Instruksi Presiden no 9 th 2001

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 9 TAHUN 2001
TENTANG
PENETAPAN KEBIJAKAN PERBERASAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang :

a. bahwa dalam rangka meningkatkan pendapatan petani dan
pengembangan ekonomi pedesaan, dipandang perlu untuk
menetapkan kebijakan perberasan nasional;
b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas, dipandang perlu untuk
menetapkan Instruksi Presiden tentang Penetapan Kebijakan
Perberasan;

Mengingat

Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana telah diubah
dengan Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar 1945;

:


MENGINSTRUKSIKAN :
Kepada

:

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Menteri Negara Koordinator Bidang Perekonomian;
Menteri Pertanian;
Menteri Keuangan;
Menteri Perindustrian dan Perdagangan;
Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah;
Menteri Dalam Negeri;

Menteri Sosial;
Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah;
9. Menteri …
- 2 -

9. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional;
10. Kepala Badan Pusat Statistik;
11. Kepala Badan Urusan Logistik;
12. Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional;
13. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal;
14. Para Gubernur;
15. Para Bupati dan Walikota.
Untuk
PERTAMA

:
:

KEDUA


:

KETIGA

:

Memberikan dukungan bagi peningkatan produktivitas petani
padi dan produksi beras nasional.
Memberikan dukungan bagi diversifikasi kegiatan ekonomi
petani padi dalam rangka meningkatkan pendapatan petani.
Melaksanakan kebijakan harga dasar pembelian gabah dan
beras oleh Pemerintah dengan pedoman sebagai berikut:
a. Harga Dasar Pembelian Gabah Kering Giling petani dalam
negeri oleh BULOG adalah Rp 1.519,00 (seribu lima ratus
sembilan belas rupiah) per kilogram di gudang BULOG;
b. Harga Dasar Pembelian Beras petani dalam negeri oleh
BULOG adalah Rp 2.470,00 (dua ribu empat ratus tujuh
puluh rupiah) per kilogram di gudang BULOG;
c. Persyaratan …

-

3

-

c. Persyaratan kualitas terhadap Harga Dasar Pembelian
Gabah Kering Giling sebagaimana dimaksud dalam butir a
adalah sebagai berikut:
1. Kadar air
maksimum
14,0 %

KEEMPAT

:

KELIMA

:


KEENAM

:

KETUJUH

:

KEDELAPAN

:

2. Butir hampa/kotoran
maksimum
3,0 %
3. Butir kuning/rusak
maksimum
3,0 %
4. Butir hijau/mengapur

maksimum
5,0 %
5. Butir merah
maksimum
3,0 %
d. Dalam hal petani belum mampu memenuhi persyaratan
kualitas yang ditetapkan Pemerintah, maka petani atau
kelompok tani dapat menjual produksinya dalam berbagai
kondisi sesuai table harga yang berlaku.
Menetapkan kebijakan impor beras dalam rangka memberikan
perlindungan kepada petani dan konsumen.
Memberikan jaminan bagi persediaan dan pelaksanaan
penyaluran beras bagi kelompok masyarakat miskin dan rawan
pangan.
Para pejabat tersebut pada angka 2 sampai dengan angka 15 di
bidang masing-masing atau bersama-sama memberikan
petunjuk dan mengadakan pengawasan atas pelaksanaan
Instruksi Presiden ini oleh instansi/pejabat terkait di
lingkungannya, dan Menteri Negara Koordinator Bidang
Perekonomian mengkoordinasikan kebijakan yang diatur dalam

Instruksi Presiden ini.
KETUJUH: …
- 4 Ketentuan mengenai Harga Dasar Pembelian gabah dan beras
dalam negeri sebagaimana dimaksud dalam Diktum KETIGA
berlaku mulai tanggal 1 Januari 2002.
Terhitung mulai tanggal 1 Januari 2002 semua ketentuan
tentang penetapan harga dasar gabah dan harga pembelian
dalam rangka pengadaan gabah dan beras dalam negeri yang
telah ada sebelum dikeluarkannya Instruksi Presiden ini
dinyatakan tidak berlaku.

Instruksi …

-

5

-

Instruksi Presiden ini mulai berlaku pada tanggal dikeluarkan.

Dikeluarkan di Jakarta
pada tanggal 31 Desember 2001
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
MEGAWATI SOEKARNOPUTRI

Salinan sesuai dengan aslinya
Deputi Sekretaris Kabinet
Bidang Hukum dan
Perundang-undangan II

Lambock V. Nahattands

-

5

-

20. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;

21. Kepala Badan Intelejen Negara;
22. Gubernur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam;
23. Para Bupati/Walikota di lingkungan Provinsi
Darussalam;
Untuk
PERTAMA

Nanggroe

Aceh

:
:

KEDUA

:

KETIGA


:

Menteri
Koordinator
Bidang
Politik
dan
Keamanan
mengkoordinasikan langkah-langkah terpadu dan komprehensif
di bidang politik, hukum, keamanan dan ketertiban masyarakat,
serta bidang informasi dan komunikasi, dengan melibatkan
masyarakat.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengkoordinasikan
langkah-langkah terpadu dan komprehensif di bidang ekonomi
dengan fokus konkritisasi percepatan pembangunan di sektor
pertanian, pembangunan infrastruktur perekonomian, perluasan
lapangan kerja dalam rangka mendukung penyelesaian
masalah Aceh secara lintas sektoral, dengan melibatkan
masyarakat.
Menteri

Koordinator
Bidang
Kesejahteraan
Rakyat
mengkoordinasikan langkah-langkah terpadu dan komprehensif
dengan fokus konkritisasi percepatan pembangunan bidang
kesehatan, pendidikan, sosial dan bidang terkait lainnya.
KEEMPAT …
-

KESEPULUH

KESEBELAS

KEDUABELAS

:

7

-

Menteri Pendidikan Nasional meningkatkan kesadaran
berbangsa dan bernegara di kalangan mahasiswa dan pelajar
serta mendukung penyelesaian masalah pendidikan nasional
lainnya.
: Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia meningkatkan upaya
penegakan hukum, keamanan, dan ketertiban masyarakat dan
upaya pemulihan keamanan di seluruh Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam dengan mengerahkan unsur Kepolisian Negara
Republik Indonesia dibantu unsur Tentara Nasional Indonesia
dalam menghadapi gangguan gerakan separatis bersenjata.
: Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia mengkoordinasikan
dukungan terhadap proses pembinaan dan penegakan hukum.

KETIGABELAS

KEMPATBELAS
KELIMABELAS

:

:

Menteri Negara Komunikasi dan Informasi mengintensifkan
pembinaan dan pembentukan opini masyarakat bersama
instansi terkait dan masyarakat.
Jaksa Agung melaksanakan koordinasi dalam usaha peningkatan
dan penyelesaian kasus-kasus pelanggaran hukum.
: Panglima Tentara Nasional Republik Indonesia membantu
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam upaya
pemulihan keamanan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
melalui upaya mengatasi dan menanggulangi gerakan separatis
bersenjata dengan sasaran terpilih.
KEENAMBELAS …