Efektivitas model pembelajaran problem-learning dengan metode peer tutoring berbantuan geogebra pada dimensi tiga dalam upaya meningkatkan motivasi dan prestasi belajar matematika siswa

  Efektivitas Pembelajaran Model Problem Based Learning .....

  Maria Ernawati Milla Tana, Supriyoko, Samsi Haryanto

  1 Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Website: www.mpd.ustjogja.ac.id Email: pep.s2@ustjogja.ac.id

  

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

LEARNING DENGAN METODE PEER TUTORING BERBANTUAN GEOGEBRA PADA

DIMENSI TIGA DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI

BELAJAR MATEMATIKA SISWA

EFFECTIVENESS OF PROBLEM BASED LEARNING MODEL

LEARNING WITH GEOGEBRA HELPING PEER TUTORING METHOD ON THREE

DIMENSIONS IN EFFORTS TO INCREASE MOTIVATION AND STUDENT LEARNING

ACHIEVEMENT

Maria Ernawati Milla Tana, Supriyoko, Samsi Haryanto

  

Maria Ernawati Milla Tana, Supriyoko, Samsi haryanto

Email: ernasman7@gmail.co m

  Email:ernasman7@gmail.com

  

Abstrak

  Penelitian ini bertujuan menganalis efektifitas penggunaan model problem based learning dengan metode peer tutoring berbantuan geogebra pada materi dimensi tiga untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas Kurt Lewin dengan tiga siklus dan pendekatan kualitatif. Metode peer tutoring berhasil (1) meningkatkan motivasi belajar siswa tercermin dari naiknya presentasi siswa bemotivasi belajar tinggi dari siklus 1 ke siklus 3. (2) meningkatkan prestasi tercermin dari naiknya persentase siswa dengan nilai melampau KKM dari siklus 1 ke siklus 3. (3) memiliki efektivitas tinggi diukur dengan metode evaluasi Kirk Patick. Dengan demikian, metode Peer tutoring dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa pada dimensi tiga.

  Kata kunci : efektifitas, peer tutoring, motivasi belajar, prestasi belajar

Abstract

This study aims to analyze the effectiveness of the use of problem based learning model with

geogebra assisted peer-tutoring method on three dimensional material to improve student's learning

motivation and achievement. The method used is Kurt Lewin class action research with three cycles

and a qualitative approach. The method of peer tutoring succeeds (1) improves students 'learning

motivation as reflected in the increase of students' high learning motivation presentation from cycle 1

to cycle 3. (2) improving achievement is reflected from the increase of percentage of students with

value beyond KKM from cycle 1 to cycle 3. (3) has a high effectiveness measured by Kirk Patick's

evaluation method. Thus, Peer tutoring method can improve student's motivation and achievement in

dimension three.

  Keywords: effectiveness, peer tutoring, learning motivation, learning achievement WIYATA DHARMA: Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan WIYATA DHARMA Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Volume V, Nomor 1, Mei 2017

  2 Pendahuluan

  Latar Belakang Kemampuan untuk menyerap materi dalam sebuah topik pembelajaran matematika pada umumnya berbeda antara satu peserta didik dan peserta didik lainnya. Siswa cenderung memandang pelajaran Matematika sebagai pelajaran yang sulit karena membutuhkan kemampuan yang tinggi dalam memahami konsep-konsep abstrak.

  Ketidakmampuan menguasai konsep-konsep abstrak menyebabkan hasil belajar matematika siswa cenderung tidak maksimal.

  Kesulitan mempelajari Matematika juga dialami siswa kelas X-3 SMA negeri 7 Yogyakarta. Kesulitan ini tercermin dari laporan hasil ulangan akhir semester tahun ajaran 2014/2015 yang menunjukkan bahwa dari 78 siswa kelas X-3, terdapat 36 orang yang memperoleh nilai kurang dari KKM. Analisis awal memperkirakan bahwa rendahnya prestasi belajar disebabkan oleh (1) persepsi siswa bahwa Matematika adalah pelajaran yang sukar; (2) motivasi belajar siswa yang rendah yang tercermin dari sikap siswa cendrung pasif, diam, jarang bertanya dan nampak kurang bergairah dalam mengerjakan soal yang diberikan oleh guru; (2) metode mengajar di mana guru sangat dominan dalam berceramah dan tidak melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Alasan Penelitian

  Alasan di atas yang mendorong peneliti melakukan penelitian untuk menemukan sebab rendahnya prestasi belajar siswa di kelas X-3 di atas. Selain itu, penelitian ini juga hendak mengembangkan solusi untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika di kelas X-3 SMA negeri 7 Yogyakarta.

  Permasalahan Penelitian Permasalahan penelitian yang hendak dijawab adalah (1) Bagaimana menerapkan model pembelajaran berbasis masalah dengan metode Peer Tutoring dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar matematika pada materi Dimensi tiga di kelas X-3 SMA Negeri

  7 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2014/2015?; (2) Mengapa model pembelajaran berbasis masalah dengan metode peer tutoring dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar matematika pada materi Dimensi tiga di kelas X-3 SMA Negeri 7 Yogyakarta Tahun

  Pelajaran 2014/2015?; (3) Bagaimana efektifitas model pembelajaran berbasis masalah dengan metode peer tutoring dalam meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar matematika pada materi Dimensi Tiga di kelas X-3 SMA jika dibandingkan dengan metode konvensional?

  Tinjauan Teori

  Pemikir konstruktivisme sosial seperti Vigotsky (1978) berargumen bahwa konstruksi ilmu pengetahuan dari prestasi belajar dapat diinternalisasikan dan ditransformasikan melalui interaksi interpersonal dengan orang lain. Melalui interaksi sosial dengan orang lain, siswa dapat mengkontruksi pengetahuan tentang dunia sekitar atau tentang fenomena tertentu.

  Pendapat Peneliti-peneliti pendidikan lain juga mendukung argumen Vigotsky. Mereka berpendapat bahwa siswa akan memperoleh manfaat besar dalam perkembangan pengetahuan jika mereka mau berinteraksi dengan orang lain (Miftaful Huda, 2013,p.19).

  Dalam proses pembelajaran, gagasan kontruktivisme sosial tentang proses kontruksi pengetahuan kemudian diterapkan dalam berbagai model pembelajaran yang menuntut keterlibatan, partisipasi siswa dan kerjasama antar siswa. Salah satu model adalah Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yakni suatu model pembelajaran dimana pembelajar bertemu dengan suatu masalah yang tersusun sistematis; penemuan terpusat pada pembelajar dan poses refleksi (Teacher

  and Edcucational Development, 2002). Selain

  Vigotsky, model PBL memiliki akar teoritis dalam pemikiran Jean Piaget tentang dorongan keingintahuan dan keinginan belajar terus- menerus, teori belajar bermakna David Ausubel, teori social learning yang dikemukan Albert Bandura dan Teori belajar Jerome S. Brunner. Kalau Bandura menekankan pada konteks sosial pembelajaran, maka Brunner menekankan metode penemuan dimana peserta didik menemukan kembali, bukan menemukan yang sama sekali benar- benar baru.

  Melalui PBL, siswa didorong menemukan pengetahuan baru melalui penyelesaian masalah. Secara garis besar PBL terdiri dari kegiatan menyajikan kepada peserta didik suatu situasi masalah yang autentik dan bermakna, membimbing siswa untuk menyelidiki melalui penelitian inidvidu dan

  Efektivitas Pembelajaran Model Problem Based Learning .....

  Maria Ernawati Milla Tana, Supriyoko, Samsi Haryanto WIYATA DHARMA: Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

  3

  kelompok, menyajikan hasil temuan dan diakhiri dengan analisis dan evaluasi siswa yang mengarah pada pemecahan masalah (Dokumen KTSP 2013).

  Model PBL kemudian dijalankan melalui penerapan metode Peer Tutoring (Tutor Sebaya). Metode Peer Tutoring adalah metode pembelajaran yang menekankan pemanfaatan tutor sebaya dalam diskusi kelompok. Menurut Aria Djalil (2011,p.3,45), metode tutor sebaya dapat dijalan dengan langkah- langkah: (1) Memperkenalkan materi dalam buku yang harus ditutorialkan dengan cara mendorong tutor mempelajarinya; (2) melatih menggunakan media yang digunakan (3) melatih siswa untuk membuat penilaian, misalnya dilatih untuk mengajukan pertanyaan, menilai teman sesuai pedoman penilaian yang ada. Metode pembelajaran peer tutoring menekankan keterlibatan siswa sebagai perpanjangan tangan guru dalam diskusi kelompok. Oleh karena itu tutor dipilih secara musyawarah dengan mempertimbangakan kemampuan akademik dan kecakapan sosial.

  Metode Penelitian

  Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki empat tahap yang dirumuskan oleh Lewin (Kemmis dan Mc Taggar, 1992) yaitu Planning (Rencana),

  Action (Tindakan), Observation (Pengamatan),

  dan Reflection (Refleksi). Penelitian dilakukan dari bulan April sampai Juni 2015 dengan lokasi di SMA Negeri 7 Yogyakarta yang bertempat di Jalan MT Haryono No. 47 Yogyakarta. Kelompok yang diteliti 32 siswa kelas X-3 tahun ajaran 2015/2016. Dari 32 siswa, pria 11 orang dan wanita 21 orang. Kelas X-3 ini dijadikan subyek penelitian karena hasil ujian akhir Matematika kelas ini lebih rendah dibandingkan dengan kelas lain.

  Topik yang digunakan untuk menganalisis pengaruh peer tutoring pada motivasi dan prestasi siswa adalah dimensi tiga. Kompetensi dasar yang dikembangkan adalah : (1) Siswa dapat menentukan kedudukan titik,garis dan bidang dalam ruang,(2) Siswa dapat menentukan jarak titik, garis dan bidang dalam ruang dan (3) Siswa dapat mengukur sudut antara garis dengan garis, garis dengan bidang, dan bidang dengan bidang dalam ruang

  Alat bantu yang digunakan dalam menggambar ruang dalam siswa belajar dimensi tiga adalah Geogebra. Keunggulan Geogebra antara lain: (1) dapat menghasilkan lukisan-lukisan geometri dengan cepat dan teliti dibandingkan dengan menggunakan pensil, penggaris, atau jangka. (2) Adanya fasilitas animasi dan gerakan-gerakan manipulasi (dragging) pada program Geogebra dapat memberikan pengalaman visual yang lebih jelas kepada siswa dalam memahami konsep geometri. (3) Dapat dimanfaatkan sebagai balikan/evaluasi untuk memastikan bahwa lukisan yang telah dibuat benar. (4) Mempermudah guru/siswa untuk menyelidiki atau menunjukka sifat-sifat yang berlaku pada suatu geometri.

  Setelah tindakan dilakukan, data motivasi dikumpulkan dengan angket yang terdiri dari 30 pertanyaan yang mengukur dampak metode pada peningkatan motivasi belajar. Data prestasi dikumpulkan melalui tes pada setiap akhir siklus. Data tes prestasi dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Sedangkan efektifitas tindakan dievaluasi dengan model evaluasi Kirkpatrick yang mencakup evaluasi reaksi, evaluasi belajar, evaluasi proses dan evaluasi prestasi.

  Hasil dan Pembahasan

  Secara umum, penelitian ini menemukan bahwa penggunaan metode peer tutoring dengan bantuan geogebra pada topik dimensi tiga memiliki efektivitas dalam meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa. Pengukuran yang dilakukan pasca penerapan metode menunjukkan peningkatan prestasi dan motivasi belajar siswa. Peningkatan Motivasi

  Dari hasil angket, motivasi peserta didik SMA Negeri 7 Yogyakarta pada pembelajaran dengan model PBL dengan metode peer tutoring mengalami peningkatan signifikan. Pada siklus 1, skor rata-rata motivasi belajar siswa adalah 82,90. Dari segi jumlah, siswa bermotivasi tinggi ada 19 orang, siswa bermotivasi rendah 13 orang. Persentasi siswa bermotivasi tinggi adalah 59,38 %, sedangkan 40,62 % siswa masih bermotivasi sedang. Pada siklus 2 terjadi peningkatan motivasi di mana rata-rata skor motivasi belajar 83,45. Dari segi jumlah, sebanyak 24 WIYATA DHARMA Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Volume V, Nomor 1, Mei 2017

  4 siswa dengan skor motivasi tinggi dan 8 siswa memiliki motivasi sedang. Persentasi siswa dengan skor motivasi tinggi naik menjadi 75 %. Kecenderungan positif dalam motivasi terjadi dalam siklus 3 di mana terdapat 29 siswa didata memperoleh skor motivasi tinggi, dengan skor rata-rata 85,13. Persentasi siswa dengan perolehan skor motivasi tinggi ada 90,62 %.

  Dengan demikian, penggunaan metode tutor sebaya mendorong kenaikan motivasi siswa untuk mempelajari matematika. Diagram 1 menggambarkan kenaikan presentasi siswa dengan motivasi belajar tinggi dalam tiga siklus penelitian tindakan kelas.

  Gambar 1. Peningkatan Skor Motivasi Siswa Peningkatan Prestasi Seperti motivasi, prestasi belajar siswa juga mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 3. Pada siklus 1, rata-rata nilai tes adalah sebesar 68,75. Dari 32 siswa yang ada, 19 siswa mendapatkan nilai kurang dari 75, sedangkan 13 siswa telah mendapatkan nilai di atas batas tuntas dan persentase ketuntasan 40,6%. Ketuntasan ini belum sesuai dengan target yang diharapkan yaitu lebih dari 80%..

  Pada siklus 2, rata-rata nilai yaitu sebesar 73,44. Dari 32 siswa yang ada, 12 siswa mendapatkan nilai kurang dari 75, sedangkan 20 siswa telah mendapatkan nilai di atas batas tuntas dan persentase ketuntasan 62,5%. Ketuntasan ini belum sesuai dengan target yang diharapkan yaitu lebih dari 80%. Pada siklus 3, rata-rata nilai mengalami peningkatan menjadi 79,06. Dari 32 siswa yang ada, empat siswa mendapatkan nilai kurang dari 75, sedangkan 28 siswa telah mendapatkan nilai di atas batas ketuntasan minimal. Presentasi siswa yang nilai tes prestasi di atas nilai ketuntasan minimal adalah 87,5%. Ketuntasan ini sesuai dengan target yang diharapkan yaitu lebih dari 80% siswa mempunyai nilai prestasi di atas kriteria ketuntasan minimal.

  Perkembangan positif prestasi siswa dapat dilihat pada diagram 2 yang menunjukkan jumlah siswa berprestasi tinggi naik dari 40,60% pada siklus 1 menjadi 87,50 % pada siklus 3. Penggunaan secara tepat model pembelajaran berbasis masalah dengan metode Peer tutoring dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada dimensi tiga SMA Negeri 7 Yogyakarta.

  Gambar 2. Perkembangan Nilai Prestasi Mengapa Motivasi dan Prestasi Meningkat? Mengapa penggunaan model PBL dengan metode peer tutoring, dengan bantuan geogebar pada pembelajaran dimensi tiga, efektif meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa? Refleksi dan wawancara dengan siswa mengungkapkan bahwa model PBL dengan metode peer tutoring (1) menjadikan siswa menjadi aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. (2) menjadikan siswa lebih akrab berbagi informasi dan berbagi peran, tidak takut atau malu untuk bertanya karena mereka menjadi bagian penting dalam proses pembelajaran. (3) meningkatkan rasa tanggung jawab siswa pada kerja dan keberhasilan kelompok. (4) memungkinkan pertukaran informasi dengan sangat cepat, terutama untuk materi yang dianggap sulit dalam matematika. Hal ini memunculkan semangat dan motivasi yang tinggi untuk mempelajari matematika pada materi lainnya. (5) Alat bantu geogebra dapat menghilangkan kecemasan pada siswa yang mempunyai kesulitan menggambar; media ini membantu membuat bangun ruang yang lebih tepat, cepat dan dengan yang disukai. (6) Siswa semakin

  4

  4 Gambar 2. Perkembangan Nilai Prestasi

  Efektivitas Pembelajaran Model Problem Based Learning .....

  Maria Ernawati Milla Tana, Supriyoko, Samsi Haryanto WIYATA DHARMA: Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

  5

  percaya diri dalam mengerjakan soal-soal matematika. Mereka mempunyai pandangan yang baru bahwa Matematika bukan suatu momok yang harus dihindari.

  Efektifitas model PBL dengan metode peer tutoring dapat disimpulkan sebagai berikut :

  (1)Tanggapan Reaksi Siswa, dari hasil wawancara dengan beberapa siswa yaitu siswa dengan nomer absen 2,9,11,12,dan 30 tentang kepuasan mereka terhadap pelaksanaan tentang model PBL dengan metode peer tutoring Pada umumnya mereka telah lama menantikan adanya perubahan dalam metode mengajar guru. Kebanyakan guru masih menggunakan metode ceramah yang sangat menekankan guru sebagai pusat pembelajaran. Mereka puas dengan metode peer tutoring ini karena dalam pembelajaran menjadi tidak monoton, kalau tidak paham bisa langsung bertanya pada teman. Ada yang mengatakan kalau bertanya pada guru mereka malu. Adanya pergantian tutor setiap siklus membuat siswa berusaha untuk dapat menjadi tutor karena mendapat informasi lebih dahulu, menjadi penghubung dengan guru.Menjadi tutor kelompok dengan identitas menggunakan kochart terkesan lebih gagah dan mantap.Media/software geogebra sangat membantu karena dapat membuat gambar tiga dimensi guna menvisualisasi konsep ruang yang sulit. Apalagi geogebra mudah dipakai dan kualitas gambar yang dihasilkan hampir sesuai dengan bentuk aslinya. Kalau digambar manual akan memakan waktu yang lama.

  (2) Observasi, hasil pengamatan pada siklus I, II dan III menunjukkan perbaikan perilaku dari yang akhirnya berpengaruh meningkatnya kemampuan dan motivasi belajar. Perilaku ini dapat diamati langsung pada proses pembelajaran siklus demi siklus. Setelah kekurangan dan kelebihan dievaluasi dan di perbaiki pada siklus berikutnya. Agar model PBL dengan peer tutoring pada pembejaran dimensi tiga ini dapat berjalan dengan baik maka perlu tutor yang mempunyai dedekasi yang tinggi dan mampu menjelaskan dengan baik.

  (3) Hasil Belajar ,berdasarkan hasil tes prestasi maupun motivasi, ternyata penggunaan secara tepat model pembelajaran berbasis masalah dengan metode Peer tutoring dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas X-3 IS1 SMAN 7. Hal ini dibuktikan dari naiknya skor motivasi dari siklus ke siklus. Sedangkan Perkembangan prestasi siswa dapat dilihat pada diagram 2 yang menunjukkan jumlah siswa berprestasi tinggi naik dari 40,60% pada siklus 1 menjadi 87,50 % pada siklus 3. Penggunaan secara tepat model pembelajaran berbasis masalah dengan metode Peer tutoring dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa pada dimensi tiga SMA Negeri 7 Yogyakarta

  (4) Dampak ,pembelajaran dengan model PBL dengan metode peer tutoring menjadikan siswa menjadi aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran hal ini terlihat berdasarkan hasil observasi . Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode peer tutoring mempunyai pengaruh positif karena metode tersebut memungkinkan siswa lebih akrab ,siswa menjadi tidak takut atau malu untuk bertanya, karena mereka menjadi bagian penting dalam proses pembelajaran, menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam mengerjakan soal dalam kelompok ikut menentukan keberhasilan, memungkinkan pertukaran informasi dengan sangat cepat dan alat bantu geogebra dapat menghilangkan kecemasan pada siswa tertentu yang yang mempunyai kesulitan menggambar. Dia dapat memanfaatkan media ini untuk membantu membuat bangun ruang yang lebih tepat, cepat dan warna yang sesuai dengan diri masing-masing. Hasil ahirnya siswa semakin percaya diri dalam mengerjakan soal-soal matematika. Siswa semakin percaya diri dan mempunyai pandangan yang positif terhadap Matematika.

  Simpulan dan Saran

  Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas diperoleh beberapa hal yaitu:

  1. Penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dengan metode peer

  tutoring terbukti efektif dalam

  meningkatkan motivasi dan prestasi belajar matematika pada materi Dimensi tiga.

  2. Model pembelajaran berbasis masalah dengan metode peer tutoring berfunsgi efektif dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa, tercermin dari WIYATA DHARMA Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Volume V, Nomor 1, Mei 2017

  6

  Citra Aditya, Bakti Bandung; Purwadarminta, (2007), Kamus Besar Bahasa

  Tindakan Kelas, Remaja Rosdakarya,

  Wiriaatmadja, (2009), Metode Penelitian

  Usman, Muh. Uzer. (2001), Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung;

  Pengembangan Model Pemberdayaandisampaikan pada Diklat Pemberdayaan MGMP Matematika Kabupaten Kebumen.

  Kabupaten Kebumen, (2007), Makalah

  Bandung; Tim Guru Pemandu MGMP Matematika

  Teori, Riset dan Praktek, Nusa Media,

  Jakarta; Slavin, R, (2008), Cooperative Learning;

  Motivasi Belajar Mengajar, BinaAksara,

  Sardiman, A. M, (1996), Interaksi dan

  Mengembangkan Profesionalisme Guru, Rajawali Pers, Bandung;

  Jakarta; Rusman, (2011), Model-model Pembelajaran

  Inggris-Indonesia, PT Gramedia,

  Media, Yogyakarta; Hamalik, Oemar, (1994), Metode Penelitian,

  hasil tes tiap siklus dan adanya tanggapan positif dari siswa

  dan Penelitian Tindakan Sekolah, Gava

  Daryanto, (2011), Penelitian Tindakan Kelas

  Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta;

  Muhammad, Bandung; Arikunto, Suharsimi, (2009), Penelitian

  Belajar Mengajar untuk Fakultas Tarbiyah Komponen, Pustaka Setia Ali

  Ahmadi, Abu dan Joko Tri, (1987), Strategi

  Daftar Pustaka

  3. Pemilihan tutor teman sebaya perlu mempertimbangankan peserta didik yang mempunyai kemampuan akademik lebih baik, menguasai teknik menyampaikan pendapat dan dapat bersosialisasi dengan baik.

  2. Model pembelajaran berbasis masalah dengan metode peer tutoring dapat digunakan untuk mata pelajaran yang lainnya.

  1. Model pembelajaran berbasis masalah dengan metode peer tutoring digunakan untuk materi Matematika kalau perlu dikembangkan pula model untuk pembelajaran yang lain.

  Siswa semakin percaya diri dan mempunyai pandangan yang positif terhadap Matematika. Saran

  dan prestasi belajar siswa kelas X-3 IS1 SMAN 7. Dampak ,pembelajaran dengan model PBL dengan metode peer tutoring menjadikan siswa menjadi aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran Matematika. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode peer tutoring mempunyai pengaruh positif karena metode tersebut memungkinkan siswa lebih akrab ,siswa menjadi tidak takut atau malu untuk bertanya, karena mereka menjadi bagian penting dalam proses pembelajaran, menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam mengerjakan soal dalam kelompok ikut menentukan keberhasilan, memungkinkan pertukaran informasi dengan sangat cepat dan alat bantu geogebra dapat menghilangkan kecemasan pada siswa tertentu yang yang mempunyai kesulitan menggambar.

  tutoring dapat meningkatkan motivasi

  3. Efektivitas penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dengan metode peer tutoring dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dikuatkan berdasarkan hasil observasi reaksi siswa pada setiap siklus, terlihat adanya tanggapan positif terhadap model pembelajaran berbasis masalah dengan metode peer tutoring. Dari segi perilaku, hasil pengamatan pada siklus I, II dan III menunjukkan perbaikan perilaku yang semakin tekun, teliti dan positf yang akhirnya mempengaruhi meningkatnya kemampuan dan motivasi belajar. Hasil Belajar ,berdasarkan hasil tes prestasi maupun motivasi, ternyata penggunaan secara tepat model pembelajaran berbasis masalah dengan metode Peer

  Bandung;

  Efektivitas Pembelajaran Model Problem Based Learning .....

  Maria Ernawati Milla Tana, Supriyoko, Samsi Haryanto WIYATA DHARMA: Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

  7

  Ha¨nze, Martin, Roland Berger, (2007), “Cooperative learning, motivational

  effects, and student characteristics: An experimental study comparing cooperative learning and direct instruction in 12th grade physics classes” Journal of Learning and Instruction, No. 17 (2007) dalam www.elsevier.com/locate/learninstructio n , diakses tanggal 6 Mei 2013;

  Khan, Gul Nazir, (2011), “Effect of Student’s Team Achievement Division (STAD) on Academic Achievement of Students”, Asian Social Sciences, Vol. 7, No. 12; December 2011, dalam

  www.ccsenet.org/ass diakses tanggal 4

  Mei 2013; Jupri,All,(2010) “Model-Model Pembelajaran

  Matematika” sebuah makalah yang diseminarkan tahun 2010 di FPMIPA jurusan Pendidikan Matematika UPI

Dokumen yang terkait

Manajemen pembelajaran mata pelajaran produktif dalam rangka peningkatan relevansi kebutuhan industri pada SMK Negeri 2 Wonosari Gunungkidul program studi teknik otomotif

0 1 8

Peran kepala sekolah dalam implementasi manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah SD Negeri Ngawen III Kecamatan Ngawen Kabupaten Gunungkidul tahun pelajaran 2014/2015

0 0 8

Tinjauan manajemen berbasis sekolah atas kontribusi supervisi pengawas sekolah, kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru terhadap mutu pembelajaran guru pada SMA se-Kecamatan Tanimbar Selatan Kabupaten Maluku Tenggara Barat Provinsi Maluku

0 0 9

Korelasi kompetensi profesional, motivasi kerja, dan budaya organisasi sekolah dengan produktivitas kerja guru SMP/MTs se-Kecamatan Temon

0 1 8

Efektivitas manajemen pendidikan karakter dalam upaya meningkatkan prestasi akademik siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015

0 0 9

Implementasi manajemen pembelajaran dalam upaya meningkatkan mutu hasil pendidikan di SMP Terbuka 4 Pandak Bantul

1 2 7

Validitas dan Reliabilitas Instrumen Evaluasi Blended Learning Matakuliah Matematika Diskrit di STIKOM Bali Berbasis Model Alkin

0 1 16

Analisis Kesulitan Belajar Pada Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa MTs di Kota Cimahi Dengan Materi Segitiga dan Segiempat

0 0 6

TELAAH TEKNIK DAN BENTUK PENILAIAN DALAM BUKU TEKS SISWA BAHASA INDONESIA SMP KURIKULUM 2013 Siti Rochmiyati dan Desy Rufaidah desy.rufaidahustjogja.ac.id FKIP-UST ABSTRACT - TELAAH TEKNIK DAN BENTUK PENILAIAN DALAM BUKU TEKS SISWA BAHASA INDONESIA SMP KU

0 3 10

Upaya meningkatkan motivasi, kreativitas, dan prestasi belajar IPA dengan implementasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

0 0 5