RAHMA KARTIKA.docx (102Kb)
RAHMA KARTIKA 35716984 Akademi kebidanan Universitas Gunadarma Jl.Raya Bogor KM 31 no.21 Cimanggis, Kota Depok
A. Prinsip Gizi Bagi Balita
Masa balita adalah periode perkembangan fisik dan mental yang pesat. Pada masa ini otak balita ibu telah siap menghadapi berbagai stimuli seperti belajar berjalan dan berbicara lebih lancar.Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini, bersifat irreversible (tidak dapat pulih). Ada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas pada usia dewasa sampai lanjut.
Setelah anak berumur satu tahun menunya harus bervariasi untuk mencegah kebosanan dan diberi susu, serealia (seperti bubur beras, roti), daging, sup, sayuran dan buah-buahan. Makanan padat yang diberikan tidak perlu di blender lagi melainkan yang kasar supaya anak yang sudah mempunyai gigi dapat belajar mengunyah. Kecukupan gizi: Golongan umum: 1-3 tahun → BB 12 kg, TB 89 cm, Energi 1220 Kkal, Protein 23 gram 4-6 tahun → BB 18 kg, TB 108 cm, Energi 1720 Kkal, Protein 32 gram
Anak dibawah lima tahun (balita) merupakan kelompok yang menunjukan pertumbuhan badan yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita justru merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan gizi. Bila mengalami gizi buruk balita maka perkembangan otaknya pun kurang dan itu akan berpengaruh kepada kehidupannya di usia sekolah dan pra sekolah.
Melaksanakan pemberian makanan yang sebaik-baiknya kepada bayi dan balita yang bertujuan sebagai berikut: memulihkannya jika sakit, melaksanakan berbagai jenis aktivitas, pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta psikomotorik.
2. Mendidik kebiasaan yang baik tentang memakan, menyukai dan menentukan makanan yang diperlukan.
Adapun Prinsip Gizi Seimbang bagi balita :
a) Air Bayi yang menyusu pada ibunya masukkan air rata-rata:
trimester Kebutuhan (ml/kg BB/hari)
I 175-200II 150-175
III 130-140
b) Energi Menurut FAO/WHO 1971
Umur Kebutuhan Energi (Kal/kg BB/hari) 3 bulan 120 3-5 bulan 115 6-8 bulan 110 9-11 bulan 105 Diatas 1 tahun 112 1-3 tahun 101 4-6 tahun
91 Umur Kebutuhan Protein (g/kg BB/hari) 6-11 bulan 3,5-2,0 1-3 tahun 2,5-2,0 4-6 Tahun 3,0
d) Lemak Pada masa bayi dan balita lemak masih dianggap tidak perlu dalam jumlah banyak kecuali asam lemak essensial (asam lenoleat dan arakidonat). Lemak yang mengandung asam lemak essensial bila kurang dari 0,1 % akan mengakibatkan gangguan seperti kulit bersisik, rambut mudah rontok dan hambatan pertumbuhan. Maka dianjurkan sekurang-kurangnya 1% kalori yang berasal dari asam lenoleat.
e) Karbohidrat Rekuiremen karbohidrat belum diketahui dengan pasti. Bayi yang menyusu pada ibunya mendapat 40 % kalori dari laktosa. Pada usia yang tua kalori dan hidrat arang bertambah jika bayi telah diberikan makanan lain terutama yang mengandung banyak tepung misalnya bubur susu dan nasi tim.
f) Vitamin dan mineral
Ca Fe Vit A Vit B1 Vit B12 Vit B6 Vit C Vit D
6-11 0,6 gr 8 gr 1200 mg 0,4 mg 0,5 mg 6 mg 25 mg 400
bln unit 1-3 th 0,5 gr 8 gr 1500 mg 0,5 mg 0,7 mg 8 mg 30 mg4-6 th 0,5 gr 10 gr 1800 mg 0,6 mg 0,9 mg 9 mg 40 mg
1. Gizi Seimbang Bagi Balita Seorang anak yang sehat akan tumbuh dan berkembang dengan normal. Secara terserap didalam tubuh. Sehat tampak aktif, gesit dan gembira serta mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi oleh gizi yang terserap didalam tubuh. Meskipun kekurangan gizi bukan merupakan hal baik bagi balita, bukan berarti apabila seorang balita diberikan asupan gizi secara berlebih (misalnya memberikan berbagai pil vitamin) akan membuat tubuhnya menjadi kebal terhadap berbagai penyakit. Tubuh balita justru akan mengalami kehilangan kemampuan untuk ’membentengi’ tubuh, sehingga mempermudah masuknya penyakit.
Sejak masa kanak-kanak, otak manusia sudah mempunyai dendrit yang berfungsi untuk mengantarkan rangsangan. Lebih banyak dendrit yang terbentuk dalam otak berarti lebih banyak sinapsis yang berkempuan dalam belajar. Jika pada puncak pembentukan gizi yang tersedia tidak cukup maka jumlah sinapsis yang terbentuk akan berkurang sehingga mengakibatkan fungsi mentalnya berkurang seperti: daya ingat dan kapasitas belajar kurang. Pada anak usia dua sampai tigatahun mulai mendapatkan masukan gizi-gizi yang khusus, seperti seng dan vitamin A.
2. Tujuan Gizi Bagi Balita a. Memberitahukan bahwa gizi sangat penting bagi kesehatan tubuh.
b. Memberikan pada ibu dan calon ibu untuk berhati-hati dalam pemilihan
makanan untuk sang buah hati.
c. Memberitahukan pada masyarakat bahwa gizi merupakan suatu kebutuhan yang
mendesak bagi tubuh sehingga perlu dipenuhi agar tubuh menjadi sehat.
d. Menjelaskan berbagai faktor fisiologis yang mempengaruhi keadaan gizi anak
balita.
e. Menyebutkan kebutuhan berbagai zat gizi terhadap perkembangan berbagai
organ tubuh anak balita.
f. Menjelaskan faktor di masyarakat yang dapat mempengaruhi keadaan gizi anak
balita.
g. Menjelaskan pengaruh faktor sosioekonomi orangtua pada keadaan gizi anak
i. Menyebutkan masalah perkembangan tubuh pada anak balita.
B. Cara Mengelola Makanan Bagi Balita
Pemberian makanan pada balita, sebagaimana halnya kelompok usia lain yang lebih tua, harus memenuhi kebutuhan balita itu, yang meliputi kebutuhan kalori serta kebutuhan zat-zat gizi utama yang meliputi 5 komponen dasar, yakni hidrat arang, protein, lemak, mineral dan vitamin (termasuk air dalam jumlah yang cukup). Kesemua zat gizi ini memiliki fungsi masing-masing, serta harus terdapat secara bersamaan pada suatu waktu. Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam, menggunakan makanan yang telah dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah diterima oleh bayi, dan dikembangkan lagi dengan bahan makanan sesuai makanan keluarga.
Pemberntukan pola makanan perlu diterapkan sesuai pola makanan keluarga. Peranan orang tua sangat dibutuhkan untuk membentuk perilaku makan yang sehat. Seorang ibu dalam hal ini harus mengetahui, mau dan mampu menerapkan makan yang seimbang atau sehat dalam keluarga karena anak akan meniru perilaku makan dari orang tua dan orang-orang disekelilingnya dalam keluarga.
Makanan selingan tidak kalah pentingnya dengan apa yang diberikan pada jam diantara makanan pokoknya. Makanan selingan dapat membantu jika anak tidak cukup menerima porsi makan karena anak susah makan. Namun pemberian yang berlebihan pada makanan selingan pun tidak baik karena akan mengganggu nafsu makannya.
Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi lengkap yaitu sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti arem-arem nasi isi daging sayuran, tahu isi daging sayuran, roti isi ragout ayam sayuran, pizza dan lain- lain. Fungsi makanan selingan adalah :
1. Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan makanan selingan. siang, dan malam).
3. Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktifitas anak pada usia balita.
Ciri-ciri gizi buruk : 1. Kurus, rambut kemerahan.
2. Perut kadang-kadang buncit.
3. Wajah konfase (cekung) untuk monkey fase (keriput).
4. Cengeng.
5. Kurang respons.
C. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Makanan
1. Pengaruh ibu : Kurangnya pengetahuan ibu dan keterampilan yang
mempengaruhi gizi di bidang memasak, konsumsi anak, keragaman bahan makanan
2. Prasangka buruk : Anggapan terhadap jenis makanan tertentu yang bisa
mempengaruhi gizi, misalnya anggapan terhadap anak kecil yang suka makan ikan bisa menyebabkan cacingan.
3. Pantangan : Pantangan terhadap makanan tertentu yang telah menjadi kebiasaan
yang mempengaruhi gizi, misal pantangan terhadap anak yang suka makan daging 4. yang biasanya yang terjadi di daerah pedesaan. kesukaan yang berlebihan : Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu yang mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang 5. diperlukan. Misal kesukaan yang berlebihan terhadap coklat.
Jarak kelahiran yang terlalu cepat : Jarak antara dua kelahiran yang 6. sosial ekonomi : Tingkat penghasilan keluarga yang mempengaruhi status gizi terlalu rapat yaitu kurang dari 1 tahun. 7. kurang pada balita yang dihubungkan dengan jumlah anggota keluarga. penyakit pada anak : Penyakit yang diderita pada anak yang menyebabkan terganggunya status gizi balita.
Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi oleh gizi yang terserap didalam tubuh. Kurangnya gizi yang diserap oleh tubuh mengakibatkan mudah tersrang penyakit, karena gizi memberi pengaruh yang besar terhadap kekebalan tubuh.
Beberapa penyakit yang timbul akibat kurangnya gizi antar lain diare, disentri, gondok, busung lapar. Defisiensi Kurang Kalori Protein (KKP), Defisiensi Vit. A, Defisiensi Yodium, Anemia, Marasmus, Kwashiorkor dan beberapa penyakit lainnya.
Gizi bukan hanya mempengaruhi kesehatan tubuh, tetapi dapat juga mempengaruhi kecerdasan. Apabila gizi yang diperlukan oleh otak tidak terpenuhi, otak akan mengalami pengaruh sehingga tidak dapat berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi genetiknya.
atus Gizi Dapat Dilihat Dari Segi:
1. Tingkat Pendidikan Orang Tua
Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih memahami makanan dan memiliki makanan yang baik untuk anak balita.
2. Sosial Budaya
Ada sebagian masyarakat yang mempunyai adat istiadat tertentu terutama tentang pemberian makanan yang boleh dan tidak boleh. Misalnya, tidak boleh makan telur jika ada luka, karena akan menyebabkan terjadinya pembusukan pada luka dan lain sebagainya. Seharusnya telur merupakan sumber gizi yang tnggi kadar protein dan baik untuk penyembuhan luka.
3. Serat Makanan
Serat baik untuk kesehatan pencernaan. Anak-anak yang diberi makanan yang berserat akan baik untuk untuk kesehatan dan pertumbuhannya.
4. Kemudahan Cerna Nutrient dalam bahan makanan yang lazim tersedia biasanya mudah dicerna.
Persentase nutrien yang dapat diasimilasi dalam sebagian besar bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari cukup tinggi, misalnya untuk karbohidrat 97% dan lemak makanan, serta terdapatnya bahan senyawa lain secara bersamaan.
5. Rasa Kenyang
Selain terhadap kepuasan dan terpenuhnya rasa kenyang, pemberian makanan harus dapat pula memenuhi persyaratan segi kesehatan. Beberapa jenis makanan mempunyai nilai rasa kenyang yang tinggi, berarti cepat memberikan rasa kenyang, seperti susu, telur, makanan yang berlemak. Sedangkan roti, kentang, daging tanpa lemak, ikan, sayur buah mempunyai nilai rendah.
6. Sumber Makanan
Tersedianya makanan sangat mempengaruhi status gizi seseorang. Semakin sulit atau jauh mendapat makanan yang mengandung gizi akan semakin sulit juga bagi seseorang untuk mendapatkan makanan yang mengandung cukup gizi atau gizi yang baik.
E. Menu Seimbang Bagi Balita
1. Karbohidrat Seperti nasi, roti, sereal, kentang atau mie.
2. Buah dan Sayur
Seperti pisang, pepaya, jeruk, tomat, dan wortel. Jenis sayuran beragam mengandung zat gizi yang berbeda
3. Susu dan Produk Olahan Susu
Susu pertumbuhan, produk olahan susu seperti susu dan yoghurt. Pastikan balita ibu mendapatkan asupan kalsium yang cukup dan konsumsi susunya.
4. Protein Seperti ikan, susu, daging, telur, dan kacang-kacangan.
5. Lemak dan Gula
Seperti yang terdapat dalam minyak, santan, dan mentega, roti, dan kue juga mengandung Omega 3 dan 6 yang penting untuk perkembangan otak.
F. Dampak yang Ditimbulkan Akibat Gizi yang Tidak Seimbang
1. berat badan tidak sesuai dengan umur 2. tinggi badan tidak sesuai dengan umur 3. berat badan tidak sesuai dengan tinggi badan 4. lingkar kepala dan lingkar lengan kecil
b. Pada perkembangan anak :
1. berat, besar otak tidak bertambah, tingkah laku anak tidak normal 2. tingkat kecerdasan menurun Disamping itu, gizi kurang juga dapat menyebabkan beberapa penyakit, yaitu:
a. Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP) Penyakit ini terjadi karena ketidakseimbangan antara konsumsi kalori atau karbohidrat dan protein dengan kebutuhan energi atau terjadinya defisiensi atau defisit energi dan protein. Pada umumnya Anak Balita merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan gizi. Hal ini disebabkan anak Balita dalam periode transisi dari makanan bayi ke makanan orang dewasa, sering kali tidak lagi begitu diperhatikan dan pengurusannya sering diserahkan kepada orang lain, dan belum mampu mengurus dirinya sendiri dengan baik terutama dalam hal makanan. Hal ini juga di karenakan pada umur tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Apabila konsumsi makanan tidak seimbang dengan kebutuhan kalori maka akan terjadi defisiensi tersebut (kurang kalori dan protein).
Penyakit ini dibagi dalam tingkat-tingkat, yakni :
1. KKP ringan, kalau berat badan anak mencapai 84-95 % dari berat badan menurut standar Harvard.
2. KKP sedang, kalau berat badan anak hanya mencapai 44-60 % dari berat badan menurut standar Harvard.
Beberapa ahli hanya membedakan antara 2 macam KKP saja, yakni KKP
ringan atau gizi kurang dan KKP berat (gizi buruk) atau lebih sering disebut
marasmus (kwashiorkor). Anak atau penderita marasmus ini tampak sangat kurus, berat badan kurang dari 60% dari berat badan ideal menurut umur, muka berkerutseperti orang tua, apatis terhadap sekitarnya, rambut kepala halus dan jarang
berwarna kemerahan.DAFTAR PUSTAKA Djaelani, Ahmad Sediotama. 2002. Ilmu 9121. Jakarta.
Dian Rakyat Laksamana, Hendra T. 2005. Kamus Kedokteran. Jakarta : Djambatan.
Tablet Besi Untuk Pencegahan Anemia . Penelitian Gizi dan Makanan . Jilid 23 : 92
Libuae P . Perbaikan Gizi Anak Sekolah Sebagai Investasi SDM . dalam Kompas 9
September 2002 .Santosa, Sugeng. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT.Rieneka Cipta. Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.