PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT. SENTRATEK ADIPRESTASI SURABAYA.
PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI DENGAN
MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX
DI PT. SENTRATEK ADIPRESTASI SURABAYA
SKRIPSI
Oleh :
DWI WINDA OKTAVIA
0832010084
J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI DENGAN
MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX
DI PT. SENTRATEK ADIPRESTASI SURABAYA
SKRIPSI
Oleh :
DWI WINDA OKTAVIA
NPM : 0832010084
J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI DENGAN
MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX
DI PT. SENTRATEK ADIPRESTASI SURABAYA
Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Per syar atan
Untuk Memperoleh Gelar Sar jana Teknik
J urusan Teknik Industr i
Oleh :
DWI WINDA OKTAVIA
NPM : 0832010084
J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI DENGAN
MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX
DI PT. SENTRATEK ADIPRESTASI SURABAYA
SKRIPSI
Disusun oleh :
DWI WINDA OKTAVIA
NPM : 0832010084
Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima oleh Dosen Penguji
Pada Tanggal 13 Apr il 2012
Dosen Penguji :
Dosen Pembimbing :
1.
1.
Dr . Ir. Minto Waluyo, MM
NIP. 19611130 199003 1 001
Ir. Endang Pudji W., MMT
NIP. 19591228 198803 2 001
2.
2.
Ir. Tri Susilo, MM
NIP. 19550708 198903 1 001
Ir. Rusindiyanto, MT
NIP. 19650225 199203 1 001
3.
Dr . Ir . Minto Waluyo, MM
NIP. 19611130 199003 1 001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknologi Industri
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J atim Surabaya
Ir . Sutiyono, MT
NIP. 19600713 198703 1 001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah berkenan memberikan rahmat, taufik serta hidayahNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul :
PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI DENGAN MENGGUNAKAN
METODE SAVINGS MATRIX DI PT. SENTRATEK ADIPRESTASI
SURABAYA
Penyusunan tugas akhir ini guna memenuhi persyaratan dalam memperoleh
gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri pada Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa selama melakukan penelitian dan penyusunan
skripsi ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan.
Dalam kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :
1. Bapak Ir. Sutiyono, MT, selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN
“Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Ir. Minto Waluyo, MM, selaku Ketua Jurusan Tenik Industri UPN
“Veteran” Jawa Timur dan selaku Dosen Pembimbing I.
3. Bapak Ir. Rusindiyanto, MT, selaku Dosen Pembimbing II.
4. Bapak Ir. Handoyo, MT dan Ibu Ir. Nisa Masruroh, MT, selaku Dosen Penguji
Seminar I.
5. Ibu Ir. Rr. Rochmoeljati, MMT dan Bapak Didi Samanhudi, MMT, selaku
Dosen Penguji Seminar II.
6. Ibu Ir. Endang Pudji W., MMT dan Bapak Ir. Tri Susilo, MM, selaku Dosen
Penguji Lisan Skripsi.
7. Bapak Solihin, selaku Branch Manager PT. Sentratek Adiprestasi (SAP).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
8. Bapak Jeffrey, selaku Pembimbing Lapangan di PT. Sentratek Adiprestasi
(SAP).
9. Segenap Staff dan Karyawan PT. Sentratek Adiprestasi (SAP) yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu, atas segala bantuannya selama penulis
melaksanakan penelitian.
10. Kedua orang tua tercinta dan saudara yang selalu memberikan doa, semangat
serta bantuan baik moril maupun materiil kepada penulis selama
menyelesaikan skripsi.
11. Steven Dedy Kurniawan yang selalu memberi semangat dan sabar menemani
penulis dalam menyelesaikan skripsi.
12. Sahabat-sahabat tersayang (Lefah, Ria, Nia, E_Q, Jaja, Nuel), teman-teman
kost, dan anak-anak TI angkatan 2008 atas dukungan dan semangat yang telah
diberikan kapada penulis.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan atas amal perbuatan
dan segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Akhir kata penulis
berharap semoga hasil penelitian yang tertuang dalam skripsi ini banyak
bermanfaat bagi setiap pembaca pada umumnya.
Surabaya, Mei 2012
Penulis
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................i
DAFTAR ISI………………………………………………………………….. ..iii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….. ..vii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………...…..ix
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………..x
ABSTRAKSI..........................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah.......……………………………………….....…1
1.2
Perumusan Masalah ……………………………………………...............2
1.3
Batasan Masalah ..…………………………………………………………2
1.4
Asumsi.................………………………………………………………….3
1.5
Tujuan............... …………………………………………………………..3
1.6
Manfaat Penelitian …………………….……………………………….…4
1.7
Sistematika Penulisan ………………………………………………….…4
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1
2.2
Manajamen Logistik...……………………………………………………….6
2.1.1
Ruang Lingkup Logistik.....................................................................7
2.1.2
Konsep Logistik Terpadu....................................................................7
Manajemen Transportasi..………………………………………………….11
2.2.1
Perencanaan Transportasi…………...........………………………..11
iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.1.1 Tujuan Perencanaan Transportasi.........................................12
2.2.1.2 Tahap Perencanaan Transportasi...........................................12
2.2.2
Transportasi Dan Distribusi Fisik..........…………………………...14
2.2.2.1 Kegiatan Dalam Distribusi Fisik...........................................17
2.2.2.2 Metode Transportasi..............................................................19
2.3
Manajemen Transportasi Dan Distribusi.....……………………………….20
2.3.1 Fungsi-fungsi Dasar Manajemen Distribusi Dan Transportasi.........22
2.3.2 Mode Transportasi Serta Keunggulan Dan Kelemahannya..............24
2.3.3 Penentuan Rute Dan Jadwal Pengiriman..........................................27
2.4
Metode Savings Matrix………………………………………………….....29
2.4.1
Pengertian Metode Savings Matrix………………….......................29
2.4.2
Langkah-langkah Metode Savings Matrix………………………....29
2.5
Metode General Assigment.......................................................……………35
2.6
Peramalan Permintaan..…………………………………………………….37
2.6.1 Peramalan Dalam Horison Waktu.……………………………….37
2.6.2 Beberapa Sifat Hasil Peramalan………………………………….38
2.6.3 Prosedur Peramalan………….......……………………………….39
2.7
Verifikasi Dan Pengendalian Peramalan……………………………......….44
2.7.1 Peta Moving Range…………………………………………..…….45
2.8
Peneliti Terdahulu………………………………………………………….46
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Tempat dan Waktu Penelitian……………………………….......................49
3.2
Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel…………………………….49
iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3.3
Metode Pengumpulan Data……………………………………...................51
3.4
Metode Pengolahan Data……………………………………...…………...51
3.5
Langkah-Langkah Pemecahan Masalah……………………………………54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Data…………………………………………………………..64
4.1.1 Data Permintaan Customer………………………………………….64
4.1.2 Data Kapasitas Alat Angkut…………………………………………65
4.1.3 Data Rute Awal……………………………………………………...66
4.1.4 Data Biaya Transportasi …….………………………………………67
4.2 Pengolahan Data……………………………………………………………..69
4.2.1 Menghitung Jarak Koordinat Lokasi Customer ……………...……...69
4.2.2 Mengidentifikasi Matrix jarak……………………………………….72
4.2.1.1 Penentuan Alokasi customer Pada Rute Awal
berdasarkan Permintaan Tahun 2011.................................72
4.2.3 Biaya Transportasi Pada Rute Awal tahun 2011..............................74
4.3 Mengalokasikan Permintaan Customer Tahun 2009 Pada Rute Baru
( penerapan Metode savings Matrix)..............................................................76
4.3.1 Mengidentifikasi Matrix Penghematan...............................................76
4.3.2
Pengalokasian customer pada kendaraan dan rute Baru Tahun
2011.....................................................................................................77
4.3.3
Mengurutkan Customer dalam rute baru.............................................82
4.3.4 Biaya Transportasi Sesudah penerapan Metode savings matrix
Berdasarkan Permintaan Tahun 2011.................................................88
v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.4 Peramalan (forecasting) Permintaan.............................................................89
4.4.1
Ploting Data Permintaan Tahun 2011 ................................................89
4.4.2
Penetapan Metode Peramalan ............................................................90
4.4.3
Perhitungan Nilai MSE ......................................................................91
4.4.4
Pemilihan Nilai MSE Terkecil............................................................91
4.4.5
Melakukan Uji MRC dari Metode Peramalan yang Digunakan
.............................................................................................................92
4.4.6
Peramalan Permintaan Untuk Tahun 2012..........................................93
4.4.7 Rute
Baru
(Penerapan
Metode
Saving
Matrix)
Berdasarkan
Permintaan Tahun 2012......................................................................94
4.4.8 Perhitungan Biaya Transportasi Rute Baru Untuk Tahun 2012..........94
4.4.9 Rekomendasi Jalur Distribusi Untuk Tahun 2012.............................96
4.5 Pembahasan ....................................................................................................97
4.5.1 Perbandingan Rute Atau Jalur Distribusi sebelum dan sesudah
penerapan Metode savings matrix ......................……………………97
4.5.1.1 Layout Rute Awal....................................................................99
4.5.1.2 Layout Rute Sesudah Metode Savings Matrix......................101
4.5.2 Perbandingan Biaya Transportasi sebelum dan sesudah penerapan
Metode savings Matrix.…………………...………………………103
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan……………………………………………………………….105
5.2 Saran…………………………………………………………..……………106
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ABSTRAKSI
Distribusi merupakan salah satu faktor penting bagi perusahaan untuk
dapat melakukan pengiriman produk secara tepat kepada pelanggan. Ketepatan
pengiriman produk kepada pelanggan harus memiliki dasar penjadwalan dan
penentuan rute secara tepat, sehingga customer yang akan dikunjungi menerima
produk dalam kondisi baik dan sesuai dengan batas waktu permintaan.
PT. Sentratek Adiprestasi (SAP) Surabaya merupakan perusahaan yang
bergerak dibidang distribusi suku cadang mesin produksi yaitu power transmition
dan material handling. Sasaran distribusi PT. Sentratek Adiprestasi (SAP)
Surabaya adalah dapat melakukan waktu pengiriman produk secara tepat, biaya
yang efisien, dan pelayanan yang baik. Sedangkan dalam pemenuhan sasaran
tersebut masih ada permasalahan dari perusahaan dimana dalam pengiriman
produk ke beberapa daerah pemasaran belum adanya perencanaan pengiriman dan
pendistribusian barang yang tepat. Berdasarkan permasalahan perusahaan
tersebut, maka perusahaan membutuhkan suatu penjadwalan dan penentuan jalur
distribusi secara tepat untuk mengurangi pemborosan dalam segi waktu, jarak, dan
tenaga serta mendapatkan biaya transportasi yang lebih murah.
Penelitian ini dilakukan di PT. Sentratek Adiprestasi (SAP) dengan
menggunakan metode Savings Matrix. Adapun tujuan penelitian ini adalah
menentukan penjadwalan jalur distribusi pengiriman produk yang optimal dan
menghasilkan biaya distribusi yang minimum.
Dengan metode Savings Matrix diperoleh jalur atau rute distribusi untuk
melayani permintaan produk berdasarkan kapasitas alat angkut, yaitu Rute A:
urutan kunjungan dari G–C1–C5–C3–C7–C4–C8–C10–C9–G, total jarak
perjalanan 601,66 km. Rute B: urutan kunjungan dari G–C6–G, total jarak
perjalanan 167,7 km. Rute C: urutan kunjungan dari G–C2–G, total jarak
perjalanan 36,12 km. Biaya Transportasi dengan metode awal sebesar Rp
5.569.748,- dengan 8 rute pengiriman produk dan biaya transportasi dengan
metode savings matrix sebesar Rp. 4.354.170,- dengan 3 rute pengiriman produk.
Dengan menggunakan metode savings matrix bisa menghasilkan penghematan
biaya transportasi sebesar Rp. 1.215.578,- atau dengan penghematan biaya
transportasi sebesar 21,82 %.
Kata Kunci : Distribusi, Savings Matrix, Transportasi, Optimal, Efisien,
Minimum.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ABSTRACT
Distribution is one of the important factors for companies to be able to do the right
product delivery to customers. The accuracy of shipping the product to the customer should
have the basic scheduling and determining the exact route, so the customer will be visited to
receive the product in good condition and in accordance with the request deadline.
PT. Sentratek Adiprestasi (SAP) Surabaya is a company engaged in the distribution of
the production of machine parts and material handling power transmition. Target distribution
of PT. Sentratek Adiprestasi (SAP) Surabaya is able to do exactly the product delivery time,
cost efficient, and good service. While the fulfillment of these goals there are still problems
of companies in which the product delivery to some areas the lack of marketing planning and
delivery of the proper distribution of goods. Based on the aforementioned companies, the
company requires a scheduling and determining the appropriate distribution channels to
reduce waste in terms of time, distance, and energy and transportation costs are getting
cheaper.
The research was conducted at PT. Sentratek Adiprestasi (SAP) using the Savings
Matrix. The purpose of this study is to determine the scheduling of distribution channels and
delivery of optimal product yield distribution of the minimum cost.
Savings Matrix obtained by the method or route of distribution channels to serve the
demand for products based on the capacity of transport equipment, which is Route A:
sequence of the visit of the G-C1-C5-C3-C4-C7-C8-C9-C10-G, the total travel distance of
601,66 km. Route B: sequence of the visit of the G-C6-G, the total travel distance of 167,7
km. Route C: sequence of the visit of the G-C2-G, the total travel distance of 36,12 km.
Transportation costs to the initial method of Rp 5.569.748, - with 8 product delivery routes
and transportation cost savings to the matrix method of Rp. 4.354.170,- with 3 product
delivery route. By using the matrix method can yield savings of transportation cost savings
amounting to Rp. 1.215.578,- or the transportation cost savings of 21,82%.
Key Words : Distribution, Savings Matrix, Transportation, Optimal, Efficient, Minimum.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Semakin tingginya tingkat persaingan dalam dunia industri, menuntut
perusahaan untuk dapat menghadapi persaingan secara baik dan siap dengan
segala resiko yang akan dihadapi. Salah satu jaminan yang harus dipenuhi
perusahaan kepada pelanggan adalah pengiriman produk sesuai dengan
permintaan pelanggan secara tepat waktu dan efisien. Sehingga proses distribusi
yang dilaksanakan tidak mengakibatkan pemborosan segi waktu, jarak, dan
tenaga.
Distribusi merupakan salah satu faktor penting bagi perusahaan untuk
dapat melakukan pengiriman produk secara tepat kepada pelanggan. Ketepatan
pengiriman produk kepada pelanggan harus memiliki dasar penjadwalan dan
penentuan rute secara tepat, sehingga customer yang akan dikunjungi menerima
produk dalam kondisi baik dan sesuai dengan batas waktu permintaan.
PT. Sentratek Adiprestasi (SAP) Surabaya merupakan perusahaan yang
bergerak dibidang distribusi suku cadang mesin produksi yaitu power transmition
dan material handling. Sasaran distribusi PT. Sentratek Adiprestasi (SAP)
Surabaya adalah dapat melakukan waktu pengiriman produk secara tepat, biaya
yang efisien, dan pelayanan yang baik. PT. Sentratek Adiprestasi (SAP) Surabaya
dituntut untuk dapat merancang kinerja pengiriman yang reliabel. Sedangkan
dalam pemenuhan sasaran tersebut masih ada permasalahan dari perusahaan
dimana dalam pengiriman produk ke beberapa daerah pemasaran belum adanya
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
perencanaan pengiriman dan pendistribusian barang yang tepat yaitu dalam
menentukan jalur distribusi ke customer yang mengakibatkan jalur pengiriman
yang ditempuh semakin panjang tanpa melihat terlebih dahulu kapasitas dari
kendaraan dan jarak yang akan ditempuh sehingga mengakibatkan biaya
transportasi menjadi mahal.
Berdasarkan permasalahan perusahaan tersebut,
maka
perusahaan
membutuhkan suatu penjadwalan dan penentuan jalur distribusi secara tepat untuk
mengurangi pemborosan dalam segi waktu, jarak, dan tenaga serta mendapatkan
biaya transportasi yang lebih murah. Dengan adanya permasalahan tersebut maka
dilakukan penelitian dengan metode savings matrix dengan harapan dapat di
tentukan jalur pengiriman yang lebih cepat sehingga dihasilkan biaya transportasi
yang lebih murah.
1.2
Per umusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang ada di perusahaan berkaitan dengan
pengiriman produk, maka dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :
“Bagaimana menentukan perencanaan rute distribusi optimal di PT.
Sentratek Adiprestasi (SAP) Surabaya sehingga dapat meminimumkan biaya
distribusi?”
1.3
Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1.
Rute distribusi produk dari kota asal Surabaya ke kota sidoarjo, Gresik,
Mojokerto, Jombang, Lamongan, Tuban, Pasuruan, Malang, Kediri,
Probolinggo.
2.
Penelitian dilakukan pada produk power transmition dan material handling
dengan jenis produk coupling.
3.
Biaya Transportasi meliputi biaya bahan bakar, biaya sewa armada dan biaya
retribusi (Tol dan lain-lain) tahun 2011.
4.
1.4
Data permintaan produk yang diambil mulai Januari – Desember 2011.
Asumsi
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.
Kondisi kendaraan dalam kondisi normal.
2.
Biaya retribusi, biaya sewa armada dan biaya bahan bakar tetap selama
penelitian dilakukan.
3.
Rute atau jalur distribusi yang dilalui pada saat pengiriman produk dari kantor
ke lokasi customer sama dengan rute kembali dari lokasi customer ke kantor.
4.
Perawatan coupling di customer dilakukan pada akhir minggu ke-4, sehingga
pengiriman dilakukan pada minggu ke-4.
1.5
Tujuan
Adapun tujuan penelitian ini adalah menentukan penjadwalan jalur
distribusi pengiriman produk dengan rute yang optimal dan menghasilkan biaya
distribusi yang minimum
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1.6
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian tugas akhir ini adalah :
1. Mendapatkan jalur distribusi produk yang akan dilayani berdasarkan kapasitas
alat angkut.
2. Mendapatkan saving jarak dan efisiensi biaya distribusi dengan metode
savings matrix.
3. Memberikan alternatif rute distribusi kepada perusahaan secara tepat waktu
dan efisien dalam meminimalkan biaya distribusi.
4. Mendapatkan pengalaman dan pengetahuan secara langsung dalam bidang
distribusi.
5. Menjalin hubungan yang erat antara perguruan tinggi yakni Universitas
Pembangunan Nasional Jawa Timur dengan perusahaan yang bergerak dalam
bidang industri khususnya PT. Sentratek Adiprestasi (SAP) Surabaya.
1.7
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini
adalah :
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat, asumsi, dan sistematika
penulisan.
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi tentang landasan teori-teori yang digunakan
dalam pelaksanaan penelitian sebagai penunjang untuk mengolah
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dan menganalisa data-data yang diperoleh secara langsung maupun
tidak langsung yaitu teori tentang distribusi, penjadwalan dan
penentuan jalur dalam transportasi dan Savings Matrix.
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini berisi tentang langkah-langkah dalam melakukan
penelitian, mulai dari lokasi pencarian data, metode pengambilan
data, identifikasi variabel, dan metode pengolahan data, yang
dilakukan
untuk
mencapai
tujuan
dari
penelitian
selama
pelaksanaan penelitian.
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi tentang data-data yang telah terkumpul,
kemudian diolah dengan menggunakan metode yang digunakan
untuk menyelesaikan masalah yang ada.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini merupakan penutup tulisan yang berisi kesimpulan
dan saran mengenai analisa yang telah dilakukan sehingga dapat
memberikan
suatu
rekomendasi sebagai masukan ataupun
perbaikan bagi pihak perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1
Manajemen Logistik
Logistik adalah istilah yang semula digunakan oleh kalangan militer yang
kemudian digunakan oleh kalangan non militer. Dalam kalangan militer, logistik
berasal dari kata logista, yaitu istilah yang digunakan oleh tentara romawi jaman
Byzantium yang menunjuk pada segala kegiatan di luar kegiatan perang, seperti
evakuasi, pembelian, penyimpanan, pengiriman peralatan perang serta keperluan
tentara dan sebagainya. Jadi kegiatan pembelian termasuk dalam kegiatan logistik.
Logistik sering kali digunakan dalam arti yang lebih sempit yaitu penyimpanan
dan pengangkutan barang saja (Indrajit dan Permono, 2005).
Menurut Donald J. Bowersox (2002) logistik didefenisikan sebagai proses
pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, suku
cadang dan barang jadi dari para suplaier, diantara fasilitas-fasilitas perusahaan
dan kepada para pelanggan. Logistik dapat pula didefenisikan sebagai proses
perencanaan, implementasi, dan pengendalian secara efisien, aliran biaya yang
efektif dan penyimpanan barang mentah, inventori barang dalam proses, barang
jadi dan informasi terkait dari titik asal ke titik konsumsi untuk tujuan memenuhi
kebutuhan konsumen. Ada 5 komponenen yang bergabung untuk membentuk
sistem logistik, yaitu : struktur lokasi fasilitas, transportasi, persediaan
(inventory), komunikasi, penanganan (handling) dan penyimpanan (storage).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.1.1
Ruang Lingkup Logistik
Kegiatan logistik mencakup kegiatan seperti :
1.
Pemilihan lokasi, penempatan bahan baku, suku cadang, barang jadi.
2.
Penggunaan fasilitas yang tersedia dari organisasi yang bersangkutan.
3.
Penyiapan transportasi serta alat pengangkutan barang-barangnya.
4.
Masalah pembukuan dan pencatatan.
5.
Pelaksanaan komunikasi yang persuasif sebagai penyampaian ide, konsep,
gagasan, informasi dari individu satu atau bagian-bagian lain dalam
organisasi perusahaan.
6.
Kegiatan pengurusan sebagai kegiatan untuk mengelola bahan balm, suku
cadang, barang jadi yang disesuaikan dengan jenis dan spesifikasinya. Jenis
dan spesifikasi barang yang berbeda akan memerlukan pengelolaan yang
berbeda.
7.
Kegiatan penyimpanan sebagai kegiatan untuk menahan bahan baku, suku
cadang, serta barang jadi sampai pada batas waktu tertentu tanpa harus
mengurangi kualitas barang yang bersangkutan.
2.1.2
Konsep Logistik Terpadu
Konsep manajemen logistik terpadu dapat dimengerti sebagai arus barang
dan informasi antar berbagai sumber dan pengguna, yang dikoordinasikan dan
dikendalikan sebagai suatu sistem terpadu. Logika dari konsep terpadu adalah
merangkaikan setiap langkah dari proses dimana barang dan produk bergerak
mendekati pelanggan. Dengan kata lain, tujuannya adalah memaksimalkan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
layanan pelanggan dan sekaligus meminimalkan biaya serta mengurangi aset yang
terkunci dalam saluran pipa logistik (Indrajit dan Djokopranoto, 2002).
Konsep logistik terpadu hadir sebagai perkembangan manajemen logistik
setelah beberapa periode. Dimulai dari dasawarsa kristalisasi pada tahun 19561965 yang mempertimbangkan perkembangan analisa biaya, pendekatan sistem,
peningkatan perhatian terhadap rekanan kerja dan pengaturan saluran distribusi
sampai periode 1970-1978
yang mulai merumuskan rencana terhadap
penyimpanan atau pergudangan, pengangkutan, manufacturing atau pengolahan
dan bukan hanya merencanakan operasi untuk bereaksi terhadap permintaan pasar
saja.
Kejadian dalam beberapa periode ini meningkatkan kesadaran bahwa
masalah logistik seringkali mempunyai dasar organisasi dan institusional serta
bukan hanya dasar teknis saja. Sesudah tahun 1978 perkembangan logistik mulai
mengarah pada pengelolaan manajemen logistik terpadu. Hal ini ditandai oleh
beberapa penyempurnaan, yaitu (Bowersox, 2002):
1.
Dengan semakin besarnya ketergantungan antara pengelolaan manajemen
material seperti bahan baku, suku cadang, barang jadi yang dikaitkan dengan
distribusi fisik.
2.
Semakin terkoordinasi antara pengelola manajemen material dengan
distribusi sehingga kemungkinan timbulnya gangguan kelancaran operasional
dapat dihindarkan.
3.
Integrasi aktivitas manajemen material dengan distribusi fisik merupakan
kebutuhan pengawasan. Pengawasan dalam setiap jenis operasional harus
disesuaikan dengan permintaan operasional distribusi.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.
Integrasi operasi logistik akan meningkatkan kesadaran timbal balik antara
ekonomi manufaktur dengan kebutuhan pemasaran yang diintegrasikan oleh
sistem logistik yang didesain dengan baik. Pola dominan manufaktur adalah
pembuatan produk yang berkualitas, ukuran yang tepat, warna yang menarik,
kuantitas yang sesuai, kepemimpinan biaya dan harga yang cukup bersaing.
Sedangkan sistem logistik akan mengintegrasikan hal tersebut diatas dengan
kegiatan penyimpanan, pengangkutan, pemeliharaan, pembungkusan dan
pendistribusiannya kepada konsumen.
5.
Faktor yang cukup penting bagi logistik terpadu adalah bahwa kebutuhan
misi logistik sekarang dan masa yang akan datang tidak cukup dapat dipenuhi
oleh penyebaran teknologi perangkat keras, melainkan pengembangan cara
baru guna memenuhi kebutuhan manajemen logistik yang baik dan benar.
Sedangkan misi dari logistik adalah untuk mendistribusikan barang atau
jasa yang bagus ke tempat yang tepat, waktu yang tepat, dan pada kondisi yang
diinginkan, serta memberikan kontribusi yang terbesar pada perusahaan. Konsep
logistik terpadu terdiri dari dua usaha yang berkaitan yaitu : operasi logistik dan
koordinasi logistik.
Aspek operasional logistik adalah mengenai manajemen pemindahan
(movement) dan penyimpanan material dan produk jadi perusahaan. Jadi, operasi
logistik dapat dipandang sebagai berawal dari pengangkutan pertama material atau
komponen komponen dari sumber perolehannya dan berakhir pada penyerahan
produk yang dibuat atau diolah itu kepada langganan atau konsumen. Operasi
logistik dapat dibagi ke dalam 3 kategori (Bowersox, 2002):
a. Manajemen distribusi fisik
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
b. Manajemen material
c. Transfer persediaan barang di dalam perusahaan
Proses manajemen distribusi fisik menyangkut pengangkutan produk
kepada pelanggan. Dalam distribusi fisik, pelanggan dipandang sebagai
pemberhentian terakhir dalam saluran pemasaran. Jadi, distribusi fisik
menghubungkan bersama para manufaktur, para grosir, para pengecer ke dalam
saluran pemasaran yang menjamin tersedianya produk sebagai suatu aspek yang
ontegral dari prosese pemasaran keseluruhannya.
Manajemen material yang kadang-kadang disebut sebagai suplai fisik
menyangkut perolehan (procurement) dan pengangkutan material, suku cadang,
dan atau persediaan barang jadi dari tempat pembelian ke tempat pembuatan atau
perakitan (assembly), gudang atau toko pengecer.
Proses pemindahan inventaris internal (internal inventory transfer) adalah
mengenai pengawasan terhadap komponen-komponen setengah jadi pada waktu ia
mengalir diantara tahap-tahap manufacturing, dan pengangkutan awal dari produk
jadi ke gudang atau ke saluran-saluran pengecer. Pamindahan inventaris ini
mempunyai satu perbedaan penting jika dibandingkan dengan distribusi fisik atau
manajemen material. Sementara distribusi fisik dan manajemen material
berhadapan dengan ketidaktentuan kekuatan pasar, maka operasi pemindahan
inventaris hanya terbatas pada gerakan di dalam perusahaan yang dapat dikatakan
sepenuhnya terkontrol oleh perusahaan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2
Manajemen Transportasi
2.2.1
Perencanaan Tr anspor tasi
Fidel Miro (2005), untuk memberikan pemahaman tentang perencanaan,
harus dibedakan antara perencanaan dan rencana. Rencana lebih berasosiasi pada
kata benda karena merupakan objek yang ingin dicapai. Sedangkan perencanaan
bisa disebut sebagai kata kerja karena untuk meraih objek (benda) yang
diinginkan, terdapat tahapan-tahapan pekerjaan yang mesti dilalui terlebih dahulu.
1.
Rencana dapat dikatakan sebagai :
a) Ide-ide atau gagasan
b) Cita-cita atau keinginan (Target)
c) Tujuan yang diharapkan (Goals)
d) Sasaran yang hendak dituju (Object)
e) Produk atau hasil dari kerja, tahap dan proses dari perencanaan yang
kesemuanya ini berada pada masa yang akan datang
2.
Sedangkan perencanaan dapat diartikan sebagai :
a) Proses
b) Tahapan
c) Langkah-langkah yang harus dilalui dan dilakukan untuk mencapai :
a.
Produk atau hasil
b.
Sasaran (Object)
c.
Tujuan (Goals)
d.
Cita-cita atau keinginan (Target)
e.
Serta mewujudkan dan merealisasikan ide-ide atau gagasan yang
sudah kita nyatakan sebelumnya
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.1.1 Tujuan Perencanaan Transportasi
Tujuan dari perencanaan transportasi dapat diformulasikan sebagai
berikut (Fidel Miro, 2005) :
1.
Mencegah masalah yang tidak diinginkan yang diduga akan terjadi pada masa
yang akan datang.
2.
Mencari jalan keluar untuk berbagai masalah yang ada (problem solving).
3.
Melayani kebutuhan transportasi (demand of transport) seoptimum dan
seseimbang mungkin.
4.
Mempersiapkan tindakan/kebijakan untuk tanggap pada keadaan di masa
depan.
5.
Mengoptimalkan penggunaan daya dukung (sumber daya) yang ada, yang
juga mencakup penggunaan dana yang terbatas seoptimal mungkin demi
mencapai tujuan atau rencana yang maksimal (daya guna dan hasil guna yang
tinggi).
2.2.1.2 Tahap Per encanaan Transpor tasi (Jangka Waktu)
Perencanaan transportasi memiliki pentahapan dan batasan waktu sesuai
dengan karakteristik dari rencana (bagaimana sifatnya dan apa yang direncanakan)
serta faktor-faktor pendukungnya. Batasan waktu perencanaan beserta apa yang
direncanakan, termasuk faktor pendukungnya meliputi (Fidel Miro, 2005) :
a.
Jangka Pendek (Short Term Planning)
1.
Batasan waktunya antara 0 sampai 4 tahun.
2.
Yang direncanakan adalah segala sesuatu yang segera terwujud.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3.
Sumber-sumber pendukungnya entah berupa dana, keahlian, materi,
maupun data yang diperlukan dan kebijakan tidak diperlukan dalam
jumlah banyak.
4.
Dalam transportasi biasanya berupa program-program penambahan
armada angkutan, pengaturan jadwal,pengaturan arus, proyek-proyek
pengadaan dan pemeliharaan fasilitas prasarana.
5.
Secara prosedur berupa kegiatan pelaksanaan (implementasi) di
lapangan.
6.
b.
Secara hirarki berupa program pemakaian anggaran.
Jangka Menengah (Medium Term Planning)
1.
Batasan waktunya antara 5 sampai 20 tahun.
2.
Rencana ini berbentuk kajian atau studi terhadap kebijakan yang sudah
digariskan.
3.
Kegiatan ini secara batasan waktu dapat berupa penyiapan dokumendokumen teknis, fisik, dan finansial.
4.
Dalam formatnya, rencana ini merupakan kegiatan penyiapan rencana
umum, detail teknis, studi kelayakan seperti RUTR, RDTR, Rencana
Umum Transportasi, studi kelayakan proyek, dokumen rancangan induk
jaringan transportasi.
5.
Secara prosedur berupa kegiatan-kegiatan seperti: pengumpulan data dan
informasi analisis data, perumusan beberapa rencana, dan pengevaluasian
kelayakan rencana.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6.
Secara hirarki, dapat berupa pembiayaan dan dapat pula berupa kegiatan
yang dilakukan oleh perencana (planner) yang tergabung dalam
lembaga-lembaga riset dan pengembangan.
7.
Tahapan ini bersifat semi-fleksibel terhadap situasi yang terjadi selama
jangka waktu rencana.
c.
Jangka Panjang (Long term Planning)
1.
Batasan waktunya di atas 20 tahun.
2.
Disebut sebagai:
a)
Strategi
b) Perspektif
c)
Cakrawala
d) Horizon Plan
3.
Dalam formatnya, rencana ini berupa kebijakan-kebijakan jangka
panjang yang telah menetapkan sasaran 25 tahun ke depan dan
ditentukan oleh badan legislatif.
4.
Secara prosedur, rencana ini berupa ide-ide dengan sasaran yang dituju
berada pada masa di atas 25 tahun.
5.
Secara hirarki, rencana ini adalah tujuan yang ingin dicapai oleh
masyarakat (social objective) dan mutlak fleksibel dengan perubahan
situasi yang terjadi selama jangka wakturencana.
2.2.2
Transportasi Dan Distr ibusi Fisik
Transportasi mempunyai pengaruh besar terhadap perorangan, masyarakat
pembangunan ekonomi, dan Sosial Politik suatu Negara.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pengertian distribusi (distribution) termasuk terminologi dalam ilmu
ekonomi dan dalam kalangan perindustrian.
Menurut Frank H. Woodward dalam bukunya yang berjudul “Managing the
Transport Service Function” dijelaskan “In Industry, distribution has been
accepted as: The Performance of all business activities involved in moving the
goods from the point of processing or manufacture to the point sale to the
customer and would include”:
a.
Warehousing
b.
Inventory control of finished goods
c.
Materials handling and packaging
d.
Documentation and dispatch
e.
Traffic and Transportation
f.
After sales service to customers
Bila dilihat pengertian tersebut di atas kegiatan transportasi merupakan bagian
dari pengertian distribusi (Salim, 2002). Namun, transportasi mempunyai peranan
penting bagi industri karena produsen mempunyai kepentingan agar barangnya
diangkut sampai kepada konsumen tepat waktu, tepat pada tempat yang
ditentukan, dan barang dalam kondisi baik.
Dalam sistem distribusi menunjukkan adanya kaitan antar kegiatan di
mana kegiatan transportasi berperan sebagai mata rantainya. Dengan demikian,
transportasi berfungsi sebagai “jembatan” yang menghubungkan produsen dengan
konsumen, meniadakan jarak di antara keduanya. Jarak tersebut dapat dinyatakan
sebagai jarak waktu maupun jarak geografi. Jarak waktu timbul karena barang
yang dihasilkan hari ini mungkin belum digunakan sampai besok, atau bulan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
depan, atau tahun depan. Jarak atau keseimbangan ini dijembatani melalui
pergudangan dengan teknik tertentu untuk mencegah kerusakan barang yang
bersangkutan.
Transportasi erat sekali kaitanya dengan pergudangan atau penyimpanan
karena keduanya meningkatkan manfaat barang. Angkutan menyebabkan barang
dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain sehingga bisa dipergunakan di
tempat barang itu tidak didapatkan dan dengan demikian menciptakan manfaat
tempat (place utility). Penyimpanan atau pergudangan juga memungkinkan barang
disimpan sampai dengan waktu dibutuhkan, dan ini berarti memberikan manfaat
waktu (time utility).
Distribusi fisik merupakan sambungan kunci (key link) antara produksi dan
pemasaran yang akan meningkatkan profitabilitas bagi perusahaan. Secara lebih
jelas, distribusi fisik adalah istilah yang umumnya dipakai untuk menjelaskan
rangkaian kegiatan fungsional yang saling berkaitan agar jumlah barang jkadi
yang dihasilkan disalurkan melalui saluran distribusi.
Dalam awal pengembangan konsep, distribusi fisik dianggap sebagai
pemasaran fisik. Namun, kemudian pengertian distribusi fisik ini menduduki yang
lebih netral antara produksi / manufakturdan pemasaran. Distribusi fisik umumnya
dianggap sebagai suatu sistem kegiatan fungsional yang saling berkaitan
(Nasution, 2004).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.2.1 Kegiatan Dalam Distr ibusi Fisik
Kegiatan-kegiatan dalam distribusi fisik meliputi (Nasution, 2004) :
1.
Perencanaan dan administrasi distribusi
Perencanaan dan administrasi distribusi melibatkan sebagai berikut :
a.
Pelaksanaan jangka pendek (bulanan atau mingguan) untuk perencanaan
operasional bagi pemindahan barang secara efisien melalui sistem.
b.
Perencanaan jangka yang lebih panjang untuk merumuskan sistem
distribusi optimal. Melalui rencana jangka panjang ini bisa diadakan
perubahan jangka pendek.
c.
Administrasi distribusi untuk mengetahui biaya aktual dibandingkan
rencana semula.
2.
Pengolahan order / pesanan
Pengolahan pesanan menyajikan masukan dasar pada sistem distribusi dalam
bentuk pesanan langganan. Penerimaan pesanan dapat dikatakanmerupakan tahap
yang paling kritis dalam pengolahan pesanan, karena pada titik ini terjadi
keterikatan sistem distribusi untuk mengirimkan bahan yang dipesan tepat waktu.
Kegiatan pengolahan mencakup transmisipesanan pada pusat pengolahan yang
menyiapkan surat muatan (bill of loading) dan dokumen lainnya yang
berhubungan dengan distribusi. Lazimnya kegiatan ini tidak mencakup pembuatan
surat tagihan.
3.
Manajemen persediaan
Manajemen persediaan merupakan kegiatan kunci dalam sistem, karena
distribusi fisik hanya mengurusi masalah logistik dari bisnis. Banyak perusahaan
memasukkan manajemen persediaan dalam tanggung jawab manajemen distribusi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
fisik. Namun, ketentuan ini tidaklah merupakan suatu yang mutlak karena
tergantung pada operasi bisnis itu sendiri.
4.
Penerimaan
Penerimaan merupakan pengurusan awal dari bahan baku pada saat masuknya
bahan baku tersebut di perusahaan untuk diproduksi.
5.
Pengangkutan ke dalam
Pengangkutan ke dalam (in bound) merupakan pengangkutan yang diperlukan
untuk semua bahan baku, suplai yang dibeli dari luar.
6.
Pengemasan
Pengemasan melibatkan pengemasan volume besar (bulk packing), mempalet,
kontainerisasi (containerization) dan segala macam pengemasan untuk distribusi
yang aman dan ekonomis. Jenis pengemasan tergantung pada penggunaan alat
transportasi.
7.
Pergudangan dalam pabrik
Pergudangan dalam pabrik (in-plant warehousing) tergantung pada sifat
sistem distribusi yang digunakan. Pergudangan tidak selalu ada dalam distribusi
fisik, apalagi kalau barang jadinya langsung dikirim ke pusat distribusi di pasar
melalui saluran distribusi.
8.
Pengiriman
Pengiriman merupakan pengurusan tahap akhir atas barang / produk sebelum
produk itu meninggalkan pabrik.
9.
Pengangkutan ke luar (outbound transportation)
Pengankutan ke luar melibatkan pemindahan barang jadi dari pabrik atau
penjual ke pusat distribusi, atau dari pusat distribusi kepada langganan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10. Pergudangan
Di lapangan, pergudangan dipergunakan untuk memberi kemudahan bagi :
a. Penggabungan produk-produk (unitisasi) untuk keperluan pelanggan,
b. Penyimpanan persediaan harus di lokasi yang strategis, karena apabila
pesanan atau perintah pengiriman atas pesanan mendadak dapat segera
terpenuhi.
11. Pelayanan pelanggan
Pelayanan pelanggan merupakan fungsi yang bertanggung jawab dalam
menangani kontak dengan pelanggan. Tugasnya adalah melayani pelanggan dalam
menjawab pertanyaan atau perubahan pesanan. Tanggung jawabnya mencakup
monitoring tingka pelayanan pada pelanggan dalam distribusi fisik pada
pelanggan.
2.2.2.2 Metode Transportasi
Metode transportasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk
mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama, ke
tempat-tempat yang membutuhkan secara optimal. Alokasi produk ini harus diatur
sedemikian rupa, karena terdapat perbedaan biaya-biaya alokasi dari satu sumber
ke tempat-tempat tujuan berbeda-beda, dan beberapa sumber ke suatu tempat
tujuan juga berbeda-beda. Di samping itu, metode transportasi juga dapat
digunakan unytuk memecahkan masalah-masalah dunia usaha (bisnis) lainnya,
seperti masalah-masalah yang meliputi pengiklanan, pembelanjaan modal (capital
financing) dan alokasi dana untuk investasi, analisis lokasi, keseimbangan lini
perakitan dan perencanaan serta scheduling produksi. Ada beberapa macam
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
metode transportasi, yang semuanya terarah pada penyelesaian optimal dari
masalah-masalah transportasi yang terjadi. F.L. Hitchcock (1941), T.C.
Koopmans (1949), dan G.B. Dantziq (1951) adalah orang-orang pertama sebagai
kontributor yang mengembangkan teknik-teknik transportasi (Nasution, 2004).
Terdapat beberapa metode transportasi, yaitu :
1.
Metode North-West Corner
Metode Nort-West Corner merupakan metode yang paling sederhana diantara
tiga metode yang telah disebutkan untuk mencari solusi awal (Siswanto,
2007).
2.
Metode Least Cost
Metode Least Cost merupakan metodee transportasi yang berusaha mencapai
tujuan untuk minimasi biaya dengan alokasi sistematik kepada kotak-kotak
sesuai dengan besarnya biaya transportasi per unit (Siswanto, 2007).
3.
Metode Aproksimasi Vogel (VAM)
Metode Aproksimasi Vogel (VAM) selalu memberikan suatu solusi awal yang
lebih baik dibanding metode Nort West Corner dan sering kali lebih baik dari
pada metode Least Cost. VAM melakukan alokasi dalam suatu cara yang
akan meminimumkan penalty (Oportunity cost) dalam memilih kotak yang
salah untuk suatu lokasi (Siswanto, 2007).
2.3
Manajemen Transportasi dan Distr ibusi
Sistem distribusi merupakan kegiatan perusahaan yang berusaha
memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen ke
konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Masalah yang dihadapi perusahaan dalam sistem pendistribusian terbagi
menjadi dua bagian, yaitu : ke arah hulu atau yang berkaitan langsung dengan
manufaktur dan ke arah hilir yang berkaitan langsung dengan retail dan end user.
Pada arah hilir terdapat permasalahan dimana permintaan produk yang susah
untuk diprediksi dan tidak stabil, serta jumlah permintaan yang sering kali tidak
mencerminkan kebutuhan konsumen saat ini. Sedangkan arah hulu, permintaan
penyediaan barang yang tidak selalu dapat dipenuhi sesuai waktu yang
dibutuhkan. Dalam hal ini perusahaan memiliki prinsip untuk dapat memenuhi
tingkat permintaan pelanggan, sehingga tingkat pelayanan tinggi. Tetapi
kebijaksanaan ini terbentur oleh permasalahan hilir dan hulu sehingga sistem
pendistribusian ini, sehingga perusahaan harus konsekuensi skala prioritas.
Tingkat pelayanan tinggi yang diterapkan perusahaan dalam sistem
distribusi ini mengakibatkan kebijaksanaan perusahaan dalam bentuk skala
prioritas. Batasan perusahaan dalam memilih prioritas berdasarkan profit yang
tinggi. Hal ini harus dilakukan jika tidak ingin kehilangan pelanggan, karena biaya
yang diperlukan untuk pengembalian kesetiaan konsumen terhadap produknya
jauh lebih mahal. Oleh karena itu, maka penyelesaiannya adalah membuat peta
sistem logistik dan distribuinya, yang kemudian diformulasikan. Kemudian hasil
perhitungan dan pengamatan langsung pada sistem nyata di dalam perusahaan
tersebut.
Langkah
selanjutnya
adalah
menganalisis
untuk
menemukan
permasalahan utama yang ada di dalamnya, lalu berdasarkan hal tersebut dibuat
usul perbaikan sebagai jawabannya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.3.1
Fungsi-fungsi Dasar Manajemen Distribusi dan Tr anspor tasi
Pada dasarnya fungsi distribusi dan transportasi adalah menghantarkan
produk dari lokasi dimana produk tersebut diproduksi sampai dimana mereka
akan digunakan Kegiatan transportasi dan distribusi bisa dilakukan oleh
perusahaan manufaktur
dengan membentuk
bagian distribusi/transportasi
tersendiri atau diserahkan ke pihak ketiga. I Nyoman Pujawan (2005) dalam
upayanya dalam memenuhi tujuan distribusi dan transportasi, siapapun yang
melaksanakan (internal perusahaan atau mitra pihak ketiga), manajemen distribusi
dan transportasi pada umumnya melakukan sejumlah fungsi dasar yang terdiri
dari:
1.
Melakukan segmentasi dan menentukan target service level. Segmentasi
pelanggan perlu dilakukan karena kontribusi mereka pada revenue
perusahaan bisa sangat bervariasi dan karakteristik tiap pelanggan bisa sangat
berbeda antara satu dengan yang lainnya. Dengan memahami perbedaan
karakteristik dan kontribusi tiap pelanggan atau area distribusi, perusahaan
bisa mengoptimalkan alokasi persediaan maupun kecepatan pelayanan.
2.
Menentukan mode transportasi yang akan digunakan.
Tiap mode transportasi memiliki karakteristik yang berbeda dan mempunyai
keunggulan serta kelemahan yang berbeda juga. Manajemen transportasi
harus
bisa
menentukan
mode
mengirimkan/mendistribusikan
apa
yang
produk-produk
akan
digunakan
mereka
ke
dalam
pelanggan.
Kombinasi dua atau lebih mode transportasi tentu bisa atau bahkan harus
dilakukan tergantung pada situasi yang dihadapi.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutka
MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX
DI PT. SENTRATEK ADIPRESTASI SURABAYA
SKRIPSI
Oleh :
DWI WINDA OKTAVIA
0832010084
J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI DENGAN
MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX
DI PT. SENTRATEK ADIPRESTASI SURABAYA
SKRIPSI
Oleh :
DWI WINDA OKTAVIA
NPM : 0832010084
J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI DENGAN
MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX
DI PT. SENTRATEK ADIPRESTASI SURABAYA
Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Per syar atan
Untuk Memperoleh Gelar Sar jana Teknik
J urusan Teknik Industr i
Oleh :
DWI WINDA OKTAVIA
NPM : 0832010084
J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI DENGAN
MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX
DI PT. SENTRATEK ADIPRESTASI SURABAYA
SKRIPSI
Disusun oleh :
DWI WINDA OKTAVIA
NPM : 0832010084
Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima oleh Dosen Penguji
Pada Tanggal 13 Apr il 2012
Dosen Penguji :
Dosen Pembimbing :
1.
1.
Dr . Ir. Minto Waluyo, MM
NIP. 19611130 199003 1 001
Ir. Endang Pudji W., MMT
NIP. 19591228 198803 2 001
2.
2.
Ir. Tri Susilo, MM
NIP. 19550708 198903 1 001
Ir. Rusindiyanto, MT
NIP. 19650225 199203 1 001
3.
Dr . Ir . Minto Waluyo, MM
NIP. 19611130 199003 1 001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknologi Industri
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J atim Surabaya
Ir . Sutiyono, MT
NIP. 19600713 198703 1 001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah berkenan memberikan rahmat, taufik serta hidayahNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul :
PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI DENGAN MENGGUNAKAN
METODE SAVINGS MATRIX DI PT. SENTRATEK ADIPRESTASI
SURABAYA
Penyusunan tugas akhir ini guna memenuhi persyaratan dalam memperoleh
gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri pada Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa selama melakukan penelitian dan penyusunan
skripsi ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan.
Dalam kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :
1. Bapak Ir. Sutiyono, MT, selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN
“Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Ir. Minto Waluyo, MM, selaku Ketua Jurusan Tenik Industri UPN
“Veteran” Jawa Timur dan selaku Dosen Pembimbing I.
3. Bapak Ir. Rusindiyanto, MT, selaku Dosen Pembimbing II.
4. Bapak Ir. Handoyo, MT dan Ibu Ir. Nisa Masruroh, MT, selaku Dosen Penguji
Seminar I.
5. Ibu Ir. Rr. Rochmoeljati, MMT dan Bapak Didi Samanhudi, MMT, selaku
Dosen Penguji Seminar II.
6. Ibu Ir. Endang Pudji W., MMT dan Bapak Ir. Tri Susilo, MM, selaku Dosen
Penguji Lisan Skripsi.
7. Bapak Solihin, selaku Branch Manager PT. Sentratek Adiprestasi (SAP).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
8. Bapak Jeffrey, selaku Pembimbing Lapangan di PT. Sentratek Adiprestasi
(SAP).
9. Segenap Staff dan Karyawan PT. Sentratek Adiprestasi (SAP) yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu, atas segala bantuannya selama penulis
melaksanakan penelitian.
10. Kedua orang tua tercinta dan saudara yang selalu memberikan doa, semangat
serta bantuan baik moril maupun materiil kepada penulis selama
menyelesaikan skripsi.
11. Steven Dedy Kurniawan yang selalu memberi semangat dan sabar menemani
penulis dalam menyelesaikan skripsi.
12. Sahabat-sahabat tersayang (Lefah, Ria, Nia, E_Q, Jaja, Nuel), teman-teman
kost, dan anak-anak TI angkatan 2008 atas dukungan dan semangat yang telah
diberikan kapada penulis.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan atas amal perbuatan
dan segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Akhir kata penulis
berharap semoga hasil penelitian yang tertuang dalam skripsi ini banyak
bermanfaat bagi setiap pembaca pada umumnya.
Surabaya, Mei 2012
Penulis
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................i
DAFTAR ISI………………………………………………………………….. ..iii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….. ..vii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………...…..ix
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………..x
ABSTRAKSI..........................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah.......……………………………………….....…1
1.2
Perumusan Masalah ……………………………………………...............2
1.3
Batasan Masalah ..…………………………………………………………2
1.4
Asumsi.................………………………………………………………….3
1.5
Tujuan............... …………………………………………………………..3
1.6
Manfaat Penelitian …………………….……………………………….…4
1.7
Sistematika Penulisan ………………………………………………….…4
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1
2.2
Manajamen Logistik...……………………………………………………….6
2.1.1
Ruang Lingkup Logistik.....................................................................7
2.1.2
Konsep Logistik Terpadu....................................................................7
Manajemen Transportasi..………………………………………………….11
2.2.1
Perencanaan Transportasi…………...........………………………..11
iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.1.1 Tujuan Perencanaan Transportasi.........................................12
2.2.1.2 Tahap Perencanaan Transportasi...........................................12
2.2.2
Transportasi Dan Distribusi Fisik..........…………………………...14
2.2.2.1 Kegiatan Dalam Distribusi Fisik...........................................17
2.2.2.2 Metode Transportasi..............................................................19
2.3
Manajemen Transportasi Dan Distribusi.....……………………………….20
2.3.1 Fungsi-fungsi Dasar Manajemen Distribusi Dan Transportasi.........22
2.3.2 Mode Transportasi Serta Keunggulan Dan Kelemahannya..............24
2.3.3 Penentuan Rute Dan Jadwal Pengiriman..........................................27
2.4
Metode Savings Matrix………………………………………………….....29
2.4.1
Pengertian Metode Savings Matrix………………….......................29
2.4.2
Langkah-langkah Metode Savings Matrix………………………....29
2.5
Metode General Assigment.......................................................……………35
2.6
Peramalan Permintaan..…………………………………………………….37
2.6.1 Peramalan Dalam Horison Waktu.……………………………….37
2.6.2 Beberapa Sifat Hasil Peramalan………………………………….38
2.6.3 Prosedur Peramalan………….......……………………………….39
2.7
Verifikasi Dan Pengendalian Peramalan……………………………......….44
2.7.1 Peta Moving Range…………………………………………..…….45
2.8
Peneliti Terdahulu………………………………………………………….46
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Tempat dan Waktu Penelitian……………………………….......................49
3.2
Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel…………………………….49
iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3.3
Metode Pengumpulan Data……………………………………...................51
3.4
Metode Pengolahan Data……………………………………...…………...51
3.5
Langkah-Langkah Pemecahan Masalah……………………………………54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Data…………………………………………………………..64
4.1.1 Data Permintaan Customer………………………………………….64
4.1.2 Data Kapasitas Alat Angkut…………………………………………65
4.1.3 Data Rute Awal……………………………………………………...66
4.1.4 Data Biaya Transportasi …….………………………………………67
4.2 Pengolahan Data……………………………………………………………..69
4.2.1 Menghitung Jarak Koordinat Lokasi Customer ……………...……...69
4.2.2 Mengidentifikasi Matrix jarak……………………………………….72
4.2.1.1 Penentuan Alokasi customer Pada Rute Awal
berdasarkan Permintaan Tahun 2011.................................72
4.2.3 Biaya Transportasi Pada Rute Awal tahun 2011..............................74
4.3 Mengalokasikan Permintaan Customer Tahun 2009 Pada Rute Baru
( penerapan Metode savings Matrix)..............................................................76
4.3.1 Mengidentifikasi Matrix Penghematan...............................................76
4.3.2
Pengalokasian customer pada kendaraan dan rute Baru Tahun
2011.....................................................................................................77
4.3.3
Mengurutkan Customer dalam rute baru.............................................82
4.3.4 Biaya Transportasi Sesudah penerapan Metode savings matrix
Berdasarkan Permintaan Tahun 2011.................................................88
v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.4 Peramalan (forecasting) Permintaan.............................................................89
4.4.1
Ploting Data Permintaan Tahun 2011 ................................................89
4.4.2
Penetapan Metode Peramalan ............................................................90
4.4.3
Perhitungan Nilai MSE ......................................................................91
4.4.4
Pemilihan Nilai MSE Terkecil............................................................91
4.4.5
Melakukan Uji MRC dari Metode Peramalan yang Digunakan
.............................................................................................................92
4.4.6
Peramalan Permintaan Untuk Tahun 2012..........................................93
4.4.7 Rute
Baru
(Penerapan
Metode
Saving
Matrix)
Berdasarkan
Permintaan Tahun 2012......................................................................94
4.4.8 Perhitungan Biaya Transportasi Rute Baru Untuk Tahun 2012..........94
4.4.9 Rekomendasi Jalur Distribusi Untuk Tahun 2012.............................96
4.5 Pembahasan ....................................................................................................97
4.5.1 Perbandingan Rute Atau Jalur Distribusi sebelum dan sesudah
penerapan Metode savings matrix ......................……………………97
4.5.1.1 Layout Rute Awal....................................................................99
4.5.1.2 Layout Rute Sesudah Metode Savings Matrix......................101
4.5.2 Perbandingan Biaya Transportasi sebelum dan sesudah penerapan
Metode savings Matrix.…………………...………………………103
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan……………………………………………………………….105
5.2 Saran…………………………………………………………..……………106
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ABSTRAKSI
Distribusi merupakan salah satu faktor penting bagi perusahaan untuk
dapat melakukan pengiriman produk secara tepat kepada pelanggan. Ketepatan
pengiriman produk kepada pelanggan harus memiliki dasar penjadwalan dan
penentuan rute secara tepat, sehingga customer yang akan dikunjungi menerima
produk dalam kondisi baik dan sesuai dengan batas waktu permintaan.
PT. Sentratek Adiprestasi (SAP) Surabaya merupakan perusahaan yang
bergerak dibidang distribusi suku cadang mesin produksi yaitu power transmition
dan material handling. Sasaran distribusi PT. Sentratek Adiprestasi (SAP)
Surabaya adalah dapat melakukan waktu pengiriman produk secara tepat, biaya
yang efisien, dan pelayanan yang baik. Sedangkan dalam pemenuhan sasaran
tersebut masih ada permasalahan dari perusahaan dimana dalam pengiriman
produk ke beberapa daerah pemasaran belum adanya perencanaan pengiriman dan
pendistribusian barang yang tepat. Berdasarkan permasalahan perusahaan
tersebut, maka perusahaan membutuhkan suatu penjadwalan dan penentuan jalur
distribusi secara tepat untuk mengurangi pemborosan dalam segi waktu, jarak, dan
tenaga serta mendapatkan biaya transportasi yang lebih murah.
Penelitian ini dilakukan di PT. Sentratek Adiprestasi (SAP) dengan
menggunakan metode Savings Matrix. Adapun tujuan penelitian ini adalah
menentukan penjadwalan jalur distribusi pengiriman produk yang optimal dan
menghasilkan biaya distribusi yang minimum.
Dengan metode Savings Matrix diperoleh jalur atau rute distribusi untuk
melayani permintaan produk berdasarkan kapasitas alat angkut, yaitu Rute A:
urutan kunjungan dari G–C1–C5–C3–C7–C4–C8–C10–C9–G, total jarak
perjalanan 601,66 km. Rute B: urutan kunjungan dari G–C6–G, total jarak
perjalanan 167,7 km. Rute C: urutan kunjungan dari G–C2–G, total jarak
perjalanan 36,12 km. Biaya Transportasi dengan metode awal sebesar Rp
5.569.748,- dengan 8 rute pengiriman produk dan biaya transportasi dengan
metode savings matrix sebesar Rp. 4.354.170,- dengan 3 rute pengiriman produk.
Dengan menggunakan metode savings matrix bisa menghasilkan penghematan
biaya transportasi sebesar Rp. 1.215.578,- atau dengan penghematan biaya
transportasi sebesar 21,82 %.
Kata Kunci : Distribusi, Savings Matrix, Transportasi, Optimal, Efisien,
Minimum.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ABSTRACT
Distribution is one of the important factors for companies to be able to do the right
product delivery to customers. The accuracy of shipping the product to the customer should
have the basic scheduling and determining the exact route, so the customer will be visited to
receive the product in good condition and in accordance with the request deadline.
PT. Sentratek Adiprestasi (SAP) Surabaya is a company engaged in the distribution of
the production of machine parts and material handling power transmition. Target distribution
of PT. Sentratek Adiprestasi (SAP) Surabaya is able to do exactly the product delivery time,
cost efficient, and good service. While the fulfillment of these goals there are still problems
of companies in which the product delivery to some areas the lack of marketing planning and
delivery of the proper distribution of goods. Based on the aforementioned companies, the
company requires a scheduling and determining the appropriate distribution channels to
reduce waste in terms of time, distance, and energy and transportation costs are getting
cheaper.
The research was conducted at PT. Sentratek Adiprestasi (SAP) using the Savings
Matrix. The purpose of this study is to determine the scheduling of distribution channels and
delivery of optimal product yield distribution of the minimum cost.
Savings Matrix obtained by the method or route of distribution channels to serve the
demand for products based on the capacity of transport equipment, which is Route A:
sequence of the visit of the G-C1-C5-C3-C4-C7-C8-C9-C10-G, the total travel distance of
601,66 km. Route B: sequence of the visit of the G-C6-G, the total travel distance of 167,7
km. Route C: sequence of the visit of the G-C2-G, the total travel distance of 36,12 km.
Transportation costs to the initial method of Rp 5.569.748, - with 8 product delivery routes
and transportation cost savings to the matrix method of Rp. 4.354.170,- with 3 product
delivery route. By using the matrix method can yield savings of transportation cost savings
amounting to Rp. 1.215.578,- or the transportation cost savings of 21,82%.
Key Words : Distribution, Savings Matrix, Transportation, Optimal, Efficient, Minimum.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Semakin tingginya tingkat persaingan dalam dunia industri, menuntut
perusahaan untuk dapat menghadapi persaingan secara baik dan siap dengan
segala resiko yang akan dihadapi. Salah satu jaminan yang harus dipenuhi
perusahaan kepada pelanggan adalah pengiriman produk sesuai dengan
permintaan pelanggan secara tepat waktu dan efisien. Sehingga proses distribusi
yang dilaksanakan tidak mengakibatkan pemborosan segi waktu, jarak, dan
tenaga.
Distribusi merupakan salah satu faktor penting bagi perusahaan untuk
dapat melakukan pengiriman produk secara tepat kepada pelanggan. Ketepatan
pengiriman produk kepada pelanggan harus memiliki dasar penjadwalan dan
penentuan rute secara tepat, sehingga customer yang akan dikunjungi menerima
produk dalam kondisi baik dan sesuai dengan batas waktu permintaan.
PT. Sentratek Adiprestasi (SAP) Surabaya merupakan perusahaan yang
bergerak dibidang distribusi suku cadang mesin produksi yaitu power transmition
dan material handling. Sasaran distribusi PT. Sentratek Adiprestasi (SAP)
Surabaya adalah dapat melakukan waktu pengiriman produk secara tepat, biaya
yang efisien, dan pelayanan yang baik. PT. Sentratek Adiprestasi (SAP) Surabaya
dituntut untuk dapat merancang kinerja pengiriman yang reliabel. Sedangkan
dalam pemenuhan sasaran tersebut masih ada permasalahan dari perusahaan
dimana dalam pengiriman produk ke beberapa daerah pemasaran belum adanya
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
perencanaan pengiriman dan pendistribusian barang yang tepat yaitu dalam
menentukan jalur distribusi ke customer yang mengakibatkan jalur pengiriman
yang ditempuh semakin panjang tanpa melihat terlebih dahulu kapasitas dari
kendaraan dan jarak yang akan ditempuh sehingga mengakibatkan biaya
transportasi menjadi mahal.
Berdasarkan permasalahan perusahaan tersebut,
maka
perusahaan
membutuhkan suatu penjadwalan dan penentuan jalur distribusi secara tepat untuk
mengurangi pemborosan dalam segi waktu, jarak, dan tenaga serta mendapatkan
biaya transportasi yang lebih murah. Dengan adanya permasalahan tersebut maka
dilakukan penelitian dengan metode savings matrix dengan harapan dapat di
tentukan jalur pengiriman yang lebih cepat sehingga dihasilkan biaya transportasi
yang lebih murah.
1.2
Per umusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang ada di perusahaan berkaitan dengan
pengiriman produk, maka dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :
“Bagaimana menentukan perencanaan rute distribusi optimal di PT.
Sentratek Adiprestasi (SAP) Surabaya sehingga dapat meminimumkan biaya
distribusi?”
1.3
Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1.
Rute distribusi produk dari kota asal Surabaya ke kota sidoarjo, Gresik,
Mojokerto, Jombang, Lamongan, Tuban, Pasuruan, Malang, Kediri,
Probolinggo.
2.
Penelitian dilakukan pada produk power transmition dan material handling
dengan jenis produk coupling.
3.
Biaya Transportasi meliputi biaya bahan bakar, biaya sewa armada dan biaya
retribusi (Tol dan lain-lain) tahun 2011.
4.
1.4
Data permintaan produk yang diambil mulai Januari – Desember 2011.
Asumsi
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.
Kondisi kendaraan dalam kondisi normal.
2.
Biaya retribusi, biaya sewa armada dan biaya bahan bakar tetap selama
penelitian dilakukan.
3.
Rute atau jalur distribusi yang dilalui pada saat pengiriman produk dari kantor
ke lokasi customer sama dengan rute kembali dari lokasi customer ke kantor.
4.
Perawatan coupling di customer dilakukan pada akhir minggu ke-4, sehingga
pengiriman dilakukan pada minggu ke-4.
1.5
Tujuan
Adapun tujuan penelitian ini adalah menentukan penjadwalan jalur
distribusi pengiriman produk dengan rute yang optimal dan menghasilkan biaya
distribusi yang minimum
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1.6
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian tugas akhir ini adalah :
1. Mendapatkan jalur distribusi produk yang akan dilayani berdasarkan kapasitas
alat angkut.
2. Mendapatkan saving jarak dan efisiensi biaya distribusi dengan metode
savings matrix.
3. Memberikan alternatif rute distribusi kepada perusahaan secara tepat waktu
dan efisien dalam meminimalkan biaya distribusi.
4. Mendapatkan pengalaman dan pengetahuan secara langsung dalam bidang
distribusi.
5. Menjalin hubungan yang erat antara perguruan tinggi yakni Universitas
Pembangunan Nasional Jawa Timur dengan perusahaan yang bergerak dalam
bidang industri khususnya PT. Sentratek Adiprestasi (SAP) Surabaya.
1.7
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini
adalah :
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat, asumsi, dan sistematika
penulisan.
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi tentang landasan teori-teori yang digunakan
dalam pelaksanaan penelitian sebagai penunjang untuk mengolah
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dan menganalisa data-data yang diperoleh secara langsung maupun
tidak langsung yaitu teori tentang distribusi, penjadwalan dan
penentuan jalur dalam transportasi dan Savings Matrix.
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini berisi tentang langkah-langkah dalam melakukan
penelitian, mulai dari lokasi pencarian data, metode pengambilan
data, identifikasi variabel, dan metode pengolahan data, yang
dilakukan
untuk
mencapai
tujuan
dari
penelitian
selama
pelaksanaan penelitian.
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi tentang data-data yang telah terkumpul,
kemudian diolah dengan menggunakan metode yang digunakan
untuk menyelesaikan masalah yang ada.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini merupakan penutup tulisan yang berisi kesimpulan
dan saran mengenai analisa yang telah dilakukan sehingga dapat
memberikan
suatu
rekomendasi sebagai masukan ataupun
perbaikan bagi pihak perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1
Manajemen Logistik
Logistik adalah istilah yang semula digunakan oleh kalangan militer yang
kemudian digunakan oleh kalangan non militer. Dalam kalangan militer, logistik
berasal dari kata logista, yaitu istilah yang digunakan oleh tentara romawi jaman
Byzantium yang menunjuk pada segala kegiatan di luar kegiatan perang, seperti
evakuasi, pembelian, penyimpanan, pengiriman peralatan perang serta keperluan
tentara dan sebagainya. Jadi kegiatan pembelian termasuk dalam kegiatan logistik.
Logistik sering kali digunakan dalam arti yang lebih sempit yaitu penyimpanan
dan pengangkutan barang saja (Indrajit dan Permono, 2005).
Menurut Donald J. Bowersox (2002) logistik didefenisikan sebagai proses
pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, suku
cadang dan barang jadi dari para suplaier, diantara fasilitas-fasilitas perusahaan
dan kepada para pelanggan. Logistik dapat pula didefenisikan sebagai proses
perencanaan, implementasi, dan pengendalian secara efisien, aliran biaya yang
efektif dan penyimpanan barang mentah, inventori barang dalam proses, barang
jadi dan informasi terkait dari titik asal ke titik konsumsi untuk tujuan memenuhi
kebutuhan konsumen. Ada 5 komponenen yang bergabung untuk membentuk
sistem logistik, yaitu : struktur lokasi fasilitas, transportasi, persediaan
(inventory), komunikasi, penanganan (handling) dan penyimpanan (storage).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.1.1
Ruang Lingkup Logistik
Kegiatan logistik mencakup kegiatan seperti :
1.
Pemilihan lokasi, penempatan bahan baku, suku cadang, barang jadi.
2.
Penggunaan fasilitas yang tersedia dari organisasi yang bersangkutan.
3.
Penyiapan transportasi serta alat pengangkutan barang-barangnya.
4.
Masalah pembukuan dan pencatatan.
5.
Pelaksanaan komunikasi yang persuasif sebagai penyampaian ide, konsep,
gagasan, informasi dari individu satu atau bagian-bagian lain dalam
organisasi perusahaan.
6.
Kegiatan pengurusan sebagai kegiatan untuk mengelola bahan balm, suku
cadang, barang jadi yang disesuaikan dengan jenis dan spesifikasinya. Jenis
dan spesifikasi barang yang berbeda akan memerlukan pengelolaan yang
berbeda.
7.
Kegiatan penyimpanan sebagai kegiatan untuk menahan bahan baku, suku
cadang, serta barang jadi sampai pada batas waktu tertentu tanpa harus
mengurangi kualitas barang yang bersangkutan.
2.1.2
Konsep Logistik Terpadu
Konsep manajemen logistik terpadu dapat dimengerti sebagai arus barang
dan informasi antar berbagai sumber dan pengguna, yang dikoordinasikan dan
dikendalikan sebagai suatu sistem terpadu. Logika dari konsep terpadu adalah
merangkaikan setiap langkah dari proses dimana barang dan produk bergerak
mendekati pelanggan. Dengan kata lain, tujuannya adalah memaksimalkan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
layanan pelanggan dan sekaligus meminimalkan biaya serta mengurangi aset yang
terkunci dalam saluran pipa logistik (Indrajit dan Djokopranoto, 2002).
Konsep logistik terpadu hadir sebagai perkembangan manajemen logistik
setelah beberapa periode. Dimulai dari dasawarsa kristalisasi pada tahun 19561965 yang mempertimbangkan perkembangan analisa biaya, pendekatan sistem,
peningkatan perhatian terhadap rekanan kerja dan pengaturan saluran distribusi
sampai periode 1970-1978
yang mulai merumuskan rencana terhadap
penyimpanan atau pergudangan, pengangkutan, manufacturing atau pengolahan
dan bukan hanya merencanakan operasi untuk bereaksi terhadap permintaan pasar
saja.
Kejadian dalam beberapa periode ini meningkatkan kesadaran bahwa
masalah logistik seringkali mempunyai dasar organisasi dan institusional serta
bukan hanya dasar teknis saja. Sesudah tahun 1978 perkembangan logistik mulai
mengarah pada pengelolaan manajemen logistik terpadu. Hal ini ditandai oleh
beberapa penyempurnaan, yaitu (Bowersox, 2002):
1.
Dengan semakin besarnya ketergantungan antara pengelolaan manajemen
material seperti bahan baku, suku cadang, barang jadi yang dikaitkan dengan
distribusi fisik.
2.
Semakin terkoordinasi antara pengelola manajemen material dengan
distribusi sehingga kemungkinan timbulnya gangguan kelancaran operasional
dapat dihindarkan.
3.
Integrasi aktivitas manajemen material dengan distribusi fisik merupakan
kebutuhan pengawasan. Pengawasan dalam setiap jenis operasional harus
disesuaikan dengan permintaan operasional distribusi.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.
Integrasi operasi logistik akan meningkatkan kesadaran timbal balik antara
ekonomi manufaktur dengan kebutuhan pemasaran yang diintegrasikan oleh
sistem logistik yang didesain dengan baik. Pola dominan manufaktur adalah
pembuatan produk yang berkualitas, ukuran yang tepat, warna yang menarik,
kuantitas yang sesuai, kepemimpinan biaya dan harga yang cukup bersaing.
Sedangkan sistem logistik akan mengintegrasikan hal tersebut diatas dengan
kegiatan penyimpanan, pengangkutan, pemeliharaan, pembungkusan dan
pendistribusiannya kepada konsumen.
5.
Faktor yang cukup penting bagi logistik terpadu adalah bahwa kebutuhan
misi logistik sekarang dan masa yang akan datang tidak cukup dapat dipenuhi
oleh penyebaran teknologi perangkat keras, melainkan pengembangan cara
baru guna memenuhi kebutuhan manajemen logistik yang baik dan benar.
Sedangkan misi dari logistik adalah untuk mendistribusikan barang atau
jasa yang bagus ke tempat yang tepat, waktu yang tepat, dan pada kondisi yang
diinginkan, serta memberikan kontribusi yang terbesar pada perusahaan. Konsep
logistik terpadu terdiri dari dua usaha yang berkaitan yaitu : operasi logistik dan
koordinasi logistik.
Aspek operasional logistik adalah mengenai manajemen pemindahan
(movement) dan penyimpanan material dan produk jadi perusahaan. Jadi, operasi
logistik dapat dipandang sebagai berawal dari pengangkutan pertama material atau
komponen komponen dari sumber perolehannya dan berakhir pada penyerahan
produk yang dibuat atau diolah itu kepada langganan atau konsumen. Operasi
logistik dapat dibagi ke dalam 3 kategori (Bowersox, 2002):
a. Manajemen distribusi fisik
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
b. Manajemen material
c. Transfer persediaan barang di dalam perusahaan
Proses manajemen distribusi fisik menyangkut pengangkutan produk
kepada pelanggan. Dalam distribusi fisik, pelanggan dipandang sebagai
pemberhentian terakhir dalam saluran pemasaran. Jadi, distribusi fisik
menghubungkan bersama para manufaktur, para grosir, para pengecer ke dalam
saluran pemasaran yang menjamin tersedianya produk sebagai suatu aspek yang
ontegral dari prosese pemasaran keseluruhannya.
Manajemen material yang kadang-kadang disebut sebagai suplai fisik
menyangkut perolehan (procurement) dan pengangkutan material, suku cadang,
dan atau persediaan barang jadi dari tempat pembelian ke tempat pembuatan atau
perakitan (assembly), gudang atau toko pengecer.
Proses pemindahan inventaris internal (internal inventory transfer) adalah
mengenai pengawasan terhadap komponen-komponen setengah jadi pada waktu ia
mengalir diantara tahap-tahap manufacturing, dan pengangkutan awal dari produk
jadi ke gudang atau ke saluran-saluran pengecer. Pamindahan inventaris ini
mempunyai satu perbedaan penting jika dibandingkan dengan distribusi fisik atau
manajemen material. Sementara distribusi fisik dan manajemen material
berhadapan dengan ketidaktentuan kekuatan pasar, maka operasi pemindahan
inventaris hanya terbatas pada gerakan di dalam perusahaan yang dapat dikatakan
sepenuhnya terkontrol oleh perusahaan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2
Manajemen Transportasi
2.2.1
Perencanaan Tr anspor tasi
Fidel Miro (2005), untuk memberikan pemahaman tentang perencanaan,
harus dibedakan antara perencanaan dan rencana. Rencana lebih berasosiasi pada
kata benda karena merupakan objek yang ingin dicapai. Sedangkan perencanaan
bisa disebut sebagai kata kerja karena untuk meraih objek (benda) yang
diinginkan, terdapat tahapan-tahapan pekerjaan yang mesti dilalui terlebih dahulu.
1.
Rencana dapat dikatakan sebagai :
a) Ide-ide atau gagasan
b) Cita-cita atau keinginan (Target)
c) Tujuan yang diharapkan (Goals)
d) Sasaran yang hendak dituju (Object)
e) Produk atau hasil dari kerja, tahap dan proses dari perencanaan yang
kesemuanya ini berada pada masa yang akan datang
2.
Sedangkan perencanaan dapat diartikan sebagai :
a) Proses
b) Tahapan
c) Langkah-langkah yang harus dilalui dan dilakukan untuk mencapai :
a.
Produk atau hasil
b.
Sasaran (Object)
c.
Tujuan (Goals)
d.
Cita-cita atau keinginan (Target)
e.
Serta mewujudkan dan merealisasikan ide-ide atau gagasan yang
sudah kita nyatakan sebelumnya
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.1.1 Tujuan Perencanaan Transportasi
Tujuan dari perencanaan transportasi dapat diformulasikan sebagai
berikut (Fidel Miro, 2005) :
1.
Mencegah masalah yang tidak diinginkan yang diduga akan terjadi pada masa
yang akan datang.
2.
Mencari jalan keluar untuk berbagai masalah yang ada (problem solving).
3.
Melayani kebutuhan transportasi (demand of transport) seoptimum dan
seseimbang mungkin.
4.
Mempersiapkan tindakan/kebijakan untuk tanggap pada keadaan di masa
depan.
5.
Mengoptimalkan penggunaan daya dukung (sumber daya) yang ada, yang
juga mencakup penggunaan dana yang terbatas seoptimal mungkin demi
mencapai tujuan atau rencana yang maksimal (daya guna dan hasil guna yang
tinggi).
2.2.1.2 Tahap Per encanaan Transpor tasi (Jangka Waktu)
Perencanaan transportasi memiliki pentahapan dan batasan waktu sesuai
dengan karakteristik dari rencana (bagaimana sifatnya dan apa yang direncanakan)
serta faktor-faktor pendukungnya. Batasan waktu perencanaan beserta apa yang
direncanakan, termasuk faktor pendukungnya meliputi (Fidel Miro, 2005) :
a.
Jangka Pendek (Short Term Planning)
1.
Batasan waktunya antara 0 sampai 4 tahun.
2.
Yang direncanakan adalah segala sesuatu yang segera terwujud.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3.
Sumber-sumber pendukungnya entah berupa dana, keahlian, materi,
maupun data yang diperlukan dan kebijakan tidak diperlukan dalam
jumlah banyak.
4.
Dalam transportasi biasanya berupa program-program penambahan
armada angkutan, pengaturan jadwal,pengaturan arus, proyek-proyek
pengadaan dan pemeliharaan fasilitas prasarana.
5.
Secara prosedur berupa kegiatan pelaksanaan (implementasi) di
lapangan.
6.
b.
Secara hirarki berupa program pemakaian anggaran.
Jangka Menengah (Medium Term Planning)
1.
Batasan waktunya antara 5 sampai 20 tahun.
2.
Rencana ini berbentuk kajian atau studi terhadap kebijakan yang sudah
digariskan.
3.
Kegiatan ini secara batasan waktu dapat berupa penyiapan dokumendokumen teknis, fisik, dan finansial.
4.
Dalam formatnya, rencana ini merupakan kegiatan penyiapan rencana
umum, detail teknis, studi kelayakan seperti RUTR, RDTR, Rencana
Umum Transportasi, studi kelayakan proyek, dokumen rancangan induk
jaringan transportasi.
5.
Secara prosedur berupa kegiatan-kegiatan seperti: pengumpulan data dan
informasi analisis data, perumusan beberapa rencana, dan pengevaluasian
kelayakan rencana.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6.
Secara hirarki, dapat berupa pembiayaan dan dapat pula berupa kegiatan
yang dilakukan oleh perencana (planner) yang tergabung dalam
lembaga-lembaga riset dan pengembangan.
7.
Tahapan ini bersifat semi-fleksibel terhadap situasi yang terjadi selama
jangka waktu rencana.
c.
Jangka Panjang (Long term Planning)
1.
Batasan waktunya di atas 20 tahun.
2.
Disebut sebagai:
a)
Strategi
b) Perspektif
c)
Cakrawala
d) Horizon Plan
3.
Dalam formatnya, rencana ini berupa kebijakan-kebijakan jangka
panjang yang telah menetapkan sasaran 25 tahun ke depan dan
ditentukan oleh badan legislatif.
4.
Secara prosedur, rencana ini berupa ide-ide dengan sasaran yang dituju
berada pada masa di atas 25 tahun.
5.
Secara hirarki, rencana ini adalah tujuan yang ingin dicapai oleh
masyarakat (social objective) dan mutlak fleksibel dengan perubahan
situasi yang terjadi selama jangka wakturencana.
2.2.2
Transportasi Dan Distr ibusi Fisik
Transportasi mempunyai pengaruh besar terhadap perorangan, masyarakat
pembangunan ekonomi, dan Sosial Politik suatu Negara.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pengertian distribusi (distribution) termasuk terminologi dalam ilmu
ekonomi dan dalam kalangan perindustrian.
Menurut Frank H. Woodward dalam bukunya yang berjudul “Managing the
Transport Service Function” dijelaskan “In Industry, distribution has been
accepted as: The Performance of all business activities involved in moving the
goods from the point of processing or manufacture to the point sale to the
customer and would include”:
a.
Warehousing
b.
Inventory control of finished goods
c.
Materials handling and packaging
d.
Documentation and dispatch
e.
Traffic and Transportation
f.
After sales service to customers
Bila dilihat pengertian tersebut di atas kegiatan transportasi merupakan bagian
dari pengertian distribusi (Salim, 2002). Namun, transportasi mempunyai peranan
penting bagi industri karena produsen mempunyai kepentingan agar barangnya
diangkut sampai kepada konsumen tepat waktu, tepat pada tempat yang
ditentukan, dan barang dalam kondisi baik.
Dalam sistem distribusi menunjukkan adanya kaitan antar kegiatan di
mana kegiatan transportasi berperan sebagai mata rantainya. Dengan demikian,
transportasi berfungsi sebagai “jembatan” yang menghubungkan produsen dengan
konsumen, meniadakan jarak di antara keduanya. Jarak tersebut dapat dinyatakan
sebagai jarak waktu maupun jarak geografi. Jarak waktu timbul karena barang
yang dihasilkan hari ini mungkin belum digunakan sampai besok, atau bulan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
depan, atau tahun depan. Jarak atau keseimbangan ini dijembatani melalui
pergudangan dengan teknik tertentu untuk mencegah kerusakan barang yang
bersangkutan.
Transportasi erat sekali kaitanya dengan pergudangan atau penyimpanan
karena keduanya meningkatkan manfaat barang. Angkutan menyebabkan barang
dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain sehingga bisa dipergunakan di
tempat barang itu tidak didapatkan dan dengan demikian menciptakan manfaat
tempat (place utility). Penyimpanan atau pergudangan juga memungkinkan barang
disimpan sampai dengan waktu dibutuhkan, dan ini berarti memberikan manfaat
waktu (time utility).
Distribusi fisik merupakan sambungan kunci (key link) antara produksi dan
pemasaran yang akan meningkatkan profitabilitas bagi perusahaan. Secara lebih
jelas, distribusi fisik adalah istilah yang umumnya dipakai untuk menjelaskan
rangkaian kegiatan fungsional yang saling berkaitan agar jumlah barang jkadi
yang dihasilkan disalurkan melalui saluran distribusi.
Dalam awal pengembangan konsep, distribusi fisik dianggap sebagai
pemasaran fisik. Namun, kemudian pengertian distribusi fisik ini menduduki yang
lebih netral antara produksi / manufakturdan pemasaran. Distribusi fisik umumnya
dianggap sebagai suatu sistem kegiatan fungsional yang saling berkaitan
(Nasution, 2004).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.2.1 Kegiatan Dalam Distr ibusi Fisik
Kegiatan-kegiatan dalam distribusi fisik meliputi (Nasution, 2004) :
1.
Perencanaan dan administrasi distribusi
Perencanaan dan administrasi distribusi melibatkan sebagai berikut :
a.
Pelaksanaan jangka pendek (bulanan atau mingguan) untuk perencanaan
operasional bagi pemindahan barang secara efisien melalui sistem.
b.
Perencanaan jangka yang lebih panjang untuk merumuskan sistem
distribusi optimal. Melalui rencana jangka panjang ini bisa diadakan
perubahan jangka pendek.
c.
Administrasi distribusi untuk mengetahui biaya aktual dibandingkan
rencana semula.
2.
Pengolahan order / pesanan
Pengolahan pesanan menyajikan masukan dasar pada sistem distribusi dalam
bentuk pesanan langganan. Penerimaan pesanan dapat dikatakanmerupakan tahap
yang paling kritis dalam pengolahan pesanan, karena pada titik ini terjadi
keterikatan sistem distribusi untuk mengirimkan bahan yang dipesan tepat waktu.
Kegiatan pengolahan mencakup transmisipesanan pada pusat pengolahan yang
menyiapkan surat muatan (bill of loading) dan dokumen lainnya yang
berhubungan dengan distribusi. Lazimnya kegiatan ini tidak mencakup pembuatan
surat tagihan.
3.
Manajemen persediaan
Manajemen persediaan merupakan kegiatan kunci dalam sistem, karena
distribusi fisik hanya mengurusi masalah logistik dari bisnis. Banyak perusahaan
memasukkan manajemen persediaan dalam tanggung jawab manajemen distribusi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
fisik. Namun, ketentuan ini tidaklah merupakan suatu yang mutlak karena
tergantung pada operasi bisnis itu sendiri.
4.
Penerimaan
Penerimaan merupakan pengurusan awal dari bahan baku pada saat masuknya
bahan baku tersebut di perusahaan untuk diproduksi.
5.
Pengangkutan ke dalam
Pengangkutan ke dalam (in bound) merupakan pengangkutan yang diperlukan
untuk semua bahan baku, suplai yang dibeli dari luar.
6.
Pengemasan
Pengemasan melibatkan pengemasan volume besar (bulk packing), mempalet,
kontainerisasi (containerization) dan segala macam pengemasan untuk distribusi
yang aman dan ekonomis. Jenis pengemasan tergantung pada penggunaan alat
transportasi.
7.
Pergudangan dalam pabrik
Pergudangan dalam pabrik (in-plant warehousing) tergantung pada sifat
sistem distribusi yang digunakan. Pergudangan tidak selalu ada dalam distribusi
fisik, apalagi kalau barang jadinya langsung dikirim ke pusat distribusi di pasar
melalui saluran distribusi.
8.
Pengiriman
Pengiriman merupakan pengurusan tahap akhir atas barang / produk sebelum
produk itu meninggalkan pabrik.
9.
Pengangkutan ke luar (outbound transportation)
Pengankutan ke luar melibatkan pemindahan barang jadi dari pabrik atau
penjual ke pusat distribusi, atau dari pusat distribusi kepada langganan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10. Pergudangan
Di lapangan, pergudangan dipergunakan untuk memberi kemudahan bagi :
a. Penggabungan produk-produk (unitisasi) untuk keperluan pelanggan,
b. Penyimpanan persediaan harus di lokasi yang strategis, karena apabila
pesanan atau perintah pengiriman atas pesanan mendadak dapat segera
terpenuhi.
11. Pelayanan pelanggan
Pelayanan pelanggan merupakan fungsi yang bertanggung jawab dalam
menangani kontak dengan pelanggan. Tugasnya adalah melayani pelanggan dalam
menjawab pertanyaan atau perubahan pesanan. Tanggung jawabnya mencakup
monitoring tingka pelayanan pada pelanggan dalam distribusi fisik pada
pelanggan.
2.2.2.2 Metode Transportasi
Metode transportasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk
mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama, ke
tempat-tempat yang membutuhkan secara optimal. Alokasi produk ini harus diatur
sedemikian rupa, karena terdapat perbedaan biaya-biaya alokasi dari satu sumber
ke tempat-tempat tujuan berbeda-beda, dan beberapa sumber ke suatu tempat
tujuan juga berbeda-beda. Di samping itu, metode transportasi juga dapat
digunakan unytuk memecahkan masalah-masalah dunia usaha (bisnis) lainnya,
seperti masalah-masalah yang meliputi pengiklanan, pembelanjaan modal (capital
financing) dan alokasi dana untuk investasi, analisis lokasi, keseimbangan lini
perakitan dan perencanaan serta scheduling produksi. Ada beberapa macam
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
metode transportasi, yang semuanya terarah pada penyelesaian optimal dari
masalah-masalah transportasi yang terjadi. F.L. Hitchcock (1941), T.C.
Koopmans (1949), dan G.B. Dantziq (1951) adalah orang-orang pertama sebagai
kontributor yang mengembangkan teknik-teknik transportasi (Nasution, 2004).
Terdapat beberapa metode transportasi, yaitu :
1.
Metode North-West Corner
Metode Nort-West Corner merupakan metode yang paling sederhana diantara
tiga metode yang telah disebutkan untuk mencari solusi awal (Siswanto,
2007).
2.
Metode Least Cost
Metode Least Cost merupakan metodee transportasi yang berusaha mencapai
tujuan untuk minimasi biaya dengan alokasi sistematik kepada kotak-kotak
sesuai dengan besarnya biaya transportasi per unit (Siswanto, 2007).
3.
Metode Aproksimasi Vogel (VAM)
Metode Aproksimasi Vogel (VAM) selalu memberikan suatu solusi awal yang
lebih baik dibanding metode Nort West Corner dan sering kali lebih baik dari
pada metode Least Cost. VAM melakukan alokasi dalam suatu cara yang
akan meminimumkan penalty (Oportunity cost) dalam memilih kotak yang
salah untuk suatu lokasi (Siswanto, 2007).
2.3
Manajemen Transportasi dan Distr ibusi
Sistem distribusi merupakan kegiatan perusahaan yang berusaha
memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen ke
konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Masalah yang dihadapi perusahaan dalam sistem pendistribusian terbagi
menjadi dua bagian, yaitu : ke arah hulu atau yang berkaitan langsung dengan
manufaktur dan ke arah hilir yang berkaitan langsung dengan retail dan end user.
Pada arah hilir terdapat permasalahan dimana permintaan produk yang susah
untuk diprediksi dan tidak stabil, serta jumlah permintaan yang sering kali tidak
mencerminkan kebutuhan konsumen saat ini. Sedangkan arah hulu, permintaan
penyediaan barang yang tidak selalu dapat dipenuhi sesuai waktu yang
dibutuhkan. Dalam hal ini perusahaan memiliki prinsip untuk dapat memenuhi
tingkat permintaan pelanggan, sehingga tingkat pelayanan tinggi. Tetapi
kebijaksanaan ini terbentur oleh permasalahan hilir dan hulu sehingga sistem
pendistribusian ini, sehingga perusahaan harus konsekuensi skala prioritas.
Tingkat pelayanan tinggi yang diterapkan perusahaan dalam sistem
distribusi ini mengakibatkan kebijaksanaan perusahaan dalam bentuk skala
prioritas. Batasan perusahaan dalam memilih prioritas berdasarkan profit yang
tinggi. Hal ini harus dilakukan jika tidak ingin kehilangan pelanggan, karena biaya
yang diperlukan untuk pengembalian kesetiaan konsumen terhadap produknya
jauh lebih mahal. Oleh karena itu, maka penyelesaiannya adalah membuat peta
sistem logistik dan distribuinya, yang kemudian diformulasikan. Kemudian hasil
perhitungan dan pengamatan langsung pada sistem nyata di dalam perusahaan
tersebut.
Langkah
selanjutnya
adalah
menganalisis
untuk
menemukan
permasalahan utama yang ada di dalamnya, lalu berdasarkan hal tersebut dibuat
usul perbaikan sebagai jawabannya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.3.1
Fungsi-fungsi Dasar Manajemen Distribusi dan Tr anspor tasi
Pada dasarnya fungsi distribusi dan transportasi adalah menghantarkan
produk dari lokasi dimana produk tersebut diproduksi sampai dimana mereka
akan digunakan Kegiatan transportasi dan distribusi bisa dilakukan oleh
perusahaan manufaktur
dengan membentuk
bagian distribusi/transportasi
tersendiri atau diserahkan ke pihak ketiga. I Nyoman Pujawan (2005) dalam
upayanya dalam memenuhi tujuan distribusi dan transportasi, siapapun yang
melaksanakan (internal perusahaan atau mitra pihak ketiga), manajemen distribusi
dan transportasi pada umumnya melakukan sejumlah fungsi dasar yang terdiri
dari:
1.
Melakukan segmentasi dan menentukan target service level. Segmentasi
pelanggan perlu dilakukan karena kontribusi mereka pada revenue
perusahaan bisa sangat bervariasi dan karakteristik tiap pelanggan bisa sangat
berbeda antara satu dengan yang lainnya. Dengan memahami perbedaan
karakteristik dan kontribusi tiap pelanggan atau area distribusi, perusahaan
bisa mengoptimalkan alokasi persediaan maupun kecepatan pelayanan.
2.
Menentukan mode transportasi yang akan digunakan.
Tiap mode transportasi memiliki karakteristik yang berbeda dan mempunyai
keunggulan serta kelemahan yang berbeda juga. Manajemen transportasi
harus
bisa
menentukan
mode
mengirimkan/mendistribusikan
apa
yang
produk-produk
akan
digunakan
mereka
ke
dalam
pelanggan.
Kombinasi dua atau lebih mode transportasi tentu bisa atau bahkan harus
dilakukan tergantung pada situasi yang dihadapi.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutka