University of Lampung | LPPM-UNILA Institutional Repository (LPPM-UNILA-IR)
B id a n
g
ir
mu
-
! I
m
u pe rtan i an B Kr prN
*',
noJli.l'
?:riTifi
i
"r": 9?8-979-8389-l 8'4
ISBN
ANALISIS KANDTINGA]Y HAIL{ DI DALA]VI TANAH
ITTIBT]NGANI\ryA DENGAN PRODUKSI JAGUNG *)
Tamaluddin Syam
Jurusan llmu Tanah, F-akultas Perlanian
Universitas Lampung
E-mail : tanal _syam@uni la. ac.
id
ABSTRACT
Precision ferming (PF), slso known as site-specific management, involves the
dssessment of the spatiql variability in soil and crop characteristics and subsequent
management of this variability. The goal can be achieved through using appropriate
techrnlogies within a coherent managemeftl strtrclure. Research was done in Karang
EruIah Village, South Lampung District of Lampung Province using survey methods.
The aim of this research is to funw the correlation between the mean of soil nutrients
(N, P, K) content and mize yield, and eitler to show spatial distribution of eoch on the
map. The result indicated that none of the soil nutrients content was significantly
correlation with the mize yield.
Keywords: precisionfarming, biging map, soil nutrients, and yield.
PEI\IDAHULUAF{
Pada prinsipnya sistem pertanian tepat memerlukan tiga komponen utama yaitu:
(a) global positioning system (GPS) untuk mengetahui dimana posisi,sampel atau suatu
alat secara tepat, O) mekanisme yang tepat waktu untuk mengontrol har4 pestisida"
kelembaban tanah dan input produksi yang lainny4 dan (c) database yang memberikan
informasi yang diperlukan untuk mengembangkan suatu paket input yang tepat bagi
berbagai kondisi tapak secara khusus (Camberdella and Karlen, 1999). Suatu
pendekatan terpadu dari proses pertanian tepat dimulai dari p€rencanrum pengolahan
tanah, p€nanaman, penggunaan bahan kimia panen dan proses pasca panen.
Tanah sebagai inti komponen lahan harus dapat diukur kemampuannya dalam
penyediaan makanan yang cukup dan berimbang untuk pertumbuhan tanaman.
Pemetaan hara tanah dan hasil adalah kunci pokok di dalam kesuksesan sistem pertanian
tepat. Oleh karena itu pemetaan kengaman hara tanah dan hasil haruslah seakurat
mungkin, karena akan dipergunakan sebagai dasar untuk menentukan tindakan{indakan
khusus dalam pertanian tepat, antara lain sebagai dasar untuk pemberian pupuk
berdasarkan tapak khusus (sile-specific fertilizatrbn) untuk meningkatkan efisiensi
penrakaian pupuk (Schuller, 20AD. Keragaman unsur hara yang terukur sangat p€nting
dalam sistern pertanian tepa! unfuk dapat rnemenuhi keperluan tanaman secara cepat
dan tepat melalui pemupukan (Tinker, 1976). Menurut webster (1985), perangkat
lunak geostatistik adalah suatu cara yang dapat digunakan untuk menganalisis
keragaman spasial sifat-sifdt tanah. Hasil analisis dapat dipergunakan sebagai dasar
untuk menjelaskan keragaman spasial sifat-sifat tanah secara kuantitatif. McBratney and
Pringle (1997) menyatakan bahwa jumlah unsur hara di dalam tanah dapat dimanipulasi
dengan mudah melalui pemupukan. Keseirnbangan hara melalui pemupukan diperlukan
untuk proses produksi tanaman dan sekaligus menjaga serta memperbaiki kesuburan
tanah. Keseimbangan alami melalui sistem pertanian yang tepat berdasarkan kajian
keilmuan dan ekonorni sangat baik dianjurkan kepada petani (Cooke, 1986).
Ketersediaan unsur hara di dalam tanah merupakan faktor pembatas utama
dalarn proses produksi tanaman. Tanpa adanya pembcrian pupuk, maka pertumbuhan
902
ll
B
i
da
ns
i r
m u - iim
L F' eria
f
i
i
c
n B K$ prN r/r'ir-av.
rT:::1';:rrr"fr
'#i
tSBN : s78-e79_S3S9_
I S-;
dan produksi t1nlqan
han1,a terganrung_fo.du.L1r1uh
hara 1,ang disediakan oreh
tanah
t"tutu-o-riJi ,n"Juiri
aun .noupan debu. Banuwa
Damai (2003) menvarakan
"iii".i"n
dan
batt*a--[anounsan
dan yang ditambahkan
il;il;;
pada
jaringai;";;" sansat
ll',fr-ffi*;lilff :H,lrun*#i",:";*,*,,.d;::"K;ffi;ha,a?
sansat
tersantuns'pi11;"f'"J,itr:::*
lahai,
iJ'3tapat
Keragaman unsur hara di
:"jTur,
daiam tunuh
uk*'r"nr.o"ut""
'""*.,i,oiT,ffij;
unsur hara pada jaringun
#ndungan
t numun,;1T
pertumbuhan h1T3n yytg
r".iu
padaaJi-yu ukon ,neny'"u"ur,*
keragaman paja produksi
tanaman itu sendiri. -pe;eritia;l;i
spasiar unsur hara N, p
pora penyebaran
k.*ff;
*T ffiffiil""ngrunfp.-iJr.J"il**
q;""*;;ffiT""gevaruasi
i-;";;* inritu s,
Ji ua,illlr
a"i"il tanan
EU
aan hubungannya dengan
produksipipiran kering puau
tunum-alr j";il
dan
pen
e ri
tian
di
raku
kan
"f#H,3.fl"H1"?fr*
rtun i i Desa Karan g
totat ruasan peneritian
sekitar r r,u.-Lur,uo
rT*r5"?:ffff":ThTf ,-r"tiil *:g*
n:ffi
;if,H*i;f runtt#it##::',f:.#;:':HIrtltr,nl
setiap pr.,
T,.
ai-h
o"*fr",l'ixfilpada
kordinat6af,
oa-uil*.pii1"""r,
#fil-JH'tiil'ilt,"1",:T,;xTffi
System (DcpS).
tolos pada avakan
1"-r"" *,i;il#
2.Tr
d
secara komposit, untuk
;*:tsrit***,,ifffj
uk".in!ua.uJun].ifrro;_
r"b";;; iiiii.ur.n on;ffiilul^,l,nor"n dihatuskan sampai
tersedia (P), dan kltium
rotar (N), phosphor
a"p"iJir"il",
;il;ildungan
dengan metoda Kierdahr,
$_!al.
N totai diuruLun
t"'"t"ai-Ttf p r!^Jr"
0""# r"too" Bray I, dan untuk
a.irg""'r*il#"yoo,i"
o".r.o.'*ll,nu" anarisis dirakukan di
llmu' ran-ah lu,u*n rmu T;;"i*r,*
pertanian
katium dapat ditJkar
rtlf#lf"t
Universiras
untuk pembuatan peta penyebaran
spasiar unsur hara di daram
tanah dan
hid:try#f
unsur hara
Ttf,?,"i:ili:,'-?'f#r"t*'fr*r"o,,,iiJ',,ug
gan :&til,fr
prod
i ir"tril" l"a
den
uks
Anolisis' Kondungan
daram
,:il
a
r
,oro*"n
i::i1:narisis
is i
s statist i r.
r"p"rti?il,il,ffi ltrjn
g-m as in
DAN PEMBAHASAN
raboratorium menunjukkan
bahwa kandungan
l:y::J'*'*,;:;,t'_"?nToo',l:,io8j1l?f
N
totar di
".i";*"*i;r;h?;lr***lr*;
(1983), kandungan nintrogen
totar terloro"e.a"r;L;;;;,'*"*"t
tersedia bervariasi aur
-t-.",iua,un
rendah, phosphate
ra"njut .rtari?rpui
s"oung,
berkisar dari sangar
karium dapat ditukar
rendah r,{a"Ji. L Nasih,
i:1*h,i.ll;;i;;n;"
2002). Lokasi
uttlol
mengara.mi petapukan ranjut
ln"jt'illf:flu;tyatrtergolongr""?,1011
dan
tua ini mempunyai
rendah.
secara
kandungan unsur hara yang
Kundrnguyung.
r*aung*H''.:1*#t:FJ":i.ry;.,i:::";::f
L*f "il1::;,;tr*,".,.?ftr
kandungan bahan organik
be;kis; ;;;;; o,qi _ osiiG^jir,at
sumber urama u""''
uur,un organik adatah
nitrogen
oio"i"-
"nah
(Brady
"riJ
wrrr, 200g; Haprin, er.ar.,
9Ll3
,
Bidang itmu-itrnu per-tanian BKs-prN
*il"r.h*lll"l'?:;'"ilril
tSttN : 97li-97s-83 89'l 8-4
2005; Harjowigeno, 2007). Dharmakeerthi, Kay, dan Beauchamp (2006) menyatakan
bahwa penyerapan N oleh tanaman meningkat dengan meningkatnya kandungan C
organik secara berlipat ganda di dalam tanah, sampai mencapai serapan maksimum pada
kandungan C organik mencapai 26 glkg. Status kandungan hara menurun sejalan
dengan periode pertumbuhan tanaman pada setiap perlakuan yang dilakukan, akan
tetapi penurunan tertinggi terjadi pada daerah dengan kandungan C organik yang
terkecil-
Analisis Statistik Klasik
Analisis statistik klasik dilakukan untuk melihat keeratan hubungan antara
kandungan unsur hara yang ada di dalam tanah dengan produksi biji jagung pipilan
kering, dengan menggunakan formula Analisis Korelasi.
Bedasarkan hasil analisis, ternyata untuk semua unsur hara (N, P, dan K) di
dalam tanah tidak mempunyai korelasi yang nyak teihadap produksi jagung. Kondisi
demikiair kemungkinan disebabkab oleh variasi kandungan untuk masing-masing unsur
hara di dalam tanah tidak terlalu signifikan, atau relatif homogen.
Analisis Spasial
Selain analisis statistik klasik dilakukan untuk melihat hubungan antara
kandungan masing-masing unsur hara yang ada di dalam tanah dengan produksi, juga
dapat didekati dengan menggunakan formula Analisis Spasial, berupa pembuatan peta
kiging menggunakan perangkat lunak GS+ versi 5.1. Hasil pemetaan kriging antara
masing-masing unsur hara dengan produksi jagung tertera pada Gambar l.
Jika diperhatlkan secara seksama pada Cambar I (A, B, C & D) menunjukkan
bahwa pola sebaran spasial dari masing-masing unsur hara di ddlarn tanah, tidak
mempunyai pola yang serupa dengan peta sebaran produksi pipilan biji jagung.
Cambar ini memperkuat pembuktian bahwa produksi bliijagung tidak berhubungan erat
dengan kandungan masing-masing unsur hara di dalam tanah
KESIMPULAN
Analisis statistik klasik menunjukkan bahwa semua unsur hara utama (N, P, dan
K) di dalam tanah tidak mempunyai korelasi yang nyata terhadap produksi biji pipilan
kering. Kemudian diperkuat juga dengan analisis geostatistik yang juga
memperlihatkan peta yang tidak mempunyai pola penyebaran spasial yan! serupa satu
sama lain antara kandungan hara didalam tanah dengan produksitanaman.
UCAPAh{ TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada saudara Ari Wibowo, Muh. Rais
Abdullah, dan Aldo Rahmad serta Bapak Supono yang telah membantu dalam
melaksana.kan penelitian ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada
petani pemilik lahan yang telah meperbolehkan lahannya sebagai tempat penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Afandie, R dan W. Y. Nasih. 2002. llmu Kesuburan Tanah. Kanisius, Jakarta. 224
hlm.
Banuwa, I. S dan A. A. Damai. 2003. Pengaruh pemberian Sisor terhadap ketersediaan
hara. J. Tanah Trop. l7:67-71.
904
tprosiding Semirata
Biciang ilmu-iirnu Pertanian BKS-PTN Wilayah Barat Tahun 201.1
ISBN : 978-979-8389-1 8-4
Brady, N. C.. and R. R. Weil. 2008. The Nature and Properties of Soil. Prentice Hall.
964 p.
Cambardel14 C.A and D.L. Karlen. 1999. Spatial analysis of soil fertility parametrers.
Precision Agricultr,rre. I : 5- I 4.
Cooke, G.W. 1986. Nutrient balances and the need for potassium in humid tropical
regions. hoc. of the 13ff International Potash Institute Congress. p.l7-35.
Dharmakeerthi, R. S., B. D. Kay, and E. G. Beauchamp. 2006. Spatial Variability of
In-Season Nitrogen Upkke by Corn Across a Variable Landscape as Affected by
Management. Agron. l. 98:255-264.
Halvin, J.L., J.D. Beaton, S. L. Tisdale, and W. L. Nelson. 2005. Soil Fetility and
Fertilizers. An Introduction to Nutrient Management. Prentice Hall, New Jersey.
515 p.
Harjowigeno, S. 2007. Ilmu Tanah. Edisi baru. Akademika Pressindo.288 hlm.
McBratney, A. B. and M. J. Pringle. 1997. Spatial variability in soil-implication for
precision agriculture. In-|.Y. Stafford (ed) Precision Agriculture'97. Vol.I Bioss
Scientific Publ. Ltd., Oxford, United Kingdom (1997), p.3-31.
J.K. 2001. Variable rate technologies. Paper Smart Farming II Workshop on
Automation for Agriculture. March 2001, Putra Jaya, Malaysia.
Schuller,
Tinker, P.B. and R. A. Lrigh 1976. Nutrient uptake by planrEfficiency and control..ln
Bachik and Puspharajah (Ed). Intemational conference on soils and nutrient of
perennialcrops (ICOSANP). Malay. Soc. of Soil Sci. (1985), p.3-18.
R. 1985. Quantitative spatial analysis of soil,in the field. /n Yanai et al
(2000). Spatial variability of soil chemical properties in a paddy field. Soil Sci.
Plant Nutr. a6Q): 473482.
Webster,
905
Prosiding Semirata
Bidang ilmu-ilmu Pertanian 8K5-PTN Wilayah Barat Tahun 2011
ISBN : 978-979-8389-l 8-.1
(B). P tersedia
(A). N total
@
o
@
o
-o
;
o
o
o
o
o
o
o
o
o
F
F
@
D
b
o
o
o
@
o
@
@
@
6
e
@
; 530680 53{1700
5&721
re
530741
0.0400 0.0s{13 0,0527
530761
3
d
o
o
o
n
x
x
x
x
3
@
@
x
x
@
a
3 $o6so
't2,3
530761
19,2 PPm
o
6
o
o
F
o
o
x
3
x
530700 530721
re
1o,o
5U711
(D). ProduksiJagung
F
o
o
5N721
o
@
ot
I
o
x
x
530700
5,7
0'0700%
(C). K dapat ditukar
o
o
o
sso66o
0,130 0,261
530741
530761
530700 5U721 5307.11
@
O,3OO 0,430 nE/10O9
1334
2X7A 340.4
530761
.!185 kg/ha
Cambar I : Peta spasial unsur hara N, P, K di dalam tanah dan produksi Jagung
906
g
ir
mu
-
! I
m
u pe rtan i an B Kr prN
*',
noJli.l'
?:riTifi
i
"r": 9?8-979-8389-l 8'4
ISBN
ANALISIS KANDTINGA]Y HAIL{ DI DALA]VI TANAH
ITTIBT]NGANI\ryA DENGAN PRODUKSI JAGUNG *)
Tamaluddin Syam
Jurusan llmu Tanah, F-akultas Perlanian
Universitas Lampung
E-mail : tanal _syam@uni la. ac.
id
ABSTRACT
Precision ferming (PF), slso known as site-specific management, involves the
dssessment of the spatiql variability in soil and crop characteristics and subsequent
management of this variability. The goal can be achieved through using appropriate
techrnlogies within a coherent managemeftl strtrclure. Research was done in Karang
EruIah Village, South Lampung District of Lampung Province using survey methods.
The aim of this research is to funw the correlation between the mean of soil nutrients
(N, P, K) content and mize yield, and eitler to show spatial distribution of eoch on the
map. The result indicated that none of the soil nutrients content was significantly
correlation with the mize yield.
Keywords: precisionfarming, biging map, soil nutrients, and yield.
PEI\IDAHULUAF{
Pada prinsipnya sistem pertanian tepat memerlukan tiga komponen utama yaitu:
(a) global positioning system (GPS) untuk mengetahui dimana posisi,sampel atau suatu
alat secara tepat, O) mekanisme yang tepat waktu untuk mengontrol har4 pestisida"
kelembaban tanah dan input produksi yang lainny4 dan (c) database yang memberikan
informasi yang diperlukan untuk mengembangkan suatu paket input yang tepat bagi
berbagai kondisi tapak secara khusus (Camberdella and Karlen, 1999). Suatu
pendekatan terpadu dari proses pertanian tepat dimulai dari p€rencanrum pengolahan
tanah, p€nanaman, penggunaan bahan kimia panen dan proses pasca panen.
Tanah sebagai inti komponen lahan harus dapat diukur kemampuannya dalam
penyediaan makanan yang cukup dan berimbang untuk pertumbuhan tanaman.
Pemetaan hara tanah dan hasil adalah kunci pokok di dalam kesuksesan sistem pertanian
tepat. Oleh karena itu pemetaan kengaman hara tanah dan hasil haruslah seakurat
mungkin, karena akan dipergunakan sebagai dasar untuk menentukan tindakan{indakan
khusus dalam pertanian tepat, antara lain sebagai dasar untuk pemberian pupuk
berdasarkan tapak khusus (sile-specific fertilizatrbn) untuk meningkatkan efisiensi
penrakaian pupuk (Schuller, 20AD. Keragaman unsur hara yang terukur sangat p€nting
dalam sistern pertanian tepa! unfuk dapat rnemenuhi keperluan tanaman secara cepat
dan tepat melalui pemupukan (Tinker, 1976). Menurut webster (1985), perangkat
lunak geostatistik adalah suatu cara yang dapat digunakan untuk menganalisis
keragaman spasial sifat-sifdt tanah. Hasil analisis dapat dipergunakan sebagai dasar
untuk menjelaskan keragaman spasial sifat-sifat tanah secara kuantitatif. McBratney and
Pringle (1997) menyatakan bahwa jumlah unsur hara di dalam tanah dapat dimanipulasi
dengan mudah melalui pemupukan. Keseirnbangan hara melalui pemupukan diperlukan
untuk proses produksi tanaman dan sekaligus menjaga serta memperbaiki kesuburan
tanah. Keseimbangan alami melalui sistem pertanian yang tepat berdasarkan kajian
keilmuan dan ekonorni sangat baik dianjurkan kepada petani (Cooke, 1986).
Ketersediaan unsur hara di dalam tanah merupakan faktor pembatas utama
dalarn proses produksi tanaman. Tanpa adanya pembcrian pupuk, maka pertumbuhan
902
ll
B
i
da
ns
i r
m u - iim
L F' eria
f
i
i
c
n B K$ prN r/r'ir-av.
rT:::1';:rrr"fr
'#i
tSBN : s78-e79_S3S9_
I S-;
dan produksi t1nlqan
han1,a terganrung_fo.du.L1r1uh
hara 1,ang disediakan oreh
tanah
t"tutu-o-riJi ,n"Juiri
aun .noupan debu. Banuwa
Damai (2003) menvarakan
"iii".i"n
dan
batt*a--[anounsan
dan yang ditambahkan
il;il;;
pada
jaringai;";;" sansat
ll',fr-ffi*;lilff :H,lrun*#i",:";*,*,,.d;::"K;ffi;ha,a?
sansat
tersantuns'pi11;"f'"J,itr:::*
lahai,
iJ'3tapat
Keragaman unsur hara di
:"jTur,
daiam tunuh
uk*'r"nr.o"ut""
'""*.,i,oiT,ffij;
unsur hara pada jaringun
#ndungan
t numun,;1T
pertumbuhan h1T3n yytg
r".iu
padaaJi-yu ukon ,neny'"u"ur,*
keragaman paja produksi
tanaman itu sendiri. -pe;eritia;l;i
spasiar unsur hara N, p
pora penyebaran
k.*ff;
*T ffiffiil""ngrunfp.-iJr.J"il**
q;""*;;ffiT""gevaruasi
i-;";;* inritu s,
Ji ua,illlr
a"i"il tanan
EU
aan hubungannya dengan
produksipipiran kering puau
tunum-alr j";il
dan
pen
e ri
tian
di
raku
kan
"f#H,3.fl"H1"?fr*
rtun i i Desa Karan g
totat ruasan peneritian
sekitar r r,u.-Lur,uo
rT*r5"?:ffff":ThTf ,-r"tiil *:g*
n:ffi
;if,H*i;f runtt#it##::',f:.#;:':HIrtltr,nl
setiap pr.,
T,.
ai-h
o"*fr",l'ixfilpada
kordinat6af,
oa-uil*.pii1"""r,
#fil-JH'tiil'ilt,"1",:T,;xTffi
System (DcpS).
tolos pada avakan
1"-r"" *,i;il#
2.Tr
d
secara komposit, untuk
;*:tsrit***,,ifffj
uk".in!ua.uJun].ifrro;_
r"b";;; iiiii.ur.n on;ffiilul^,l,nor"n dihatuskan sampai
tersedia (P), dan kltium
rotar (N), phosphor
a"p"iJir"il",
;il;ildungan
dengan metoda Kierdahr,
$_!al.
N totai diuruLun
t"'"t"ai-Ttf p r!^Jr"
0""# r"too" Bray I, dan untuk
a.irg""'r*il#"yoo,i"
o".r.o.'*ll,nu" anarisis dirakukan di
llmu' ran-ah lu,u*n rmu T;;"i*r,*
pertanian
katium dapat ditJkar
rtlf#lf"t
Universiras
untuk pembuatan peta penyebaran
spasiar unsur hara di daram
tanah dan
hid:try#f
unsur hara
Ttf,?,"i:ili:,'-?'f#r"t*'fr*r"o,,,iiJ',,ug
gan :&til,fr
prod
i ir"tril" l"a
den
uks
Anolisis' Kondungan
daram
,:il
a
r
,oro*"n
i::i1:narisis
is i
s statist i r.
r"p"rti?il,il,ffi ltrjn
g-m as in
DAN PEMBAHASAN
raboratorium menunjukkan
bahwa kandungan
l:y::J'*'*,;:;,t'_"?nToo',l:,io8j1l?f
N
totar di
".i";*"*i;r;h?;lr***lr*;
(1983), kandungan nintrogen
totar terloro"e.a"r;L;;;;,'*"*"t
tersedia bervariasi aur
-t-.",iua,un
rendah, phosphate
ra"njut .rtari?rpui
s"oung,
berkisar dari sangar
karium dapat ditukar
rendah r,{a"Ji. L Nasih,
i:1*h,i.ll;;i;;n;"
2002). Lokasi
uttlol
mengara.mi petapukan ranjut
ln"jt'illf:flu;tyatrtergolongr""?,1011
dan
tua ini mempunyai
rendah.
secara
kandungan unsur hara yang
Kundrnguyung.
r*aung*H''.:1*#t:FJ":i.ry;.,i:::";::f
L*f "il1::;,;tr*,".,.?ftr
kandungan bahan organik
be;kis; ;;;;; o,qi _ osiiG^jir,at
sumber urama u""''
uur,un organik adatah
nitrogen
oio"i"-
"nah
(Brady
"riJ
wrrr, 200g; Haprin, er.ar.,
9Ll3
,
Bidang itmu-itrnu per-tanian BKs-prN
*il"r.h*lll"l'?:;'"ilril
tSttN : 97li-97s-83 89'l 8-4
2005; Harjowigeno, 2007). Dharmakeerthi, Kay, dan Beauchamp (2006) menyatakan
bahwa penyerapan N oleh tanaman meningkat dengan meningkatnya kandungan C
organik secara berlipat ganda di dalam tanah, sampai mencapai serapan maksimum pada
kandungan C organik mencapai 26 glkg. Status kandungan hara menurun sejalan
dengan periode pertumbuhan tanaman pada setiap perlakuan yang dilakukan, akan
tetapi penurunan tertinggi terjadi pada daerah dengan kandungan C organik yang
terkecil-
Analisis Statistik Klasik
Analisis statistik klasik dilakukan untuk melihat keeratan hubungan antara
kandungan unsur hara yang ada di dalam tanah dengan produksi biji jagung pipilan
kering, dengan menggunakan formula Analisis Korelasi.
Bedasarkan hasil analisis, ternyata untuk semua unsur hara (N, P, dan K) di
dalam tanah tidak mempunyai korelasi yang nyak teihadap produksi jagung. Kondisi
demikiair kemungkinan disebabkab oleh variasi kandungan untuk masing-masing unsur
hara di dalam tanah tidak terlalu signifikan, atau relatif homogen.
Analisis Spasial
Selain analisis statistik klasik dilakukan untuk melihat hubungan antara
kandungan masing-masing unsur hara yang ada di dalam tanah dengan produksi, juga
dapat didekati dengan menggunakan formula Analisis Spasial, berupa pembuatan peta
kiging menggunakan perangkat lunak GS+ versi 5.1. Hasil pemetaan kriging antara
masing-masing unsur hara dengan produksi jagung tertera pada Gambar l.
Jika diperhatlkan secara seksama pada Cambar I (A, B, C & D) menunjukkan
bahwa pola sebaran spasial dari masing-masing unsur hara di ddlarn tanah, tidak
mempunyai pola yang serupa dengan peta sebaran produksi pipilan biji jagung.
Cambar ini memperkuat pembuktian bahwa produksi bliijagung tidak berhubungan erat
dengan kandungan masing-masing unsur hara di dalam tanah
KESIMPULAN
Analisis statistik klasik menunjukkan bahwa semua unsur hara utama (N, P, dan
K) di dalam tanah tidak mempunyai korelasi yang nyata terhadap produksi biji pipilan
kering. Kemudian diperkuat juga dengan analisis geostatistik yang juga
memperlihatkan peta yang tidak mempunyai pola penyebaran spasial yan! serupa satu
sama lain antara kandungan hara didalam tanah dengan produksitanaman.
UCAPAh{ TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada saudara Ari Wibowo, Muh. Rais
Abdullah, dan Aldo Rahmad serta Bapak Supono yang telah membantu dalam
melaksana.kan penelitian ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada
petani pemilik lahan yang telah meperbolehkan lahannya sebagai tempat penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Afandie, R dan W. Y. Nasih. 2002. llmu Kesuburan Tanah. Kanisius, Jakarta. 224
hlm.
Banuwa, I. S dan A. A. Damai. 2003. Pengaruh pemberian Sisor terhadap ketersediaan
hara. J. Tanah Trop. l7:67-71.
904
tprosiding Semirata
Biciang ilmu-iirnu Pertanian BKS-PTN Wilayah Barat Tahun 201.1
ISBN : 978-979-8389-1 8-4
Brady, N. C.. and R. R. Weil. 2008. The Nature and Properties of Soil. Prentice Hall.
964 p.
Cambardel14 C.A and D.L. Karlen. 1999. Spatial analysis of soil fertility parametrers.
Precision Agricultr,rre. I : 5- I 4.
Cooke, G.W. 1986. Nutrient balances and the need for potassium in humid tropical
regions. hoc. of the 13ff International Potash Institute Congress. p.l7-35.
Dharmakeerthi, R. S., B. D. Kay, and E. G. Beauchamp. 2006. Spatial Variability of
In-Season Nitrogen Upkke by Corn Across a Variable Landscape as Affected by
Management. Agron. l. 98:255-264.
Halvin, J.L., J.D. Beaton, S. L. Tisdale, and W. L. Nelson. 2005. Soil Fetility and
Fertilizers. An Introduction to Nutrient Management. Prentice Hall, New Jersey.
515 p.
Harjowigeno, S. 2007. Ilmu Tanah. Edisi baru. Akademika Pressindo.288 hlm.
McBratney, A. B. and M. J. Pringle. 1997. Spatial variability in soil-implication for
precision agriculture. In-|.Y. Stafford (ed) Precision Agriculture'97. Vol.I Bioss
Scientific Publ. Ltd., Oxford, United Kingdom (1997), p.3-31.
J.K. 2001. Variable rate technologies. Paper Smart Farming II Workshop on
Automation for Agriculture. March 2001, Putra Jaya, Malaysia.
Schuller,
Tinker, P.B. and R. A. Lrigh 1976. Nutrient uptake by planrEfficiency and control..ln
Bachik and Puspharajah (Ed). Intemational conference on soils and nutrient of
perennialcrops (ICOSANP). Malay. Soc. of Soil Sci. (1985), p.3-18.
R. 1985. Quantitative spatial analysis of soil,in the field. /n Yanai et al
(2000). Spatial variability of soil chemical properties in a paddy field. Soil Sci.
Plant Nutr. a6Q): 473482.
Webster,
905
Prosiding Semirata
Bidang ilmu-ilmu Pertanian 8K5-PTN Wilayah Barat Tahun 2011
ISBN : 978-979-8389-l 8-.1
(B). P tersedia
(A). N total
@
o
@
o
-o
;
o
o
o
o
o
o
o
o
o
F
F
@
D
b
o
o
o
@
o
@
@
@
6
e
@
; 530680 53{1700
5&721
re
530741
0.0400 0.0s{13 0,0527
530761
3
d
o
o
o
n
x
x
x
x
3
@
@
x
x
@
a
3 $o6so
't2,3
530761
19,2 PPm
o
6
o
o
F
o
o
x
3
x
530700 530721
re
1o,o
5U711
(D). ProduksiJagung
F
o
o
5N721
o
@
ot
I
o
x
x
530700
5,7
0'0700%
(C). K dapat ditukar
o
o
o
sso66o
0,130 0,261
530741
530761
530700 5U721 5307.11
@
O,3OO 0,430 nE/10O9
1334
2X7A 340.4
530761
.!185 kg/ha
Cambar I : Peta spasial unsur hara N, P, K di dalam tanah dan produksi Jagung
906