Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) dan Inquiry Ditinjau dari Hasil Belajar dalam Pembelajaran IPA Kelas V SD Gugus Maruto Bawen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Dekripsi Hasil Penelitian

Bab III telah dibahas mengenai lokasi penelitian yang dilaksanakan di wilayah SD Gugus Maruto Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang, dengan mengambil sampel siswa kelas V SD Negeri Samban 01 dan SD Negeri Samban

02 sebagai perwakilan dari SD Negeri Imbas serta siswa kelas VB dan VC SDIP

H. Soebandi sebagai perwakilan dari SD Swasta yang sekaligus dijadikan subjek penelitian dari populasi seluruh siswa kelas V SD yang ada diwilayah Gugus Maruto, kemudian juga dibahas mengenai pengujian instrumen tes berupa pilihan ganda sebagai indikator ketercapaian hasil belajar yang menunjukkan bahwa terdapat 15 item soal valid dengan tingkat reliabilitas ( cronbach’s alpha) sebesar 0,853. Selain itu dalam bab III juga dibahas mengenai teknik analisis data yang meliputi uji prasyarat dan uji hipotesis, uji prasyarat ini terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas yang harus dipenuhi sebelum melakukan uji t (uji beda rata- rata). Uji normalitas dengan acuan Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas dengan Levene Satistic dengan ketentuan apabila nilai probabilitas/signifikansi > 0,05 maka dapat dinyatakan data-data tersebut homogen dan berdistribusi normal sehingga dapat dilakukan uji t (uji beda rata-rata) sebagai acuan untuk menguji hipotesis.

Analisis data mengenai hal-hal tersebut dibahas secara terperinci pada bab

III, selanjutnya pada bab IV ini akan dipaparkan mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi hasil penelitian pada implementasi pembelajaran menggunakan model Group Investigation sebagai kelompok eksperimen, hasil penelitian pada implementasi pembelajaran menggunakan model Inquiry sebagai kelompok kontrol, deskripsi komparasi hasil pengukuran, hasil uji perbedaan rerata hasil belajar, hasil uji hipotesis, pembahasan dan keterbatasan penelitian. Berikut uraian dari hasil penelitian dan pembahasan.

4.1.1 Hasil Penelitian pada Implementasi Pembelajaran dengan Model Group Investigation sebagai Kelompok Eksperimen

Hasil penelitian ini memaparkan hasil observasi proses pembelajaran dan tingkat hasil belajar IPA yang dicapai dengan menggunakan perlakuan model Group Investigation pada kelompok eksperimen di kelas V SD Negeri Samban 02 (SD Negeri Imbas) dan kelas VC SDIP H. Soebandi (SD swasta).

4.1.1.1 Hasil Observasi Proses Pembelajaran IPA di Kelas V SD Negeri Samban 02 (SD Negeri Imbas)

Penelitian yang dilakukan di SD Negeri Samban 02 sebagai kelompok eksperimen dari SD Negeri Imbas dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Hal ini dikarenakan alokasi waktu untuk mata pelajaran IPA untuk kelas V yaitu 4 x 35 (2x pertemuan). Perincian dari proses pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Topik pembelajaran

Topik yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi mengenai jenis- jenis tanah yang didasarkan pada Standar Kompetensi 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam, dan Kompetensi Dasar 7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah. Sedangkan indikator pencapaian kompetensinya adalah mengidentifikasi bahan penyusun/komposisi tanah, menyebutkan jenis-jenis tanah, mencirikan jenis-jenis tanah, membandingkan ciri-ciri masing-masing jenis tanah, dan memberi contoh kegunaan dari berbagai jenis tanah.

b. Pertemuan 1

Pertemuan 1 dilaksanakan pada Kamis, 26 Maret 2015 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit yang diikuti oleh seluruh siswa kelas V yang berjumlah 26 siswa terdiri dari 11 laki-laki dan 15 perempuan. Proses pembelajaran diawali dengan kegiatan pendahuluan yang meliputi salam, presensi, pemberian soal pretest , apersepsi, dan penyampaian tujuan pembelajaran serta KKM yang harus dicapai.

Dilanjutkan dengan kegiatan inti proses pembelajaran menggunakan perlakuan model Group Investigation yang terdiri dari sintagmatik yaitu penyajian masalah/situasi rumit yang disampaikan melalui demonstrasi percobaan mengenai bahan penyusun tanah, eksplorasi reaksi melalui kesempatan siswa untuk bertanya tentang demonstrasi percobaan yang sudah dilakukan, perumusan tugas melalui penyampaian pertanyaan dari siswa yang diarahkan pada apa saja jenis-jenis tanah dan bagaimana ciri-cirinya, kemandirian dan kelompok belajar yang diwujudkan dalam pembagian kelompok berdasarkan minat serta pelaksanaan investigasi mengenai ciri-ciri jenis tanah melalui percobaan yang dilakukan masing-masing kelompok.

Setelah masing-masing kelompok bekerja untuk menginvestigasi ciri-ciri jenis tanah berdasarkan tugas yang didapat, kemudian siswa dalam kelompok ditugaskan untuk membuat laporan sederhana mengenai hasil investigasi mereka yang akan disampaikan pada pertemuan selanjutnya.

c. Pertemuan 2

Pertemuan 2 dilaksanakan pada Sabtu, 28 Maret 2015 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit yang diikuti oleh seluruh siswa kelas V berjumlah 26 siswa terdiri dari 11 laki-laki dan 15 perempuan. Proses pembelajaran diawali dengan mengingatkan materi yang sebelumnya telah disampaikan yaitu percobaan tentang jenis-jenis tanah. Kemudian dilanjutkan dengan sintagmatik dari model Group Investigation yang belum dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya yaitu analisis perkembangan dan proses melalui kegiatan masing-masing kelompok yang mempresentasikan hasil investigasinya, dan mendaur ulang aktivitas dengan melaksanakan diskusi kelas untuk menganalisis proses penelitian yang sudah dilakukan.

Kegiatan selanjutnya adalah konfirmasi berupa ulasan singkat dari guru dan kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari dengan melibatkan siswa. Proses pembelajaran diakhiri dengan kegiatan penutup berupa refleksi dan pemberian soal posttest untuk mengukur hasil belajar.

Berdasarkan hasil observasi, tingkat keterlaksanaan pengajar dalam melaksanakan sintak dari model pembelajaran Group Investigation pada proses Berdasarkan hasil observasi, tingkat keterlaksanaan pengajar dalam melaksanakan sintak dari model pembelajaran Group Investigation pada proses

4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Samban 02 ( SD Negeri Imbas)

Tingkat hasil belajar ini berisi pemaparan statistik deskriptif dari hasil pretest dan posttest yang terdiri dari rata-rata nilai (mean), nilai tertinggi (max), nilai terendah (min), standar deviasi, distribusi frekuensi dan penyajiannya dalam bentuk grafik.

Tabel 12

Statistik Deskriptif Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen

SD Negeri Samban 02 (SD Negeri Imbas)

Descriptive Statistics

Std. Deviation Nilai Pretest

60,4231 15,44066 Nilai Posttest

71,3846 11,68615 Valid N (listwise)

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen (nilai pretest) sebelum proses pembelajaran dengan perlakuan model Group Investigation sebesar 60,42 dengan standar deviasi 15,44066. Sedangkan setelah diberikan proses pembelajaran dengan perlakuan model Group Investigation didapatkan nilai rata-rata (nilai posttest) meningkat menjadi 71,38 dengan standar deviasi 11,68615. Hal lain yang tampak adalah nilai tertinggi yang dicapai pada pretest adalah 86 dan nilai terendahnya adalah 13. Sedangkan pada posttest nilai tertinggi yang berhasil dicapai adalah 93 dan nilai terendahnya Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen (nilai pretest) sebelum proses pembelajaran dengan perlakuan model Group Investigation sebesar 60,42 dengan standar deviasi 15,44066. Sedangkan setelah diberikan proses pembelajaran dengan perlakuan model Group Investigation didapatkan nilai rata-rata (nilai posttest) meningkat menjadi 71,38 dengan standar deviasi 11,68615. Hal lain yang tampak adalah nilai tertinggi yang dicapai pada pretest adalah 86 dan nilai terendahnya adalah 13. Sedangkan pada posttest nilai tertinggi yang berhasil dicapai adalah 93 dan nilai terendahnya

Jumlah data yang disajikan cukup banyak, sehingga data disusun menggunakan tabel distribusi frekuensi agar penyajiannya lebih efisien dan komunikatif. Penyajian tabel distribusi frekuensi menggunakan kelas interval yang diperoleh dari selisih skor maksimal dikurangi skor minimal dibagi jumlah kelas. Dalam menentukan jumlah kelas, menggunakan rumus Sturges (Sugiyono, 2013:35) yaitu K= 1 + 3,3 log n. K merupakan jumlah kelas dan n adalah banyaknya data/siswa. Dengan rumus tersebut maka diperoleh K = 1+ 3,3 log 26 = 1+3,3 . 1,41 = 5,65 atau dibulatkan menjadi 6. Sedangkan interval kelas didapatkan dari hasil rentang (skor maksimal-skor minimal) dibagi jumlah kelas

yaitu

13,3. Untuk melihat hasil distribusi frekuensi nilai pretest dan

posttest kelompok eksperimen SD Negeri Samban 02 (SD Imbas) dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 13

Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen

SD Negeri Samban 02 (SD Negeri Imbas)

Nilai Posttest Kelas Interval Kelas

No.

Nilai Pretest

Frekuensi Persentase

Frekuensi Persentase

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa pada nilai pretest terdapat 1 siswa yang mendapatkan nilai antara 13 –26,3 dengan persentase 4%, 1 siswa yang mendapatkan nilai antara 26,4 –39,7 dengan persentase 4%, 7 siswa mendapatkan nilai antara 39,8 –53,1 dengan persentase 27%, 12 siswa mendapatkan nilai antara 53,2 –66,5 dengan persentase 46%, 1 siswa mendapatkan Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa pada nilai pretest terdapat 1 siswa yang mendapatkan nilai antara 13 –26,3 dengan persentase 4%, 1 siswa yang mendapatkan nilai antara 26,4 –39,7 dengan persentase 4%, 7 siswa mendapatkan nilai antara 39,8 –53,1 dengan persentase 27%, 12 siswa mendapatkan nilai antara 53,2 –66,5 dengan persentase 46%, 1 siswa mendapatkan

Nilai posttest mengalami peningkatan yaitu tidak ada siswa yang mendapatkan nilai antara 13 –39,7 dengan persentase 0%. Kemudian yang mendapatkan nilai antara 39,8 –53,1 sebanyak 2 siswa dengan persentase 8%, yang mendapatkan nilai antara 53,2 –66,5 sebanyak 11 siswa dengan persentase 42%, yang mendapatkan nilai antara 66,6 –79,9 sebanyak 5 siswa dengan persentase 19% dan sebanyak 8 siswa mendapatkan nilai antara 80 –93,3 dengan persentase 31%. Untuk lebih memperjelas daftar distribusi frekuensi nilai pretest dan posttest di atas maka disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut.

Nilai Pretest-Posttest

10 ENSI 8

Frekuensi Nilai Pre- EK 6

test F 4

Frekuensi Nilai Post- test

INTERVAL NILAI

Gambar 6

Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan Posttest Kelompok

Eksperimen SD Negeri Samban 02 (SD Negeri Imbas)

4.1.1.3 Hasil Observasi Proses Pembelajaran IPA di Kelas VC SDIP H. Soebandi (SD Swasta)

Penelitian yang dilakukan di kelas VC SDIP H. Soebandi sebagai kelompok eksperimen dari SD swasta dilaksanakan dalam 2 pertemuan dengan alokasi waktu 2x35 menit tiap pertemuannya. Perincian dari proses pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Topik pembelajaran

Topik yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi mengenai jenis- jenis tanah yang didasarkan pada Standar Kompetensi 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam, dan Kompetensi Dasar 7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah. Sedangkan indikator pencapaian kompetensinya adalah mengidentifikasi bahan penyusun/komposisi tanah, menyebutkan jenis-jenis tanah, mencirikan jenis-jenis tanah, membandingkan ciri-ciri masing-masing jenis tanah, dan memberi contoh kegunaan dari berbagai jenis tanah.

b. Pertemuan 1

Pertemuan 1 dilaksanakan pada Selasa, 7 April 2015 dengan alokasi waktu

2 x 35 menit yang diikuti oleh seluruh siswa kelas VC yang berjumlah 20 siswa terdiri dari 10 laki-laki dan 10 perempuan. Proses pembelajaran diawali dengan kegiatan pendahuluan yang meliputi salam, presensi, pemberian soal pretest, apersepsi, dan penyampaian tujuan pembelajaran serta KKM yang harus dicapai.

Dilanjutkan dengan kegiatan inti proses pembelajaran menggunakan perlakuan model Group Investigation yang terdiri dari sintagmatik yaitu penyajian masalah/situasi rumit yang disampaikan melalui demonstrasi percobaan mengenai bahan penyusun tanah, eksplorasi reaksi melalui kesempatan siswa untuk bertanya tentang demonstrasi percobaan yang sudah dilakukan, perumusan tugas melalui penyampaian pertanyaan dari siswa yang diarahkan pada apa saja jenis-jenis tanah dan bagaimana ciri-cirinya, kemandirian dan kelompok belajar yang diwujudkan dalam pembagian kelompok berdasarkan minat serta pelaksanaan investigasi mengenai ciri-ciri jenis tanah melalui percobaan yang dilakukan masing-masing kelompok.

Setelah masing-masing kelompok bekerja untuk menginvestigasi ciri-ciri jenis tanah berdasarkan tugas yang didapat, kemudian siswa dalam kelompok ditugaskan untuk membuat laporan sederhana mengenai hasil investigasi mereka yang akan disampaikan pada pertemuan selanjutnya.

c. Pertemuan 2

Pertemuan 2 dilaksanakan pada Sabtu, 11 April 2015 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit yang diikuti oleh siswa kelas VC berjumlah 19 siswa karena ada 1 siswa perempuan yang ijin, terdiri dari 10 laki-laki dan 9 perempuan. Proses pembelajaran diawali dengan mengingatkan materi yang sebelumnya telah disampaikan yaitu percobaan tentang jenis-jenis tanah. Kemudian dilanjutkan dengan sintagmatik dari model Group Investigation yang belum dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya yaitu analisis perkembangan dan proses melalui kegiatan masing-masing kelompok yang mempresentasikan hasil investigasinya, dan mendaur ulang aktivitas dengan melaksanakan diskusi kelas untuk menganalisis proses penelitian yang sudah dilakukan.

Kegiatan selanjutnya adalah konfirmasi berupa ulasan singkat dari guru dan kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari dengan melibatkan siswa. Proses pembelajaran diakhiri dengan kegiatan penutup berupa refleksi dan pemberian soal posttest untuk mengukur hasil belajar.

Berdasarkan hasil observasi selama proses pembelajaran, tingkat keterlaksanaan pengajar dalam melaksanakan sintak model Group Investigation pada pembelajaran IPA di kelas VC SDIP H. Soebandi mencapai 79% dari 19 poin kegiatan. Terdapat 4 poin kegiatan yang belum terlaksana yaitu kegiatan siswa bertanya mengenai jenis-jenis tanah berdasarkan percobaan yang telah didemonstrasikan (sintak perumusan tugas), kegiatan guru bersama siswa melakukan diskusi kelas untuk menganalisis proses penelitian yang telah dilakukan tentang bagian pembelajaran yang masih menjadi kendala dan kegiatan guru memberikan umpan balik reward (sintak mendaur ulang aktivitas), serta kegiatan guru bersama siswa mengoreksi hasil pekerjaan siswa mengerjakan soal evaluasi. Keterangan lebih lanjut mengenai hasil observasi pembelajaran dapat dilihat pada lampiran.

4.1.1.4 Tingkat Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VC SDIP H. Soebandi (SD swasta)

Tingkat hasil belajar ini berisi pemaparan statistik deskriptif dari hasil pretest dan posttest yang terdiri dari rata-rata nilai (mean), nilai tertinggi (max), nilai terendah (min), standar deviasi, distribusi frekuensi dan penyajiannya dalam bentuk grafik.

Tabel 14

Statistik Deskriptif Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen

SDIP H. Soebandi (SD swasta)

Descriptive Statistics

Std. Deviation Nilai Pre-test

72,0000 14,15701 Nilai Post-test

79,7368 11,41073 Valid N (listwise)

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen (nilai pretest) sebelum proses pembelajaran dengan perlakuan model Group Investigation sebesar 72 dengan standar deviasi 14,15701. Sedangkan setelah diberikan proses pembelajaran dengan perlakuan model Group Investigation didapatkan nilai rata-rata (nilai posttest) meningkat menjadi 79,74 dengan standar deviasi 11,41073. Hal lain yang tampak adalah nilai tertinggi yang dicapai pada pretest adalah 100 dan nilai terendahnya adalah 40. Sedangkan pada posttest nilai tertinggi yang berhasil dicapai adalah 100 dan nilai terendahnya adalah 60. Jumlah siswa yang mengikuti pretest adalah 20 siswa sedangkan posttest sebanyak 19 siswa.

Jumlah data yang disajikan cukup banyak, sehingga data disusun menggunakan tabel distribusi frekuensi agar penyajiannya lebih efisien dan komunikatif. Penyajian tabel distribusi frekuensi menggunakan kelas interval yang diperoleh dari selisih skor maksimal dikurangi skor minimal dibagi jumlah kelas. Dalam menentukan jumlah kelas, menggunakan rumus Sturges (Sugiyono, 2013:35) yaitu K= 1 + 3,3 log n. K merupakan jumlah kelas dan n adalah banyaknya data/siswa. Dengan rumus tersebut maka diperoleh K = 1+ 3,3 log 20 = 1+3,3 . 1,3 = 5,29 atau dibulatkan menjadi 5. Sedangkan interval kelas Jumlah data yang disajikan cukup banyak, sehingga data disusun menggunakan tabel distribusi frekuensi agar penyajiannya lebih efisien dan komunikatif. Penyajian tabel distribusi frekuensi menggunakan kelas interval yang diperoleh dari selisih skor maksimal dikurangi skor minimal dibagi jumlah kelas. Dalam menentukan jumlah kelas, menggunakan rumus Sturges (Sugiyono, 2013:35) yaitu K= 1 + 3,3 log n. K merupakan jumlah kelas dan n adalah banyaknya data/siswa. Dengan rumus tersebut maka diperoleh K = 1+ 3,3 log 20 = 1+3,3 . 1,3 = 5,29 atau dibulatkan menjadi 5. Sedangkan interval kelas

yaitu

12. Untuk melihat hasil distribusi frekuensi nilai pretest dan

posttest kelompok eksperimen SDIP H. Soebandi (SD swasta) dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 15

Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen

SDIP H. Soebandi (SD swasta)

Nilai Post-Test Kelas Interval Kelas

No.

Nilai Pre-Test

Frekuensi Persentase

Frekuensi Persentase

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa pada nilai pretest terdapat 1 siswa yang mendapatkan nilai antara 40 –52 dengan persentase 5%, 4 siswa yang mendapatkan nilai antara 52,5 –64,5 dengan persentase 20%, 8 siswa mendapatkan nilai antara 65 –77 dengan persentase 40%, 6 siswa mendapatkan nilai antara 77,5 –89,5 dengan persentase 30%, dan 1 siswa mendapatkan nilai antara 90 –100 dengan persentase 5%.

Nilai posttest mengalami peningkatan yaitu tidak ada siswa yang mendapatkan nilai antara 40 –52 dengan persentase 0%. Kemudian yang mendapatkan nilai antara 52,5 –64,5 sebanyak 1 siswa dengan persentase 5%, yang mendapatkan nilai antara 65 –77 sebanyak 6 siswa dengan persentase 32%, yang mendapatkan nilai antara 77,5 –89,5 sebanyak 8 siswa dengan persentase 42% dan sebanyak 4 siswa mendapatkan nilai antara 90 –100 dengan persentase 21%. Untuk lebih memperjelas daftar distribusi frekuensi nilai pretest dan posttest di atas maka disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut.

Nilai Pretest-Posttest

UE K

Nilai Pre-Test 4

FRE

Frekuensi 3

Nilai Post-Test 2

INTERVAL NILAI

Gambar 7

Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan Posttest Kelompok

Eksperimen SDIP H. Soebandi (SD swasta)

4.1.2 Hasil Penelitian pada Implementasi Pembelajaran dengan Model Inquiry sebagai Kelompok Kontrol

Hasil penelitian ini memapaparkan mengenai hasil observasi proses pembelajaran dan tingkat hasil belajar IPA yang dicapai menggunakan perlakuan model pembelajaran Inquiry pada kelompok kontrol di kelas V SD Negeri Samban 01 (SD Negeri Imbas) dan kelas VB SDIP H. Soebandi (SD swasta).

4.1.2.1 Hasil Observasi Proses Pembelajaran IPA di Kelas V SD Negeri Samban 01 (SD Negeri Imbas)

Penelitian yang dilakukan pada kelompok kontrol di SD Negeri Samban

01 dilaksanakan dalam 2x pertemuan dengan alokasi waktu tiap pertemuan 2x35 menit (2 jam pelajaran). Perincian dari proses pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut.

a. Topik pembelajaran

Topik yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi mengenai jenis- jenis tanah yang didasarkan pada Standar Kompetensi 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam, dan Kompetensi Dasar 7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah. Sedangkan indikator pencapaian kompetensinya adalah mengidentifikasi bahan penyusun/komposisi tanah, menyebutkan jenis-jenis tanah, mencirikan jenis-jenis tanah, membandingkan ciri-ciri masing-masing jenis tanah, dan memberi contoh kegunaan dari berbagai jenis tanah.

b. Pertemuan 1

Pertemuan 1 dilaksanakan pada Kamis, 5 Maret 2015 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit yang diikuti siswa kelas V dengan jumlah 32 siswa terdiri dari

18 laki-laki dan 14 perempuan. Proses pembelajaran diawali dengan kegiatan pendahuluan yang meliputi salam, presensi kehadiran siswa, pemberian soal pretest , apersepsi dan penyampaian tujuan pembelajaran serta KKM yang harus dicapai.

Dilanjutkan kegiatan inti proses pembelajaran dengan menggunakan perlakuan model Inquiry yang terdiri dari sintagmatik yaitu pertama, orientasi masalah yang disampaikan melalui demonstrasi percobaan mengenai komposisi penyusun tanah, kemudian siswa dipancing untuk bertanya mengenai jenis-jenis tanah berdasarkan percobaan tersebut. Sintagmatik kedua yaitu verifikasi pengumpulan data yang diawali dengan pembentukan kelompok dan penyusunan hipotesis/dugaan sementara mengenai ciri-ciri dari berbagai jenis tanah oleh masing-masing kelompok. Selain itu siswa juga diberi kesempatan terhadap hipotesis yang mereka buat dengan catatan pertanyaan hanya bisa dijawab ya atau tidak.

Sintagmatik ketiga yaitu eksperimentasi pengumpulan data melalui percobaan tentang berbagai macam jenis tanah yang dilakukan oleh tiap-tiap kelompok untuk menguji hipotesis yang telah dibuat. Sintagmatik selanjutnya adalah pengolahan dan perumusan penjelasan yaitu dengan mengolah data yang Sintagmatik ketiga yaitu eksperimentasi pengumpulan data melalui percobaan tentang berbagai macam jenis tanah yang dilakukan oleh tiap-tiap kelompok untuk menguji hipotesis yang telah dibuat. Sintagmatik selanjutnya adalah pengolahan dan perumusan penjelasan yaitu dengan mengolah data yang

c. Pertemuan 2

Pertemuan 2 dilaksanakan pada Sabtu, 7 Maret 2015 dengan alokasi waktu

2 x 35 menit yang diikuti oleh siswa kelas V dengan jumlah 32 siswa terdiri dari

18 laki-laki dan 14 perempuan. Proses pembelajaran diawali kegiatan pendahuluan yang meliputi salam, presensi, dan apersepsi dengan mengingatkan percobaan yang telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya yaitu mengenai jenis-jenis tanah.

Setelah itu kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan melaksanakan sintagmatik dari model Inquiry yang belum dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya yaitu analisis proses penelitian. Dalam sintagmatik tersebut masing- masing perwakilan kelompok maju untuk mempresentasikan hasil laporan yang telah dibuat, sementara kelompok lain menanggapi. Dengan melibatkan guru siswa melakukan diskusi kelas untuk menganalisis proses penelitian yang sudah dilakukan untuk mengetahui bagian mana yang masih menjadi siswa dalam melakukannya.

Dilanjutkan kegiatan konfirmasi berupa ulasan singkat dari guru dan kesimpulan. Proses pembelajaran diakhiri dengan tanya jawab dan pemberian soal posttest untuk mengetahui tingkat ketercapaian kompetensi yang diharapkan.

Berdasarkan hasil observasi, tingkat keterlaksanaan pengajar dalam melaksanakan sintak model Inquiry pada pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri Samban 01 mencapai 91% dari 22 poin kegiatan. Terdapat 2 poin kegiatan yang belum terlaksana yaitu kegiatan guru memberi kesempatan siswa bertanya dengan jawaban terbatas pada kata ya atau tidak (verifikasi pengumpulan data) dan kegiatan guru bersama siswa mengoreksi hasil pekerjaan mengerjakan soal evaluasi. Keterangan lebih lanjut mengenai hasil observasi pembelajaran dapat dilihat pada lampiran.

4.1.2.2 Tingkat Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Samban 01 (SD Negeri Imbas

Tingkat hasil belajar ini berisi mengenai pemaparan statistik deskriptif dari hasil pretest dan posttest yang terdiri dari rata-rata nilai (mean), nilai tertinggi (max), nilai terendah (min), standar deviasi, distribusi frekuensi dan penyajiannya dalam bentuk grafik.

Tabel 16

Statistik Deskriptif Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol SD Negeri Samban 01 (SD Negeri Imbas)

Descriptive Statistics

Std. Deviation Nilai Pre-test

66,6875 15,18156 Nilai Post-test

74,5938 12,68441 Valid N (listwise)

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas kontrol (nilai pretest) sebelum proses pembelajaran dengan perlakuan model Inquiry sebesar 66,69 dengan standar deviasi 15,18156. Sedangkan setelah diberikan proses pembelajaran dengan perlakuan model Inquiry didapatkan nilai rata-rata (nilai posttest) meningkat menjadi 74,59 dengan standar deviasi 12,68441. Hal lain yang tampak adalah nilai tertinggi yang dicapai pada pretest adalah 100 dan nilai terendahnya adalah 26. Sedangkan pada posttest nilai tertinggi yang berhasil dicapai adalah 100 dan nilai terendahnya adalah 46. Jumlah siswa yang mengikuti pretest dan posttest sebanyak 32 siswa.

Jumlah data yang disajikan cukup banyak, sehingga data disusun menggunakan tabel distribusi frekuensi agar penyajiannya lebih efisien dan komunikatif. Penyajian tabel distribusi frekuensi menggunakan kelas interval yang diperoleh dari selisih skor maksimal dikurangi skor minimal dibagi jumlah kelas. Dalam menentukan jumlah kelas, menggunakan rumus Sturges (Sugiyono, 2013:35) yaitu K= 1 + 3,3 log n. K merupakan jumlah kelas dan n adalah banyaknya data/siswa. Dengan rumus tersebut maka diperoleh K = 1+ 3,3 log 32 = 1+3,3 . 1,5 = 5,96 atau dibulatkan menjadi 6. Sedangkan interval kelas didapatkan dari hasil rentang (skor maksimal-skor minimal) dibagi jumlah kelas Jumlah data yang disajikan cukup banyak, sehingga data disusun menggunakan tabel distribusi frekuensi agar penyajiannya lebih efisien dan komunikatif. Penyajian tabel distribusi frekuensi menggunakan kelas interval yang diperoleh dari selisih skor maksimal dikurangi skor minimal dibagi jumlah kelas. Dalam menentukan jumlah kelas, menggunakan rumus Sturges (Sugiyono, 2013:35) yaitu K= 1 + 3,3 log n. K merupakan jumlah kelas dan n adalah banyaknya data/siswa. Dengan rumus tersebut maka diperoleh K = 1+ 3,3 log 32 = 1+3,3 . 1,5 = 5,96 atau dibulatkan menjadi 6. Sedangkan interval kelas didapatkan dari hasil rentang (skor maksimal-skor minimal) dibagi jumlah kelas

12,3. Untuk melihat hasil distribusi frekuensi nilai pretest dan

posttest kelompok kontrol SD Negeri Samban 01 (SD Imbas) dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 17

Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol SD Negeri Samban 01 (SD Negeri Imbas)

Nilai Posttest Kelas Interval Kelas

No.

Nilai Pretest

Frekuensi Persentase

Frekuensi Persentase

Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa pada nilai pretest terdapat 2 siswa yang mendapatkan nilai antara 26 –38,3 dengan persentase 6%, 1 siswa yang mendapatkan nilai antara 38,4 –50,7 dengan persentase 3%, 5 siswa mendapatkan nilai antara 50,8 –63,1 dengan persentase 16%, 17 siswa mendapatkan nilai antara 63,2 –75,5 dengan persentase 53%, 6 siswa mendapatkan nilai antara 75,6 –87,9 dengan persentase 19%, dan 1 siswa mendapatkan nilai antara 88 –100 dengan persentase 3%.

Nilai posttest mengalami peningkatan yaitu tidak ada siswa yang mendapatkan nilai antara 26 –38,3 dengan persentase 0%. Kemudian yang mendapatkan nilai antara 38,4 –50,7 sebanyak 1 siswa dengan persentase 3%, yang mendapatkan nilai antara 50,8 –63,1 sebanyak 3 siswa dengan persentase 9%, yang mendapatkan nilai antara 63,2 –75,5 sebanyak 12 siswa dengan persentase 38%, sebanyak 11 siswa mendapatkan nilai antara 75,6 –87,9 dengan persentase 34% dan sebanyak 5 siswa mendapatkan nilai antara 88 –100 dengan persentase 16%. Untuk lebih memperjelas daftar distribusi frekuensi nilai pretest dan posttest di atas maka disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut.

Nilai Pretest-Posttest

Nilai Pre-Test 8

RE

Frekuensi F 6

Nilai Post-Test Frekuensi

INTERVAL NILAI

Gambar 8

Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan Posttest Kelompok

Kontrol SD Negeri Samban 01 (SD Negeri Imbas)

4.1.2.3 Hasil Observasi Proses Pembelajaran IPA di Kelas VB SDIP H. Soebandi (SD Swasta)

Penelitian yang dilakukan di kelas VB SDIP H. Soebandi sebagai kelompok kontrol dari SD swasta dilaksanakan dalam 2 pertemuan dengan alokasi waktu 2x35 menit tiap pertemuannya. Perincian dari proses pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Topik pembelajaran

Topik yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi mengenai jenis- jenis tanah yang didasarkan pada Standar Kompetensi 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam, dan Kompetensi Dasar 7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah. Sedangkan indikator pencapaian kompetensinya adalah mengidentifikasi bahan penyusun/komposisi tanah, menyebutkan jenis-jenis tanah, mencirikan jenis-jenis tanah, Topik yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi mengenai jenis- jenis tanah yang didasarkan pada Standar Kompetensi 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam, dan Kompetensi Dasar 7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah. Sedangkan indikator pencapaian kompetensinya adalah mengidentifikasi bahan penyusun/komposisi tanah, menyebutkan jenis-jenis tanah, mencirikan jenis-jenis tanah,

b. Pertemuan 1

Pertemuan 1 dilaksanakan pada Selasa, 24 Maret 2015 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit yang diikuti oleh siswa kelas VB dengan jumlah 20 siswa terdiri dari 12 laki-laki dan 8 perempuan, karena ada 1 siswa perempuan yang tidak masuk. Proses pembelajaran diawali dengan kegiatan pendahuluan yang meliputi salam, presensi, pemberian soal pretest, apersepsi, dan penyampaian tujuan pembelajaran serta KKM yang harus dicapai.

Dilanjutkan kegiatan inti proses pembelajaran dengan menggunakan perlakuan model Inquiry yang terdiri dari sintagmatik yaitu pertama, orientasi masalah yang disampaikan melalui demonstrasi percobaan mengenai komposisi penyusun tanah, kemudian siswa dipancing untuk bertanya mengenai jenis-jenis tanah berdasarkan percobaan tersebut. Sintagmatik kedua yaitu verifikasi pengumpulan data yang diawali dengan pembentukan kelompok dan penyusunan hipotesis/dugaan sementara mengenai ciri-ciri dari berbagai jenis tanah oleh masing-masing kelompok. Selain itu siswa juga diberi kesempatan terhadap hipotesis yang mereka buat dengan catatan pertanyaan hanya bisa dijawab ya atau tidak.

Sintagmatik ketiga yaitu eksperimentasi pengumpulan data melalui percobaan tentang berbagai macam jenis tanah yang dilakukan oleh tiap-tiap kelompok untuk menguji hipotesis yang telah dibuat. Sintagmatik selanjutnya adalah pengolahan dan perumusan penjelasan yaitu dengan mengolah data yang diperoleh melalui percobaan, kemudian menyimpulkan dan menyusunnya dalam bentuk laporan sederhana. Presentasi dilakukan pada pertemuan selanjutnya.

c. Pertemuan 2

Pertemuan 2 dilaksanakan pada Selasa, 31 Maret 2015 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit yang diikuti oleh seluruh siswa kelas VB dengan jumlah 21 siswa terdiri dari 12 laki-laki dan 9 perempuan. Proses pembelajaran diawali kegiatan pendahuluan yang meliputi salam, presensi, dan apersepsi dengan Pertemuan 2 dilaksanakan pada Selasa, 31 Maret 2015 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit yang diikuti oleh seluruh siswa kelas VB dengan jumlah 21 siswa terdiri dari 12 laki-laki dan 9 perempuan. Proses pembelajaran diawali kegiatan pendahuluan yang meliputi salam, presensi, dan apersepsi dengan

Setelah itu kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan melaksanakan sintagmatik dari model Inquiry yang belum dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya yaitu analisis proses penelitian. Dalam sintagmatik tersebut masing- masing perwakilan kelompok maju untuk mempresentasikan hasil laporan yang telah dibuat, sementara kelompok lain menanggapi. Dengan melibatkan guru siswa melakukan diskusi kelas untuk menganalisis proses penelitian yang sudah dilakukan untuk mengetahui bagian mana yang masih menjadi siswa dalam melakukannya.

Dilanjutkan kegiatan konfirmasi berupa ulasan singkat dari guru dan kesimpulan. Proses pembelajaran diakhiri dengan tanya jawab dan pemberian soal posttest untuk mengetahui tingkat ketercapaian kompetensi yang diharapkan.

Berdasarkan hasil observasi, tingkat keterlaksanaan pengajar dalam melaksanakan sintak model Inquiry pada pembelajaran IPA di kelas VB SDIP H. Soebandi mencapai 87% dari 22 poin kegiatan. Terdapat 3 poin kegiatan yang belum terlaksana yaitu kegiatan guru memberi kesempatan siswa bertanya dengan jawaban terbatas kata ya atau tidak ( sintak verifikasi pengumpulan data), kegiatan guru memberikan umpan balik dan reward (sintak analisis proses penelitian), dan kegiatan guru bersama siswa mengoreksi hasil pekerjaan mengerjakan soal evaluasi. Keterangan lebih lanjut mengenai hasil observasi pembelajaran dapat dilihat pada lampiran.

4.1.2.4 Tingkat Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VB SDIP H. Soebandi (SD swasta)

Tingkat hasil belajar ini berisi mengenai pemaparan statistik deskriptif dari hasil pretest dan posttest yang terdiri dari rata-rata nilai (mean), nilai tertinggi (max), nilai terendah (min), standar deviasi, distribusi frekuensi dan penyajiannya dalam bentuk grafik.

Tabel 18

Statistik Deskriptif Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol

SDIP H. Soebandi (SD swasta)

Descriptive Statistics

Std. Deviation Nilai Pretest

74,9500 10,99988 Nilai Posttest

82,7143 10,87724 Valid N (listwise)

Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas kontrol (nilai pretest) sebelum proses pembelajaran dengan perlakuan model Inquiry sebesar 74,95 dengan standar deviasi 10,99988. Sedangkan setelah diberikan proses pembelajaran dengan perlakuan model Inquiry didapatkan nilai rata-rata (nilai posttest) meningkat menjadi 82,71 dengan standar deviasi 10,87724. Hal lain yang tampak adalah nilai tertinggi yang dicapai pada pretest dan posttest adalah 93 dan nilai terendahnya adalah 53. Jumlah siswa yang mengikuti pretest adalah 20 siswa sedangkan posttest sebanyak 21 siswa.

Jumlah data yang disajikan cukup banyak, sehingga data disusun menggunakan tabel distribusi frekuensi agar penyajiannya lebih efisien dan komunikatif. Penyajian tabel distribusi frekuensi menggunakan kelas interval yang diperoleh dari selisih skor maksimal dikurangi skor minimal dibagi jumlah kelas. Dalam menentukan jumlah kelas, menggunakan rumus Sturges (Sugiyono, 2013:35) yaitu K= 1 + 3,3 log n. K merupakan jumlah kelas dan n adalah banyaknya data/siswa. Dengan rumus tersebut maka diperoleh K = 1+ 3,3 log 20 = 1+3,3 . 1,3 = 5,29 atau dibulatkan menjadi 5. Sedangkan interval kelas didapatkan dari hasil rentang (skor maksimal-skor minimal) dibagi jumlah kelas

yaitu

8. Untuk melihat hasil distribusi frekuensi nilai pretest dan posttest

kelompok kontrol SDIP H. Soebandi (SD swasta) dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 19

Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol

SDIP H. Soebandi (SD swasta)

Nilai Posttest Kelas Interval Kelas

No.

Nilai Pretest

Frekuensi Persentase

Frekuensi Persentase

Dari tabel 4.8 di atas dapat diketahui bahwa pada nilai pretest terdapat 3 siswa yang mendapatkan nilai antara 53 –61 dengan persentase 15%, 4 siswa yang mendapatkan nilai antara 61,5 –69,5 dengan persentase 20%, 3 siswa mendapatkan nilai antara 70 –78 dengan persentase 15%, 9 siswa mendapatkan nilai antara 78,5 –86,5 dengan persentase 45%, dan 1 siswa mendapatkan nilai antara 87–95 dengan persentase 5%.

Nilai posttest mengalami peningkatan yaitu 1 siswa mendapatkan nilai antara 53 –61 dengan persentase 5%. Kemudian yang mendapatkan nilai antara 61,5 –69,5 sebanyak 2 siswa dengan persentase 9%, yang mendapatkan nilai antara 70 –78 sebanyak 2 siswa dengan persentase 9%, yang mendapatkan nilai antara 78,5 –86,5 sebanyak 10 siswa dengan persentase 48% dan sebanyak 6 siswa mendapatkan nilai antara 87 –95 dengan persentase 29%. Untuk lebih memperjelas daftar distribusi frekuensi nilai pretest dan posttest di atas maka disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut.

Nilai Pretest-Posttest

Nilai Pre-Test Frekuensi F 4

Nilai Post-Test Frekuensi 2

INTERVAL NILAI

Gambar 9

Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan Posttest Kelompok

Kontrol SDIP H. Soebandi (SD swasta)

4.1.3 Deskripsi Komparasi Hasil Pengukuran

Deskripsi komparasi ini memaparkan perbandingan hasil pengukuran dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masing-masing SD (SD imbas dan swasta) berdasarkan nilai pretest dan posttest. Deskripsi tersebut disajikan dalam bentuk tabel dan grafik sebagai berikut.

Tabel 20

Tabel Komparasi Hasil Pengukuran Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol SD Negeri Imbas Gugus Maruto

Keterangan selisih Tahap pengukuran

Rerata skor (mean) kelompok

skor Awal

Gain score

Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata tahap pengukuran awal yang ditunjukkan oleh adanya selisih skor Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata tahap pengukuran awal yang ditunjukkan oleh adanya selisih skor

Apabila dilihat dari hasil pengukuran pada tahap awal dan akhir, maka dapat diketahui gain score yang diperoleh yaitu sebesar 10,96 untuk kelompok eksperimen dan 7,9 untuk kelompok kontrol. Secara ringkas deskripsi komparasi hasil pengukuran tersebut dapat dilihat pada grafik berikut.

Komparasi Nilai Pretest-Posttest

tahap pengukuran awal

20 tahap pengukuran akhir 10

Gambar 10 Grafik Deskripsi Komparasi Hasil Pengukuran Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol SD Negeri Imbas Gugus Maruto

Tabel 21

Tabel Komparasi Hasil Pengukuran Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol SD Swasta Gugus Maruto

Keterangan selisih Tahap pengukuran

Rerata skor (mean) kelompok

skor Awal

Gain score

Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata tahap pengukuran awal yang ditunjukkan oleh adanya selisih skor antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebesar 2,95 dimana nilai rata-rata kelompok kontrol lebih unggul. Sedangkan pada tahap pengukuran akhir juga terdapat perbedaan nilai rata-rata yang ditunjukkan adanya selisih skor antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebesar 2,97 dimana nilai rata-rata kelompok kontrol lebih unggul.

Apabila dilihat dari hasil pengukuran pada tahap awal dan akhir, maka dapat diketahui gain score yang diperoleh yaitu sebesar 7,74 untuk kelompok eksperimen dan 7,76 untuk kelompok kontrol. Secara ringkas deskripsi komparasi hasil pengukuran tersebut dapat dilihat pada grafik berikut.

Komparasi Nilai Pretest-Posttest

60 a -rat 50

rat 40

ai

tahap pengukuran awal

il

N 30 tahap pengukuran akhir

Gambar 11 Grafik Deskripsi Komparasi Hasil Pengukuran Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol SD Swasta (SDIP H. Soebandi) Gugus Maruto

4.1.4 Hasil Uji Perbedaan Rerata Hasil Belajar Menggunakan Model Group Investigation dan Inquiry

Sub bab ini memapaparkan hasil uji perbedaan rerata hasil belajar antara kelompok kontrol dan eksperimen beserta teknik analisis data yang digunakan yaitu uji prasyarat dan uji hipotesis. Uji prasyarat terdiri atas uji normalitas dan homogenitas yang harus dipenuhi untuk mengetahui distribusi kenormalan data dan tingkat kesetaraan dari data yang akan diuji t (beda rata-rata). Pengujian normalitas dan homogenitas data dianalisis dengan menggunakan bantuan SPSS

21 for windows. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah persebaran data berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data dengan bantuan SPSS

21 for windows yaitu dengan cara klik analyze-nonparametric tests-1 sample KS- masukan variabel pada jendela variabel-klik normal pada test distribution-ok. Pengujian normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnov, dengan ketentuan data dikatakan berdistribusi normal jika nilai probabilitas/signifikansi > 0,05. Hasil dari uji normalitas data-data yang digunakan adalah sebagai berikut.

Tabel 22 Hasil uji Normalitas Nilai Pretest-Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen SD Negeri Imbas

pretest

pretest posttest posttest

kelompok

kelompok

kelompok kelompok

kontrol eksperimen N

Deviation Absolute

,128 ,178 Most Extreme

-,128 -,130 Kolmogorov-Smirnov Z

,725 ,905 Asymp. Sig. (2-tailed)

,669 ,386 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Berdasarkan tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa nilai asymp. Sig. (2- tailed) hasil pretest-posttest kelompok kontrol adalah 0,064 dan 0,669. Sedangkan hasil pretest-posttest kelompok eksperimen adalah 0,250 dan 0,386. Karena nilai signifikansi/probabilitas data-data tersebut > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa persebaran data hasil pretest-posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen SD Negeri Imbas berdistribusi normal. Di bawah ini disajikan grafik normalitas hasil pretest-posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen SD Negeri Imbas.

Gambar 12 Grafik Uji Normalitas Hasil Pretest-Posttest Kelompok Kontrol SD Negeri Imbas (SD Negeri Samban 01)

Gambar 13 Grafik Uji Normalitas Hasil Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen SD Negeri Imbas (SD Negeri Samban 02)

Setelah dilakukan pengujian normalitas terhadap data pretest-posttest kelompok kontrol dan eksperimen dari SD Negeri Imbas (SD Negeri Samban 01 dan Samban 02), kemudian dilanjutkan dengan pengujian normalitas data pretest- posttest kelompok kontrol dan eksperimen dari SD Swasta yaitu SDIP H. Soebandi. Berikut hasil uji normalitas data nilai pretest-posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen SD Swasta.

Tabel 23 Hasil uji Normalitas Nilai Pretest-Postest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen SD Swasta (SDIP H. Soebandi)

pretest pretest

posttest posttest

kelompok

kelompok

kelompok kelompok

kontrol

eksperimen

kontrol eksperimen

Normal Parameters a,b Std.

Deviation Absolute

,285 ,175 Most Extreme

-,285 -,141 Kolmogorov-Smirnov Z

1,308 ,763 Asymp. Sig. (2-tailed)

Berdasarkan tabel 4.12 di atas dapat dilihat bahwa nilai asymp. Sig. (2- tailed) hasil pretest-posttest kelompok kontrol adalah 0,559 dan 0,065. Sedangkan hasil pretest-posttest kelompok eksperimen adalah 0,549 dan 0,606. Karena nilai signifikansi/probabilitas data pretest-posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tersebut > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa persebaran data hasil pretest-posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol SD Swasta berdistribusi normal. Di bawah ini disajikan grafik normalitas hasil pretest- posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen SD Swasta.

Gambar 14 Grafik Uji Normalitas Hasil Pretest-Posttest Kelompok Kontrol SD Swasta (SDIP H. Soebandi)

Gambar 15 Grafik Uji Normalitas Hasil Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen SD Swasta (SDIP H. Soebandi)

Persyaratan uji normalitas berupa distribusi kenormalan data telah terpenuhi, kemudian dilanjutkan syarat kedua yaitu syarat homogenitas atau tingkat kesetaraan data dengan melakukan uji homogenitas menggunakan Levene Test dengan ketentuan apabila nilai probabilitas/signifikansi > 0.05 maka dapat dikatakan bahwa data kelompok kontrol dan eksperimen memiliki varian yang sama atau dengan kata lain data homogen. Pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 21 for windows yang langkah-langkahnya adalah masukkan data-analyze-descriptive statistic-explore-masukkan variabel X2 (nilai pretest) dan X3 (nilai posttest) ke dependent list dan X1 ke factor-klik tombol plots hingga muncul kotak dialog explore:plots-klik power estimation- continue -pada tombol display pilih both-ok. Hasil dari uji homogenitas data kelompok eksperimen dan kontrol adalah sebagai berikut.

Tabel 24 Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest-Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen SD Negeri Imbas

df2 Sig. Based on Mean

Levene Statistic

df1

1 56 ,916 Based on Median

1 56 ,894 nilai pretest

Based on Median and with

1 55,976 ,894 adjusted df Based on trimmed mean

1 56 ,936 Based on Mean

1 56 ,623 Based on Median

1 56 ,714 nilai posttest

Based on Median and with

1 55,598 ,714 adjusted df Based on trimmed mean

Berdasarkan tabel 4.13 di atas diketahui bahwa hasil output test of homogeneity of variance nilai pretest menunjukkan angka signifikansi yang ada adalah untuk probabilitas based on mean = 0,916, untuk based on median = 0,894, probabilitas based on median ang with adjusted df = 0,894 dan probabilitas based on trimmed mean = 0,936. Sehingga dapat dikatakan bahwa data nilai pretest kelompok kontrol dan eksperimen SD Negeri Imbas memiliki varian yang sama atau homogen, karena nilai probabilitas data > 0,05.

Nilai posttestnya menunjukkan bahwa angka signifikansi yang diperoleh adalah untuk probabilitas based on mean = 0,623 , untuk based on median = 0,714 , probabilitas based on median ang with adjusted df = 0,714 dan probabilitas based on trimmed mean = 0,614. Karena nilai probabilitas data > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data nilai posttest kelompok kontrol dan eksperimen SD Negeri Imbas memiliki varian yang sama atau homogen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data nilai pretest-posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen SD Negeri Imbas memiliki varian yang sama atau homogen.

Selanjutnya pengujian homogenitas dilakukan pada kelompok kontrol dan eksperimen SD Swasta (SDIP H. Soebandi). Hasil dari uji homogenitas tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel 25 Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest-Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen SD Swasta (SDIP H. Soebandi)

df2 Sig. Based on Mean

Levene Statistic

df1

1 37 ,595 Based on Median

1 37 ,751 nilai pretest

Based on Median and with

1 29,456 ,751 adjusted df Based on trimmed mean

1 37 ,608 Based on Mean

1 38 ,942 Based on Median

1 38 ,644 nilai posttest

1 37,165 ,644 with adjusted df Based on trimmed mean

Based on Median and

Berdasarkan tabel 4.14 di atas diketahui bahwa hasil output test of homogeneity of variance nilai pretest menunjukkan angka signifikansi yang ada adalah untuk probabilitas based on mean = 0,595, untuk based on median = 0,751 , probabilitas based on median ang with adjusted df = 0,751 dan probabilitas based on trimmed mean = 0,608. Sehingga dapat dikatakan bahwa data nilai pretest kelompok kontrol dan eksperimen SD Negeri Swasta memiliki varian yang sama atau homogen, karena nilai probabilitas data > 0,05.

Nilai posttestnya menunjukkan bahwa angka signifikansi yang diperoleh adalah untuk probabilitas based on mean = 0,942 , untuk based on median = 0,644 , probabilitas based on median ang with adjusted df = 0644 dan probabilitas based on trimmed mean = 0,822. Karena nilai probabilitas data > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data nilai posttest kelompok kontrol dan eksperimen SD Negeri Swasta memiliki varian yang sama atau homogen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data nilai pretest-posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen SD Negeri Swasta memiliki varian yang sama atau homogen.

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24