TOLERANSI UMAT ISLAM TERHADAP UPACARA AGAMA HINDU DI CANDI CETHO DUSUN CETHO DESA GUMENG KECAMATAN Toleransi Umat Islam Terhadap Upacara Agama Hindu Di Candi Cetho Dusun Cetho Desa Gumeng Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar.

TOLERANSI UMAT ISLAM TERHADAP UPACARA AGAMA HINDU DI
CANDI CETHO DUSUN CETHO DESA GUMENG KECAMATAN
JENAWI KABUPATEN KARANGANYAR

NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai
derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan

Disusun oleh:
DWI HANDAYANI
A 220110102

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jl. A. Yani Tromol Pos 1 - Pabelan, Kartasura Telp (0271) 717417 Fax:715448
Surakarta 57102


Surat Persetuiuan Artikel Publikasi Ilmiah
Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir

:

Nama

NIPAJIK

:235

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan
skripsi (tugas akhir) dari rnahasiswa:
Nama

DWI HANDAYANI

NIM


A220110102

Program Studi

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Judul Skripsi

TOLERANSI UMAT ISLAM TERHADAP UPACARA AGAMA
HINDU DI CANDI CETHO DUSUN CETHO DESA GUMENG

|

KECAMATAN JENAWI KABUPATEN KARANGANYAR
Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.

Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat digunakan seperlunya-

Surakarta, 8


April 2015

Pembimbing

*
Dra. Hi. Sri Arfiah. SH.. M.Pd

NIK.235

ABSTRAK
TOLERANSI UMAT ISLAM TERHADAP UPACARA AGAMA HINDU DI
CANDI CETHO DUSUN CETHO DESA GUMENENG KECAMATAN JENAWI
KABUPATEN KARANGANYAR
Dwi Handayani A220110102 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(PPKn) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015, xx + 66 halaman
(termasuk lampiran)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk toleransi, partisipasi,
keuntungan dan kerugian umat Islam terhadap upacara adat umat Hindu. Penelitian
menggunakan pendekatan kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan observasi,

wawancara dan dokumentasi. Uji keabsahan data dengan triangulasi sumber dan teknik
atau metode pengumpulan data. Analisis data menerapkan model interaktif melalui
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat di sekitar candi Cetho
memiliki sikap toleran walaupun berbeda agama, yakni tidak menggangu pada saat
prosesi upacara berlangsung, masyarakat bergotong royong dan saling bahu membahu
apabila terdapat acara disana, penduduk yang muslim juga ikut menghormati hari besar
adama Hindu misalnya pada saat Nyepi tidak menyalakan lampu maupun melakukan
aktivitas yang lain, selalu bermusyawarah apabila akan mengadakan event atau acara di
candi Cetho. Partisipasi yang ditunjukan oleh masyarakat muslim terhadap upacara adat
agama Hindu sangat baik, mereka saling bergtong royong membntu mempersiapkan
segala kebutuhan apabila terdapat event di candi misalnya membantu menyiapkan sesaji
dan membersihkan candi. Keuntungan yang didapatkan terkait hal tersebut sangat
bervariasi mulai dari meningkatnya pendapatan daerah yang di peroleh dari biaya
retribusi masuk kedalam lokasi candi sampai sebagai wadah mata pencaharian
masyarakat sekitar candi. Adapun kerugian yang didapatkan oleh masyarakat yaitu
rusaknya akses menuju lokasi karena banyaknya kendaraan yang melintas sehingga
menyebabkan jalan sedikit berlubang. Namun, dilihat dari segi kenyamanan masyarakat
di daerah tersebut, sama sekali tidak merasa terganggu dengan adanya aktifitas
peribadatan di desa mereka.

Kata kunci: Toleransi, Umat Islam, Upacara Agama Hindu

PENDAHULUAN
Menurut Ghazali (2011: iii), kebudyaan merupakan suatu cara hidup
menyeluruh dari suatu masyarakat yang merefleksikan pemikiran-pemikiran dan
pengalaman-pengalaman mereka dalam tindakan dan karya-karya nyata.
Kebudayaan yang hidup pada suatu masyarakat, pada dasarnya merupakan
gambaran dari pola pikir, tingkah laku, dan nilai yang dianut oleh masyarakat.
Tidak hanya kebudayaan, agama juga memberikan kontibusi terhadap nilai-nilai
budaya yang ada. Menurut Ghazali (2011: 2), agama merupakan seperangkat
kepercayaan, doktrin, norma-norma yang dianut dan diyakini kebenarannya oleh
manusia. Keyakinan manusia tentang agama, diikat oleh norma-norma dan ajaranajaran tentang cara hidup manusia yang baik, tentu saja dihasilkan oleh adanya
pikiran atau perilaku manusia dalam hubungannya dengan kekuasaan yang tidak
nyata. Perilaku manusia dalam beragama dapat dilihat dalam acara dan upacaraupacara tertentu serta menurut tata cara yang sesuai dengan yang telah ditentukan
oleh agama masing-masing. Dari aspek ini, kita bisa mengetahui mana yang
menjadi doktrin, aturan atau ajaran agama, dan budaya sebagai sebuah penyikapan
manusia terhadap agama atau doktrin tersebut.
Orang yang beragama akan yakin bahwa alam semesta ini diciptakan, dan ia
sendiri hanya sebagian kecil dari alam semesta. Sadar sebagai manusia bahkan
dengan seluruh kosmos dan untuk kelangsungan hidupnya bergantung pada yang

lain. Menurut Ghazali (2011: 3), kepercayaan beragama adalah sekumpulan
jawaban yang didasarkan atas ilmu ketuhanan atau “penafsiran atas kekuatankekuatan gaib terhadap berbagai pertanyaan mendasar yang ditimbulkan oleh akal

pemikiran manusia”. Menurut Ghazali (2011: 4), kepercayaan adalah penerapan
konkrit nilai-nilai yang kita miliki. Manusia satu sama lain dapat berbeda
kepercayaan, karena itu orang yang berpegang teguh kepada nilai yang sama
dapat saja berbeda dalam hal bagaimana termasuk cara menerapkannya.
Hubungan yang erat antara manusia dan kepercayaan dalam beragama,
diharapkan dapat disesuaikan dengan kondisi-kondisi real atau nyata antar
masyarakat yang seagama maupun berbeda agama. Adanya toleransi di
lingkungan masyarakat yang plural (beragam) dianggap sangat perlu karena pada
dasarnya perbedaan menjadikan sebagian masyarakat beranggapan bahwa
merekalah yang dominan. Toleransi dalam kehidupan umat beragama sangat
dibutuhkan, karena dengan sikap tersebut kehidupan dapat tetap berlangsung
dengan nyaman serta tetap saling menghargai dan memelihara hak dan kewajiban
masing-masing. Jika dikaitkan Pancasila terutama sila pertama, bertaqwa kepada
Tuhan menurut agama dan kepercayaan masing-masing adalah mutlak. Semua
agama menghargai manusia maka dari itu semua umat beragama juga wajib saling
menghargai. Dengan demikian antar umat beragama yang berlainan akan terbina
kerukunan hidup.

Toleransi masyarakat sekitar candi Cetho dapat dilihat dari berdirinya
tempat beribadah agama hindu yang berupa candi. Mayorits penduduk sekitar
candi Cetho adalah agama Islam namun mereka mampu menjaga hak dan
kewajiban agama masing-masing tanpa adanya rasa tidak suka dan merasa lebih
dengan agama yang mereka punya. Umat Hindu yang melaksanakan upacara
agama di candi Cetho pada umumnya berasal dari luar kota bahkan luar pulau

misalnya dari Bali. Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di
atas, maka dipandang cukup penting untuk melakukan penelitian tentang “
Toleransi Umat Islam terhadap Upacara Agama Hindu di Candi Cetho, Dusun
Cetho, Desa Gumeneng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar”.
METODE PENELITIAN
Tempat penelitian ini adalah di Candi Cetho, Dusun Cetho, Desa
Gumeneng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar. Peneliti memilih lokasi
tersebut karena ingin mengetahui lebih detail mengenai toleransi umat Islam
terhadap upacara adat agama Hindu. Tahap-tahap pelaksanaan kegiatan sejak
persiapan sampai dengan penulisan laporan penelitian secara keseluruhan
dilakukan kurang lebih empat bulan, yaitu sejak bulan Desember 2014 sampai
dengan bulan Februari 2015. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif.
Penelitian dengan pendekatan kualitatif lebih menekankan analisisnya pada proses

penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika
hubungan antar fenomena yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah
(Azwar, 2009:5). Selain itu metode yang digunakan yaitu pengamatan, wawancara
atau penelaahan dokumen. Objek penelitian adalah aspek-aspek dari subjek
penelitian yang menjadi sasaran penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi
objek penelitian adalah toleransi umat Islam terhadap upacara agama Hindu di
candi Cetho, dusun Cetho, desa Gumeneng, kecamatan Jenawi, kabupaten
Karanganyar.
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data meliputi observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu menggunakan teknik analisis data kualitatif. Menurut Miles
dan Huberman (1984) sebagaimana dikutip oleh Sugiyono (2012:246), aktivitas
dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam
analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/
verification.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi telah diketahui sikap toleransi
umat Islam telah diterapkan oleh masyarakat melalui adanya upacara adat agama

Hindu. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa masyarakat di sekitar candi Cetho
memiliki sikap toleran walaupun berbeda agama, yakni tidak menggangu pada
saat prosesi upacara berlangsung, masyarakat bergotong royong dan saling bahu
membahu apabila terdapat acara disana, penduduk yang muslim juga ikut
menghormati hari besar adama Hindu misalnya pada saat Nyepi tidak menyalakan
lampu maupun melakukan aktivitas yang lain, selalu bermusyawarah apabila akan
mengadakan event atau acara di candi Cetho. Hal ini sejalan dengan
Kemendikbud (2014:226), mengenai indikator toleransi yakni tidak menganggu
orang yang berbeda pendapat; menghormati orang lain yang berbeda suku, agama,
ras, budaya, dan gender; menerima kesepakatan walaupun berbeda pendapat;
dapat memaklumi kesalahan/ kekurangan orang lain.
Temuan yang lain dalam penelitian ini adalah masyarakat selalu berupaya
untuk menjaga atau membangun rasa toleransi warga sekitar candi Cetho, yakni
warga setempat tidak menganggu hari raya umat yang berbeda agama, tidak

memaksakan agama lain untuk mengikuti perayaan agamanya, tidak menganggu
masyarakat yang sedang beribadah, saling membantu apabila ada warga yang
menjalankan ibadah. Hal ini sejalan dengan upaya untuk menjaga atau
membangun rasa toleransi menurut Mukniah (2011:238), antara lain:
1.


Tidak mengusik keyakinan orang lain

2.

Tidak memaksanakan kehendak agama kita kepada agama orang lain

3.

Tidak mempergunjingkan agama orang lain

4.

Menghargai perayaan hari besar agama lain

5.

Menghargai bila agama lain sedang memunaikan ibadah

6.


Meningkatkan semangat nasionalisme kita

7.

Meningkatkan semangat pluralism kita

8.

Meningkatkan semangat religius kita

9.

Meningkatkan semangat nuranisme kita

10. Memegang teguh prinsip Bhinneka Tunggal Ika
11. Tidak mengucilkan suatu agama lain.
KESIMPULAN DAN SARAN
Upacara adat agama Hindu yang berada di candi Cetho merupakan salah
satu kegiatan yang dapat menumbuhkan sikap toleransi. Lokasi yang bertepatan di
lingkungan masyarakat yang mayoritas seorang muslim membuat semua warga
saling menghormati suku, agama dan ras yang terdapat di desa tersebut guna
membangun kerukunan antar umat beragama. Tidak hanya toleransi, parisipasi
masyarakat juga diterapkan di lingkungan sekitar candi dengan cara saling bahu

membahu dalam membantu melaksanakan acara pada tiap-tiap agama yang ada di
sekitar candi.
Keuntungan yang didapatkan sangat bervariasi mulai dari meningkatnya
pendapatan daerah yang di peroleh dari biaya retribusi masuk kedalam lokasi
candi sampai sebagai wadah mata pencaharian masyarakat sekitar candi karena
mengingat lokasi upacara adat agama Hindu merupakan salah satu tempat wisata
yang berada di Karanganyar serta keuntungan dari segi lain yaitu mengajarkan
masyarakat untuk bertoleran sejak dini. Kerugian yang ditimbulkan dari adanya
upacara agama Hindu di dusun Cetho yakni, rusaknya jalan menuju lokasi karena
banyaknya kendaraan yang melintas dan menyebabkan jalan sedikit berlubang.
Menanggapi hal tersebut seharusnya peemerintah setempat lebih memperhatikan
kondisi atau keadan daerahnya.

DAFTAR USTAKA
Azwar, Saifuddin. 2009. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Creswell, John W. 2012. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan
Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Fadl, Khaled Abou El. 2003. Cinta dan Fakta Toleransi Islam. Bandung: PT
Mizan Pustaka
Mukni’ah. 2011. Materi Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Mulyana, Deddy. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Mustari, Mohamad. 2012. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: Laksbang
Pressindo.
Nashir, Haedar. 2013. Pendidikan Karakter Berbasis Agama dan Budaya.
Yogyakarta: Multi Presindo.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantutatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Tanzeh, Ahmad. 2011. Metodologi Penelitian Praktis. Yogyakarta: Teras

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI TOLERANSI KEBHINNEKAAN PADA MASYARAKAT MAJEMUK DI DUSUN CETHO DESA GUMENG KECAMATAN JENAWI Implementasi Toleransi Kebhinnekaan Pada Masyarakat Majemuk Di Dusun Cetho Desa Gumeng Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar.

0 2 14

IMPLEMENTASI TOLERANSI KEBHINNEKAAN PADA MASYARAKAT MAJEMUK DI DUSUN CETHO DESA GUMENG KECAMATAN Implementasi Toleransi Kebhinnekaan Pada Masyarakat Majemuk Di Dusun Cetho Desa Gumeng Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar.

0 2 18

PENDAHULUAN Implementasi Toleransi Kebhinnekaan Pada Masyarakat Majemuk Di Dusun Cetho Desa Gumeng Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar.

0 2 6

TOLERANSI UMAT ISLAM TERHADAP UPACARA AGAMA HINDU DI CANDI CETHO DUSUN CETHO DESA GUMENG KECAMATAN Toleransi Umat Islam Terhadap Upacara Agama Hindu Di Candi Cetho Dusun Cetho Desa Gumeng Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar.

0 4 18

PENDAHULUAN Toleransi Umat Islam Terhadap Upacara Agama Hindu Di Candi Cetho Dusun Cetho Desa Gumeng Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar.

0 1 7

ASPEK BUDAYA DAN RELIGI DALAM CERITA RAKYAT CANDI CETHO DI KECAMATAN JENAWI KABUPATEN KARANGANYAR DAN Aspek Budaya Dan Religi Dalam Cerita Rakyat Candi Cetho Di Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar Dan Fungsinya Bagi Masyarakat: Tinjauan Resepsi Sastra

0 1 16

ASPEK BUDAYA DAN RELGI DALAM CERITA RAKYAT CANDI CETHO DI KECAMATAN JENAWI KABUPATEN KARANGANYAR DAN Aspek Budaya Dan Religi Dalam Cerita Rakyat Candi Cetho Di Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar Dan Fungsinya Bagi Masyarakat: Tinjauan Resepsi Sastra

0 2 19

Representasi Sapta Pesona Dalam Industri Pariwisata Di Objek Pariwisata Candi Cetho Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar.

0 0 6

EKSISTENSI AGAMA HINDU DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT DI SEKITAR CANDI CETHO.

0 0 18

Pengembangan Destinasi Wisata pada Tingk

1 1 11