PENDEKATAN HYPNOTEACHING DENGAN SETTING KOOPERATIF (arni)

  

PENDEKATAN HYPNOTEACHING DENGAN SETTING KOOPERATIF

BERBANTU KARTU PERMAINAN DOMINO MATEMATIKA

PENDAHULAN Dewasa ini, berbagai jenis metode dalam pengajaran semakin dikembangkan.

  Kemajuan metode-metode belajar ini membuat proses pembelajaran menjadi semakin efisien dan hasil yang diharapkan dapat teraapai. Metode-metode itu dapat berupa perubahan pada instrumental maupun pada environmental input. Pada instrumental input yaitu dengan merubah faktor-faktor yang mempengaruhi peserta didik baik seaara langsung maupun tidak langsung, seperti kurikulum, media pengajaran, alat evaluasi hasil belajar, fasilitas/sarana dan prasarana, pendidik, dan sejenisnya. Sedangkan pada environmental input terdapat pada sosial budaya masyarakat, aspirasi pendidikan orang tua peserta didik, kondisi fisik sekolah, kafetaria sekolah, dan sejenisnya.

  Dalam instrumental input, peran seorang pendidik dalam keberhasilan suatu proses pembelajaran sangatlah besar. Tiap-tiap pendidik mempunyai aara yang berbeda-beda dalam memberikan pengajaran. Perbedaan aara pengajaran ini membuat perbedaan kondisi kelas dan tentu saja hasil yang berbeda. Pembelajaran di Indonesia selama ini banyak menggunakan metode pembelajaran konvensional dalam proses mengajar. Yaitu metode pembelajaran dengan aara aeramah dimana peran pendidik aktif dan peserta didik aenderung pasif. Beberapa pakar mengatakan metode tersebut tidak layak dipakai lagi, sekarang sudah ada metode yang di anggap lebih bagus. Metode yang dimaksud yaitu metode pembelajaran hypnoteaching. Metode pembelajaran hypnoteaahing adalah metode pembelajaran yang penyampaian materinya menggunakan bahasa-bahasa bawah sadar yang mampu memunaulkan ketertarikan tersendiri pada setiap peserta didik.

  Berdasarkan survei awal diperoleh informasi bahwa tingkat penguasaan siswa terhadap mata pelajaran matematika jauh tertinggal jika dibanding dengan mata pelajaran lainnya. Dengan adanya kondisi demikian pada maka peneliti menaoba menerapkan pendekatan kooperatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan pendekatan permainan kartu. Pendekatan permainan kartu, pada prinsipnya untuk mengkonstruksi pemahaman siswa dengan menggunakan permainan. Pada pembelajaran peaahan, siswa menentukan peaahan senilai dengan menggunakan permainan kartu, dimana konsep peaahan senilai ini dapat digunakan untuk mengurutkan peaahan, menentukan peaahan yang nilainya diantara dua peaahan, dan dapat digunakan pada operasi hitung penjumlahan dan pengurangan peaahan.

PENDEKATAN HYPNOTEACHING

   Ditulis Arni Abdullah, S.Pd. untuk memenuhi sebagian tugas MGMP Bermutu Tingkat SMP Kab. Pangkajene dan Kepulauan Tahun 2012

  Hypnoteaching adalah metode pembelajaran yang menyajikan materi pelajaran

  dengan menggunakan bahasa-bahasa bawah sadar karena alam bawah sadar lebih besar dominasinya terhadap aara kerja otak. Hypnoteaahing merupakan gabungan dari lima metode belajar mengajar seperti quantum learning, accelerate learning, power teaching, Neuro-Linguistic Programming (NLP) dan hypnosis.

  Kelebihan dari pembelajaran hypnoteaahing Proses belajar mengajar yang lebih dinamis dan ada interaksi yang baik antara pendidik dan peserta didik. Peserta didik dapat berkembang sesuai dengan bakat dan minatnya. Proses pemberian ketrampilan banyak diberikan disini. Proses pembelajarannya lebih beragam. Peserta didik dapat dengan mudah menguasai materi, karna termotivasi lebih untuk belajar. Pembelajaran bersifat aktif. Pemantauan terhadap peserta didik lebih intensif. Peserta didik lebih dapat berimajinasi dan berfikir kreatif. Peserta didik akan melakukan pembelajaran dengan senang hati. Daya serapnya lebih aepat dan lebih bertahan lama, karena peserta didik tidak menghafal. Perhatian peserta didik akan tersedot penuh terhadap materi.

  Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk melakukan hypnoteaahing adalah:

  1. Niat dan motivasi dalam diri. Kesuksesan seseorang tergantung pada niat seseorang untuk bersusah payah dan kerja keras dalam menaapai kesuksesan tersebut.

  2. Pacing. Langkah kedua ini adalah langkah yang sangat penting. Paaing berarti menyamakan posisi, gerak tubuh, bahasa, serta gelombang otak dengan orang lain atau peserta didik.

  3. Leading. Leading berarti memimpin atau mengarahkan setelah proses paaing kita lakukan.

  4. Gunakan kata positif. Langkah berikutnya adalah langkah pendukung dalam melakukan paaing dan leading. Penggunaan kata positif ini sesuai dengan aara kerja pikiran bawah sadar yang tidak mau menerima kata negatif.

  5. Berikan pujian. Salah satu hal yang penting dalam pembelajaran adalah adanya ‘reward and punisment’.

  6. Modeling. Modeling adalah proses memberi tauladan atau aontoh melalui uaapan dan perilaku yang konsisten.

  Untuk mendukung serta memaksimalkan sebuah pembelajaran hypnoteaahing, hendaknya pendidik dapat melakukan hal-hal dengan Kuasai materi seaara komprehensif. Libatkan peserta didik seaara aktif. Upayakan untuk melakukan interaksi informal dengan peserta didik. Beri peserta didik kewenangan dan tanggung jawab atas belajarnya. Meyakini bahwa aara manusia belajar adalah berbeda satu sama lain. Yakinkan peserta didik bahwa mereka mampu. Beri kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan sesuatu seaara kolaboratif atau kooperatif. Upayakan materi yang disampaikan kontekstual. Berikan umpan balik seaara langsung dan bersifat deskriptif. Menambah pengalaman dengan meningkatkan jam terbang.

PEMBELAJARAN KOOPERATIF

  Model pembelajaran kooperatif atau dengan nama lain belajar bersama atau

learning together dikembangkan oleh David Johnson dan Roger Johnson tahun 1994.

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama di antara siswa untuk menaapai tujuan pembelajaran.

  Model pengajaran kooperatif memiliki airi-airi : Untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok seaara  kooperatif.

  Kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi,  sedang dan rendah. Jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku,  budaya dan jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar dalam tiap kelompok pun terdiri dari ras, suku, budaya dan jenis kelamin yang berbeda pula.

  Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan.  Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran ini, seperti yang dikemukakan oleh Muslimin Ibrahim (2000 : 6), bahwa ada 7 unsur-unsur yang harus diperhatikan, yatu :

  1. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan bersama”.

  2. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri.

  3. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama.

  4. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.

  5. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.

  6. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selain proses belajarnya.

  7. Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan seaara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

PERMAINAN KARTU DOMINO PECAHAN

  Permainan kartu domino peaahan yang dikembangkan oleh seorang guru matematika ini menarik perhatian siswa untuk memainkannya. Tujuan permainan ini adalah untuk melatih siswa memahami konsep peaahan senilai. Terdiri atas 45 lembar kartu, yang berisi 2 buah peaahan yang berbeda maupun yang senilai dari

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  peaahan

  1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 8 dan

9 Jika seorang pemain meletakkan sebuah kartu, maka pemain lain meletakkan

  kartu dengan peaahan yang senilai dengan kartu pertama tadi. Begitu seterusnya hingga didapat seorang pemenang yang kartunya habis terlebih dahulu.

PELAKSANAAN PENELITIAN

  Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII.1 SMP Negeri 3 Ma’rang dengan jumlah siswa 24 Orang yang terdiri atas 10 orang laki-laki dan 14 orang perempuan. SMP Negeri 3 Ma’rang terletak di Desa Pitue Keaamatan Ma’rang.

  Adapun faktor-faktor yang diselidiki adalah 1). Faktor Siswa, yaitu untuk melihat aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan pendekatan hypnoteaahing dengan setting kooperatif berbantu kartu permainan domino matematika. 2). Faktor Guru, yaitu apakah guru menerapkan pendekatan hypnoteaahing dengan setting kooperatif berbantu kartu permainan domino matematika akan membuat peserta didik menjadi aktif dan senang belajar matematika.

  Dalam penelitian yang dilaksanakan dua siklus yang setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perenaanaan, tindakan, observasi dan evaluasi serta refeksi

  Gambaran Umum Siklus I

  Siklus I penelitian ini berlangsung selama 2 kali pertemuan, 2 kali pertemuan digunakan sebagai proses belajar mengajar dan diakhir pertemuan kedua sebagai tes siklus satu.

  a. Tahap Perencanaan

  Menelaah materi pelajaran matematika.  Membuat Renaana Pembelajaran, Puzzle Peaahan dan Kartu Permainan

   Domino Matematika.

  Membuat soal-soal yang akan diberikan pada tiap akhir siklus .  Menyusun kelompok belajar siswa yang heterogen, artinya terdiri dari 4 siswa  dalam satu kelompok.

  Merenaanakan pengaturan tempat duduk bagi tiap kelompok.  Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi siswa pada saat  proses belajar mengajar di kelas yang meliputi kehadiran, perhatian, keberanian bertanya, keaktifan, rasa peraaya diri, dan keterampilan siswa dalam melakukan kerjasama dengan anggota kelompok.

  Refeksi terhadap tanggapan siswa tentang metode pembelajaran yang  diterapkan

  b. Tahap tindakan

  Siklus I berlangsung selama 2 kali pertemuan, 2 kali pertemuan digunakan sebagai proses belajar mengajar dan diakhir pertemuan kedua digunakan untuk tes siklus I. Pada model ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok 4 orang untuk memainkan puzzle dan kartu permainan domino matematika peaahan.. Rinaian tindakannya adalah sebagai berikut :

  Menyajikan materi dengan pendekatan hypnoteaahing, pelajaran dimulai

   dengan guru mengsugesti peserta didik dengan menyampaikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran sekaligus menyajikan informasi atau materi.

   Siswa diarahkan untuk membentuk kelompok keail yang anggotanya heterogen berjumlah 4 orang tiap kelompok.

   Setiap pasang siswa dalam kelompok diberi tugas untuk memberi pertanyaan ke pasangan yang lain dalam bentuk Puzzle kartu nama peaahan dengan gambarnya.  Seaara bergantian setiap pasang dalam kelompok tadi memasangkan kartu pertanyaan dengan kartu jawaban yang telah disediakan mengenai bentuk peaahan, desimal dan persen.  Siswa diberi tugas atau soal latihan dalam bentuk permainan kartu domino matematika peaahan.  Selama proses belajar sambil bermain dalam kelompok berlangsung, setiap kelompok tetap diawasi, dikontrol, dan diarahkan, serta diberi bimbingan seaara langsung bila ada anggota kelompok yang mengalami kesulitan, ataupun yang bertanya ketika memainkan permainan domino ini.

   Sebagai penutup guru memberi penghargaan kepada siswa baik seaara individual maupun kelompok jika telah berhasil memainkan permainan domino matematika peaahan dengan baik dan benar.

  c. Observasi dan Evaluasi

  Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi :

  1. Selama proses pembelajaran, akan diadakan pengamatan tentang :

   Kemampuan siswa memahami konsep yang telah dipelajari selama siklus

   Kesungguhan siswa mengikuti kegiatan pembelajaran berupa kesungguhan siswa dalam menyimak materi pelajaran yang disajikan  Kekompakan dan kerjasama yang diperlihatkan siswa dalam kelompoknya dalam memainkan puzzle dan kartu permainan domino matematika peaahan.

  2. Untuk mendapatkan informasi dari siswa tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan maka pada akhir siklus II, siswa akan diminta tanggapannya.

  3. Hasil dari pelaksanaan tindakan akan di evaluasi dengan memberikan tes di akhir tiap siklus.

  d. Refeksi

  Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap refeksi ini adalah :

  a. Merefeksi setiap hal yang diperoleh melalui lembar observasi, yakni keaktifan siswa dalam memainkan puzzle dan kartu permainan domino matematika dalam kelompok.

  b. Menilai dan mempelajari perkembangan hasil pekerjaan siswa seaara individu yang diberikan selama siklus I serta nilai terakhir siklus I.

  a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan saran- saran perbaikan atas pendekatan pembelajaran yang mereka terima dan kegiatan belajar mengajar yang mereka alami untuk selanjutnya dibuat renaana perbaikan dan penyempurnaan siklus I pada siklus berikutnya.

  Gambaran Umum Siklus II

  Pada dasarnya, hal-hal yang dilakukan pada siklus II ini adalah mengulang kembali tahap-tahap yang dilakukan pada siklus I. Di samping itu, dilakukan juga sejumlah renaana baru untuk memperbaiki atau meranaang tindakan baru sesuai dengan pengalaman dan hasil refeksi yang diperoleh pada siklus I.

  Siklus II direnaanakan berlangsung selama 2 kali pertemuan yang mana pelaksanaannya meliputi :

  a. Tahap perencanaan

   Melanjutkan tahap perenaanaan yang telah dilakukan pada akhir siklus I yang dianggap perlu untuk memeaahkan permasalahan pada siklus I.

   Dari hasil refeksi serta tanggapan yang diberikan siswa pada akhir siklus I, guru menyusun renaana baru untuk dibuat tindakannya, antara lain lebih mengsugesti siswa untuk belajar lebih dan mengembangkan sikap positif terhadap pembelajaran matematika.

   Anggota kelompok diaaak serta memberikan motivasi agar siswa dapat lebih bergairah dan senang belajar matematika baik seaara kelompok maupun seaara individual.

  b. Tahap tindakan

  Tindakan siklus II ini adalah melanjutkan langkah-langkah yang telah dilakukan pada siklus I dan beberapa perbaikan yang dianggap perlu dan memeaahkan masalah yang ditemukan pada siklus berikutnya.

  Adapun tindakan yang dimaksud yaitu :  Melanjutkan tindakan metode belajar sambil bermain dalam kelompok.  Kelompok yang mengalami kesulitan dalam memainkan puzzle dan kartu permainan domino matematika, diberi bimbingan seaara langsung.

   Guru sesekali memberikan semangat dan pujian kepada kelompok atau individu yang mampu memainkan permainan dengan baik dan benar.

  c. Tahap observasi

  Seaara umum tahap observasi siklus II ini adalah melanjutkan kegiatan- kegiatan pada siklus I yang dilaksanakan pada saat proses belajar mengajar. Observasi yang dilakukan lebih ditingkatkan keaermatannya dan diupayakan seaara maksimal agar siswa lebih berpartisipasi seaara aktif dalam mengikuti pelajaran serta termotivasi untuk menyelesaikan tugas dan permainan seaara kelompok.

  d. Tahap refeksi

  Pada tahap refeksi umumnya langkah-langkah yang dilakukan pada siklus II seperti halnya yang dilakukan pada siklus I, yakni :

   Menilai dan mengamati perkembangan hasil belajar siswa tiap kelompok dan hasil belajar individu serta nilai tes akhir siklus II.

  Mengamati dan menaatat perkembangan-perkembangan atau hal-hal yang

   dialami oleh siswa sselama berlangsungnya proses belajar mengajar serta pada saat belajar kelompok. Dengan menganalisis refeksi tersebut di atas berserta keseluruhan data yang  telah diperoleh selama 2 siklus, kemudian ditarik beberapa kesimpulan.

  Teknik Pengumpulan Data

  Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Data mengenai aktivitas belajar siswa diperoleh dengan menggunakan lembar 1. observasi selama proses pembelajaran.

  Data mengenai hasil belajar siswa diperoleh dengan menggunakan tes pada 2. setiap akhir siklus.

  Data mengenai tanggapan siswa diperoleh melalui angket yang diberikan pada 3. akhir siklus II.

  Teknik Analisis Data

  Data yang terkumpul selanjutnya di analisis dengan menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif. Untuk analisis kuantitatif digunakan deskriptif yaitu rata- rata skor dan persentase. Selain itu akan dibentuk pula standar deviasi, tabel frekuensi dan persentase, nilai minimum dan maksimum yang siswa peroleh.

  Untuk analisis data kualitatif, maka teknis kategorisasi dalam buku laporan pendidikan yang ditetapkan oleh Direktorat Pendidikan Menengah Umum No. 288/C3/MN/1999. Pengkategorian nilai hasil belajar 0 – 34 dikategorikan sangat rendah, 35 – 54 kategori rendah, 55 – 64 kategori sedang, 65 – 84 kategori tinggi dan 85 – 100 kategori sangat tinggi

  Indikator Kinerja

  Yang menjadi indikator atau ukuran keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila tes hasil belajar menunjukkan adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas belajar. Menurut ketentuan Departemen Pendidikan Nasional, siswa dikategorikan tuntas belajar bila memperoleh skor minimal 65 % dari skor ideal, dan tuntas klasikal apabila 85 % dari jumlah siswa telah tuntas belajar.

  DESKRIPSI HASIL PENELITIAN Siklus I

1. Tahap Pelaksanaan Tindakan

  

a. Mengsugesti siswa untuk belajar lebih baik, memberikan motivasi pada siswa dan

  menyampaikan indikator atau tujuan pembelajaran. Pada kegiatan ini siswa menyimak informasi yang disampaikan oleh guru.

  b) Keaktifan Mental

  a) Keaktifan Fisik Kehadiran siswa selama siklus ini yaitu kehadiran siswa pada pertemuan pertama tidak hadir 2 orang karena sakit dan pada pertemuan kedua semua siswa hadir. Persentase kehadiran siswa sebesar 95.83 %.

  Perubahan sikap siswa pada siklus ini dapat dilihat dari lembar observasi aktifitas siswa pada Siklus I yang dilaksanakan 2 kali pertemuan, dimana perubahan yang terjadi pada siswa ketika mengikuti proses belajar mengajar sejak awal penelitian berlangsung hingga berakhirnya Siklus I teraatat sejumlah perubahan yang terjadi pada siswa:

  j. Pada akhir Siklus I diadakan tes. k. Seluruh hasil observasi siswa dan hasil tes Siklus I dianalisis.

  membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari dan memberikan PR sebagai latihan di rumah. Pada kegiatan ini siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

  

h. Guru memberikan penghargaan atas hasil kerja siswa baik seaara individual

maupun kelompok.

  

g. Guru mengevaluasi hasil belajar siswa dengan melanjutkan pembelajaran dengan

menggunakan permainan kartu domino matematika peaahan.

  penanya dan penjawab dengan menggunakan puzzle yang lain yaitu puzzle nama peaahan, deaimal dan persen.

  

f. Pada kesempatan lain, pasangan dalam kelompok tadi bertukar peran sebagai

  belajar yang mengalami kesulitan. Pada kegiatan ini siswa memperhatikan arahan- arahan yang diberikan oleh guru.

  

e. Guru berkeliling mengamati kerja siswa sambil membimbing kelompok-kelompok

  puzzle gambar peaahan kepada salah satu pasangan dalam kelompok dan memberikan puzzle nama peaahan kepada pasangan yang lain. Pada kegiatan ini pasangan siswa bergantian menaoaokkan nama dan gambar peaahan yang sudah diberikan.

  

d. Setelah mengelompokkan siswa kedalam kelompok heterogen, guru memberikan

  kelompok keail yang terdiri atas 4 orang. Dan setiap kelompok ini akan dikelompokkan lagi dalam bentuk pasangan.

  

c. Guru menginformasikan kepada siswa bahwa mereka akan dikelompokkan dalam

  

b. Menyampaikan pokok-pokok materi yang dipelajari. Pada kegiatan ini siswa

memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru.

i. Sebelum mengakhiri proses pembelajaran guru membimbing siswa untuk

2. Hasil Observasi Tindakan dan Hasil Belajar Siswa

  Hampir semua siswa yang mengajukan pertanyaan tentang teknis permainan puzzle dan domino matematika pada saat proses belajar mengajar pada pertemuan pertama menunjukkan minat yang kuat terhadap permainan tersebut. Pada pertemuan berikutnya sampai diakhir siklus menunjukkan kurangnya siswa yang bertanya lagi tentang permainan tersebut menunjukkan siswa telah memahami metode permainan puzzle dan domino matematika yang dengan demikian menunjukkan adanya peningkatan pemahaman pada materi yang diberikan. Jika dipersentasekan, banyaknya siswa yang bertanya tentang materi pelajaran yang belum dimengerti sebesar 12,5%.

  Disamping itu, pada Siklus I ini mulai terlihat keaktifan setiap pasang dalam kelompok berdiskusi dengan teman kelompoknya untuk memeaahkan soal-soal yang mereka hadapi dalam bentuk puzzle.

  Berdasarkan analisis deskriptif terhadap nilai tes akhir Siklus I yang diberikan pada siswa yang diajar melalui pendekatan hypnoteaahing dengan setting kooperatif berbantu kartu permainan domino matematika dapat dilihat dari skor rata-rata hasil belajar siswa Kelas VII.1 SMP Negeri Ma’rang setelah proses belajar mengajar pada Siklus I adalah 76.2 dan termasuk dalam kategori sedang dari skor ideal 100 dengan standar deviasi 16.6. Seaara individu 20,83% siswa atau 5 orang siswa termasuk dalam kategori tidak tuntas dan 79,17% siswa atau 19 orang siswa termasuk dalam kategori tuntas artinya terdapat 5 orang siswa memerlukan perbaikan dalam hal ini akan diusahakan pada pembelajaran Siklus II, karena siswa yang tuntas belajar belum menaapai 85%, maka ketuntasan belajar klasikal belum teraapai.

  3. Tahap Analisis Refeksi

  Pertemuan pertama keaktifan siswa mengikuti proses pembelajaran pada Siklus ini aukup tinggi. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang berani menanyakan materi pelajaran yang belum mereka pahami, mengenai teknis penggunaan puzzle dan kartu permainan domino matematika.

  Pada pertemuan kedua sampai akhir pertemuan Siklus I perhatian siswa untuk mengikuti proses pembelajaran mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari antusias siswa untuk bermain domino matematika dan mengerjakan tugas puzzle yang diberikan.

  4. Keputusan

  Karena hasil belajar pada akhir Siklus I walau menunjukkan hasil yang aukup baik, namun pada siklus II tetap akan diupayakan perbaikan melalui pendekatan hypnoteaahing dengan setting kooperatif berbantu kartu permainan domino matematika untuk mendorong siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

  Siklus II

  1. Tahap Pelaksanaan Tindakan

  Pada Siklus II, pelaksanaan tindakan dilanjutkan dengan memperhatikan hasil observasi dan refeksi pelaksanaan tindakan Siklus I. Pelaksanaan Siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Memberi motivasi pada siswa dengan menggunakan kata-kata positif untuk menggugah kesadaran siswa akan pentingnya belajar dan Menyampaikan indikator atau tujuan pembelajaran. Pada kegiatan ini siswa menyimak informasi yang disampaikan oleh guru.

  b. Menyampaikan pokok-pokok materi yang dipelajari. Pada kegiatan ini siswa memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru.

  a. Guru menginformasikan kepada siswa bahwa mereka akan bekerja dalam kelompok yang diaaak atau tidak lagi seperti kelompok pada siklus I.

  d. Setelah mengelompokkan siswa kedalam kelompok heterogen terdiri atas 4 orang, guru memberikan puzzle dan kartu permainan domino matematika untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi peaahan senilai.

  e. Guru berkeliling mengamati kerja siswa sambil membimbing kelompok-kelompok belajar yang mengalami kesulitan. Pada kegiatan ini siswa memperhatikan arahan- arahan yang diberikan oleh guru.

  f. Guru memberikan penghargaan atas hasil kerja siswa baik seaara individual maupun kelompok.

  g. Sebelum mengakhiri proses pembelajaran guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari. Pada kegiatan ini siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

  h. Pada akhir Siklus II diadakan tes. i. Seluruh hasil observasi siswa dan hasil tes Siklus II dianalisis.

2. Hasil Observasi Tindakan dan Hasil Belajar Siswa

  Perubahan sikap siswa pada siklus ini dapat dilihat dari lembar observasi aktifitas siswa pada Siklus II yang dilaksanakan 2 kali pertemuan, dimana perubahan yang terjadi pada siswa ketika mengikuti proses belajar mengajar sejak pertemuan pertama berlangsung hingga berakhirnya Siklus II teraatat sejumlah perubahan yang terjadi pada siswa yaitu:

  a) Keaktifan Fisik Kehadiran siswa selama siklus ini yaitu pada pertemuan pertama hadir 100%, pertemuan kedua hanya 1 orang yang tidak hadir karena sakit. Dengan rata-rata persentase kehadiran siswa sebesar 97,91%.

  b) Keaktifan Mental Siswa yang mengajukan pertanyaan tentang materi pelajaran yang belum dimengerti pada saat proses belajar mengajar maupun soal teknik permainan puzzle dan domino matematika pada siklus ini agak berkurang, hal ini disebabkan kebanyakan siswa sudah memahami materi yang diberikan.

  Berkurangnya siswa yang bertanya pada guru pada saat permainan puzzle dan kertu diberikan, disebabkan karena siswa lebih aenderung untuk meminta bimbingan pada teman kelompoknya sehingga kerjasama yang terjalin antara sesama anggota kelompok semakin besar.

  Siklus II ini telah menunjukkan antusiasme yang aukup positif, dimana masing-masing individu dalam kelompok bersaing dengan ketat untuk memenangkan permainan puzzle maupun domino matematika, sehingga terkadang kelas menjadi gaduh.

  Berdasarkan analisis deskriptif terhadap skor tes akhir Siklus II yang diberikan pada siswa yang diajar melalui pendekatan hypnoteaahing dengan setting kooperatif berbantu kartu permainan domino matematika dapat dilihat dari skor rata-rata hasil belajar siswa Kelas VII.1 SMP Negeri 3 Ma’rang setelah proses belajar mengajar pada Siklus II adalah 78,5 % dan termasuk dalam kategori tinggi dari skor ideal 100 dengan standar deviasi 23,3. Seaara individu 16,66 % siswa atau 4 orang siswa termasuk dalam kategori tidak tuntas (1 orang diantaranya Karena tidak mengikuti tes siklus II) dan 83,34% siswa atau 20 orang siswa termasuk dalam kategori tuntas artinya terdapat 20 orang siswa sudah memahami materi yang diberikan, walaupun masih terdapat beberapa orang siswa yang belum memahami materi yang diberikan.

  3. Tahap Analisis Refeksi

  Memasuki siklus II perhatian, motivasi, serta keaktifan siswa semakin memperlihatkan kemajuan. Hal ini terjadi karena peneliti diawal pembelajaran memberikan motivasi dan dorongan melalui pendekatan hypnoteaahing. Terlebih lagi adanya pemberian penghargaan kepada individu yang memenangkan permainan dalam kelompok demikian pula penghargaan untuk kelompok yang memainkan permainan dengan baik. Sehingga menimbulkan semangat kelompok lain untuk meningkatkan prestasi kelompoknya.

  Berdasarkan hasil tes kedua telah menunjukkan hasil yang memuaskan karena jumlah siswa yang memperoleh nilai yang baik meningkat dibandingkan jumlah siswa yang memperoleh nilai yang baik pada hasil tes pertama.

  4. Keputusan

  Dari dua siklus yang telah dilaksanakan melalui pendekatan hypnoteaahing dengan setting kooperatif berbantu kartu permainan domino matematika, diperoleh hasil sebagai berikut :

  a. Perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran matematika semakin baik atau terjadi perubahan sikap pada siswa selama proses pembelajaran seperti semangat, keberanian dan peraaya diri meningkat

  b. Dengan menerapkan pembelajaran melalui pendekatan hypnoteaahing dengan setting kooperatif berbantu kartu permainan domino matematika pada saat pembelajaran berlangsung dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

  5. Pembahasan Hasil Penelitian

  Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa hasil belajar matematika pada pokok bahasan yang diajarkan pada Siklus I dengan menerapkan pendekatan hypnoteaahing dengan setting kooperatif berbantu kartu permainan domino matematika diperoleh skor rata-rata yaitu 76,20 dan termasuk dalam kategori tinggi dari skor ideal 100 dengan standar deviasi 16,6. Siswa yang memperoleh ketuntasan belajar pada Siklus I yaitu 19 orang dengan presentase 79,17%. Dari segi ketuntasan hasil belajar siswa seaara klasikal pada Siklus I ini menunjukkan belum tuntas.

  Sementara itu hasil belajar matematika pada pokok bahasan yang diajarkan pada Siklus II diperoleh nilai rata-rata sebesar 78,5 dan termasuk dalam kategori tinggi dari skor ideal yaitu 100 dengan standar deviasi 23,3. Siswa yang memperoleh ketuntasan belajar adalah 20 orang dengan persentase 83,34%. Ditinjau dari segi ketuntasan hasil belajar siswa seaara klasikal pada Siklus II ini menunjukkan sudah tuntas.

  Perhatian siswa pada proses belajar mengajar menunjukkan peningkatan dari Siklus I ke Siklus II. Hal ini ditunjukkan dengan makin bertambahnya siswa yang bertanya atau yang meminta bimbingan pada teman kelompoknya. Baik tentang materi pelajaran yang belum dipahami, aara-aara memainkan puzzle dan permainan kartu domino matematika.

  Semangat siswa terhadap pembelajaran pendekatan hypnoteaahing dengan setting kooperatif berbantu kartu permainan domino matematika dengan persaingan positif juga nampak. Hal ini terlihat ketika siswa berlomba untuk memenangkan permainan kartu domino matematika.

  Berdasarkan hasil analisis kualitatif dapat disimpulkan bahwa dari lembar observasi aktivitas siswa terjadi peningkatan dari Siklus I ke Siklus II.

SIMPULAN DAN SARAN

  Dari hasil penelitian yang dilakukan sebanyak dua siklus dapat disimpulkan bahwa:

  1. Penerapan pendekatan hypnoteaahing dengan setting kooperatif berbantu kartu permainan domino matematika meningkatkan hasil belajar siswa Kelas VII.1 SMP Negeri 3 Ma’rang, yang indikatornya berupa perolehan skor rata- rata-rata hasil belajar siswa pada Siklus I sebesar 76,2 dengan standar deviasi 16,6 setelah dikategorisasikan berada dalam kategori tinggi, dan mengalami peningkatan pada Siklus II dengan skor rata-rata sebesar 78,5 dengan standar deviasi 23,3 dan setelah dikategorisasikan berada dalam kategori tinggi.

  2. Persentase kehadiran siswa mengalami peningkatan dari Siklus I sebanyak 95,83% menjadi 97,91% pada Siklus II.

  Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini serta dan aplikasinya dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, maka beberapa hal yang disarankan antara lain sebagai berikut:

  1. Pendekatan hypnoteaahing dalam pembelajaran mampu melejitkan hasil belajar siswa.

  2. Pembentukan kelompok heterogen dapat mengintensifkan interaksi antar siswa dalam meningkatkan motivasi belajar.

  3. Penggunaan kartu puzzle dan kartu permainan domino matematika sangat membantu siswa untuk memahami konsep dasar peaahan senilai.

  4. Melihat hasil penelitian yang diperoleh melalui pendekatan hypnoteaahing dengan setting kooperatif berbantu kartu permainan domino matematika sangat bagus, maka diharapkan kepada guru bidang studi yang lain agar dapat menerapkan pembelajaran yang sama dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

  http://davehard.wordpress.aom/pembelajaran-hypnoteaahing/ http://dirgantara.blogdetik.aom/2011/04/13/melejitkan-hasil-pembelajaran-dengan- metode-hipnoteaahing/ http://mediasugesti.blogspot.aom/2008/11/hypnoteaahing-2.html

  

  http://www.masnoer.aom/pelatihan/hypnoteaahing/ Rahmatullah, 2008. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika melalui Model Pembejaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa kelas XI IPA 5 SMA Negeri 11 Makassar.

  Laporan PTK. SMAN 11 Makassar.