PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION SISWA SEKOLAH DASAR

  

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN

TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

SISWA SEKOLAH DASAR

Aneti Peronika, Sugiyono, Hery Kresnadi

  

Program Studi PGSD, FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak

Em

Abstract

  

The problem in this research is "Whether using Student Team Achievement Division

type can improve the learning result of Social Sciences of VA class of State Elementary

School 04 Bengkayang Bengkayang Sub-district of Bengkayang Regency". This study

aims to improve the learning of Social Sciences using the type of Students Teams

Achievement Division. This research uses descriptive method with form of research of

class action and is collaborative. The place of research took place at State Elementary

School 04 Bengkayang with subject of research that is student of class V A which

amounted to 36 people. Technique of collecting data that is used is direct observation

technique with data collecting tool that is IPKG I and IPKG II sheets. This study was

conducted for 4 cycles. The results of the design of learning implementation plan

obtained on average in the first cycle of 2.79, cycle II of 3.62, the third cycle of 3.76, IV

cycle of 3.93, The results of the learning learning obtained on average on cycle I of

2.88, cycle II of 3.66, cycle III of 3.72, IV cycle of 3.86, The results of student learning

outcomes obtained on average in the first cycle of 67.36, cycle II of 70 , 97, cycle III

equal to 73,75, cycle IV equal to 94,44. Total number of students in cycle I reached 15

people happened in cycle II increase to 20 people then happened peningkatn on cycle

  

III reached 22 people and in cycle IV happened improvement for all student class V A

which amounted to 36 people. From the data obtained can be concluded that there is

an increase in each cycle. Thus research using the type of Student Team Achievement

Division can improve the learning outcomes Social Science class VA State Elementary

School 04 Bengkayang Bengkayang District Bengkayang .

  Keywords: Improvement, Learning Outcomes, Social Studies, Student Team Type Achievemen

   Division PENDAHULUAN

  Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang mengarahkan siswa agar menjadi warga negara yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Untuk itu dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial seharusnya dimulai dari yang kongkret ke yang abstrak dengan mengikuti pola pendekatan lingkungan yang semakin meluas dan pendekatan spiral dengan memulai dari yang mudah ke sulit, dari yang sempit menjadi lebih luas, dari yang dekat ke yang jauh, dan seterusnya. Penanaman sikap mental yang baik juga diperlukan untuk membina dan mengembangkan nilai dan sistem nilai yang berlaku di masyarakat.

  Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang baik menuntut penggunaan model pembelajaran yang bervariasi. Terkadang materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dapat diajarkan secara lebih baik dengan model belajar tertentu. Jika guru Ilmu Pengetahuan Sosial hanya menggunakan satu jenis model mengajar, maka dimungkinkan akan lebih cepat merasa bosan terhadap materi yang disampaikan guru. Selain itu, hal ini juga berdampak negatif atau rendahnya hasil belajar siswa. Penerapan model pembelajaran yang tepat pada pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial diharapkan agar siswa mampu meningkatkan penguasaan mereka terhadap materi yang telah disampaikan oleh guru. Kemampuan dalam menguasai materi pembelajaran tentunya menjadi tolak ukur dalam mencapai hasil belajar yang baik.

  Berdasarkan pengalaman peneliti sekaligus sebagai guru kelas VA Sekolah Dasar Negeri 04 Bengkayang Kecamatan Bengkayang Kabupaten Bengkayang hasil belajar siswa masih rendah. Nilai rata-rata rapor siswa di semester genap tahun

  pelajaran 2016/2017 adalah 63,88 atau masih dibawah KKM yang telah ditentukan yaitu

  70. Dari 27 orang siswa, hanya 11orang siswa yang mampu mencapai KKM. Jika dipresentasekan, angka ketuntasan siswa hanya sekitar 40,74%, ini dikarenakan dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar Negeri 04 Bengkayang Kecamatan Bengkayang Kabupaten Bengkayang khususnya di kelas

  VA selama ini masih menggunakan metode tanya jawab dan ceramah dimana proses pembelajaran hanya terpusat pada guru saja. Guru menjadi satu-satunya sumber informasi dan siswa hanya menghafal fakta, konsep, dan pengetahuan yang bersifat kognitif rendah. Siswa tidak berpartisipasi aktif dalam menggali dan mengolah informasi yang terkait dengan materi pembelajaran. Selama pembelajaran berlangsung masih banyak siswa yang bersifat pasif dan malu untuk mengemukakan pendapatnya atau bertanya mengenai materi. Hal ini dikarenakan guru belum mampu membangun dan memfasilitasi siswa dengan kesempatan untuk berlatih menganalis dan mengolah informasi berdasarkan pengalaman mereka sehari-hari, baik itu secara individu maupun dengan cara belajar dalam kelompok. Sehingga siswa tidak dapat memahami, mendiskripsikan materi pelajaran yang disampaikan guru. Hal tersebut menunjukkan adanya kesenjangan antara harapan dengan kenyataan. Dengan permasalahan tersebut, peneliti menerapkan salah satu model pembelajaran yang dapat menarik minat dan semangat siswa supaya lebih aktif dalam belajar yang akan berdampak pada hasil belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang menekankan pada aspek interaksi antar siswa dapat diterapkan dalam pembelajaran kooperatif. Pada pembelajaran kooperatif siswa akan berinteraksi dalam kelompoknya dan saling bertukar pengetahuan.

  Dari beberapa jenis model pembelajaran kooperatif maka peneliti menerapkan tipe

  Student Team Achievement Division. Dengan

  menggunakan model pembelajaran tipe

  Student Team Achievement Division siswa

  akan belajar dalam kelompok yang anggotanya heterogen terdiri dari 4-5 orang. Sikap kritis siswa terhadap informasi harus dikembangkan di dalam kelas. Salah satunya dengan cara memfasilitasi siswa untuk bekerja secara berkelompok. Selama berdiskusi siswa akan saling bertukar pengetahuan dan siswa yang kemampuannya di atas rata-rata dapat mengajarkan teman sekelompoknya. Dengan demikian siswa akan mampu untuk menganalisis, mengkritisi dan mengevaluasi informasi yang mereka terima.

  Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Menggunakan Tipe

  Student Team Achievement Division Siswa

  Kelas VA Sekolah Dasar Negeri 04 Bengkayang”. Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial sebagaimana dirancang dalam draf kurikulum 2004 memang membingungkan untuk dicarikan definisinya, karena dalam berbagai literatur, baik yang ditulis oleh ahli dari luar maupun dalam negeri, kita hanya mempunyai istilah ilmu pengetahuan sosial yang merupakan terjemahan dari social

  studies yang digunakan dalam konteks

  kurikulum pendidikan dasar di Amerika Serikat. Pengetahuan Sosial sebagai bidang pendidikan, tidak hanya membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial, melainkan lebih jauh dari pada itu berupayan membina dan mengembangkan peserta didik menjadi sumber daya manusia yang berketerampilan sosial dan intelektual sebagai warga masyarakat dan warga negara yang memiliki perhatian, kepedulian sosial yang bertanggung jawab.

  Silvester Petrus Taneo, dkk (2009:14) menyatakan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya serta kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan. Sedangkan menurut Ahmad Susanto (2014:6) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial dan humaniora, yaitu : sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Dari beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia baik tingkah laku perorangan maupun tingkah laku kelompok.

  Ruang lingkup mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah aspek-aspek yang harus dipelajari yang meliputi: (a) Manusia, Tempat, dan Lingkungan, (b) Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan, (c) Sistem Sosial dan Budaya, dan (d) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.

  Model pembelajaran tipe Student Team

  Achievement Division , Menurut Slavin, dkk

  (dalam Imas Kurniasih, dkk 2015:22) menyatakan bahwa siswa dalam kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, usahakan setiap beranggotakan dengan heterogen, terdiri atas laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Sedangkan menurut Istarani (2014:55) STAD adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku.

  Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, disimpulkan pengertian model pembelajaran tipe STAD adalah model pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok yang heterogen (tingkat prestasi, jenis kelamin, budaya, dan suku) yang terdiri dari 4-5 siswa. Kegiatan pembelajarannya diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok.

  Sebelum dilaksanakan penelitian, maka di susun langkah-langkah dalam kegiatan penelitian ini yang terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi serta diikuti dengan perencanaan ulang jika diperlukan. Menurut Suharsimi Arikunto,dkk (2012:16), terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian tindakan kelas yaitu: perencanaan, pelaksanaan, obsevasi, dan refleksi.

  Tahapan-tahapan yang dilaksanakan dalam penelitian ini sebagai berikut : (a) Tahapan Perencanaan (planning) dalam tahapan ini peneliti dan kolaborator, menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Dalam tahap menyusun rancangan ini peneliti ini peneliti bersama kolaborator menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapat perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama penelitian berlangsung, (b) Tahapan Pelaksanaan (Acting) tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu penerapan tindakan di dalam kelas. Pada tahap pelaksanaan ini peneliti harus menaati apa yang telah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, dan tidak dibuat-buat. Keterkaitan antara pelaksanaan dan perencanaan perlu diperhatikan secara seksama agar sinkron dengan maksud semula, (c) Tahap Pengamatan (Observing) Pada tahap ke-3, yaitu tahap pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Ketika peneliti melakukan tindakan, kolaborator yaitu ibu Yohana, S.Pd yang bertugas sebagai pengamat memberikan catatan-catatan dari pelaksanaan pembelajaran yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya, dan (d) Tahap Refleksi (Reflecting) Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika peneliti sudah selesai melakukan tindakan, kemudian bersama kolaborator mendiskusikan hal-hal yang sudah berjalan dengan baik dan mana yang belum. Pada tahap ini peneliti bersama kolaborator mengevaluasi kelemahan dan kelebihan serta tindakan perbaikan pada siklus berikutnya.

  Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi langsung dan pencermatan dokumen, Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar observasi Guru dalam perencanaa dan pelaksanaan pembelajaran dan dokumen hasil belajar, dan Teknik analisis data dilakukan dengan terlebih dahulu mengumpulkan data yang berhubungan dengan permasalahan

  • – 4,00 (FKIP UNTAN, 2016:121), dan (b) Indikator hasil tes formatif menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia dan mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi.

  2,79 3,62 3,76 3,93

  4. Skenario / Kegiatan Pembelajaran

  2,26 3,11 3,81 3,96

  5. Penilaian Hasil Belajar

  2,67 3,33 3,33 3,67

  Skor Total

  13,93 18,11 18,81 19,63

  Skor Rata-rata

  Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam merancang pembelajaran pada siklus I sebesar 2,79, pada siklus II sebesar 3,62, pada siklus III sebesar 3,76 dan pada siklus IV sebesar 3,93, terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus IV sebesar

  3. Pemilihan Sumber Belajar atau Media Pembelajaran

  1,14. Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut:

  

Tabel 2. Rekapitulasi Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran

NO Aspek yang dinilai Siklus

  I Siklus

  II Siklus

  III Siklus

  IV

  1. Pra Pembelajaran

  3,00 4,00 4,00 4,00

  3,00 3,67 3,67 4,00

  penelitian yaitu tentang hasil belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran IPS kelas VA SDN 04 Bengkayang dengan menerapkan tipe STAD.

  Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini dijabarkan berdasarkan tahapan siklus-siklus pada pembelajaran yang telah dirancang oleh peneliti dengan subyek penelitian kelas VA Sekolah Dasar Negeri 04 Bengkayang berjumlah 36 siswa terdiri dari 19 siswa perempuan dan 17 siswa laki-laki dan hadir pada setiap siklus. Penelitian ini dilaksanakan empat siklus pada setiap tahapan yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hasil data tersebut disesuaikan dengan rumusan masalah penelitian yang mencakup data perancangan, pelaksanaan, dan data hasil belajar siswa.

  Untuk menjawab sub masalah satu, dua dan tiga tentang kemampuan Guru dalam merencanakan pembelajaran, kemampuan Guru dalam melaksanakan pembelajaran dan hasil belajar di analisis dengan menggunakan rumus rata-rata. Menurut Burhan Nurgiyantoro, dkk. (2015:71) rumus rata-rata sebagai berikut :

  ̅ =

  ∑

  Keterangan: ̅:

  Rata-rata hitung yang dicari, ∑ : Jumlah Skor, N: Jumlah subjek.

  Indikator Keberhasilan ini dapat dilihat dari 2 aspek yaitu : (a) Indikator kemampuan guru merancang dan melaksanakan pembelajaran dikatakan berhasil apabila berada direntangan skor/nilai 3,00

  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

  Perancangan penelitian biasanya berupa persiapan tertulis seperti rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja siswa dan media yang digunakan, adapun pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan observasi langsung, sedangkan hasil belajar siswa yang didapat selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil data penelitian ini, disajikan dalam bentuk deskripsi berdasarkan siklus I, II, III, dan siklus

  2. Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Ajar

  IV. Kemampuan guru dalam merancang pembelajaran dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut:

   Tabel 1. Rekapitulasi Kemampuan Guru Merancang Pembelajaran No Komponen Rencana Pembelajaran Siklus

  I Siklus

  II Siklus

  III Siklus

  IV

  1. Perumusan Tujuan Pembelajaran

  3,00 4,00 4,00 4,00

  2,50 3,00 3,00 3,50

  NO Aspek yang dinilai Siklus

  12

  67,36 70,97 73,75 94,44 3.

  Nilai Tertinggi

  95 95 100 100 4.

  Nilai Terendah

  50

  55

  60

  75 5.

  Jumlah Siswa Tuntas

  20

  36

  22

  36 6. Jumlah Siswa Tidak Tuntas

  24

  16

  14 7. Ketuntasan 41,6% 55,5% 61,11%

  100% Berdasarkan tabel 3 ada 36 siswa yang hadir dalam penelitian ini yaitu dari siklus sampai siklus IV, dengan jumlah rata-rata nilai pada siklus I sebesar 67,36, siklus II sebesar 70,97, siklus III sebesar 73,75 dan siklus IV sebesar 94,44. Nilai tertinggi pada siklus I sebesar 95, siklus II sebesar 95, siklus III sebesar 100, dan siklus IV sebesar 100 sedangkan nilai terendah yang diperoleh pada siklus I sebesar 50, siklus II sebesar 55, siklus III sebesar 60 dan siklus IV sebesar 75. Siswa yang tidak tuntas pada siklus I berjumlah 24 orang yang tuntas berjumlah 12 orang dengan persentase 41,6%, pada siklus II siswa yang tidak tuntas berjumlah 16 orang dan yang tuntas berjumlah 20 orang dengan persentase 55,5%, pada siklus III siswa yang tidak tuntas berjumlah 14 orang dan yang tuntas berjumlah 22 orang dengan persentase 61,11%, dan pada siklus IV seluruh siswa tuntas dalam pembelajaran IPS.

  Pembahasan

  Penelitian ini dilaksanakan sebanyak empat siklus yang terlaksana satu kali pertemuan dalam setiap siklusnya. Pelaksanaan siklus I pada hari sabtu tanggal 11 November 2017, pelaksanaan siklus II pada hari senin tanggal

  27 November 2017, pelakanaan siklus III pada hari rabu tanggal 29 November 2017 dan pelaksanaan siklus IV pada hari rabu tanggal 6 Desember 2017. Penelitian ini bertujuan untuk membahas mengenai peningkatan kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran, peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dan peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS menggunakan tipe Student Team

  Achievement Division di kelas VA SD Negeri 04 Bengkayang.

  36 2. Rata-rata Nilai

  36

  I Siklus

  Skor Total

  II Siklus

  III Siklus

  IV

  2. Membuka Pembelajaran

  3,50 4,00 4,00 4,00

  3. Kegiatan Inti Pembelajaran

  2,51 3,63 3,89 3,95

  4. Penutup

  3,00 4,0 4,00 4,0

  11,51 14,63 14,89 15,45

  36

  Skor rata-rata

  2,88 3,66 3,72 3,86

  Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus I sebesar 2,88, pada siklus II sebesar 3,66, pada siklus III sebesar

  ,72, dan pada siklus IV sebesar 3,86, terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus IV sebesar 0,98. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran

  IPS dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa

  No Ragam Data Jumlah Siklus I Siklus

  II Siklus

  III Siklus

  IV 1.

  Jumlah Siswa

  Dari penelitian yang telah dilaksanakan sebanyak empat siklus ini, yaitu: (a) kemampuan guru dalam merancang pembelajaran pada siklus I sebesar 2,79, pada siklus II sebesar 3,62, pada siklus III sebesar 3,76 dan pada siklus IV sebesar 3,93, terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus IV sebesar 1,14, (b) kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus I sebesar 2,88, pada siklus II sebesar 3,66, pada siklus III sebesar ,72, dan pada siklus IV sebesar 3,86, terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus IV sebesar 0,98, dan (c) hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 67,36 dengan ketuntasan 41,6%, pada siklus II sebesar 70,97 dengan ketuntasan 55,5%, pada siklus

  III sebesar 73,75 dengan ketuntasan 61,11%, dan pada siklus IV sebesar 94,44 dengan ketuntasan 100%. Terjadi peningkatan baik kemampuan guru dalam merancang pembelalajaran, peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dan peningkatan hasil belajar siswa mulai dari siklus I sampai siklus IV.

  Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional

  (revisi), Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

  Penelitian Ilmu Sosial , Cetakan keenam

  (2015). Statistik Terapan: Untuk

  Burhan Nurgiyantoro, Gunawan, Marzuki.

  Ragam Pengembangan Model Pembelajaran: Untuk Peningkatan Profesionalitas Guru , Cetakan Pertama,.............: Kata Pena.

  1,Medan : CV.ISCOM Imas Kurniasih dan Berlin Sani. (2015).

  Inovatif : Referensi Guru Dalam Menentukan Model Pembelajaran , Jilid

  Edisi Pertama, Jakarta: Prenadamedia Group. Istarani. (2014). 58 Model Pembelajaran

  Pembelajaran IPS: di Sekolah Dasar,

  Ahmad Susanto. (2014). Pengembangan

  Kelas. Jakarta : PT. Bumi Aksara

  Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi. (2012). Penelitian Tindakan

  SKS, Jakarta: Direktorat Jenderal

  SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

  Silvester Petrus Taneo. (2009). Kajian IPS 3

  Karya Ilmiah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Pontianak: Edukasi Pres FKIP UNTAN.

  FKIP UNTAN. (2007). Pedoman Penulisan

  DAFTAR PUSTAKA Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

  menghasilkan suasana belajar yang saling menguntungkan, (c) Dalam proses pembelajaran, guru diharapkan membimbing siswa dan memberikan penjelasan yang konkret berdasarkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa mudah memahami dan mengaplikasikannya dalam pembelajaran.

  Student Team Achievement Division agar

  alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS, (b) Siswa diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan dan bersikap saling menghargai kerjasama dalam kelompok pada proses pembelajaran IPS dengan menggunakan tipe

  Student Achievement Division sebagai suatu

  Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian ini dapat disarankan hal-hal sebagai berikut: (a) Dalam kegiatan pembelajaran, guru sekaligus sebagai peneliti diharapkan menggunakan pembelajaran dengan tipe

  peningkatan dari siklus I adalah 67,36 pada siklus ke II manjadi 70,97 pada siklus ke III menjadi 73,75 pada sikluske IV menjadi 94,44. Peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus IV sebesar 27,08 .

  Achievement Division mengalami

  Kesimpulan dari penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: (a) Kemampuan guru merancang pembelajaran mengalami peningkatan, yaitu pada siklus I diperoleh rata-rata sebesar 2,79, siklus II diperoleh rata-rata sebesar 3,62, Siklus III diperoleh rata-rata sebesar 3,76 dan pada siklus IV diperoleh rata-rata sebesar 3,93. Peningkatan kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran dari siklus I ke siklus IV sebesar 1,14, (b) Kemampuan guru melaksanakan mengalami peningkatan, yaitu dari siklus I diperoleh rata-rata sebesar 2,88, siklus II diperoleh rata-rata sebesar 3,66, siklus III diperoleh rata-rata sebesar 3,72 dan pada siklus IV diperoleh rata-rata sebesar 3,86. Peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dari siklus I ke siklus IV sebesar 0,98, dan (c) Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan tipe Student Team