NDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

FORMASI JABATAN
FUNGSIONAL
FORMASI
PENELITI

JABATAN
FUNGSIONAL
PENELITI
PEDOMAN PERHITUNGAN

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA, 2017

PEDOMAN PERHITUNGAN

I.
II.
III.
IV.

PENDAHULUAN
INDIKATOR KINERJA

PERHITUNGAN FORMASI
APLIKASI FORMASI

FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENELITI

Daftar isi

P

ENDAHULUAN

Dalam suatu organisasi, terdapat berbagai
sumber daya yang mendukung aktifitas
dan/atau kegiatan organisasi tersebut dalam
mencapai tujuan organisasi. Proporsi dan
komposisi sumber daya (SDM, Dana, dan
Sarpras) perlu diperhatikan agar komposisi
beban kerja antara kebutuhan organisasi
terhadap sumber daya menjadi efektif dan
efisien. Output beserta jumlah targetnya

merupakan ukuran kinerja yang accountable
untuk melihat kapabilitas suatu organisasi.

1

FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENELITI

2

Latar Belakang
Sebagai instansi pembina jabatan fungsional peneliti, LIPI diamanahkan untuk
menyusun aturan terkait dengan jabatan fungsional peneliti, termasuk menyusun
kebutuhan/formasi jabatan. Pendekatan yang digunakan dalam penyusunan
formasi peneliti adalah pendekatan berbasis output. Pendekatan berbasis output
merupakan pendekatan yang melihat secara spesifik capaian yang dituju dalam
suatu organisasi serta terukur dengan jelas, dan dapat dievaluasi dalam jangka
waktu tertentu.
Mengapa menggunakan pendekatan berbasis output? karena dengan pendekatan
ini mampu mengenaralisir perbedaan pola kerja masing-masing lembaga
penelitian dan pengembangan (litbang) terutama yang berbeda secara keilmuan

dan jenis kegiatannya. Karakteristik pola kerja lembaga litbang berbeda satu
dengan lainnya, misalkan, pola kerja yang menghabiskan waktu di laboratorium
akan berbeda dengan pola kerja yang menghabiskan waktu di tengah-tengah
masyarakat langsung atau pola kerja keteknikan. Pendekatan berbasis output
melihat dan menentukan kesamaan dalam capaian lembaga litbang secara umum,
meskipun pola kerja yang berbeda.
Tujuan
Tujuan dari disusunnya formula perhitungan untuk jabatan fungsional peneliti
antara lain:
1. Memberikan pedoman bagi instansi terutama organisasi yang cakupan
pekerjaannya terkait dengan kegiatan litbang dalam menentukan
komposisi pegawai (peneliti) yang diperlukan sebagai acuan dasar dalam
rekrutmen peneliti baru dan kenaikan jenjang jabatan.
2. Memetakan komposisi Sumber Daya Manusia (Peneliti) di lingkungan
Litbang Pemerintah untuk melihat kebutuhan peneliti secara nasional.
3. Dalam jangka panjang, dapat digunakan sebagai informasi kelompok
penelitian dan komposisi peneliti by name by expertise yang ada di
lembaga litbang secara nasional serta dapat disinkronisasikan dengan
kebutuhan program pemerintah nasional.


I

NDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

Indikator kinerja kegiatan merupakan alat ukur pencapaian output/kinerja
kegiatan. Dalam pencapaian output lembaga litbang, diperlukan sumberdaya yang
mumpuni dan tak lepas dari pendekatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dan tanggung jawab bagi lembaga
litbang dan termasuk peneliti dalam menentukan dan mencapai output, yaitu;

Science for Science, merupakan tanggungjawab lembaga litbang dalam hal ini
seorang peneliti itu sendiri dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi demi keberlangsungan dunia penelitian, organisasi berperan dalam
mendukung sumberdaya lainnya. Output lembaga litbang sebaiknya
menintikberatkan pada hal ini, karena hal ini yang menjadi ukuran secara universal
dalam menilai kapabilitas lembaga litbang.

Science for Community, merupakan peran lembaga litbang dan peneliti dalam
menghasilkan suatu produk yang dapat dimanfaatkan oleh pemerintah, dunia
usaha, dan masyarakat.

Ketiga hal diatas merupakan output ideal yang harus ada secara keseluruhan
disuatu lembaga litbang, namun tetap dapat disesuaikan dengan fokus dan tugas
pokok serta fungsi masing-masing lembaga litbang tersebut. Terdapat beberapa
lembaga litbang yang secara keseluruhan memfokuskan kepada tiga hal tersebut
diatas, namun juga ada yang memfokuskan kegiatan pada beberapa poin saja. Hal
ini tentunya dapat menjadi justifikasi suatu lembaga litbang dalam melakukan
kegiatan, menghasilkan output dan menyebarluaskan hasil penelitian kepada
publik.
IKK merupakan target tahunan yang diturunkan dari Indikator Kinerja Program
yang acuan utamanya adalah Rencana Strategis Instansi. Oleh karenanya, sebelum
lembaga litbang menganalisis kebutuhan jumlah formasi pejabat fungsional
peneliti, perlu adanya penyelarasan IKK yang ada dimasing-masing lembaga
dengan butir kegiatan sebagai output/hasil kerja lembaga litbang yang menjadi
tolak ukur kapabilitas suatu lembaga litbang pada umumnya. Butir kegiatan ini
merupakan acuan dasar dalam menentukan formasi jabatan fungsional peneliti
(tabel 1).

FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENELITI

Science for Stakeholder, merupakan tanggung jawab seorang peneliti dan juga

lembaga litbang dalam mendukung pembuatan kebijakan baik kebijakan yang
dikeluarkan oleh pemerintah maupun pihak lainnya, agar kebijakan yang
dikeluarkan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah yang merupakan hasil
dari suatu kegiatan litbang.

Tabel 1. Butir Kegiatan Hasil Kerja Lembaga Litbang
No.

Butir Kegiatan Hasil Kerja

1.

Pemakalah di pertemuan
Ilmiah Terindeks Global

2.

Pemakalah di pertemuan
ilmiah eksternal instansi


Keterangan

Pemakalah di pertemuan ilmiah
dengan prosiding yang diterbitkan oleh
penerbit minimal terindeks Scopus
Pemakalah di pertemuan ilmiah
dengan peserta dari beberapa instansi

3

KTI diterbitkan di jurnal ilmiah
terindeks global bereputasi
KTI diterbitkan di jurnal ilmiah
terakreditasi nasional
KTI diterbitkan di prosiding
ilmiah terindeks global
KTI diterbitkan di prosiding
ilmiah nasional

3.

4.
5.
6.

Buku Ilmiah diterbitkan oleh
penerbit eksternal

FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENELITI

7.

Buku Ilmiah diterbitkan oleh
penerbit internal
Transaksi lisensi dengan mitra
global
Transaksi lisensi dengan mitra
nasional
Transaksi lisensi dengan mitra
lokal
Kekayaan intelektual

bersertifikat yang telah
dikabulkan
Kekayaan intelektual
bersertifikat terdaftar

8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

Naskah Akademis (1)

15.

Naskah Akademis (2)

P


ERHITUNGAN FORMASI

4

Jurnal ilmiah minimal terindeks Scopus
Jurnal ilmiah terakreditasi oleh LIPI
atau Dikti
Prosiding pertemuan ilmiah diterbitkan
oleh penerbit minimal terindeks Scopus
Prosiding pertemuan ilmiah diterbitkan
oleh penerbit yang tidak terindeks
Penerbit nasional anggota IKAPI atau
internasional atau berstatus Publishing
Houses. Termasuk penerbit yang
berdiri sendiri dalam suatu
instansi.(Contoh: LIPI Press, IAARD, dll)
Penerbit yang tidak memenuhi salah
satu kriteria nomor 7
Mitra berstatus PMA atau diluar

Indonesia
Mitra berstatus PMDN/PT
Mitra berstatus UMKM, CV
Paten Granted, Hak Cipta Perangkat
Lunak, PVT, Desain Industri
Paten, Hak Cipta Perangkat Lunak,
PVT, Desain Industri
Lampiran RUU, RPerpu, RPP, RPerpres,
dan RPeraturan Lembaga Yudikatif
Lampiran RPermen, RPerka, RPerdirjen,
RPerda, dan RPeraturan Lembaga
Struktural lainnya

Data
Data yang diperlukan dalam perhitungan formasi adalah sebagai berikut.
1. Dokumen Penetapan Kinerja (IKK) unit kerja litbang.
2. Data kelompok kegiatan penelitian beserta jumlah dan jenjang peneliti
bezzeting/existing dimasing-masing kelompok kegiatan (penelitian,
pengembangan dan/atau pengkajian).

No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

Butir Kegiatan Hasil Kerja

Kategori

Pemakalah di pertemuan Ilmiah Terindeks Global
Pemakalah di pertemuan ilmiah eksternal instansi
KTI diterbitkan di jurnal ilmiah terindeks global bereputasi
KTI diterbitkan di jurnal ilmiah terakreditasi nasional
KTI diterbitkan di prosiding ilmiah terindeks global
KTI diterbitkan di prosiding ilmiah nasional
Buku Ilmiah diterbitkan oleh penerbit eksternal
Buku Ilmiah diterbitkan oleh penerbit internal
Transaksi lisensi dengan mitra global
Transaksi lisensi dengan mitra nasional
Transaksi lisensi dengan mitra lokal
Kekayaan intelektual bersertifikat yang telah dikabulkan
Kekayaan intelektual bersertifikat terdaftar
Naskah Akademis (1)
Naskah Akademis (2)

I
II
I
II
I
II
I
II
I
I
II
I
II
I
II

FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENELITI

Formula
Formula untuk menghitung formasi ditentukan dengan menggunakan
persamaan/formula yang diperoleh melalui perhitungan jumlah peneliti dalam
menghasilkan target output secara nasional. Rumusan formasi dikategorisasi
menjadi 2 (dua) bagian, sesuai dengan bidang ilmu, jenis IKK, dan hasil kerja setiap
jenjangnya (tabel 2.).
Dua kategori yang dimaksud tersebut, yaitu:
1. Kategori I
: Hasil kerja untuk jenjang Peneliti Utama dan Madya,
2. Kategori II
: Hasil kerja untuk jenjang Peneliti Muda dan Pertama.
Selanjutnya, dalam pengkelompokkan bidang ilmu dibagi menjadi 3 (tiga)
kelompok kegiatan penelitian, yaitu:
1. Bidang Ilmu Teknik;
2. Bidang Ilmu Alam;
3. Bidang Ilmu Sosial.
Tabel 2. Kategorisasi IKK

Jumlah formasi jabatan fungsional peneliti didasarkan pada jumlah/volume target
dari setiap IKK, artinya volume IKK akan mempengaruhi jumlah formasi. Sehingga
hubungan kedua variabel tersebut diformulakan sebagai berikut:

Dimana:

𝑦 = π‘šπ‘₯ + 𝑐

(1)

𝑦 = π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘“π‘œπ‘Ÿπ‘šπ‘Žπ‘ π‘– π‘ π‘’π‘‘π‘–π‘Žπ‘ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝐼𝐾𝐾 π‘π‘’π‘Ÿ π‘π‘–π‘‘π‘Žπ‘›π‘” π‘–π‘™π‘šπ‘’ π‘π‘’π‘Ÿ π‘˜π‘Žπ‘‘π‘’π‘”π‘œπ‘Ÿπ‘–
π‘š = π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘˜π‘œπ‘’π‘“π‘–π‘ π‘–π‘’π‘› π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘– π‘₯ π‘π‘’π‘Ÿ π‘π‘–π‘‘π‘Žπ‘›π‘” π‘–π‘™π‘šπ‘’ π‘π‘’π‘Ÿ π‘˜π‘Žπ‘‘π‘’π‘”π‘œπ‘Ÿπ‘–
π‘₯ = π‘£π‘œπ‘™π‘’π‘šπ‘’ π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–β„Žπ‘Žπ‘ π‘–π‘™π‘˜π‘Žπ‘› π‘ π‘’π‘‘π‘–π‘Žπ‘ 𝐼𝐾𝐾

5

𝑐 = π‘˜π‘œπ‘›π‘ π‘‘π‘Žπ‘›π‘‘π‘Ž π‘π‘’π‘Ÿ π‘π‘–π‘‘π‘Žπ‘›π‘” π‘–π‘™π‘šπ‘’ π‘π‘’π‘Ÿ π‘˜π‘Žπ‘‘π‘’π‘”π‘œπ‘Ÿπ‘–

Dengan menggunakan tahun dasar 2017, diperoleh formula perhitungan formasi
berdasarkan kelompok bidang ilmu dan kategorisasi yaitu:
1. Bidang Ilmu Teknik
Kategori I :
𝑦 = 0.6657π‘₯ + 2.5043
Kategori II :
𝑦 = 0.598π‘₯ + 4.1063

FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENELITI

2. Bidang Ilmu Alam
Kategori I :
𝑦 = 0.8289π‘₯ + 3.175
Kategori II :
𝑦 = 0.6249π‘₯ + 4.3043

3. Bidang Ilmu Sosial
Kategori I :
𝑦 = 0.9655π‘₯ + 3.1185
Kategori II :
𝑦 = 0.3199π‘₯ + 3.6834

(4)
(5)

(6)
(7)

Catatan:

Nilai koefisien dan konstanta masing-masing formula dapat berubahn sesuai dengan data akhir
dalam penyusunan pedoman.

Contoh Perhitungan
Bidang Ilmu Teknik:
Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) memiliki
2 (dua) kelompok kegiatan penelitian yaitu:
1. Eksplorasi Bahan Galian Nuklir
Data IKK sebagai berikut:
IKK
KTI diterbitkan di jurnal ilmiah terakreditasi nasional
KTI diterbitkan di prosiding ilmiah nasional
KTI tidak diterbitkan
KTI yang terbit dalam bentuk buku oleh penerbit nasional
Jumlah peneliti existing:
Peneliti Utama
Peneliti Madya
Peneliti Muda
0
2
3

6

(2)
(3)

2. Teknologi Penambangan dan Pengolahan
Data IKK sebagai berikut:
IKK
Menciptakan pilot project berbasis paten
KTI diterbitkan di jurnal ilmiah terakreditasi nasional
KTI diterbitkan di prosiding ilmiah nasional

Vol.
6
4
7
1

Peneliti Pertama
3

Vol.
1
2
2

KTI tidak diterbitkan

2

Jumlah peneliti existing:
Peneliti Utama
Peneliti Madya
0
0

Peneliti Muda
1

Peneliti Pertama
2

Perhitungan:

Langkah 1. Penentuan Kategorisasi
Sesuaikan jenis IKK dengan nomor IKK pada tabel 2.
Sehingga setelah disesuaikan, didapatkan IKK dan kategorinya sebagai berikut:
1. Eksplorasi Bahan Galian Nuklir

KTI diterbitkan di jurnal ilmiah terakreditasi nasional
KTI diterbitkan di prosiding ilmiah nasional
KTI tidak diterbitkan
KTI yang terbit dalam bentuk buku oleh penerbit
nasional

No.IKK
(Tabel 2)
4

Kategori
II

6
-

II

7

I

-

2. Teknologi Penambangan dan Pengolahan
IKK
Menciptakan pilot project berbasis paten
KTI diterbitkan di jurnal ilmiah terakreditasi nasional
KTI diterbitkan di prosiding ilmiah nasional
KTI tidak diterbitkan

No.IKK
(Tabel 2)
13

Kategori
II

4
6

II

-

-

II

FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENELITI

IKK

Langkah 2. Substitusi formula
1.
2.

Substitusikan formula (2), (3), (4), (5), (6), atau (7) ke masing - masing
kelompok kegiatan penelitian berdasarkan bidang ilmu dan kategori.
Gunakan angka maksimal, hasil dari perhitungan masing-masing IKK untuk
mendapatkan formasi perkategori.
2.1 Eksplorasi Bahan Galian Nuklir
IKK

KTI diterbitkan di jurnal ilmiah terakreditasi
nasional

No.IKK
(Tabel 2)

Kategori

Vol

4

II

6

7

FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENELITI

6
II
4
KTI diterbitkan di prosiding ilmiah nasional
KTI tidak diterbitkan
KTI yang terbit dalam bentuk buku oleh
7
I
1
penerbit nasional
Oleh karena kegiatan Eksplorasi Galian Nuklir merupakan kegiatan dalam bidang
Teknik, maka formula yang digunakan adalah formula untuk bidang teknik yaitu
formula (2) untuk kategori I dan formula (3) untuk kategori II.
Kategori I :
𝑦 = 0.6657π‘₯ + 2.5043
- IKK N0.7
π’š = 𝟎. πŸ”πŸ”πŸ“πŸ•(𝟏) + 𝟐. πŸ“πŸŽπŸ’πŸ‘ ; π’š = πŸ‘

Untuk itu, formasi peneliti utama dan madya pada kegiatan eksplorasi
bahan dan galian nuklir adalah sebanyak 3 orang. Komposisi sebaran
untuk peneliti utama dan madya ditentukan sesuai kebutuhan masingmasing instansi.

Kategori II :
- IKK No.4
- IKK No.6

𝑦 = 0.598π‘₯ + 4.1063
π’š = 𝟎. πŸ“πŸ—πŸ–(πŸ”) + πŸ’. πŸπŸŽπŸ”πŸ‘
π’š = 𝟎. πŸ“πŸ—πŸ–(πŸ’) + πŸ’. πŸπŸŽπŸ”πŸ‘

;π’š=πŸ–
;π’š=πŸ”

Untuk itu, formasi peneliti muda dan pertama pada kegiatan eksplorasi
bahan dan galian nuklir adalah sebanyak 8 orang. Komposisi sebaran untuk
peneliti muda dan pertama, ditentukan sesuai kebutuhan masing-masing
instansi.
2.2 Teknologi Penambangan dan Pengolahan
IKK
Menciptakan pilot project berbasis paten
KTI diterbitkan di jurnal ilmiah terakreditasi
nasional
KTI diterbitkan di prosiding ilmiah nasional
KTI tidak diterbitkan

No.IKK
(Tabel 2)
13
4

Kategori
II
II

Vol
1
2

6

II

2

-

-

-

Oleh karena pada kegiatan Teknologi Penambangan dan Pengolahan merupakan
kegiatan dalam bidang Teknik, maka formula yang digunakan adalah formula
untuk bidang teknik dengan Kategori II, dan tidak ada IKK yang merepresentasikan
untuk kategori I :

8

Kategori II:
- IKK No.13
- IKK No.4
- IKK No.6

𝑦 = 0.598π‘₯ + 4.1063
π’š = 0.598(𝟏) + 4.1063
π’š = 0.598(𝟐) + 4.1063
π’š = 0.598(𝟐) + 4.1063

;π’š=πŸ“
;π’š=πŸ“
;π’š=πŸ“

Untuk itu, formasi peneliti muda dan pertama pada kegiatan teknologi
penambangan dan pengolahan adalah sebanyak 5 orang. Komposisi
sebaran untuk peneliti muda dan pertama, ditentukan sesuai kebutuhan
masing-masing instansi.

Langkah 3. Menghitung Lowongan Formasi

3.1 umlah peneliti existing untuk Kegiatan Eksplorasi Bahan Galian Nuklir:
Peneliti Utama
Peneliti Madya
Peneliti Muda
Peneliti Pertama
0
2
3
3
Jumlah peneliti kategori I = 2
Jumlah peneliti kategori II = 6
Formasi = 3
Formasi = 8
Lowongan: 3 – 2 = 1
Lowongan: 8 – 6 = 2
Jumlah Formasi untuk kategori I = 3, sedangkan jumlah existing = 2. Sehingga
lowongan formasi untuk kategori I sebanyak 3 – 2 = 1 (satu) peneliti yang
komposisi sebarannya ditentukan oleh masing-masing instansi dengan
mempertimbangkan kebutuhan.

FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENELITI

Menghitung formasi untuk masing-masing kategori adalah dengan menentukan
formasi pada langkah 2, dikurangi dengan jumlah peneliti existing pada kategori
tersebut, sehingga didapatkan jumlah lowongan formasi peneliti pada kategori
tersebut. Dari jumlah tersebut, ditentukan sebaran ke masing-masing jenjang
dalam 1 (satu) kategori.
Catatan: sebaran masing-masing jenjang pada kategori ditentukan oleh masing masing instansi sesuai dengan kebutuhan.

Jumlah Formasi untuk kategori II = 8, sedangkan jumlah existing = 6. Sehingga
lowongan formasi untuk kategori II sebanyak 8 – 6 = 2 (dua) peneliti yang
komposisi sebarannya ditentukan oleh masing-masing instansi dengan
mempertimbangkan kebutuhan.

3.2 Jumlah peneliti existing untuk Teknologi Penambangan dan Pengolahan;
Peneliti Utama
Peneliti Madya
Peneliti Muda
Peneliti Pertama
0
0
1
2
Jumlah peneliti kategori I = 0
Jumlah peneliti kategori II = 3
0
Formasi = 5
Lowongan : 0
Lowongan: 5 – 3 = 2
9
Jumlah Formasi untuk kategori II = 5, sedangkan jumlah existing = 3. Sehingga
lowongan formasi untuk kategori II sebanyak 5 – 3 = 2 (dua) peneliti yang

komposisi sebarannya ditentukan oleh masing-masing instansi dengan
mempertimbangkan kebutuhan.

FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENELITI

Secara umum, dapat diketahui bahwa:

10

Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) jumlah
formasi untuk kategori I adalah sebanyak 3 orang dan sudah terisi sebanyak 2 orang,
sehingga lowongan formasi sebanyak 1 orang. Sedangkan untuk kategori II jumlah
formasi sebanyak 8 orang dan sudah terisi sebanyak 6 orang, sehingga lowongan
formasi sebanyak 2 orang.
Pusat Teknologi Penambangan dan Pengolahan, Badan Tenaga Nuklir Nasional
(BATAN) jumlah formasi untuk kategori I adalah sebanyak 0 orang. Sedangkan untuk
kategori II jumlah formasi sebanyak 8 orang dan sudah terisi sebanyak 6 orang,
sehingga lowongan formasi sebanyak 2 orang.

A

PLIKASI FORMASI

Saat ini aplikasi terkait formasi sedang dikembangkan oleh Pusbindiklat Peneliti LIPI, formasi
ini akan terhubung dengan aplikasi e-peneliti, dan menjadi basis dalam pengajuan kenaikan
jenjang. Untuk itu masing-masing peneliti diharapkan dapat mengisi data diri dalam e-formasi
agar terindentifikasi kedalam sistem formasi.
Data terkait formasi akan selalu diupdate melalui: formasi.pusbindiklat.lipi.go.id