DESKRIPSI TUGAS AKHIR KARYA SENI

  

HITAM PUTIH

DESKRIPSI TUGAS AKHIR KARYA SENI

Oleh :

  

Tri Wahyudi

13111167

FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN

  

2017

  

HITAM PUTIH

DESKRIPSI TUGAS AKHIR KARYA SENI

  Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S1 Program Studi Seni Karawitan

  Jurusan Seni Karawitan

  

Oleh :

Tri Wahyudi

13111167

FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN

  

2017 PENGESAHAN Deskripsi Tugas Akhir Karya Seni

HITAM PUTIH

  Dipertahankan dan disusun oleh

  

Tri Wahyudi

NIM 13111167

  Telah dipertahankan didepan dewan penguji Pada tanggal, 19 Mei 2017

  Susunan dewan penguji Ketua penguji

  Dwi Wahyudiarto, S.Kar., M.Hum NIP.196102021983031004

  Penguji Bidang Darno, S.Sn., M.Sn NIP. 196602051992031001

  Penguji Utama Prof. Dr. Pande Made Sukerta, S.Kar., M.Si NIP. 195312311976031014

  Sekertaris Penguji Rusdiyantoro, S.Kar., M.Sn NIP. 195802111983121001

  Penguji Pembimbing Dr. Nil Ikhwan, S.Kar, M.Si NIP. 195911231988031001

  Karya komposisi ini telah diterima sebagai salah satu syarat mencapai derajat S1 pada Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta

  Surakarta,................2017 Dekan Fakultas Seni Pertunjukan

  Soemaryatmi, S.Kar., M.Hum NIP. 196111111982032003

  PERNYATAAN Nama : Tri Wahyudi NIM : 13111167 Tempat, Tgl, lahir : Boyolali, 25 April 1995 Alamat : Kawengen RT 007/002, Mriyan, Musuk, Boyolali Program Studi : S-1 Seni Karawitan Fakultas : Seni Pertunjukan Menyatakan bahwa deskripsi karya seni saya dengan judul “Hitam Putih” adalah benar-benar hasil karya cipta sendiri sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan bukan jiplakan (plagiasi). Jika dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam deskripsi karya seni saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian deskripsi karya seni saya ini, maka gelar kesarjanaan yang saya terima dapat dicabut. Demikian peryataan ini saya bua t dengan sebenar-benarnya dan penuh rasa tanggung jawab atas segala akibat hukum.

  Surakarta, 19 Mei 2017 Penyaji

  Tri Wahyudi NIM: 13111167

  

MOTTO

  Sesuatu akan menjadi kebanggan jika sesuatu itu dikerjakan dan bukan hanya dipikirkan. Sebuah cita-cita akan menjadi kesuksesan jika kita awali bekerja untuk mencapainya bukan hanya menjadi impian.

  PERSEMBAHAN

  Penyusunan karya komposisi ini disusun dan dipersembahkan kepada kedua orang tua yang senantiasa memberikan doa, dukungan secara moral, dan material kepada penyusun sehingga penyusun dapat menyelesaikan Tugas akhir ini dengan lancar dan baik.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah serta inayahnya karena telah terselesaikannya karya komposisi karawitan yang berjudul “Hitam Putih” sebagai salah satu syarat untuk mencapai derajat Sarjana Seni di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Disadari terselesaikannya karya komposisi ini berkat dukungan dari berbagai pihak, baik tenaga, pikiran, waktu, bimbingan, dan doa. Maka penyusun menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Nil Ikhwan, S.Kar, M.Si., selaku pembimbing Tugas Akhir, Bapak Suyoto, S.kar., M.Hum., selaku ketua jurusan Karawitan, Prof. Dr. Pande Made Sukerna, S.Kar., M.Si., selaku penguji utama, Ibu Muriah Budiarti, M.Sn., selaku Penasihat Akademik. Ibu Soemaryatmi, S.kar, M.Hum selaku Dekan Fakultas Seni Pertunjukan.

  Ucapan terimakasih kepada seluruh pendukung sajian ini dan teman-teman HIMA (Himpunan Mahasiswa) yang telah membantu dalam proses karya komposisi ini. Ucapan terimakasih kepada kedua orang tua yang selalu mendoakan dan memberi dukungan sehingga karya komposisi ini dapata terselesaikan.

  Kepada semua pihak yang telah mendukung karya ini, semoga mendapatkan imbalan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa, disadari karya komposisi ini jauh dari sempurna, maka diharapkan kritik dan saran pembaca atau pendengar agar karya komposisi ini menjadi lebih baik.

  Surakarta, 19 Mei 2017 Penyusun

  Tri Wahyudi

DAFTAR ISI

  KATA PENGANTAR v

  DAFTAR ISI vii

  CATATAN UNTUK PEMBACA ix

  BAB I PENDAHULUAN

  1 A.

  1 Latar Belakang B.

  3 Ide Penciptaan C.

  4 Tujuan dan manfaat D.

  5 Tinjauan sumber

  BAB II PROSES PENCIPTAAN KARYA

  8 A.

  8 Tahap persiapan 1.

  9 Tahap Orientasi 2.

  10 Tahap Observasi 3.

  10 Tahap Eksplorasi B.

  11 Tahap Penggarapan 1.

  11 Bagian Pertama 2.

  12 Bagian Kedua 3.

  13 Bagian Ketiga 4.

  13 Bagian keempat

  BAB III DESKRIPSI KARYA

  15 A.

  15 Bagian Pertama B.

  16 Bagian Kedua C.

  22 Bagian Ketiga D.

  28 Bagian keempat

  BAB IV

  29 PENUTUP

  29 DAFTAR PUSTAKA

  30 DAFTAR NARASUMBER

  31 DAFTAR WEBTOGRAFI

  32 GLOSARIUM

  33 LAMPIRAN

  34 SETING PANGGUNG

  39 DAFTAR PENDUKUNG

  41 BIODATA

  42

CATATAN UNTUK PEMBACA

  Perlu diketahui untuk para pembaca, bahwa dalam tulisan ini menggunakan istilah-istilah, simbol dan sistem pencatatan notasi berupa

  

titi laras kepatihan (Jawa) yang hanya terbatas mampu dimengerti oleh

  kalangan tertentu saja. Dalam seni Karawitan memang terdapat istilah maupun simbol yang tidak diketahui oleh masyarakat umum. Berikut simbol dan singkatan yang dimaksud: 1.

  Notasi Kepatihan : tyu1234567!@# Keterangan: Titik dibawah notasi adalah nada rendah.

  • Notasi tanpa titik adalah nada sedang.
  • Titik diatas notasi adalah nada tinggi.
  • 2.

  Simbol Bunyi P : thung B : bem D : dhang I : tak 3.

  Simbol Bunyi untuk instrumen cak dan cuk d : pola tabuhan cak O : pola tabuhan cuk

  

ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Reog Campur Baur kesenian rakyat hidup berkembang di daerah Boyolali di Desa Mriyan, Kecamatan Musuk. Kesenian Reog Campur Baur sebagai tradisi kuno, muncul dan diciptakan oleh Widi dan Karso

  sejak tahun 1974 (Widi, wawancara 25 Mei 2016). Reog yang didirikan oleh Widi dan Karso ini selaku sesepuh desa ini dinamakan Reog Campur Baur dikarenakan isi atau ceritanya menggambarkan kehidupan semua makhluk hidup di dunia ini, baik kehidupan manusia, hewan dan makhluk-makhluk lain yang kasat mata dan hidup berdampingan. Segala hal yang baik dan buruk seperti halnya pertarungan, permusuhan dan perebutan wilayah digambarkan di dalam pertunjukan Reog Campur Baur melalui penokohan yang ada. Kesenian ini diciptakan dengan tujuan sebagai sarana atau alat untuk mengikat supaya mengikuti petuah-petuah yang baik dan menghindari contoh-contoh sikap atau perilaku buruk yang disampaikan melalui cerita Reog Campur Baur (Widi, wawancara 25 Mei 2016).

  Penciptaan karya musik dengan judul “Hitam Putih”, sebuah karya terinspirasi pada kesenian tradisi Reog Campur Baur, perang antara kera

  2

  dan kera dimana perang ini menggambarkan perang batin diri sendiri ada dua kera yang satu baik dan satu buruk dalam arti sifatnya. Adegan perang kera tersebut menggambarkan tentang kehidupan manusia terhadap fenomena gejolak hati dan perasaan seseorang. Pada hakikatnya setiap manusia diciptakan dan dianugerahi hati dengan potensi yang sama yaitu untuk merasakan, namun pada perkembangannya, hati setiap individu mengalami perbedaan. Perasaan seseorang dapat berubah-ubah dikarenakan hal-hal tertentu seperti disimbolkan pada kera yang berwarna merah dan putih. Perasaan respon dari sebuah keadaan yang dihasilkan dari emosional sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungan hidup. Respon emosional seseorang berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya menimbulkan berbagai rasa seperti sedih, bahagia, kecewa, cemas, bingung, dan gejolak. Fenomena tersebut, dijadikan pijakan utama sebagai gagasan isi untuk menciptakan karya musik berjudul “Hitam Putih”.

  Hitam putih yang dimaksud memberi makna, hitam adalah gelap dan putih adalah terang. Kehidupan sehari-hari hitam putih dapat diartikan sebagai ungkapan penilaian kebaikan dan keburukan. Karya ini penyaji mencoba mengartikan hitam putih yang berhubungan dengan perasaan hati seseorang dalam kondisi gejolak hati gundah, memerangi batin menentukan pilihan antara baik dan buruk. Gejolak diartikan keadaan batiniah seseorang berambisi serta bingung untuk menentukan

  3

  sesuatu. Dari hasil cerita penyaji merasa terdorong untuk mengekspresikan melalaui sebuah karya musik baru.

  Tiap orang memiliki komposisi, acuan dan juga pendekatan sendiri-sendiri. Ada orang yang nyaris selalu melakukan pendekatan niskala untuk menyelesaikan atau melihat suatu masalah/kejadian, namun ada juga yang selalu menggunakan pendekatan skala. Semua orang cenderung memilih apa yang dianggapnya bagus. Tidak ada yang salah dan juga tidak ada yang benar, paling Cuma akan disebut atheis kalau selalu berfikir sains dan logika atau dicap gila kalau selalu membahas sekala atau dunia gaib ”.

  (https://dongengbudaya.wordpres.com/2016/04/02/sekala-niskala/) B.

   Ide Penciptaan

  Fenomena adegan perang kera, dituangkan kejadian tersebut kedalam sebuah karya musik baru. Seorang manusia dianugerahi akal dan perasaan, mampu merasakan segala sesuatu ketika berinteraksi dengan lingkungan sekitar, mempengaruhi emosional menimbulkan beberapa suasana hati seperti sedih, bahagia, kecewa, cemas, bingung dan gejolak.

  Karya komposisi “Hitam Putih” dilatarbelakangi suasana hati yang bimbang untuk menentukan baik dan buruk, diungkap dalam suasana sebagai berikut:

  4

  1. Gejolak hati, diekspresikan dengan suasana tegang. Tegang karena perang batin, bimbang untuk menentukan pilihan. Suasana ini digarap dengan alat musik bonang barung, kendhang jaipong, kempul, saron diatonis dibunyikan secara bersama sebagai awal komposisi musik.

  2. Bingung, diekspresikan dengan suasana tidak menentu. ekspresi dari kegalauan hati untuk menentukan baik dan buruk, digarap vokal untuk memperkuat karakter.

  3. Kemenangan, diekspresikan dalam suasana bahagia. Ekspresi dari perasaan bahagia telah menentukan pilihan sesuai keyakinan hati.

  Suasana ini digarap pola keroncong untuk memperkuat suasana.

  4. Ketenangan, memerangi batin. Digarap alunan melodi yang mengalir.

C. Tujuan Dan Manfaat

  Karya komposisi musik “Hitam Putih” ini bertujuan dan bermanfaat sebagai berikut: A.

  Tujuan 1. Memperkenalkan karya musik berjudul “Hitam Putih” ke khalayak umum, khusus dilingkup akademis ISI Surakarta.

2. Memunculkan ide baru dalam penciptaan karya musik yang berasal dari musik tradisi kesenian Reog Campur Baur.

  5

  B.

  Manfaat 1. Mengembangkan dan menuangkan ide baru dalam sebuah karya musik di Musuk, Boyolali.

  2. Salah satu acuan generasi penerus dalam pengkaryaan yang bersumber dari seni daerah

D. Tinjauan Sumber

  Karya komposisi ini mengacu terhadap karya komposisi yang sudah ada sebelumnya, baik dalam bentuk tulisan maupun audio visual.

  Namun begitu, dalam penciptaan karya komposisi musik ini penyusun mencoba membuat pembaharuan dengan menggunakan alat musik barat dan sebagian gamelan Jawa sebagai media ungkap. Karya ini mengacu pada beberapa karya komposisi musik, di antaranya:

1. Karya komposisi “Diam Bergejolak”, oleh David Andria Nova Tugas

  Akhir Karya Seni Tahun 2015 Jurusan Karawitan, ISI Surakarta. Dalam karya ini penyaji mengungkapkan kepribadian seseorang yang memiliki sifat pendiam. Penyaji mengangkat fenomena kehidupan seseorang yang hampir di dalam melakukan semua aktivitasnya diawali dan diakhiri dengan diam sehingga orang lain tidak mengerti apa yang dipikirkan dan dirasakan. Meskipun latar belakang penciptaan karyanya hampir sama dengan karya

  “Hitam Putih”, namun terdapat perbedaan isi, di mana karya “Hitam Putih” lebih

  6

  2. menekankan suasana hati yang bingung untuk menentukan antara yang baik dan buruk. Perbedaan yang menonjol antara karya “Diam

  Bergejolak ” dengan karya “Hitam Putih” ini terletak pada pemilihan alat yang digunakan. Dalam karya “Diam Bergejolak” penyaji memilih untuk membuat instrumen baru seperti sasanfa, sasanpa, tren-tren dan

  jingfaying , sedangkan dalam karya

  “Hitam Putih” penyaji menggunakan instrumen-instrumen yang sudah ada seperti biola, saron, bonang barung, kecapi, kendhang jaipong, cak, cuk, flute, slenthem dan kempul.

  3. Karya komposisi “Ganong Reog”, oleh Christopher Tugas Akhir Karya Seni tahun 2015 Jurusan Karawitan, ISI Surakarta. Dalam karya ini penyaji lebih ke suasana lucu ( gecul ) meskipun ada sedikit suasana mistik dan enerjik. Instrumen yang digunakan gong, kendhang reog, kendhang sunda, angklung, slompret, drum, saron, bas, saxophone, bonang, sedangkan dalam karya “Hitam Putih” lebih ke suasana tegang, tidak menentu, bahagia dan tenang. Penyaji menggunakan instrumen biola, saron, bonang barung, kecapi, kendhang jaipong, cak, cuk, flute, slenthem dan kempul.

  4. Karya komposisi “Poleng”, oleh Ari Nugroho Tugas Akhir Karya Seni Tahun 2016 Jurusan Karawitan, ISI Surakarta. Secara keseluruhan karya ini menyampaikan tentang keselarasan dari kain poleng yang merupakan ide dari penciptaan karya komposisi tersebut. Kain yang

  7

  5. berasal dari Pulau Bali tersebut oleh penyaji dimaknai sabagai dua sifat yang berlawanan tetapi selalu berjalan beriringan seperti baik- buruk, siang-malam, air-api, bumi-langit. Dalam karya ini terdapat kemiripan dengan karya “Hitam Putih” yaitu penggambaran warna hitam dan putih sebagai simbol sesuatu yang berlawanan, namun terdapat perbedaan isi yaitu penggambaran makna hitam putih sebagai simbol gejolak hati untuk memerangi batin baik dan buruk.

BAB II PROSES PENCIPTAAN KARYA A. Tahap Persiapan Penciptaan karya komposisi musik baru ini berawal dari ide yang

  terlahir saat mencoba menafsirkan pandangan dan pendengaran terhadap gejala perubahan musik yang terjadi saat ini. Ciptaan komposisi musik baru membuka wacana merangsang daya interpretasi, inspirasi serta memberikan suasana baru terlahir saat ada ransangan dari pikiran dan rasa. Proses untuk mewujudkan komposisi musik baru ini, berawal dari ide, gagasan dituangkan melalui alat-alat musik yang di olah sesuai dengan unsur musik yang dimiliki. Ide tersebut tertuju pada rasa musikal, cerita, dari adegan perang kera Reog Campur Baur. Kemudian mulai mengamati perang kera dan suasana yang ada dalam adegan perang kera Reog Campur Baur.

  Komposisi musik baru dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu Orientasi, Observasi, dan Eksplorasi. Orientasi, yaitu penjelasan tentang pijakan karya dengan perumusan seputar masalah perang kera. Observasi yaitu pengamatan obyek yang akan dihubungkan dengan pemilihan terhadap rasa musikal yang beroriantasi pada cerita dan suasana yang

  9

  ada. Eksplorasi adalah penjelajahan instrumen dan musikal yang dikaitkan dengan ide dari perang kera.

1. Orientasi

  Komposisi musik “Hitam Putih”, membangun suasana perwujudan dari salah satu adegan reog campur baur dalam suasana adegan perang antara kera dengan kera, kemudian ditafsirkan suasana tersebuet diaplikasikan ke dalam bentuk rasa musikal. Untuk mewujudkan terhadap suasana-suasana dalam adegan perang antara kera dengan kera ke dalam bangunan komposisi musik baru, mengaplikasakan terhadap media berupa instrumen gamelan dan instrumen musik Barat. Instrumen yang digunakan dalam komposisi musik ini berupa, slenthem, kempul, kendhang jaipong, bonang barung, flute, biola, cak dan cuk. Kesan yang dihadirkan dalam komposisi musik “Hitam Putih”, dapat memberikan suasana dari adegan perang kera, rasa musikal dengan memakai pola ritme, dan melodi yang dijadikan.

  Pertama, penggambaran suasana ketegangan dikarenakan gejolak hati menentukan pilihan, melodi-melodi yang membangun suasana tegang dengan penggunaan instrumen berkarakter suara keras seperti bonang barung, kempul, kendhang jaipong dan saron. Bagian kedua menggambarkan suasana bingung dituangkan melalui vokal.

  10

  2. Observasi Orientasi, berdasarkan ide ciptaan, karya komposisi musik baru ini berawal dari adegan perang kera dalam pertunjukan reog campur baur sebagai pijakan utama. Pengamatan langsung pertunjukan reog campur baur, terfokus terhadap adegan perang antara kera dan kera sehingga dapat ditafsirkan muncul suasana tegang, gaduh, kecemasan dan bingung. Instrumen-instrumen yang digunakan untuk mengiringi adegan perang antara kera dan kera seperti saron, bonang barung, kendhang jaipong, slenthem, kempul, kecapi, flute, biola, cak, cuk, dan kecapi. Hasil dari pengamatan tersebut kemudian ditafsikan untuk dijadikan dalam karya komposisi musik

  “Hitam Putih”.

  3. Eksplorasi Eksplorasi ini diawali dengan mencari efek bunyi yang terjadi pada instrumen saron, bonang barung, kendhang jaipong, slenthem, kempul, kecapi, flute, biola dan kecapi, kemudian penyusun mencoba untuk menjadikan instrumen saron diatonos sebagai alat musik ritmis, yang dapat memainkan melodi dan ritme.

  Karakter bunyi berpengaruh tahap alat pukul. Alat pukul saron biasanya terbuat dari kayu. Untuk bisa menghasilkan suara yang keras dan lembut, eksplorasi mencoba membuat alat pemukul saron dengan kayu yang dilapisi karet, agar menghasilkan suara yang lembut. Saron

  11

  digabungkan dengan instrumen lain yang memiliki karakter berbeda seperti : biola, flute, dan kecapi, dapat menghasilkan berbagai ragam karakter bunyi yang berbeda sesuai dengan suasana diinginkan. Menentukan garap untuk menghasilkan keseimbangan antara saron dan instrumen lain. Alur melodi yang diawali dari nada rendah sampai nada tinggi, kemudian melodi tersebut dimainkan dengan teknik kinthilan.

  B.

  Tahap Penggarapan Ciptaan, merealisasikan dan menyajikan suatu karya komposisi musik baru pada dasarnya melibatkan unsur-unsur musikalitas serta

  

garap. Garap memberi warna, kualitas, suasana, dan karakter musik. Karya

  musik tidak akan terbentuk tanpa adanya gagasan dan ide yang akan disampaikan.

1. Bagian awal

  Bagian ini menyampaikan tentang suasana ketegangan gejolak hati dalam memilih bebar atau salah, baik dan buruk. Suasana ini dilahirkan melalui : Bonang

  ...1 j235j321 j235j321 j235j352 j356j532 j356j532 j356j532 j356j353 j567j653 567j653 567j653 j567j321

  Saron 6453 4231 6453 4212

  12

  6564 5342 6564 5321 Kendhang

  .... .... .... ...B j.B.BI j.I.IB .B.BI j.I.IB

  Kempul 5.51 5.51

  Penggunaan instrumen memakaikan unsur musik terhadap pola ritme yang keras.

2. Bagian kedua

  Vokal seperti macapat. Menyertai pathetan dengan flute dan biola, kemudian permainan kecapi dengan pola ritme dan diisi dengan suara flute dan biola. Pola permainan ritme ini membentuk suasana kebingungan.

  Syair Vokal

  Tak pernah tau apa yang terjadi Tak tau apa yang kuungkapkan Semua merasuk dalam pikiran Sesak dengan serdadu Bagai medan tanpa perang Vokal tunggal dan bersama digarap dengan suara 1 dan 2 agar terbentuk suasana bingung.

  _.j1j j 1 j1j j 1 1_ Bu-ang ni- ko- lo

  13

  Penambahkan alat musik agar lebih memperkuat suasana, vokal selesai membuat pola bonang, kempul, dan kendhang.

  Bonang barung _trtw trtq_

  Kendhang jaipong _PIjIPjDB BPIjIPjDB BPIjIPjDB BPIjIPjDB_

  Kempul _67.j673 j67.j673_ 3.

  Bagian ketiga a.

  Keroncong yang diawalI vokal, alat dan nada membebaskan dalam pemakaian pola cak dan cuk namun disesuaikan dengan pola ritme yang sudah ada.

  b. pola jdj d . jdj d . d j.j d j.j d d dengan setiap satu gatra dalam notasi gamelan Jawa.

  ..IjBB jBBjBBjBB. Kemudian penyusun membuat ater kendhangan untuk masuk pada bagian ¾.

4. Bagian keempat

  Bagian terakhir penggambaran suasana ketenangan seseorang yang telah menentukan pilihan hatinya, diawali instrumen saron dengan teknik

  pinjalan dilakukan oleh satu orang.

  14

  _1122 3355 5566 5533 1122 3355 5566 5533 3333 3355 5566 5533 1122 3322 5533 2211 1111 1yy2 2222 2553 3112 2332 2553 3221_

  Setelah satu rambahan mulai masuk flute dan biola melodi yang sama seperti melodi saron.

  

BAB III

DESKRIPSI SAJIAN Bagian pertama No. Instrumen Notasi Keterangan Pada bagian

  ...1 j235j321 j235j321 j235j352

  1. Bonang ini

  Barung menggamba rkan suasan j356j532 j356j532 j356j532 j356j353 tegang,

  Pembukaan j567j653 567j653 567j653 j567j321 dengan alat musik bonang

  Saron barung, 6453 4231 6453 4212 kendhang jaipong,

  6564 5342 6564 5321 kempul, saron diatonis

  Kempul dibunyikan

  _5.51 5.51_ secara bersama bertujuan

  .... .... .... .... Kendhang untuk jaipong menarik perhatian

  .... .... .... ...B penonton. j.B.BI j.I.IB .B.BI j.I.IB 2.

  Bonang _3131_ _j.363j66_

  Bonang memainkan pola secara berulang-

  Kempul ulang, lama

  _ j.5.51_ atau cepat durasi tergantung kendhang

  16

  Kendhang yang

  

Ij.Ij.IjIB Ij.Ij.IB Bj.BII Bj.BII

  jaipong memberi ater.

  Bj.BIjIB BBIjBB IBBI j.DjDDjIBI

  Setelah kendhang Saron 1 memberi

  ...y 2u31 4253 6475 ater selanjutnya

  7!6! 5746 3524 13u2 masuk instrumen saron

  Saron 2 dengan

  ...u 3242 5364 756! teknik kintilan. !646 4635 241y 12&6

  Bagian Kedua 1.

  Kecapi .... .... 1... 33/21 23u1

  Kecapi bermain pada nada 1,3,2 dan 7 setelah

  1 2 z3c1 6 4 7 6 4 3 4 1 Vokal kecapi mulai

  Tak per-nah ta-u a- pa yang ter-ja-di memberi ater dengan

  Kecapi memetik

  .5j561 .2j321 .5j561 .2j321 semua senar dari nada 3 tinggi sampai nada y u 1 4 3 6 4 3 1 1 rendah

  Tak ta- u tak ta-u tak ta-u kemudian vocal masuk. .ty1 .655

  Biola

  17

  2 2 3 1 u z1c2 1

  a- pa yang ku ung-kap-kan 1 \2 3 6 5 4 \2 u u u Se- mua me- ra- suk da- lam pi-ki-ran 2 2 2 2 2 2 2 Se- sak de- ngan ser- da- du 2.

  Pada vokal 1 2 3 1 4 3 7 ! Vokal bait terkhir mulai masik

  Ba-gai me-dan tan- pa pe-rang saron, flute, gong suwukan dan vocal

  ..1 j12j.24 j43j.21 Saron 1 korr.

  Saron 2 ..5 j56j.6! j!7j.65 ..1 j12j.24 j43j.21

  Flute Gong

  ..1 ..5 ..1 suwukan .j1j j 1 j1j 1 1

  Vokal Korr Bu-ang ni-ko-lo

  3. Bonang Dimainkan

  ...1 j235j321 j235j321 Barung dengan volume yang keras. j123j234 .j345j456

  18

  j.5j.5j15 j.5j15j.51 Kempul Kendhang j.B.BB j.B.BB j.B.BB j.B.BB jaipong

  4.

  _67.j673 j67.j673_ Kempul

  Dimainkan sesuai tabuhan

  Saron masing-

  _354657_ masing, dimulai dari

  Bonang instrumen barung 1 kempul dan

  _trtw trtq_ bonang kemudian

  Bonang setelah dua

  _3636_ barung 2 rambahan kendhang mulai masuk

  Kendhang dan saron

  _jBPIjIPjDB BPIjIPjDB BPIjIPjDB jaipong memainkan teknik

  BPIjIPjDB_ kinthilan dengan volume

  IjBBjBBB yang pelan.

  5. Kendhang Diawali oleh jDBIjDBD jDBIjDBD jDBIjDBD jDBIjDBD jaipong kendhang jaipong setelah satu

  Flute rambahan ...3 j57j.6j.54 j56j.5j673 .... kemudian flute masuk,

  ...6 j56j.5j.63 5 6 7 6 5323 setelah flute selesai masuk

  ...3 j57j.6j.54 j56j.5j673 .... instrumen biola.

  Kemudian

  19

  Biola Biola+flute

  ...6 j56j.5j.63 5 6 7 6 5323 .j.7j.5 7 @[email protected] @ j&@ & 5 3 ...j3k53 j53j53j53j57 j57j65 3 masuk instrumen flute dan biola dengan nada yang sama dengan tempo yang cepat.

  6. Bonang Kempul Kendhang Jaipong

  _eyey_ _trtw trtq_ j67.j673 j67.j673 .jIkPDDjPP j.BjIBDjPP. IjPPjIPP IjBBjIBD IjPPjIPP IjBBjIBD IjPPjIK. j.BD.. IjPPjIP. jBBj.Bj.BB IjPPjIP. jBBj.Bj.BB IjPPjIP. jBBj.Bj.BB IjPPjIP. jBBj.Bj.BB IjPPjIP. D.I.

  D.I. D.I. D.D. D.D. IjDDjDDD Dimainkan secara bersama- sama dengan pukulan yang keras.

  20

  7. Gong Diawali oleh

  _2 2 2 2_ suwukan instrumen gong suwukan

  Kendhang dengan

  B _jBB.jBBB_ Jaipong tempo yang cepat, jBBBjBBjBBB jIk.Ij.IjBIB setelah beberapa bait mulai

  Ik.Ij.IjBIB Ik.Ij.IjBIB masuk pola kendhang

  .xKxjxIxHxPxjxIxPx.xDxPxD x.xKxjxIxHxPxxjIxPx.xDxPxD jaipung. x.xKxjxIxHxPxjxIxPx.xDxPxD Ik.Ij.IjBIB Ik.Ij.IjBIB Ik.Ij.IjBIB Ik.Ij.IjBIB

  8. Kendhang Setelah j BBBjBBjBBjBBjBBgB jaipong kendhang memberi aba-aba

  Saron masuk

  13j.13j13 j.7j777 13j.13j13 j.6j666 tabuhan saron.

  9. Memainkan j1t jt1jttj111 Biola tekhnik patah-patah

  10. Flute !,,,, 65321 12356

  Flute memainkan pola yang cepat kemudian

  7 656 535 321 35g6 Saron masuk tabuhan saron.

  21

  Bagian Ketiga 1.

  Vokal Cak

  . . z6x x x5x x x x c3 5 6 7 Ji - wa yang te- 6 . . 3 2 4 u 2 nang tak per-nah bim-bang . 6 . 7 . 5 . 6 Ho- o ho- o jdddj.dd jdd.jdd. dj.dj.dd

  Pada bagian ini diawali dengan vokal, kemudian masuk instrumen. Pada bagian ini digarap seperti keroncong.

  Vokal Cak Cak

  ! @ . 7 . 6 3 6 Le- ga ha- ti i- ni jdj d . jdj d . d j.j d j.j d d . . j32 4 5 6 7 @ re- sah ge- li- sah sir- dj d . jdj d . d j.j d j.j d d !,,, 3 2 1 u 1 na da- mai ku- ra- sa

  Setelah vokal selesai masuk instrumen saron.

  22

  11j.1j22j.2j33j.k356 Saron 2.

  Pada bagian 4 5 6 4 6 # @ ! Vokal ini masih digarap

  Tia-da ku- ing- ka- ri la- gi keroncong.

  Setelah vokal keroncong . . . # @ ! 6 5 selesai be- ban di- ha- ti kendhang memberi aba-

  Cak aba mulai dj d . jdj d . d j.j d j.j d d masuk pola selanjutnya.

  . 4 . 2 . 4 6 5 ki- ni tlah per-gi Cak dj d . jdj d . d j.j d j.j d d

  4 6 4 2 1 u 2 1 Da-lam ke- su- ci- an ha- ti dj d . jdj d . d j.j d j.j d d

  Cak . . j12 3 . z2x x c6 5 ku-man- tap- kan

  Cak dj d . jdj d . d j.j d j.j d d . 3 . z2x x x x c1 u 2 1 Hi- dup se- ja- ti dj d . jdj d . d j.j d j.j d d

  Cak

  23

  Kendhang ...I jBDDD.

  Bagian ini . j.1 j23 5 . j.6 j54 5

  3. Saron digarap pola kempul dan vocal ¾ dan

  . j.6 j54 3 . j.5 j67 ! saron dengan pola 4/4. . . 6 5 . . 4 3

  Setelah dua rambahan masuk pola . . j32 1 /1 /1 /1 . tabuhan bonang dan

  . . j23 5 . j.6 j54 5 saron. Bonang barung disini

  . . 4 3 . 4 5 6 sangat penting karena pola g barung

  Vokal uk menjadi

  a ritme agar Ho o o o o o o o pola saron bisa masuk.

  . 4 5 . 4 5 6 7 ! Ho o o o o o o o . 7 5 . 4 5 . 4 3 4 5 6 Ho-o o o o o o o o

  Bonang 345676 345675 123453 123476 barung 765 654 543 456 Saron

  24

  ..! .7! .7! #@! Flute

   .45 67! .75 .45 .43 456 KjIPD IjPID KjIPD IjPID KjIPD

  Kendhang IjPID KjIPD IjPID KjIPD IjPID KjIPD ID.

  _357 753_ Kempul 3 5 6 7 5 6 5 6 3 5 6 7 Saron 1 6 5 7 6 5 3 1 2 3 5 7 6 Saron 2 6 3 . 2 . 1 2 3 . 2 u y

  . 1 3 4 . 2 .j43 . j34 .j56 . 3 . 2 1 3 . 1 2 3 . 2 1 3 . 4 6 3 .j23 . j65. j!7

  25

  4. Bonang Saron Biola Flute Kendhang

  1j123j235 j56j!5j312 .j.1j235 .j.2j356 .j.3j565 55j53j.1 j23j12j356 .j.6j53j53j56! y12 123 235 567! DjIPDjIPD jIPjDBjDPD Bj.IjPDB Pj.BjBBP BjIPjIPjDDjDDI ...D PjIPjPIjPID

  Bagian ini dimainkan nada dan ritme yang sama.

IPD IPD IPD BBDI

  Flute Biola 1 y12 123 235 356!

  5 356 56! 6!@ !@#% Dimainkan dengan suara satu dan dua dengan tempo yang cepat.

  Bonang Saron Biola Flute

  1j123j235 j56j!5j312 .j.1j235 .j.2j356 .j.3j5655j53j.1 j23j12j356 .j.6j53j53j56! y12 123 235 567!

  Setelah biola dan flute masuk pada bagian unisound lagi.

  26

  DjIPDjIPD jIPjDBjDPD Bj.IjPDB Kendhang

  Pj.BjBBP BjIPjIPjDDjDDI ...D PjIPjPIjPID IPD IPD IPD BBDI

  Bagian Keempat suasana tenang Pada bagian 1235 .653 1235 .653

  1. Saron ini diawali dengan instrumen

  F F F F saron yang dilakukan oleh

  ..35 .653 1232 5321 satu orang dengan tekhnik

  F F F F kinthilan dan diiringi

  ..y2 ..53 1232 5321 instrumen cuk.

  Instrumen cuk memainkan D# F D# D seperti pola petikan gitar. ..y2 ..53 1232 5321 setelah satu rambahan flute masuk dengan

  D# F D# D nada yang sama.

BAB IV PENUTUP Penciptaan karya Komposisi musik dengan judul „‟Hitam Putih‟‟,

  sebuah karya terinspirasi pada kesenian tradisi Reog Campur Baur, perang antara kera dan kera dimana perang ini menggambarkan perang batin diri sendiri ada dua kera yang satu baik dan satu buruk dalam arti sifatnya. Adegan perang kera tersebut menggambarkan tentang kehidupan manusia terhadap gejolak hati dari perasaan seseorang.

  Perang kera dalam pertunjukan Reog Campur Baur banyak memberi inspirasi dalam pembuatan karya ini. Gerak tari dan musikalitas dalam perang kera menjadi pijakan utama penyusun menuangkan ide-ide garap. Suasana perang yang tidak menentu penyusun gambarkan dalam ketegangan dengan penggarapan vokal diiringi permainan instrumen kecapi, biola, dan flute. Kesan tegas, keras, dan berani suasana ini dituangkan melalui instrumen-instrumen berkarakter bunyi keras seperti bonang barung, saron, dan kempul dengan penggarapan ritme dan tempo. Penuangan ide-ide garap tersebut dilakukan melalui beberapa tahap penggarapan dengan observasi dan eksplorasi. Hasil observasi dan eksplorasi tersebut yang kemudian diolah sehingga terbentuklah karya komposisi musik “Hitam Putih”.

  28

DAFTAR PUSTAKA

  Alya, Qonita. 2009.“Kamus Bahasa Indonesia “, PT Indahjaya Adipratama, IKAPI. Andria, David Nova. 2015. “Diam Bergejolak”, Deskripsi Tugas Akhir

  Karya Seni, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Surakarta. Nugroho, Ari. 2016. “Poleng”, Deskripsi Tugas Akhir Karya Seni, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Surakarta.

  29 NARASUMBER

  Widi (75 tahun), sesepuh kesenian Reog Campur Baur. Mriyan, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali.

  30 WEBTOGRAFI

  https://dongengbudaya.wordpres.com/2016/04/02/sekala-niskala/

  31 GLOSARIUM Gatra :Jumlah baris dalam setiap bait tembang, jumlah sabetan

  balungan

  Gecul :Istilah lain dari lucu Imbal :Memainkan melodi atau ritme secara bergantian

Kempyung :Permainan dua nada yang mempunyai selisih nada dua

  jangkah

  Lirih :Suara yang pelan atau lembut Rambahan :Putaran permainan dalam melodi Seleh :Nada akhir dari gending yang memberikan kesan selesai Tabuhan :Permainan instrumen Tempo :Waktu, kecepatan, dalam ukuran langkah tertentu Unisono :Pola tabuhan yang serentak atau dengan ketukan yang

  sama antara instrumen satu dengan yang lainnya

  Kinthilan :Pola tabuhan yang dilakukan secara begantian dengan mengikuti melodi yang pertama.

  32 LAMPIRAN

  Foto latihan wajib

  33

  34

  Foto penentuan

  35

  36

  37

SETING PANGGUNG

  3

  12 4 2 5 11

  10 8 6

  12 13

  14

  38

1. Biola 2.

  Cak 3. Saron 4. Saron 5. Cuk 6. Kempul 7. Slenthem 8. Bonang 9. Kendhang Jaipong 10.

  Flute 11. Vocal 12. Kecapi 13. Audience

  39

DAFTAR PENDUKUNG

  INSTRUMEN YANG DIMAINKAN

  II Kendhang Jaipong

  VIII Bonang + Kecapi

  8. Adham Lanu Guana

  IV Flute

  7. Wibi Endah Pambudhi

  II Vokal + Slenthem

  6. Eka Prihatiningsih

  5. Diana Restu Nugroho

  1. Nyenyep Sukandar

  No. NAMA SEMESTER

  4. Firdaus Adhi Widagdo

  II Bonang

  3. Bagas Surya muhamad

  II Saron

  2. Wijang Pramudhito

  II Saron + Cak

  II Kempul + Cuk

  40 BIODATA

  Nama : Tri Wahyudi TTL : Boyolali, 25 April 1995 Alamat : Kawengen RT 007/002, Mriyan, Musuk, Boyolali.

  Riwayat pendidikan :

  1. Lulus TK Mriyan tahun 2001

  2. Lulus Sekolah Dasar Negeri 1 Mriyan tahun 2007

  3. Lulus Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Musuk tahun 2010

  4. Lulus Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 8 Surakarta tahun 2013