STUDI DESKRIPTIF TENTANG FAKTOR RESIKO YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DIARE DI POSYAN DUBALITA DESA DARSONO RT 01 RW 02 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

DAFTAR ISI ( CONTENT) HALAMAN

1. Studi Deskriptif Tentang Faktor Resiko Yang Mempengaruhi Kejadian Diare di Posyandu Balita Desa Darsono RT 01 RW 02 di Wilayah Kerja

60-65 Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember.

Akhmad Efrizal Amrullah ……………………………………………………

2. Tingkat Kepuasaa Ibu Terhadap Pelayanan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan di Wilayah Puskesmas Mayang.

66-73

Khofi Hadidi….. ...............................................................................................

3. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Perawat Untuk Melanjutkan Pendidikan Pada Jenjang Pendidikan Tinggi

74-82 Keperawatan.

Doni Setiawan………………………………………………………………...

4. Perbedaan Tingkat Stress Lansia Berdasarkan Keikutsertaan Kegiatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Patrang Jember.

83-90

Kushariyadi …………………………………………………………………...

5. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kecemasan Klien

Hemoptisis di RSD Kalisat Kabupaten Jember. 91-97

Firdha Novitasari. ………………………………………………………...................

6. Hubungan Usia Menarche Dengan Kejadian Dismenorea Primer Pada Remaja Kelas 3 SMP di SMPN 2 Jember

98-102

Zidni Nuris Yuhbaba ………………………………………………….............

7. Hubungan Komunikasi Terapeutik Dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Ruang Bedah Rawat Inap Kelas 3 Rumah Sakit Kalisat di

103-111 Kabupaten Jember

Dony Setiawan ……………………………………………………………….

8. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang MP-ASI Dengan Pemberian Makanan Pendamping Asi Dini di Posyandu Matahari

112-116 Puskesmas Mayang Jember

Lailil Fatkuriyah………………………………………………………………

9. Pengaruh Hidroterapi (Rendam Air Hangat) Terhadap Tingkat Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Lansia Di Desa Sumbersari

117-121 Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso

Andi Eka Pranata……………………………………………………………...

10. Faktor-Faktor Yang Melatarbelakangi Prilaku Ibu Dalam Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di Wilayah Puskesmas

122-127 Sumbersari Kabupaten Jember

Kustin…………………………………………………………………………

11. Pengaruh kesibukan Orang Tua Terhadap Pola Belajar Anak Usia 7-10 Tahun Di RW 04 Karanganyar Jember

128-133

Said Mardijanto………………………………………………………………

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 2 No. 2 iii

STUDI DESKRIPTIF TENTANG FAKTOR RESIKO YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DIARE DI POSYAN DUBALITA DESA DARSONO RT 01 RW 02 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

Akhmad Efrizal Amrullah*, Lailil Fatkuriyah**, Khofi Hadidi***

*, **, *** Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES dr. Soebandi Jember

ABSTRAK

Diare sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang cukup serius dan dihadapi oleh banyak negara, terutama negara tropis, sub tropis, dan negara berkembang. Di negara seperti ini insiden diare masih cukup tinggi dan sering menimbulkan kematian. Faktor yang mempengaruhi terjadinya diare antara lain : pengetahuan, sikap, perilaku, sosial ekonomi, kesehatan lingkungan, tempat kerja, dan penderita sendiri.

Tujuan umum penelitian ini mengidentifikasi faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya diare, tujuan khususnya mengidentifikasi pengaruh tingkat pengetahuan penderita tentang penyakit diare, sikap dan perilaku penderita terhadap penyakit diare.

Design penelitian ini non-eksperimental jenis deskriptif, pendekatannya cross sectional , yaitu data diambil satu kali dan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 di Posyandu balita Desa Darsono RT 02 RW 01 Kecamatan Arjasa. Sampel penelitian 20 orang penderita diare. Analisa data penelitian menggunakan uji statistik Chi-square Deskriptif Satu Sampel dengan tingkat kesalahan 5 % atau tingkat kemaknaan 95 %.

Hasil penelitian didapatkan ada pengaruh yang bermakna antara pengetahuan, sikap, dan perilaku penderita terhadap kejadian diare. Kesimpulan dari hasil penelitian yaitu Ha >

x 2 tabel. Penelitian lanjutan dan berkesinambungan masih diperlukan untuk mendapatkan

gambaran lebih nyata dan kompleks tentang faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya diare, karena masih banyak faktor resiko lain yang belum diteliti karena berbagai keterbatasan. Diperlukan upaya pencegahan terus menerus untuk menekan angka kejadian diare di masyarakat kita demi tercapainya derajat kesehatan yang optimal.

Kata kunci : pengetahuan, sikap, perilaku, dan kejadian diare.

PENDAHULUAN

mengantisipasi keadaan tersebut sampai Diare merupakan buang air besar

saat ini telah menunjukkan perbaikan dari (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan

tahun ke tahun, tetapi di negara atau setengah cairan (setengah padat),

berkembang diare masih merupakan dengan demikian kandungan air pada

penyebab utama kematian. tinja lebih banyak dari biasanya (normal

Diare merupakan penyebab 100-200 ml perjam tinja) (Noer

kematian dan beberapa penyakit yang Syaifullah, 2000: 456).

menimbulkan diare antara lain : Kolera, Menurut Soebagyo yang dikutip

dan Tiphus oleh Noer Syaifullah (2000 : 451), diare

Disentri

Basiler,

Abdominalis. Penyakit-penyakit tersebut sampai saat ini masih merupakan

banyak ditemukan di daerah tropis, penyakit yang tersering menyebabkan

subtropis, dan negara berkembang dehidrasi, khususnya di negara-negara

dimana tingkat pengetahuan dan sosial yang sedang berkembang seperti di Asia,

ekonomi masyarakat yang relatif rendah, terutama Asia Selatan dan Asia

sikap dan perilaku kesehatan yang buruk, Tenggara, Amerika Serikat dan Afrika,

kesehatan lingkungan yang buruk serta walaupun

adanya pencemaran makanan dan air JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 2 No. 2 60

usaha

WHO

untuk untuk

kematian (1,03%). Angka CFR tertinggi muntahan serta alat-alat penderita melalui

terdapat di Propinsi Sulawesi Tengah perantara lalat dan sejenisnya (Soedarto,

(5,51%) menyusul Propinsi Maluku 1996 : 59).

(4,52%) dan Propinsi Riau (4,11%) Di negara berkembang dan kurang

sedangkan Propinsi lain dibawahnya. berkembang, penyakit diare infeksiosa

Di Jawa Timur dilaporkan oleh akut merupakan salah satu penyebab

Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur utama morbiditas (kesakitan) dalam

bahwa insiden diare antara kurun waktu semua kelompok usia, terutama anak dan

tahun 2010-2012 mencapai 1.036.262 dewasa serta mortalitas (kematian) pada

kasus. Sedangkan di Posyandu balita Desa bayi dan anak kecil (Harry B. Greenberg,

Darsono RT 02 RW 01 Kecamatan Arjasa 1991 : 140). Di Amerika Serikat keluhan

dilaporkan bahwa penderita diare yang diare menempati peringkat ketiga dari

berobat pada tahun 2010-2012 mencapai daftar keluhan pasien pada ruang praktek

998 orang.

dokter, sementara di beberapa rumah Dari banyak penyebab terjadinya sakit di Indonesia menurut Hendarwanto

penyakit, diare dipengaruhi oleh banyak yang dikutip oleh Noer Syaifullah (2000 :

faktor, antara lain : pengetahuan, sikap, 451), data menunjukkan diare akut

perilaku, sosial ekonomi, petugas, karena infeksi (Gastroenteritis) terdapat

penderita, kesehatan lingkungan yang pada peringkat pertama s/d keempat

meliputi : pengadaan air bersih, pasien dewasa yang datang berobat ke

pencemaran, kontaminasi, perantara rumah sakit.

penyakit, serta tempat kerja. Noer Syaifullah (2000 : 451) mengambil data dari Soebagyo dan

METODE PENELITIAN

Moefrodi bahwa di Indonesia sendiri Design penelitian adalah keseluruhan diare masih merupakan penyakit urutan

dari perencanaan untuk menjawab keenam dari sepuluh besar pola penyakit

pertanyaan penelitian dan mengantisipasi yang ada dengan angka kesakitan (IR)

beberapa kesulitan yang mungkin timbul berkisar antara 19,46 – 27,22 perseribu

selama proses penelitian (Nursalam dan pasien, sedangkan angka kematian / Case

Pariani, 2001: 64).

Fatality Rate (CFR) berkisar antara 02,00 Di dalam penelitian ini, design yang – 0,043 perseribu pasien. Dari data hasil

digunakan adalah non –experimental pemantauan Kejadian Luar Biasa (KLB)

design dengan jenis deskriptif, di mana penyakit diare yang dilaporkan dari 20

pendekatannya secara cross sectional, Propinsi di Indonesia pada tahun 1991,

yaitu data diambil satu kali. jumlah KLB terjadi sebanyak 281 kali,

HASIL

Hasil pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut: Tabel 5.1. Frekwensi hasil dan frekwensi harapan dari pengetahuan penderita tentang penyakit

diare

Pengetahuan

Frekwensi hasil

Frekwensi harapan

Uji Chi-square 2 x = 5,911; dk = 2; p = 6,666

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 2 No. 2 61

Tabel 5.2. Frekwensi hasil dan frekwensi harapan dari sikap penderita terhadap penyakit diare

Sikap

Frekwensi hasil

Frekwensi harapan

Uji Chi-square 2 x = 5,911; dk = 2; p = 8,22

Tabel 5.3. Frekwensi hasil dan frekwensi harapan dari perilaku penderita terhadap penyakit diare

Perilaku Frekwensi hasil Frekwensi harapan

Uji Chi-square 2 x = 5,911; df =2; p = 12,039

PEMBAHASAN

dan pemahaman mengenai suatu penyakit

Pengetahuan

masih rendah. Kemungkinan rendah atau Bila dilihat dari hasil uji statistik

kurangnya pengetahuan dan pemahaman Chi-square, x 2 hitung = 6,666 dan tentang diare ini bisa disebabkan oleh dibandingkan dengan x 2 tabel = 5,991 kurang atau tidak jelasnya informasi yang

dengan tingkat kesalahan 5 % maka Ho diterima oleh indivdu. ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat

Begitu juga dengan gambaran secara pengaruh yang bermakna dari faktor

umum tentang tingkat pengetahuan di pengetahuan, dan 12 diantara 20 masyarakat kita, dimana mereka tercatat

responden (60 %) memiliki pengetahuan sebagai penduduk yang bertempat tinggal yang rendah tentang penyakit diare. Hal

di negara tropis dan sedang berkembang ini sesuai dengan pendapat Soedarto,

Indonesia. Sebenarnya 1996 bahwa penyakit diare banyak

yaitu

di

pengetahuan dan pemahaman tentang ditemukan di masyarakat dengan tingkat

penyakit diare bisa diperoleh seseorang pengetahuan rendah.

dengan berbagai cara, antara lain : dari Dari data dan hasil penelitian

media elektronik, ditemukan bahwa tingkat pengetahuan

media

massa,

penyuluhan kesehatan, dan lain-lain. dan pemahaman penderita tentang

Sikap

penyakit diare masih relatif rendah, Bila dilihat dari hasil uji statistik walaupun sebagian responden memiliki 2 Chi-square, x hitung = 8,22 dan

tingkat pengetahuan yang baik dan 2 dibandingkan dengan x tabel = 5,991 cukup. Hal ini diketahui dari alasan yang

dengan tingkat kesalahan 5 % maka Ho dikemukakan oleh penderita dalam

ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat memilih jawaban yang sudah disediakan,

pengaruh yang bermakna dari sikap mayoritas alasan dari jawaban kurang

penderita terhadap penyakit diare, dan atau tidak sesuai dengan konsep teori

dari 20 responden 12 diantaranya yang ada, seperti menjawab tidak tahu,

memiliki sikap yang kurang terhadap tidak mungkin, belum tentu, dan lain-

penyakit diare (60 %). Hal ini sesuai lain, bahkan terkesan menjawab apa

dengan apa yang diungkapkan oleh para adanya.

epidemiologi, diantaranya Dewasa ini banyak kejadian penyakit

ahli

Soedarto,1996 bahwasannya penyakit infeksi, terutama jika tingkat pengetahuan

diare banyak terjadi dimana masyarakat JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 2 No. 2 62 diare banyak terjadi dimana masyarakat JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 2 No. 2 62

bahkan sering terjadinya suatu penyakit.

suatu

penyakit

mengabaikan dan meremehkan. Dalam penelitian ini sikap

Namun banyak hal lain yang sebagian responden ada yang baik dan

pembentukan dan ada yang cukup, tetapi kebanyakan

mempengaruhi

perubahan sikap disamping pengetahuan, responden memiliki sikap yang kurang

diantaranya tambahan informasi tentang terhadap penyakit diare, hal ini bisa

suatu obyek, persuasi, dan dan tekanan dilihat dari jawaban pengisian kuesioner,

sosial. Jika hal-hal ini memberikan dimana banyak penderita yang memilih

pengaruh yang positif maka sikap yang jawaban ragu-ragu, tidak setuju, dan

dibentuk juga menuju ke arah sangat tidak setuju dengan disertai alasan

pembentukan sikap yang baik, tetapi jika apa adanya.

memberikan pengaruh yang negatif maka Pandangan penderita bahwa diare

sikap yang dibentuk juga cenderung ke bukan merupakan

arah pembentukan sikap yang buruk berbahaya masih tertanam kuat di benak

penyakit

yang

meskipun pada awalnya seseorang mereka, cenderung meremehkan diare

memilki sikap yang baik terhadap suatu karena suatu anggapan tanda dan gejala

obyek. Jadi pembentukan dan perubahan diare ringan dan tidak perlu terlalu

sikap yang baik akan semakin besar bila diwaspadai, dan penyakit ini bisa sembuh

dipandang andal, dapat dengan sendirinya, serta kurangnya minat

sumber

dipercaya, dan disukai oleh target. Tetapi untuk mencari pengobatan dan perawatan

ada kalanya seseorang kehilangan minat jika tanda dan gejalanya masih ringan.

dalam menyikapi suatu obyek yang Lebih disayangkan lagi ada suatu

sedang terjadi, hal ini bisa dikarenakan pemikiran memerlukan biaya yang mahal

oleh sifat dari individu, status kesehatan dan banyak untuk mendapatkan suatu

dan tingkat pengetahuan pertolongan, sehingga lebih cenderung

Perilaku

Perilaku memegang peranan mengatasinya dan sering berujung

mencari sendiri

upaya

untuk

penting dalam meningkatkan dan mengambil

status kesehatan. masalah kesehatan seperlunya saja atau

keputusan mengatasi

mempertahankan

Dilihat dari hasil uji statistik Chi-square, bahkan membiarkan sampai selesai 2 x hitung = 12,039 dan dibandingkan

dengan sendirinya. Hal ini sebagai salah 2 dengan x tabel = 5,991 dengan tingkat satu penyebab seringnya penderita diare

kesalahan 5 % maka Ho ditolak dan Ha terlambat mendapat pertolongan sehingga

diterima, artinya terdapat pengaruh yang tidak jarang pula banyak dari penderita

bermakna dari perilaku penderita dalam mengalami suatu hal yang fatal dari

menangani penyakit diare. Sebanyak 14 akibat penyakit diare dan berakhir dengan

diantara 20 responden (70 %) memiliki gangguan fungsi organ tubuh menetap

perilaku yang kurang tentang penyakit bahkan kematian.

diare, artinya banyak dari penderita tidak Di negara tropis dan sedang

melakukan usaha-usaha yang dapat berkembang

maupun menunjang masyarakat terhadap suatu penyakit

penyembuhan penyakit diare. Hal ini juga masih banyak yang relatif rendah, dan ini

sangat sesuai dengan penelitian yang mendukung pola pembentukan sikap

banyak dilakukan oleh para ahli, bagaimana seseorang merespon kejadian

diantaranya Soedarto, 1996 dan Harry B. suatu penyakit, apakah memberikan

Greenberg, 1991 bahwa diare sering perhatian penuh terhadap penyakit

terjadi dimana masyarakat atau tersebut dan memutuskan tindakan yang

seseorang memiliki perilaku kesehatan terbaik

untuk mengatasinya

atau

yang buruk.

sebaliknya tidak mempedulikan kejadian JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 2 No. 2 63

Dari hasil penelitian didapatkan mempengaruhi kejadian dan penyebaran bahwa sebagian responden berperilaku

suatu penyakit. Jadi meskipun perilaku baik dan cukup, namun kebanyakan

kesehatan seseorang sudah baik, banyak mempunyai perilaku yang kurang,

faktor lain yang memerlukan perhatian sehingga banyak dari mereka yang

dalam mencegah dan menanggulangi terjangkit diare. Hal ini diketahui dari

kejadian dan penyebaran suatu penyakit. observasi langsung kepada responden, banyak dari mereka tidak melakukan

KESIMPULAN

pekerjaan ke arah perilaku kesehatan Angka kejadian diare di Posyandu yang baik dengan alasan malas, merasa

balita Desa Darsono RT 02 RW 01 pusing kalau bangun, cukup di tempat

Kecamatan Arjasa masih relatif tinggi. tidur saja.

Terdapat beberapa faktor resiko Perilaku kesehatan yang kurang

yang mempengaruhi terjadinya diare, atau buruk seperti membuang sampah

faktor tersebut saling mempengaruhi satu sembarangan, kurang atau sulit menjaga

sama lain, disamping faktor lain yang kebersihan baik kebersihan diri sendiri

tidak dilakukan penelitian karena maupun kebersihan lingkungan, tidak

berbagai keterbatasan. membiasakan mencuci tangan sebelum

Dari hasil penelitian didapatkan makan, membuang kotoran di sembarang

masih banyak penderita yang memiliki tempat. Hal-hal semacam ini banyak

pengetahuan kurang tentang penyakit dilakukan oleh kebanyakan masyarakat

diare, dan sikap serta perilaku kesehatan kita, karena kesadaran untuk menjalani

yang buruk dalam mencegah dan perilaku hidup bersih dan sehat masih

menangani penyakit diare. relatif rendah, sehingga tindakan tersebut sudah dianggap biasa dan sudah

DAFTAR PUSTAKA

mendarah daging. Braunwald, et. al. (1991). Buku Ajar Hal ini perlu dikaji lebih jauh

Dalam Harisson, mengapa seseorang memiliki perilaku

Penyakit

Kelainan Karena Agen Biologik kesehatan yang kurang atau buruk.

Dan Lingkungan, Edisi XI. Perilaku dibentuk tidak lepas dari peran

Jakarta : EGC. pengetahuan dan sikap, jika pengetahuan

Beaglehole, et. al. (1997). Dasar-Dasar dan sikap seseorang terhadap suatu

Epidemiologi. Yogyakarta : Gajah penyakit sudah baik, maka perilaku

Mada University Press. kesehatan yang dibentuk kemungkinan

Entjang Indan (1993). Ilmu Kesehatan mengarah ke perilaku kesehatan yang

Masyarakat. Bandung : Citra baik pula. Begitu juga sebaliknya, jika

Aditya Bakti.

tingkat pengetahuan dan sikap individu Frances K. Widmann (1994). Tinjauan masih

Klinis Atas Hasil Pemeriksaan kecenderungan

Laboratorium. Jakarta : EGC. tindakan yang merugikan kesehatan lebih

untuk

melakukan

Guyton C. Arthur (1995). Fisiologi besar.

Manusia Dan Mekanisme Namun perlu diingat, selain

Penyakit. Jakarta : EGC. perilaku kesehatan yang baik banyak

Mansjoer Arif, dkk (1999). Kapita faktor lain yang bisa mendukung

Selekta Kedokteran Edisi III Jilid peningkatan status kesehatan, diantaranya

I. Jakarta : FKUI, Media kesehatan lingkungan dan keadaan

Aesculapius.

tempat tinggal, jika lingkungan dan Marcia Stanhope (1997), and Jeanette tempat tinggal memiliki higiene dan

Lancaster. Perawatan Kesehatan sanitasi yang buruk (meskipun perilaku

Masyarakat, Suatu Proses Dan kesehatan baik), tentu hal ini juga

Untuk Peningkatan JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 2 No. 2 64

Praktek

Kesehatan. Bandung : Yayasan Sugiyono (2000). Metode Penelitian IAPKP.

Administrasi. Bandung : Alfabeta. Mohamad Kartono (2001). Pertolongan

Suryanah (1996). Keperawatan Anak Pertama. Jakarta : Gramedia

Untuk Siswa SPK. Jakarta : EGC. Pustaka Utama.

Westra Paridjata (2001). Pedoman Narbuko Cholid (2002), dan Achmadi

Penulisan Skripsi Berdasarkan Abu. Metodologi Penelitian.

Penelitian Empiris Di Lingkungan Jakarta : Bumi Aksara.

Perguruan Tinggi. Surabaya : Noer Syaifullah H.M. (2000). Buku Ajar

Airlangga University Press. Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi

WHO (1999). Management Pelayanan

III. Jakarta : FKUI. Kesehatan Primer . Jakarta : EGC. Noor Nasrey Nur (1997). Pengantar

Widayatun Tri Rusmi (1999). Ilmu Epidemiologi Penyakit Menular. Perilaku M.A. 104 . Jakarta : Jakarta : Rineka Cipta.

Sagung Seto.

Nursalam (2001), dan Pariani Siti.

(1996). Psikologi Pendekatan Praktis Metodologi

Winkel

W.S.

Pengajaran. Jakarta : Gramedia Riset Keperawatan. Jakarta :

Widiasarana. Indonesia. Sagung Seto. Nursalam

Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Notoatmodjo Soekidjo (1993). Pengantar Pendidikan Kesehatan Dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta : Andi Offset.

Notoatmodjo Soekidjo

Metodologi Penelitian Kesehatan.

Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo Soekidjo (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta.

Soedarto (1996). Penyakit-Penyakit Infeksi Di Indonesia. Jakarta : Widya Medika.

Soekanto Soerjono (2001). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Soemanto Wasty (2002). Pedoman Teknik Penulisan Skripsi (Karya Ilmiah). Jakarta : Bumi Aksara.

Soeparman (1999), dan Sarwono Waspadji. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II . Jakarta : FKUI.

Solita Sarwono (1993). Sosiologi Kesehatan, Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 2 No. 2 65

TINGKAT KEPUASAN IBU TERHADAP PELAYANAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN DI WILAYAH PUSKESMAS MAYANG

Khofi Hadidi*, Akhmad Efrizal Amrullah**, Lailil Fatkuriyah***

*, **, *** Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES dr. Soebandi Jember

ABSTRAK

Pandangan masyarakat kini tentang mutu pelayanan kesehatan berhubungan dengan kepuasan pasien yang dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat dan kesejahteraan masyarakat. Berdadasarkan data yang diperoleh di wilayah Puskesmas Mayang menunjukkan kurangnya perhatian petugas terutama ibu yang akan melahirkan sehingga angka persalinan oleh dukun lebih tinggi dibanding oleh tenaga kesehatan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingakt kepuasan ibu terhadapt pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan agar dapat ditingkatkan.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik total sampling dengan menggunakan 52 orang ibu melahirkan yang ditolong oleh tenaga kesehatan pada Bulan April 2008. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang tingkat kepuasan ibu terhadap pelayanan persalinan untuk tenaga kesehatan diwilayah Puskesmas Mayang menunjukkan bahwa Tingkat kepuasan terhadap mutu pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah Puskesmas Mayang dengan jumlah terbesar mengatakan harapan dan persepsinya puas yaitu sebesar 31 ibu (57,4%). Dan 23 ibu (42,6%) mengatakan sangat puas sedangkan tidak ada ibu yang menunjukkan tidak puas dan sangat tidak puas. Kepuasan ibu diperoleh karena nilai harapan sesuai dengan persepsinya.

Kata Kunci : Kepuasan. Ibu, Pelayanan Persalinan, Tenaga Kesehatan

PENDAHULUAN

Roberts Provest ( Sarwono, 2006 : 21 ) Setiap

yaitu mutu pelayanan kesehatan terkait pelayanan kesehatan yang bermutu di era

orang

memerlukan

pada kesiagaan petugas memenuhi globalisasi seperti sekarang ini. Tuntutan

kebutuhan pasien, kelancaran komunikasi masyarakat terhadap pelayanan kesehatan

petugas dan pasien, keprihatinan serta yang bermutu sering kita dengar. Tetapi

keramahtamahan petugas dalam melayani penerapan jaminan mutu pelayanan

pasien dan atau kesembuhan penyakit kesehatan belum mendapatkan tanggapan

yang dideritanya.

di lapangan pekerjaan

yang layak dan tepat. Melakukan

Kenyataan

menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan menimbulkan

belum mengupayakan kebutuhan dan (Pohan, 2006 : 6 ).

kepuasan

tersendiri.

kepuasan pasien yang dilayani secara Pandangan masyarakat kini tentang

simultan. Oleh karena itu survey mutu pelayanan kesehatan berhubungan

kepuasan pasien perlu dilakukan secara dengan kepuasan pasien yang dapat

berkala, dan akurat karena terbukti mempengaruhi kesehatan masyarakat dan

terdapat keuntungan positif antara kesejahteraan masyarakat. Kepuasan

partisipasi aktif masyarakat dalam pasien di dalam mutu pelayanan

kepuasan pasien (Pohan, 2006 : 143 ) kesehatan bersifat Multi Deviensional

Dari catatan Medis Puskesmas dan dimensi yang berbeda. Menurut

Mayang Kabupaten Jember bahwa JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 2 No. 2 66 Mayang Kabupaten Jember bahwa JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 2 No. 2 66

mendaftarkan menjadi Bidan delima (61%) dan persalinan oleh dukun adalah

serta mempublikasikan setiap informasi 287 ( 34% ). Sedangkan pada tahun 2007

yang baru tentang Standar Profesi persalinan oleh tenaga kesehatan adalah

Kebidanan. Dengan demikian diharapkan 565 (68,6%) dan persalinan oleh dukun

setiap bidan praktek swasta dapat adalah 244 (30%). (laporan bulan KIA

meningkatkan pelayanan kebidanan guna Puskesmas Mayang 2007).

memenuhi kebutuhan kepuasan pasien. Dari studi pendahuluan yang kami

Dengan latar belakang tersebut lakukan pada tanggal 21 Januari 2007

diatas, untuk meningkatkan pelayanan terhadap 10 orang yang mendapat

persalinan tenaga kesehatan di Wilayah pelayanan persalinan oleh tenaga

Puskesmas Mayang harus meningkatkan kesehatan di wilayah Puskesmas Mayang

mutu pelayanan kesehatan terutama menunjukkan prioritas permasalahan

untuk pelayanan kebidanan dengan yaitu : Kurangnya perhatian petugas : 5

standart pelayanan yang ditetapkan. orang, kelengkapan alat yang tersedia : 2

Sehingga perlu dilakukan penelitian orang, ruangan belum memenuhi syarat 2

tentang Tingkat Kepuasan Ibu Terhadap orang dan biaya persalinan : 1 orang.

Pelayanan Persalinan Oleh tenaga Akibat dari kurangnya

Kesehatan di Wilayah Puskesmas perhatian petugas dalam penerimaan

Mayang supaya Persalinan oleh tenaga pasien terutama ibu yang akan

kesehatan dapat ditingkatkan. melahirkan di Puskesmas Mayang masyarakat lebih memilih persalinan

METODE

ditolong oleh dukun bayi terlatih, Jenis penelitian ini adalah sehingga angka persalinan yang di

deskriptif dengan desain penelitian yang tolong oleh dukun bayi masih tinggi

digunakan adalah cross sectional . dibandingkan dengan persalinan oleh

Dalam penelitian ini populasinya tenaga kesehatan.

adalah dari beberapa kantong Banyak hal yang harus diperhatikan

persalinan di wilayah Puskesmas dalam pelayanan kesehatan terhadap

Mayang yang menurut perkiraan ibu kepuasan pasien. Kebijakan yang telah

yang akan melahirkan pada bulan april dilakukan di wilayah Puskesmas Mayang

2008 adalah: sebanyak 52 orang. yaitu dengan Peningkatan Pelayanan

Tehnik sampling dalam penelitian “Prima” (Profesional, Iklas dan Ramah)

ini dalah nonprobality sampling yaitu serta pelayanan bagi masyarakat miskin

tidak memberikan peluang yang sama dengan menggunakan kartu Askeskin,

populasi. Sampling Surat Keterangan Tidak Mampu dan

dari

setiap

penelitian ini dengan mengambil kartu BLT. Dengan demikian dapat

responden seluruh ibu yang melahirkan disimpulkan bahwa peningkatan mutu

ditenaga kesehatan pada bulan April pelayanan di wilayah Puskesmas Mayang

2008 sebanyak 52 orang. Pada sangat diperlukan untuk membentuk

penelitian ini terdiri dari satu variabel kepuasan pasien.

bebas yaitu tingkat kepuasan ibu. Sedangkan

Alat ukur yang digunakan dalam pelayanan

sebagai

pengelola

penelitian ini adalah kuesioner. meningkatkan standar profesi kebidanan,

kebidanan

untuk

Setelah data yang diperoleh dari setiap Bidan Praktek Swasta di wilayah

kuesioner kemudian Puskesmas

pengumpulan

ditabulasikan dan diprosentase evaluasi pelayanan dan rencana tindak

Mayang

melaksanakan

kemudian dikelompokkan sesuai sub- lanjut dari hasil evaluasi, mengikuti

sub variable yang diteliti, jawaban pertemuan rutin IBI, meningkatkan

dari masing – masing pertanyaan JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 2 No. 2 67 dari masing – masing pertanyaan JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 2 No. 2 67

Asisten apoteker 1 orang , petugas Laboratorium 10 orang , petugas

HASIL

administrasi 7 orang , dan juru imunisasi

Data Umum

10 orang .

5.1.1 Keadaan Geografi Wilayah Kerja

Sarana yang ada di puskesmas

Puskesmas Mayang.

mayang meliputi beberapa fasilitas yang Luas wilayah 5.605.195 Ha. Jumlah

terdiri 1 puskesmas induk yang desa : 7 desa dengan batas wilayah

memberikan pelayanan antara lain sebelah utara kecamatan Kalisat , sebelah

pelayanan KIA , pelayanan RJ , timur kecamatan Silo , sebelah selatan

pelayanan RI dengan kapasitas 24 tempat kecamatan Mumbulsari , sebelah barat

tidur , pelayanan Laboratorium sederhana kecamatan Pakusari.

, pelayanan obat - obatan , pelayanan

administrasi , puskesmas pembantu 4 Tenaga yang ada di puskesmas

5.1.2 Tenaga dan Sarana Pelayanan

buah yaitu desa Sumber Kejayan , mayang terdiri dari 1 dokter merangkap

Sidomukti , Seputih , Mrawan , dan 2 kepala puskesmas , dokter gigi 1 orang ,

polindes yaitu desa Tegal Waru dan desa tenaga keperawatan 8 orang , tenaga

Tegal Rejo.

5.2 Karakteristik Responden

Dari hasil penelitian tentang data Karakteristik Responden meliputi usia, tingkat pendidikan , jenis pekerjaan di wilayah Puskesmas Mayang .

5.2.1 Usia

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi usia responden di wilayah Puskesmas Mayang bulan april 2008 .

No Usia

1. Usia Remaja (14 – 17 th ) 15 27,8

2. Usia awal Muda Dewasa

4. Usia Pertengahan (40 – 59 -

th ) Usia Lanjut ( ≥ 60 th ) Jumlah

5.2.2 Tingkat Pendidikan

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan responden wilayah Puskesmas Mayang bulan April 2008

No Tingkat pendidikan n %

1 Pendidikan dasar (

tidak sekolah , SD )

2 Pendidikan menengah - ( SMP , SMA ) 3 Pendidikan Tinggi Jumlah

5.2.3. Jenis Pekerjaan

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 2 No. 2 68

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Jenis Pekerjaan responden di wilayah Puskesmas Mayang bulan April 2008

No Jenis Pekerjaan

1. Bekerja ( Petani ,

16 29,6 2. Pedagang , Buruh ) 38 70,4

Tidak Bekerja ( Ibu Rumah Tangga ) Jumlah

5.3. Data Khusus

Dari Hasil pemeriksaan tentang data khusus responden yang meliputi tentang kepuasan ibu terhadap pertolongan persalinan di wilayah puskesmas Mayang, hasilnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

5.3.1. Harapan dan Persepsi Ibu Terhadap mutu pelayanan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Mayang

Dimensi Daya Tanggap ( Responsiveness ) Harapan dan persepsi ibu terhadap mutu layanan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah puskesmas Mayang pada dimensi daya tanggap meliputi : Kecepatan petugas dalam melayani ibu , Kemampuan petugas melayani keluarga ibu ,Pemberian Informasi tentang hasil pemerikasaan Ibu.

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Ibu Terhadap Dimensi Mutu Daya Tanggap (Responsiveness) diwilayah Puskesmas Mayang bulan April 2008

No Harapan dan n

Persepsi

1. Sangat Puas

3. Tidak puas

4. Sangat tidak

puas Jumlah

Dimensi Mutu kehandalan( Reliability ) Harapan dan persepsi ibu terhadap layanan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah Puskesmas Mayang pada Dimensi kehandalan ( Realibilithy ) meliputi : Ketepatan petugas dalam melayani kondisi ibu , pelayanan secara keseluruhan di BPS / puskesmas ,kemampuan petugas menangani keluarga dengan tepat dan sikap petugas memberitahu dengan jelas tentang kondisi ibu . Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Ibu Terhadap Dimensi Mutu Kehandalan

(Reliability) di wilayah Puskesmas Mayang bulan April 2008.

No Harapan

dan Presepsi

1. Sangat puas

3. Tidak puas

4. Sangat tidak -

puas Jumlah

Dimensi Mutu Empati ( Empathy )

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 2 No. 2 69

Harapan dan presepsi ibu terhadap mutu layanan persalinan oleh tenaga kesehatan wilayah puskesmas mayang pada dimensi empati (Empathy) meliputi : Kesabaran petugas dalam memberikan pelayanan , Petugas memberikan informasi yang mudah di mengertitentang keadaan ibu , sikap petugas ketika berbicara dengan ibu sangat baik dan petugas sangat memperhatikan terhadap keluhan yang disampaikan oleh ibu. Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Ibu Terhadap Dimensi Mutu Empati (Emphaty)

diwilayah Puskesmas Mayang bulan April 2008

No Harapan dan n

Presepsi

1. Sangat puas

3. Tidak puas

4. Sangat tidak -

puas Jumlah

Dimensi mutu jaminan kepastian ( Asurance ) Harapan dan presepsi ibu terhadap mutu layanan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah puskesmas Mayang pada mutu jaminan kepastian ( Asurance ) meliputi : Suasana BPS/ puskesmas mampu memberikan kenyamanan pada ibu , petugas dengan jelas menjawab keluhan yang dialami ibu , penjelasan petugas membuat ibu semakin tenang dan petugas mampu memeriksa ibu sesuai prosedur.

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Ibu Terhadap Dimensi kepastian ( Assurance ) di wilayah Puskesmas Mayang bulan April 2008

No Harapan dan

Presepsi

1. Sangat puas

3. Tidak puas

puas Jumlah

5.3.1.5. Dimensi Mutu Bukti Langsung ( Tangibles ) Harapan dan presepsi terhadap mutu layanan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah puskesmas Mayang pada dimensi mutu bukti langsung ( Tangibles ) meliputi : Kebersihan , kerapian ruangan , kesterilan alat di BPS / puskesmas , Kejelasan dari biaya persalinan , Kenyaman dan keamanan saat dirawat , kelengkapan dan kesiapan alat sesuai prosedur saat pelayanan.

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Ibu Terhadap Dimensi Bukti Langsung (Tangibles) di wilayah Puskesmas Mayang bulan April 2008

No Harapan dan Presepsi

1. Sangat puas

3. Tidak puas

4. Sangat tidak puas

Jumlah

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 2 No. 2 70

Hasil dari harapan dan presepsi total nilai kepuasan terhadap 5 dimensi mutu pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah Puskesmas Mayang dapat dilihat pada tabel 4.9. Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Ibu Terhadap 5 Dimensi Mutu

Pelayanan di wilayah Puskesmas Mayang bulan April 2008

No Dimensi

Jumlah Mutu

Harapan dan Presepsi

% n % 1. Daya Tanggap

- 54 100 5. Bukti Langsung

Hasil dari nilai kepuasan total responden terhadap mutu layanan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah Puskesmas dapat dilihat pada tabel 5.10 berikut ini :

Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Ibu Terhadap Mutu Pelayanan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Mayang bulan April 2008

No Harapan

dan Presepsi

1. Sangat puas

3. Tidak puas

4. Sangat tidak -

puas Jumlah

PEMBAHASAN

Harapan ibu terhadap persalinan Berdasarakan hasil penelitian

yang ditolong oleh tenaga kesehatan terhadap 54 responden, diketahui bahwa

diwilayah Puskesmas Mayang merupakan sebanyak 36 ibu (66,7%) berusia 18 – 39

perkiraan atau keyakinan pelanggan th yang disebut usia awal dewasa muda (

tentang apa yang diterimanya ( Hurlock 2006) . Tingkat pendidikan

Wiyono,2006 :13) Terhadap seluruh mayoritas adalah pendidikan dasar yaitu

dimensi mutu layanan yang dapat sebanyak 43 ibu (79,6%). Jenis

membentuk kepuasan apabila jasa pekerjaan mayoritas adalah Ibu rumah

ditoleransi yang tangga yaitu sebanyak 38 ibu (70,4%)

minimum

yang

diharapkan ternyata sama dengan atau yang melahirkan ditolong oleh tenaga

bahkan melampaui harapan tersebut akan kesehatan diwilayah Puskesmas Mayang.

timbul kepuasan.

adalah pandangan yang melahirkan ditolong oleh tenaga

Dapat disimpulkan bahwa ibu

Persepsi

seseorang terhadap suatu kejadian kesehatan diwilayah Puskesmas Mayang

dimana persepsi dibentuk oleh harapan berasal dari tingkat pendidikan yang

dan pengalaman.

rendah dan golongan ekonomi menengah Kepuasan pasien merukan hasil kebawah.

dari persepsi pasien / keluarga terhadap

Tingkat Kepuasan Ibu Terhadap

suatu

yang

diperolehnya dalam

Pelayanan Persalinan Oleh Tenaga

menikmati jasa layanan meliputi:

Kesehatan Diwilayah

Puskesmas

Kehandalan (Reliability), daya tanggab

Mayang.

(Responsiveness ), Jaminan ( Assurance JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 2 No. 2 71

), Empaty ( Empathy ), dan bukti terhadap seluruh dimensi mutu pelayanan langsung (Tangibles) (Wijono , 2007:6)

meliputi : Daya tanggap (responsiveness), Hasil penelitian menunjukkan

(Reliability), Jaminan bahwa mayoritas ibu mememiliki

kehandalan

(Assurance), Empaty (Emphaty), dan harapan yang baik/ puas terhadap semua

bukti langsung (Tangibles) dimensi mutu layanan kesehatan dari 54

Hasil penelitian menunjukkan ibu yang dijadikan sampel penelitian

57,4% ibu merasa puas dan 42,6% ibu sebanyak 31 ibu (57,4 %) menyatakan

menyatakan sangat puas sedangkan tidak puas dan sebanyak 23 ibu (42,6%)

ada ibu yang menyatakan tidak puas dan menyatakan

sangat tidak puas terhadap pelayanan pelayanan persalinan oleh tenaga

sangat puas

dengan

persalinan oleh nakes di wilayah kesehatan di wilayah Puskesmas Mayang

Puskesmas Mayang.

Hasil penelitian sesuai dengan Sesuai dengan kepustakaan yang pendapat yang dikemukakan oleh

menyebutkan bukti dalam hubungan Mustika sari (2006) (http://mustika nurse,

positif antara partisipasi aktif masyarakat blogspot.com/2006/12/02/2008). Yang

dalam pembangunan kesehatan dengan menyatakan bahwa persepsi harapan

kepuasan (Pohan, 2006:144) antara lain individu pada situasi yang sama dapat

: kepuasan pasien dari mutu pelayanan berbeda, karena setiap individu itu

menjadi salah satu komponen utama yang unik,punya

penting, hasil dari keluaran layanan penerimaan

kesehatan yang dialami oleh setiap dihasilkan bisa berbeda

dan

interpretasinya

individu terhadap layanan kesehatan akan Faktor

cenderung mematuhi, setia terhadap menyebabkan tingginya harapan dan

pengobatan dan tindakan yang telah persepsi pasien adalah setiap pasien atau

disepakati serta sebaliknya yang kecewa ibu selalu memiliki kebutuhan dan

terhadap layanan kesehatan cenderung mereka selalu berharap kebutuhannya

akan berpindah ke fasilitas kesehatan dapat terpenuhi. Setiap pasien datang

lainnya.

untuk mendapat layanan

Berkaitan dengan hasil total pelayanan yang berkualitas sesuai dengan

dengan

tingkat kepuasan ibu yang melahirkan harapannya, serta pandangan tempat

ditolong oleh nakes di wilayah pelayanan yang memuaskan harga yang

Puskesmas Mayang bulan april 2008 terjangkau dan mendapat jasa tidak perlu

sebesar 57,4% ibu ( puas ) menunjukkan biaya tambahan (Budiastuti, 2002).

bahwa ada peningkatan dari sistem dan Apalagi ibu yang melahirkan

standart pelayanan khususnya pelayanan ditolong oleh tenaga kesehatn diwilayah

kebidanan dengan usaha yang telah Puskesmas Mayang adalah ibu yang

dilakukan seperti pelatihan APN, seminar segera mendapatkan pelayanan kesehatan

kebidanan serta mempublikasikan setiap yang segera, cepat dan tepat. Bila terjadi

informasi yang baru tentang standart suatu kesalahan terhadap pelayanan

profesi kebidanan khususnya kepada kesehatan maka akan berakibat fatal.

pengelola kebidanan.Sedangkan bagi Kondisi stress yang dialami pasien

masyarakat tingkat kepuasan dapat menjadi penyebab tingginya nilai harapan

diperoleh dan dirasakan sewaktu datang dan persepsi pasien terhadap mutu

ke sarana kesehatan untuk mendapatkan pelayanan persalinan oleh tenaga

pelayanan kesehatan.

kesehatan diwilayah Puskesmas Mayang. Kebutuhan masyarakat terhadap Tingkat kepuasan ibu terhadap

kepuasan sesuai dengan usia awal muda pelayanan persalinan oleh tenaga

dewasa ( 18 – 39 th ), jenis pendidikan ( kesehatan diwilayah Puskesmas Mayang

tidak sekolah, SD ) dan jenis pekerjaan merupakan hasil dari nilai kepuasan total

sebagian besar tidak bekerja (ibu rumah JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 2 No. 2 72 sebagian besar tidak bekerja (ibu rumah JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 2 No. 2 72

Indonesia. tuntutannya untuk memenuhi harapan

Muninjaya, A. A. Gde (2004). dan persepsinya yang dirasakan meliputi :

Manajemen Kesehatan . perhatian petugas terhadap keluhan yang

Jakarta, EGC. disampaikan

Nursalam (2003). Metode Penelitian Ilmu memberikan

Keperawatan . Jakarta. pemeriksaannya,

informasi

hasil

Salemba Medika. terhadap petugas untuk menangani

kepercayaan

ibu

Pohan, Imbalo. S (2007). Jaminan Mutu kondisinya, kesabaran dari petugas,

Layanan Kesehatan . Jakarta kenyamanan ibu sewaktu memberikan

EGC.

pelayanan serta penjelasan biaya Wijono, Djoko Haji (2007) Manajemen pertolongan persalinan.

Mutu Pelayanan Kesehatan . Dengan tingkat kepuasan ibu yang baik

Surabaya Airlangga akan terjadi peningkatan persalinan oleh

University Press. tenaga kesehatan di wilayah Puskesmas Mayang.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian

yang dilakukan tentang tingkat kepuasan

ibu terhadap pelayanan persalinan untuk

tenaga kesehatan diwilayah Puskesmas

Mayang dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

Tingkat kepuasan terhadap mutu

pelayanan persalinan oleh tenaga

kesehatan di wilayah Puskesmas Mayang

dengan jumlah terbesar mengatakan

harapan dan persepsinya puas yaitu

sebesar 31 ibu (57,4%). Dan 23 ibu

(42,6%) mengatakan sangat puas

sedangkan tidak ada ibu yang

menunjukkan tidak puas dan sangat tidak

puas. Kepuasan ibu diperoleh karena nilai

harapan sesuai dengan persepsinya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S (2002). Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan Praktek .

Jakarta, PT Rineka Cipta.

Danim, Sudarwan

Metodologi . Jakarta. EGC

Hidayat, A. Azis Alimul (2007). Metode

Penelitian Kebidanan dan

Teknik Analisis . Jakarta.

Salemba Medika.

I B I (2000) Standar Profesi Kebidanan.

Jakarta.

Departemen

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 2 No. 2 73

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI PERAWAT UNTUK MELANJUTKAN PENDIDIKAN PADA JENJANG PENDIDIKAN TINGGI KEPERAWATAN

Doni Setiawan, Kushariyadi, Kustin*

*Dosen Program S1 Keperawatan STIKES dr. Soebandi Jember

ABSTRAK

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang keperawatan, serta tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas juga semakin meningkat. Tetapi kenyataan dilapangan tenaga keperawatan dengan kualifikasi S1/Sarjana Keperawatan sampai dengan tahun 2008 di RSD Kalisat Jember sebanyak 2 orang. Hal ini diduga karena kurangnya motivasi perawat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Untuk itu peneliti mengidentifikasi motivasi perawat untuk melanjutkan pendidikan melalui jenjang pendidikan S1 Keperawatan, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi tersebut.

Desain penelitian yang digunakan cross sectional yang bersifat analitik. Total sample yang digunakan adalah 58 orang menggunakan teknik purposive sampling. Analisa data menggunakan perhitungan uji Regresi Linier dengan tingkat signifikansi ρ < 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan motivasi sebagian besar perawat IRNA RSD Kalisat tergolong tinggi untuk melanjutkan pendidikan (67%). Ada hubungan antara umur dengan motivasi dengan nilai ρ = 0,000 (ρ < 0,050), ada hubungan jenis kelamin dengan motivasi nilai signifikansi ρ = 0,021 (ρ < 0,050), ada hubungan antaar status perkawinan dengan motivasi dengan nilai ρ = 0,011 (ρ < 0,050) dan tidak ada hubungan antara dukungan atasan dengan motivasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi ρ = 0,372 (ρ > 0,050). Faktor dominan yang memperngaruhi adalah factor usia.

Kata Kunci : Motivasi, Perawat, Pendidikan

PENDAHULUAN

dibidangnya, dengan demikian tantangan Mutu sumber daya manusia

utama dalam upaya meningkatkan (SDM) Indonesia berdasarkan laporan

pelayanan kesehatan sebaik-baiknya The United Nation Development

adalah pengembangan SDM. Tenaga Program (UNDP) tahun 2006 yang

kesehatan yang telah berada di dalam berdasarkan pada Human Development

sektor pelayanan kesehatan perlu Index (HDI) , jauh tertinggal dengan

dikembangkan dan diarahkan agar dapat negara ASEAN lainnya. Indonesia

bekerja lebih produktif (Sumantri, 2005 : menempati urutan ke 102 dengan indeks

18). Perawat sebagai ujung tombak 0,61 (Abas H. 2007 : 37). Sektor

pelayanan kesehatan dituntut untuk kesehatan merupakan salah satu sektor

memiliki kematangan dalam berfikir, yang bergantung pada tersedianya SDM.

bertindak, dan bersikap sebagai perawat Menghadapi era globalisasi, dimana

profesional, sehingga mampu menjawab diberlakukannya pasar bebas dan

berbagai tantangan tersebut. semakin

Pengembangan karyawan dirasa pengetahuan dan tekhnologi dibidang

berkembangnya

ilmu

semakin penting manfaatnya karena kesehatan,

tuntutan pekerjaan atau jabatan, sebagai persaingan antar rumah sakit, dibutuhkan

serta

meningkatnya

akibat kemajuan teknologi dan semakin SDM yang berkualitas dan profesional

ketatnya persaingan. Setiap karyawan JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 2 No. 2 74 ketatnya persaingan. Setiap karyawan JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 2 No. 2 74

dorongan dalam diri manusia yang daya saing institusi semakin besar.

menyebabkan sesorang berbuat sesuatu Pengembangan ini dilakukan untuk

(Slameto, 2008 : 170). Motivasi untuk tujuan non karier maupun karier bagi

melanjutkan pendidikan kejenjang yang para karyawan melelui pendidikan dan

menurut peneliti pelatihan (Hasibuan SP, 2006 : 68).

lebih

tinggi

berhubungan dengan Salah satu jalan yang harus ditempuh

kemungkinan

faktor usia, jenis kelamin, status manajemen tenaga kerja yang sekaligus

perkawinan dan dukungan atasan. merupakan salah satu fungsinya adalah

Banyak lulusan D3 keperawatan yang memberikan

mengalami phobia untuk melanjutkan karyawan mengikuti pendidikan dan

kesempatan

kepada

pendidikan di FIK atau PSIK karena pelatihan baik melalui jalur formal

merasa untuk lulus seleksi saja sangat maupun non formal (Sastrohadiwiryo,

sulit. Terlebih lagi perkuliahan yang 2006 : 198).

harus dijalani sangat padat, berat dan Kemajuan ilmu pengetahuan dan

cukup melelahkan. Issue inilah yang teknologi dibidang keperawatan, serta

kemungkinan membuat mereka merasa tuntutan masyarakat untuk mendapatkan

sebelum bertanding pelayanan kesehatan khususnya bidang

kalah

(Yatiningtyastuti, 2005 : 25). keperawatan yang berkualitas juga

Dalam rangka peningkatan SDM, semakin meningkat.

pihak manajemen Rumah Sakit Daerah dibutuhkan tenaga yang berkualitas dan

Untuk itu

Kalisat Jember khususnya bidang Diklit profesional

merencanakan pelatihan, magang serta sehinggga

dibidang

keperawatan,

peningkatan SDM lainnya, peningkatan kontribusi yang bermakna sesuai dengan

mampu

memberikan

pendidikan pegawai dari D3 ke S1 peran dan fungsinya. Atas dasar kondisi

dengan prioritas S1 Keperawatan, dana tersebut,

untuk peningkatan SDM diambil sebesar keperawatan dengan titik awal dari

maka

pengembangan

5% dari anggaran (Hasil Raker RSD pendidikan keperawatan merupakan

Kalisat Jember, 2008). langkah yang cukup strategis. Tetapi

Dari uraian diatas maka peneliti kenyataan

mengidentifikasi keperawatan

motivasi perawat untuk melanjutkan S1/Sarjana Keperawatan sampai dengan

dengan

kualifikasi

pendidikan melalui jenjang pendidikan tahun 2008 di RSD Kalisat Jember

S1 Keperawatan, serta mengidentifikasi sebanyak 2 orang, sedangkan di

faktor-faktor yang berhubungan dengan puskesmas yang ada di Kabupaten

motivasi tersebut.

Jember belum ada S1/Sarjana pada tahun 2008,

pendidikan (Akbid Poltekkes Kemenkes Desain penelitian yang digunakan

Malang Prodi Jember) baru terdapat 3 cross sectional yang bersifat analitik. orang tenaga Sarjana Keperawatan

ini populasi dengan status sebagai guru/dosen.

Pada

penelitian

terjangkaunya adalah perawat D3 yang Terbatasnya

jumlah

tenaga

bekerja di ruang IRNA RSD Kalisat profesional

berpendidikan setingkat Sarjana menurut Berdasarkan data sekunder dari peneliti disebabkan oleh kurangnya RSD Kalisat Jember bulan Oktober 2002,