MAKALAH siap teori penciptaan alam semes (1)

MAKALAH
TEORI PENCIPTAAN ALAM SEMESTA MENURUT SAINS DAN
AL - QUR'AN
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
IAD / ISD / IBD

Dosen Pembimbing : Akhmad Khubby Ali Rahmat, S.Ag, M.Si

Disusun oleh :
1. Achmad Fahmil Ulum
2. Achmad Badry Andry Syahrizal
3. Andhini Rahmatul Jannah
4. Dewi Wulansari
5. Cita Suci Islamiyah

FAKULTAS SYARIAH & EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SURABAYA

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas
segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “TEORI PENCIPTAAN ALAM
SEMESTA MENURUT AL-QUR’AN DAN SAINS.”
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah IAD / ISD / IBD di
Fakultas Syariah & Ekonomi Islam jurusan Ekonomi Syariah IAIN Sunan Ampel
Surabaya. Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Bapak Akhmad Khubby Ali Rahmat, S.Ag, M.Si selaku dosen pembimbing
mata kuliah IAD / ISD / IBD dan kepada segenap pihak yang telah memberikan
bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Namun, atas keterbatasan penulis baik dalam hal waktu dn informasi yang
didapatkan sehingga penulis merasa bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh
karena itu, penulis juga berharap agar para pembaca dapat memberikan feedback
kepada penulis berupa komentar atau kritik membangun sehingga dapat memperbaiki
kualitas penulis dalam menulis dan juga dalam memperdalam pemahaman penulis
menyangkut bab yang membahas Teori Penciptaan Alam Semesta..

Surabaya, 30 September 2013

Tim Penulis


DAFTAR ISI
UIN Sunan Ampel Surabaya – Fakultas Syari’ah dan Ekonomi
Islam | IAD / ISD / IBD

2

KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I ............................................................................................................................5
1.Pendahuluan ...............................................................................................................5
i.i Latar belakang ............................................................................................6
i.ii Rumusan Masalah ......................................................................................6
i.iii Tujuan ........................................................................................................
BAB II ..........................................................................................................................7
2.Landasan Teori ..........................................................................................................7
ii.i Pengertian Alam Semesta……..................................................................7
ii.ii Teori Penciptaan Alam Semesta dari sisi perspektif Ilmu Sains..............9
ii.iii Teori Penciptaan Alam semesta dari sisi pandangan Al –Q ur’an........12
ii.iv Anggota Pembentuk Alam semesta........................................................18

BAB III .....................................................................................................................28
iii.i Kesimpulan & Saran .............................................................................28
BAB IV ....................................................................................................................29
iv.i Revisi .....................................................................................................29
BAB V .......................................................................................................................30
v.i Penutup & Daftar Pustaka ......................................................................30

BAB I
1.Pendahuluan
UIN Sunan Ampel Surabaya – Fakultas Syari’ah dan Ekonomi
Islam | IAD / ISD / IBD

3

i.i Latar Belakang
Alam semesta atau jagat raya ini dapat diartikan sebagai suatu ruangan atau
lingkup atau cakupan yang maha besar di mana di dalamnya terjadi segala sesuatu
peristiwa alam yang dapat diungkapkan manusia maupun yang belum dapat diungkap
oleh manusia. Alam semesta terbentuk kira-kira ribuan juta tahun yang lalu yang
bersamaan dengan adanya ledakan besar.

Namun bukan hanya teori ledakan besar saja yang menjadi satu-satunya teori
terbentuknya alam semesta ada teori-teori lain yang memiliki bukti yang kuat tentang
terbentuknya alam semesta seperti : teori dentuman, teori creatio continua, teori
ekspansi dan teori-teori lainnya. Bukan hanya ada teori tapi adanya alam semesta ini
juga melelui tahap-tahap. Peristiwa penciptaan alam semesta terjadi selama enam
masa dalam prespektif Islam, sebagaimana dinyatakan oleh Allah, dan disepakati oleh
ilmuwan ahli ilmu alam dalam enam tahap.
Namun terlepas dari itu semua kami tetap menyadari kalau adanya alam
semesta ini karena kehendak Nya, karena Beliaulah yang maha kuasa dan
berkehendak dimuka bumi ini atas ciptaannya.
Oleh sebab itu kita tidak boleh heran bahwa sejak zaman purbakalah hingga
sekarang manusia dari berbagai peradaban mencoba menemukan model terbentuknya
bumi sesuai dengan tingkat perkembangan pengetahuan dan kecendekiaannya.
Perkembangan citra manusia mengenai alam raya seringkali terikat sangat erat
pada pengetahuan apriori yang diturunkan kepadanya melalui otoritas. Hal ini
menyebabkan bahwa pandangan tentang alam raya sulit diuji kebenarannya melalui
pengalaman.
Bagaimana konsepsi para ilmuwan tentang peciptaan jagad raya dan
pemikiran apa yang melandasinya? konsepsi itu berubah-ubah sepanjang sejarah,
bergantung pada tingkat kecanggihan alat-alat observasinya, dan bergantung pada

tingkat kemajuan fisika itu sendiri. Konsepsi yang mereka kemukakan bahwa jagad
raya ini tidak terbatas dan besarnya tidak terhingga, konsepsi ini berasal dari Newton.
UIN Sunan Ampel Surabaya – Fakultas Syari’ah dan Ekonomi
Islam | IAD / ISD / IBD

4

Konsepsi mereka yang lain adalah bahwa alam ini tidak berubah keadaannya sejak
waktu tak terhingga lamanya sampai masa yang akan datang. Dan tentunya juka
masih akan terus berkembang teori yang akan lebih relevan atau diterima oleh
masyarakat dunia di abad millenium ini.
Dalam ringkasan ini penulis akan mencoba membahas tentang
perkembangan pemikiran tentang pembentukan alam raya ditinjau dari pandangan
ilmu pengetahuan ( Science ) juga pandangan Islam yaitu menurut Alquran.
i.ii Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari alam semesta ?
2. Apa saja teori – teori penciptaan alam semesta menurut Ilmu Pengetahuan
yang dikembangkan oleh manusia (Science) ?
3. Bagaimanakah proses pembentukan alam semesta jiga ditinjau dalam
pandangan Al – Qur’an ?

4. Apa saja anggota pembentuk alam semesta ?

i.iii Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari alam semesta
2. Unuk mengetahui teori penciptaan alam semesta dari sisi perspektif
science
3. Untuk mengetahui proses pembentukan alam smesta jika ditinjau dalam
pandangan Al – Qur’an
4. Untuk mengetahui anggota / pembentuk alam semesta

BAB II
2. Landasan Teori
i.i Pengertian Alam Semesta
UIN Sunan Ampel Surabaya – Fakultas Syari’ah dan Ekonomi
Islam | IAD / ISD / IBD

5

Alam semesta adalah fana. Ada penciptaan, proses dari ketiadaan menjadi ada,
dan akhirnya hancur. Bagaimanakah alam semesta tak berbatas tempat kita tinggal ini

terbentuk? Bagaimanakah keseimbangan, keselarasan, dan keteraturan jagat raya ini
berkembang? Bagaimanakah bumi ini menjadi tempat tinggal yang tepat dan
terlindung bagi kita?
Aneka pertanyaan seperti ini telah menarik perhatian sejak ras manusia
bermula. Para ilmuwan dan filsuf yang mencari jawaban dengan kecerdasan dan akal
sehat mereka sampai pada kesimpulan bahwa rancangan dan keteraturan alam
semesta merupakan bukti keberadaan Pencipta Mahatinggi yang menguasai seluruh
jagat raya.
Alam semesta atau jagad raya didefinisikan sebagai ruang-waktu dimana
semua energi dan materi berkumpul. Massa dan energi yang berada di alam semesta
terdiri atas 73% energi gelap, 23% materi gelap dingin dan 4% atom. Alam semesta
mungkin mempunyai 1011 galaksi dimana tiap-tiap galaksi mempunyai 1011 bintang
yang tersebar dengan masing-masing bintang memiliki 1057 atom hidrogen.
Dan Sekitar tahun 700-600 SM, orang babylon beranggapan bahwa alam
semesta merupakan suatu ruangan atau selungkup dimana bumi yang datar sebagai
lantainya, sedangkan langit sebagai bentuk ruangan yang begitu luas. Ukuran
diameter Bumi (12.500 km) baru diketahui pada abad ke- 3 (oleh Eratosthenes), jarak
ke Bulan (384.400 km) abad ke-16 ( Tycho Brahe, 1588), jarak ke Matahari (sekitar
150 juta km) abad ke-17 (Cassini, 1672), jarak bintang 61 Cygni abad ke-19 , jarak ke
pusat Galaksi abad ke-20 (Shapley, 1918), jarak ke galaksi-luar (1929), Quasar dan

Big Bang (1965). Perjalanan panjang ini terus berlanjut antargenerasi.
Namun pendapat ini sudah sangatlah lama pengertian alam semesta yang
sebenarnya adalah suatu ruangan yang maha besar, dimana di mana di dalamnya
terjadi segala peristiwa alam yang dapat diungkapkan manusia maupun yang belum
diungkap manusia, dan pendapat ini jelaskan kembali oleh Nicolas Copernikus dalam
bukunya yang berjudul “ De Revolutionisme Orbium Coelestium” yang menyatakan
UIN Sunan Ampel Surabaya – Fakultas Syari’ah dan Ekonomi
Islam | IAD / ISD / IBD

6

bahwa alam semeta adalah tempat tinggal bagi makhluk hidup (bumi) yang bumi dan
benda langit lainnya mengelilingi matahari sebagai pusat dari tata surya.
i.ii Teori Penciptaan Alam Semesta dari sisi perspektif Ilmu Sains
Alam semesta ini terbentuk kira- kira terbentuk dari jutaan tahun yang lalu
dengan proses yang begitu memakan waktu yang cukup lama dan dengan sebuah
dentuman yang sangat besar. Ada beberapa teori pembentukan alam semesta menurut
pandangan ilmu pengetahuan ( Sains ) , antara lain sebagai berikut :
1. Teori Kabut
Teori kabut dikemukakan oleh dua orang ilmuwan yaitu Imanuel Kant (17241804) seorang ahli filsafat bangsa Jerman dan Piere Simon LaPlace (1749-1827) ahli

astronomi bangsa Perancis. Kant mengemukakan teorinya tahun 1755, sedangkan
LaPlace mengemukakan pada tahun 1796 dengan nama Nebular Hypothes
Menurut Kant , pada awalnya alam raya merupakan gumpalan kabut ( nebula)
yang mengandung debu dan gas, terutama gas helium dan hidrogen. Kabut bergerak
dan berputar dengan kecepatan yang sangat lambat sehingga lama kelamaan suhunya
menurun dan massanya terkonsentrasi. Kemudian perputaran nya menjadi lebih cepat
sehingga membentuk sebuah cakram dengan massa terpusat di tengah-tengah cakram.
Perputaran yang semakin cepat menyebabkan terbentuk cincin atau gelang-gelang gas
yang memisahkan diri dari bagian luar cakram sehingga terbentuk suatu cakram yang
Menurut LaPlace, tata surya berasal dari kabut panas yang berpilin membentuk
bola besar. Kemudian terjadi proses pendinginan dan pengkerutan sehingga bola
mengecil membentuk cakram yang berputar makin cepat. Selanjutnya sebagian massa
gas pada bagian luar cakram menjauh dari gumpalan intinya dan membentuk cincincincin. Cincin ini kemudian membentuk gumpalan padat sehingga terbentuklah
planet-plenet dan satelit, sedangkan bagian massa gas yang ditinggalkan di bagian
UIN Sunan Ampel Surabaya – Fakultas Syari’ah dan Ekonomi
Islam | IAD / ISD / IBD

7

pusat piringan pada inti membentuk matahari. (Penggambaran teori kabut menurut

Kant)
Pada akhir abad ke-19 teori kabut disanggah oleh beberapa ahli seperti James
Clerk-Maxwell yang memberikan kesimpulan bahwa, bila bahan pembentuk planet
terdistribusi di sekitar matahari membentuk suatu cakram atau suatu piringan, maka
gaya yang disebabkan oleh perbedaan perputaran (kecepatan anguler) akan mencegah
terjadinya pembekuan planet.Pada abad ke-20 percobaan dilakukan untuk
membuktikan terbentuknya cincin-cincin LaPlace, menunjukkan bahwa medan
magnet dan medan listrik matahari telah merusak proses pembekuan batu-batuan. Jadi
tidak ada alasan yang kuat untuk
menyatakan bahwa cincin gas
dapat

membeku

membentuk

planet. Sehingga para ilmuwan
saat itu tidak menerima teori ini
lagi ketika memang pengujian
bahan


percobaan

itu

menunjukkan hasil yang berbeda
dengan apa yang dikemukakan
ilmuwan Kant – Laplace

2. Teori

Bintang

Kembar
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut
teori bintang kembar, awalnya ada dua buah bintang yang berdekatan (bintang
kembar), salah satu bintang tersebut meledak dan berkeping-keping. Akibat pengaruh
UIN Sunan Ampel Surabaya – Fakultas Syari’ah dan Ekonomi
Islam | IAD / ISD / IBD

8

gravitasi dari bintang kedua, maka keping-keping ini bergerak mengelilingi bintang
tersebut dan berubah menjadi planet-planet. Sedangkan bintang yang tidak meledak
adalah matahari. Teori ini mempunyai kelemahan karena berdasarkan analisis
matematis yang dilakukan oleh para ahli menunjukan bahwa momentum anguler
dalam sistem tatasurya yang ada sekarang ini tidak mugkin dihasilkan oleh peristiwa
tabrakan dua buah bintang.
3. Teori Pasang Surut atau Tidal
Ilmuwan Jeans dan Jeffri mengemukakan teori ini pada tahun 1919. Menurut
teori ini bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek,
sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu
masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di
Bumi, ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya
jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang
bermassa hampir sama besar dengan matahari mendekati matahari, maka akan
terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang
disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-guung tersebut akan mencapai tinggi
yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari
massa

matahari

tadi

dan

merentang

kea

rah

bintang

besar

itu.

Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini
akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet.
Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi,
melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya
terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi
matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan
lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planetplanet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih cepat.
Sementara pendinginan berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi matahari
pada orbit berbentuk elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu ketika meraka
UIN Sunan Ampel Surabaya – Fakultas Syari’ah dan Ekonomi
Islam | IAD / ISD / IBD

9

akan mendekati matahari dalam jarak yang pendek. Akibat kekuatan penarikan
matahari, maka akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh planet yang baru lahir itu.
Matahari akan menarik kolom-kolom materi dari planet-planet, sehingga lahirlah
bulan-bulan (satelit-satelit) yang berputar mengelilingi planet-planet. Peranan yang
dipegang matahari dalam membentuk bulan-bulan ini pada prinsipnya sama dengan
peranan bintang besar dalam membentuk planet-planet, seperti telah dibicarakan di
atas.Teori ini dapat menjawab mengapa planet dibagian tengah seperti: jupiter,
saturnus, uranus dan neptunus ukurannya besar, sedangkan pada bagian ujung seperti:
merkurius, venus dan pluto memiliki ukuran yang lebih kecil.1
4. Teori Planetesemal
Thomas C.Chaberlin dan Forest R. Moulton mencetuskan teori yang dikenal
dengan teori Planetesimal artinya planet terbentuk dari benda padat atau unsur-unsur
kecil yang telah ada sebelumnya. Menurut teori ini, matahari yang ada sekarang
sudah ada sebelumnya, kemudian ada sebuah bintang yang melintas pada jarak yang
tidak terlalu jauh dari matahari. Akibatnya terjadi peristiwa pasang naik pada
permukaan matahari maupun bintang itu. Sebagian dari masa yang tertarik jatuh
kembali kepermukaan matahari dan sebagian lagi terhambur ke ruang angkasa di
sekitar matahari menjadi planet-planet dan benda langit lainnya.2

5. Teori Dentuman Besar / Ledakan Besar ( Big Bang )
Pendapat kaum materialis yang berlaku selama beberapa abad hingga awal abad
ke -20 menyatakan, bahwa alam semesta memiliki dimensi tak terbatas, tidak
memiliki awal, dan akan tetap ada untuk selamanya. Menurut pandangan ini yang

1 Ibid, h. 14
2 Edi Istiyono, Op.cit.h. 176

UIN Sunan Ampel Surabaya – Fakultas Syari’ah dan Ekonomi
Islam | IAD / ISD / IBD

10

disebut ”model alam semesta yang statis”, alam semesta tidak memiliki awal maupun
akhir.
Dengan memberikan dasar bagi filosofi materialis, pandangan ini menyangkal
adanya Sang Pencipta, dengan menyatakan bahwa alam semesta ini adalah kumpulan
materi yang kostan, stabil , dan tidak berubah-ubah. Namun perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi abad ke-20 menghancurkan konsep-konsep primitif
seperti model-model alam yang stasis.
Pada awal abad ke-21 melalui sejumlah percobaan, pengamatan, dan
perhitungan, fisika modern telah mencapai kesimpulan bahwa keseluruhan alam
semesta, beserta dimensi materi dan waktu, muncul menjadi ada sebagai hasil dari
suatu ledakan raksasa yang terjadi dalam sekejap. Peristiwa ini dikenal dengan
Ledakan Maha Dahsyat ”Big Bang”, membentuk keseluruhan alam semesta sekitar
15 milyar tahun yang lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan sebagai hasil dari
ledakan satu titik tunggal.Pada awalnya alam semesta ini berupa satu massa
mahapadat. Massa mahapadat ini dapat dianggap satu atom mahapadat dengan ukuran
maha kecil yang kemudian mengalami reaksi radioaktif dan akhirnya menghasilkan
ledakan maha dahsyat .Kalangan ilmuwan modern menyetujui bahwa Big Bang
merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan mengenai
asal mula alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul menjadi ada. Sebelum
Big Bang, tak ada yang disebut sebagai materi. Dari kondisi ketiadaan, di mana
materi , energi, bahkan waktu belumlah ada, dan yang hanya mampu diartikan secara
metafisik, terciptalah materi, energi dan waktu.
6.

UIN Sunan Ampel Surabaya – Fakultas Syari’ah dan Ekonomi
Islam | IAD / ISD / IBD

11