Implementasi Metode Bayesian Network Untuk Diagnosis Penyakit Kambing (Studi Kasus : UPTD Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Singosari Malang)

  

Vol. 2, No. 9, September 2018, hlm. 3032-3042 http://j-ptiik.ub.ac.id

Implementasi Metode Bayesian Network Untuk Diagnosis Penyakit

Kambing (Studi Kasus : UPTD Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan

  

Ternak Singosari Malang)

1 2,

3 Andika Eka Putra , Nurul Hidayat Imam Cholissodin

  Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

  1

  2

  3 Email: bung.andikaekaputra@gmail.com, ntayadih@ub.ac.id, imamcs@ub.ac.id

Abstrak

  Faktor infeksi penyakit adalah kendala serius yang harus diwaspadai peternak terutama bagi peternak tradisional yang tidak bergabung dalam kelompok ternak. Penanganan yang lamban dan kurang tepat, dapat membahayakan kondisi ternak. Namun jika penanganan awal dilakukan besar kemungkinan infeksi penyakit bisa ditangani, agar tidak lebih parah dan menular ke hewan kambing lainnya yang berada dalam satu kawanan. Sayangnya ketidakpastian antara gejala dengan jenis penyakit membuat peternak terhambat dalam melakukan penanganan awal, serta tidak tahu apa yang harus dilakukan tanpa adanya seorang pakar. Berlandaskan masalah tersebut, penulis membuat sebuah sistem diagnosis penyakit kambing yang mampu melakukan proses diagnosis berdasarkan pada gejala yang diidap oleh hewan kambing. Sistem diagnosis ini menggunakan metode Bayesian network, sistem ini dibangun pada aplikasi perangkat bergerak menggunakan platform Android sebagai user interfacenya, sedangkan proses perhitungannya menggunakan bahasa pemrograman PHP, serta database MySQL untuk menyimpan prevelensi penyakit kambing yang sudah terjadi. Sistem ini melalui proses pengujian fungsional sistem dan pengujian akurasi sistem. Pada proses pengujian fungsionalitas sistem diagnosis ini menunjukkan fungsi yang ada pada sistem berjalan dengan baik. Selain itu proses pengujian akurasi sistem diagnosis penyakit kambing memakai metode Bayesian Network yang dilakukan dengan cara memasukkan variasi gejala oleh pakar mendapatkan hasil sebesar 86,6%.

  Kata kunci : Sistem diagnosis, penyakit kambing, bayesian network

Abstract

  

Infectious disease factors are serious constraints that farmers should be aware of especially for

traditional farmers who do not join livestock groups. Slow and improper handling can endanger

livestock conditions. However, if the initial treatment is done, the chances of infection of the disease can

be handled so as not to be more severe and contagious to other goats in a herd. Unfortunately, the

uncertainty between the symptoms and the type of disease makes the farmers obstructed in the initial

treatment, and do not know what to do without an expert. Based on these problems, the authors make a

system of diagnosis of goat disease that is able to perform the diagnosis process based on the symptoms

of goat. This diagnostic system uses Bayesian network method, the system is built on mobile device

applications using the Android platform as the user interface, while the calculation process using PHP

programming language, and MySQL database to store the prevalence of goat disease that has occurred.

This system through the process of system functional testing and system accuracy testing. In the process

of testing the functionality of this diagnostic system shows the functions that exist on the system goes

well. In addition, the process of accuracy testing of goat disease diagnosis system using Bayesian

Network method is done by entering the variation of symptoms by experts get the result of 86.6%.

  Keywords : diagnosis system, goat disease, bayesian network

  Menurut Sarwono (2009) kambing tergolong 1. hewan pemamah biak, berkuku genap dan

   PENDAHULUAN memiliki sepasang tanduk yang melengkung.

  Hewan dengan nama latin Capra aegagrus Kambing merupakan hewan pegunungan hidup

  hircus (Kambing) merupakan hewan yang sering

  dilereng-lereng yang curam dan memiliki sifat dipilih dan dijadikan sebagai hewan ternak, adaptasi yang cukup baik terhadap perubahan karena memiliki nilai ekonomi yang bagus.

  Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya musim. Karena dianggap sebagai komoditi ternak yang memiliki prospek bagus, peternakan kambing baik tradisional maupun modern banyak dikembangkan.

  Seperti mahluk hidup pada umumnya serangan penyakit adalah ancaman, faktor infeksi penyakit adalah kendala serius bagi peternak. Hewan yang terinfeksi penyakit akan mengalami gejala - gejala tertentu, yang bisa dilihat dari fisik hewan tersebut. Penangan lamban dan kurang tepat dapat membahayakan kondisi hewan ternak, sedangkan penanganan sejak awal bisa menghindari tertularnya hewan ternak lain dalam satu kawanan.

  Network, untuk mencari nilai kemungkinan dari

  Gambar 1. Struktur Sistem Pakar

  Sistem pakar merupakan simulasi dari penelitian dan perilaku dari manusia yang mempunyai keahlian dalam suatu bidang yang direpresentasikan dalam bentuk program komputer (Siswanto 2010). Dalam pengimplementasiannya Basis pengetahuan dari pakar menjadi komponen penting, Seorang pakar yang dimaksud adalah seorang yang memiliki keahlian dalam bidang tertentu dan mendapatkan pengakuan secara akademis. Struktur dari sistemnya terbagi menjadi 2 bagian yaitu, lingkungan konsultasi dan lingkungan pengembangan. Struktuk sistem pakar bisa dilihat pada Gambar 1.

  2.1 Sistem Pakar

  Pada bagian ini berisi tentang teori – teori yang memiliki kedekatan baik secara masalah, objek penelitian dan metode yang dijadikan referensi.

  2. Landasan Kepustakaan

  data latih yang mengacu pada gejala – gejala penyakit pada hewan kambing.

  Dari penjelasan yang sudah dijabarkan, maka penelitian kali ini akan dibuat sebuah sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit kambing memanfaaatkan metode Bayesian

  Para peternak pada umumnya memiliki tinngkat pengetahuan rendah terkait penganan penyakit kambing sedangkan bibit penyakit berkembang pesat di Negara yang memiliki iklim tropis (Orisa, 2014). Ketidakpastian antara gejala dengan jenis penyakit dalam proses diagnosis menyebabkan terhambatnya penanganan awal, serta tidak tahu apa yang harus dilakukan tanpa adanya seorang pakar.

  pengujian sistem tersebut sebesar 92,8% (Wardhani,2017).

  Schizopernia, dengan tingkat akurasi dari proses

  Pada penelitian yang dilakukan sebelumnya dengan menggunakan objek berbeda namun memakai metode yang sama dengan judul “Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Schizopernia Menggunakan Metode Bayesian Netwo rk”. Dalam penelitian tersebut sistem dapat menghasilkan penentuan dari jenis penyakit

  Sistem ini dibangun dengan user interface pada perangkat bergerak (mobile phone), Sedangkan proses perhitungan menggunakan bahasa pemrograman PHP, yang terhubung dengan Android.

  Dalam penelitian kali ini metode yang diimplementasikan adalah Bayesian Network, algoritma Bayesian Network dipakai untuk perhitungan kehadiran dari gejala - gejala yang nantinya dapat memberi kemudahan pada tahap diagnosis penyakit mengingat adanya ketidakpastian gejala terhadap penyakit. Menurut jurnal dari Ben-Gal, Bayesian Network termasuk metode reasoning under uncertainty yang memvisualisasikan struktur dari informasi keilmuan tertentu dengan semua peluang dan nilai probabilitas antar node sehingga terhindar dari ketidakpastian pada sistem. Sehingga Metode ini memerlukan data latih dan data uji.

  Sebagai langkah solutif, penggunaan teknologi seperti sistem pakar adalah langkah nyata untuk membantu para peternak hewan kambing. Sistem pakar sendiri dapat melakukan diagnosis secara cepat dan tepat seperti diagnosis seorang pakar, berdasarkan gejala penyakit yang diderita oleh hewan ternak.

  2.2 Bayesian Network Bayesian Network (BN) atau disebut juga sebagai jaring kepercayaan adalah salah satu probabilitas graphical model. Struktur dari metode ini beguna dalam menggambar relasi antar node dengan tujuan menghilangkan ketidakpastian pada domain tersebut (Ruggeri, 2007). Bayesian Network memiliki dua bagian utama, yaitu:

1. Struktur graf, dalam metode Bayesian

  2. Penyakit Diare.

  =

  ( ) ( | ) ( | , , ) ∑ ′

  ( ′) ( | ′) ( | ′, , ) ( 3)

  P(f|a,s,g,j) = Probabilitas kejadian f diberikan oleh kejadian a,s,g,j P(f) = Peluang kejadian variabel f P(g|f) = Peluang kejadian variabel g diberikan variabel f P(j|f,a,s) = Peluang kejadian variabel f diberikan variabel f,a, dan s Dilihat dari persamaan 3 Maka P(f) disebut sebagai probabilitas prior P(g|f) dan P(j|f,a,s) diibaratkan probabilitas conditional,sedangkan pembagi pada persamaan 3 disebut Probabilitas Marginal yang berfungsi sebagai penormalan konstana(normalizing constant)

  2.3. Penyakit Kambing

  Dalam penelitian ini telah ditentukan 9 jenis penyakit pada hewan ternak kambing yang dapat diidentifikasi, berikut macam - macam penyakit pada hewan ternak kambing:

  1. Penyakit Cacingan.

  3. Penyakit Kembung.

  ( | , , , ) = ( ) ( ) ( ) ( | ) ( | , , ) ∑

  4. Penyakit Mastitis.

  5. Penyakit Myasis.

  6. Penyakit Orf.

  7. Penyakit Pink Eye.

  8. Penyakit Pneumonia.

  9. Penyakit Scabies.

  3. Metodologi

  ′ ( ′) ( ) ( ) ( | ′) ( | ′, , )

  Network graf disebut Directed Acylic Graph (DAG) yang memiliki node dan edge.

  2. Himpunan parameter, yang mendefinisikan penyebaran probabilitas kondisional tiap variabelnya.

  Network dapat menyelesaikan masalah dengan

  Pada metode Bayesian Network, node berelasi dengan variabel acak. Node – node tersebut dihubungkan dengan peluang bersyarat, P(Xi|Ai). Dimana Xi merupakan variabel yang dihubungkan ke node dan Ai dihubungkan dengan set dari parent. (Kendall, 2007).

  Untuk gambaran tahap dari metode

  Bayesian Network, maka diberikan contoh seperti pada Gambar 2.

  Gambar 2.Contoh kasus

  Seperti pada Gambar 2 di atas, maka permasalahan - permasalahan berikut akan diselesaikan:

  ( | ) = ( ) ( | , ) = ( ) ( | , , ) = ( | ) (

  | , , , ) = ( | , , ) (1) Dilihat dari persamaan 1, Bayesian

  mengacu pada graf yang sudah dibuat.Misal pada persamaan 1 P(a|f) ditanyakan peluang dari ‘a’ dengan kemunculan kejadian ‘f’. Karena ‘f’ tidak mempunyai ketergantungan satu sama lain, maka dapat disederhanakan menjadi P(a) dan seperti itu juga pada persamaan berikutnya.

  a,s,g,j(Marginal probability) Apabila persamaan 2 diselesaikan memakai persamaan 1 perhitungannyamenjadi sperti ini: Gambar 3. Diagram Alir Metodologi

  Melihat gambaran kasus pada gambar 2 maka nilai probabilitas f apabila diberikan ke semua variabel yang ada bisa dilakukan perhitungan dengan rumus seperti ini :

  ( |, , , , ) = ( , , , , ) ( , , , , )

  = ( , , , , ) ∑ ′ ( ′, , , , )

  (2)

  Keterangan:

  P(f|a,s,g,j) = Probabilitas kemunculan f

  diberikan oleh kejadian a,s,g,j

  P(f,a,s,g,j) = Joint distribution kejadian f,a,s,g,j P(a,s,g,j) = Joint distribution kejadian

  Keterangan:

  Awal memulai penelitian yaitu mengumpulkan serta mempelajari literatur yang ada. Setelah itu, lanjut pada proses pembangunan aplikasi yang diawali dengan analisis kebutuhan, pengumpulan data, lalu dilanjutkan dengan perancangan dan implementasi, dilanjutkan dengan pengujian dan analisis hasil pengujian sistem. Setelah semua proses selesai dilakukan maka penelitian diakhiri dengan penarikan kesimpulan dan saran.

  4.1.2 Identifikasi Aktor

  Pengguna Aktor dapat melakukan mendiagnosis penyakit, melihat hasil diagnosis, melihat info penyakit, melihat penanganan awal penyakit dan melihat info tentang aplikasi.

  Aktor Deskripsi

4. ANALISIS DAN PERANCANGAN

  Tabel 1. Identifikasi Aktor

  Pada tahapan identifikasi aktor, identifikasi dilakukan unutuk mengidentifikasi semua yang terlibat dalam sistem pakar beserta proses apa saja yang bisa dilakukan oleh aktor berikut pada Tabel 1.

  Fitur diagnosis adalah fitur utama, dalam fitur ini pengguna bisa mendiagnosis penyakit dengan cara memasukkan kode gejala pada checkbox yang sudah disediakan dan hasilnya bisa dilihat di halaman hasil. Pada halaman hasil ada 2 fitur tambahan yaitu fitur Info Penyakit untuk melihat informasi dari penyakit hasil diagnosis sistem, Serta fitur penanganan awal yang merupakan informasi penanganan awal terhadap penyakit hasil diagnosis dari sistem. Yang kedua adalah fitur info, yang berisi informasi dari aplikasi.

4.1 Analisis Kebutuhan

  Pada sistem diagnosis ini ada 2 fitur, pertama Fitur diagnosis,dan kedua fitur info.

  pemrograman PHP sebagai pemroses perhitungan Bayesian Networknya..

  Analisis kebutuhan merupakan prosedur yang berfungsi menganalisis serta mendapatkan kebutuhan apa saja yang dibutuhkan oleh sistem nantinya, sistem aplikasi diagnosis penyakit kambing yang dibangun pada perangkat bergerak berbasis sistem operasi android. Analisis kebutuhan yang dilakukan meliputi gambaran sistem secara umum, mengidentifikasi aktor, kebutuhan fungsional, diagram use case dan use case skenario. didiagnosis

  Pada tahap analisis kebutuhan fungsional ini di deskripsikan list dari kebutuhan apa saja yang diperlukan dalam membuat aplikasi sistem pakar diagnosis penyakit kambing memakai metode Bayesian Network. Kebutuhan fungsional ditunjukkan pada pada Tabel 2.

  Tabel 2. Kebutuhan Fungsional

  No Kode Fungsi Nama Fungsi Deskripsi Kebutuhan

  1 F01 Menampilkan informasi tentang aplikasi

  Aplikasi harus menampilkan informasi mengenai aplikasi dalam menu info

  2 F02 Tentukan kode gejala Aplikasi harus menyediakan ceckbox untuk digunakan pengguna sebagai masukan gejala-gejala penyakit untuk

  Extensible Markup Language (XML) serta framework Code Igniter dengan bahasa

  Sistem pakar diagnosis penyakit kambing memakai metode Bayesian Network adalah sistem yang dapat melakukan proses diagnosis penyakit terhadap seekor kambing berdasarkan gejala-gejala masukan dari pengguna aplikasi. Sistem ini dibangun pada platform Android, diimplementasikan dengan Android Studio memakai bahasa pemrograman Java dan

  4.1.1 Gambaran Umum Sistem

  4.1.3. Kebutuhan Fungsional

  3 F03 Menampilkan hasil diagnosis Aplikasi harus menampilkan hasil diagnosis. Diantara lain adalah nama penyakit, info penyakit, dan solusi.

  4 F04 Menampilkan info penyakit Aplikasi menampilkan informasi penyakit dari hasil diagnosis yang telah dilakukan

  5 F05 Menampilkan penanganan awal Aplikasi menampilkan penanganan awal dari hasil diagnosis yang telah dilakukan

  Use case diagram merupakan visualisasi dari sistem yang memaparkan interaksi antara sistem dan aktor. Pada use case diagram dijelaskan apa yang bisa dilakukan actor pada sebuah sistem. Gambaran Use Case Diagram dari sistem, dapat dilihat di Gambar 4.

  Gambar 5. Use Case Diagram

  Basis pengetahuan merupakan kumpulan informasi yang bersumber dari pakar untuk memecahkan masalah yang terjadi pada suatu domain tertentu. Basis pengetahuan memiliki sifat dinamis, dapat berubah sewaktu-waktu dikarenakan pengetahuan dapat berkembang. Basis pengetahuan terdiri dari dua bagian, yaitu fakta dan aturan Berikut merupakan sekumpulan informasi yang digunakan pada penelitian ini, jenis penyakit kambing ditunjukkan pada Tabel 3, gejala penyakit kambing ditunjukkan pada Tabel 4, aturan diagnosis penyakit kambing ditunjukkan pada Tabel 5 serta graf Bayesian network dari penyakit kambing pada Gambar 6.

  Tabel 3. Jenis Penyakit Kambing

  Kode Penyakit Nama Penyakit Penanganan Awal G01 Cacingan Pemberian obat cacing dan vitamin. G02 Diare Evaluasi pakan, evaluasi susu jika terjadi pada anak kambing. G03 Kembung Memaksa hewan berdiri / bergerak. G04 Mastitis Keluarkan susu dari ambing yang terkena mastitis.

4.1.4. Use Case Diagram

  G05 Myasis Membersihkan luka dan menyemprot dengan obat anti lalat.

  G06 Orf Merawat luka orf dengan salep anti virus.

  G07 Pink Eye Memeriksa mata apakah ada benda asing dan memberi tetes mata.

  G08 Pneumonia Memberi antibiotic penurun panas G09 Scabies Menyuntik anti parasite dan anti histamine

4.2. Basis Pengetahuan

  Tabel 4. Gejala Penyakit Kambing

  • – batuk G11 Bau kotoran menyengat G12 Berat badan turun G13 Bulu berdiri G14 Bulu kasar G15 Bulu rontok

  G27 Lesi bernanah G28 Lesi sakit saat ditekan G29 Mata berair dan radang G30 Mata hipersensitif terhadap matahari G31 Mata merah G32 Mukosa mata dan mulut membiru

  Berikut merupakan diagram alir perhitungan Bayesian Network pada Gambar 7, dan diagram alir perhitungan network pada gambar 8 dan 9.

  4.3 Diagram Alir

  G39 Sesak nafas G40 Suara perut seperti drum jika dipukul G41 Susah berdiri / ambruk G42 Terdapat belatung di lesi

  G37 Putting susu bengkak G38 Sering menggosokkan tubuhnya (gatal)

  G35 Perut buncit G36 Produksi susu turun / produktivitas turun

  G33 Mukosa mata dan mulut pucat G34 Nafsu makan turun / tidak mau makan

  Lesi / pustule atau keropeng pada moncong / muka / bagian dalam mulut G26 Lesi berbau busuk

  Kode Gejala Gejala G01 Air susu kental/pecah G02

  Kulit bergerak/ berkopeng terutama, telinga, muka, ambing, dan scorsum G24 Lemas G25

  Konsistensi feses (cair, lembek, atau seperti bubur) G22 Kornea bewarna keruh G23

  G16 Dehidrasi G17 Demam G18 Hipersalivasi (Mulut Keluar Liur) G19 Kelopak mata bengkak G20 Keluar Ingus G21

  Bagian belakang (sekitar anus) terlihat kotor G09 Bagian perut kiri membesar G10 Batuk

  /bening seperti air G04 Ambing bengkak G05 Ambing Merah G06 Ambing panas jika diraba G07 Ambing sakit jika disentuh G08

  Ada bercak putih seperti ketombe di bagian kulit yang terkena G03 Air susu berwarna kemerahan

  Gambar 6. Struktur Graf Penyakit Kambing Gambar 7. Diagram Alir Sistem Bayesian Network

  Gambar 9. Diagram Alir Bayesian Network (Lanjutan)

  4.3.1 Tahapan Perhitungan BayesianNetwork 1.

  Menghitung nilai Prior dengan membagi jumlah kasus per penyakit dengan jumlah semua data.

  2. Menghitung Conditional Probability dengan cara mengalikan jumlah gejala perpenyakit dengan jumlah penyakitnya,Conditional Probability (CPT) adalah sebuah tabel yang berisikan semua peluang atau kemungkinan dan probabilitas A dan B.

  3. Menghitung nilai posterior, nilai posterior didapatkan dengan menghitung seperti Persamaan 3.

  5. IMPLEMENTASI

  5.1 Antarmuka

  Gambar 8. Diagram Alir Bayesian Network Antarmuka dari sistem ini menghubungkan sistem pakar itu sendiri dengan pengguna. Komunikasi diantara keduanya menggunakan pendekatan Tanya jawab berupa Form tanya jawab, form tersebut berupa form konsutasi yang dapat dilihat pada Gambar 10, 11, 12,13,14.

  Gambar 12. Halaman Hasil Diagnosis Gambar 10. Halaman Menu

  Gambar 13. Halaman Info penyakit Gambar 11. Halaman Diagnosis Gambar 14. Halaman Penanganan Gambar 15. Info Aplikasi 6.

   PENGUJIAN

  Pengujian akurasi dilakukan supaya nilai akurasi dari sistem dapat diketahui, dengan cara memalukan perebandingan keluaran sistem dengan hasil diagnosis dari pakar.

  Menurut hasil dari perancangan dan pengujian yang telah dilaksanakan di sistem diagnosis penyakit kambing menggunakan metode Bayesian Network maka dapat diambil kesimpulan seperti berikut:

  7. Kesimpulan

  × 100% = 86.6% Dengan melakukan perhitungan persamaan diatas, didapatkan hasil sebesar 86.6%.

  30

  26

  × 100% =

  ℎ ℎ

  Berdasarkan hasil pengujian akurasi memakai 30 data uji yang telah dilakukan, terdapat 26 data uji yang memiliki kesamaan denga hasil pakar. Untuk mengetahui tingkat akurasi dapat dihitung menggunakan persamaan berikut: =

  6.2 Pengujian Akurasi

  Prosedur pengujian validasi pertama - tama medeskripsikan kebutuhan fungsional apa saja yang berada di sistem yang akan diuji. Kemudian hasil yang telah ada diuji dengan hasil yang diharapkan. Hasil uji pada proses pengujian terhadap kebutuhan fungsional memilih kode gejala, ditunjukkan pada Tabel 6.

  Validasi Valid

  Sistem dapat menampilkan checkbox kode-kode gejala dan sistem dapat melakukan diagnosis berdasarkan masukan pengguna Status

  3. Memilih kode gejala Hasil yang diharapkan

  Sistem dijalankan 2. Memilih menu diagnosis

  Pengujian 1.

  Pengujian Untuk memastikan sistem dapat menampilkan checkbox kode-kode gejala dan sistem dapat melakukan diagnosis berdasarkan masukan pengguna Prosedur

  Nama Kasus Uji Memilih kode gejala Tujuan

  Tabel 6.Kasus Uji Memilih Kode Gejala

6.1 Pengujian Validasi (Blackbox)

  1. Sistem Diagnosis Untuk Penyakit Kambing Menggunakan Metode Bayesian Network Berbasis Android, sistem ini dibangun dengan basis android serta pemrosesan perhitungan yang dikelola dengan bahasa pemrograman PHP. Untuk perhitungan Bayesian Network menggunakan data gejala penyakit 42 gejala dan 9 jenis penyakit kambing berdasarkan hasil wawancara dengan pakar. Berdasarkan basis pengetahuan dari pakar, Struktur graph Bayesian Network dibangun Sehingga mesin inferensi bisa memproses masukan pengguna untuk mencari nilai probabilitas prior, nilai probabilitas conditional serta nilai probabilitas posterior yang mana nilai posterior akan dijadikan hasil diagnosis dengan mengambil nilai posterior tertinggi. Fungsi perbaikan ditambahkan untuk mengubah dan memperbaiki aturan pada sistem.

  Ginting, 2009. Pedoman Teknis Pemeliharaan Induk dan Kambing Masa Pra-Sapih.

  Dengan Metode Bayesian Network dan Certainty Factor Sebagai Alat Bantu Diagnosa. Teknobeomedik Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga, Surabaya.

  Penggemukan Kambing Potong. Jakarta: Penerbit Swadaya. Nastiti, 2016 Sistem Pakar Klasifikasi Stroke

  Mulyono, S., & Sarwono, B., 2014.

  Yogyakarta. Mulyono, 2014. Teknik Pembibitan Kambing dan Domba. Jakarta : Penerbit Swadaya.

  Kusumadewi, Sri., 2003. Artificial Itelligence (Teknik dan Aplikasinya). Graha Ilmu.

  Peternakan, dan Kesehatan Hewan Direktorat Kesehaatan Hewan. Manual Penyakit Hewan Mamalia. Jakarta. 2014

  Dan Cara Penanganannya Berbasis Web. Skripsi. Tidak diterbitkan. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Bandung. Iskandar, 2014. Masalah Skabies Pada Hewan dan Manusia Serta Penanggulangannya. [Online] Tersedia di : pertanian.go.id [Diakses pada tanggal 17 Agustus 2017]. Kementerian Pertanian,Dierektorat Jenderal

  Hidayat S., 2010. Aplikasi Untuk Mendeteksi Jenis Penyakit Pada Tanaman Tebu.

  Loka Penelitian Kambing Potong.Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan SumateraUtara.

  Febrian, 2017. Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Mulut Menggunakan Metode Bayesian Network. Teknik Informatika FILKOM Universitas Brawijaya, Malang.

  2. Terdapat dua tahap pengujian, dimana tahapan tersebut menjadi kelanjutan dari sistem sebagai syarat untuk memenuhi kebutuhan dalam membuat sistem.

  Workshop Nasional Diverifikasi Pangan Daging Ruminansia Kecil. 2011

  Darmono & Hadiman,2011. Penyakit Utama Yang Sering Ditemukan Pada Ruminansia (Kambing dan Domba).

  Ben-Gal dan F,Ruggeri,2007. Bayessian Network. Encyclopedia of Statistics in Quality & Rehability, Wiley & Sons.

  9. DAFTAR PUSTAKA

  2. Optimasi untuk struktur graph Bayesian Network, karena struktur dari graph tersebut seringkali subjektif terhadap sudut pandang sumber tertentu.

  Memperbaiki atau menambahkan struktur Bayesian Network, sehingga metode ini maksimal dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang sulit seperti diagnosis penyakit.

  Adapun saran dari penulis untuk penelitian selanjutnya dengan menggunakan metode yang sama yaitu Bayesian Network yaitu: 1.

  Metode Bayesian Network Untuk Diagnosis Penyakit Kambing mempunyai nilai persentase akurasi sebesar 86.6%, karena 4 data uji dari 30 data uji memiliki ketidaksesuaian dengan data dari pakar, hal ini disebabkan oleh kemiripan gejala antara penyakit serta berpengaruhnya jumlah kasus gejala yang terjadi.

  a. Hasil pengujian validasi atau biasa disebut pengujian blackbox. Dari Implementasi Metode Bayesian Network Untuk Diagnosis Penyakit Kambing dengan semua kondisi uji yang telah dilaksanakan, keseluruhan sistem bekerja dengan baik dan sesuai harapan, dengan presentase 100% b. Hasil pengujian akurasi Implementasi

8. SARAN

  Natalius., 2011. Metode Bayesian Network Classifier dan Penggunaannya pada Klasifikasi Dokumen. Makalah II 2092 Probabilitas dan Statistika. pp. 1

  Orisa, 2014.Sistem Pakar Diagnosisi Penyakit Kambing Berbasis Web Menggunakan Metode Certainty Factor. Jurnal EECCIS Vol 8,No 2.

  Partoutomo, 2000. Epidemologi dan Pengendalian Myiasis di Indonesia.

  Pertanian.go.id Pearl, Judea dan Russel, Stuart. 2000. Bayesian

  Network. University Of California:United State. Safaat H, Nazruddin 2014 “Aplikasi Berbasis

  Android Edisi Revi si”. bandung; Informatika

  Sarwono,

  B. 2009. Beternak Kambing Unggul.Jakarta : Penerbit Swadaya. Simmons GT, Bammel BM. 2005. Endometritis. [Online] Tersedia di : http://www.emedicine.com/med/topic6

  76.htm [Diakses pada tanggal 17 Agustus 2017]. Sodiq, A. dan Abidin,Z. 2002 Kambing

  Peranakan Etawa Penghasil Susu Berkhasiat Obat. agro media pustaka. Jakarta. Soeripto. Poeloengan, M., Noor, S. M., Chotiah,

  S dan Kusmiyati, 2001. Pneumonia pada kambing dan domba. Prossiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Puslitbang Peternakan. Bogor, 17

  • – 18 September 2001 : 520 – 523.

  Suryowardjojo, 2012. Penampilan Kandungan Protein dan Kadar Lemak Susu pada Sapi Perah Mastitis Friesian Holstein.

  Teknologi Pertanian Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang.

  Sutama, 2007. Petunjuk teknis beternak kambing perah. [Online] Tersedia di : pertanian.go.id [Diakses pada tanggal 17 Agustus 2017]. Sutojo T, Mulyanto Edy, & Suhartono Vincent.,

  2011. Kecerdasan Buatan. Yogyakarta :Andi. Wardhani, 2017. Sistem Pakar Diagnosis

  Penyakit Schizopernia Menggunakan Metode Bayesian Network. Teknik Informatika FILKOM Universitas Brawijaya, Malang.