IDENTIFICATION, DENSITY AND DIVERSITY OF PLANKTON AND BENTOS AS BIOINDICATOR AT PEPE RIVER SURAKARTA IDENTIFIKASI JENIS, KERAPATAN DAN DIVERSITAS PLANKTON BENTOS SEBAGAI BIOINDIKATOR PERAIRAN SUNGAI PEPE SURAKARTA.

BIOEDUKASI
85
Volume 5, Nomor 2
Halaman 81-91

ISSN:1693-2654
Meti Indrowati – plankton, bentos, density , diversity,
Pepe river
Agustus
2012

IDENTIFIKASI JENIS, KERAPATAN DAN DIVERSITAS PLANKTON BENTOS
SEBAGAI BIOINDIKATOR PERAIRAN SUNGAI PEPE SURAKARTA
IDENTIFICATION, DENSITY AND DIVERSITY OF PLANKTON AND BENTOS
AS BIOINDICATOR AT PEPE RIVER SURAKARTA
METI INDROWATI1, TJAHJADI PURWOKO2, ESTU RETNANINGTYAS2,
RARAS IKA YULIANTI1, SITI NURJANAH1, DWITO PURNOMO1, PANDU
HARYO WIBOWO1
1

Pendidikan Biologi FKIP UNS, 2Biologi FMIPA UNS


ABSTRACT
Plankton and benthos are two communities of organisms that can be used as bioindicator of
aquatic environment. The purpose of this research were to determine kinds, density and diversity
of plankton and benthos in Pepe river Surakarta as bioindicator.
Study site was devided into 3 station as sampling location. Data sampling of identifying the type,
density and calculating the value of diversity index (ID) according to Shannon Wiener formula. Investigations carried out measurements of environmental parameters, namely temperature, pH and Dissolved Oxygen

The result showed that 1) identified 20 kinds of plankton in Pepe river Surakarta namely Spirogyra, Eustbidentat, Pleurosigma, Oscilatoria, Euglena, Aungilospora, Gonatozygon, Dendrospora,
Amoeba, Blepharisma sp, Hapalosiphon, Skeletonema, Synura, Stentor, Worochinia, Leptomitus,
Peridinium, Paramecium, Volvox, Rhizosolenia, and Lyngbia with the composition and density
vary between each sampling site, 2) Identified 3 kinds of benthos in Pepe river Surakarta namely
Melanoides sp, Lymnaea sp and Fimbria fimbriata with the composition and density vary between
each sampling site and 3 ) the Shannon Wiener Diversity Index (ID) of plankton and benthos in
Pepe river Surakarta ranged from 0.98 to 1.98, showing the condition of polluted waters from mild
to severe, varied between sampling sites.
Kata kunci : plankton, bentos, density , diversity, Pepe river

juga menghasilkan limbah yang apa-


Pendahuluan
Perairan sungai merupakan

bila tidak ditangani dengan tepat

salah satu ekosistem yang menjadi

dapat

salah satu komponen utama dari

lingkungan.

lingkungan. Kondisi perairan sungai

dari degradasi kualitas lingkungan

secara tidak langsung dapat menun-

dimungkinkan menjadi efek domino


jukkan kondisi lingkungan .

negative bagi sektor lain diantaranya

Pe-

satnya pembangunan suatu kawasan

mengganggu keseimbangan
Efek jangka panjang

kesehatan, sosial dan ekonomi.

di satu sisi membawa dampak positif

Sungai Pepe atau Kali Pepe

berupa produk yang bermanfaat bagi


merupakan salah satu sungai yang

masyarakat, akan tetapi di sisi lain

melintas di dalam kota Surakarta.

BIOEDUKASI Vol. 5, No.2, hal. 81-91

84

Daerah hulu dimulai dari lereng

keberadaannya

gunung Merapi, melintasi beberapa

kondisi lingkungan.

kabupaten sebelum memasuki kota


menjelaskan bahwa kriteria organ-

Surakarta dan daerah hilir bermuara

isme indicator dalam lingkup spesies

di Bengawan Solo. Berdasar peta ko-

atau diantaranya yaitu,

ta Surakarta yaitu peta Banjir dan

secara taksonomi dan stabil, sehing-

Situasi Tanggul dari Proyek Benga-

ga diketahui toleransi dan require-

wan Sala (PBS) Direktorat Jenderal


mentsnya, tinggal menetap di suatu

Pengairan tahun 2001, terlihat bahwa

wilayah, dapat diteliti dengan mu-

Sungai Pepe merupakan salah satu

dah, spesises bersifat khusus pada

elemen penting dalam menopang ke-

habitat tertentu dan spesies berhub-

hidupan lingkungan kota Surakarta.

ungan dekat dengan kelompok taksa

Sepanjang aliran Sungai Pepe ter-


lain yang juga bisa sebagai indikator

dapat dua pintu air yaitu Tirtonadi

menjadi

penanda

Krebs (2006)

dikenal

Secara khusus bahwa bio-

dan Demangan yang dibangun se-

indikator

bagai upaya pengelolaan genangan


komunitas

air dan banjir di kota Surakarta. Po-

keberadaannya atau perilakunya di

sisi Sungai pepe yang membelah da-

alam berhubungan dengan kondisi

lam kota Surakarta dan tepiannya

lingkungan, apabila terjadi peru-

yang padat dengan hunian penduduk

bahan kualitas air maka akan ber-

serta pesatnya pertumbuhan industri


pengaruh terhadap keberadaaan dan

di Sungai pepe Surakarta membuat

perilaku organisme tersebut, sehing-

Sungai Pepe berpotensi besar men-

ga dapat digunakan sebagai penunjuk

jadi tempat membuang limbah baik

kualitas

domestik maupun industri. Adanya

Keragaman jenis dan kerapatan ma-

limbah tersebut berpengaruh pada


khluk hidup di perairan sungai meru-

kualitas lingkungan perairan yang

pakan sebagian dari bioindikator

diantaranya

yang dapat menunjukkan kualitas

dapat

ditunjukkan

adalah

kelompok

organisme


atau
yang

lingkungan.

dengan parameter kimia, fisika dan

lingkungan.

biologi.

merupakan dua golongan makhluk

Parameter biologi dalam hal
ini bioindikator sering dipergunakan

Plankton dan bentos

hidup yang dapat digunakan sebagai
bioindikator kualitas perairan.

sebagai salah satu parameter kualitas

Plankton memiliki sifat unik

perairan. Bioindikator dapat berupa

karena posisinya yang berada di da-

organisme atau respon biologi yang

sar piramida makanan, sehingga

Meti Indrowati – plankton, bentos, density , diversity, Pepe river

85

pengetahuan akan kondisi jenis dan

penelitian Astirin dkk (2001), Feri-

kerapatan plankton dapat menjadi

anita fachrul dkk (2005) serta Ari

dasar analisa kemelimpahan sumber

Susilowati dkk (2001).

daya serta memegang peran penting

penelitian

dalam mempengaruhi produktifitas

bahwa plankton dan bentos terbukti

primer perairan sungai.

efektif sebagi bioindikator perairan

Sementara itu bentos juga

tersebut

Hasil-hasil

menunjukkan

sungai.

memiliki sifat istimewa di mana

Berdasarkan latar belakang di

kondisi makroskopisnya memung-

atas dilakukan penelitian tentang

kinkan untuk digunakan sebagai bi-

identifikasi

omonitor yaitu metode pemantauan

plankton bentos sebagai bioindikator

kualitas air dengan menggunakan in-

perairan Sungai Pepe Surakarta.

dikator biologis dengan memanfaat-

Hasil

kan partisipasi masyarakat. Bebera-

dapat memberi gambaran riil tentang

pa jenis dari bentos salah satunya

kondisi atau kualitas perairan sungai

yang berasal dari kelas gastropoda

pepe Surakarta dari aspek biologis

diketahui memiliki peran sebagai bi-

sehingga dapat menjadi salah satu

oremidiator lingkungan dengan salah

sumber informasi dalam pengem-

satunya

bangan

ditunjukkan

dengan

ke-

jenis

dan

dari penelitian

kawasan

kerapatan

diharapkan

kota

Surakarta

melimpahan jumlah/kerapatan untuk

maupun wilayah penopang seki-

sepesies

tarnya secara berkelanjutan.

tertentu

pada

tercemar (Indrowati

perairan

dkk, 2003).

Selain itu bentos juga efektif sebagai

Metode Penelitian
Penelitian

dilakukan

di

bioindikator dikarenakan memiliki

sepanjang

respon yang berbeda respon yang

Surakarta dengan menentukan 3

berbeda

terhadap

perairan

Sungai

Pepe

suatu

bahan

lokasi penelitian yaitu hulu,tengah

masuk

dalam

dan hilir.

perairan sungai dan bersifat immo-

penelitian

bile

sampel pada 3 titik yaitu tepi

pencemar

1977;

yang

(Hynes,

1974;

Suwondo

Hilsenshoff,
dkk,

2005).

Dalam setiap lokasi
atau

stasiun

diambil

kiri,tengah dan tepi kanan sebagai

Penelitian tentang plankon maupun

substasiun.

bentos dari aspek kerapatan dan

substasiun,dilakukan

keragaman jenis telah dilakukan para

pengambilan

peneliti guna mengetahui kondisi

ulangan.

perairan tertentu, diantaranya melalui

lalui dua tahap utama yaitu pengam-

Pada

tiap

3

kali

sampel

sebagai

Penelitian dilakukan me-

BIOEDUKASI Vol. 5, No.2, hal. 81-91

84

bilan sampel plankton bentos serta

bentos

penghitungan

menggunakan

kerapatan

plankton

dilakukan

dengan

Sauber

dan

Selain itu juga dilakukan

Ekman Grab disesuaikan dengan

pengukuran parameter kimia fisika

kondisi di setiap stasiun apakah

sungai

berarus deras/tidak dan dasar

bentos.

meliputi

DO

Dissolved

Oxigen. pH dan Suhu.

berpasir/berbatu. Sampel bentos

1.

Pengambilan sampel plankton

yang sudah diambil selanjutnya

bentos

disaring

Pengambilan sampel plankton

bertingkat dan diawetkan dengan

menggunakan plankton net atau

formalin 4%.

jaring plankton, dengan diameter

Sampel

mulut jaring 31 cm, panjang 80

diambil

cm dan ukuran mata jaring 60

diidentifikasi

mikrom.

dengan

Sampel yang sudah

dengan

bentos

saringan

yang

sudah

selanjutnya
di

bantuan

mikroskop,

terjaring dalam plankton net

mikroskop

dimasukkan botol flakon dan

identifikasi bentos (Roberts dkk,

diberi

1982)

formalin

pengawet.

4%

sebagai

Selanjutnya sampel

2.

stereo

laboratorium

dan

buku

Penghitungan kerapatan

dibawa ke laboratorium untuk

plankton bentos

dilakukan identifikasi jenis dan

Kerapatan atau densitas plankton

dihitung

dihitung dengan rumus sebagai

kerapatannya.

Identifikasi

jenis

dilakukan

melalui pengamatan di bawah

berikut (Ari Susiolowati dkk,
2001) :

mikroskop dan dibantu buku
identifikasi

plankton.

Selanjutnya dilakukan analisis
penghitungan

kerapatan

atau

densitas sampel berdasar metode
sapuan di atas objek glass
sedgwick rafter dengan satuan
individu per meter kubik.
Pengambilan

sampel

bentos

dilakukan pada titik yang sama
dengan

lokasi

pengambilan

plankton. Pengambilan sampel

Keterangan :
n : densitas (kerapatan) plankton.
a : cacah individu plankton dalam
1 ml sampel.
c : volume konsentrasi plankton
dalam flakon (5 ml).
L: volume plankton yang dicuplik (liter).
Sedangkan kerapatan atau densitas
bentos dihitung dengan rumus (Cox,
1999):

N 

S
10.000
 c
r  l
1

Meti Indrowati – plankton, bentos, density , diversity, Pepe river

85

N = kerapatan
bentos
S = jumlah spesies
c = jumlah individu tiap spesies

r = jumlah
ulangan pengambilan
l = luas bidang
pengambilan pada
alat (cm2)

Pembahasan
Penelitian
sepnajang

dilakukan

aliran

sungai

di
Pepe

Surakarta dengan 3 stasiun yaitu
stasiun 1, 2 dan 3 yang masingmasing berlokasi di daerah hulu

3.

Interpretasi Data

(stasiun 1, dekat terminal tirtonadi

Dilakukan interpretasi data melalui

setelah pintu air tirtonadi) pangkal

uji lanjutan pengukuran Indeks Di-

perairan

versitas plankton bentos yang dihi-

dalam kota Surakarta, stasiun 2

tung berdasarkan rumus Shanon &

daerah tengah berlokasi di kelurahan

Weaver yaitu:

ketelan dan daerah hilir yaitu stasiun

H = ∑ phi ln phi
dangkan
phi =

se-

Dimana:
H = Indeks Diversitas (ID)
Shanon-Wiener
N = Jumlah total seluruh spesies
n = Jumlah spesies X

sungai

pepe

memasuki

3 sekitar Pintu Air Demangan yang
merupakan daerah muara pertemuan
dengan aliran bengawan Solo.
Berdasar hasil pengambilan
dan

penghitungan

kerapatan

plankton, teridentifikasi jenis-jenis

Selanjutnya nilai ID tiap stasiun

palankton, nilai densitas dan indeks

dikonversikan ke dalam standart ba-

diversitas tersaji dalam Tabel 1.

ku mutu air untuk mengetahui ting-

berikut :

kat pencemaran (Wisnu Wardhana,
2006).
Tabel 1. Hasil identifikasi jenis, densitas dan indeks diversitas plankton di Sungai
Pepe Surakarta
Golongan/spesies
Stasiun
1
2
3
Jumlah individu
259
29
Spirogyra
51
0
0
Eustbidentat
1
0
1
Pleurosigma
5
79
2
Oscilatoria
13
1
1
Euglena
1
29
48
Aungilospora
8
3
3
Gonatozygon
2
0
1
Dendrospora
1
Golongan/spesies
Stasiun
1
2
3
Jumlah individu
19
12
Amoeba
2
1
0
Blepharisma sp
8

BIOEDUKASI Vol. 5, No.2, hal. 81-91

84

Hapalosiphon
Skeletonema
synura
Stentor
Worochinia
Leptomitus
peridinium
Paramecium
Volvox
Rhizosolenia
Lyngbia
Jumlah kelompok ditemukan
Jumlah Total Individu Dalam Benda Uji
Densitas : Jumlah Individu / ml
ID (indeks Diversitas)
Kategori

Suhu Analisis :

19
133
0.392
1.98
TERCEMAR
RINGAN

0
2
0
9
0
0
1
23
5
47
1

0
28
5
2
11
0
0
0
0
1
0

1
8
7
9
7
1
5
2
1
0
0

14
145
0.434
1.89
TERCEMAR
RINGAN

14
479
1.078
0.99
TERCEMAR BERAT

26 o C

Tabel 2. Hasil identifikasi jenis, densitas dan indeks diversitas bentos di Sungai
Pepe Surakarta
stasiun 1
spesies

Jumlah individu

phi

ln phi

phi ln [phi

melanoides

6

0.4

-0.91629

-0.36652

lymnaea

3

0.2

-1.60944

-0.32189

Fimbria fimbriata

6

0.4

-0.91629

-0.36652

jumlah

15

DENSITAS
ID

-1.05492

222.2
1.05492

tercemar sedang

stasiun 2
spesies

jumlah individu

phi

ln phi

phi ln phi

Melanoides

16

0.307692

-1.17865

-0.36266

Lymnaea

10

0.192308

-1.64866

-0.31705

Fimbria fimbriata

26

0.5

-0.69315

-0.34657

Jumlah

52

DENSITAS
ID

-1.02629

770.4
1.02629

tercemar sedang

Stasiun 3
spesies

jumlah individu

melanoides

phi

ln phi

phi ln phi

20

0.434783

-0.83291

-0.36213

lymnaea

6

0.130435

-2.03688

-0.26568

Fimbria

20

0.434783

-0.83291

-0.36213

jumlah

46

densitas
ID

-0.98995

681.5
0.98995

Kondisi bioindikator diantaranya

tercemar berat

kualitas perairan tersebut.

Reynolds

keanekaragaman jenis dan densitas dapat

(2006) menjelaskan bahwa plankton

menjadi petunjuk dalam menentukan

memiliki karakteristik tertentu dalam

BIOEDUKASI Vol. 5, No.2, hal. 81-91

84

strategi adaptasi terhadap lingkungannya,

dalam

diantaranya melalui C strategies (kompe-

sedangkan berdasar keberadaan bentos

tisi), Ruderal strategies yaitu memiliki

teridentifikasi bahwa perairan dalam

toleransi terhadap beberapa stressing

kondisi tercemar sedang. Hal ini dapat

lingkungan serta SS strategies yaitu be-

diklarifikasi

berapa plankton yang toleransi tinggi ter-

diantaranya pH. Data pengukuran pH di

hadap stress lingkungan yang kronik.

lokasi menunjukkan nilai 7.2. Berdasar

Sejalan dengan pendapat tersebut,

kondisi

keputusan

tercemar

dengan

Gubernur

ringan

penunjuk

jateng

lain

No

hasil analisa sampel yang diambil yaitu

660.1/26/1990 tentang ambang batas

plankton di stasiun 1 menunjukkan ada

baku mutu air Golongan C menunjukkan

19

plankton

bahwa nilai pH tersebut berada dalam

parameter

ambang normal yaitu dalam kisaran 6.5-

golongan/jenis

teridentifikasi.

Kondisi

lingkungan yang lain yaitu DO dissolved

8.5.

oxygen menunjukkan angka 3.1 ppm

pengukuran parameter lain yaitu DO

paling tinggi dibanding stasiun 2 (2.0

yang menunjukkan nilai 3.1 yang berarti

ppm)

masih memenuhi syarat baku mutu yaitu

dan

satsiun

3

(0.5

ppm).

Penghitungan densitas enunjukkan angka

> 3 ppm.
Hal tersebut menunjukkan bahwa

0.392 dengan nilai ID indeks diversitas
Shanon

Wiener

1.98

yang

berarti

hal senada juga terlihat dari

kondisi perairan sungai pepe Surakarta
pada stasiun 1 masih memiliki toleransi

tercemar ringan.
Sementara itu hasil identifikasi

untuk berkembangnya biota perairan

sampel bentos di satsiun 1 menunjukkan

seperti plankton dan bentos.

ada 3 jenis bentos teridentifikasi yaitu

menunjukkan bahwa di lokasi tersebut,

golongan Melanoides, Lymnaea dan

ketersediaaan sarana untk kelangsungan

fimbria fimbriata.

Hasil penghitungan

biota

densitas

kerapatan

teridentifikasi masih mencukupi.

atau

bentos

air

plankton

bentos

Hal ini

yang

menunjukkan angka 222.2 dan nilai ID

Lebih jauh data analisa sampel

1.054 yang menunjukkan bahwa perairan

dari stasiun 1 menunjukkan bahwa ke-

tersebut berada dalam kondisi tercemar

lompok yang

sedang.

ditemukan adalah Spyrogira. Menurut

Pada stasiun yang sama, berdasar

yang paling banyak

Astirin dkk (2001), diversitas di suatu

nilai ID menunjukkan kondisi yang

perairan

biasanya

dinyatakan

dalam

berbeda dimana berdasar keberadaan

jumlah spesies yang terdapat di tempat

plankton teridentifikasi bahwa perairan

tersebut. Semakin besar jumlah spesies

Meti Indrowati – plankton, bentos, density , diversity, Pepe river

85

akan semakin besar pula diversitasnya.

yang ditemukan pada stasiun II adalah

Hubungan antara jumlah spesies dengan

sebesar 0,434. Kerapatan tersebut tidak

jumlah individu dapat dinyatakan dalam

terlalu sedikit dan juga tidak terlalu ban-

bentuk indeks diversitas. Dari data yang

yak bila dibandingkan dengan stasiun I

diperoleh dapat diketahui kerapatan jenis

dan III. Kerapatan pada stasiun II tergo-

(densitas) plankton yang ditemukan pada

long sedang dengan 14 jenis genus yang

stasiun I adalah sebesar 0,392. Kerapatan

ditemukan dan persebaran jumlah yang

jenis ini tergolong rendah dibandingkan

merata walaupun terdapat beberapa jenis

dengan kerapatan pada stasiun lainnya,

genus yang jumlahnya menonjol atau

tetapi jumlah jenis yang ditemukan ban-

paling banyak jumlahnya dibandingkan

yak dan jumlahnya tersebar merata.

jenis yang lain. Hali ini menunjukkan

Menurut Astirin (2001) keanekaragaman

bahwa hanya beberapa jenis planton yang

dan junlah organisme dalam komunitas

memp bertahan hidup dan menyesuaikan

planton di badan air tawar biasanya

diri dengan baik terhadap lingkungan

merupakan fungsi dan banyaknya jumlah

yang ada, serta berkembang biak secara

bahan organik yang tersedia. Kemelim-

maksimal.
Hasil

pahan jenis dan jumlah organisme yang

identifikasi

bentos

di

ditemukan pada stasiun 1 tersebut salah

stasiun 2 menunjukkan jumlah dan jenis

satunya dikarenakan adanya jumlah ba-

yang sama dengan stasiun 1 yaitu ada 3

han organik yang tersedia berdasarkan

golongan bentos berupa melanoides,

kebutuhan organisme yang menempati

lymnaea dan fimbria.

habitat tersebut, sehingga organisme ter-

densitas

sebut dapat berkembang biak secara

770.4

maksimal.

menunjukkan bahwa kondisi perairan

Pada stasiun 2, teridentifikasi 14

bentos
dan

nilai

tercemar sedang.

Perhitungan

menunjukkan
ID

1.026

angka
yang

Hasil pengukuran

jenis plankton dengan hasil perhitungan

parameter lain yaitu pH sebesar 7.5 dan

densitas atau kerapatan sebesar 0.434 dan

DO 2 ppm menunjukkan bahwa jumlah

nilai ID 1.89 yang menunjukkan bahwa

oksigen terlarut belum mencukupi sesuai

lokasi tersebut dalam kondisi tercemar

baku mutu air golongan C (layak sebagai

ringan.

air minum).
Dari data plankton yang teridenti-

Pada stasiun 3, yang berlokasi di

fikasi di stasiun 2 , golongan yang paling

sekitar pintu air demangan, terlihat

banyak ditemukan adalah Anguillospora.

banyak sekali sampah rumah tangga

Kerapatan jenis atau densitas spesies

melintas di aliran air sungai pepe.

BIOEDUKASI Vol. 5, No.2, hal. 81-91

84

Sampah rumah tangga tersebut bervariasi

Jumlah kerapatan tersebut paling besar

dari sampah daun, plastik bahkan banyak

bila dibandingkan dengan kerapatan pada

terlihat sampah berupa bangkai hewan

stasiun 1 dan 2. Tetapi hanya jenis Spiro-

dan organ dalam ternak seperti usus

gyra lah yang paling banyak dan paling

Ruminansia.

menonjol

Kondisi bantaran terlihat

jumlahnya

maupun

ke-

sangat kotor dengan banyaknya kotoran

rapatannya. Hal ini dikarenakan keadaan

manusia (tinja) di tangga penghubung

sungai yang sudah tercemar sehingga ba-

antara daratan dengan dasar sungai. Pada

han-bahan organik yang dibutuhkan oleh

sepanjang bantaran juga penuh dengan

organisme hanya sedikit sehingga jenis

bangunan rumah yang menempel tepat di

planton yang mampu bertahan hidup

bibir sungai.

hanya jenis tertentu saja atau jenis yang

Hal ini menyebabkan sungai ber-

mampu beradaptasi terhadap kondisi

bau tidak enak dan sangat menyengat,

lingkungan. Pada lokasi ini Spirogyra

keruh, dan banyak timbunan sampah.

mampu beradaptasi teradap kondisi ling-

Keadaan sungai di lokasi ini sangat par-

kungan yang tergolong tercemar, sehing-

ah, airnya berwarna kemerahan karena

ga jumlah organisme ini sangat melim-

tercemar limbah pabrik, banyak kotoran

pah.

manusia dan sampah-sampah rumah
tangga menumpuk di sisi sungai.

Hasil identifikasi bentos di stasiun 3 menunjukkan ada 3 golongan teri-

Dari hasil pengkuran parameter

dentifikasi yaitu Melanoides, Lymnaea

lingkungan didapatkan hasil DO sebesar

dan Fimbria , sama dengan jenis yang

0,55, PH 7,5, dan suhu sebasar 26 oC, se-

dijumpai pada stasiun 1 dan 2.

dangkan ID (Indeks Deversitas) yang di-

penghitungan

peroleh sebesar 0,99 yang menurut

angka 681.5 dan ID 0.989 yang menun-

Shanon & Weaver tergolong tercemar

jukkan bahwa perairan dalam kondisi

sedang.

tercemar berat.

Dari

perolehan data tersebut

densitas

menunjukkan

Pengukuran
yang

Hasil

parameter

dapat diketahui jumlah spesies yang

lingkungan

ditemukan adalah Spirogyra, sekitar jenis

menunjukkan angka 0.5 sebuah angka

ini sangat melimpah di lokasi tersebut

yang jauh di bawah baku mutu. Hal ini

yaitu sejumlah 778 per SRCC atau seki-

menunjukkan

tar 54 % dari jumlah semua jenis yang

biologi kandungan oksigen di dalam air

ditemukan. Kerapatan jenis atau densitas

yang merupakan salah satu unsur penentu

pada stasiun 3 adalah sebesar 1,078.

karakteristik kualitas air yang terpenting

bahwa

lain

dari

yaitu

DO

perspektif

Meti Indrowati – plankton, bentos, density , diversity, Pepe river

85

dalam lingkungan kehidupan akuatis

pai 1.98 , menunjukkan kondisi perairan

tidak terpenuhi.

tercemar ringan sampai berat, bervariasi

Secara

keseluruhan,

perairan

Surakarta

berdasar

Sebagai tindak lanjut dapat dil-

bentos

akukan penelitian terkait kondisi perairan

menunjukkan kondisi bervariasi antara

sungai di kota Surakarta dengan tinjauan

tercemar ringan sampai pada tercemar

lain diantaranya saprobisitas guna mene-

berat.

gaskan kesimpulan hasil penelitian.

sungai

Pepe

bioindikator

plankton

Kondisi ini memerlukan upaya

di tiap lokasi pengambilan sampel.

penanganan lebih lanjut guna pencegahan

Daftar Pustaka

kerusakan lingkungan sungai lebih jauh,

Ari Susilowati, Wiryanto dan Ainur
Rohimah.
2001.
Kekayaan
Fitoplankton dan Zooplankton
pada Sungai sungai Kecil di Hutan
Jobolarangan. Biodiversitas Vol 2
Nomor 2.
C J Krebs. 2001. Ecology :the experimental Analysis of Distribution
and Abundance 5th edition. San
fransisco : Benjamin Cummings
Cox, G.W. 1999. Laboratory Manual of
general Ecology. San Diego :
WCB Company Publisher
C Reynolds. 2006. Ecology of Phytoplankton, Ecology Biodiversity
and Conversation. Cambridge
University Press
M Ferianita Fachrul, Herman Haeruman,
Lestari C Sitepu. 2005. Komunitas
Fitoplankton sebagai Bio Indikator Perairan Teluk Jakarta . Jakarta : Seminar Nasional MIPA
Univ. Indonesia
M Ferianita Fachrul, Setijati H.Ediyono
dan Monika Wulandari. 2008.
Komposisi
dan
Model
Kemelimpahan Fitoplankton di
Perairan Sungai Ciliwung Jakarta.
Biodiversitas Vol 9 Nomor 4.
M Indrowati, Wiryanto dan Prabang
Setyono . 2003. Jenis dan Pola
Distribusi Gastropoda di Sungai
Pepe Surakarta. Enviro Jurnal
Ilmiah lingkungan hidup Vol 3
Nomor 2

sehingga sungai tetap dapat menjalankan
fungsi sesuai peruntukannya.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1)Teridentifikasi 20 jenis
plankton di Sungai Pepe Surakarta yaitu
Spirogyra, Eustbidentat , Pleurosigma ,
Oscilatoria , Euglena , Aungilospora ,
Gonatozygon , Dendrospora , Amoeba ,
Blepharisma sp, Hapalosiphon , Skeletonema,

Synura, Stentor, Worochinia,

Leptomitus,

Peridinium,

Paramecium,

Volvox, Rhizosolenia, dan

Lyngbia

dengan komposisi dan kerapatan bervariasi antara tiap lokasi pengambilan sampel, 2) Teridentifikasi 3 jenis bentos di
Sungai Pepe Surakarta yaitu Melanoides
sp, Lymnaea sp dan Fimbria fimbriata

dengan komposisi dan kerapatan bervariasi antara tiap lokasi pengambilan sampel
dan 3) Nilai Indeks Diversitas (ID)
Shanon Wiener plankton bentos di sungai

Pepe Surakarta berkisar antara 0.98 sam-

BIOEDUKASI Vol. 5, No.2, hal. 81-91
OP Astirin, AD Setyawan dan Marti
Harini. 2001. Keragaman Plankton
sebagai Indikator Kualitas Sungai
di Kota Surakarta. Biodiversitas
Vol 3 Nomor 2.
Roberts D, S Soemodiharjo dan W Kastoro. 1982. Shallow water Marine
Molluscs of North West Java . Jakarta : Lembaga Oseanologi Nasional LIPI
Suwondo, Elya febrita, Dessy dan
Mahmud Alpusari. 2005. Kualitas
biologi Perairan Sungai Senapelan,
Sago dan Sail di Kota Pekanbaru
Berdasarkan Bioindikator Plankton Bentos. Jurnal Biogenesis Vol
1 Nomor 1.
Wisnu Wardhana. 2003. Penggolongan
Plankton. (materi pelatihan teknik
Sampling
dan
identifikasi
Plankton. Balai pengembangan
dan Pengujian Mutu perikanan.
Jakarta : 7-8 mei 2003.
Wisnu
Wardhana.
2006.
Metode
Prakiran
Dampak
dan
Pengelolaannya . Materi Pelatihan
Penyusun AMDAL. Jakarta :
PPSML UI

84