PEDOMAN LAYANAN PERIZINAN

PEDOMAN LAYANAN
PENDAFTARAN DAN PERMOHONAN
IZIN USAHA PERFILMAN

PUSAT PENGEMBANGAN PERFILMAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2017

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karuniaNya maka dapat disusun Pedoman layanan Pendaftaran
dan Permohonan Izin Usaha Perfilman Tahun 2017.
Tujuan penerbitan pedoman layanan pendaftaran dan permohonan izin
usaha perfilman ini adalah pemberian petunjuk cara menerbitkan izin
perfilman yang harus dipedomani oleh para petugas Perizinan perfilman di
Pusbangfilm.
Pedoman ini diperlukan karena hingga saat ini penerjemahan kewenangan
Menteri

pendidikan


dan

Kebudayaan

dalam

menerbitkan

perizinan

Perfilman dalam bentuk Peraturan Menteri, sebagaimana diamanatkan
dalam UU No 33 Tahun 2009 Tentang Perfilman, belum lahir. Sementara,
layanan perizinan perfilman tidak boleh terhenti karena hal-hal tersebut.
Apabila Peraturan Menteri tersebut kelak sudah terbit, maka seluruh
peraturan yang ada harus sejalan atau menyesuaikan kembali dengan
Peraturan Menteri.
Salah satu kunci pelaksanaan kewenangan menerbitkan izin perfilman ini
adalah pemberian wewenang oleh Menteri melalui Peraturan Menteri No 11
tahun 20015 Tentang Organisasi dan Tatakerja Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan kepada Kepala Pusat Pengembangan Perfilman. Dalam

Pasal

835

huruf

b

dinyatakan

bahwa

salah

satu

fungsi

Pusat


Pengembangan Perfilman adalah memberikan izin usaha dan kegiatan
perfilman.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja
sehingga dapat tersusun buku pedoman ini. Semoga buku ini dapat
bermanfaat dan digunakan sebagaimana mestinya.
Kepala Pusat Pengembangan Perfilman,

Dr. Maman Wijaya, M.Pd.
NIP. 196607061990011004
i

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I

PENDAHULUAN .............................................................................1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Dasar Hukum .............................................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................................ 1

D. Lingkup .......................................................................................................... 2

BAB II

PENGERTIAN .................................................................................3

BAB III

JENIS DAN PELAKU USAHA ..........................................................5
A. Jenis Usaha .................................................................................................. 5
B. Pelaku Usaha ............................................................................................... 5

BAB IV

PERSYARATAN TDUP DAN IUP ......................................................7
A. Persyaratan memperoleh TDUP ............................................................. 7
B. Persyaratan memperoleh IUP ................................................................. 7

BAB V


TATA CARA PENDAFTARAN USAHA PERFILMAN ..........................9
A. Permohonan Pendaftaran Usaha Perfilman (TDUP) ....................... 9
B. Pemutakhiran Tanda Daftar Usaha Perfilman (TDUP) .................. 9

BAB VI

TATACARA PERMOHONAN IZIN USAHA PERFILMAN ..................11
A. Permohonan Izin Usaha Perfilman (IUP) .......................................... 11
B. Pemutakhiran Izin Usaha Perfilman (IUP) ....................................... 11

BAB VII PEMBERITAHUAN PEMBUATAN FILM .........................................13
BAB VIII PERMOHONAN IZIN PEMBUATAN FILM OLEH PIHAK ASING YANG
MENGGUNAKAN LOKASI DI INDONESIA ..................................... 16
BAB IX

PEMBERITAHUAN IMPOR FILM ...................................................18

BAB X

PEMBERITAHUAN PERTUNJUKKAN FILM OLEH PERWAKILAN

DIPLOMATIK ATAU BADAN INTERNASIONAL YANG DIAKUI
PEMERINTAH .............................................................................. 19

ii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Amanat Undang-Undang No.33 Tahun 2009 tentang perfilman
menjelaskan bahwa perfilman dikelola oleh Menteri yang menangani
urusan kebudayaan. Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan
kebudayaan Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tanggal 17 April 2015,
Kementerian

Pendidikan

dan


Kebudayaan

yang merupakan

hasil

reformasi birokrasi yang dilaksanakan di lingkungan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, membentuk unit kerja baru yaitu Pusat
Pengembangan Perfilman mempunyai tugas melaksanakan penyusunan
kebijakan teknis, perizinan, pengendalian, apresiasi, pengarsipan film
dan pembinaan tenaga perfilman. Salah satu tugas pokok bidang
perizinan dan pengendalian perfilman adalah layanan pendaftaran dan
izin usaha bidang perfilman.

B. Dasar Hukum
Penerbitan Pedoman Layanan Pendaftaran dan Permohonan Izin
Usaha Perfilman didasarkan kepada:
1. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2009 tentang Perfilman;
2. Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Nomor 11 Tahun

2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan;

C. Tujuan
Pedoman ini diterbitkan untuk memberikan petunjuk bagi petugas
pelayanan perizinan perfilman

Pusat Pengembangan Perfilman dalam

rangka melaksanakan amanat UU No 33 Tahun 2009 Tentang Perfilman.

1

D. Lingkup
Buku

Pedoman

ini


menjelaskan

pelayanan

pendaftaran

dan

permohonan izin usaha perfilman yang menjadi kewenangan Mendikbud,
yakni pelayanan penerbitan:
a. TDUP, yaitu dokumen Tanda Daftar Usaha Perfilman bagi pelaku
usaha perfilman yang bergerak di bidang

pembuatan film, jasa

teknik film, dan pengarsipan film.
b. IUP, yaitu dokumen Izin Usaha Perfilman bagi pelaku usaha
perfilman yang bergerak di bidang pengedaran film, ekspor dan
impor film.
c. TPPF, yaitu dokumen Tanda Pemberitahuan Pembuatan film oleh

pelaku

usaha

perfilman

yang

telah

memiliki

TDUP

bidang

pembuatan film.
d. SRIF, yaitu dokumen Surat Rekomendasi Impor Film bagi pelaku
usaha perfilman yang telah memiliki IUP bidang impor film.
e. SIP, yaitu dokumen Surat Izin Produksi bagi orang asing yang akan

melakukan shooting film di wilayah Indonesia.
f.

Tanda Pemberitahuan Pertunjukan Film Impor adalah dokumen
yang harus diperoleh oleh perwakilan negara asing atau organisasi
internasional yang diakui untuk melakukan pertunjukan film impor
di wilayah Indonesia.

Di luar lingkup perizinan perfilman yang menjadi kewenangan
Mendikbud terdapat IUP yang diterbitkan oleh Bupati/Walikota. Yaitu
IUP untuk jenis usaha pertunjukan, penjualan, dan penyewaan film.
Terdapat juga kegiatan pembuatan film namun tidak dilakukan oleh
pelaku usaha perfilman. Kegiatan pembuatan film semacam ini tidak
diwajibkan izin ataupun pemberitahuan kepada Mendikbud ataupun
Bupati/walikota.

2

BAB II
PENGERTIAN

Dalam Pedoman ini yang dimaksud dengan:
1. Film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan
media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi
dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukkan.
2. Usaha Perfilman adalah penyelenggaraan perfilman yang langsung
berhubungan dengan film dan bersifat komersial.
3. Pelaku Usaha Perfilman adalah badan hukum Indonesia dan/atau
peseorangan warga negara Indonesia yang menyelenggarakan usaha
perfilman yang langsung berhubungan dengan film dan bersifat
komersial.
4. Tata Cara Pendaftaran Usaha Perfilman adalah serangkaian kegiatan
administrasi berupa pencatatan usaha pembuatan film, usaha jasa
teknik film, dan usaha pengarsipan film.
5. Tanda Daftar Usaha Perfilman adalah surat tanda pengesahan yang
dikeluarkan

oleh

Menteri

yang

diberikan

kepada

Pelaku

Usaha

Pembuatan Film, Pelaku Usaha Jasa Teknik Film, dan Pelaku Usaha
Pengarsipan Film yang telah melakukan pendaftaran usaha perfilman.
6. Permohonan

Izin

Usaha

Perfilman

adalah

serangkaian

kegiatan

administrasi berupa penerbitan izin usaha pengedaran film, usaha
ekspor film, usaha impor film, penjualan dan/atau penyewaan film,
dan/atau pertunjukkkan film.
7. Izin

Usaha

Perfilman

adalah

surat

izin

usaha

perfilman

yang

dikeluarkan oleh Menteri, gubernur, bupati, atau wali kota sesuai
dengan kewenangannya.
8. Tanda Pemberitahuan Pembuatan Film adalah surat tanda pengesahan
yang dikeluarkan oleh Menteri yang diberikan kepada pelaku usaha
pembuatan film yang telah melakukan pendaftaran pembuatan film.
9. Surat

Rekomendasi

Impor

Film

adalah

surat

pernyataan

yang

dikeluarkan oleh Menteri yang diberikan kepada pelaku usaha impor
perfilman yang telah melakukan pemberitahuan impor film.
3

10. Tanda Pembuatan Film di Indonesia adalah surat tanda pengesahan
yang dikeluarkan oleh Menteri yang diberikan kepada Pihak Asing yang
membuat film di Indonesia.
11. Tanda Pemberitahuan Pertunjukan Film Impor adalah surat tanda
pengesahan yang dikeluarkan oleh Menteri yang diberikan kepada
perwakilan diplomatik atau badan internasional yang mempertunjukkan
film yang diimpor untuk kepentingannya sendiri kepada khalayak
umum.
12. Pihak Asing adalah perusahaan pembuatan film, lembaga pemberitaan,
lembaga penyiaran, dan lembaga asing lainnya.

4

BAB III
JENIS DAN PELAKU USAHA

A. Jenis Usaha
1. Usaha Perfilman yang pendaftaran dan perizinannya merupakan
kewenangan Kemendikbud meliputi:
a. usaha pembuatan film;
b. usaha jasa teknik film;
c. usaha pengarsipan film;
d. usaha pengedaran film;
e. usaha ekspor film; dan
f.

usaha impor film;

2. Usaha Perfilman huruf a, huruf b, dan huruf c wajib didaftarkan
kepada

Kemendikbud,

kecuali

usaha

pengarsipan

film

yang

dilakukan oleh perseorangan.
3. Usaha Perfilman huruf d, huruf e, dan huruf f wajib memperoleh izin
dari Kemendikbud.

B. Pelaku Usaha
1. Usaha Perfilman diselenggarakan oleh Pelaku Usaha Perfilman
berbentuk badan usaha yang berbadan hukum Indonesia dan/atau
peseorangan warga negara Indonesia.
2. Pelaku Usaha Perfilman berbentuk badan usaha yang berbadan
hukum dapat melakukan jenis usaha perfilman sebagai berikut:
a. usaha pembuatan film;
b. usaha jasa teknik film;
c. usaha pengarsipan film;
d. usaha pengedaran film;
e. usaha ekspor film; dan
f. usaha impor film;
3.

Pelaku Usaha Perfilman perseorangan warga negara Indonesia hanya
dapat melakukan jenis usaha perfilman bidang pengarsipan dan
penjualan/penyewaan film.
5

4.

Warga negara asing dan/atau badan usaha asing dapat menjadi
pelaku usaha perfilman di Indonesia dengan membentuk badan
usaha Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

5.

Izin Usaha Perfilman untuk badan usaha Indonesia yang merupakan
penanaman modal asing diberikan oleh Kemendikbud.

6

BAB IV
PERSYARATAN TDUP DAN IUP

A. Persyaratan memperoleh TDUP
1. Tanda Daftar Usaha Perfilman diberikan oleh Kemendikbud kepada
Pelaku Usaha Perfilman yang melakukan usaha pembuatan film,
jasa teknik film, dan pengarsipan film yang telah memenuhi
persyaratan pendaftaran.
2. Syarat pendaftaran usaha perfilman bagi Pelaku Usaha Perfilman
berbadan hukum meliputi:
a. fotokopi akta pendirian perusahaan yang mencantumkan jenis
usaha perfilman yang dilegalisasi;
b. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak;
c. identitas pemimpin perusahaan.
3. Selain

persyaratan

di

atas,

Pelaku

Usaha

Perfilman

dapat

menambahkan izin prinsip penanaman modal untuk memperoleh
berbagai manfaat usaha sesuai ketentuan perundang-undangan.
4. Khusus untuk Pelaku Usaha Perfilman berbadan hukum yang
merupakan penanaman modal asing, persyaratan memperoleh TDUP
meliputi:
a. izin prinsip penanaman modal;
b. fotokopi akta pendirian perusahaan yang mencantumkan jenis
usaha perfilman yang dilegalisasi;
c. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak; dan
d. fotokopi identitas pemimpin perusahaan.
5. Format Tanda Daftar Usaha Perfilman tercantum dalam Lampiran
pedoman ini.

B. Persyaratan memperoleh IUP
1. Izin Usaha Perfilman diberikan oleh Kemendikbud kepada Pelaku
Usaha Perfilman yang melakukan usaha pengedaran film, ekspor
film, dan impor film yang telah memenuhi persyaratan perizinan.

7

2. Syarat permohonan izin usaha perfilman oleh Pelaku Usaha
Perfilman berbadan hukum meliputi dokumen:
a. fotokopi akta pendirian perusahaan yang mencantumkan jenis
usaha perfilman yang dilegalisasi;
b. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak; dan
c. fotokopi identitas pemimpin perusahaan.
3. Selain

persyaratan

di

atas,

Pelaku

Usaha

Perfilman

dapat

menambahkan izin prinsip penanaman modal untuk memperoleh
berbagai manfaat usaha sesuai ketentuan perundang-undangan.
4. Syarat permohonan izin usaha perfilman oleh Pelaku Usaha
Perfilman yang merupakan penanaman modal asing meliputi:
a. Izin prinsip penanaman modal;
b. fotokopi akta pendirian perusahaan yang mencantumkan jenis
usaha perfilman yang dilegalisasi;
c. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak; dan
d. fotokopi identitas pemimpin perusahaan.
5. Format Izin Usaha Perfilman tercantum dalam Lampiran dalam
pedoman ini.

8

BAB V
TATA CARA PENDAFTARAN USAHA PERFILMAN

A. Permohonan Pendaftaran Usaha Perfilman (TDUP)
1. Pelaku usaha pembuatan film, pelaku usaha jasa teknik film, dan
pelaku usaha pengarsipan film yang berasal dari badan usaha
perfilman mengajukan permohonan Pendaftaran Usaha Perfilman
melalui media daring (online) pusbangfilm@kemdikbud.go.id atau
secara tertulis kepada Pusat Pengembangan Perfilman dengan
melampirkan dokumen persyaratan.
2. Pusat

Pengembangan

Perfilman

melakukan

pemeriksaan

kelengkapan dan kebenaran dokumen persyaratan.
3. Permohonan Pendaftaran Usaha Perfilman yang telah memenuhi
persyaratan dicatat dalam data usaha perfilman.
4. Kepala Pusat Pengembangan Perfilman mengeluarkan Tanda Daftar
Usaha Perfilman paling lambat 8 (delapan) jam kerja sejak dicatat
dalam data usaha perfilman.
5. Permohonan Pendaftaran Usaha Perfilman yang belum memenuhi
persyaratan, ditolak dan dikembalikan kepada pemohon untuk
dilengkapi.
6. Penolakan disampaikan secara tertulis kepada pemohon disertai
alasan penolakannya paling lambat 8 (delapan) jam kerja setelah
dokumen dinyatakan tidak lengkap dan/atau tidak benar.
7. Permohonan Pendaftaran Usaha Perfilman dilakukan tanpa dipungut
biaya dan diproses dalam jangka waktu paling lambat 8 (delapan)
jam sejak dokumen permohonan diverifikasi.

B. Pemutakhiran Tanda Daftar Usaha Perfilman (TDUP)
1. Dalam hal terjadi perubahan informasi pada dokumen perusahaan
Pelaku

Usaha

Perfilman

wajib

mengajukan

permohonan

pemutakhiran Tanda Daftar Usaha Perfilman secara tertulis kepada
Pusat Pengembangan Perfilman dengan melampirkan perubahan
dokumen persyaratan.
9

2. Permohonan pemutakhiran diajukan paling lambat 30 (tiga puluh)
hari setelah terjadinya perubahan pada dokumen persyaratan.
3. Pemutakhiran Tanda Daftar Usaha Perfilman dilakukan dengan
pencatatan

perubahan

dalam

data

usaha

perfilman

dan

diterbitkannya Tanda Daftar Usaha Perfilman baru.
4. Pusat

Pengembangan

Perfilman

melakukan

pemeriksaan

kelengkapan dan kebenaran permohonan pemutakhiran Tanda
Daftar Usaha Perfilman dalam jangka waktu paling lambat 8
(delapan) jam kerja sejak dokumen permohonan pemutakhiran
Tanda Daftar Usaha Perfilman diterima.
5. Permohonan pemutakhiran Tanda Daftar Usaha Perfilman yang telah
memenuhi persyaratan dicatat kembali dalam data usaha perfilman.
6. Kepala Pusat Pengembangan Perfilman mengeluarkan Tanda Daftar
Usaha Perfilman baru setelah pemutakhiran dicatat dalam data
usaha perfilman dalam jangka waktu paling lambat 8 (delapan) jam
kerja sejak dokumen permohonan pemutakhiran dinyatakan lengkap
dan benar dan dicatat dalam data usaha perfilman.
7. Dengan diterbitkannya Tanda Daftar Usaha Perfilman baru Tanda
Daftar Usaha Perfilman lama dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
lagi.
8. Permohonan pemutakhiran Tanda Daftar Usaha Perfilman yang
belum memenuhi persyaratan, ditolak dan dikembalikan kepada
pemohon untuk dilengkapi.
9. Penolakan disampaikan secara tertulis kepada pemohon disertai
alasan penolakannya paling lambat 8 (delapan) jam kerja setelah
dokumen dinyatakan tidak lengkap dan/atau tidak benar.
10. Permohonan pemutakhiran Tanda Daftar Usaha Perfilman dilakukan
tanpa dipungut biaya.

10

BAB VI
TATACARA PERMOHONAN IZIN USAHA PERFILMAN

A. Permohonan Izin Usaha Perfilman (IUP)
1. Pelaku usaha peredaran film, pelaku usaha ekspor film, dan pelaku
usaha impor film mengajukan permohonan Izin Usaha Perfilman
melalui media daring (online) pusbangfilm@kemdikbud.go.id atau
secara tertulis kepada Pusat Pengembangan Perfilman dengan
melampirkan dokumen persyaratan.
2. Pusat

Pengembangan

Perfilman

melakukan

pemeriksaan

kelengkapan dan kebenaran dokumen Izin Usaha Perfilman.
3. Permohonan Izin Usaha Perfilman yang telah memenuhi persyaratan
dicatat dalam data usaha perfilman.
4. Kepala Pusat Pengembangan Perfilman mengeluarkan Izin Usaha
Perfilman paling lambat 2 (dua) hari kerja sejak verifikasi dokumen
dan pencatatan dalam data usaha perfilman.
5. Permohonan

Izin

Usaha

Perfilman

yang

belum

memenuhi

persyaratan, ditolak dan dikembalikan kepada pemohon untuk
dilengkapi.
6. Penolakan disampaikan secara tertulis kepada pemohon disertai
alasan penolakannya paling lambat 8 (delapan) jam kerja setelah
dokumen dinyatakan tidak lengkap dan/atau tidak benar.
7. Permohonan Izin Usaha Perfilman dilakukan tanpa dipungut biaya.

B. Pemutakhiran Izin Usaha Perfilman (IUP)
1. Dalam hal terjadi perubahan informasi pada dokumen persyaratan
permohonan

IUP,

Pelaku

Usaha

Perfilman

wajib

mengajukan

permohonan pemutakhiran Izin Usaha Perfilman secara tertulis
kepada Kepala Pusat Pengembangan Perfilman dengan melampirkan
perubahan dokumen persyaratan.
2. Permohonan pemutakhiran diajukan paling lambat 30 (tiga puluh)
hari setelah terjadinya perubahan pada dokumen persyaratan.

11

3. Pemutakhiran Izin Usaha Perfilman dilakukan dengan pencatatan
perubahan dalam data usaha perfilman dan diterbitkannya Izin
Usaha Perfilman baru.
4. Pusat

Pengembangan

Perfilman

melakukan

pemeriksaan

kelengkapan dan kebenaran permohonan pemutakhiran Izin Usaha
Perfilman dalam jangka waktu paling lambat 8 (delapan) jam kerja
sejak dokumen permohonan pemutakhiran Izin Usaha Perfilman
diterima.
5. Permohonan

pemutakhiran

Izin

Usaha

Perfilman

yang

telah

memenuhi persyaratan dicatat kembali dalam data usaha perfilman
dalam jangka waktu paling lambat 8 (delapan) jam kerja sejak
dokumen

permohonan

pemutakhiran

Izin

Usaha

Perfilman

dinyatakan lengkap dan benar.
6. Kepala Pusat Pengembangan Perfilman mengeluarkan Izin Usaha
Perfilman baru paling lambat 8 (delapan) jam kerja setelah dicatat
dalam data usaha perfilman.
7. Dengan diterbitkannya Izin Usaha Perfilman baru, Izin Usaha
Perfilman lama dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.
8. Permohonan

pemutakhiran

Izin

Usaha

Perfilman

yang

belum

memenuhi persyaratan, ditolak dan dikembalikan kepada pemohon
untuk dilengkapi.
9. Penolakan disampaikan secara tertulis kepada pemohon disertai
alasan penolakannya paling lambat 8 (delapan) jam kerja setelah
dokumen dinyatakan tidak lengkap dan/atau tidak benar.
10. Permohonan pemutakhiran Izin Usaha Perfilman dilakukan tanpa
dipungut biaya.

12

BAB VII
PEMBERITAHUAN PEMBUATAN FILM

A. Pembuatan Film oleh Satu Pelaku Usaha Perfilman
1. Pelaku

usaha

pembuatan

film

mengajukan

Pemberitahuan

Pembuatan Film secara tertulis dengan melampirkan dokumen
persyaratan yang meliputi dokumen:
a. Tanda Daftar Usaha Perfilman;
b. dokumen yang menerangkan judul dan sinopsis film yang akan
dibuat;
c. daftar nama insan perfilman yang dilibatkan dan jabatannya;
d. jadwal dan lokasi pembuatan film; dan
e. pernyataan yang menyatakan bahwa belum pernah ada judul
dan isi film yang sama;
2. Format pernyataan yang menyatakan bahwa belum pernah ada judul
dan isi film yang sama (tercantum dalam Lampiran).
3. Pusat

Pengembangan

Perfilman

melakukan

pemeriksaan

kelengkapan dan kebenaran dokumen persyaratan paling lambat 8
(delapan) jam kerja sejak dokumen pemberitahuan pembuatan film
diterima.
4. Pemberitahuan pembuatan film yang telah memenuhi persyaratan
dicatat dalam data usaha perfilman paling lambat 8 (delapan) jam
kerja sejak dokumen permohonan dinyatakan lengkap dan benar.
5. Kepala

Pusat

Pengembangan

Perfilman

mengeluarkan

Tanda

Pemberitahuan Pembuatan Film paling lambat 8 (delapan) jam kerja
sejak dicatat dalam data usaha perfilman.
6. Pemberitahuan pembuatan film yang belum memenuhi persyaratan,
ditolak dan dikembalikan kepada pemohon untuk dilengkapi.
7. Penolakan disampaikan secara tertulis kepada pemohon disertai
alasan penolakannya paling lambat 8 (delapan) jam kerja setelah
dokumen dinyatakan tidak lengkap dan/atau tidak benar.
8. Format Tanda Pemberitahuan Pembuatan Film tercantum dalam
Lampiran pedoman ini.
13

9. Pemberitahuan pembuatan film dilakukan tanpa dipungut biaya.
10. Pusat

Pengembangan

Perfilman

mengirim

Salinan

Tanda

Pemberitahuan Pembuatan Film kepada Pemerintah Daerah yang
menjadi lokasi pembuatan film sebagai pemberitahuan dan/atau
izin.
11. Apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak dikeluarkannya
Tanda Pemberitahuan Pembuatan Film, pembuat film belum juga
memulai proses produksi film, Tanda Pemberitahuan Pembuatan
Film dinyatakan batal.

B. Pembuatan Film Bersama
1. Pelaku usaha pembuatan film yang mengadakan pembuatan film
bersama mengajukan Pemberitahuan Pembuatan Film Bersama
secara tertulis kepada Pusat Pengembangan Perfilman dengan
melampirkan dokumen persyaratan yang meliputi:
a. Tanda Daftar Usaha Perfilman;
b. surat pernyataan/surat keterangan kerja sama;
c. judul film;
d. daftar nama insan perfilman yang dilibatkan;
e. jadwal dan lokasi pembuatan film; dan
f.

sinopsis film.

2. Pembuatan film bersama dapat dilakukan oleh dua pelaku usaha
pembuatan film atau lebih.
3. Dalam

hal

pembuatan

film

bersama

terdapat

pelaku

usaha

pembuatan film asing, pemberitahuan pembuatan film dilakukan
oleh pelaku usaha pembuatan film Indonesia.
4. Pusat

Pengembangan

Perfilman

melakukan

pemeriksaan

kelengkapan dan kebenaran dokumen persyaratan paling lambat 8
(delapan) jam kerja sejak dokumen pemberitahuan pembuatan film
bersama diterima.
5. Dalam

hal

dokumen

persyaratan

telah

lengkap,

Pusat

Pengembangan Perfilman dapat melakukan dialog penyempurnaan

14

judul dan isi film dengan pelaku usaha perfilman, untuk kemudian
diajukan kembali setelah dilakukan penyempurnaan.
6. Pemberitahuan pembuatan film bersama yang telah memenuhi
persyaratan dicatat dalam data usaha perfilman paling lambat 8
(delapan) jam kerja sejak permohonan dinyatakan lengkap dan
benar.
7. Kepala

Pusat

Pengembangan

Perfilman

mengeluarkan

Tanda

Pemberitahuan Pembuatan Film Bersama paling lambat 8 (delapan)
jam kerja sejak dicatat dalam data usaha perfilman.
8. Pemberitahuan pembuatan film bersama yang belum memenuhi
persyaratan, ditolak dan dikembalikan kepada pemohon untuk
dilengkapi.
9. Penolakan disampaikan secara tertulis kepada pemohon disertai
alasan penolakannya paling lambat 8 (delapan) jam kerja setelah
dokumen dinyatakan tidak lengkap dan/atau tidak benar.
10. Format Tanda Pemberitahuan Pembuatan Film Bersama tercantum
dalam Lampiran pedoman ini.
11. Pemberitahuan pembuatan film bersama dilakukan tanpa dipungut
biaya.
12. Apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak dikeluarkannya
Tanda Pemberitahuan Pembuatan Film Bersama, pembuatan film
belum juga dimulai, Tanda Pemberitahuan Pembuatan Film Bersama
dinyatakan batal.

15

BAB VIII
PERMOHONAN IZIN PEMBUATAN FILM OLEH PIHAK ASING YANG
MENGGUNAKAN LOKASI DI INDONESIA

1. Pihak Asing dapat melakukan pembuatan film di Indonesia dengan
mengajukan permohonan izin pembuatan film di Indonesia melalui
media daring (online) pusbangfilm@kemdikbud.go.id atau secara tertulis
kepada Menteri melalui Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri
dengan melampirkan dokumen persyaratan.
2. Pihak Asing dalam melakukan pembuatan film di Indonesia wajib
bekerja sama dengan pelaku usaha perfilman Indonesia.
3. Permohonan izin pembuatan film di Indonesia wajib memenuhi dokumen
persyaratan sebagai berikut:
a. profil perusahaan;
b. judul film;
c. sinopsis film;
d. daftar nama insan perfilman yang dilibatkan dan jabatannya;
e. surat persetujuan dari tim koordinasi kunjungan orang asing dari
lembaga yang berwenang;
f.

fotokopi paspor setiap insan perfilman asing yang dilibatkan;

g. daftar peralatan yang digunakan;
h. jadwal dan lokasi pembuatan film;
i.

surat

perjanjian

kerja

sama

dengan

pelaku

usaha

perfilman

Indonesia; dan
j.

surat pernyataan kesanggupan menghormati dan mematuhi norma,
adat istiadat serta Ketentuan peraturan perundang-undangan.

4. Pusat Pengembangan Perfilman melakukan pemeriksaan kelengkapan
dan kebenaran dokumen persyaratan paling lambat 2 (dua) hari kerja
sejak

dokumen

permohonan

izin

pembuatan

film

di

Indonesia

diverifikasi.
5. Dalam melakukan pemeriksaan kelengkapan dan kebenaran dokumen
persyaratan, Pusat Pengembangan Perfilman berkoordinasi dengan
kementerian dan/atau lembaga pemerintah terkait.
16

6. Permohonan izin pembuatan film di Indonesia yang belum memenuhi
persyaratan,

ditolak

dan

dikembalikan

kepada

pemohon

untuk

dilengkapi.
7. Penolakan disampaikan secara tertulis kepada pemohon disertai alasan
penolakannya paling lambat 8 (delapan) jam kerja setelah dokumen
dinyatakan tidak lengkap dan/atau tidak benar.
8. Permohonan izin pembuatan film di Indonesia yang telah memenuhi
persyaratan dicatat dalam data usaha perfilman setelah melalui proses
verifikasi.
9. Kepala

Pusat

Pengembangan

Perfilman

mengeluarkan

Surat

Izin

Pembuatan Film Asing paling lambat 8 (delapan) jam kerja sejak dicatat
dalam data usaha perfilman.
10. Format Surat Izin Pembuatan Film Asing tercantum dalam Lampiran
pedoman ini.
11. Apabila dalam jangka waktu dan tempat yang ditentukan dalam Surat
Izin Pembuatan Film Asing, pembuatan film di Indonesia belum juga
dilaksanakan, Surat Izin Pembuatan Film Asing dinyatakan batal.
12. Permohonan izin pembuatan film oleh pihak asing yang menggunakan
lokasi di Indonesia dilakukan tanpa dipungut biaya.
13. Pusat Pengembangan Perfilman mengirim salinan Surat Izin Pembuatan
Film oleh Pihak Asing kepada pemerintah daerah yang menjadi lokasi
pembuatan film sebagai pemberitahuan.
14. Pusat

Pengembangan

Perfilman

melakukan

pengawasan

terhadap

pelaksanaan pembuatan film oleh Pihak Asing di Indonesia.

17

BAB IX
PEMBERITAHUAN IMPOR FILM

1. Pelaku usaha impor film mengajukan pemberitahuan impor film kepada
Pusat Pengembangan Perfilman dengan melampirkan dokumen
persyaratan yang meliputi dokumen:
a. Izin Usaha Perfilman;
b. Nomor Pokok Wajib Pajak;
c. Angka Pengenal Impor; dan
d. Surat Keterangan Kepemilikan Hak Edar di Indonesia.
2. Pusat Pengembangan Perfilman melakukan pemeriksaan kelengkapan
dan kebenaran dokumen persyaratan paling lambat 8 (delapan) jam
kerja sejak dokumen pemberitahuan impor film diterima.
3. Permohonan pemberitahuan impor film yang telah memenuhi
persyaratan dicatat dalam data usaha perfilman paling lambat 8
(delapan) jam kerja sejak dokumen permohonan dinyatakan lengkap dan
benar.
4. Kepala
Pusat
Pengembangan
Perfilman
mengeluarkan
Surat
Rekomendasi Impor Film paling lambat 8 (delapan) jam kerja sejak
dicatat dalam Data usaha perfilman.
5. Permohonan pemberitahuan impor film yang belum memenuhi
persyaratan, ditolak dan dikembalikan kepada pemohon untuk
dilengkapi.
6. Penolakan disampaikan secara tertulis kepada pemohon disertai alasan
penolakannya paling lambat 8 (delapan) jam kerja setelah dokumen
dinyatakan tidak lengkap dan/atau tidak benar.
7. Format Surat Rekomendasi Impor Film tercantum dalam Lampiran
pedoman ini.
8. Pusat Pengembangan Perfilman mengumumkan secara daring jumlah
Surat Rekomendasi Impor Film yang dikeluarkan pada setiap bulan.
9. Pemberitahuan impor film dilakukan tanpa dipungut biaya.

18

BAB X
PEMBERITAHUAN PERTUNJUKKAN FILM OLEH PERWAKILAN DIPLOMATIK
ATAU BADAN INTERNASIONAL YANG DIAKUI PEMERINTAH

1. Perwakilan diplomatik atau badan internasional yang diakui Pemerintah
dapat mengimpor film untuk kepentingannya sendiri.
2. Film impor dapat dipertunjukkkan kepada khalayak umum setelah
mendapat Tanda Pemberitahuan Pertunjukkan Film Impor dari Pusat
Pengembangan Perfilman dan melampirkan dokumen persyaratan
sebagai berikut:
a. Judul film;
b. Surat Tanda Lulus Sensor dari Lembaga Sensor Film;
c. Tempat dan waktu pertunjukkan film; dan
d. Penanggung jawab kegiatan.
3. Pusat Pengembangan Perfilman melakukan pemeriksaan kelengkapan
dan kebenaran dokumen persyaratan paling lambat 8 (delapan) jam
kerja sejak dokumen pemberitahuan pertunjukkkan film impor oleh
perwakilan diplomatik atau badan internasional yang diakui Pemerintah
diterima.
4. Pemberitahuan pertunjukkan film impor oleh perwakilan diplomatik
atau badan internasional yang diakui Pemerintah yang telah memenuhi
persyaratan dicatat dalam Data usaha perfilman paling lambat 8
(delapan) jam kerja sejak dokumen permohonan dinyatakan lengkap dan
benar.
5. Kepala
Pusat
Pengembangan
Perfilman
mengeluarkan
Tanda
Pemberitahuan Pertunjukkan Film Impor paling lambat 8 (delapan) jam
kerja sejak dicatat dalam Data usaha perfilman.
6. Pemberitahuan pertunjukkan film impor oleh perwakilan diplomatik
atau badan internasional yang diakui pemerintah yang belum memenuhi
persyaratan, ditolak dan dikembalikan kepada pemohon untuk
dilengkapi.
7. Penolakan disampaikan secara tertulis kepada pemohon disertai alasan
penolakannya paling lambat 8 (delapan) jam kerja setelah dokumen
dinyatakan tidak lengkap dan/atau tidak benar.
8. Format Tanda Pemberitahuan Pertunjukkan Film Impor tercantum
dalam Lampiran pedoman ini.
9. Pemberitahuan pertunjukkan film yang diimpor oleh perwakilan
diplomatik atau badan internasional dilakukan tanpa dipungut biaya.
10. Apabila dalam jangka waktu dan tempat yang ditentukan dalam Tanda
Pemberitahuan Pertunjukkan Film Impor, pertunjukkan film belum juga
dilaksanakan, Tanda Pemberitahuan Pertunjukkan Film Impor
dinyatakan batal.
19

LAMPIRAN PEDOMAN LAYANAN
PENDAFTARAN DAN PERMOHONAN IZIN USAHA
PERFILMAN
FORMAT TANDA DAFTAR USAHA PERFILMAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PUSAT PENGEMBANGAN PERFILMAN
Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270
Telepon 5711144, ext. 3617-0215746121
Laman www.kemdikbud.go.id
TANDA DAFTAR USAHA PERFILMAN
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2009 TENTANG
PERFILMAN
NOMOR TDUP
___________________________
NAMA PERUSAHAAN
___________________________________
STATUS: _______________________
ALAMAT:
___________________________________

NPWP :_____________

NOMOR TELEPON:______________
FAX:_______________
PENANGGUNG JAWAB/ PENGURUS:
_______________________________________________________________________
JENIS USAHA:
_______________________________________________________________________
PENGESAHAN MENTERI HUKUM DAN HAM
NOMOR :_____________

TANGGAL :________________
JAKARTA, _______________________________
A.N. MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KEPALA PUSAT PENGEMBANGAN PERFILMAN

_______________________________________________
NIP.

20

LAMPIRAN PEDOMAN LAYANAN
PENDAFTARAN DAN PERMOHONAN IZIN USAHA
PERFILMAN
FORMAT IZIN USAHA PERFILMAN OLEH MENTERI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PUSAT PENGEMBANGAN PERFILMAN
Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270
Telepon 5711144, ext. 3617-0215746121
Laman www.kemdikbud.go.id
IZIN USAHA PERFILMAN
Nomor :_____________
Membaca

: Surat permohonan dari ________ tanggal ________ tentang
Permohonan Izin Usaha Perfilman;
Menimbang
: bahwa badan usaha tersebut dibawah ini telah memenuhi
persyaratan untuk diberikan Izin Usaha Perfilman.
Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman;
2. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi
Kementerian Negara;
3. Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan;
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11
Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan;
Memutuskan : Memberikan Izin Usaha Perfilman
Pengedaran Film/ Ekspor Film/ Impor Film
Kepada :
1. Nama Badan Usaha : ________________________
2. Alamat
: ________________________
3. No Telepon/ Fax
: ________________________
4. Berlaku s.d.
: ________________________
Izin Usaha Perfilman ini berlaku selama badan usaha yang bersangkutan masih
melakukan kegiatan sesuai dengan bidang usahanya dengan ketentuan WAJIB
memenuhi semua ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Izin Usaha Perfilman ini berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : ___________________
A.N. MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KEPALA PUSAT PENGEMBANGAN PERFILMAN

NIP.

21

LAMPIRAN PEDOMAN LAYANAN
PENDAFTARAN DAN PERMOHONAN IZIN USAHA
PERFILMAN
FORMAT IZIN USAHA PERFILMAN OLEH GUBERNUR, BUPATI, ATAU WALI
KOTA

LOGO

(INSTANSI)

IZIN USAHA PERFILMAN
Nomor :_____________
Membaca

: Surat permohonan dari ________ tanggal ________
tentang Permohonan Izin Usaha Perfilman;
Menimbang
: bahwa badan usaha tersebut dibawah ini telah
memenuhi persyaratan untuk diberikan Izin Usaha
Perfilman
Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang
Perfilman;
2. Peraturan terkait kewenangan Gubernur, Bupati,
atau Walikota
Memutuskan : Memberikan Izin Usaha Perfilman
Pertunjukkan Film/ Penjualan Film dan/ atau Penyewaan
Film

1.
2.
3.
4.

Nama Badan Usaha
Alamat
No Telepon/ Fax
Berlaku s.d.

Kepada :
: ________________________
: ________________________
: ________________________
: ________________________

Izin Usaha Perfilman ini berlaku selama badan usaha yang
bersangkutan masih melakukan sesuai dengan bidang
usahanya dengan ketentuan WAJIB memenuhi semua
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Izin Usaha Perfilman ini berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di
Pada tanggal

: __________________
: ___________________

A.N. (GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA)
(PEJABAT BERWENANG)

NIP.
22

LAMPIRAN PEDOMAN LAYANAN
PENDAFTARAN DAN PERMOHONAN IZIN USAHA
PERFILMAN
FORMAT TANDA PEMBERITAHUAN PEMBUATAN FILM

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PUSAT PENGEMBANGAN PERFILMAN
Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270
Telepon 5711144, ext. 3617-0215746121
Laman www.kemdikbud.go.id
TANDA PEMBERITAHUAN PEMBUATAN FILM
NOMOR : _____________________
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,
Membaca

:

Memutuskan

:

Surat Pemberitahuan dari ________________ Nomor ________________
tanggal ____________ tentang Pemberitahuan Pembuatan Film;
Memberikan Tanda Pemberitahuan Pembuatan Film (TPPF) berjudul:
_____________________________________________________
1. Nama Perusahaan
:
2. Nama Pimpinan
:
3. Alamat
:
4. No. Telepon/ Fax
:
5. Jenis Produksi Film
:
6. Lokasi Pembuatan Film :
7. Jadwal Pembuatan Film :
8. Sutradara
:
9. Pemeran Utama
:
10. Catatan untuk LSF
:
Dengan Ketentuan :
1.
Apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan, pembuatan film
sebagaimana dimaksud diatas belum juga dimulai, maka
TPPF ini dinyatakan batal.
2.
TPPF ini berlaku juga sebagai rekomendasi untuk :
a. Penggunaan fasilitas jasa teknik;
b. Penyensoran, dengan ketentuan wajib melampirkan
daftar susunan artis dan karyawan pendukung
selengkapnya sesuai dengan yang tercermin dalam
“Credit Title” dan perusahaan jasa teknik yang
digunakan.
Surat Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di
: Jakarta
Pada tanggal
: ______________________
A.N. MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KEPALA PUSAT PENGEMBANGAN PERFILMAN

NIP.
Keterangan:
1. Lembar pertama untuk pemohon;
2. Lembar kedua untuk LSF;
3. Lembar ketiga untuk Arsip.

23

LAMPIRAN PEDOMAN LAYANAN
PENDAFTARAN DAN PERMOHONAN IZIN USAHA
PERFILMAN
TANDA PEMBERITAHUAN PEMBUATAN FILM BERSAMA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PUSAT PENGEMBANGAN PERFILMAN
Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270
Telepon 5711144, ext. 3617-0215746121
Laman www.kemdikbud.go.id
TANDA PEMBERITAHUAN PEMBUATAN FILM BERSAMA
NOMOR : _____________________
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,
Membaca

:

Memutuskan

:

Surat Pemberitahuan dari ________________ Nomor ________________
tanggal ____________ tentang Pemberitahuan Pembuatan Film
Bersama;
Memberikan Tanda Pemberitahuan Pembuatan Film Bersama
berjudul:
_____________________________________________________
Nama Perusahaan
: 1. __________________________
2. __________________________
2. Penanggungjawab
: _____________________________
3. Alamat
: 1. _________________________
2. _________________________
4. No. Telepon/ Fax
: 1. _________________________
2. _________________________
5. Jenis Produksi Film
: _____________________________
6. Lokasi Pembuatan Film : _____________________________
Jadwal
Pembuatan : _____________________________
7.
Film
8. Sutradara
: 1. _________________________
2. _________________________
9. Pemeran Utama
: 1. _________________________
2. __________________________
10. Catatan untuk LSF
: _____________________________
Dengan Ketentuan :
Tanda Pemberitahuan Pembuatan Film Bersama ini berlaku juga
sebagai rekomendasi untuk :
a. Penggunaan fasilitas jasa teknik;
b. Penyensoran, dengan ketentuan wajib melampirkan daftar
susunan artis dan karyawan pendukung selengkapnya sesuai
dengan yang tercermin dalam “Credit Title” dan perusahaan
jasa teknik yang digunakan.
Surat Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di
: Jakarta
Pada tanggal
: ______________________
A.N. MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KEPALA PUSAT PENGEMBANGAN PERFILMAN
1.

NIP.
Keterangan:
1. Lembar pertama untuk pemohon;
2. Lembar kedua untuk LSF;
3. Lembar ketiga untuk Arsip.

24

LAMPIRAN PEDOMAN LAYANAN
PENDAFTARAN DAN PERMOHONAN IZIN USAHA
PERFILMAN
SURAT IZIN PEMBUATAN FILM ASING

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PUSAT PENGEMBANGAN PERFILMAN
Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270
Telepon 5711144, ext. 3617-0215746121
Laman www.kemdikbud.go.id
SURAT IZIN PEMBUATAN FILM ASING
NOMOR : _____________________
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,
Membaca
: Surat Permohonan dari ________________ Nomor ________________
tanggal ____________ tentang Permohonan Izin Pembuatan Film di
Indonesia;
Memutuskan
: Memberikan Surat Izin Pembuatan Film Asing berjudul:
_____________________________________________________
1. Nama Perusahaan
:
2. Nama Pimpinan
:
3. Alamat
:
4. No. Telepon/ Fax
:
5. Jenis Produksi Film
:
6. Lokasi Pembuatan Film :
7. Jadwal Pembuatan Film :
8. Sutradara
:
9. Pemeran Utama
:
Dengan Ketentuan :
1.
Surat Izin Pembuatan Film Asing ini hanya berlaku pada
waktu dan tempat yang telah ditentukan.
2.
Apabila ada perubahan pada waktu dan tempat pembuatan
film, maka Surat Izin Pembuatan Film Asing ini dinyatakan
batal dan wajib mengajukan permohonan pembuatan film
di Indonesia kembali.
Surat Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di
: Jakarta
Pada tanggal
: ______________________
A.N. MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KEPALA PUSAT PENGEMBANGAN PERFILMAN

NIP.

25

LAMPIRAN PEDOMAN LAYANAN
PENDAFTARAN DAN PERMOHONAN IZIN USAHA
PERFILMAN
TANDA PEMBERITAHUAN PERTUNJUKKAN FILM IMPOR

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PUSAT PENGEMBANGAN PERFILMAN
Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270
Telepon 5711144, ext. 3617-0215746121
Laman www.kemdikbud.go.id
TANDA PEMBERITAHUAN PERTUNJUKKAN FILM IMPOR
NOMOR : _____________________
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,
Membaca

:

Memutuskan

:

Surat
Pemberitahuan
dari
________________
Nomor
________________tanggal ________________ tentang pemberitahuan
pertunjukkan film impor;
Memberikan Tanda Pemberitahuan Pertunjukkan Film Impor kepada:
1.
2.

3.
4.
5.
6.

Perwakilan Diplomatik/
Badan Internasional
Judul Film

Jenis Produksi Film
Waktu
dan
Tempat
Kegiatan
Penanggungjawab
Kegiatan
Nomor
Tanda
Lulus
Sensor

:
:

:

______________________________
1. __________________________
2. __________________________
3. dst.
______________________________

:

______________________________

:

______________________________

:

1. __________________________
2. __________________________
3. dst.

Dengan Ketentuan:
1. Tanda Pemberitahuan Pertunjukkan Film Impor ini hanya
berlaku pada waktu dan tempat yang telah ditentukan.
2. Apabila ada perubahan pada waktu dan tempat
pertunjukkan, maka Tanda Pemberitahuan Pertunjukkan
Film Impor ini dinyatakan batal dan Pelaku Kegiatan wajib
melakukan pemberitahuan kembali.

Ditetapkan di
Pada tanggal
A.N.

:
:

Jakarta
______________________

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KEPALA PUSAT PENGEMBANGAN PERFILMAN

NIP.

26

LAMPIRAN PEDOMAN LAYANAN
PENDAFTARAN DAN PERMOHONAN IZIN USAHA
PERFILMAN
FORMAT SURAT REKOMENDASI IMPOR FILM

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PUSAT PENGEMBANGAN PERFILMAN
Komplek Kemdikbud, Jln. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270
Telepon ..., Fax ...

SURAT REKOMENDASI IMPOR FILM
NOMOR : _____________________
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,
Membaca

:

Memutuskan

:

Surat Pemberitahuan dari ________________ Nomor ________________
tanggal ____________ tentang Pemberitahuan Impor Film;
Memberikan Surat Rekomendasi Impor Film berjudul:
_____________________________________________________
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Nama Importir
Alamat
NPWP
No. APIP/APIU
Nama Eksportir
Negara Asal Eksportir
Nomor dan Tanggal BL/AWB
Nomor dan Tanggal Invoice

:
:
:
:
:
:
:
:

9.

Melalui

:

Kantor Pelayanan Bea dan
Cukai ___________________

Dengan Ketentuan :
Film tersebut diatas harus memenuhi
perundang-undangan di bidang perfilman.

ketentuan

peraturan

Demikian Surat Rekomendasi Impor ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana
mestinya.
JAKARTA,
A. N. MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KEPALA PUSAT PENGEMBANGAN PERFILMAN

______________________________________________
NIP.

27