
proses pembelajaran jarak jauh dan/atau pembelajaran
tatap muka pada satuan pendidikan jalur formal dan
nonformal.
15. Sekolah Laboratorium adalah satuan pendidikan yang
diselenggarakan

oleh

dengan

berfungsi

LPTK,

mahasiswa

Program

LPTK

dan/atau
sebagai

Sarjana

bekerja

tempat

Pendidikan

sama

berlatih
dan/atau

Program PPG serta sebagai tempat penelitian, pengabdian
kepada masyarakat, dan pengembangan ilmu dan praksis
pendidikan.
16. Sekolah Mitra adalah satuan pendidikan yang menjadi
mitra kerja sama LPTK dan berfungsi sebagai tempat
berlatih mahasiswa Program Sarjana Pendidikan dan
Program PPG.
17. Asrama

Mahasiswa

adalah

unit

pelayanan

yang

terintegrasi dalam struktur dan tata kelola perguruan
tinggi untuk memberikan layanan hunian, bimbingan,
dan pengembangan diri mahasiswa.
18. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
bidang pendidikan tinggi.
19. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Pembelajaran
dan Kemahasiswaan.

-6-

Pasal 2
Standar Pendidikan Guru mencakup:
a. Program Sarjana Pendidikan; dan
b. Program PPG.

Pasal 3
(1)

Standar Pendidikan Guru berfungsi sebagai acuan bagi
program pendidikan Guru untuk menghasilkan Guru
profesional melalui:
a. perumusan sistem penerimaan mahasiswa baru;
b. capaian pembelajaran, isi, proses, dan penilaian
hasil pembelajaran;
c. pengembangan

penelitian

ilmu

pendidikan

dan

keguruan;
d. pengembangan pengabdian kepada masyarakat;
e. pengembangan fasilitas dan sumber belajar;
f.

pelaksanaan PLP dan PPL;

g. pengembangan profesionalisme Dosen; dan
h. penyelenggaraan

Sekolah

Laboratorium,

Sekolah

Mitra, dan/atau satuan pendidikan lainnya.
(2)

Standar Pendidikan Guru bertujuan untuk:
a. menetapkan kualifikasi akademik dan kompetensi
Guru yang dinyatakan dalam capaian pembelajaran
lulusan Program Sarjana Pendidikan dan Program
PPG;
b. menetapkan kriteria minimal dalam berbagai aspek
penyelenggaraan Program Sarjana Pendidikan dan
Program PPG;
c. mengembangkan sistem penjaminan mutu internal
dan eksternal untuk Program Sarjana Pendidikan
serta Program PPG; dan
d. menetapkan

mekanisme

pelaksanaan

Sarjana Pendidikan dan Program PPG.

Program

-7-

BAB II
PELAKSANAAN

Pasal 4
(1)

Pendidikan Guru dilaksanakan dalam bentuk Program
Sarjana Pendidikan dan Program PPG.

(2)

Program PPG sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diselenggarakan

oleh

LPTK

yang

ditetapkan

oleh

Menteri.
(3)

Pendidikan Guru bersifat nasional dan bertujuan untuk
menghasilkan Guru sebagai pendidik profesional yang
nasionalis dan memiliki wawasan global sesuai dengan
kebutuhan nasional, lokal, dan/atau perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

Pasal 5
(1)

Penerimaan

mahasiswa

baru

Program

Sarjana

Pendidikan dan Program PPG dilakukan melalui sistem
penerimaan mahasiswa baru.
(2)

Sistem

penerimaan

mahasiswa

baru

sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. seleksi kemampuan akademik; dan
b. seleksi bakat, minat, kepribadian, dan kesamaptaan.
(3)

Seleksi kemampuan akademik sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf a dilaksanakan melalui seleksi
penerimaan mahasiswa baru sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

(4)

Seleksi bakat, minat, kepribadian, dan kesamaptaan
sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(2)

huruf

b

diselenggarakan oleh LPTK.
(5)

Ketentuan lebih lanjut mengenai seleksi bakat, minat,
kepribadian, dan kesamaptaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) ditetapkan oleh Direktur Jenderal.

-8-

BAB III
STANDAR PENDIDIKAN PROGRAM SARJANA PENDIDIKAN
Pasal 6
Standar Pendidikan Program Sarjana Pendidikan terdiri atas:
a. standar kompetensi lulusan;
b. standar isi;
c. standar proses;
d. standar penilaian;
e. standar pendidik dan tenaga kependidikan;
f.

standar sarana dan prasarana pembelajaran;

g. standar pengelolaan; dan
h. standar pembiayaan;
Bagian Kesatu
Standar Kompetensi Lulusan
Pasal 7
(1)

Standar kompetensi lulusan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 huruf a merupakan kriteria minimal
mengenai

kualifikasi

kemampuan

lulusan

yang

mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
dinyatakan

dalam

rumusan

capaian

pembelajaran

lulusan Program Sarjana Pendidikan.
(2)

Rumusan capaian pembelajaran lulusan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1):
a. mengacu

pada

deskripsi

capaian

pembelajaran

lulusan dalam Standar Nasional Pendidikan Tinggi;
dan
b. memiliki kesetaraan dengan jenjang kualifikasi 6
(enam)

pada

Kerangka

Kualifikasi

Nasional

Indonesia.
(3)

Rumusan capaian pembelajaran lulusan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) memuat aspek akademik
kependidikan dan bidang keilmuan dan/atau keahlian.

(4)

Aspek akademik kependidikan dan bidang keilmuan
dan/atau keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
meliputi:

-9-

a. kompetensi pemahaman peserta didik;
b. kompetensi pembelajaran yang mendidik;
c. kompetensi penguasaan bidang keilmuan dan/atau
keahlian; dan
d. kompetensi sikap dan kepribadian.
(5)

Rumusan capaian pembelajaran lulusan yang mencakup
aspek akademik kependidikan sebagaimana dimaksud
pada

ayat

(3)

tercantum

dalam

Lampiran

yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(6)

Bidang

keilmuan

dan/atau

keahlian

sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) meliputi filsafat keilmuan,
substansi, struktur, pola pikir, tradisi keilmuan, dan
perkembangan keilmuan.

Bagian Kedua
Standar Isi

Pasal 8
(1)

Standar isi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf
b

merupakan

kedalaman,
materi

kriteria

urutan,

pembelajaran

minimal

dan

saling

dengan

tingkat

keluasan,

keterkaitan
substansi

antara

keilmuan

Program Sarjana Pendidikan.
(2)

Standar

isi

sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(1)

meliputi isi pembelajaran terkait pengembangan:
a. kompetensi pemahaman peserta didik;
b. kompetensi pembelajaran yang mendidik;
c. kompetensi penguasaan bidang keilmuan dan/atau
keahlian; dan
d. kompetensi sikap dan kepribadian.
(3)

Standar

isi

sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(2)

tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(4)

Substansi keilmuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi filsafat keilmuan, substansi, struktur, pola
pikir, tradisi keilmuan, dan perkembangan keilmuan.

-10-

Bagian Ketiga
Standar Proses

Pasal 9
(1)

Standar proses sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
huruf

c

merupakan

kriteria

minimal

pelaksanaan

pembelajaran pada Program Sarjana Pendidikan untuk
memperoleh capaian pembelajaran lulusan.
(2)

Standar proses sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mencakup:
a. karakteristik proses pembelajaran;
b. perencanaan proses pembelajaran;
c. pelaksanaan proses pembelajaran; dan
d. beban belajar mahasiswa.

(3)

Karakteristik

proses

pembelajaran

sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf a terdiri atas sifat:
a. interaktif;
b. holistik;
c. integratif;
d. saintifik;
e. kontekstual;
f.

tematik;

g. efektif;
h. kolaboratif;

(4)

i.

inovatif; dan

j.

berpusat pada mahasiswa.

Proses

pembelajaran

Program

Sarjana

Pendidikan

menerapkan prinsip:
a. Dosen

sebagai

model

yang

dimaknai

sebagai

panutan bagi mahasiswa calon pendidik; dan
b. pengalaman otentik dimaknai bahwa mahasiswa
calon

pendidik

pembelajaran

memperoleh

langsung

sedini

situasi nyata di satuan pendidikan.

pengalaman

mungkin

dalam

-11-

(5)

Perencanaan proses pembelajaran dan pelaksanaan
proses pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf b dan huruf c menerapkan konsep integritas
akademik.

(6)

Pelaksanaan

proses

pembelajaran

sebagaimana

dimaksud pada ayat (5) dalam bentuk:
a. kuliah;
b. responsi dan tutorial;
c. seminar atau yang setara;
d. praktikum, praktik studio, praktik bengkel, atau
praktik lapangan; dan
e. pengayaan dan remediasi untuk mahasiswa yang
belum

memenuhi

capaian

pembelajaran

yang

ditetapkan.
(7)

Praktikum dan praktik lapangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (6) huruf d dilakukan dalam bentuk:
a. Pembelajaran Mikro; dan
b. PLP.

(8)

Pembelajaran Mikro sebagaimana dimaksud pada ayat
(7) huruf a dilakukan untuk melatih keterampilan
mengajar yang meliputi:
a. perencanaan yang dilakukan mahasiswa di bawah
bimbingan Dosen pembimbing;
b. pelaksanaan pembelajaran di laboratorium;
c. penilaian dan pemberian umpan balik langsung
dilakukan Dosen; dan
d. pengayaan dan remediasi.

(9)

Beban

belajar

Pembelajaran

Mikro

sebagaimana

dimaksud pada ayat (8) paling sedikit 2 (dua) sks.
(10) PLP sebagaimana dimaksud pada ayat (7) huruf b
meliputi:
a. perencanaan

dilakukan

mahasiswa

di

bawah

bimbingan Dosen pembimbing dan Guru Pamong;
b. pelaksanaan di Sekolah Laboratorium dan/atau di
satuan pendidikan;
c. pelaporan hasil pengamatan;

-12-

d. penilaian dan pemberian umpan balik langsung
dilakukan Dosen dan Guru Pamong; dan
e. beban belajar untuk kegiatan PLP paling sedikit 4
(empat) sks.
(11) Penyelesaian

Program

Sarjana

Pendidikan

diakhiri

dengan penyusunan deskripsi saintifik hasil kajian
dalam bentuk skripsi, laporan tugas akhir atau karya
ilmiah yang setara, dan mengunggahnya dalam laman
perguruan tinggi.
(12) Beban belajar mahasiswa Program Sarjana Pendidikan
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

Bagian Keempat
Standar Penilaian

Pasal 10
(1)

Standar penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
huruf d merupakan kriteria minimal mengenai penilaian
proses dan hasil belajar mahasiswa dalam rangka
pemenuhan capaian pembelajaran lulusan Program
Sarjana Pendidikan.

(2)

Penilaian

proses

dan

hasil

belajar

mahasiswa

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan di perguruan tinggi dan
Sekolah Mitra dan/atau satuan pendidikan yang terdiri
atas:
a. penilaian hasil pembelajaran yang mengacu pada
Standar Nasional Pendidikan Tinggi; dan
b. penilaian program PLP yang dilakukan Guru Pamong
dan Dosen pembimbing.
(3)

Program Sarjana Pendidikan diakhiri dengan ujian hasil
penyusunan

deskripsi

saintifik

hasil

kajian

dalam

bentuk skripsi, laporan tugas akhir, atau karya ilmiah
yang setara.
(4)

Lulusan

Program

Sarjana

Pendidikan

memperoleh ijazah dan gelar Sarjana Pendidikan.

berhak

-13-

Bagian Kelima
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Pasal 11
(1)

Standar pendidik dan tenaga kependidikan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 huruf e merupakan kriteria
minimal mengenai kualifikasi dan kompetensi Dosen,
Guru Pamong, Tutor, dan tenaga kependidikan untuk
menyelenggarakan

pendidikan

Guru

dalam

rangka

pemenuhan capaian pembelajaran lulusan Program
Sarjana Pendidikan.
(2)

Dosen

sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(1)

berkualifikasi akademik paling rendah magister atau
magister terapan.
(3)

Dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlatar
belakang sesuai dengan bidang keilmuan dan/atau
keahlian yang diampu.

(4)

Guru Pamong sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berkualifikasi akademik paling rendah sarjana atau
sarjana terapan dan bersertifikat pendidik.

(5)

Guru Pamong sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
memiliki jabatan paling rendah Guru Muda.

(6)

Tutor

sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(1)

berkualifikasi akademik paling rendah sarjana atau
sarjana terapan berlatar belakang bidang pendidikan
atau nonpendidikan sesuai dengan bidang keahlian yang
diampu.
(7)

Tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) memiliki kualifikasi akademik paling rendah lulusan
program diploma 3 (tiga) yang dinyatakan dengan ijazah
sesuai dengan kualifikasi akademik, tugas, dan fungsi.

(8)

Tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud pada ayat
(7)

yang

memerlukan

keahlian

khusus

memiliki

sertifikat kompetensi sesuai dengan bidang tugas dan
keahlian.

-14-

Bagian Keenam
Standar Sarana dan Prasarana

Pasal 12
(1)

Standar sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 huruf f merupakan kriteria minimal
mengenai

sarana

dan

prasarana

sesuai

dengan

kebutuhan isi dan proses pembelajaran dalam rangka
pemenuhan capaian pembelajaran lulusan Program
Sarjana Pendidikan.
(2)

LPTK penyelenggara Program Sarjana Pendidikan harus
memenuhi syarat sarana dan prasarana pembelajaran
sebagaimana diatur pada Standar Nasional Pendidikan
Tinggi dan memiliki:
a. laboratorium Pembelajaran Mikro; dan
b. pusat sumber belajar terintegrasi dengan teknologi
informasi dan komunikasi.

(3)

Laboratorium

Pembelajaran

Mikro

sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf a berfungsi sebagai
sarana untuk praktik keterampilan mengajar secara
terbatas.
(4)

Laboratorium

Pembelajaran

Mikro

sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf a paling sedikit terdiri
atas:
a. sarana

dan

prasarana

penunjang

Pembelajaran

Mikro;
b. laboratorium sains dan/atau teknologi;
c. studio;
d. praktik bengkel; dan
e. jenis laboratorium lain yang relevan.
(5)

Sarana dan prasarana penunjang Pembelajaran Mikro
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a paling
sedikit terdiri atas:
a. ruang monitor;
b. ruang praktik; dan
c. ruang pengendali.

-15-

(6)

Pusat sumber belajar sebagaimana dimaksud pada ayat
(2)

huruf

bertugas

b

merupakan

untuk

satuan

menyusun,

pengelolaan

mengembangkan,

yang
dan

menyediakan:
a. bahan ajar;
b. bahan uji; atau
c. produk akademik.
(7)

Pusat sumber belajar sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf b dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu
tim paling sedikit terdiri atas ahli dalam bidang:
a. teknologi informasi dan komunikasi;
b. penelitian pendidikan; dan
c. teknologi pembelajaran.

(8)

Sarana dan prasarana tersedia secara proporsional
sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.
Bagian Ketujuh
Standar Pengelolaan
Pasal 13

(1)

Standar pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 huruf g merupakan kriteria minimal mengenai
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan
dan evaluasi, serta pelaporan kegiatan pembelajaran
pada tingkat Program Studi.

(2)

Standar pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) mengacu pada standar kompetensi lulusan, standar
isi pembelajaran, standar proses pembelajaran, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, serta standar sarana
dan prasarana pembelajaran.

(3)

Pengelolaan

PLP

dilakukan

oleh

unit

program

pengalaman lapangan atau sebutan lain, bekerja sama
dengan Program Studi dan satuan pendidikan.
(4)

PLP dikoordinasikan baik secara internal maupun
eksternal oleh lembaga khusus yang dapat berbentuk
unit pelaksana atau bentuk lain.

-16-

Bagian Kedelapan
Standar Pembiayaan

Pasal 14
Standar pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
huruf h mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

BAB IV
STANDAR PENELITIAN PROGRAM SARJANA PENDIDIKAN

Pasal 15
(1)

Standar

penelitian

Program

Sarjana

Pendidikan

mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
(2)

Standar

penelitian

Program

Sarjana

Pendidikan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup:
a. kedalaman dan keluasan bidang pendidikan dan
keguruan; dan
b. keunggulan bidang pendidikan dan keguruan.
(3)

Lembaga penyelenggara Program Sarjana Pendidikan
memiliki rencana induk penelitian yang terkait dengan:
a. kebijakan pendidikan;
b. ilmu pendidikan;
c. ilmu keguruan; dan
d. pendidikan Guru.

BAB V
STANDAR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PROGRAM
SARJANA PENDIDIKAN

Pasal 16
(1)

Standar pengabdian kepada masyarakat pada Program
Sarjana Pendidikan mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan Tinggi.

(2)

Lembaga penyelenggara Program Sarjana Pendidikan
melakukan

pengabdian

kepada

masyarakat

untuk

pemberdayaan masyarakat dalam bidang pendidikan
dan keguruan.

-17-

BAB VI
STANDAR PENDIDIKAN PROGRAM PPG
Pasal 17
Standar Pendidikan Program PPG terdiri atas:
a. standar kompetensi lulusan;
b. standar isi;
c. standar proses;
d. standar penilaian;
e. standar pendidik dan tenaga kependidikan;
f.

standar sarana dan prasarana;

g. standar pengelolaan; dan
h. standar pembiayaan.
Bagian Kesatu
Standar Kompetensi Lulusan
Pasal 18
(1)

Standar kompetensi lulusan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 17 huruf a merupakan kriteria minimal
mengenai

kualifikasi

kemampuan

lulusan

yang

mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
dinyatakan

dalam

rumusan

capaian

pembelajaran

lulusan Program PPG.
(2)

Rumusan capaian pembelajaran lulusan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1):
a. mengacu

pada

deskripsi

capaian

pembelajaran

lulusan dalam Standar Nasional Pendidikan Tinggi;
dan
b. memiliki
kualifikasi

kesetaraan
pada

dengan

Kerangka

jenjang
Kualifikasi

7

(tujuh)
Nasional

Indonesia.
(3)

Rumusan capaian pembelajaran lulusan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang memuat:
a. kompetensi pedagogik;
b. kompetensi kepribadian;
c. kompetensi profesional; dan

-18-

d. kompetensi sosial.
(4)

Rumusan capaian pembelajaran lulusan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) tercantum dalam Lampiran yang
merupakan

bagian

yang

tidak

terpisahkan

dari

Peraturan Menteri ini.

Bagian Kedua
Standar Isi

Pasal 19
(1)

Standar isi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17
huruf b merupakan kriteria minimal tingkat keluasan,
kedalaman,

urutan,

dan

saling

keterkaitan

materi

pembelajaran dan keilmuan dan/atau keahlian Program
PPG.
(2)

Standar isi untuk Program PPG sebagaimana dimaksud
pada

ayat

(1)

meliputi

isi

pembelajaran

terkait

pengembangan:
a. kompetensi pedagogik;
b. kompetensi kepribadian;
c. kompetensi profesional; dan
e. kompetensi sosial.
(3)

Standar

isi

sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(2)

tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Bagian Ketiga
Standar Proses

Pasal 20
(1)

Standar proses sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17
huruf

c

merupakan

kriteria

minimal

pelaksanaan

pembelajaran pada Program PPG untuk memperoleh
capaian pembelajaran lulusan sebagai Guru profesional.
(2)

Standar proses sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

-19-

(3)

Standar proses sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
mencakup:
a. karakteristik proses pembelajaran;
b. perencanaan proses pembelajaran;
c. pelaksanaan proses pembelajaran; dan
d. beban belajar.

(4)

Karakteristik

proses

pembelajaran

sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) huruf a terdiri atas sifat:
a. interaktif;
b. holistik;
c. integratif;
d. saintifik;
e. kontekstual;
f.

tematik;

g. efektif;
h. kolaboratif;
i.

inovatif;

j.

berpusat pada peserta didik; dan

k. mandiri.
(5)

Perencanaan

proses

pembelajaran

sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) huruf b mengacu Standar
Nasional Pendidikan Tinggi.
(6)

Pelaksanaan proses sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) huruf c terdiri atas:
a. pendalaman materi bidang keahlian yang akan
diajarkan;
b. pendalaman

materi

bidang

pedagogik

untuk

mahasiswa Program PPG yang berlatar belakang
sarjana nonpendidikan;
c. lokakarya pengembangan perangkat pembelajaran;
d. praktik pembelajaran dengan teman sejawat;
e. PPL; dan
f.

pengayaan dan remediasi untuk mahasiswa yang
belum

memenuhi

capaian

pembelajaran

yang

ditetapkan.
(7)

Kegiatan PPL sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
huruf d diatur dengan ketentuan:

-20-

a. direncanakan dan dikoordinasikan antara LPTK,
dinas pendidikan, Sekolah Laboratorium dan/atau
Sekolah Mitra;
b. dilaksanakan di Sekolah Laboratorium, Sekolah
Mitra, pusat pelatihan, atau yang setara pada satuan
pendidikan tertentu;
c. dilaksanakan dengan beban belajar setara dengan
satu semester;
d. dilaksanakan dengan beban 16 (enam belas) sks;
dan
e. disupervisi dan dinilai oleh Dosen

bersertifikat

pendidik dan Guru Pamong bersertifikat pendidik
sesuai dengan bidang keilmuan dan/atau keahlian.
(8)

Kegiatan PPL sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
huruf d terdiri atas:
a. orientasi dan adaptasi;
b. diskusi dan revisi perangkat pembelajaran dengan
Guru Pamong;
c. praktik pembelajaran;
d. pelaksanaan penelitian tindakan kelas; dan
e. praktik melaksanakan tugas profesi Guru yang lain.

(9)

Program PPG diselenggarakan:
a. setelah Program Sarjana Pendidikan dalam bidang
studi sejenis dengan Program PPG;
b. setelah program sarjana nonpendidikan atau sarjana
terapan dalam bidang studi sejenis dengan Program
PPG; atau
c. setelah program sarjana atau sarjana terapan yang
dilaksanakan secara kolaboratif antara LPTK dengan
perguruan tinggi nonkependidikan atau dunia usaha
dan dunia industri untuk Guru produktif pada
sekolah kejuruan.

(10) Beban belajar Program PPG Prajabatan adalah 36 (tiga
puluh enam) sampai dengan 40 (empat puluh) sks.
(11) Beban belajar Program PPG Dalam Jabatan paling
sedikit 24 (dua puluh empat) sks.

-21-

(12) Mahasiswa
kompetensi
dapat

Program

PPG

pedagogik

diberikan

yang

atau

program

belum

memenuhi

kompetensi

profesional

penguatan

kompetensi

pedagogik atau kompetensi profesional.

Bagian Kelima
Standar Penilaian

Pasal 21
(1)

Standar penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal
17 huruf d merupakan kriteria minimal mengenai
penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa dalam
rangka

pemenuhan

capaian

pembelajaran

lulusan

Program PPG.
(2)

Penilaian terhadap proses dan hasil belajar mahasiswa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. penilaian

proses

dan

produk

pengembangan

perangkat pembelajaran;
b. proses dan produk PPL;
c. uji kompetensi; dan
d. penilaian

kehidupan

bermasyarakat

di

asrama/sarana lain.
(3)

Program PPG diakhiri dengan uji kompetensi yang
diselenggarakan oleh panitia nasional.

(4)

Uji kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dilakukan melalui uji tulis dan uji kinerja sesuai dengan
standar nasional kompetensi guru.

(5)

Peserta

yang

lulus

penilaian

proses

dan

produk

pengembangan perangkat pembelajaran, proses dan
produk PPL, uji kompetensi, dan penilaian kehidupan
berasrama memperoleh sertifikat pendidik yang berlaku
secara nasional.
(6)

Sertifikat pendidik diperoleh melalui Program PPG yang
diselenggarakan
Kementerian,

oleh

LPTK

Kementerian

organisasi profesi.

lain,

bersama
LPNK,

dengan
dan/atau

-22-

Bagian Keenam
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Pasal 22
(1)

Standar pendidik dan tenaga kependidikan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 huruf e merupakan kriteria
minimal mengenai kualifikasi dan kompetensi Dosen,
Guru

Pamong,

menyelenggarakan

dan

tenaga

pendidikan

kependidikan
Guru

dalam

untuk
rangka

pemenuhan capaian pembelajaran lulusan Program
PPG.
(2)

Dosen

sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(1)

berkualifikasi akademik paling rendah magister atau
magister terapan.
(3)

Dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlatar
belakang

di

bidang

pendidikan

pada

salah

satu

kualifikasi akademik yang dimiliki dan sesuai dengan
bidang keilmuan dan/atau keahlian yang diampu.
(4)

Selain latar belakang bidang pendidikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), Dosen untuk pendidikan
produktif kejuruan memiliki sertifikat kompetensi sesuai
dengan bidang keahlian yang diajarkan.

(5)

Dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (3) memiliki
jabatan akademik paling rendah lektor.

(6)

Tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) memiliki kualifikasi akademik paling rendah diploma
tiga yang dinyatakan dengan ijazah sesuai dengan
kualifikasi tugas pokok dan fungsinya.

(7)

Tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud pada ayat
(6)

yang

memerlukan

keahlian

khusus

memiliki

sertifikat kompetensi sesuai dengan bidang tugas dan
keahliannya.
(8)

Guru Pamong sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berkualifikasi akademik paling rendah sarjana atau
sarjana terapan dan bersertifikat pendidik.

(9)

Guru Pamong sebagaimana dimaksud pada ayat (8)
memiliki jabatan paling rendah Guru Madya.

-23-

Bagian Ketujuh
Standar Sarana dan Prasarana Pembelajaran

Pasal 23
(1)

Standar

sarana

sebagaimana

dan

dimaksud

prasarana
dalam

Pasal

pembelajaran
17

huruf

f

merupakan kriteria minimal mengenai sarana dan
prasarana sesuai dengan kebutuhan isi dan proses
pembelajaran

dalam

rangka

pemenuhan

capaian

pembelajaran lulusan Program PPG.
(2)

LPTK penyelenggara Program PPG disamping memenuhi
syarat

sebagaimana

diatur

pada

Standar

Nasional

Pendidikan Tinggi dan memiliki:
a. laboratorium Pembelajaran Mikro;
b. pusat sumber belajar terintegrasi dengan teknologi
informasi dan komunikasi;
c. Asrama Mahasiswa/sarana lain; dan
d. Sekolah Laboratorium dan/atau Sekolah Mitra.
(3)

Laboratorium

Pembelajaran

Mikro

sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf a berfungsi sebagai
sarana untuk praktik keterampilan mengajar secara
terbatas.
(4)

Laboratorium

Pembelajaran

Mikro

sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf a untuk setiap bidang
kajian keilmuan pendidikan paling sedikit terdiri atas:
a. sarana

dan

prasarana

penunjang

Pembelajaran

Mikro;
b. laboratorium sains dan atau teknologi;
c. studio;
d. praktik bengkel; dan
e. jenis laboratorium lainnya yang relevan.
(5)

Pusat sumber belajar sebagaimana dimaksud pada ayat
(2)

huruf

bertugas

b

merupakan

untuk

menyediakan:
a. bahan ajar;
b. bahan uji; atau

satuan

menyusun,

pengelolaan

mengembangkan,

yang
dan

-24-

c. produk akademik.
(6)

Pusat sumber belajar sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf b dipimpin kepala dan dibantu tim yang paling
sedikit terdiri atas ahli dalam bidang:
a. teknologi informasi dan komunikasi;
b. penelitian pendidikan; dan
c. teknologi pembelajaran.

(7)

Asrama Mahasiswa/sarana lain sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf c berfungsi untuk mengembangkan
kompetensi sosial dan kepribadian serta penguatan jiwa
pendidik.

(8)

Sekolah Laboratorium sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf d berfungsi sebagai sarana penyiapan calon
Guru profesional, serta untuk pengembangan ilmu dan
praksis pendidikan.

(9)

Sekolah Mitra sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf d berfungsi sebagai Sekolah Laboratorium dan
atau tempat pelaksanaan PPL.

(10) Sekolah Mitra sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf d berupa satuan pendidikan yang memiliki
akreditasi minimal B dan ditetapkan melalui nota
kesepahaman antar lembaga.

Bagian Kedelapan
Standar Pengelolaan

Pasal 24
(1)

Standar pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17 huruf g merupakan kriteria minimal mengenai
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan,
dan penilaian pembelajaran pada tingkat Program Studi
dan LPTK.

(2)

Standar pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) mengacu pada standar kompetensi lulusan, standar
isi, standar proses, standar penilaian, serta standar
sarana dan prasarana pembelajaran.

-25-

(3)

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran melibatkan Sekolah
Mitra.

(4)

Pengelolaan

PPL

dilakukan

oleh

unit

program

pengalaman lapangan atau sebutan lain, bekerja sama
dengan Program Studi dan Sekolah Mitra.
(5)

Peserta Program PPG dalam satu kelas paling banyak 20
(dua puluh) orang.

(6)

Pengelolaan pendidikan di asrama merupakan bagian
tidak

terpisahkan

dari

penyiapan

calon

Guru

profesional.
Bagian Kesembilan
Standar Pembiayaan
Pasal 25
Standar pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17
huruf h mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
BAB VII
STANDAR PENELITIAN PROGRAM PPG
Pasal 26
(1)

Standar penelitian Program PPG mengacu pada Standar
Nasional Pendidikan Tinggi.

(2)

Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Program PPG
berupa penelitian yang relevan dengan permasalahan
pembelajaran.
BAB VIII

STANDAR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PROGRAM
PPG
Pasal 27
(1)

Standar pengabdian kepada masyarakat Program PPG
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

(2)

Lembaga

penyelenggara

Program

PPG

melakukan

pengabdian kepada masyarakat untuk pemberdayaan
masyarakat dalam bidang pendidikan dan keguruan.

-26-

BAB IX
PENYELENGGARA PROGRAM PPG

Pasal 28
(1)

LPTK penyelenggara Program PPG terakreditasi oleh
Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT)
atau Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM).

(2)

Program PPG sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan dalam bentuk Program Studi.

(3)

LPTK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki
Program Sarjana Pendidikan dalam bidang studi sejenis
dengan Program PPG yang akan diselenggarakan.

(4)

Program Sarjana Pendidikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) terakreditasi oleh BAN-PT atau LAM.

(5)

Ketentuan

mengenai

peringkat

terakreditasi

yang

dipersyaratkan untuk menyelenggarakan Program PPG
ditetapkan oleh Direktur Jenderal.

Pasal 29
(1)

Dosen tetap yang ditugaskan untuk mengelola Program
PPG sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2)
terdiri atas:
a. Dosen pengelola program; dan
b. Dosen bidang studi.

(2)

Dosen pengelola program sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a paling sedikit berjumlah 6 (enam) orang.

(3)

Dosen pengelola program sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) berkualifikasi akademik paling rendah magister
atau magister terapan.

(4)

Dosen pengelola program sebagaimana dimaksud pada
ayat

(2)

paling

sedikit

berjumlah

2

(dua)

orang

berkualifikasi akademik doktor atau doktor terapan.
(5)

Dosen pengelola program yang berkualifikasi akademik
magister atau magister terapan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) memiliki jabatan akademik paling rendah
lektor.

-27-

(6)

Dosen pengelola program yang berkualifikasi akademik
doktor atau doktor terapan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) memiliki jabatan akademik paling rendah lektor.

(7)

Dosen pengelola program sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dan ayat (4) berlatar belakang di bidang
pendidikan pada salah satu kualifikasi akademik yang
dimiliki.

(8)

Dosen bidang studi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b paling sedikit berjumlah 2 (dua) orang.

(9)

Dosen bidang studi sebagaimana dimaksud pada ayat
(8) berkualifikasi akademik paling rendah magister atau
magister terapan.

(10) Dosen bidang studi sebagaimana dimaksud pada ayat
(9) berlatar belakang di bidang pendidikan pada salah
satu kualifikasi akademik yang dimiliki dan sesuai
dengan

bidang

keilmuan

dan/atau

keahlian

yang

diampu.

Pasal 30
(1)

LPTK penyelenggara Program PPG produktif kejuruan
melibatkan perguruan tinggi penyelenggara pendidikan
vokasi, industri, dan praktisi yang relevan dalam proses
pembelajaran.

(2)

Penyelenggaraan Program PPG yang berkaitan dengan
karakteristik bidang keahlian kejuruan, seni, olah raga,
dan keahlian khusus lainnya ditetapkan oleh Direktur
Jenderal.

(3)

Praktisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki
kompetensi yang sesuai dengan bidang keahlian yang
diajarkan yang dibuktikan dengan sertifikat keahlian
baik nasional dan atau internasional.

-28-

BAB X
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 31
Standar Pendidikan Guru dievaluasi dan disempurnakan
oleh

badan

yang

ditugaskan

untuk

menyusun

dan

mengembangkan standar nasional pendidikan tinggi secara
terencana,
tuntutan

terarah,
perubahan

dan

berkelanjutan,

lokal,

nasional,

sesuai

dan

dengan

global

serta

perkembangan bidang ilmu.
BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 32
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. pengelolaan
Pendidikan

dan
dan

penyelenggaraan
Program

PPG

Program

wajib

Sarjana

menyesuaikan

dengan ketentuan Peraturan Menteri ini paling lambat 2
(dua) tahun terhitung sejak tanggal Peraturan Menteri ini
diundangkan; dan
b. ketentuan mengenai program pendidikan Guru yang
ditetapkan sebelum Peraturan Menteri ini mulai berlaku,
dinyatakan masih berlaku sepanjang tidak bertentangan
dengan Peraturan Menteri ini.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 33
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 87 Tahun 2013
tentang Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1026),
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 34
Peraturan

Menteri

diundangkan.

ini

mulai

berlaku

pada

tanggal

-29-

Agar

setiap

orang

mengetahuinya,

memerintahkan

pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 18 Agustus 2017

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN
PENDIDIKAN TINGGI
REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

MOHAMAD NASIR

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 21 Agustus 2017

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 NOMOR 1146
Salinan sesuai dengan aslinya,
Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi,
TTD.
Ani Nurdiani Azizah
NIP 195812011985032001