MAKALAH PENGANTAR PROFESI KEPENDIDIKAN S
MAKALAH
PENGANTARPROFESI KEPENDIDIKAN
DISUSUN OLEH:
NAMA
: FERY SUMATOYO
ENDRI WAHYONO
KELOMPOK
: 2
MATA KULIAH
: PROFESI KEPENDIDIKAN
DOSEN PENGAMPU : MURSILAH, S.E
PROGRAM STUDY
: PENDIDIKAN EKONOMI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) NURUL HUDA SUKARAJA
OKU TIMUR
2016
i
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN .................................................................................
i
DAFTAR ISI ..............................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ...............................................................................
iii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ......................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................
1
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................
1
PEMBAHASAN
2.1 Visi Pendidikan ....................................................................
2
2.2 Keberhasilan Pendidikan Dewasa ini ...................................
5
2.3 Masalah Yang Perlu Diatasi .................................................
6
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan ...............................................................................
10
3.2 Saran .....................................................................................
10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
11
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah hirabbil ‘aalamiin kami panjatkan kehadirat
Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Pengantar Profesi Kependidikan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok dalam
mata Kuliah Profesi Kependidikan pada semester II di STKIP Nurul Huda Tanah
Merah tahun Akademik 2015/2016. Makalah ini membahas tentang: Visi
Pendidikan, Keberhasilan Pendidikan Kita Dewasa ini, dan Masalah Yang Perlu
Diatasi Dalam Dunia Pendidikan.
Namun kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik
yang sifatnya membangun untuk menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfat bagi kemajuan pendidikan kita semua, Amiin...
Belitang,
Maret 2016
Penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidilan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang
berakar pada nilai-nilai agama,kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap
terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,
diperlukan perjuangan seluruh lapisan masyarakat.
Pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa; Melalui pendidikan lah
bangsa akan tegak mampu menjaga martabat. Dalam UU 20/2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, disebutkan “Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1.
Apa itu Visi Pendidikan?
2.
Bagaimana Keberhasilan Pendidikan Kita Dewasa ini?
3.
Masalah Apa Yang Perlu Diatasi Dalam Dunia Pendidikan?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.
Mengetahui Visi Pendidikan.
2.
Mengetahui Keberhasilah Pendidikan Kita Dewasa ini.
3.
Mengetahui Masalah Yang Perlu diatasi Dalam Dunia Pendidikan.
iv
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Visi Pendidikan
Hendaknya diarahkan untuk menyesuaikan terhadap perubahan
paradigma tersebut. Pelaksanaan pendidikan selama ini yang banyak diwarnai
dengan pendidikan sarwa negara ( State Driven ) dimasa yang akan datang
harus berorientasi pada aspirasi masyarakat (Putting Customers first ).
Pendidikan harus mengenali siapa pelanggannya, dan dari pengenalan ini
pendidikan memahami apa aspirasi dan kebutuhan merek, baru ditentukan
sistem pendidikan, macam kurikulumnya, dan pengajarnya.
Dimasa depan demokrasi dalam bidang pendidikan harus menjadi
rujukan bagi praktik demokrasi di Indonesia. Kita harus mampu hidup dalam
suasana schooling and working I democraticstate. Visi ini harus ditempuh
melalui system pendidikan kita diwaktu-waktu yang akan datang. Visi
pendidikan yang berikutnya yang perlu pula memperoleh perhatian ialah
meletakan information technology yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dalam proses pendidikan.
Sehubungan dengan situasi yang disebutkan di atas, sekaligus sebagai
dorongan permasalahan di bidang pendidikan, maka visi pendidikan
hendaknya diarahkan untuk menyesuaikan terhadap perubahan paradigma
tesebut. Pelaksanaan pendidikan selama ini yang banyak diwarnai dengan
pendekatan sarwa negara ( statedriven ) di masa yang akan datang harus
berorientasi pada aspirasi masyarrakat (puttingcustomersfirst). Pendidikan
harus mampu mengenali siapa pelanggannya, dan dari pengenalan ini
pendidikan memahami apa aspirasi dan kebutuhannya ( needassessment).
Setelah mengetahui aspirasi dan kebutuhan mereka, baru ditentukan sistem
pendidikan, macam kurikulumnya, dan persyaratan pengajarnya.
Pendekatan sarwa negara mengakibatkan terjadinya sentralisasi sistem
pendidikan. Untuk masa depan, visi pendidikan tidak lagi berorientasi pada
sentralisasi kekuasaan, melainkan desentralisasi dan memberikan otonomi
v
kepada satuan di bawah atau di daerah. Berperannya masyarakat dalam
bidang pendidikan
menunjukkan
bahwa negara
bukan satu-satunya
penyelenggara pendidikan. Desentralisasi dan otonomi pendidikan merupakan
isu masa depan yang harus diwujudkan dalam visi pendidikan di masa-masa
yang akan datang. Di masa depan demokrasi dalam bidang pendidikan harus
menjadi rujukan bagi praktik di Indonesia. Kita harus mampu hidup dalam
suasana schoolingandworking in democraticstate. Visi ini harus ditempuh
melalui sistem pendidikan kita diwaktu-waktu yang akan datang. Pendidikan
mulai dari tingkat dasar harus ditanamkan dan diajarkan pemahaman
demokrasi dan bagaimana praktik demokrasi dalam kehidupan sehari-hari.
Kurikulum mengajar harus mencerminkan praktik demokrasi pada setiap
pokok pelajaran di sekolah. Esensi demokrasi yang di dalamnya terkandung
pemahaman perbedaan pendapat harus ditanamkan pada kurikulum dan
proses pengajarannya.
Visi pendidikan berikutnya yang perlu memperoleh perhatian ialah
meletakkan informationtechnology, yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dalam proses pendidikan. Hal ini berarti mulai dari jaringan
tingkat pendidikan rendah sampai perguruan tinggi merupakan jalur linier
pendidikan, pengenalan, pemahaman, dan pengamalan ilmu dan teknologi di
lembaga pendidikan. Sehingga bangsa Indonesia tidak akan ketinggalan
dengan percaturan perkembangan ilmu pengetahuan yang ada di belahan
dunia luar Indonesia.
Dengan memperhatikan visi pendidikan masa depan tersebut dan juga
memperhatikan prospek otonomi daerah seperti yang telah dijelaskan, maka
proses dan sistem pendidikan di negara kita harus melakukan repositioning .
Dengan kata lain, kita tidak bisa mempertahankan sistem lama yang telah
ketinggalan bersamaan dengan munculnya paradigma baru pendidikan.
Sesuai Ketentuan Umum Penjelasan Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Departemen Pendidikan Nasional
berkewajiban untuk mencapai Visi Pendidikan Nasional. Adapun Visi
Pendidikan Nasional yaitu “ Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata
vi
sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara
Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu
dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
Dalam rangka mewujudkan Visi Pendidikan Nasional dan sesuai
dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Misi Pendidikan Nasional adalah:
a. Mengupayakan perluasan danpemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia.
b. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara
utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan
masyarakat belajar.
c. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk
mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral.
d. Meningkatkan profesionalisme dan akuntabilitas lembaga pendidikan dan
pengelolanya
sebagai
pusat
pembudayaan
ilmu
pengetahuan,
keterampilan, pengalaman, sikap,dan nilai berdasarkan standar nasional
dan global.
e. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks NKRI.
Adapun yang menjadi tujuan Pendidikan Nasional menurut UndangUndang Sisdiknas adalah:
a. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia.
b. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara
utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan
masyarakat belajar.
c. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk
mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral.
d. Meningkatkan profesionalisme dan akuntabilitas lembaga pendidikan dan
pengelolanya
sebagai
pusat
vii
pembudayaan
ilmu
pengetahuan,
keterampilan, pengalaman, sikap,dan nilai berdasarkan standar nasional
dan global.
e. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks NKRI.
2.2 Keberhasilan Pendidikan Dewasa ini
Secara kuantitatif kita dapat mengatakan bahwa pendidikan di
Indonesia telah mengalami kemajuan. Indikator keberhasilan pendidikan ini
dapat dilihat dari peningkatan kemampuan baca tulis masyarakat sebagai
dampak dari program pemerataan pendidikan. Namun demikian, keberhasilan
dari segi kualitatif pendidikan di Indonesia belum berhasil membangun
karakter bangsa yang cerdas, kreatif, apalagi unggul.
Banyaknya lulusan lembaga pendidikan formal, baik dari tingkat
sekolah menengah maupun dari perguruan tinggi, terkesan belum mampu
mengembangkan kreatifitas dalam kehidupan mereka. Lulusan sekolah
menengah sukar untuk bekerja di sektor formal, karena belum memiliki
keterampilan khusus. Bagi sarjana, mereka yang dapat berperan secara aktif
dalam bekerja di sektor formal terbilang hanya sedikit. Keahlian dan
profesionalisasi yang melekat pada lembaga pendidikan tinggi terkesan
hanyalah simbol belaka.
Lembaga industri baik swasta, BUMN, pemerintah sering menuntut
persyaratan tertentu terhadap lulusan pendidikan formal untuk bekerja di
lembaga tersebut. Keterampilan dan kemampuan yang dimiliki semisal
penguasaan Bahasa Inggris, keterampilan komputer, dan pengalaman bekerja
merupakan syarat utama yang diminta. Sementara Ijazah yang diperoleh
selama puluhan tahun dari lembaga pendidikan formal terabaikan. Hal ini
memberi indikasi kapada kita bahwa kualitas lulusan pendidikan kita belum
layak pakai di dunia kerja. Melihat kenyataan ini, maka dapat diduga bahwa
terjadi kesenjangan antara tujuan yang ingin dicapai dalam menghasilkan
output pendidikan formal dengan pengelolaan pendidikan.
viii
2.3 Masalah Yang Perlu Diatasi
Pendidikan sebagai suatu sistem pencerdasan anak bangsa, dewasa,ini
dihadapkan pada berbagai persoalan, baik ekonomi, sosial, budaya maupun
politik. Berkenaan dengan hal itu, kita pun memiliki agenda masa depan
untuk membuat tatanan internal baru dalam tubuh bangsa Indonesia.
Reformasi wujud pertaubatan kita secara total terhadap berbagai kesalahan
yang kita lakukan selama ini.
Memperhatikan berbagai kondisi pendidikan dewasa ini, maka hal yang
perlu dikedepankan yaitu :
a. Bagaimana memberdayakan lembaga pendidikan agar menjadi lembaga
human investment .
b. Hal-hal apa yang perlu dilakukan agar otonomisasi penyelenggaraan
pendidikan dapat dilakukan dengan baik.
Dua hal ini merupakan persoalan yang memerlukan pencerahan dari
berbagai pakar dan praktisi serta akademisi pendidikan.
2.3.1 Berbagai Masalah yang Berpengaruh pada Pendidikan
Dewasa ini bangsa Indonesia dilanda berbagai krisis, baik krisis
ekonomi, krisis moneter, krisis politik, maupun krisis kepercayaan. Hal ini
mengundang berbagai gejolak dalam masyarakat, misalnya kurang
terjaminnya kemanan diri apalagi di daerah pertikaian antasuku, antaragama
yang dikhawatirkan menjadi awal kehancuran dan runtuhnya Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Gejolak lain adalah munculnya
tuntutan masyarakat dalam berbagai demonstrasi yang menuntut hak dan
keadilan. Berbagai tuntutan dan demonstrasi ini seakan menjadi fenomena
yang lumrah di negara kita.
Pendidikan sebagai suatu sistem pencerdasan anak bangsa, dewasa ini
dihadapkan pada berbagai persoalan, baik ekonomi, sosial, dan budaya,
maupun politik. Pada arus global, kita dihadapkan dengan tantangan
globalisasi berupa peniadaan sekat-sekat ideologis, politik, budaya,
informasi, dan sebagainya. Kita menyaksikan pesona peradaban yang
ix
disatukan oleh corak budaya yang sama, ekonomi yang sama, bahkan
substansi kehidupan yang nyaris sama yang disebut globalisasi. Istilah
global seolah mengajak kita berhadapan dengan suatu media globe yang
akan terlihat seluruh daratan dan lautan, negara, serta pulau yang tidak
dibatasi oleh sesuatu apapun. Demikian globalisasi, yang dalam perspektif
perjalanannya menawarkan sebah fenomena baru di rentang sejarah
peradaban manusia. Dahulu peradaban manusia tidak dapat diketahui,
sekarang dengan perkembangan teknologi di era globalisasi, apa yang
terjadi di belahan bumi timur terakses kemana-mana dalam batas waktu
relatif singkat. Ini menjadi tugas kita agar dapat memecahkan berbagai
masalah yang berkembang di era globalisasi melalaui pendidikan.
Berkenaan dengan hal tersebut, kita memiliki agenda masa
depan ,untuk membuat tatanan internal baru dalam tubuh bangsa Indonesia
yaitu reformasi. Reformasi menjadi bentuk pertaubatan kita secara total
terhadap berbagai kesalahan yang kita lakukan selama ini. Reformasi harus
berjalan hikmat, sistematis, dan tepat pada sasaran yang diinginkan.
Reformasi berarti perubahan dengan tetap meperhatikan pendahulu kita.
Apapun bentuknya, pembangunan merupakan jalan menuju sebuah
perubahan, dan dalam konteks sosiologis perubahan harus berjalan seiring
dengan berbagai sistem yang menjadi komponen perubahan itu sendiri.
Apabila pendidikan diposisikan sebagai alat memecahkan masalah
bangsa sekarang ini, hal ini tidak efektif. Dengan kata lain terjadi
keterlambatan memposisikan pendidikan sebagai alat untuk mengatasi
masalah. Dikatakan demikian karena untuk mengarahkan pendidikan kita
yang dapat mengatasi masalah bangsa selama ini diperlukan produk
pendidikan yang bukan otoritarisme, melainkan pendidikan yang dibangun
pada budaya bangsa Indonesia yang mendunia atau kita meminjam istilah
tokoh pendidikan KiHadjar Dewantoro, pendidikan harus dibangun dengan
strategi Tri-Kon yaitu Konvergen, Konsentris, dan Kontinuitas.
Konvergen maksudnya
agar
pendidikan
di
Indonesia
dapat
berkembang dengan baik, dapat setara dengan kualitas pendidikan
x
negara-negara maju, maka sebaiknya ada adopsi nilai yang dipinjam
dari
budaya
barat,
meskipun
demikian
perlu
diadakan
filter
penggunaannya. Strategi konvergensi paling banyak dipengaruhi oleh
pergolakan dunia yang apabila tidak diantisipasi dengan baik, dapat
menjadi ancaman terhadap kelangsungan pendidikan di Indonesia.
Apalagi kita mencermati wacana sosial saat ini, tampaknya tiga bentuk
masyarakat sebagaimana disebut-sebut dalam Buku Alvin Tofler benarbenar menjadi kenyataan yaitu masyarakat agraris, masyarakat industri,
dan masyarakat informasi. Model-model masyarakat itu membawa
kosekuensi logis manakala terjadi pergeseran dari satu bentuk
masyarakat ke bentuk lainnya.
Konsentris, maksudnya bahwa untuk mengembangkan pendidikan
di Indonesia haruslah bertolak dari kebudayaan yang mengIndonesia sehingga nilai-nilai luhur bangsa tetap tertanam dalam
generasi bangsa.
Kontinuitas, maksudnya bahwa pendidikan di Indonesia haruslah
dilakukan secara terus-menerus.
Agar pengembangan pendidikan dengan strategi Tri-Kon dapat
berjalan, pelaksanaan otonomi pendidikan merupakan tawaran yang
perlu diterapkan dan dikembangkan dengan baik.
Khusus
menyongsong
era
globalisasi
yang
makin
tidak
terbendung, terdapat beberapa hal yang secara khusus memerlukan
perhatian
dalam
bidang
pendidikan.
Santoso
S.
Hamijoyo
mengemukakan lima strategi dasar dalam era globalisasi tersebut yaitu:
Pendidikan untuk pengembangan iptek dipilih terutama dalam
bidang yang vital. Seperti manufakturing pertanian.
Pendidikan untuk pengembangan keterampilan manajemen,
termasuk penguasaan bahasa asing.
Pendidikan
untuk
pengolahan
kependudukan,
lingkungan,
keluarga berencana, dan kesehatan sebagai penangkal terhadap
xi
menurunnya kualitas hidup dan hancurnya sistem pendukung
kehidupan manusia.
Pendidikan untuk pengembangan sistem nilai.
Pendidikan untuk mempertinggi mutu tenaga kependidikan dan
pelatihan.
xii
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pelaksanaan Visi pendidikan selama ini hanya banyak diwarnai dengan
pendekatan sarwa negara ( state driven ). Dan diharapkan di masa yang
akan datang harus berorientasi pada aspirasi masyarrakat (putting
customers first).
Secara kuantitatif pendidikan di Indonesia telah mengalami kemajuan,
namun secara kualitatif pendidikan di Indonesia belum berhasil
membangun karakter bangsa yang cerdas, kreatif, apalagi unggul.
Memperhatikan berbagai kondisi pendidikan dewasa ini, maka hal yang
perlu dikedepankan yaitu : Bagaimana memberdayakan lembaga
pendidikan agar menjadi lembaga human investment, dan hal-hal apa yang
perlu dilakukan agar otonomisasi penyelenggaraan pendidikan dapat
dilakukan dengan baik.
3.2 Saran
Dengan mengetahui Visi pendidikan, keberhasilan pendidikan kita
dewasa ini, serta berbagai masalah yang perlu diatasi dalam pendidikan,
diharapkan kita nanti mampu dan dapat menjadi pendidik yang profesional
dan mampu membawa perubahan pendidikan kita menjadi lebih baik
kedepannya.
xiii
DAFTAR PUSTAKA
Uno, H.Hamzah B. 2010. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara
fentinovianti10.blogspot.co.id/2015/03/makalah-suatu-uraian-pengantarprofesi.html?m=1
https://gusfumi.wordpress.com/2010/10/20/uraian-pengantar-profesikependidikan/
teni-setiani.blogspot.com/2010/06/rangkuman-profesi-kependidikan.html?m=1
xiv
PENGANTARPROFESI KEPENDIDIKAN
DISUSUN OLEH:
NAMA
: FERY SUMATOYO
ENDRI WAHYONO
KELOMPOK
: 2
MATA KULIAH
: PROFESI KEPENDIDIKAN
DOSEN PENGAMPU : MURSILAH, S.E
PROGRAM STUDY
: PENDIDIKAN EKONOMI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) NURUL HUDA SUKARAJA
OKU TIMUR
2016
i
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN .................................................................................
i
DAFTAR ISI ..............................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ...............................................................................
iii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ......................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................
1
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................
1
PEMBAHASAN
2.1 Visi Pendidikan ....................................................................
2
2.2 Keberhasilan Pendidikan Dewasa ini ...................................
5
2.3 Masalah Yang Perlu Diatasi .................................................
6
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan ...............................................................................
10
3.2 Saran .....................................................................................
10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
11
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah hirabbil ‘aalamiin kami panjatkan kehadirat
Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Pengantar Profesi Kependidikan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok dalam
mata Kuliah Profesi Kependidikan pada semester II di STKIP Nurul Huda Tanah
Merah tahun Akademik 2015/2016. Makalah ini membahas tentang: Visi
Pendidikan, Keberhasilan Pendidikan Kita Dewasa ini, dan Masalah Yang Perlu
Diatasi Dalam Dunia Pendidikan.
Namun kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik
yang sifatnya membangun untuk menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfat bagi kemajuan pendidikan kita semua, Amiin...
Belitang,
Maret 2016
Penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidilan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang
berakar pada nilai-nilai agama,kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap
terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,
diperlukan perjuangan seluruh lapisan masyarakat.
Pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa; Melalui pendidikan lah
bangsa akan tegak mampu menjaga martabat. Dalam UU 20/2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, disebutkan “Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1.
Apa itu Visi Pendidikan?
2.
Bagaimana Keberhasilan Pendidikan Kita Dewasa ini?
3.
Masalah Apa Yang Perlu Diatasi Dalam Dunia Pendidikan?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.
Mengetahui Visi Pendidikan.
2.
Mengetahui Keberhasilah Pendidikan Kita Dewasa ini.
3.
Mengetahui Masalah Yang Perlu diatasi Dalam Dunia Pendidikan.
iv
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Visi Pendidikan
Hendaknya diarahkan untuk menyesuaikan terhadap perubahan
paradigma tersebut. Pelaksanaan pendidikan selama ini yang banyak diwarnai
dengan pendidikan sarwa negara ( State Driven ) dimasa yang akan datang
harus berorientasi pada aspirasi masyarakat (Putting Customers first ).
Pendidikan harus mengenali siapa pelanggannya, dan dari pengenalan ini
pendidikan memahami apa aspirasi dan kebutuhan merek, baru ditentukan
sistem pendidikan, macam kurikulumnya, dan pengajarnya.
Dimasa depan demokrasi dalam bidang pendidikan harus menjadi
rujukan bagi praktik demokrasi di Indonesia. Kita harus mampu hidup dalam
suasana schooling and working I democraticstate. Visi ini harus ditempuh
melalui system pendidikan kita diwaktu-waktu yang akan datang. Visi
pendidikan yang berikutnya yang perlu pula memperoleh perhatian ialah
meletakan information technology yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dalam proses pendidikan.
Sehubungan dengan situasi yang disebutkan di atas, sekaligus sebagai
dorongan permasalahan di bidang pendidikan, maka visi pendidikan
hendaknya diarahkan untuk menyesuaikan terhadap perubahan paradigma
tesebut. Pelaksanaan pendidikan selama ini yang banyak diwarnai dengan
pendekatan sarwa negara ( statedriven ) di masa yang akan datang harus
berorientasi pada aspirasi masyarrakat (puttingcustomersfirst). Pendidikan
harus mampu mengenali siapa pelanggannya, dan dari pengenalan ini
pendidikan memahami apa aspirasi dan kebutuhannya ( needassessment).
Setelah mengetahui aspirasi dan kebutuhan mereka, baru ditentukan sistem
pendidikan, macam kurikulumnya, dan persyaratan pengajarnya.
Pendekatan sarwa negara mengakibatkan terjadinya sentralisasi sistem
pendidikan. Untuk masa depan, visi pendidikan tidak lagi berorientasi pada
sentralisasi kekuasaan, melainkan desentralisasi dan memberikan otonomi
v
kepada satuan di bawah atau di daerah. Berperannya masyarakat dalam
bidang pendidikan
menunjukkan
bahwa negara
bukan satu-satunya
penyelenggara pendidikan. Desentralisasi dan otonomi pendidikan merupakan
isu masa depan yang harus diwujudkan dalam visi pendidikan di masa-masa
yang akan datang. Di masa depan demokrasi dalam bidang pendidikan harus
menjadi rujukan bagi praktik di Indonesia. Kita harus mampu hidup dalam
suasana schoolingandworking in democraticstate. Visi ini harus ditempuh
melalui sistem pendidikan kita diwaktu-waktu yang akan datang. Pendidikan
mulai dari tingkat dasar harus ditanamkan dan diajarkan pemahaman
demokrasi dan bagaimana praktik demokrasi dalam kehidupan sehari-hari.
Kurikulum mengajar harus mencerminkan praktik demokrasi pada setiap
pokok pelajaran di sekolah. Esensi demokrasi yang di dalamnya terkandung
pemahaman perbedaan pendapat harus ditanamkan pada kurikulum dan
proses pengajarannya.
Visi pendidikan berikutnya yang perlu memperoleh perhatian ialah
meletakkan informationtechnology, yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dalam proses pendidikan. Hal ini berarti mulai dari jaringan
tingkat pendidikan rendah sampai perguruan tinggi merupakan jalur linier
pendidikan, pengenalan, pemahaman, dan pengamalan ilmu dan teknologi di
lembaga pendidikan. Sehingga bangsa Indonesia tidak akan ketinggalan
dengan percaturan perkembangan ilmu pengetahuan yang ada di belahan
dunia luar Indonesia.
Dengan memperhatikan visi pendidikan masa depan tersebut dan juga
memperhatikan prospek otonomi daerah seperti yang telah dijelaskan, maka
proses dan sistem pendidikan di negara kita harus melakukan repositioning .
Dengan kata lain, kita tidak bisa mempertahankan sistem lama yang telah
ketinggalan bersamaan dengan munculnya paradigma baru pendidikan.
Sesuai Ketentuan Umum Penjelasan Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Departemen Pendidikan Nasional
berkewajiban untuk mencapai Visi Pendidikan Nasional. Adapun Visi
Pendidikan Nasional yaitu “ Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata
vi
sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara
Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu
dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
Dalam rangka mewujudkan Visi Pendidikan Nasional dan sesuai
dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Misi Pendidikan Nasional adalah:
a. Mengupayakan perluasan danpemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia.
b. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara
utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan
masyarakat belajar.
c. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk
mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral.
d. Meningkatkan profesionalisme dan akuntabilitas lembaga pendidikan dan
pengelolanya
sebagai
pusat
pembudayaan
ilmu
pengetahuan,
keterampilan, pengalaman, sikap,dan nilai berdasarkan standar nasional
dan global.
e. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks NKRI.
Adapun yang menjadi tujuan Pendidikan Nasional menurut UndangUndang Sisdiknas adalah:
a. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia.
b. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara
utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan
masyarakat belajar.
c. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk
mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral.
d. Meningkatkan profesionalisme dan akuntabilitas lembaga pendidikan dan
pengelolanya
sebagai
pusat
vii
pembudayaan
ilmu
pengetahuan,
keterampilan, pengalaman, sikap,dan nilai berdasarkan standar nasional
dan global.
e. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks NKRI.
2.2 Keberhasilan Pendidikan Dewasa ini
Secara kuantitatif kita dapat mengatakan bahwa pendidikan di
Indonesia telah mengalami kemajuan. Indikator keberhasilan pendidikan ini
dapat dilihat dari peningkatan kemampuan baca tulis masyarakat sebagai
dampak dari program pemerataan pendidikan. Namun demikian, keberhasilan
dari segi kualitatif pendidikan di Indonesia belum berhasil membangun
karakter bangsa yang cerdas, kreatif, apalagi unggul.
Banyaknya lulusan lembaga pendidikan formal, baik dari tingkat
sekolah menengah maupun dari perguruan tinggi, terkesan belum mampu
mengembangkan kreatifitas dalam kehidupan mereka. Lulusan sekolah
menengah sukar untuk bekerja di sektor formal, karena belum memiliki
keterampilan khusus. Bagi sarjana, mereka yang dapat berperan secara aktif
dalam bekerja di sektor formal terbilang hanya sedikit. Keahlian dan
profesionalisasi yang melekat pada lembaga pendidikan tinggi terkesan
hanyalah simbol belaka.
Lembaga industri baik swasta, BUMN, pemerintah sering menuntut
persyaratan tertentu terhadap lulusan pendidikan formal untuk bekerja di
lembaga tersebut. Keterampilan dan kemampuan yang dimiliki semisal
penguasaan Bahasa Inggris, keterampilan komputer, dan pengalaman bekerja
merupakan syarat utama yang diminta. Sementara Ijazah yang diperoleh
selama puluhan tahun dari lembaga pendidikan formal terabaikan. Hal ini
memberi indikasi kapada kita bahwa kualitas lulusan pendidikan kita belum
layak pakai di dunia kerja. Melihat kenyataan ini, maka dapat diduga bahwa
terjadi kesenjangan antara tujuan yang ingin dicapai dalam menghasilkan
output pendidikan formal dengan pengelolaan pendidikan.
viii
2.3 Masalah Yang Perlu Diatasi
Pendidikan sebagai suatu sistem pencerdasan anak bangsa, dewasa,ini
dihadapkan pada berbagai persoalan, baik ekonomi, sosial, budaya maupun
politik. Berkenaan dengan hal itu, kita pun memiliki agenda masa depan
untuk membuat tatanan internal baru dalam tubuh bangsa Indonesia.
Reformasi wujud pertaubatan kita secara total terhadap berbagai kesalahan
yang kita lakukan selama ini.
Memperhatikan berbagai kondisi pendidikan dewasa ini, maka hal yang
perlu dikedepankan yaitu :
a. Bagaimana memberdayakan lembaga pendidikan agar menjadi lembaga
human investment .
b. Hal-hal apa yang perlu dilakukan agar otonomisasi penyelenggaraan
pendidikan dapat dilakukan dengan baik.
Dua hal ini merupakan persoalan yang memerlukan pencerahan dari
berbagai pakar dan praktisi serta akademisi pendidikan.
2.3.1 Berbagai Masalah yang Berpengaruh pada Pendidikan
Dewasa ini bangsa Indonesia dilanda berbagai krisis, baik krisis
ekonomi, krisis moneter, krisis politik, maupun krisis kepercayaan. Hal ini
mengundang berbagai gejolak dalam masyarakat, misalnya kurang
terjaminnya kemanan diri apalagi di daerah pertikaian antasuku, antaragama
yang dikhawatirkan menjadi awal kehancuran dan runtuhnya Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Gejolak lain adalah munculnya
tuntutan masyarakat dalam berbagai demonstrasi yang menuntut hak dan
keadilan. Berbagai tuntutan dan demonstrasi ini seakan menjadi fenomena
yang lumrah di negara kita.
Pendidikan sebagai suatu sistem pencerdasan anak bangsa, dewasa ini
dihadapkan pada berbagai persoalan, baik ekonomi, sosial, dan budaya,
maupun politik. Pada arus global, kita dihadapkan dengan tantangan
globalisasi berupa peniadaan sekat-sekat ideologis, politik, budaya,
informasi, dan sebagainya. Kita menyaksikan pesona peradaban yang
ix
disatukan oleh corak budaya yang sama, ekonomi yang sama, bahkan
substansi kehidupan yang nyaris sama yang disebut globalisasi. Istilah
global seolah mengajak kita berhadapan dengan suatu media globe yang
akan terlihat seluruh daratan dan lautan, negara, serta pulau yang tidak
dibatasi oleh sesuatu apapun. Demikian globalisasi, yang dalam perspektif
perjalanannya menawarkan sebah fenomena baru di rentang sejarah
peradaban manusia. Dahulu peradaban manusia tidak dapat diketahui,
sekarang dengan perkembangan teknologi di era globalisasi, apa yang
terjadi di belahan bumi timur terakses kemana-mana dalam batas waktu
relatif singkat. Ini menjadi tugas kita agar dapat memecahkan berbagai
masalah yang berkembang di era globalisasi melalaui pendidikan.
Berkenaan dengan hal tersebut, kita memiliki agenda masa
depan ,untuk membuat tatanan internal baru dalam tubuh bangsa Indonesia
yaitu reformasi. Reformasi menjadi bentuk pertaubatan kita secara total
terhadap berbagai kesalahan yang kita lakukan selama ini. Reformasi harus
berjalan hikmat, sistematis, dan tepat pada sasaran yang diinginkan.
Reformasi berarti perubahan dengan tetap meperhatikan pendahulu kita.
Apapun bentuknya, pembangunan merupakan jalan menuju sebuah
perubahan, dan dalam konteks sosiologis perubahan harus berjalan seiring
dengan berbagai sistem yang menjadi komponen perubahan itu sendiri.
Apabila pendidikan diposisikan sebagai alat memecahkan masalah
bangsa sekarang ini, hal ini tidak efektif. Dengan kata lain terjadi
keterlambatan memposisikan pendidikan sebagai alat untuk mengatasi
masalah. Dikatakan demikian karena untuk mengarahkan pendidikan kita
yang dapat mengatasi masalah bangsa selama ini diperlukan produk
pendidikan yang bukan otoritarisme, melainkan pendidikan yang dibangun
pada budaya bangsa Indonesia yang mendunia atau kita meminjam istilah
tokoh pendidikan KiHadjar Dewantoro, pendidikan harus dibangun dengan
strategi Tri-Kon yaitu Konvergen, Konsentris, dan Kontinuitas.
Konvergen maksudnya
agar
pendidikan
di
Indonesia
dapat
berkembang dengan baik, dapat setara dengan kualitas pendidikan
x
negara-negara maju, maka sebaiknya ada adopsi nilai yang dipinjam
dari
budaya
barat,
meskipun
demikian
perlu
diadakan
filter
penggunaannya. Strategi konvergensi paling banyak dipengaruhi oleh
pergolakan dunia yang apabila tidak diantisipasi dengan baik, dapat
menjadi ancaman terhadap kelangsungan pendidikan di Indonesia.
Apalagi kita mencermati wacana sosial saat ini, tampaknya tiga bentuk
masyarakat sebagaimana disebut-sebut dalam Buku Alvin Tofler benarbenar menjadi kenyataan yaitu masyarakat agraris, masyarakat industri,
dan masyarakat informasi. Model-model masyarakat itu membawa
kosekuensi logis manakala terjadi pergeseran dari satu bentuk
masyarakat ke bentuk lainnya.
Konsentris, maksudnya bahwa untuk mengembangkan pendidikan
di Indonesia haruslah bertolak dari kebudayaan yang mengIndonesia sehingga nilai-nilai luhur bangsa tetap tertanam dalam
generasi bangsa.
Kontinuitas, maksudnya bahwa pendidikan di Indonesia haruslah
dilakukan secara terus-menerus.
Agar pengembangan pendidikan dengan strategi Tri-Kon dapat
berjalan, pelaksanaan otonomi pendidikan merupakan tawaran yang
perlu diterapkan dan dikembangkan dengan baik.
Khusus
menyongsong
era
globalisasi
yang
makin
tidak
terbendung, terdapat beberapa hal yang secara khusus memerlukan
perhatian
dalam
bidang
pendidikan.
Santoso
S.
Hamijoyo
mengemukakan lima strategi dasar dalam era globalisasi tersebut yaitu:
Pendidikan untuk pengembangan iptek dipilih terutama dalam
bidang yang vital. Seperti manufakturing pertanian.
Pendidikan untuk pengembangan keterampilan manajemen,
termasuk penguasaan bahasa asing.
Pendidikan
untuk
pengolahan
kependudukan,
lingkungan,
keluarga berencana, dan kesehatan sebagai penangkal terhadap
xi
menurunnya kualitas hidup dan hancurnya sistem pendukung
kehidupan manusia.
Pendidikan untuk pengembangan sistem nilai.
Pendidikan untuk mempertinggi mutu tenaga kependidikan dan
pelatihan.
xii
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pelaksanaan Visi pendidikan selama ini hanya banyak diwarnai dengan
pendekatan sarwa negara ( state driven ). Dan diharapkan di masa yang
akan datang harus berorientasi pada aspirasi masyarrakat (putting
customers first).
Secara kuantitatif pendidikan di Indonesia telah mengalami kemajuan,
namun secara kualitatif pendidikan di Indonesia belum berhasil
membangun karakter bangsa yang cerdas, kreatif, apalagi unggul.
Memperhatikan berbagai kondisi pendidikan dewasa ini, maka hal yang
perlu dikedepankan yaitu : Bagaimana memberdayakan lembaga
pendidikan agar menjadi lembaga human investment, dan hal-hal apa yang
perlu dilakukan agar otonomisasi penyelenggaraan pendidikan dapat
dilakukan dengan baik.
3.2 Saran
Dengan mengetahui Visi pendidikan, keberhasilan pendidikan kita
dewasa ini, serta berbagai masalah yang perlu diatasi dalam pendidikan,
diharapkan kita nanti mampu dan dapat menjadi pendidik yang profesional
dan mampu membawa perubahan pendidikan kita menjadi lebih baik
kedepannya.
xiii
DAFTAR PUSTAKA
Uno, H.Hamzah B. 2010. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara
fentinovianti10.blogspot.co.id/2015/03/makalah-suatu-uraian-pengantarprofesi.html?m=1
https://gusfumi.wordpress.com/2010/10/20/uraian-pengantar-profesikependidikan/
teni-setiani.blogspot.com/2010/06/rangkuman-profesi-kependidikan.html?m=1
xiv