PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PEMANFAATAN YOUTUBE DALAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH MEMBACA

  

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PEMANFAATAN YOUTUBE

DALAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH MEMBACA

  Asnawi Universitas Islam Riau, Pekanbaru, Indonesia

  

asnawi@edu.uir.ac.id

ABSTRACT

Learning innovation can be done by using technology in the learning process. Technology is used to

help the implementation of learning that gives the impression of meaningfulness to the goals to be

achieved in learning. Many variations of technology can be utilized in assisting students in

understanding reading material. One material that can be utilized in learning is youtube. Youtube is

used in reading learning. It is reasoned that reading learning is viewed as a tedious learning and

there is no good enthusiasm from students in following reading courses. They assume from the low

level of education they have studied reading. However, this paradigm that must be changed in

learning to read one way to change it is to utilize youtube. Maslah this research is formulated with

how is the perception of students on the utilization of youtube in learning courses reading? It aims

to see students' perceptions of youtube utilization in reading learning. The research was conducted

qualitative with descriptive technique. Data collection is done through questionnaires with simple

percentage analysis. The results of this study are that students' perceptions of the use of youtube in

reading learning can (a) make learning fun and motivate, (b) discover new things, (c) create active

learning, (d) create innovative learning, e ) creates creative learning, (f) broadens the horizons, (g)

facilitates the comprehension of reading and information, and (h) makes learning relaxed but

meaningful.

  Keywords: perception, youtube, learning, reading ABSTRAK

  Inovasian pembelajaran dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran. Teknologi dimanfaatkan untuk membantu pelaksanaan pembelajaran yang memberikan kesan kebermaknaan terhadap tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran. Banyak variasi teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam membantu mahasiswa dalam memahami materi bacaan. Satu materi yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran adalah youtube. Youtube dimanfaatkan dalam pembelajaran membaca. Hal ini beralasan bahwa pembelajaran membaca dipandang sebagai pembelajaran yang membosankan dan tidak ada antusias yang baik dari mahasiswa dalam mengikuti mata kuliah membaca. Mereka beranggapan dari tingkat pendidikan rendah mereka sudah mempelajari membaca. Namun, paradigma inilah yang mesti diubah dalam pembelajaran membaca satu cara untuk mengubahnya adalah dengan memanfaatkan youtube. Maslah penelitian ini dirumuskan dengan bagimanakah persepsi mahasiswa terhadap pemanfaatan

  

youtube dalam pembelajaran mata kuliah membaca? Hal ini bertujuan untuk melihat persepsi

  mahasiswa terhadap pemanfaatan youtube dalam pembelajaran membaca. Penelitian dilakukan bersifat kualitatif dengan teknik deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui angket dengan analisis persentase sederhana. Hasil penelitian dalam penelaahan ini adalah bahwa persepsi mahasiswa terhadap pemanfaatan youtube dalam pembelajaran membaca dapat (a) membuat pembelajaran yang menyenangkan dan memotivasi, (b) menemukan hal yang baru, (c) menciptakan pembelajaran aktif, (d) menciptakan pembelajaran inovatif, (e) menciptakan pembelajaran kreatif, (f) memperluas wawasan, (g) mempermudah memahami materi bacaan dan informasi, dan (h) membuat pembelajaran yang santai tetapi bermakna.

  Kata Kunci: persepsi, youtube, pembelajaran, membaca

  Persepsi Mahasiswa terhadap Pemanfaatan Youtube

  Persepsi Mahasiswa terhadap Pemanfaatan Youtube

  PENDAHULUAN

  Persepsi merupakan aktivitas memahami objek berdasarkan sudut pandang seseorang. Pemahaman objek dalam konsep ini memberikan pengertian bagaimana suatu objek dimaknai, difungsikan, dan dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Pengguna dapat memberikan pandangannya terhadap apa yang dialami, dirasakan, dan dilihat berdasarkan informasi yang diperolehnya. Dalam kata lain, persepsi dapat dinyatakan sebagai kegiatan untuk memberikan penilain dari objek tertentu berdasarkan sudut pandang penilai secara peribadi. Sugihartono, dkk (2007.8) memberikan penjelasan bahwa persepsi adalah aktivitas berpikir otak dalam menerjemahkan stimulus atau proses memberikan stimulus terhadap pemaknaan yang masuk melalui alat indera manusia. Berdasarkan pandangan ini dapat dinyatakan bahwa persepsi adalah kegiatan memberikan penilai atau memberikan penerjemahan objek berdasarkan sudut pandang perespon secara peribadi dari informasi yang diterima melalaui indera manusia.

  Persepsi manusia tidak dapat terbentuk begitu saja tetapi memiliki proses syarat dan faktor. Proses yang dimaksud di sini adalah adanya unsur kesengajaan untuk melakukan penilain, penafsiran, dan penginterpretasian suatu objek yang akan diamati. Menurut Toha (2003:145), proses terbentuknya persepsi didasari pada beberapa tahapan, yaitu: pertama stimulus atau rangsangan; yakni adanya pancingan atau rangsangan yang diberikan terhadap suatu objek yang akan diamati. Keduan registrasi; yakni pendaftaran beberapa informasi yang diperolehnya melalaui alat indera yang membantunya mendaftarkan beberapa informasi tersebut ke dalam otak. Ketiga interpretasi; yakni pemberian arti terhadap objek yang diamatinya dengan menghubungkannya dengan pengalaman, pengetahuan, dan informasi-informasi pendukung yang akan membenarkan arti yang akan dipersepasikannya.

  Selanjutnya, dalam pandangan lain persepsi sering dinyatakan sebagai aktivitas yang berintegrasi terhadap indera manusia.

  Oleh sebab itu, persepsi tidak dapat dipisahkan dari perasaan manusia terhadap suatu benda atau konsep yang dimaknainya. Berhubungan dengan hal itu muncullah pandangan yang baik dan buruk. Pandangan yang baik dalam hal ini memberikan arah penilaian perasaan yang baik sesuai perspektif dirinya baikan akan suatu tersebut atau persepsi positif. Berbeda halnya pandangan yang buruk muncul dari perasaan yang buruk akan penilain dari suatu objek atau konsep yang dinilai. Walgito (2004: 70) mengungkapkan bahwa persepsi merupakan suatu proses pengelolaan, pemaknaan, penerjemahan terhadap objek yang diterima oleh manusia sehingga menjadi konsep yang berarti yang terintegrasi dalam diri individu. Berdasarkan pandangan tersebut jelas bahwa persepsi bagian aktivitas manusia yang tidak dapat dipisahkan dari unsur perasaan dan menjadi satuan yang terintegrasi dalam diri individu.

  Setiap manusia memiliki kecenderungan memberikan penilaian dari satu objek mellaui sutut pandang yang berbeda. Perbedaan sudut pandang tersebut dipengaruhi dari mana memberikan penulian terhadap objek yang diamati. Misalnya mengamati gaja dari depan memberikan pandangan bahwa gajah hewan yang memiliki gading dan belalai. Sementara jika ditinjau dari belakang gajah adalah hewan yang memiliki cambuk sebab yang dilihat adalah ekornya. Hal inilah yang menyebabkan pandangan seseorang selalau berbeda-beda tergandung dari sudut mana penilaian tersebut diberikan. Selanjutnya, ada banyak faktor yang dapat menimbulkan persepsi. Menurut Toha (2003: 154), faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang adalah sebagai berikut. Faktor internal; perasaan, sikap dan kepribadian individu, prasangka, keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga minat, dan motivasi. Faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh, pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan gerak, hal-hal baru dan familiar atau ketidak asingan suatu objek. Menurut Walgito (2004:70) faktor-faktor yang berperan Persepsi Mahasiswa terhadap Pemanfaatan Youtube dalam persepsi dapat dikemukakan beberapa faktor, yaitu objek yang dipersepsi, alat indera, syaraf dan susunan syaraf, dan Perhatian

  Semua pandanga tersebut tidak dapat disalahkan, sebab semua memiliki pembuktian sesuai dengan indera yang memberikan penilaiannya. Oleh sebab itu persepsi cenderung bersifat relatif dan menitik beratkan mana pernyataan terbanyak dan dominan digunakan. Selanjutnya, Waidi (2006:118) memberikan penjelasan bahwa persepsi cara pandang seseorang terhadap objek tertentu kemudian berusaha untuk memberikan penafsiran berdasarkan apa yang diamatinya dalam lingkungan sekitar.

  Rakhmat (2007:51) menyatakan persepsi adalah aktivitas pengobservasian benda atau konsep, kejadian, peristiwa yang diperoleh melalui penginderaan, kemudian ditafsirkan dengan cara menyimpulkan pesan dari hasil penganalisisnya. Suharman (2005:23) memberikan keterangan lebih lanjut bahwa persepsi proses menginterpretasikan atau memaknai informasi yang diterima indera manusia melalui sistem perasaan manusia. Persepsi merupakan suatu proses yang dimulai dari penglihatan, perasaan, sikap dan kepribadian individu, prasangka, keinginan atau harapan, perhatian, hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu. Latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh, pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan gerak, hal-hal baru dan familiar atau ketidak asingan suatu objek. Individu sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya ia melakukan interpretasi dari lingkungan yang diamatinya. Dengan kata lain, dapat ditegaskan bahwa persepsi adalah aktivitas atau kegiatan pencatatan indera, pengenalan pola, dan perhatian dari objek yang diamati, kemudian diberikan informasi akan hal ini sehingga menjadi konsep acuan yang dipedomani (Toha, 2003:154)

  Setiap persepsi tidak terjadi begitu saja. Ada beberapa syarat-syarat terbentuknya persepsi. Syarat-syarat tersebut ditelaah bagaimana hubungan objek dangan satuan yang memberikan pemaknaan dari objek tersebut. Menurut Sunaryo (2004:98) syarat- syarat terjadinya persepsi adalah sebagai berikut: (a) adanya objek yang dipersepsi. (b) Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan persepsi. (c) Adanya alat indera/reseptor yaitu alat untuk menerima stimulus. (d) Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak, yang kemudian sebagai alat untuk mengadakan respon.

  Objek yang manjadi sasran persepsi tidaklah bersifat khusus. Semua objek yang dapat diukur dapat dijadikan sebagai sasran untuk dijadikan sebagai bahan penilain. Sasran yang dapat dilakukan persepsi bisa berupa benda, peristiwa, keadaan, atau kondisi tertentu yang memutuhkan penilaian menganai baik dan buruknya peristiwa tersebut. Hal ini juga tidak menutup kemungkinan dalam proses pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan pendekatan, teknik, metode, materi, atau bahan ajar tertentu dalam memberikan pembelajaran yang efektif. Dalam proses pembelajaran responden yang dapat dijadikan data persepsi adalah pendidik atau peserta didik. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah penggunaan pembelaaran tersebut dapat disenangi atau tidak oleh peserta didik. Tujuan adanya persepsi ini adalah memberikan gambaran umum terhadap penilaian sesorang dalam pelaksanaan pembalajaran. Molaga (2015:5) memberikan peryataan dalam penelitian yang dilakukannya terhadap persepsi mahasiswa tentang efektifitas pembelajaran perlu dilakukan sebab menjadi bagian yang terpenting untuk mengukur keberhasilan suaatu proses pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, dapat ditegaskan bahwa persepsi terhadap pembelajaran perlu dilakukan untuk memberikan gambaran dan penilain dari keberhasialan dan kelemahan dari suatu proses pembelajaran.

  Berdasarkan hal tersebut pembelajaran yang efektif perlu dilakukan dengan persiapan yang baik dan matang. Persiapan tersebut dilakukan dan dirancang sebelum proses pembelajaran. Persiapan yang dimaksud misalnya, menyiapkan perangkat, pemilihan pendekatan, strategi, metode, materi, model, dan sampai interumen evaluasi pembelajaran. Persepsi Mahasiswa terhadap Pemanfaatan Youtube Selain itu juga, pendidik perlu memperispkan dan mengombinasikan pembelajarannya dengan teknologi. Menurut Wijaya dan Yadewani (2015:104) “Penggunaan teknologi diharapkan mampu memberikan manfaat yang besar baik di dunia pendidikan maupun didunia bisnis.” Selain itu, Yusriah (2008:53) memberikan pandangan bahwa teknologi informasi dan komunikasi telah mempengaruhi ber-bagai aktivitas kehidupan manusia ter- masuk dunia pendidikan. Berdasarkan hal tersebut dapat ditegaskan bahwa teknologi berperan penting dalam dunia pendidikan.

  Selanjutnya, hal ini juga sesuai dengan kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang tertuang dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) menganai pengintegrasian teknologi ke dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu, dalam pembelajran membaca juga perlu mengintegrasikan teknologi untuk memberikan pembelajaran yang lebih efektif dan menyenagkan. Pembelajaran membaca dianggap pembelajran yang paling membosankan, sebab tingkat motivasi membaca mahasiswa Indonesia masih dilevel rendah dibanding dengan dengara Cina dan negara-negara maju lainnya. Oleh sebab itu, peru kiranya pemanfaatan youtube dalam proses pembelajaran membaca agar mahasiswa tidak merasa bosan dan jenuh ketika mengikuti mata kuliah membaca.

  Youtube merupakan jejaringan yang

  berbentuk audio visual. Youtube merupakan situs sosial yang sangat populer dalam kalangan masyarakat gelobal. Semuan informasi banyak didapatkan dari yotube hingga belahan dunia dapat dicarai informasinya melalui youtube. Seperti yang dinyatakan oleh Keong dan Carol (2013:250) bahwa youtube saat ini dijadikan jejaring sosial yang banyak dimanfaatkan dalam proses pembelajaran.

  Youtube merupakan salah satu

  rangkaian sosial yang sangat popular dalam kalangan masyarakat global. Laman sosial yotube ini telah diasaskan oleh Chad Hurley, Steven Chen dan Jawed Karim. Kini, laman sosial Youtube bukan lagi sekadar digunakan untuk berkongsikan video- video peribadi, komersial dan sebagainya, malah laman sosial

  Youtube juga telah digunakan sebagai salah satu medium pembelajaran.

  Buktinya, pada tahun 2009 dan 2010 laman sosial Youtube telah terpilih sebagai laman perkongsian video yang mendapat undian terbanyak dalam „The Emerging List of Top 100 Tools for Learning‟. Oleh itu, kebenaran bahawa laman sosial Youtube boleh membantu dalam proses pembelajaran seseorang individu (Keong dan Carol, 2013:250)

  Berdasarkan pernyatan tersebut dapat dinyatakan bahwa youtube dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. Pengintegrasian

  youtube dalam pembelajaran memebrikan

  proses pembelajaran yang menarik, inovatif, kratif, dan menyenagkan dalam proses pembelajaran membaca.

  Dalam mengajarkan mata kuliah membaca perlu kiranya memainkan peran

  youtube untuk menciptakan pembelajaran yang

  inovatif. Pemanfaatan youtube dalam mata kuliah membaca ini dilakukan pada mahasiswa semester pertama program studi pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau tahun ajaran 2015-2016. Berdasarkan hal inilah, penulis ingin melakukan penelaahan tentang bagaimana persepsi mahasiswa terhadap pemanfaatan

  youtube dalam pembelajaran mata kuliah

  membaca. Seperti yang diketahui pembelajaran di abad ke-21 memberikan penekanan bahwa pendidik perlu memainkan peran teknologi dalam proses menyiapkan materi dan bahan pembelajaran. Materi dan bahan dapat diakses secepat mungkian dan tidak memerlukan biaya yang begitu banyak. Dengan demikian dibuatlah masalah dalam penelitian ini adalah bagimanakah persepsi mahasiswa terhadap pemanfaatan youtube dalam pembelajaran mata kuliah membaca? Tujuan dalam penelahan ini adalah memberikan gambaran umum apakah pemanfaatan youtube dalam pembalajaran mata kuliah membaca dapat membuat Persepsi Mahasiswa terhadap Pemanfaatan Youtube pembelajaran menjadi efektif. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan penelaah lain untuk dapat memanfaatkan

  youtube dalam mata kuliah lain yang dapat

  youtube . Dengan adanya youtube tingkat

  48

  24

  2 Setuju

  30

  15

  1 Sangat setuju

  Tabel 1 Pembelajaran yang Menyenangkan dan Memotivasi No Kriteria Jumlah Presentase

  membuat pembelajaran yeng menyenagkan dan memotivasi yanki dengan presentase 48%.

  youtube dalam pembelajaran membaca dapat

  literasi mahasiswa menjadi termotivasi. Dari hasil informasi yang dimintai keterangan dari 50 responden penelitian ini dapat diketahui persepsi mahasiswa setuju bahwa pemanfaatan

  memberikan peran penting dalam pembelajaran membaca. Selain itu, motivasi juga dapat diberikan dalam proses pembelajaran. Mahasiswa dirangsang dengan materi yang menarik sehingga mereka lebih giat untuk membaca. Mahasiswa ditayangkan beberapa video dari youtube yang berisi pentingnya kegiatan membaca. Mahasiswa diberikan pemahaman bahwa membaca dapat dijadikan senjata untuk mengenali dunia. Membaca dalam konteks yang moderen ini tidak hanya menggunakan buku, tetapi dapat menggunakan beberapa media, misalnya

  diaplikasikan untuk membantu proses pembelajaran yang aktif, kretaif, inovatif, dan menyenagkan.

  youtube

  pembelajaran membaca youtube dapat membuat pembelajaran yang menyenangkan dan memotivasi. Banyak aktivitas yang menyenagkan dalam proses pembelajaran sehingga mahasiswa dapat dengan mudah memahami informasi bacaan yang ada di dalam youtube. Mereka merasa senang dengan pembelajaran yang melibatkan teknologi sebab dapat memotivasi mereka untuk memahami informasi lebih jauh. Hal ini membuktikan

  youtube dapat diketahui bahwa dalam

  Setelah dilakukan penelaahan terhadap persepsi mahasiswa terhadap pemanfaatan

  1. Pembelajaran yang Menyenangkan dan Memotivasi

  mahasiswa. Mereka merasa senang dengan pembelajaran yang mengintegrasikan atau memanfaatkan teknologi dalam pelaksanaan pembelajaran. Lebih jelas menganai hasil penelaahan ini berikut akan disajikan secara rinci tentang bagaimana persepsi mahasiswa terhadap pemanfaatan youtube dalam pembelajaran mata kuliah membaca.

  youtube direspon positif oleh kalangan

  Berdasarkan hasil penelaahan yang telah dilakukan, teridentifikasi beberapa hasil dalam penelitian ini. Penelitian ini mendeskripsikan tentang persepsi mahasiswa terhadap pemanfaatan youtube dalam pembelajaran mata kuliah membaca. Dalam hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa persepsi mahasiwa terhadap pemanfaatan teknologi terutama

  Kualitatif memiliki arti penelitian yang memaparkan data berdasarkan data faktual yang diperoleh dari lapangan dan dilaporkan berdasarkan data kontruksi bahasa, bukan data yang berbentuk angka. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan memaparkan keadaan objek yang diselidiki (seseorang, lembaga, masyarakat) sebagaimana asalnya, berdasarkan fakta-fakta yang aktual pada saat sekarang (Basori, 2013:101). Pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan data hasil angket/kuisioner tentang persepsi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Islam Riau terhadap pemanfaatan youtube dalam pembelajran mata kuliah membaca. Data diperoleh dari mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Islam Riau Pekanbaru semester pertama tahun 2015/2016 yang mengambil mata kuliah membaca sejumlah orang. Analisis data dilakukan dengan mencari rerata dan presentase hasil angket/kuisioner dari responden penelitian.

  METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian kualitatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  dimintai keterangan tentang bagaimana

  3 Cukup setuju

  9

  18

  pemanfaatan youtube dalam pembelajaran

  4 Tidak setuju

  2

  4

  membaca diketahui bahwa 42% mahasiswa

  5 Sangat tidak setuju

  setuju bahwa youtube dapat membuat

  50 100

  mahasiswa tergugah untuk menemukan hal yang baru dalam proses memahami isi bacaan Berdasarkan tebel tersebut dapat diketahui yang ada di dalam youtube. bahwa dari 50 responden yang dimintai keterangan 30% memberikan pernyatan sangat

  Tabel 2

  setuju, 48% menyatakan setuju, dan 18 persen

  Tergugah Menemukan Hal yang Baru cukup setuju, dan 0% menyatakan tidak setuju.

  Persentase setuju dengan sangat setuju

  No Kriteria Jumlah Presentase

  menduduku posisi terbanyak dalam persepsi

  1 Sangat setuju

  10

  20

  mahasiswa. Hal ini membuktikan dengan

  2 Setuju

  21

  42

  memanfatkan youtube dalam pembelajaran

  3 Cukup setuju

  10

  20

  membaca menjadi satu model atau cara memberikan motivasi membaca dan membuat

  4 Tidak setuju

  5

  10 pembelajaran lebih menyenagkan.

  5 Sangat tidak setuju

  4

  8 50 100 Grafik 1

  Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui

  Pembelajaran yang Menyenangkan

  bahwa 20% menyatakan sangat setuju, 42%

  dan Memotivasi

  setuju, 20% cukup setuju, 10% tidak setuju,

  60

  dan 8% sangat tidak setuju. Presentase terbanyak yakni pada kategori setuju 42%. Hal

  50

  ini membuktikan bahwa mahasiswa setuju bahwa pemanfaatan youtube dalam

  40

  pembelajaran membaca dapat membuat

  30 mahasiswa tergugah dengan hal-hal baru.

20 Grafik 2

  Tergugah Menemukan Hal yang Baru

  10

  45

  40 Sangat Setuju Cukup Tidak Sangat

  35 Setuju Setuju Setuju Tidak

  30 setuju

  25

  20

2. Membuat Mahasiswa Tergugah

  15 Menemukan Hal yang Baru

  10 Pembelajaran membaca dengan memanfatkan youtube juga dapat membuat mahasiswa

  5

  tergugah menemukan hal-hal baru. Mengapa tidak dengan youtube mahasiswa merasa

  Sangat Setuju Cukup Tidak Sangat

  terpancing untuk mencari informasi-informasi

  setuju Setuju Setuju Tidak

  baru dari materi yang telah dipelajari dalam

  Setuju

  proses pembelajaran membaca. Penayangan video insviratif membaca memberikan

  3. Menciptakan Pembelajaran yang Aktif

  pengaruh terhadap rasa kemauan mahasiswa Pembelajaran yang aktif adalah pembelajaran untuk mencari informasi-informasi baru dari yang bersentral pada mahasiswa. Titik fokus hasil bacaan. Berdasarkan 50 responden yang pembelajaran yang aktif adalah mahasiswa dan

  Persepsi Mahasiswa terhadap Pemanfaatan Youtube

  Persepsi Mahasiswa terhadap Pemanfaatan Youtube hasil yang didapatkan oleh mahasiswa tersebut setelah mengikuti pembelajaran. Satu cara untuk membuat pembelajaran menjadi aktif adalah dengan memanfaatkan youtube. Dalam hal ini youtube dimanfaatkan dalam proses pembelajaran membaca. Mahasiswa diberikan tayangan tentang materi yang akan dipelajari melalui media youtube. Kondisi inilah yang memberikan respon positif terhadap mahasiswa, mereka merasa pembelajaran lebih berarti walaupun kondisi pembelajaran santai.

  10

  Pembelajaran membaca yang memanfaatkan

  youtube dapat menciptakan pembelajaran yang

  inovatif. Pembelajaran yang inovatif adalah pembelajaran yang memusatkan perhatian pada mahasiswa dengan memberikan peluang penuh kepada mahasiswa untuk mengkonstruksi secara mandiri dan memberikan pemaknaan akan informasi yang diperolehnya melalui tayangan video di

  youtube . Mahasiswa dituntut untuk

  menginteranalisasi, membantuk kembali, atau menstransformasikan informasi baru. Dalam hal ini mahasiswa dituntut untuk mengkostruksi informasi yang diperolehnya dengan landasan berpikir secara kritis. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari 50 responden diketahui bahwa persepsi mahasiswa terhadap pemanfaatan youtube dalam pembelajaran membaca berkategori tinggi dengan presentase 64%. Data secara terperinci dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

  5

  15

  Grafik 3 Menciptakan Pembelajaran yang Aktif

  20

  25

  30

  35

  40

  45 Sangat setuju Setuju Cukup Setuju

  Tidak Setuju Sangat Tidak

  4. Menciptakan Pembelajaran yang Inovatif

  38% setuju, 10% cukup setuju, dan 2% sangat setuju. Hal ini memberikan pemahaman kepada kita bahwa pemanfaatan youtube dalam pembelajaran membaca dapat menciptakan pembelajaran yang aktif.

  Mereka juga dituntut untuk aktif memunculkan ide atau pendapat dari hasil berpikir kritis terhadap materi yang disampaikan melalui tayangan video youtube. Setelah mereka menyaksikan materi yang dipaparkan, mahasiswa diminta untuk memberikan komentar dan kritikan secara selektif tentang isi materi yang diinformasikan melalui video youtube . Dalam proses pemberian kritik mahasiswa dituntut untuk dapat berpikir secara kritis dan logis. Dengan demikian, menjadikan pembelajar aktif dalam diskusi dua arah antara mahsiswa yang satu dengan mahasiswa yang lain. Dalam hal ini dosen hanya sebagai vasilitator untuk menghubungkan mahasiswa yang akan memberikan tanggapannya secara aktif. Dari hasil informasi yang didapat dari 50 responden dapat diketahui bahwa 46% menyatakan bahwa mereka sangat setuju bahwa pemanfaatan youtube dalam pembelajaran membaca dapat menciptakan pembelajaran yang aktif.

  3 Cukup setuju

  Tabel 3 Menciptakan Pembelajaran yang Aktif No Kriteria Jumlah Presentase

  1 Sangat setuju

  23

  46

  2 Setuju

  19

  38

  5

  Berdasarkan data di atas dapat dikethui bahwa persepsi mahasiswa sangat setuju dengan pemanfaatan youtube dalam pembelajaran membaca dapat menciptakan pembelajaran yang aktif yakni dengan 46%. Selanjutnya

  10

  4 Tidak setuju

  2

  4

  5 Sangat tidak setuju

  1

  2 50 100

  Setuju Persepsi Mahasiswa terhadap Pemanfaatan Youtube

  Tebel 4 Menciptakan Pembelajaran yang Inovatif No Kriteria Jumlah Presentase

  70 Sangat Setuju Setuju Cukup Setuju

  3

  6

  5 Sangat tidak setuju 50 100

  Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa pemanfaatan youtube dalam pembelajaran membaca berkategori tinggi yakni 68% dengan distribusi jawaban sangat setuju, 16% setuju, 10% cukup setuju, 6% tidak setuju, dan 0% sangat tidak setuju. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran membaca dengan memanfaatkan youtube memiliki pengaruh yang penting terhadap menciptakan pembelajaran yang kreatif.

  Grafik 5 Menciptakan Pembelajaran yang Kreatif

  10

  20

  30

  40

  50

  60

  Tidak Setuju Sangat Tidak

  10

  Setuju

  10

  20

  30

  40

  50

  60

  70

  80 Sangat Setuju Setuju Cukup Setuju

  Tidak Setuju Sangat Tidak

  Setuju

  4 Tidak setuju

  5

  1 Sangat setuju

  5 Sangat tidak setuju 50 100

  32

  64

  2 Setuju

  11

  22

  3 Cukup setuju

  5

  10

  4 Tidak setuju

  2

  4

  Berdasarkan informasi dari tabel tersebut dapat diketahui 64% sangat setuju, 22% setuju, 10% cukup setuju, 4% tidak setuju, dan 0% sangat tidak setuju. Hal ini memberikan pemahaman kepada kita bahwa pemanfaatan

  3 Cukup setuju

  youtube dalam pembelajaran membaca

  berperan penting sebab dapat menciptakan pembelajaran yang inovatif. Pembelajaran yang difokuskan pada mahasiswa dengan menkonstruksi kembali informasi yang diperoleh dari tayangan video dari youtube.

  Grafik 4 Menciptakan Pembelajaran yang Inovatif

  Pembelajaran yang kretif adalah cara membelajarkan mahasiswa dengan memberikan peluang penuh kepada mahasiswa untuk memilih caranya sendiri dalam belajar dan bertanya. Mahasiswa dibebaskan melakukan aktivitas yang beragam untuk mengembangkan keterampilan, sikap, dan pemahamannya terhadap sumber materi ajar.

  Materi yang disampaikan dalam hal ini adalah video tentang membaca yang ditanyangkan melalui youtube. Mahasiswa diberikan peluang penuh sekreatif mungkin untuk memahami materi sesuai dengan tingkan pemahaman mereka masing-masing. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari 50 responden diketahui bahwa pemanfaatan yourube dalam pembelajaran membaca dapat menciptakan pembelajaran yang kreatif hal ini terlihat 68% persepsi mahasiswa menjawab sangat setuju.

  Tebel 5 Menciptakan Pembelajaran yang Kreatif No Kriteria Jumlah Presentase

  1 Sangat setuju

  34

  68

  2 Setuju

  8

  16

5. Menciptakan Pembelajaran yang Kreatif

6. Memperluas Wawasan

  10

  18 50 100

  Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pemanfaatan youtube dalam pembalajaran membaca berperan penting terhadap wawasan yang akan diperoleh. Dengan seringnya memanfaatkan youtube maka wawasan mahasiswa semakin bertambah. Banyak hal-hal baru yang tidak diketahui sebelumnya tentang ilmu pengetahuan dengan youtube mereka dapat mengetahuinya dengan mudah dan cepat karena youtube dapat diakses dengan mudah dan cepat. Berdasarkan hal ini 10% mahasiswa sangat setuju terhadap pemanfaatan youtube dapat menambah wawasan mahasiswa, 30% mahasiswa setuju, 24% cukup setuju, dan 14% tidak setuju, dan 18% sangat tidak setuju. Berdasarkan informasi dari 50 responden dapat diketahui bahwa persepsi mahasiswa setuju bahwa pemanfaatan youtube dalam pembelajaran membaca dapat menambah wawasan.

  Grafik 6 Memperluas Wawasan

  7. Mempermudah Memahami Materi Bacaan dan Informasi

  Pemanfaatan youtube dalam pembelajaran membaca ternyata dapat memberikan kemudahan kepada mahasiswa dalam memahmi materi bacaan atau informasi bacaan. Dengan kata lain mahasiswa dimudahkan memahami informasi dengan cara apa yang dilihat, dialami, dan dirasakan dalam pembelajaran memberikan konstribusi yang penting untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran dilaksanakan dengan kekontekstualan dari permasalahan yang sedang dialmi olaeh mahasiswa. Mahasiswa dimudahkan untuk memahami informasi dengan bantuan video yang ditayangkan melalui youtube. Semua informasi tersedia di laman youtube. Mahasiswa juga diberikan kemudahan dalam mengikuti pembelajaran sesuai dengan cara mereka sendiri belajar. Mahasiswa diajak untuk memahami berbagai informasi menganai

  5

  15

  5 Sangat tidak setuju

  20

  25

  30

  35 Sangat Setuju Setuju Cukup Setuju

  Tidak Setuju Sangat Tidak

  Setuju

  9

  Persepsi Mahasiswa terhadap Pemanfaatan Youtube

  Wawasan dapat diperluas dengan beberapa cara. Wawasan biasanya berhubungan dengan cara pandang seseorang terhadap objek yang dinilai. Begitu juga dengan pembelajaran, pembelajaran ternyata dapat memberikan masukan yang berarti dalam memperluas wawasan seseorang. Sebab belajar tidak hanya dilakukan secara formal tetapi juga dapat dilakukan secara empiris. Berdasarkan hal tersebut penelaahan ini memanfaatkan youtube dalam pembelajaran membaca. Dengan adanya

  14

  youtube dalam pembelajaran membaca dapat

  menambah wawasan mahasiswa. Mahasiswa dapat berbagai hal yang baru dari materi yang tayangkan mengenai membaca di youtube dan memberikan ilmu yang belum dipahaminya secara mendalam. Selain itu, mahasiswa juga dapat mencari beberapa informasi bacaan lain tentang membaca sehingga kekayaan intelektual mahasiswa selalu bertambah dan terkini. Berdasarkan informasi dari

  50 responden dapat diketahui bahwa persepsi mahasiswa setuju bahwa pemanfaatan youtube dalam pembelajaran membaca dapat menambah wawasan.

  Tebel 6 Memperluas Wawasan No Kriteria Jumlah Presentase

  1 Sangat setuju

  7

  2 Setuju

  7

  15

  30

  3 Cukup setuju

  12

  24

  4 Tidak setuju

  14 Persepsi Mahasiswa terhadap Pemanfaatan Youtube membaca melalui laman youtube. Namun akses yang dilakukan oleh mahasiswa bukan bebas tanpa batas melainkan dengan pengawasan dan perintah dari dosen. Sebab jika mahasiswa diminta untuk bebas mengakses laman, maka pembelajaran yang diinginkan tidak akan tercapai. Jadi dosen harus memberikan pengawasan yang baik dalam proses pembelajaran membaca dengan memanfaatkan youtube. Berdasarkan hasil informasi yang diperoleh dari 50 responden terkait tentang persepsi mahasiswa terhadap pemanfaatan youtube dalam pembelajaran membaca berkategori tinggi, yakni dengan 52% menyatakan sangat setuju bahwa youtube dapat mempermudah mahasiswa dalam memahami materi bacaan atau informasi.

  Tebel 7 Mempermudah Memahami Materi Bacaan dan Informasi No Kriteria Jumlah Presentase

  Berdasarkan data dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pemnfaatan youtube dalam pembelajaran membaca memiliki pengaruh yang baik terhadap pembelajaran membaca. Persepsi mahasiswa terkait tentang pemanfaatan youtube dalam pembelajaran membaca dapat diketahui bahwa 52% menyatakan sangat setuju dapat mempermudah mahasiswa memahami materi bacaan dan informasi bacaan. Selanjutnya, 24% menyatakan setuju, 22% menyatakan cukup setuju, tidak setuju 0%, dan sangat tidak setujua 2%. Hal ini membuktikan bahwa pemanfaatan youtube dalam pembelajaran membaca dapat mempermudah mahasiswa memahami materi bacaan dan informasi bacaan.

  Tidak Setuju Sangat Tidak

  60 Sangat Setuju Setuju Cukup Setuju

  50

  40

  30

  20

  10

  50 responden terkait tentang pemanfataan youtube

  Pembelajaran di abad ke-21 memberikan rekomendasi bahwa pembelajaran harus bersifat santai dan bermakna. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) juga diberikan penegasan bahwa pembelajaran harus dipadukan dengan teknologi dan informasi agar pembelajaran dapat bersifat bermakna. Dalam proses pembelajaran membaca dimanfaatkan youtube dalam pelaksanaannya ternyata hasil persepsi mahasiswa menandakan bahwa youtube berperan ampuh dalam menciptakan pembelajaran membaca yang bersifat santai dan bermakna. Santai yang dimaksud dalam pembelajaran ini bukanlah santai dalam konteks negatif (santai tanpa melakukan aktivitas pembelajaran) mahasiswa tetap melakukan aktivitas pembelajaran namun diberikan kebebasan kepada mereka masing- masing bagaimana menyikapi pembelajaran dengan hasil akhir ada informasi yang didapatkannya. Mahasiswa tidak dipaksa harus melakukan kegiatan namun mereka akan melakukan pembelajaran dengan cara mereka sendiri tetapi tetap dalam koredor tujuan yang sama. Berdasarkan hasil informasi

  8. Membuat Pembelajaran yang Santai tetapi Bermakna

  Grafik 7 Mempermudah Memahami Materi Bacaan dan Informasi

  2 50 100

  1 Sangat setuju

  1

  5 Sangat tidak setuju

  4 Tidak setuju

  22

  11

  3 Cukup setuju

  24

  12

  2 Setuju

  52

  26

  Setuju Persepsi Mahasiswa terhadap Pemanfaatan Youtube dalam pembelajaran membaca dapat diketahui bahwa mahasiswa sangan setuju bahwa pemanfaatan youtube dapat menciptakan pembelajaran santai dan bermakna.

  Tabel 8 Membuat Pembelajaran yang Santai tetapi Bermakna No Kriteria Jumlah Presentase

  10

  pembelajaran yang dapat dilakukan untuk merekonstruksi pembelajaran yang sudah ada. Dengan memanfaatkan youtube dalam pembelajaran membaca mahasiswa lebih antusias mengikuti pembelajaran membaca. Kerinduan dan keantusiasan mahasiswa itulah yang akan kita harapkan dalam pembelajaran. Selain itu, pembelajaran mesti melibatkan teknologi apapaun bentuk aplikasi yang diagunakan dapat memberikan kesan yang baik dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pemanfaatan youtube dalam pembelajaran membaca dapat (a) membuat pembelajaran yang menyenangkan dan memotivasi, (b) membuat mahasiswa tergugah menemukan hal yang baru, (c) menciptakan pembelajaran yang aktif, (d) menciptakan pembelajaran yang inovatif, (e) menciptakan pembelajaran yang kreatif, (f) memperluas wawasan, (g) mempermudah memahami materi bacaan dan informasi, (h) membuat pembelajaran yang santai tetapi bermakna.

  REFERENSI Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan.

  Yogyakarta: UNY Press. Walgito, Bomo. 2004. Psikologi Umum.

  Yogyakarta: Andi. Keong, Tan Choon dan Carol Binti Abu. 2013.

  Pengaplikasian Video Youtube: Bahan Bantu Mengajar (BBM) dalam Proses Pengajaran dan Pembelajaran Mata Pelajaran Sains Sosial. Seminar Pendidikan Sejarah dan Geografi 2013 (UMS, 29 – 30 Ogos 2013) Wijaya, Reni dan Dorris Yadewani. 2015.

  Persepsi Mahasiswa terhadap Pemanfaatan E-Commerce. Jurnal Teknologi Informasi & Pendidikan

  20

  Berdasarhan hasil peneltian yang telah dilakukan terkait tentang persepsi mahasiswa terhadap pemanfaatan youtube dalam pembelajaran membaca dapat dikethui bahwa

  30

  40

  50

  60

  70 Sangat Setuju Setuju Cukup Setuju

  Tidak Setuju Sangat Tidak

  youtube dapat dijadikan satu sarana

  Grafik 8 Membuat Pembelajaran yang Santai tetapi Bermakna SIMPULAN

  1 Sangat setuju

  3

  29

  58

  2 Setuju

  11

  22

  3 Cukup setuju

  6

  Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pemanfaatan youtube dalam pembelajaran dapat menciptakan pembelajaran yang santai dan bermakna. Mahasiswa tidak tegang dalam mengikuti pembelajaran, sebab ketegangan mahasiswa dalam pengikuti pembelajaran dapat mengakibatkan informasi yang akan dicapai tidak sesuai tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai dengan baik. Hal ini disebabkan bahwa pembelajaran tidak dilakukan dengan santai tetapi menegangkan. Dari hasil persepsi mahasiswa terhadap pemanfaatan youtube dalam pembelajaran membaca diketahui 58% menyatakan sangat setuju, 22% menyatakan setuju, 6% menyatakan cukup setuju, dan 8% menyatakan tidak setuju, dan 6% menyatakan sangat tidak setuju bahwa pemanfatan youtube dalam pembelajaran membaca dapat menciptakan pembelajaran yang santai dan bermakna.

  4 Tidak setuju

  4

  8

  5 Sangat tidak setuju

  3

  6 50 100

  Setuju ISSN: 2086-4981 VOL. 8 NO. 1 Maret 2015. Yusriyah, Kiayati. 2008. Persepsi Mahasiswa terhadap Manfaat dan Kemudahan

  Penggunaan V-Lab Riset Operasional. Jurnal Psikologi Volume 2, No. 1, Desember 2008

  Basori, 2013. Pemanfaatan Social Learning

  Network

  ”Edmodo” dalam Membantu Perkuliahan Teori Bodi Otomotif di Prodi PTM JPTK FKIP UNS.

  JIPTEK, Vol. VI No.2, Juli 2013. Page; 99-105. Molaga. 2015. Persepsi Mahasiswa terhadap

  Efektifitas Pembelajaran melalui Grup di Facebook. Jurnal JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ISSN. 2442- 6962 Vol. 4, No. 1 (2015) 1 www.publikasi.unitri.ac.id

  Toha, Miftah. 2003. Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya.

  Jakarta: Raja Grafindo Persada. Rakhmat, Jalaludian. 2007. Psikologi

  Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya. Waidi. 2006. The Art of Re-enggineering Your Mind of Success. Jakarta: Gramedia. Suharman. 2005. Psikologi Kognitif.

  Surabaya: Srikandi. Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan.

  Jakarta: EGC.

  Persepsi Mahasiswa terhadap Pemanfaatan Youtube