Juknis Pelaksanaan Bantuan Operasional UN, USBN dan UAS SMTK dan SMAK Tahun 2017.

I

l.

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTEN KEIVIENTERIAN AGAMA RI

r

NOI\4OR : DJ.lll/Kep/HK.00.512012017

TENTANG
PETUNJUK TEKNIS
PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL UJIAN NASIONAL (UN),
UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN)
DAN UJIAN AKHIR SEKOLAH (UAS)
SEKOLAH MENENGAH TEOLOGI KRISTEN (SMTK)
DAN SEKOLAH TUENENGAH AGANIA KRISTEN(SIUAK)
TAHUN ANGGARAN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG


TVIAHA

ESA

DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN IVIASYARAKAT KRISTEN
Menimbang

a.

bahwa dalam rangka pelaksanaan program evaluasi hasil
belajar dan untuk meringankan pembiayaan operasional
Sekolah Menengah Teologi Kristen (SIVTK) dan Sekolah
ltlenengah Agama Kristen (S[/AK) dalam rangka persiapan

penyelenggaraan

Ujian Nasional (UN), Ujian

Sekolah


Berstandar Nasional (USBN) dan Ujian Akhir Sekolah (UAS),

pemerintah mengalokasikan dana Bantuan Operasional
penyelenggaraan Ujian DIIMAKSUD Tahun Anggaran 2017;
b.

'bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Surat Keputusan Direktur
Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen tentang Petunjuk
Teknis Bantuan Operasional Penyelenggaraan Ujian Nasional
(UN), Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dan Ujian
Akhir Sekolah Sekolah (BOS) pada Sekolah [vlenengah Teologi
Kristen (SIMTK) dan Sekolah lt/lenengah Agama Kristen (Sil/AK)
Tahun Anggaran 2017.

Meng ingat

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003

Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia
Nomor 4286);

2.

Undang-Undang Nomor

20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik lndonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
lndonesia Nomor 4301);

3.

Undang-Undang Nomor

22 Tahun 201'l tentang

Anggaran


Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik

lndonesia Tahun

201

1

Nomor 113, Tambahan Lembaran

Negara Republik lndonesia Nomor 5254);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang

Wajib

Belajar (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2008
Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia
Nomor 4863);


5.

Peraturan Pemerintah Nomor

48 Tahun 2008

tentang

Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik lndonesia
Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik
lndonesia Nomor 4864);

6.

Peraturan Pemerintah Nomor
Pengelolaan

dan


17 Tahun 2010

tentang

Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran

Negara Republik lndonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan

Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 51 05)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 66 Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 5157);

7.

Keputusan Presiden Nomor 121lP f ahun 2014 tentang
Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet
Kerja Periode

T


ahun 201 4-20 1 9.

B. Peraturan lvlenteri Agama Nomor

7

Tahun 2012 tentang
Pendidikan Keagamaan Kristen, sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 27 f ahun 2016

tentang Pendidikan Keagamaan Kristen;

9.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 81/PMK 0512012 tentang
Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian Negara/Lembaga;

10.


Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang
Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada

Kementerian Negara/Lembaga, sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173lPMK.0512016

tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran

Bantuan

Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga.
MEMUTUSKAN

Menetapkan

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN
MASYARAKAT KRISTEN TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL UJIAN NASIONAL
(UN), UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN)
DAN UJIAN AKHIR SEKOLAH (UAS) PADA SEKOLAH

MENENGAH TEOLOGI KRISTEN (SMTK) DAN SEKOLAH
MENENGAH AGAMA KRISTEN (SMAK) TAHUN ANGGARAN
2017
Pasal

1

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Penyelenggaraan Ujian Nasional (UN), Ujian
Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dan Ujian Akhir Sekolah (UAS) pada Sekolah
Menengah Teologi Kristen (SMTK) dan Sekolah Menengah Agama Kristen (SMAK)
Tahun Anggaran 2017 merupakan acuan/pedoman bagi Sekolah Menengah Teologi
Kristen (SMTK) dan Sekolah Menengah Agama Kristen (SIUAK) dalam penggunaan
dana bantuan dimaksud dalam Tahun Anggaran 2017.

Pasal 2

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Penyelenggaraan Ujian Nasional (UN), Ulian

Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dan Ujian Akhir Sekolah (UAS) Tahun
Anggaran 2017 disusun dengan tujuan agar:


a.

Penggunaan dana Bantuan Operasional Penyelenggaraan Ujian Nasional (UN),

Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dan Ujian Akhir Sekolah (UAS)

tepat sasaran dalam mendukung penyelenggaraan program Pendidikan
Menengah Universal (PMU) 12 tahun secara efektif dan efisien, dan

a

b

Pertanggungjawaban keuangan dana Bantuan Operasional Penyelenggaraan

Ujian Nasional (UN), Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dan Ujian
Akhir Sekolah (UAS) Tahun Anggaran 2017 dilaksanakan dengan tertib
administrasi, transparan, akuntabel, tepat waktu, serta terhindar dari
penyimpangan.


Pasal 3

Penggunaan

dan Pertanggungjawaban keuangan dana Bantuan Operasional

Penyelenggaraan Ujian Nasional (UN), Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN)

dan Ujian Akhir Sekolah (UAS) Tahun Anggaran 2017 dilaksanakan sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat
Keputusan ini.

Pasal 4
Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan

di

Pada tanggal

: Jakarta

26 Januari 2017

It. DIREKTUR JENDERAL,
3tAlU

RACHMAN
LI KIN

I

PETUNJUK TEKN]S BANTUAN DANA OPERASIONAL PENYELENGGARAAN
UJIAN NASIONAL (UN), UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN)
DAN UJIAN AKHIR SEKOLAH (UAS) PENDIDIKAN KEAGAMAAN KRISTEN
TINGKAT DASAR DAN MENENGAH
DITJEN BIMAS KRISTEN TAHUN ANGGARAN 2017
PENDAHULUAN
Pendidikan sebagai institusi yang menuntut untuk selalu diperbarui secara terusmenerus ditengah kemajuan teknologi komunikasi dan globalisasi informasi. Zaman
yang terus berubah seiring dengan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan

teknologi, telah menyadarkan setiap manusia akan pendidikan yang memegang
peranan penting baik dalam konteks konservasi nilai-nilai maupun sebagai wahana
untuk mempersiapkan anak didik menghadapi dunianya. Langkah-langkah antisipatif
dalam menghadapi perubahan dan perkembangan di bidang pendidikan, setiap orang
harus belajar terus-menerus dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Karena itu
mengeksplorasi peran pendidikan dalam konteks perubahan tersebut, harus mampu
mengembangkan nilai-nilai sosio-kultural bangsa, mempersiapkan tenaga kerja untuk
memerangi kemiskinan, kebodohan, dan mendorong perubahan sosial, serta
terwujudnya standar nasional pendidikan.

Berbagai problem pendidikan yang muncul secara makro bersumber dari
kelemahan paradigma penyelenggaraan pendidikan yang dipakai dan dimaknai
bersama. Akibatnya, telah mengantarkan bangsa kepada krisis total yang menerpa
seluruh aspek kehidupan masyarakat dan berbangsa menghadapi berbagai krisis- Krisis
tersebut pada hakekatnya merupakan krisis kebudayaan karena berkaitan dengan
rapuhnya kaidah-kaidah etik dan moral dari suatu bangsa. Di sini dibutuhkan kajian,
pengembangan, dan pemaknaan pendidikan dalam dimensi paradigma sistemik-organik,
holistik-integralistik, humanistik, idealistik-transformatif, dan Multikulturalisme. Dengan
demikian, dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, pendidikan memegang
peran yang sangat penting secara terus menerus sesuai tuntutan perkembangan ilmu
pengetahuan dalam dinamika perkembangan globalisasi.

Proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, pemerintah bersama
masyarakat berjuang dan terus berupaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional
melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas antara lain
melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum, sistem evaluasi, perbaikan sarana
pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, pelatihan bagi guru dan
tenaga kependidikan, serta pemberdayaan lembaga satuan pendidikan. llmu
pengetahuan yang berkembang pesat, mendorong perkembangan kebudayaan
manusia. Karena itu, dalam penjelasan umum Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003,
tentang Sistem Pendidikan Nasional, terdapat 7 strategi dalam pembaruan Sistem
Pendidikan Nasional, yang strategi pertama adalah "pelaksanaan pendidikan agama
dan akhlak mulia". Kelenluan tersebut menunjukkan bahwa: ( 1) pendidikan agama
merupakan salah satu pilar utama untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional; (2)
I

pendidikan agama harus dapat mewujudkan keharmonisan, kerukunan, dan
penghormatan terhadap kultur dan aga ma orang lain; (3) guru agama pada satuan
pendidikan yang mempunyai kekhasan agama yang berbeda harus menjaga prinsip
kerukunan hidup antar umat beragama d alam menyelenggarakan pendidikan agama

Perkembangan pendidikan menjadi acuan dasar setiap pelaku kependidikan,
terutama pembelajaran dalam rangka membangun kedewasaan individu dengan
sistem, prosedur, dan substansi yang benar secara manusiawi Meningkatkan dan
mengembangkan kedewasaan individu melalui pendidikan sejatinya adalah
,,pengubahan sikap dan tata laku seseorang." Membangun manusia seutuhnya melalui
pendidikan menjadi keniscayaan untuk menghargai kreativitas dan pemikiran individual
(individual thinking) agar pelaku kependidikan dapat membuat sesuatu yang baru dan
lebih baik secara proaktif, serta berjuang untuk mampu bersaing dan memenangkan
persaingan yang menuntut prasyarat belajar. Karena hanya learning nation atau
learning society yang akan menjadi pemenang pada masa depan. Pada gilirannya,
sudah barang tentu, yang namanya leaming society akan sangat terkait erat dengan
konsep iearnrng (baca: pro-learning) school dan akhimya learning family. Pemingkalan
kualifikasi dan kompetensi ini sesuai dengan sasaran peningkatan mutu pendidikan,
agar penyelenggaraan pembelajaran dan penilaian/eva luasi dapat terlaksana secara
efektif dan efisien.

Berbagai keterbatasan yang dialami oleh Lembaga Pendidikan Keagamaan
Kristen Tingkat Dasar dan Menengah mencakup seluruh dimensi penyelenggaraan
pendidikan. Secara umum, dimensi penting dalam penyelenggaraan pendidikan
keagamaan tersimpul dalam bidang perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi Maka
dalam mendukung peningkatan penyelenggaraan pendidikan secara optimal sesuai
standar minimal dari standar nasional pendidikan belum dapat dipenuhi secara
keseluruhan. Karena itu, sebagai lembaga pendidikan yang mempersiapkan diri untuk
mengikuti Ujian Nasional (UN), Ujian Sekolah Berstandar Nasioanl (USBN) dan Ujian
Akhir Sekolah (UAS) dengan berbagai keterbatasan harus didukung oleh pemerintah
agar pelaksanaan Ujian tersebut dapat terlaksana dengan baik. Salah satu bentuk
dukungan dalam rangka pelaksanaan penilaian/evaluasi pendidikan ini mencakup
pemberian Bantuan dana operasional penyelenggaraan Ujian Akhir Sekolah (UAS),
Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) penyelenggaraan Ujian Nasional (UN)
pada tahun 2017.

Lembaga Pendidikan Keagamaan Kristen Tingkat Dasar dan Menengah
penyelenggara UN, USBN dan UN terdiri dari; Sekolah Menengah Teologi Kristen
(SMIK), Sekolah Menengah Agama Kristen (SIVAK), Sekolah Menengah Pertama
Teologi Kristen (SMPTK) dan Sekolah Dasar Teologi Kristen (SDTK). Bantuan dana
Operasional Penyelenggaraan UN, USBN dan UAS diberikan dalam upaya
mendukung persiapan penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah
Berstandar Nasional (USBN) dan Ujian Akhir Sekolah (UAS) Tahun 2017.

Bantuan dana Operasional Penyelenggaraan UAS, USBN dan UAS bagi
Lembaga Pendidikan Keagamaan Kristen Tingkat Dasar dan Menengah dipandang
perlu karena setelah ditinjau lokasi lembaga pendidikan Kristen Tingkat Dasar dan
2

Menengah secara keseluruhan berada di pedalaman dan masih sangat membutuhkan
dukungan pembiayaan bagi optimalisasi penyelenggaraan penilaian/evaluasi
pendidinan. Karena itu, Direktorat Jenderal Bimas Kristen merasa terbebani untuk
membantu suksesnya penyelenggaraan Ujian Nasional (UN), Ujian Sekolah
Berstandar Nasional (USBN) dan Ujian Akhir Sekolah (UAS) Tahun 2017 melalui
pemberian bantuan operasional.

II.

DASAR HUKUM PELAKSANAAN PROGRAM

1.

2.
3.

4.
5.

6.
7.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 78 Tahun 2003; Tambahan
Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 430'1 ;
Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
Peraturan Presiden Rl Nomor 59 tahun 2010 tentang Peraturan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 29 tahunh 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi;
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2005 Nomor 41,
Tambahan Lembaran Negaran Republik lndonesia 4496) Sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintair Nomor 32 Tahun 2013 (Lembaran Negara
Republik lndonesia Tahun 2013 Nomor 671, Tambahan Lembaran Negara
Republik lndonesia Nomor 5410;
Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan
(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan
Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4864);
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 201 0 Tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun
2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 5105)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun

2010 (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1010 Nomor

112,

Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 5157;

B. Peraturan Presiden Republik lndonesia Nomor 54 tahun 2010

tentang

Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, serta Perubahannya No 70 tahun

2012,

9. Peraturan [\Ienteri Agama Nomor 7 Tahun 20'12 tentang Pendidikan

Keagamaan Kristen, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan ft/enteri
Agama Nomor 27 Tahun 2016 tentang Pendidikan Keagamaan Kristen;
10. Peraturan Menteri Keuangan Rl Nomor 190/PMK 0512012 tentang Tata Cara
Pembayaran Dalam rangka Pelaksanaan APBN;
11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor B1/PMK 0512012 tentang Belanja Bantuan
Sosial pada Kementerian Negara/Lembaga;

III. TUJUAN
Pemberian bantuan dana operasional penyelenggaraan Ujian Akhir Sekolah (UAS),
Ujian Sekolah Berstandar Nasioanl (USBN) dan Ujian Nasional (UN) bagi Lembaga
Pendidikan Keagamaan Kristen Tingkat Dasar dan l\tlenengah bertujuan untuk:

a.

Meningkatkan dan mendorong implementasi kebijakan nasional

di

bidang
pendidikan, bahwa "Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
3

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab" pada
umumnya, terutama bagi teruvujudnya kelancaran operasional proses
penyelenggaraan Ujian Nasional (UN), Ujian Sekolah Berstandar Nasional
(USBN) dan Ujian Akhir Sekolah (UAS). Hal ini penting, karena hampir semua
lembaga keagamaan Kristen tingkat dasar dan Menengah memiliki keterbatasan

finansial dalam mempersiapkan, mengorganisir, dan

melaksanakan

penilaian/evaluasi hasil belajar sesuai ketentuan yang berlaku;

b.

Ivleningkatkan kerja sama kemitraan antara Pemerintah dan lembaga pendidikan
keagamaan Kristen, dalam hal ini Sekolah Menengah Teologi Kristen (SMTK),
Sekolah l\/enengah Agama Kristen (SMAK), Sekolah Menengah Pertama Teologi
Kristen (SMPTK) dan Sekolah Dasar Teologi Kristen (SDTK) bagi kelancaran
persiapan penyelenggaraan Ujian Akhir Sekolah (UAS), Ujian Sekolah Berstandar
Nasioanl (USBN) dan Ujian Nasional (UN).

c.

Meningkatkan kesadaran pengelola pendidikan keagamaan Kristen Tingkat Dasar
dan Menengah akan pentingnya peningkatan kualitas pendidikan keagamaan
Kristen sesuai standar nasional pendidikan bagi pewujudan tujuan pendidikan
nasional, dan pemetaan hasil pendidikan nasional melalui pengukuran, penilaian,
dan evaluasi dengan Ujian Nasional (UN), Ujian Sekolah Berstandar Nasioanl
(USBN) dan Ujian Nasional (UN) .

III. TARGET SASARAN
Target sasaran bantuan Operasional penyelenggaraan UAS, USBN dan UAS
adalah lembaga pendidikan keagamaan Kristen tingkat dasar dan menengah, terdiri
dari: Sekolah Menengah Teologi Kristen (SMTK) dan Sekolah Menengah Agama
Kristen (Slr/AK), Sekolah Menengah Pertama Teologi Kristen (SMPTK) dan Sekolah
Dasar Teotogi Kristen (sDTK) yang saat ini sedang mempersiapkan pelaksanaan
Ujian Akhir Sekolah (UAS), Ujian Sekolah Berstandar Nasioanl (USBN) dan Ujian
Nasional (UN) Tahun 20'17.

IV. MEKANISME

Pemberian bantuan dana operasional penyelenggaraan Ujian Akhir Sekolah
(UAS), Ujian Sekolah Berstandar Nasioanl (USBN) dan Ujian Nasional (UN) bagi
Sekolah Menengah Teologi Kristen (SMTK), Sekolah [Vlenengah Agama Kristen
(SMAK), Sekolah lVlenengah Pertama Teologi Kristen (SMPTK) dan Sekolah Dasar
Teologi Kristen (SDTK) memiliki mekanisme atau ketentuan sebagai berikut:

1.

Ketentuan:

a.

Penerima bantuan operasioanal Penyelenggaraan Ujian Akhir Sekolah (UAS),
Ujian Sekolah Berstandar Nasioanl (USBN) dan Ujian Nasional (UN) adalah
Lembaga pendidikan keagamaan Kristen Tingkat Dasar dan lVlenengah, yang
4

terdiri dari: Sekolah Menengah Teologi Kristen (SMTK), Sekolah Menengah
Agama Kristen (S[/AK), Sekolah Menengah Pertama Teologi Kristen (SMPTK)
dan Sekolah Dasar Teologi Kristen (SDTK) yang akan mempersiapkan dan
melaksanakan Ujian Akhir sekolah (uAS), Ujian sekolah Berstandar Nasioanl
(USBN) dan Ujian Nasional (UN) Tahun 2017;
lVlenengah Teologi Kristen (sMTK), Sekolah Menengah Agama Kristen
(SIVIAK), Sekolah Menengah Pertama Teologi Kristen (SMPTK) dan Sekolah

b. sekolah

Dasar Teologi Kristen (sDTK) yang akan mempersiapkan dan melaksanakan
Ujian Akhir Sekolah (UAS), Ujian Sekolah Berstandar Nasioanl (USBN) dan
Ujian Nasional (UN) Tahun 2017 mengajukan surat permohonan kepada
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen, Kementerian Agama Republik
lndonesia, Jl. M.H.Thamrin No.6, Jakarta Pusat;

c.

Pemohon menandatangani surat Perjanjian Kerjasama pelaksanaan Bantuan
Operasional UAS, USBN dan UN f ahun 2017, ditandatangani oleh Pejabat
Pembuat Komitmen ldan Kepala Sekolah dan dibubuhi materai Rp 6000,(enam ribu); Lampiran 1

d.

Pemohon Menandatangani Fakta lntegritas bahwa bersedia melaksanakan
program bantuan dana pelaksanaan ujian sekolah Berstandar Nasioanl (usBN)
dan Ujian Nasional (UN) Tahun 2017 dengan jujur, transparan, obyektif dan
akuntabel ditandatangani Kepala Sekolah dan dibubuhi materai Rp 6 000,(enam ribu rupiah); Lampiran 2

d.

Pemohon membuat surat pernyataan bahwa bersedia menyampaikan laporan
penerimaan dan laporan pertanggungjawaban penggunaan dana bantuan
dimaksud disertai faktur dan kuitansi asli, ditandatangani Kepala sekolah dan
dibubuhi materai Rp 6.000,- (enam ribu rupiah); Lampiran 3

e.

Pemohon membuat surat pernyataan tanggungjawab mutlak, ditandatangani
Kepala Sekolah dan dibubuhi meterai Rp 6.000,- (enam ribu rupiah), bahwa
apabila tidak menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan dana
bantuan dimaksud, bersedia mengembalikan dana dimaksud ke kas negara
Lampiran 4

2.

Teknis:
(SIMTK) dan Sekolah Menengah Agama
Kristen (S[\4AK) memiliki identitas dan alamat yang jelas:

a. Sekolah Menengah Teologi Kristen

b.
c.

Melampirkan sK Panitia mempersiapkan pelaksanaan Ujian Akhir sekolah
(UASD), Ujian Sekolah Berstandar Nasioanl (USBN) dan Ujian Nasional (UN)
Tahun 2017;
Tidak menerima bantuan yang sama dari instansi manapun yang dinyatakan
dalam

surat

pernyataan;

5

3.

Besar dana bantuan:

(uAS)'
Besar dana bantuan operasional Penyelenggaraan Ujian Akhir sekolah
(UN) Tahun 2017
Ujian Sekolah Berstandar Nasioanl (USBN) dan Ujian Nasional
pada sekolah ftflenengah Teologi Kristen (stuTK), Sekolah Menengah Agama
dan
Kristen (slvlAK), Sekolah tt4enengah Pertama Teologi Kristen (SMPTK)
puluh juta
Sekolah Dasar Teologi Kristen (SDTK) adalah Rp 20'000'000,- (dua
rupiah).

4.

Pemanfaatan/Penggunaan bantuan operasianal
Bantuan dana operasioanl pelaksanaan Ujian Akhir Sekolah (UAS), Ujian Sekolah
Berstandar Nasioanl (usBN) dan Ujian Nasional (uN) Tahun 2017 dapat
dimanfaatkan mencakuP kePerluan:
No
1

2
3

4
5
6

7
B

I

Jenis Pemb
USBN dan UN
rsia
at-ra
Ra
Konsumsi
rt Pen awas USBN dan UN SIVITK
Tran
Konsumsi Pelaksanaan UAS, U SBN dan UN
araan UAS USBN dan UN 5 bulan
Honor Panitia Pe
aan Soal USBN
ATK dan
sun soal UAS
Honor Pe
utan soal UN dari Pos Pen amanan
Trans ort Pe
nan
KE Pos
Tra
ort Pe um lan lembar
an
Kemendikbud
men ikuti sosialisasi UN de
Tran

VI. PELAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN

Setelah bantuan dana operasional diterima, maka Pimpinan Sekolah [/enengah
Teologi Kristen (StVlTK), Sekolah lVlenengah Agama Kristen (S[UAK), Sekolah
lilenengah Pertama Teologi Kristen (SMPTK) dan Sekolah Dasar Teologi Kristen
(SDTK) segera menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan dana
pelaksanaan Ujian Akhir Sekolah (UAS), Ujian Sekolah Berstandar Nasioanl (USBN)
dan Ujian Nasional (UN) Tahun 2017 kepada Dirjen Bimas Kristen dengan
melampirkan bukti-bukti riil penggunaan dana dimaksud, paling lambat 3 (tiga) bulan
setelah dana tersebut diterima.

VII. EVALUASI
Proses evaluasi dilakukan melalui pemantauan keberhasilan dan kebermaknaan
bantuan yang diberikan sebagai bantuan operasional organisasi Sekolah ltlenengah
Teologi Kristen (S[VTK), Sekolah tvlenengah Agama Kristen (SMAK), Sekolah
lVlenengah Pertama Teologi Kristen (SI\IPTK) dan Sekolah Dasar Teologi Kristen
(SDTK) khususnya dalam pembinaan, persiapan, dan pelaksanaan penilaian/evaluasi
pendidikan, baik melalui pelaksanaan Ujian Akhir Sekolah (UAS), Ujian Sekolah
Berstandar Nasioanl (USBN) maupun Lljian Nasional (UN) Tahun 2017. Evaluasi
dilakukan oleh unit pengolah (Tusi) yang bersangkutan dan penerima bantuan
6

menggunakan dana bantuan operasional sesuai peruntukannya,

dan

Iaporan

pertanggungjawaban diterima atau setelah batas waktu yang telah ditetapkan.
Evaluasi dilakukan berdasarkan berbagai pertimbangan azas manfaat bantuan, di
berbagai bidang penilaian/evaluasi pendidikan, antara lain: 1) manfaat bantuan yang
diberikan dalam proses penilaian/evaluasi pendidikan; 2) peningkatan profesionalitas
pelaksanaan penilaian/ evaluasi pendidikan; 3) peningkatan mutu pendidikan melalui
keberhasilan siswa dari penilaian/ evaluasi pendidikan; 4) peningkatan kualitas
pengelolaan dan administrasi penilaian/evaluasi pendidikan; 5) peningkatan kualitas
satuan pendidikan berdasarkan analisis perimbangan rasio hasil Ujian Akhir Sekolah
(UAS), Ujian Sekolah Berstandar Nasioanl (USBN) dan Ujian Nasional (UN) Tahun
2017.

Evaluasi ini jika memungkinkan dilakukan berbasis penelitian, dalam bentuk
evaluasi program pelaksanaan penilaianievaluasi pendidikan berdasarkan pemberian
bantuan operasional Sekolah Menengah Teologi Kristen (SMTK), Sekolah Menengah
Agama Kristen (SMAK), Sekolah Menengah Pertama Teologi Kristen (SMPTK) dan
Sekolah Dasar Teologi Kristen (SDTK).

VIII. PENUTUP
Demikian Petunjuk Teknis ini dibuat, kiranya dapat menjadi acuan dan
dilaksanakan dalam pemberian bantuan operasional Penyelenggaraan Ujian Akhir
Sekolah (UAS), Ujian Sekolah Berstandar Nasioanl (USBN) dan Ujian Nasional (UN)
Sekolah lr/lenengah Teologi Kristen (SMTK), Sekolah Menengah Agama Kristen
(SMAK), Sekolah Menengah Pertama Teologi Kristen (SMPTK) dan Sekolah Dasar
Teologi Kristen (SDTK).

Jakarta, Januari 2017

+

DIREKTUR JENDERAL,

eRIA'Y

Y

t
le

CHMAN ,q-

,K lt.lq

7